Anda di halaman 1dari 11

Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan ITB

PAPER UJIAN AKHIR SEMESTER


PL 4005 KAPITA SELEKTA

DUNIA PROFESI DALAM PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


STUDI KASUS: PENERAPAN KRITERIA UNJUK KERJA (KUK) PERENCANAAN
DALAM PENYEDIAAN PERUMAHAN DAN SARANA TRANSPORTASI BAGI
MASYARAKAT YANG TIDAK TERDAFTAR DI KOTA BANDUNG

Oleh
Vely Brian Rosandi
(15414025)

Dosen
Ir. Teti Armiati Argo, M.E.S., Ph.D
196504021989032002

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN, DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2017
Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan ITB

Pendahuluan tidak memiliki tempat tinggal yang


a) Latar Belakang tetap (non-permanen). Selain itu dari
Peningkatan jumlah penduduk segi penyediaan transportasi, tentu saja
Kota Bandung yang cenderung dengan meningkatnya jumlah penduduk
meningkat dari tahun-ketahun telah Kota Bandung kebutuhan akan sarana
menimbulkan peningkatan demand atau transportasi juga akan meningkat.
permintaan terhadap kebutuhan Karena jumlah penduduk yang besar
penyediaan tempat tinggal/perumahan menyebabkan pergerakan penduduknya
serta transportasi publik. Namun semakin tinggi.
umumnya peningkatan jumlah b) Rumusan Masalah
penduduk di Kota Bandung tidak secara Berdasarkan latar belakang
murni dipengaruhi oleh faktor internal diatas, rumusan masalah pada penulisan
seperti kelahiran, kematian, dan migrasi paper ini adalah sebagai berikut :
keluar Kota Bandung namun juga  Data dan analisis apa yang
dipengaruhi oleh faktor eksternal dibutuhkan dalam penyediaan
lainnya seperti peningkatan jumlah perumahan dan transportasi bagi
migrasi masuk, penduduk commuter penduduk yang tidak terdaftar di
serta urbanisasi menuju Kota Bandung Kota Bandung sesuai dengan
yang secara tidak langsung ikut Kriteria Unjuk Kerja bagi
berkontribusi dalam meningkatkan seorang perencana ?
jumlah penduduk Kota Bandung secara  Metode atau pendekatan
keseluruhan. Banyak faktor dan alasan masyarakat apakah yang sesuai
mengapa seseorang memilih untuk untuk memudahkan interaksi
pindah secara menetap atau sementara dengan penduduk yang tidak
di Kota Bandung diantaranya seperti terdaftar di Kota Bandung
berpindah, menuntut ilmu/bersekolah, mengacu sesuai dengan tahapan
bekerja, hingga hanya bersekedar ingin Kriteria Unjuk Kerja bagi
berwisata. seorang perencana ?
Namun permasalahan yang c) Tujuan dan Sasaran
muncul di Kota Bandung saat ini ialah Tujuan dari ditulisnya paper ini
peningkatan jumlah penduduk dari ialah sebagai berikut:
tahun-ketahun tidak diimbangi dengan  Menggunakan Kriteria Unjuk
penyediaan akan tempat tinggal dan Kerja bagi seorang perencana
penyediaan transportasi yang didalam menganalisis data yang
mencukupi, sehingga masyarakat yang dibutuhkan dalam penyediaan
bukan berdomisili atau dengan kata lain tempat tinggal (perumahan) dan
tidak memiliki KTP Kota Bandung transportasi bagi penduduk yang
tidak terdaftar secara resmi oleh Dinas tidak terdaftar di Kota Bandung.
Kependudukan dan Pencatatan Sipil  Menggunakan Kriteria Unjuk
Kota Bandung, kemudian berdasarkan Kerja seorang perencana
data sekunder diketahui sebanyak didalam menganalisis
hampir kurang lebih 20% dari jumlah pendekatan masyarakat yang
total penduduk Kota Bandung saat ini
1
Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan ITB

