Anda di halaman 1dari 6

Teknik Wawancara bagi Reporter dan Moderator di Televisi

TEKNIK WAWANCARA BAGI REPORTER DAN MODERATOR DI


TELEVISI
Arifin S. Harahap
Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Esa Unggul Jakarta
Jalan Arjuna Utara No.9 Tol Tomang – Kebon Jeruk, Jakarta - 11510
arifins.harahap@esaunggul.ac.id

Abstract

Reporter dan Moderator TV harus menguasai teknik wawancara.Reporter mengumpulkan bahan berita melalui wawancara
berbagai sumber berita di lapangan. Bahan berita yang dikumpulkannya akan diolah menjadi berita. Bila tak menguasai teknik
wawancara maka berita yang disusunnya akan dan dangkal dan tidak menarik. Moderator melakukan dialog dengan nara
sumber mengenai isu aktual yanag disiarkan langsung maupun siaran tunda di TV. Ia harus menguasai betul teknik wawancara.
Ia harus terlihat cerdas ketika membawakan acara dialog. Bila tak mampu mengusai teknik dialog, maka penonton akan
meninggalkannya. Keywords: television, moderator, reporter

Abstrak

TV reporters and moderators must master interview techniques. The reporter collects news material through
interviews with various news sources in the field. The news material collected will be processed into news. If you
do not master the interview technique, then the news he composes will be shallow and unattractive. The
moderator has a dialogue with the resource person about the actual issues that are broadcast live or delayed
broadcasts on TV. He must master the interview technique correctly. He must look smart when delivering a
dialogue show. If you cannot control the dialogue technique, the audience will leave it. Kata kunci: televisi,
moderator, reporter

Pendahuluan mendalam. Materi yang digali hanya sekedar di-


Teknik mengumpulkan bahan berita harus permukaan. Lebih celaka lagi, bila wawancara
benar-benar dikuasai seorang reporter televisi. Bila yang dilakukannya tayang. Penonton akan menilai
tak dikuasai, bahan berita yang dikumpulkannya langsung apa yang ditampilkannya.
akan kering. Berita yang dibuatnya pun tidak Walsh (Ishwara, Luwi, 2005) menyatakan,
mendalam. kunci menuju wawancara yang baik adalah dengan
Dalam kegiatan jurnalistik, upaya men- mendengarkan yang baik. Jika anda tulus
gumpulkan bahan berita tak akan pernah lepas dansumber tahu bahwa mempunyai rasa empati,
dari wawancara. Wawancara merupakan tanya mereka akan bicara. Sebagian besar dari
jawab antara reporter dan nara sumber untuk keterampilan hanyalah sifat terbuka bagi apa yang
memperoleh informasi mengenai materi yang ingin mereka katakan.Tiap pewawancara
diliput. Orang yang mewawancarai disebut mempunyai gaya tersendiri dalam berwawancara.
pewawancara. Orang yang diwawancarai dinamai Karena itu pewawancara harus mengembangkan
pemberi wawancara atau interviewee. berbagai keterampilan pribadinya agar wanacara
Tujuan wawancara adalah mengumpulkan yang dilakukan itu berhasil.
informasi secara lengkap,adil dan akurat. Seorang Wawancara yang dilakukan reporter bisa
pewawancara yang baik pada awal acara harus dengan dua cara. Langsung tanya jawab di
membuat pertanyaan yang menarik. Bukan lapangan dengan nara sumber atau melalui
pertanyaan umum, tapi pertanyaan yang menusuk telepon. Sekalipun tak ditayangkan langsung,
atau menggugah rasa bagi penonton.. pewawancara haruslah tangkas. Bila tidak, nara
Morrison (2008) menyatakan, wawancara sumber akan menilai pewawancara tak kredibel.
di dunia pertelvisian ada dua yaitu Wawancara di Nara sumber pun enggan melayani pewawancara.
studio oleh presenter dan wawancara di lokasi Materi yang ditanyakan pewawancara akan
oleh reporter. Supaya wawancara mendalam, dijawab seadanya. Materi yang digali pun dangkal.
seorang reporter harus menguasai tekniknya. Bila Bila materi yang dkumpulkan dangkal, maka berita
tak menguasai, wawancara yang dilakukan tak yang dibuat reporter pun akan kering. Berita yang

