Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PRILAKU HORMAT DAN PATUH


KEPADA ORANG TUA DAN GURU

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH


MATERI AQIDAH AKHLAK SD/SMP/SMA

OLEH :
KELOMPOK X

1. NURDASANAH PUTRI
2. YANDI PRANATA
3. ROMI ISWANDI, ST

DOSEN PENGAMPUH : DR. JULIANSYAH, M.Pd.I

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIAH AL-QUR’ANIAH
2020/2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT serta
shalawat dan salam kami sampaikan hanya bagi tokoh dan teladan kita Nabi
Muhammad SAW. Diantara sekian banyak nikmat Allah SWT yang membawa
kita dari kegelapan ke dimensi terang yang memberi hikmah dan yang paling
bermanfaat bagi seluruh umat manusia sehingga oleh karena-Nya kami dapat
menyelesaikan Tugas Mata Kuliah Materi Aqidah Akhlak SD/SMP/SMA ini
dengan baik dan tepat waktu.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh Dosen pada Mata Kuliah Materi
Aqidah Akhlak SD/SMP/SMA. Dalam proses penyusunan tugas ini penulis
menjumpai hambatan, namun berkat dukungan materil dari berbagai pihak dan
partisifasi anggota kelompok, akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas ini
dengan tepat waktu, oleh karena itu melalui kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua
pihak terkait yang telah membantu terselesaikannya tugas ini.
Segala sesuatu yang salah datangnya hanya dari manusia dan seluruh hal
yang benar datangnya hanya dari agama berkat adanya nikmat iman dari Allah
SWT, meski begitu tentu tugas ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu
segala saran dan kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak sangat penulis
harapkan demi perbaikan pada tugas selanjutnya. Besar harapan penulis semoga
Makalah ini bermanfaat khususnya bagi kelompok kami dan bagi pembaca lain
pada umumnya.
Manna, Desember 2021
Penulis
KELOMPOK X

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar i
Daftar isi ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian hormat dan patuh 3
B. Contoh prilaku hormat dan patuh 4
C. Dalil hormat dan patuh kepada kedua orang tua 5
D. Kisah Teladan Hormat Dan Patuh Kepada Kedua Orang Tua Dan
Guru 7
E. Hikmah Patuh Dan Hormat Kepada Kedua Orang Tua Dan Guru 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 12
B. Saran 12
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Birrul walidain atau berbakti kepada orang tua adalah hal yang
diperintahkan dalam agama. Oleh karena itu bagi seorang muslim, berbuat baik
dan berbakti kepada orang tua bukan sekedar memenuhi tuntunan norma susila
dan norma kesopanan, namun juga memenuhi norma agama, atau dengan kata
lain dalam rangka mentaati perintah Allah Ta‟ala dan Rasul-Nya shallallahu
‘alaihi wa sallam birrul waalidain (berbakti kepada kedua orang tua), lebih dari
sekadar berbuat ihsan (baik) kepada keduanya. Namun birrul walidain
memiliki nilai-nilai tambah yang semakin “melejitkan” makna kebaikan
tersebut, sehingga menjadi sebuah “bakti”. Dan sekali lagi, bakti itu sendiripun
bukanlah balasan yang setara untuk dapat mengimbangi kebaikan orang tua.
Namun setidaknya, sudah dapat menggolongkan pelakunya sebagai orang yang
bersyukur. Orang tua kita adalah manusia yang paling berhak mendapatkan dan
merasakan “budi baik” seorang anak, dan lebih pantas diperlakukan secara
baik oleh si anak, ketimbang orang lain. Ada beragam cara yang bisa dilakukan
seorang muslim, untuk “mewujudkan” perbuatan baiknya kepada kedua orang
tuanya secara optimal.
Guru adalah orang tua kita di sekolah, ketika guru memberi materi dan
menjelaskan pelajaran kita harus memperhatikannya dengan baik, karena apa
yang disampaikan guru adalah untuk bekal ilmu kita mengarungi kehidupan
selanjutnya agar kehidupan kita bisa lebih baik dari sebelumnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi hormat dan patuh kepada kedua orang tua dan guru
2. Apa saja dalil tentang hormat dan patuh kepada kedua orang tua dan guru
3. Mengetahui kisah teladan tentang hormat dan patuh kepada kedua orang tua
dan guru
4. Hikmah tentang hormat dan patuh kepada kedua orang tua dan guru