sesuai dengan penduduk yang


tidak terdaftar di Kota Bandung.
d) Kerangka Konseptual Menghitung Menghitung
Didalam menyusun kerangka jumlah jumlah
kebutuhan lahan kebutuhan lahan
konseptual, penulis menggunakan acuan
dan backlog dan jumlah
Kriteria Unjuk Kerja (KUK) bagi
penyediaan penyediaan
seorang perencana didalam memahami
rumah bagi transportasi bagi
permasalahan yang terjadi di Kota
masyarakat tidak masyarakat tidak
Bandung, sehingga Kriteria Unjuk terdaftar di di terdaftar di di
Kerja dapat dijadikan alat dalam Kota Bandung Kota Bandung
memecahkan permasalahan yang
terjadi. Kerangka konseptual dalam
penulisan paper ini digambarkan dalam
diagram seperti gambar berikut: Skenario penyediaan perumahan
dan transportasi bagi masyarakat
Gambar 1. Kerangka Konseptual yang tidak terdaftar di Kota
Bandung

Peningkatan Jumlah
Penduduk Kota Pendekatan masyarakat
Bandung yang digunakan

Sumber: Hasil Analisis, 2017


Menyebabkan kepadatan
penduduk meningkat dan Pembahasan
memberi tekanan pada Inti kawasan Metropolitan
penyediaan perumahan dan Bandung menjadi pusat aktivitas dan
transportasi permukiman baik bagi warga Kota
Bandung maupun warga luar Kota
pemenuhan kebutuhan Bandung yang tidak memiliki KTP asli
data di Kota Bandung. Berdasarkan hasil
kajian penataan ruang kawasan
Metropolitan Bandung Raya, daya
Ketersediaan lahan untuk penyediaan dukung Kota Bandung memiliki
perumahan tambahan bagi masyarakat maksimum sebesar 3.018.038 jiwa
yang tidak terdaftar di Kota Bandung dengan kepadatan 200 jiwa/ha. Dalam
serta penyediaan transportasi RTRW Kota Bandung tahun 2011-
2031, jumlah penduduk Kota Bandung
pada tahun 2017 diperkirakan sudah
Status daya mencapai batas maksimal daya tampung
dukung lahan ruang cekungan Bandung yakni sekitar
2,5 juta jiwa. Pada tahun 2030
mendatang jumlah penduduk Kota
Bandung diperkirakan akan mencapai
2
Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan ITB

4.1 juta jiwa dan status daya dukung maupun transportasinya) akan
lahan di Kota Bandung pada tahun 2030 menyebabkan terjadinya penggunaan
diprediksikan sudah masuk kedalam lahan yang tidak sesuai dengan
kategori tidak dapat memenuhi seluruh peruntukan zonanya.
kegiatan yang ada diatasnya. Oleh sebab itu seorang
Seperti yang telah diuraikan perencana yang bekerjasama dengan
pada kerangka konseptual pada bagian stakeholder-stakeholder tersebut harus
pendahuluan, pemenuhan kebutuhan melakukan tindakan-tindakan yang
penyediaan perumahan dan penyediaan dapat meminimalisir permasalahan
transportasi bagi masyarakat yang tidak yang ada, yaitu dengan melakukan
terdaftar sebagai masyarakat resmi Kota pengumpulan data yang dilakukan oleh
Bandung harus mengacu pada besaran seorang perencana kemudian
kuantitatif tertentu yaitu diacu pada dilanjutkan dengan tahapan analisis
jumlah backlog kebutuhan. Perumahan data.
dan transportasi merupakan salah satu Data-data yang dibutuhkan
bentuk pelayanan dasar perkotaan dalam menganalisis kebutuhan
dimana penyediaannya harus mengacu penyediaan perumahan dan transportasi
pada standar minimum tertentu yang bagi masyarakat yang tidak terdaftar di
harus dipenuhi. Seperti yang Kota Bandung, dapat dilakukan dengan
disampaikan oleh Joardar (1998) bahwa mengacu pada Kriteria Unjuk Kerja
terdapat kriteria kunci bagaimana daya (KUK) seorang perencana yaitu sebagai
dukung dapat dipertemukan dengan berikut:
standar pelayanan perkotaan yaitu dapat  Data mengenai ketersediaan
diukur dengan standar penyediaan lahan dan status daya dukung
minimal. lahan Kota Badung saat ini dan
Oleh karena itu pemerintah, ditahun mendatang diperoleh
pihak RT/RW, Dinas PUPR, Dinas dari Badan Pengelolaan
Perhubungan, BPLH, masyarakat dan Lingkungan Hidup (BPLH).
seorang perencana adalah stakeholder  Data mengenai jumlah,
utama dalam hal penyediaan perumahan kepadatan, migrasi masuk-
dan penyediaan infrastruktur bagi keluar, kelahiran dan kematian
masyarakat yang tidak terdaftar sebagai penduduk Kota Bandung dan
masyarakat Kota Bandung. Hal ini Proyeksinya ditahun mendatang
dikarenakan dalam hal perencanaan diperoleh dari Badan Pusat
penyediaan perumahan dan transportasi Statistik Kota Bandung (BPS).
membutuhkan data yang diperoleh dari  Data mengenai jumlah
pemerintah, dinas-dinas terkait dan juga perumahan yang sudah ada,
pihak kelurahan setempat serta serta backlog perumahan yang
membutuhkan keahlian seorang dibutuhkan bagi penduduk yang
perencana karena karakteristik terdaftar maupun yang belum
penduduk yang tidak terdaftar apabila terdaftar serta proyeksinya
dibiarkan begitu saja (tidak ditahun mendatang diperoleh
direncanakan tempat tinggalnya
3
Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan ITB