Komunikologi Volume 16 Nomor 1, Maret 2019 1


Teknik Wawancara bagi Reporter dan Moderator di Televisi

kering tidak akan menarik perhatian penonton derungannya sudah terbaca. Bisa saja media lepas
televiisi. dari masyarakat, tapi untuk berita tertentu saja.
Informasi yang diperlukan bisa juga dila- Misalnya, pemerintah mengumumkan kenaikan
kukan melalui wawancara telepon. Telepon bisa BBM. Beritanya tentu sesuai pengumaman itu.
digunakan karena keterbatasan waktu, hambatan Namun, jangan lupa minta komentar masyarakat
jarak dan tempat yang tidak memungkinkan tentang kenaikan BBM itu. Apakah mereka
wawancara berlangsung tatap muka. Santana sependapat atau tidak. Jadi, kita buat angle berita
(2005) menyatakan, wawanacara model ini akan tersendiri mengenai kenaikan BBM itu.
membuat pewawancara tidak leluasa mengajukan, Berdasarkan keterangan masyarakat, baru
mencatat dan melaporkan apa yang ditemukannya. minta keterangan pemerintah atau aparat
Sifat auditif telepon menjadikan pewawancara terkait/penguhasa. Apa pendapat mereka tentang
hanya dapat mendengar pernyataan penting orang masalah yang disampaikan masyarakat? Supaya
yang diwawancara dan emosi-emosi humant berita yang disampaikan lebih fair upayakan pula
interest melalui tinggi-rendah nada suara. Masalah mewawancarai pakar dan pengamat mengenai
lainya, bisa terjadi kemungkinan ketidak jujuran masalah yang akan dibahas. Carilah pakar/
nara sumber. Karena itu pewawancara harus dapat pengamat yang benar-benar netral. Berita yang
mengantisipasinya dengan baik. kita sajikan akan lebih netral dan mendalam bila
Mengenai wawancara tertulis bisa kita sertakan suara pakar/pengamat.
dilakukan melalui kiriman surat, faks dan email. Bagaimana cara mengetahui pakar/
Dalam wawancara ini perlu persiapan pertanyaan pengamat yang benar-benar netral. Ini memang
yag akan diajukan secara tertulis kepada nara agak sulit mengingat pakar/pengamat adalah
sumber. Santana (2005) mengemukakan, manusia biasa. Itu sebabnya kita tak boleh sem-
wawancara model ini orang yang tidak diketahui barangan menampilkan pakar. Sebagai jurnalis,
batang hidungnya dan tidak diketahui persis anda harus mengamati betul kebiasaan mereka
bagaimana responnya. Pada stasiun televisi berpendapat atas suatu masalah. Apakah cende-
wawancara model ini sangat jarang digunakan. rung membela kepentingan khalayak/ masyarakat
Kalau pun dilakukan hanya untuk memperdalam atau pemerintah. Bila cenderung mendukung
materi atas wawancara yang sudah dilakukan kebijakan pemerintah sudah dapat kita terka ke
sebelumnya. mana arah bicara mereka.
Wawancara studio dilakukan di studio Kita harus menghindari pengamat yang
televisi. Ada dua jenis wawancara ini. Pertama tidak netral sebagai nara sumber. Jangan paksakan
membahas isu aktual yang baru ditayangkan dalam untuk mewaancara mereka yang tidak netral.
program berita tv. Misalnya, pada berita utama Awalnya, masyarakat tidak paham dengan ketidak
program berita tv dibahas masalah kenaikan harga netralan sumber. Tapi pembaca/penonton lambat
kebutuhan pokok. Pada segmen dialog dibahas laut pasti tahu.Bila demikian kepercayaan
secara mendalam kenaikan harga kebutuhan semaikin menurun dengan media kita.
pokok itu. Kedua, wawancara membahas isu
aktual yang lepas dari satu program berita tv yang Hasil dan Pembahasan
kerap disebut talk show, seperti ILC, I Talk dan Wawancara di televisi ada dua cara, yaitu
Talk Show Rossie. wawancara reporter dilapangan untuk membuat
Nara sumber yang anda wawancaraibaik berita dan wawancara membahas isu aktual secara
untuk berita maupun talk show sebaiknya meliputi langsung (live) atau siaran tunda. Wawancara
masyarakat biasa, pemerintah, penguasaha dan langsung reporter di lapangan dengan nara
pakar. Mana yang kita dahulukan dalam wawan- sumber bisa dilakukan dengan dua cara. . Reporter
cara? Tergantung masalah yang dibahas. Namun dan nara sumber berhadap-hadapan atau melalui
ingatlah, tujuan utama membuat media massa media telepon. Setiap pertanyaan dijawab
adalah sebagai pelayan masyarakat. Bukankah langsung oleh nara sumber.
sebagian besar media juga memiliki jargon sebagai Wawancara live atau talk show dilakukan
pelayan masyarakat? Jadi, biasakan mencari atau di studio dengan menghadirkan nara sumber
mengungkap masalah dari masyarakat terlebih langsung. Tanya jawab langsung dilakukan antara
dahulu. Ini sesuai dengan jargon bila menda- pewawancara dengannara sumber untuk membahs
hulukan masyarakat. Tapi kalau sudah menda- isu aktul.
hulukan pejabat berarti media itu kecen-

