Judul:
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HOUSING BACKLOG
DI KOTA BANDUNG TAHUN 2021
Sumber: datartlh.perumahan.pu.go id
Kota Bandung diketahui memiliki wilayah kumuh terbesar di
Provinsi Jawa Barat. Dari total 151 kelurahan yang ada di Kota Bandung,
terdapat 121 kelurahan yang masuk kategori kumuh. Menurut SK
Walikota Nomor 648/Kep.286-distarcip/2015 diketahui kawasan kumuh di
Kota Bandung mencapai 1.457,45 hektare yang tersebar di seluruh daerah.
Jika ditinjau klasifikasi tingkat kekumuhannya, permukiman kumuh
dengan tingkat kekumuhan tinggi terdapat pada lima kecamatan yakni
pada Kecamatan Astana Anyar, Kecamatan Bojongloa Kidul, Kecamatan
Bandung Wetan, Kecamatan Kiaracondong dan Kecamatan Sumur
Bandung.
Rendahnya akses terhadap pembiayaan rumah menimbulkan
adanya backlog. Menurut Kepala Bidang Perumahan Dinas Perumahan
dan Kawasan Permukiman, Pertanahan, dan Pertamanan (DPKP3) Kota
Bandung, angka backlog Kota Bandung mencapai 10.000 unit, namun
realisasinya hanya mencapai 10% dari target (Yanuati, 2017). Tingginya
angka backlog di Kota Bandung terjadi oleh beberapa faktor. Sebagai ibu
kota Provinsi Jawa Barat, urbanisasi menuju Kota Bandung terjadi begitu
derasnya. Namun, hal ini tidak diimbangi oleh keberadaan hunian murah
bagi MBR. Pasokan hunian bagi MBR cenderung masih minim akibat dari
keengganan pengembang untuk membangun rumah murah. Salah satu
penyebab keenganan pengembang membangun rumah murah ialah
tingginya harga lahan. Terlebih sebagai salah satu kota besar di Indonesia,
harga lahan di Kota Bandung cenderung tinggi dibandingkan wilayah
sekitarnya. Hal ini menjadi penting untuk meneliti faktor-faktor tingginya
angka backlog rumah di Kota Bandung agar pemerintah dapat melakukan
perencanaan penanggulangan yang tepat.
Ketersediaan Data
1.
ttd
(Namasayaadalah)