Anda di halaman 1dari 3

 Pertanyaan 2 (RANGGA) : Bagaimana pengalaman pertama mengikuti survey/sensus dan

kesulitan yang dihadapi


Pada video sudah dijelaskan bagaimana pengalaman narasumber saat melakukan
survey/sensus pertama kali, dan kesulitan yang pertama kali dialami narasumber adalah
perbedaan bahasa dan penguasaan lapangan, di slide-slide selanjutnya akan diceritakan
bagaimana narasumber mengatasi permasalahan tersebut, serta permasalahan atau kesulitan
lainnya dalam wawancara/public speaking serta tips bagaimana narasumber menghadapi
masalah tersebut.

 Pertanyaan 3 (DELIA) : Apa Saja yang Perlu Dipersiapkan Sebelum Mewawancarai


Responden atau Melakukan Public Speaking?
Di BPS sendiri, biasanya diterapkan sesi role playing, jadi petugas diberikan gambaran
semirip mungkin dengan kondisi yang ada di lapangan nantinya. Di sesi role playing ini,
petugas diberikan pengetahuan mengenai analisis khalayak yang akan menjadi responden.
Lalu, pada saat pelaksanaan wawancara dengan responden, tidak menutup kemungkinan
akan terjadi kendala. Misalnya seperti kesulitan dalam memahami bahasa. Oleh karena itu,
petugas dari BPS juga bisa meminta bantuan pendampingan dalam mewawancarai
responden, contohnya seperti pendampingan oleh ketua RT setempat.
Narasumber kami juga berkata, bahwa faktor pengalaman dan kepercayaan diri yang
dimiliki petugas dapat membantu kelancaran dalam pelaksanaan wawancara atau public
speaking.

 Pertanyaan 4 (RANGGA) :Tips supaya tidak gugup dan tetap lancar saat melakukan
wawancara
Narasumber menceritakan kesulitan yang dialami saat melakukan wawancara dengan
orang yang baru ditemui adalah dikarenakan sifat dan kepribadian orang yang berbeda-beda.
Dari cerita narasumber ada dua faktor yang mempengaruhi kelancaran komunikasi, pertama
faktor pengalaman, kedua faktor psikologis.
Tips yang narasumber berikan untuk meningkatkan kepercayaan diri serta memperlancar
saat komunikasi adalah memperbanyak latihan untuk membiasakan kita dalam
berkomunikasi, dalam hal ini meningkatkan pengalaman akan membantu kelancaran
komunikasi.
Lalu ada faktor psikologis, Narasumber kami juga memberikan tips jika kita masih merasa
takut atau kurang percaya diri dalam melakukan wawancara kita bisa membawa orang yang
lebih berpengalaman untuk mendampingi kita. Hal tersebut akan meningkatkan kepercayaan
diri kita sehingga membantu kelancaran dalam komunikasi.
Narasumber kami juga memberikan contoh jika bertemu dengan responden yang sulit
diwawancarai, petugas biasanya meminta dampingan dari ketua RT/tetua wilayah setempat
untuk membantu proses wawancara serta menjelaskan dengan baik apa maksud dan tujuan
dari wawancara tersebut.

 Pertanyaan 5 (SHINTIA) : Bagaimana jika responden (komunikan) tidak ingin diwawancarai


?
Artinya, tujuan dari komunikasi kita tidak tercapai. Komunikasi yang berlangsung itu juga
merupakan komunikasi tidak efektif, ditandai dengan salah satu cirinya yakni “Tidak responsif”
(sedikit/atau tidak ada minat terhadap pandangan atau kepentingan orang lain). Karena jika si
komunikan (responden) tersebut memiliki minat, ia akan memberi respons atas maksud dan
tujuan dari komunikator (pewawancara).

 Pertanyaan 6 (SHINTIA) : Bagaimana jika responden tidak bisa diajak komunikasi? (adanya
perbedaan bahasa)
Terkait dengan Persiapan berbicara di depan umum (responden), terdapat beberapa
langkah, dan langkah kedua-nya yaitu “Analisis Khalayak” “(responden)”. Yang mana pada
kasus ini kita perlu menganalisis didaerah mana kita akan melakukan wawancara, dan bahasa
apa yang mereka gunakan.
Dengan melakukan analisis ini, kita dapat mengantisipasi dan menghindari kemungkinan-
kemungkinan yang dapat menyebabkan terjadinya komunikasi yang tidak efektif, karena
Bahasa merupakan kunci dari komunikasi yang efektif.

 Pertanyaan 8 (IIN) : Bagaimana cara beradaptasi waktu pertama kali?


Kata narasumber kami untuk beradaptasi ingatlah peribahasa “Di mana bumi di pijak di
situ langit dijunjung” yang memiliki makna bahwa hendaknya di mana kalian tinggal, kalian
harus dapat menyesuaikan, memahami, serta menghargai adat-adat yang ada di daerah itu.
Jadi alangkah baiknya saat berada di lingkungan baru kita membaca dulu situasi-situasi
yang ada di daerah tersebut dan jangan kita membawa kebiasaan-kebiasaan dari daerah asal
kita, karena mungkin saja kebiasaan kita berbeda dengan mereka. Nah hal-hal tersebut dapat
memperlancar pengadaptasian kita di lingkungan tersebut.
 Pertanyaan 9 (INA) : Apakah Kakak pernah sosialisasi ke sekolah atau masyarakat? Menurut
Kakak bagaimana perbedaan antara berbicara dengan 1 orang dan orang banyak?
Jawaban
Dari jawaban narasumber, kami dapat menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara
berbicara dengan 1 orang dan orang banyak, yaitu apabila berbicara dengan orang banyak
atau sosialisasi di sekolah-sekolah yang sering dilakukan narasumber kami sudah pasti lebih
tertekan. Tetapi semua itu dapat diatasi apabila kita mempunyai persiapan, karena persiapan
yang bagus dapat meningkatkan rasa percaya diri yang merupakan faktor kelancaran
komunikasi yaitu psikologis.
Narasumber kami juga mengatakan bahwa beliau pernah mengikuti lomba Stand Up
Comedy saat dikampus, dan respon yang diberikan penonton adalah tertawa yang memang
tujuan stand up comedy adalah untuk menghibur. Hal tersebut termasuk ke dalam komunikasi
efektif karena respon yang diberikan sasaran komunikasi sudah sesuai dengan tujuan dan
dapat didengar dan dimengerti dengan baik seperti salah satu prinsip komunikasi efektif.
Satu hal yang paling penting seperti yang sudah dikatakan narasumber kami adalah “bisa
karena biasa”, apabila kita sering berlatih dan mengasah kemampuan berkomunikasi efektif
dan public speaking, maka semua kendala yg dihadapi kedepannya dalam berkomunikasi
akan dapat teratasi..

Anda mungkin juga menyukai