dari Dinas Pekerjaan Umum dan kesenjangan ketersedian


dan Penataan Ruang (PUPR). perumahan yang ada dengan
 Data mengenai jumlah sarana jumlah penduduk yang tidak
transportasi di Kota Bandung terdaftar di Kota Bandung,
Saat ini serta proyeksinya dengan pemenuhannya yaitu
ditahun mendatang diperoleh melalui penyediaan perumahan
dari Dinas Perhubungan. dan sarana transportasi yang
(Dishub) sesuai dengan jumlah penduduk
yang tidak terdaftar di Kota
Kemudian setelah data-data Bandung.
yang dibutuhkan terkumpul, maka
seorang perencana dapat melakukan a) Analisis Penyediaan perumahan bagi
analisis mengenai jumlah kebutuhan masyarakat yang tidak terdaftar di
lahan dan backlog penyediaan Kota Bandung:
perumahan dan sarana transportasi bagi
masyarakat yang tidak terdaftar di Kota a) Level 1: Fokus
Bandung. Sesuai dengan materi Kriteria Fokus ditujukan untuk
Unjuk Kerja (KUK) seorang perencana, penyediaan perumahan bagi
setelah data didapatkan, maka tahapan masyarakat yang tidak terdaftar
selanjutnya ialah mengolah data di Kota Bandung.
tersebut dengan menggunakan teknik-
teknik tertentu. Adapun teknik-teknik b) Level 2: Stakeholder/Pelaksana
yang dapat dipakai seorang perencana Pemerintah, Dinas Pekerjaan
dalam menganalisis backlog kebutuhan Umum dan Penataan Ruang,
perumahan dan transportasi bagi Badan Pengelola Lingkungan
penduduk yang tidak terdaftar di Kota Hidup, BPS, Dinas Perhubungan
Bandung salah satunya menggunakan pihak kelurahan, masyarakat,
teknik analisis sebagai berikut: dan perencana
 GAP Analysis
Suatu teknik analisis yang c) Level 3: Tujuan
digunakan untuk menentukan Penetapan tujuan merupakan
langkah-langkah yang hendak penjabaran dari fokus utama
diambil dalam rangka bergerak yang dilengkapi dengan tujuan
dari kondisi yang ada saat ini pendukung yaitu seperti kategori
menuju kondisi yang perumahan yang harus
diharapkan. Dapat dikatakan disediakan seperti apa serta
analisis kesenjangan (GAP harus mengikuti prinsip zonasi
Analisis) memaksa institusi penataan ruang yang sesuai.
ataupun stakeholder terkait
untuk merefleksikan kondisi d) Level 4: Kriteria
eksisting saat ini kemudian apa Kriteria merupakan penjabaran
yang ingin dituju dimasa depan. teknis dari tujuan dengan
GAP analisis untuk mengukur prasyarat yang lebih terperinci
4
Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan ITB

yaitu biaya pembangunan, Penetapan tujuan merupakan


peletakan dikawasan budidaya, penjabaran dari fokus utama
tidak dibangun di lokasi yang yang dilengkapi dengan tujuan
rawan bencana dengan pendukung yaitu seperti jenis
pertimbangan harus mengacu transportasi yang harus
pada prinsip penataan ruang. disediakan seperti apa.