1
C. Tujuan Penulisan Makalah
1. Pembaca dapat memahami tentang hormat dan patuh kepada kedua orang
tua
2. Pendorong timbulnya perbuatan baik kepada kedua orang tua
3. Dapat mengambil hikmah dari kisah teladan kepada kedua orang tua dan
guru

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hormat Dan Patuh


Orang tua merupakan orang yang paling berjasa dalam hidup kita.
Bagaimana cara membalas kebaikan orang tua ? Salah satu cara membalas
kebaikan orang tua yaitu bersikap patuh kepada orang tua. Selain kepada orang
tua, kita harus bersikap patuh kepada guru dan sesama anggota keluarga.
Berikut pengertian mengenai hormat dan patuh.
Hormat berarti menghargai, takzim dan khidmat kepada orang lain,
baik orang tua, guru sesama anggota keluarga. Dalam hubungan dengan orang
tua, perilaku hormat ditujukan dengan berbakti kepada orang tua. Berbakti
merupakan kewajiban anak kepada orang tua. Berbakti Kepada orang tua
merupakan salah satu amal saleh yang mulia. Perintah berbakti kepada orang
tua terdapat dalam beberapa ayat Al-Qur’an diantaranya QS.Al Baqarah ayat :
83

‫ون إِاَّل هَّللا َ َوبِ ْال َوالِ َدي ِْن‬


َ ‫يل اَل تَ ْعبُ ُد‬
َ ِ‫ق بَنِي إِس َْرائ‬ َ ‫ذ أَ َخ ْذنَا ِميثَا‬eْ ِ‫َوإ‬
‫اس ُح ْسنًا‬ ِ َّ‫ لِلن‬e‫ين َوقُولُوا‬ ِ ‫إِحْ َسانًا َو ِذي ْالقُرْ بَ ٰى َو ْاليَتَا َم ٰى َو ْال َم َسا ِك‬
‫ َوآتُوا ال َّز َكاةَ ثُ َّم تَ َولَّ ْيتُ ْم إِاَّل قَلِياًل ِم ْن ُك ْم َوأَ ْنتُ ْم‬eَ‫صاَل ة‬
َّ ‫َوأَقِي ُموا ال‬
‫ُون‬
َ ‫ْرض‬
ِ ‫ُمع‬
Artinya :
“Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu):
Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada
ibu bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta
ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan
tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali
sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling”.

3
B. Contoh Perilaku Hormat Dan Patuh
Perilaku hormat dan patuh kepada orang lain sangat baik dilakukan
oleh seorang muslim. Oleh karena itu, perilaku hormat dan patuh ini harus
diterapkan kepada siapa saja. Berikut adalah contoh perilaku hormat dan patuh
kepada orang tua, guru dan anggota keluarga.

1. Hormat dan patuh kepada orang tua.


Kita hendaknya patuh dan taat terhadap nasihat dan perintah orang
tua selama tidak untuk maksiat atau berbuat musyrik. Bila kita
diperintahkan untuk berbuat maksiat atau kemusyrikan, kita harus menolak
dengan cara yang sopan. Dalam keadaan apapun kita harus tetap menjalin
hubungan yang baik dengan orang tua.
a) Senantiasa berbuat baik dan bersikap hormat baik dalam tingkah laku
maupun tutur kata terhadap kedua orang tua
b) Mengikuti keinginan dan saran orang tua selama keinginan dan saran-
saran itu tidak melanggar ajaran agama
c) Membantu kedua orang tua sesuai kemampuan
d) Mendoakan orang tua semoga diberi umur panjang oleh Allah SWT
e) Menjaga dan merawat orang tua ketika orang tua sakit
f) Setelah orang tua meninggal dunia, kita menghormati orang tua dengan
mendoakannya
g) Hormat dan patuh kepada guru
2. Guru merupakan pengganti orang tua.
Guru juga berhak mendapatkan bakti siswa nya. Hal ini karena
guru telah memberikan ilmu kepada siswa nya dengan tulus dan ikhlas.
Berikut beberapa contoh perilaku hormat dan patuh kepada orang tua :
a) Memuliakan dan tidak menghina kepada guru
b) Mendatangi tempat belajar dengan ikhlas dan penuh semangat
c) Memperhatikan guru yang sedang menjelaskan pelajaran
d) Bertanya kepada guru apabila ada sesuatu yang belum dimengerti dengan
sikap sopan