Komunikologi Volume 16 Nomor 1, Maret 2019 2


Teknik Wawancara bagi Reporter dan Moderator di Televisi

Wawancara Lapangan Comitte of Concerced Journalist


Reporter harus siap betul dalam wawan- menyimpulkan sekurang-kurangnya, ada sembilan
cara ini. Kredibiltas reporter dipertaruhkan di sini. prinsip inti jurnalisme yang harus dikembangkan,
Reporter harus menunjukkan dirinya siap dengan yaitu:
masalah yang dibahas. Ia tidak boleh grogi. Per- 1. Jurnalisme adalah pada kebenaran
tanyaan yang diajukan harus cerdas dan tangkas. 2. Loyalitas pada masyarakat
Masalah yang dibahas harus dikuasai betul. Jangan 3. Disiplin melakukan verifikasi
sampai, nara sumber memanfaatkan anda sebagai 4. Memiliki kebebasan untuk menentukan
media untuk menyampaikan pesannya semata- sumber yang diliput
mata. Kalau sampai nara sumber memanfaatkan 5. Mengemban tugas bebas dari kekuasaan
anda untuk menyampaikan pesan kepentingan 6. Menyediakan forum untuk kritik dan komentar
semata maka berita yang anda buat akan kurang publik.
obyektif dengan masalah yang dibahas. 7. Membuat yang penting menjadi menarik dan
Sebagai reporter anda benar-benar harus relevan
menempatkan posisi sebagai penggali informasi. 8. Menjaga berita proporsional dan konprehensif
Bukan sekedar pendengar keterangan. Namun, 9. Memiliki kewajiban utama terhadap suara
anda juga tidak boleh memonopoli pembicaraan. hatinya.
Wawancara harus berlangsung fair. Kalau tidak, Dalam kegiatan jurnalistik yang dicari
nara sumber tidak akan respek dengan anda. Bila adalah kebenaran (Nasuiton, Zulkarimen, 2015).
ini terjadi, makan informasi yang anda peroleh Fakta yang dikumpulkan harus realistis dan
pun akan dangkal karena nara sumber sudah tidak didukung bukti-bukti yang meyakinkan dan telah
respek dengan anda. Ia pun memberikan kete- diverifikasi. Etika jurnalisme harus dipatuhi mulai
rangan apa adanya. dari akurasi, independensi, objektivitas, balance,
Reprter mesti membuat orang yang faines, imparsialitas, menghormarti privasi dan
diwawancara nyaman ketika tanya jawab ber- akuntabilitas kepada publik.
langsung (Santana, K., 2005). Semua berguna Ishwara (2005) menyatakan, ada 10
demi kelancaran wawancara. Jangan sampai orang prinsip wawancara. Prinsip praktis ini diper-
yang diwawancara merasa tidak nyaman dan siapkan untuk melakukan tanya jawab dengan
terancam. Nara sumber harus memberikan efektif dan efisien. Keberhasilan wawancara akan
informasi dengan nyaman bukan merasa sangat menentukan data yang akan digali dari nara
terancam. sumber.
Jadi, seorang reporter harus meredam 1. Jelaskan maksud wawancara.
egonya ketika wawancara. Tujuannya wawancara 2. Lakukan riset latar belakang.
adalah menggali informasi bukan menghakimi. 3. Ajukan jadwal.
Informasi yang dikumpulkannya tidak boleh 4. Rencanakan strategi wawancara.
sepihak. Harus fair. Hasil wawancaranya harus 5. Temui nara sumber.
ditanya kembali kepada nara sumber lain sebagai 6. Ajukan pertanyaan serius pertama.
pengimbang bila menyangkut isu yang aktual. 7. Lanjutkan menuju inti wawancara.
Bill Kovach dan Tom Rosenteil (Ishwara, 8. Ajukan pertanyaan-pertanyaan keras (yang
Luwi, 2005) melakukan riset yang ekstensif apa sensitive dan menyinggung) bila perlu.
yang sesungguhnya harus dikerjakan wartawan. 9. Pulihkan, bila perlu dampak dari pertanyaan-
Hasil riset tersebuat kemudian ditulis dalam buku pertanyaan keras itu.
“The Elements of Jurnalism”. Dalam buku itu 10.Akhir dan simpulkan wawancara anda.
disebutkan, tujuan utama dari jurnalisme adalah Wawancara model di atas dilakukan secara
menyediakan informasi yang akurat dan ter- terencana. Ini tidak terlalu sulit karena bahan juga
percaya kepada masyarakat. Harapannya, melalui bisa direncanakan dengan matang. Namun, dalam
informasi itu masyarakat terbantu untuk mem- kegiatan jurnalistik wawancara juga bisa dilakukan
perbaiki kehidupan, menciptakan bahasa dan on the spot dan door stop. Wawancara on the spot
pengetahuan, mengidentisifikasi cita-cita masya- merupakan tanya jawab yang dilakukan di
rakat, merumuskan siapa yang pantas disebut lapangan peristiwa secara langsung, misalnya ada
pahlawan atau penjahat, dan mendorong orang kecelakaan atau bencana. Nara sumber cenderung
lebih dari sekedar berpuas diri. tidak direncanakan. Reporter hanya mencari
pihak-pihak terkait dengan masalah yang terjadi.