e) Level 5: Bentuk Penyediaan c) Level 4: Kriteria


Dalam penyediaan rumah bagi Kriteria merupakan penjabaran
penduduk tidak terdaftar di Kota teknis dari tujuan dengan
Bandung harus dilakukan prasyarat yang lebih terperinci
dengan melalui tahapan yaitu biaya pembangunan sarana
penghitungan seperti transportasi, tidak dibangun di
perhitungan luas lahan dan luas lokasi yang rawan bencana
rumah yang harus disediakan dengan pertimbangan harus
berapa, dan juga disertai dengan mengacu pada prinsip penataan
perhitungan luas utilitas ruang, kemudian juga harus
pendukungnya seperti jaringan memperhatikan demand
jalan dan sebagainya. Kemudian transportasi saat ini dengan
juga dibutuhkan alternatif yang kebutuhan yang seharusnya
maksimal untuk mendukung disediakan bagi masyarakat
pemanfaatan tanah yang bukan yang tidak terdaftar.
peruntukannya untuk didiami.
d) Level 5: Bentuk Penyediaan
b) Analisis Penyediaan sarana Dalam penyediaan sarana
transportasi bagi masyarakat yang transportasi bagi penduduk tidak
tidak terdaftar di Kota Bandung: terdaftar di Kota Bandung harus
dilakukan dengan melalui
a) Level 1: Fokus tahapan penghitungan seperti
Fokus ditujukan untuk perhitungan jumlah kendaraan
penyediaan sarana transportasi transortasi massal yang harus
bagi masyarakat yang tidak yang harus disediakan berapa,
terdaftar di Kota Bandung. perhitungan mengenai jumlah
panjang jalan yang harus
b) Level 2: Stakeholder/Pelaksana dtambah berapa dan juga
Pemerintah, Dinas Pekerjaan disertai dengan perhitungan luas
Umum dan Penataan Ruang, utilitas pendukungnya seperti
Dinas Perhubungan, BPS, jaringan jalur pejalan kaki, jalur
BPLH pihak kelurahan, penerangan sepanang jalan,
masyarakat, dan perencana jumlah tempat pemberhentian
dan sebagainya.
c) Level 3: Tujuan