4
e) Menggunakan cara bahasa yang baik pada saat berbicara dengan guru
f) Berpakaian rapi dan sopan ketika belajar
3. Hormat dan patuh kepada anggota keluarga
a) Menghormati dan menghargai nasihat keluarga, selama tidak untuk
berbuat maksiat atau berbuat musyrik
b) Senantiasa berbuat baik dan bersikap hormat terhadap anggota keluarga.
c) Mendoakan anggota keluarga semoga diberi kesehatan oleh Allah swt
d) Membantu anggota keluarga yang kesulitan.
e) Memohonkan ampun kepada Allah SWT atas kesalahan anggota
keluarga
f) Menghormati hak dan kewajiban anggota keluarga yang lain.
C. Dalil Tentang Hormat Dan Patuh Kepada Kedua Orang Tua
Pentingnya hormat dan patuh kepada orang tua, termasuk guru
sangatlah ditekankan dalam Islam. Banyak sekali ayat di dalam al-Qur’an yang
menyatakan bahwa segenap mukmin harus berbuat baik dan menghormati
orang tua. Selain menyeruh untuk beribadah kepada Allah Swt. semata dan
tidak menyekutukan-Nya dengan apa pun, al-Qur’an juga menegaskan kepada
umat Islam untuk hormat dan patuh kepada kedua orang tuanya.
Muslim yang baik tentu memiliki kewajiban untuk berbakti kepada
orang tua, baik ibu maupun ayah. Agama Islam mengajarkan dan mewajibkan
kita sebagai anak untuk berbakti dan taat kepada ibu dan ayah. Taat dan
berbakti kepada kedua orang tua adalah sikap dan perbuatan yang terpuji.
Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa Allah Swt. memerintahkan kepada
umat manusia untuk menghormati orang tua. Dalil-dalil tentang perintah Allah
Swt. tersebut antara lain pada Surah Al-Isra':

ِ ‫ُّك أَاَّل َتعْ ُب ُد ٓو ۟ا إِٓاَّل إِيَّاهُ َو ِب ْٱل ٰ َولِدَ ي‬


َّ‫ْن إِحْ ٰ َس ًنا ۚ إِمَّا َي ْبلُ َغن‬ َ ‫َو َق‬
َ ‫ض ٰى َرب‬
‫ندَك ْٱل ِك َب َر أَ َح ُد ُه َمٓا أَ ْو ِكاَل ُه َما َفاَل َتقُل لَّ ُه َمٓا أُفٍّ َواَل َت ْن َهرْ ُه َما‬ َ ِ‫ع‬
‫َوقُل لَّ ُه َما َق ْواًل َك ِريمًا‬
5
Artinya:
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain
Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di
antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada
keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan
ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. Dan rendahkanlah dirimu
terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, “Wahai
Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik
aku pada waktu kecil.” (Q.S. al-Isra’/17: 23-24)

