Apa yang anda bayangkan dari sebuah kota? Orang tentu dapat
membayangkan sebuah kota dengan berbagai macam tergantung sudut pandangnya,
karena istilah kota sendiri didefinisikan dengan berbagai sudut pandang bidang ilmu.
Istilah kota menjadi populer seiring dengan perubahan sejumlah wilayah dari
persawahan menjadi gedung-gedung bertingkat yang berfungsi sebagai perkantoran
atau hunian. Secara umum, kota dapat didefinisikan sebagai suatu pemukiman yang
relatif besar, padat, dan permanen, terdiri dari kelompok individu-individu yang
heterogen dari segi sosial (Zahnd, 2006, p. 3)
Pembahasan tentang kota, pada umumnya menjadi bagian dari ilmu sosiologi,
arsitektur, atau perencanaan kota. Jarang sekali pembahasan mengenai kota menjadi
kajian khusus komunikasi. Bahkan dalam satu sesi pembicaraan penulis dengan salah
satu kolega, tercetus bahwa urusan kota adalah bagian para ahli tata kota, bukan
urusan orang komunikasi. Tentu saja penulis tidak sependapat dengan hal ini, karena
sebuah kota akan lebih baik bila mendapat sentuhan bidang ilmu komunikasi,
terutama komunikasi urban.
Mengkaji kota dengan konsep komunikasi urban telah menjadi semakin
penting untuk memahami tentang kota sebagai sebuah konsekuensi, juga untuk
perencanaan dan kebijakan kota. Komunikasi urban mempertimbangkan tentang pola
komunikasi antara individu dan masyarakat, teknologi dan penggunaan media,
publikasi dan promosi, dan baik estetika dan representasi . Komunikasi urban
dimulai dengan gagasan bahwa kota adalah tempat yang menjadi bagian dan produk
komunikasi. Membahas komunikasi urban berarti mengkaji kota sebagai ruang fisik
dan situs pertemuan budaya unik yang dibahas, diperdebatkan, dibingkai, dan
dimodelkan melalui komunikasi. Dalam membahas komunikasi urban,
perkembangan teknologi komunikasi menjadi hal yang harus diperhatikan, karena
teknologi komunikasi mengubah hubungan antara kota dan individu. Dengan
demikian, lingkungan yang dibangun kaya dengan informasi dan arsitektur fisik
yang benar menggambarkan situasi sosial yang unik. Dari pola lalu lintas, trotoar,
komputasi bergerak, dan pengawasan teknologi, isu-isu yang disajikan sesuai dengan
konteks komukasi. Namun, hingga saat ini, sentuhan komunikasi belum terasa dalam
pembangunan kota-kota di Indonesia, karena belum terlibatnya ahli komunikasi
secara khusus, dalam kebijakan tata kota.
Minimnya keterlibatan ahli komunikasi dalam pembangunan lingkungan
perkotaan, menjadikan penataan kota masih jauh dari realitas kota komunikatif atau
kota yang ramah informasi dan humanis. Sebagai contoh, bila anda tersesat di kota
Bandung, anda akan kesulitan menemukan informasi yang dapat menuntun anda ke
tujuan yang dimaksud. Atau kalau anda berkendaraan di Bandung, dan salah jalan
bisa jadi anda tersesat lebih jauh, akibat minimnya informasi yang mudah dipahami.
Kendati Pemerintah Kota Bandung di bawah pimpinan walikota Ridwan Kamil
sedang mengembangkan smart city, sifat kota komunikatif belum diaplikasikan
dalam pembentukan kota ini. Bandingkan dengan Singapura atau Kualalumpur
Malaysia. Di kota-kota tersebut anda dengan mudah menemukan informasi-informasi
yang jelas dan mudah dipahami, sehingga kemungkinan tersesat sangatlah kecil.
Perancangan informasi kota seperti yang dilakukan Singapura dan Malaysia
merupakan kombinasi teknologi komunikasi dan perencanaan pembangunan
lingkungan dengan memperhatikan keterbatasan dan kelebihan manusia, inilah
yang diistilahkan sebagai kota komunikatif.