5
Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan ITB

Kemudian setelah kita melakukan unit perumahan. Kemudian dalam hal


tahapan analisis data, langkah penyediaan sarana transportasi massal
selanjutnya yang dapat dilakukan sesuai seperti bus dan angkot. Dengan
dengan Kriteria Unjuk Kerja) seorang mengasumsikan bahwa jika satu unit
perencana dapat mengembangkan bus dapat menampung sebanyak 30
beberapa skenario-skenario penyediaan penumpang dan dalam satu angkot
perumahan dan sarana transportasi bagi mampu menampung penumpang
masyarakat yang tidak terdaftar di Kota sebanyak 10 penumpang, serta dalam
Bandung yaitu sebagai berikut: setiap harinya baik bus maupun angkot
1. Skenario Moderat dapat menampung penumpang
Skenario Moderat merupakan sebanyak 3000 penumpang untuk bus,
skenario yang didesain untuk dan 1000 penumpang untuk angkot,
menyediakan perumahan dan sarana maka dapat dikatakan jumlah backlog
transportasi bagi masyarakat yang tidak penyediaan sarana transportasi massal
terdaftar di Kota Bandung dengan cara yaitu sebanyak 167 unit bus, dan 500
melihat kebutuhan penyediaan unit angkot (asumsi: penduduk yang
perumahan pada kondisi saat ini saja. tidak terdaftar tersebut merupakan
Berikut ilustrasi penyediaan perumahan obyek individu dan tidak terikat satu
dan sarana transportasi dengan dengan yang lainnya). Namun demikian
menggunakan scenario moderat. tentu saja tidaklah mudah untuk
menyediakan perumahan sebanyak
Ilustrasi: 100.000 unit perumahan bagi penduduk
Kota Bandung memiliki jumlah yang tidak terdaftar di Kota Bandung,
penduduk sekitar 2,5 juta jiwa pada kemudian menyediakan sarana
tahun 2017 dan 20% dari jumlah transportasi massal seperti bus dan
penduduk total Kota Bandung tidak angkot sebanyak 167 unit bus dan 500
terdaftar secara resmi sebagai penduduk unit angkot, hal yang menjadi kendala
Kota Bandung. Sehingga dapat didalam penyediaanya ialah
dikatakan bahwa ada sekitar 500 ribu ketersedian lahan di Kota Bandung saat
jiwa penduduk yang tidak terdaftar di ini sudah semakin menyempit dan tidak
Kota Bandung. Dengan mengacu pada dapat lagi dilakukan pembangunan
standar SNI 03-1733-2004 tentang perumahan secara horizontal, kemudian
standar penyediaan lingkungan dalam hal pembebasan lahan untuk
perumahan yaitu didalam 1 lingkup perumahan juga sangatlah sulit
perumahan maksimal dapat diisi oleh 4- dilakukan, mengingat keterbatasan dana
5 jiwa, maka diasumsikan bahwa yang dimiliki oleh pemerintah Kota
jumlah penduduk yang tidak terdaftar Bandung untuk menyediakan
tersebut merupakan pelajar dan perumahan sebanyak itu. Selanjutnya
mahasiswa serta tenaga kerja yang dari segi penyediaan sarana transportasi
bekerja di Kota Bandung, maka dengan umum seperti bus dan angkot, sejatinya
mengacu pada standar tersebut, backlog dalam hal penyediaannya juga tidak
perumahan yang harus dibutuhkan hanya terkait dengan jumlah unit yang
untuk dibangun ialah sebanyak 100.000 harus disediakan saja, tetapi juga terkait
6
Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan ITB

dengan berapa lebar dan panjang jalan melakukan intervensi terhadap


yang harus ditambah, kemudian perbaikan dan peningkatan kapasitas
bagaimana dampaknya terhadap kondisi baik aspek fisik maupun non fisik yang
lalu lintas yang ada di Kota Bandung mencakup seluruh aspek di Kota
saat ini, mengingat jalan-jalan yang di Bandung.
Kota Bandung sudah setiap harinya
mengalami penambahan volume Pendekatan Masyarakat Yang di
kendaraan, yang tentu saja apabila tidak Gunakan
diperhitungkan dengan matang-matang Didalam melakukan interaksi
justru akan memperburuk kondisi lalu dengan mayarakat yang tidak terdaftar,
lintas Kota Bandung kedepannya. metode pendekatan yang bisa dilakukan
yaitu dengan cara pendekatan
2. Skenario Optimis partisipatif. Pendekatan partisipatif
Skenario Optimis merupakan dirasa sangat cocok karena didalam
skenario yang didesain untuk merencanakan penyediaan perumahan
menyediakan perumahan dan sarana dan transportasi, obyek sasarannya ialah
transportasi bagi masyarakat yang tidak masyarakat yang tidak terdaftar
terdaftar di Kota Bandung dengan cara tersebut, sehingga dengan pendekatan
melihat kebutuhan penyediaan partisipatif masyarakat yang tidak
perumahan pada kondisi saat ini terdaftar tersebut menentukan dan
ditambah dengan melihat proyeksi mengkonsep sendiri kebutuhan apa
kebutuhan dimasa mendatang. Didalam yang mereka perlukan, dan peran
skenario optimis sebenarnya hampir stakeholder serta perencana yaitu
sama dengan skenario moderat, yang sebagai pengawas dan fasilitator.
membedakannya ialah dari segi Sehingga dengan metode pendekatan
penyediaannya. Yaitu didalam skenario ini, rencana yang akan direalisasikan
optimis, penyediaan kebutuhan akan tepat mengenai sasaran yang
perumahan dan sarana transportasi bagi dituju yaitu masyarakat yang tidak
masyarakat yang tidak terdaftar di Kota terdaftar di Kota Bandung, seperti
Bandung tidak hanya melihat kondisi pelajar dan mahasiswa serta tenaga
eksisting saat ini saja namun juga kerja yang bekerja di Kota Bandung.
melihat proyeksi kebutuhan perumahan
dan sarana transportasi di massa Kesimpulan
mendatang, misal: proyeksi kebutuhan Didalam studi kasus penerapan
penyediaan perumahan dan transportasi KUK bagi penyediaan perumahan dan
di tahun 2030 mendatang. Dari proyeksi transportasi masyarakat yang tidak
tersebut tentu saja dapat diketahui terdaftar di Kota Bandung yaitu dapat
apakah diperlukan penambahan atau dilakukan dengan melakukan tahapan-
tidak terhadap kebutuhan perumahan tahap yang sudah dijelaskan pada
dan transportasi. Dan untuk kendala bagian pembahasan, yaitu mulai dari
yang dihadapai sebenarnya hampir tahapan mengenali karaktereisti
sama dengan skenario moderat, namun wilayah, menguraikan masalah hingga
kendala tersebut dapat di diatasi dengan tahapan menguraikan kebutuhan
7
Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan ITB

