PROGRAM DIPLOMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2016 Wawancara merupakan salah satu bagian terpenting dalam tugas jurnalistik. Wawancara merupakan proses pencarian data berupa pendapat/pandangan/pengamatan seseorang yang akan digunakan sebagai salah satu bahan penulisan karya jurnalistik. Siapapun pasti pernah melakukan wawancara. Hanya saja dalam komunikasi media atau jurnalistik, wawancara tidak sekedar percakapan spontan, tetapi merupakan bentuk komunikasi efektif yang seyogyanya dipersiapkan, dilaksanakan dan hasilnya digunakan untuk kepentingan komunikasi dan informasi juga. Pola wawancara berita, menurut Bruce D. Itule terdapat dua macam pola wawancara. Pertama, Funnel interview, yaitu pola wawancara yang disusun seperti bentuk corong atau cerobong. Pola wawancara seperti ini diawali dengan perbincangan Kedua, interved funnel interview, yaitu pola wawancara yang disusun seperti cerobong terbalik. Reporter langsung menanyakan hal yang pokok tanpa memulai hal yang umum. Tujuan Wawancara Media Cetak
1. Sebagai cara mengumpulkan bahan
untuk membuat berita.
2. Sebagai berita wawancara.
Tujuan wartawan melakukan wawancara adalah untuk memperoleh informasi. Namun informasi macam apa yang ingin digali, bisa dirinci sebagai berikut:
1. Untuk memperoleh fakta
2. Untuk mencari kutipan 3. Untuk mengumpulkan anekdot 4. Untuk memberi karakter pada situasi 5. Untuk mengkonfirmasi apa yang sudah diketahui 6. Untuk menunjukkan bahwa wartawan berada di tempat kejadian Wawancara VS Reportase • Apakah wawancara sama dengan reportase? Jawabannya adalah tidak. Reportase memiliki ruang lingkup yang jauh lebih luas daripada wawancara, sedangkan wawancara merupakan salah satu jenis teknik reportase. • Reportase dapat diartikan sebagai proses pengumpulan data yang digunakan untuk penulisan karya jurnalistik. Objek pengumpulan data tersebut dapat berupa manusia, makhluk hidup selain manusia, buku-buku, tempat bersejarah, dan sebagainya. Suatu reportase disebut sebagai wawancara jika objek reportasenya adalah manusia. Ada beberapa jenis wawancara:
• Man in the street interview
• Casual interview, • Personality interview • News interview Sifat-sifat Wawancara 1. On the record : Nama dan jabatan pemberi wawancara dapat digunakan sebagai sumber dan keterangannya boleh dikutip langsung. 2. Background : Boleh menggunakan kutipan langsung atau menyiarkan keterangan apa pun yang diberikan, tetapi tanpa menyebutkan nama atau jabatan pemberi wawancara sebagai sumbernya. Biasanya digunakan istilah “Sumber Terpercaya di departemen/ badan atau sumber yang berwenang” (menurut persyaratan yang ditentukan oleh pemberi wawancara.) 3. Deep Background : Tidak boleh menggunakan kutipan langsung atau menyebut nama jabatan atau instansi sumber berita. Yang digunakan adalah istilah “Menurut Keteranganâatau diperoleh kabar bahwa...” 4. Off the record : Keterangan yang diberikan bukan untuk disiarkan. Wawancara semacam ini berguna bagi wartawan untuk memahami permasalahan. Menentukan Nara Sumber
1. Kemudahan diakses (accessibility).
2. Reliabilitas (reliability). 3. Akuntabilitas (accountability). 4. Dapat-tidaknya dikutip (quotability). Tulisan yang Mengandalkan Wawancara 1. News Feature 2. Profil 3. Tulisan Investigatif. 4. Round-Up TERIMA KASIH
Albert Bandura dan faktor efikasi diri: Sebuah perjalanan ke dalam psikologi potensi manusia melalui pemahaman dan pengembangan efikasi diri dan harga diri