Komunikologi Volume 16 Nomor 1, Maret 2019 3


Teknik Wawancara bagi Reporter dan Moderator di Televisi

Door stop, wawancara dilakukan secara mendadak. dalam acara ILC. Kehadiran program ini sangat
Tanpa janji dengan nara sumber. Kita bisa ditunggu penonton karena pembawa acaranya
menemui atau kebetulan ketemu di lapangan. Isu sangat profesional dan memiliki kapasitas yang
yang dibahas biasanya menyangkut masalah besar tinggi. Sekalipun membahas masalah politik, ia
dan baru kejadian. tetap menghadirkan nara sumber dari dua sisi.
Bahkan, pengamat sebagai penangah juga
Wawancara Studio (Talk Show) dihadirkan dalam acara ini. Setiap peserta
Wawancara di studio (Talk Show) bisa diberikan kesempatan bicara.
dilakukan secara live atau siaran tunda. Materi Materi yang dibahas haruslah aktual dan
siaran bisa disiarkan langsung pada satu program tengah menjadi pembicaraan luas di masyarakat.
berita atau pada program yang berdiri sendiri. Isu Kita harus pandai memilih tema yang dibahas.
yang dibahas haruslah menyangkut masalah yang Bila kita salah memilih, talkshow tidak akan
aktual. Bila pada satu program berita, maka isu menarik perhatian penonton. Bila tidak menarik
yang dibahas harus menyangkut masalah aktual perhatian, percuma kita membuat program itu.
yang disirakan dalam program berita itu. Jadi, talk Talkshow yang kita buat haruslah memiliki nilai
show dilakukan untuk memperdalam isu yang jual. Harapannya memiliki rating/share yang lebih
tengah aktual dan menjadi topik utama baik dari program talkshow sejenis. Jadi, jangan
pemberitaan. sampai talkshow hanya sebagai pelengkap acara.
Bisa juga wawancara dilakukan dengan Nara sumber yang harus kita hadirkan pun
program yang berdiri sendiri. Sejumlah nara harus terpilih. Mereka bukan hanya sekedar
sumber diundang baik yang pro, kontra dan menguasai masalah, tapi juga tampilannya menarik
pengamat untuk menjadi pengimbang tentang perhatian penonton, kecuali nara sumber utama.
masalah yang dibahas. Bahkan acara itu bisa Kalau nara sumber utama bicaranya kurang
melibatkan masyarakat baik di studio maupun di “greget”, ini menjadi tugas utama pemandu acara
luar studio dengan alat penghubung. Contoh talk untuk memancingnya sehingga menarik perhatian.
show yang banyak mendapat perhatian Nara sumber lain seperti pengamat kita harus jeli
masyarakat luas, misalnya: ILC (TV One), Satu memilihnya. Pilihlah yang kritis dan cenderung
Meja (Kompas TV) dan Polemik on TV (Inews netral. Bukan pengamat partisan. Ingat, penonton
TV). itu amat cerdas. Lambat laun ia pasti bisa
Keberhasilan program talk show program membaca arah pengamat, netral atau pendukung
berita sangat tergantung pada pembawa acara satu golongan terhadap masalah yang tengah
(host)/pemandu materi yang dibawakan. dibahas.
Pemandu acara haruslah benar-benar terpilih dan Banyak nara sumber talkshow pada
menguasai betul setiap masalah yang dibahas. awalnya sangat netral. Namun, lambat laun ter-
Jangan sampai, pembawa acara hanya sekedar bawa arus kelompok tertentu. Bila ini terjadi,
memandu atau membawakan acara. Ia bertanya usianya sebagai pengamat tidak akan panjang.
sekedarnya, lalu menyerahkan jawaban sepe- Pengelola stasiun tv pun lambat laun akan
nuhnya pada nara sumber. Ia harus kritis terhadap membaca ke arah mana sesungguhnya ia bicara
masalah yang dibahas dengan nara sumber. setiap isu yang dibahas.
Bahkan kalau perlu ia harus pandai menyela nara Ketidak netralan bisa juga terjadi pada
sumber yang tengah bicara dengan santun. media televisi dalam membahas masalah tertentu.
Daya tarik pembawa acara harus benar- Mereka berpihak. Nara sumber yang akan
benar diperhatikan. Daya tarik ini sangat diwaancara pun sengaja dipilih. Ini sangat
tergantung kemampuan membawakan acara, daya berbahaya. Lambat laun penonton pasti tahu.
tarik fisik, dan kecerdasan membahas setiap Hindari kasus seperti ini. Kita harus bekerja secara
masalah yang diangkat. Bila tidak, talkshow yang profesional.Tak boleh berpihak pada siapa pun.
kita sajikan hanya sekedar pelengkap acara. Daya Seorang pewawancara harus memiliki
tariknya kurang sehingga yang menonton pun hasrat untuk menggali informasi secara
sedikit. mendalam. Karena itu, ia harus memiliki wawasan
Sejumlah stasiun tv kita memiliki yang luas sehingga ia seakan tidak berhenti
pewaancara yang sangat dikenal masyarakat. berpikir dan menggali informasi secara mendalam
Bahkan acaranya sangat ditunggu-tunggu dari nara sumber.
penonton. Sebagai contoh, Karni Ilyas di TV One