‫لَّ َم‬e ‫ ِه َو َس‬e‫لَى ا هللُ َعلَ ْي‬e ‫ص‬


َ ‫ي‬ َّ ِ‫ض َي ا هللُ َع ْنهُ َما اَ َّن ا لنَّب‬
ِ ‫َع ْن اَ ب ِْن ُع َم َر َر‬
‫ص َل ا ل َّر ُج ُل ُو َّد اَبِ ْي ِه‬ ِ َ‫قَا َل اِ َّن اَ بَ َّر ا ْلبِ َّر اَ ْن ي‬
Artinya :
Bahwa rasulullah bersabda: sesungguhnya kebaikan yang paling utama
adalah seseorang memelihara hubungan baik dengan orang tuanya. (HR
Muslim)
Seorang anak selayaknya meminta doa restu dari kedua orang tuanya
pada setiap keinginan dan kegiatannya, hal itu karena restu Allah SWT.
disebabkan restu orang tua. Anak yang berbakti kepada orang tua doanya akan
lebih mudah dikabulkan oleh Allah SWT. Apalagi seorang anak akan
melakukan atau menginginkan sesuatu. misalnya mencari ilmu, mencari
pekerjaan, dan lain lain, yang paling penting adalah meminta restu kedua orang
tuanya. Dalam sebuah hadis disebutkan: Artinya: “Ridha Allah terletak pada
ridha orang tua, dan murka Allah terletak pada kemurkaan orang tua.”(HR.
Baihaqi)
Dalam hadis lain : Aku bertanya kepada Nabi saw. Amalan apakah
yang paling dicintai oleh Allah SWT ? Beliau menjawab, “Shalat pada
waktunya.” Aku berkata, “Kemudian apa?” Beliau menjawab, “Berbakti

6
kepada orang tua.” Aku berkata, “Kemudian apa?” Beliau menjawab,
“Kemudian jihad di jalan Allah.” (HR. Bukhari)
Kaitan dengan pentingnya hormat dan patuh kepada orang tua, perlu
ditegaskan kembali, bahwa berbakti kepada kedua orang tua (birrul walidain),
tidak hanya sekadar berbuat ihsan (baik) saja. Akan tetapi, birrul walidain
memiliki ‘bakti’. Bakti itu pun bukanlah merupakan balasan yang setara jika
dibandingkan dengan kebaikan yang telah diberikan orang tua. Namun
setidaknya, berbakti sudah dapat menggolongkan pelakunya sebagai orang
yang bersyukur. Imam An-Nawaawi menjelaskan, “Arti birrul walidain, yaitu
berbuat baik kepada kedua orang tua, bersikap baik kepada keduanya,
melakukan berbagai hal yang menggembirakan mereka, serta berbuat baik
kepada teman-teman mereka.”
Tentu saja, kewajiban kita untuk berbakti kepada kedua orang tua dan
guru bukanlah tanpa alasan. Penjelasan di atas merupakan alasan betapa
pentingnya kita berbakti kepada kedua orang tua dan guru.

D. Kisah Teladan Hormat Dan Patuh Kepada Kedua Orang Tua Dan Guru
Dahulu dimasa Bani Isra’ il ada seorang shaleh yang mempunyai anak
kecil dan pedet (anak lembu). Kemudian pedet itu dibawanya ke hutan sembari
berdo’a, “Ya Allah saya titipkan lembu ini kepada-Mu untuk putraku hingga ia
besar.” Kemudian orang tersebut meninggal, sedangkan lembu itu hidup
sendiri di dalam hutan tanpa penggembala, bahkan bila melihat orang akan
segera lari seperti seakan-akan liar.
Singkat cerita, anak dari orang shaleh itu telah dewasa. Ia sangatlah
berbakti kepada ibunya, sehingga ia membagi waktu malam menjadi tiga
bagian :
a. Sepertiga untuk sembahyang
b. Sepertiga untuk tidur
c. Sepertiga untuk menjaga ibunya