pengembangan, skenario dan metode


pendekatan masyarakat yang sesuai
untuk diterapkan. Dimana disetiap
tahapan tersebut seorang perencana
dapat mengintervensi keahlian dan
perannya sesuai dengan tujuan yang
diinginkan.

Daftar Pustaka
 Slide Presentasi Matakuliah
PL4005 Kapita Selekta
Mengenai Kriteria Unjuk
Kerja (KUK) Profesi
Perencanaan Wilayah dan Kota
(dibaca pada Sabtu, 06 Mei
2017)
 Badan Pusat Statistik Kota
Bandung.https://bandungkota.b
ps.go.id/ (Diakses pada Sabtu,
06 Mei 2016).
 Standar Nasiomal Indonsesia
(SNI): 03-1733-2004 tentang
Standar Penyediaan
Lingkungan Perumahan.
(dibaca pada Sabtu, 06 Mei
2017)
 UU No.26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang (dibaca pada
Sabtu, 06 Mei 2017)
 LPM-ITB (1997) Manual
Pelatihan Perencanaan dan
Pemodelan Transportasi,
Lembaga Pengabdian Kepada
Masyarakat, ITB. (dibaca pada
Sabtu, 06 Mei 2017)
 LP-ITB (2001) Penelitian
Pengembangan Sistem
Transportasi Wilayah Terpadu
Provinsi Jawa Barat, Lembaga
Penelitian, ITB. (dibaca pada
Sabtu, 06 Mei 2017)

8
Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan ITB

Kode & Nama Mata Kuliah: PL 4005 / Semester & tahun ajaran: II,
Kapita Selekta 2016-17
Nama Mahasiswa : Vely Brian Rosandi NIM: 15414025
Skema Penilaian Komentar
1. Presentasi Tertulis (menunjukan
perhatian penulis dalam
menyampaikan ide)
Judul, nama, NIM tertulis lengkap
Dicantumkan nomor halaman, font yg
terbaca
Tidak ada lagi kesalahan ketik, spelling,
gramatikal
Gambar, table, foto ditempatkan secara tepat
dalam teks
Semua referensi dituliskan mengikuti style
guide
Semua informasi yg dibutuhkan (termasuk
lampiran) tersedia
2. Organisasi argumen
Judul harus menginformasikan isi tulisan, tidak
terlalu panjang. Tesis dinyatakan tegas.
Tujuan penulisan ternyatakan tepat dan eksplisit
Tulisan terorganisisr sehingga teridentifikasi sub
bagian dan diakhiri dengan kesimpulan dan
referensi
Penggunaan bahasa yang spesifik, teratur dan
menunjukkan ikatan yang jelas dgn pernyataan
tesis.
Kesimpulan: secara efektif menutup tulisan,
mengikat semua elemen yg dipertimbangkan
sebelumnya.
3. Isi tulisan
Sintesis informasi dilakukan secara detil dan
terpaku. Harus solid, padat dan teratur.
Mereferensi: variasi sumber/ide yg teriset baik,
sumber informasi berkualitas yang akan
mempengaruhi kredibilitas tulisan.
Jelas, tajam, terbaca dan koheren. Jika diperlukan
daftar singkatan, silakan dilakukan.
Pemasukan yg terlambat ...hari (5% per hari)
Komentar lanjutan:

Nilai akhir

9
Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan ITB

10

Anda mungkin juga menyukai