Komunikologi Volume 16 Nomor 1, Maret 2019 4


Teknik Wawancara bagi Reporter dan Moderator di Televisi

Seorang pewawancara juga harus memahami mata. Dengan demikian berita yang disajikan
kondisi nara sumber. Pewawancara sebaiknya imendalam dan berimbang.
pada awal sebaiknya tidak mengajukan pertanyaan Ketika membahas talkshow nara sumber
yang keras. Bertanyalah yang ringan. Bila situasi juga harus berimbang dan sesuai kapasitasnya.
sudah memungkinkan mulailah mengajukan Jangan sampai talkshow yang kita sajikan berat
pertanyaan yang menjurus dan mendalam. sebelah pada isu tertentu. Ingat, kepercayaan anda
Pewawancara bukan sekeda bertanya. Tapi harus bangun pada penonton. Bila anda berat
juga harus memiliki data yang tajam untuk cenderung berat sebelah, lambat laun sebagian
menggali informasi yang memikat dan menggugah penonon akan menilai program yang anda
emosi penonton. Jadi, data merupakan kunci bawakan tidak berimbang. Mereka pun tidak akan
untuk membuat talkshow semakin memikat. percaya lagi dengan materi yang anda bawakan.
Bayangkan, kalau pemandu acara sekedar bertanya Kalau pun mereka menonon hanya sekedar untuk
tanpa berupaya mengeluarkan data untuk mengktisinya dan menyampaikan di media sosial
memperdalam pertanyaan dan menyanggah nara atau media lainnya.
sumber. Aacara talk show menjadi datar dan Berat sebelah ketika membahas masalah
kering. tertentu juga melanggar kode etik jurnalistik.
Ketika bertanya, pewawancara harus Jurnalis haruslah menyampaikan dan mengungkap
seperti pengacara. Materi digali secara mendalam. kebenaran. Bukan merekayasa dan menggiring
Rahasia atau kabut informasi harus dikorek secara opini sesuai harapan. Posisi sebagai media harus
mendalams sehingga penonton berdecak kagum benar-benar diterapkan. Kita tak boleh terjebak
atau emosinya bangkit. dengan wawancara menggiring opini sesuai
Namun harus diingat, pewawancara tak harapan. Sebagai media, kita harus netral.
boleh mengajukan pertanyaan yang abstrak. Ini Netralitas harus benar-benar dijaga.
membingungkan nara sumber. Bisa jadi nara Jangan sampai masyarakat menilai kita tak netral.
sumber hanya sekedar menjawab. Ini tentu Bila masyarakat tahu kita netral mereka akan
membuat sesi wawancara yang kita tampilkan mencemooh. Semakin sering kita tidak netral,
menjadi tidak menarik. kepercayaan masyarakat atas media kita akan
Jadi, kita harus membuat wawancara di semakin menurun. Bila ini dibiarkan terus,
TV seperti berdebat. Tapi debat berkualitas dan pembaca atau penonton bisa jadi akan lari