7
Dan apabila pagi telah tiba, ia akan pergi untuk mencari kayu,
kemudian dibawa ke pasar untuk dijual. Hasil dari penjualannya pun dibagi
menjadi tiga bagian:
a. Sepertiga untuk sedekah
b. Sepertiga untuk makan
c. Sepertiga untuk ibunya
Pada suatu hari ibunya berkata, “Ayahmu telah mewariskan untukmu
seekor lembu yang dititipkan kepada Allah di hutan, maka pergilah engkau ke
sana dan berdo’alah pada Tuhan-nya Nabi Ibrahim, Ismail, Ishaq dan Yaqub
semoga mengembalikannya kepadamu. Tanda lembu itu adalah kulitnya
berwarna kuning berkilauan bagaikan emas, terutama jika terkena oleh sinar
matahari” Kemudian pergilah ia ke hutan, dan ketika telah melihat lembu
seperti yang dimaksudkan ibunya ia berdo’a, “Aku panggil engkau demi
Tuhan-nya Nabi Ibrahim, Ismail, Ishaq, dan Yaqub. Segeralah datang kemari.”
Maka larilah lembu itu sehingga berdiri tegak di depannya. Lalu ia pegang
lembu itu untuk dituntun menuju rumahnya, namun tiba- tiba lembu itu
berkata, “Wahai pemuda yang taat kepada ibunya, naiklah ke atas punggungku
untuk memudahkanmu” Jawab pemuda, “Ibuku tidak menyuruhku demikian,
tetapi ia berpesan agar aku memegang lehermu dan menuntunmu pulang”
Lembu itu kemudian berkata, “Demi Tuhannya Bani Isra’ il, jika engkau tidak
dapat mengendaraiku maka berjalanlah. Hai Pemuda sekiranya Anda
perintahkan kepada bukit untuk berpindah tempat pasti akan benar- benar
berpindah semua bukit itu karena ketaatan dan baktimu terhadap ibumu.”
Setelah sampai di rumahnya, diserahkanlah lembu itu kepada ibunya. Ibunya
kemudian berkata, “Hai anakku, engkau miskin dan tidak berkecukupan. Dan
tentu sangat berat bagimu mencari kayu di waktu siang dan bangun ketika
malam, karena itu lebih baik kamu jual saja lembu ini”
Ia kemudian bertanya kepada ibunya, “Harus ku jual dengan harga berapakah,
Ibu?”
“Tiga dinar”, jawab ibunya, “Dan jangan dijual terlebih dahulu sebelum
bermusyawarah denganku”

8
Pada masa itu harga lembu memang sebesar tiga dinar. Lalu dibawalah lembu
itu ke pasar, dan tanpa sepengetahuannya Allah telah mengutus seorang
Malaikat untuk menguji ketaatan pemuda itu terhadap ibunya. Kemudian
datanglah Malaikat (yang menjelma menjadi seorang manusia) menemui
pemuda tersebut dan bertanya kepadanya,
“Dengan harga berapakah Anda akan menjual lembu ini?”
“Tiga dinar dengan rela ibuku”, jawab pemuda itu.
“Bagaimana jika saya beli dengan enam dinar dengan syarat tanpa
memberitahu ibumu?”
Jawab pemuda, “Andaikan Anda memberi padaku seberat lembu ini uang
emas, maka aku tetap tidak akan menerimanya jika tanpa ridha dari ibuku”
Kemudian ia pulang untuk memberitahu apa yang terjadi kepada ibunya.
Ibunya berkata, “Kini engkau BOLEH menjualnya sebesar enam dinar dengar
ridhaku”
Maka kembalilah ia ke pasar dan berkata kepada Malaikat yang telah menjelma
menjadi manusia itu, “Ibuku telah ridha apabila aku menjualnya dengan harga
enam dinar, dan tolong jangan dikurangi dari harga itu”
Jawab Malaikat, “Kini akan saya bayar kepadamu sebesar dua belas dinar
dengan syarat tanpa memberitahu kepada ibumu”
Maka kembali lagilah ia kepada ibunya untuk memberitahukan akan hal itu.
Lalu ibunya berkata, “Yang datang kepadamu itu adalah seorang Malaikat
yang akan mengujimu. Maka bila ia datang kembali tanyakanlah kepadanya
‘apakah lembu ini BOLEH dijual atau tidak?’”
Kemudian ia kembali lagi ke pasar dan menanyakan hal yang sama seperti
yang diperintahkan ibunya. Ketika ditanyakan hal itu, Malaikat tersebut
berkata, “Pulanglah Anda dan katakan kepada ibumu agar mempertahankan
dahulu lembu ini sebab Nabi Musa bin Imran a.s. yang akan datang untuk
membeli lembu ini. Maka jangan dijual kecuali jika dengan harga uang emas
seberat lembu ini.”
Maka ditahanlah terlebih dahulu lembu itu sehingga terjadi perintah dari Allah
kepada Bani Isra’ il untuk menyembelih lembu. Dan ketika dicari lembu yang

9
memenuhi syarat, maka tidak ada yang lain kecuali lembu milik pemuda itu.
Kemudian akhirnya dibelilah lembu itu dengan harga uang emas seberat badan
lembu tersebut.
Ini sebagai karunia dan rahmat dari Allah swt. Karena ketaatan dan baktinya
pemuda itu terhadap ibunya.

Kisah Imam Syafi’i Hormat kepada Gurunya


Dikisahkan, Imam Syafi’i yang sedang mengajar para santrinya di
kelas, tiba-tiba mereka dikejutkan dengan kedatangan seseorang berpakaian
lusuh, kumal dan kotor. Akan tetapi Imam Syafi’i langsung mendekati dan
memeluknya. Para santri kaget dan heran melihat perilaku gurunya itu. Mereka
bertanya: “Siapa dia wahai Guru, sampai engkau memeluknya erat-erat.
Padahal ia seorang kumuh, kotor, dan menjijikkan?”

Imam Syafi’i menjawab: “Ia adalah guruku. Ia yang telah mengajariku tentang
perbedaan antara anjing yang cukup umur dengan anjing yang masih kecil.
Pengetahuan itulah yang membuatku bisa menulis buku fiqh ini.” Sungguh
mulia akhlak Imam Syafi’i. Beliau menghormati semua guru-gurunya,
meskipun dari masyarakat biasa.

E. Hikmah Patuh Dan Hormat Kepada Kedua Orang Tua Dan Guru
Kita telah membahas arti pentingnya hormat dan patuh kepada orang
tua, Adapun hikmah yang bisa diambil dari berbakti kepada kedua orang tua
dan guru, antara lain seperti berikut :
a. Berbakti kepada kedua orang tua merupakan amalan yang paling utama.
b. Apabila kedua orang tua kita ridha atas apa yang kita perbuat, Allah Swt.
pun ridha.
c. Berbakti kepada orang tua dapat menghilangkan kesulitan yang sedang
dialami, yaitu dengan cara bertawasul dengan amal saleh tersebut.
d. Berbakti kepada kedua kedua orang tua akan diluaskan rezeki dan
dipanjangkan umur.

10
e. Berbakti kepada kedua orang tua dapat memasukkan kita ke jannah (surga)
oleh Allah SWT.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hormat berarti menghargai, takzim dan khidmat kepada orang lain,
baik orang tua, guru sesama anggota keluarga. Dalam hubungan dengan orang
tua, perilaku hormat ditujukan dengan berbakti kepada orang tua. Berbakti
merupakan kewajiban anak kepada orang tua. Perilaku hormat dan patuh
kepada orang lain sangat baik dilakukan oleh seorang muslim. Oleh karena itu,
perilaku hormat dan patuh ini harus diterapkan kepada siapa saja.
Taat dan berbakti kepada kedua orang tua adalah sikap dan perbuatan
yang terpuji. Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa Allah SWT baik dalam
al qur’an maupun dalam hadist. “Ridha Allah terletak pada ridha orang tua, dan
murka Allah terletak pada kemurkaan orang tua.”(HR. Baihaqi)

B. Saran
Sesuai dengan Pembahasan dan kesimpulan di atas, Kami
menyarankan untuk dapat memahami konsep pemikiran atau mindset yang
baik akan sikap dan tindakan yang benar dalam Menghormati dan Mematuhi
kedua Orangtua dan Guru.

12
DAFAR PUSTAKA

Ahsan Muhammad dan Sumiyati. 2017. Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti. Pusat kurikulum dan Perbukuan, Balitbang. Kemendikbud. Solo
2017
http://kisahimuslim.blogspot.com/2014/09/pentingnya-hormat-dan-patuh-
kepada.html
http://catur-wijayanti.blogspot.com/2013/06/tafsir-surah-al-isra17-ayat-23-
24.html
http://www.academia.edu/6603308/Makalah_tafsir_etika_kepada_orang_tua_by_
Naylin_Najihah?login=&email_was_taken=true
http://www.slideshare.net/poetrachebhungsu/tugas-makalah-agama
http://hikayatsahabat.heck.in/kisah-bakti-seorang-pemuda-terhadap-ibun.xhtml
http://www.abstrak.web.id/contoh-makalah/
Dokumen. Google. 2019. Makalah hormat dan patuh kepada orang tua dan guru,
Diunduh pada tanggal 09 Desember 2021 pukul 08.20 wib
https://docs.google.com/document

wib melalui https://www.academia.edu

13

Anda mungkin juga menyukai