tetap menjaga sopan santun. Ini akan membangun meninggalkan kita.
emosi dan rasa ingin tahu penonton.Kalau emosi Adakah media yang ditinggalkan pembaca
mereka terbawa, nereka akan senantiasa penasaran dan penonton karena kerap tidak netral? Sudah
hngga akhir debat. banyak kasus seperti ini terjadi. Pada jelang pemilu
Bisa juga talk show dibuat ringan. Tapi 2019, ada sejumlah media yang tidak netral
tidak berarti pertanyaan asal-asalan. Pertanyaan memberitakan salah satu pasangan
harus mampu menguggah rasa penonton. Namun capres.Pasangan capres yang mereka bela
lebih penting lagi, bersikaplah sopan. Anda beritanya sangat banyak dan memuji-muji. Tapi
ditonton banyak orang. Jangan merusak diri dan pada satu pasangan capres hanya mereka
image stasiun tv kita melakukan wawancara. beritakan sedikit. Beritanya pun hanya mengkritisi
pasangan itu dari berbagai sisi. Masyarakat bisa
Kesimpulan tahu. Media itu jadi bahan cemoohan masyarakat.
Ketika melakukan wawancara, reporter Ini tentu sangat merugikan media karena kekayaan
harus kritis. Ia harus kritis mendengarkan, mene- media sangat tergantung dengan penonton.
laah dan menceremati data yang tengah dike- Bila penonton semakin berkurang maka
mukakan nara sumber. Ia tak boleh hanya sekedar rating/share program berita yang kita sajikan juga
mendengar. Ia harus mampu menyela bila kurang akan semakin rendah.Bila semua itu terjadi,
paham atau melenceng dari pembahasan. pemasang iklan pun akan menarik diri dari media
Reporter juga harus berimbang. Ia harus kita. Maka kita akan merugi besar. Sekali lagi,
mencari nara sumber lain menyangkut masalah kekayaan media sangat tergantung dengan
yang dibahas. Misalnya, wawancara tentang kece- khalayak penonton. Jagalah keberadaan penonton
lakaan lalulintas. Ia tak boleh hanya mewawanarai dengan menyajikan wawancara yang mendalam,
polisi sebagai nara sumber. Tapi ia juga harus adil dan berimbang.
mewawancarai pengendara, korban dan saksi

Komunikologi Volume 16 Nomor 1, Maret 2019 5


Teknik Wawancara bagi Reporter dan Moderator di Televisi

Daftar Pustaka
Morisson. (2008). Jurnalistik TV Mutahir,
Kencana, Jakarta.

Iswara, Luwi. (2005). Catatan-catatan Jurnalisme


Dasar, Penerbit Buku Kompas, Jakarta.

Santana, Septiawan. (2005). Jurnalisme Investigasi,


Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.

Santana, Septiawan. (2003). Jurnalisme Investigasi,


Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.

Komunikologi Volume 16 Nomor 1, Maret 2019 6

Anda mungkin juga menyukai