Anda di halaman 1dari 39

“Pengaruh Gaya Hidup dan Literasi Keuangan Terhadap Perilaku Konsumtif Mahasiswa

di Bandung”

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Kota Bandung adalah kota metropolitan terbesar di Provinsi Jawa Barat, sekaligus
menjadi ibu kota provinsi tersebut. Kota ini terletak 140 km sebelah tenggara Jakarta, dan
merupakan kota terbesar di wilayah Pulau Jawa bagian selatan. Kota Bandung terletak diantara
107 0 Bujur Timur dan 6 0 55' Lintang Selatan. Lokasi Kota Bandung cukup strategis, dilihat dari
segi komunikasi, perekonomian maupun keamanan. Kota Bandung terbagi menjadi 30 kecamatan
dengan luas wilayah kota Bandung pada tahun 2017 adalah 167,31 km2 (BPS Kota Bandung, 2018)
Jumlah penduduk Kota Bandung tahun 2017 berdasarkan proyeksi penduduk di tahun 2017
berjumlah 2.497.938 jiwa dengan laju pertumbuhan di tahun tersebut sebesar 0,29%. Jumlah
penduduk di Kota Bandung mengalami peningkatan sebesar 7.316 jiwa dari tahun 2016 (BPS Kota
Bandung , 2019)
Laju Pertumbuhan Penduduk per
Tahun Jumlah Penduduk
Tahun
Year Population Annual Population Growth
Rate (%)
(1) (2) (3)
2012 2 444 617 0,64

2013 2 458 503 0,57


2014 2 470 802 0,5

2015 2 481 469 0,43

2016 2 490 622 0,37


2017 2 497 938 0,29
Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Bandung 2012 - 2017
Sumber : (BPS Kota Bandung , 2019)
Pada tabel 1.1 diketahui jumlah penduduk tahun 2012 hingga tahun 2017 sebesar 2.444.617
jiwa menjadi 2.497.938 jiwa dan mengalami peningkatan 53.321 jiwa selama beberapa tahun (BPS
Kota Bandung , 2019)
Kota Bandung merupakan kota yang dituju untuk tujuan pendidikan dalam hal untuk
belajar di salah satu perguruan tinggi di Kota Bandung. Dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung 2014-2018 yang di keluarkan Bappenas, Kota
Bandung menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi yang memiliki banyak kaitan aktifitas
ekonomi dengan daerah sekitar maupun yang lainnya. Kota Bandung juga memiliki peran lain
yaitu menjadi salah satu Kota Pendidikan di Indonesia sehingga tingkat pertumbuhan ekonomi di
Kota Bandung tergolong tinggi. (RPJMD Kota Bandung 2018). Jumlah perguruan tinggi di Kota
Bandung sebesar 163 perguruan tinggi yang di kelompokkan berdasarkan Akademi (30), Sekolah
Tinggi (76), Politeknik (26), Universitas (25), dan Institusi (6), dari beberapa perguruan tinggi
tersebut hanya ada 13 perguruan tinggi negeri yang ada di Kota Bandung (Portal Bandung, 2017)

Gambar 1.1 Jumlah Penduduk Kota Bandung Menurut Usia (2018)


Sumber : (Badan Pusat Statistik (BPS), 2019)
Dengan jumlah perguruan tinggi yang ada di Kota Bandung sebesar 163 perguruan tinggi
tidak memungkinkan bahwa jumlah mahasiswa yang sedang melakukan proses pembelajaran di
perguruan tinggi di Kota Bandung juga tidak sedikit. Berdasarkan gambar 1.1 kita dapat
membandingkan jumlah mahasiswa di bandung dengan jumlah penduduk yang ada di Kota
Bandung yang berumur antara 20-24 tahun, yang dimana diumur tersebut mahasiswa sedang
melakukan proses pembelajaran. Dari gambar 1.1 diatas jumlah penduduk umur 20-24 sebesar
257.657 jiwa dengan rincian berdasarkan jenis kelamin, bahwa jenis kelamin perempuan sebesar
124.578 jiwa dan laki-laki sebesar 133.079 jiwa. Berdasarkan data dari gambar 1.1 dapat diketahui
bahwa jumlah mahasiswa yang sedang melakukan proses pembelajaran sebesar ± 257.657 jiwa
pada tahun 2018 (Badan Pusat Statistik (BPS), 2019). Oleh karena itu, berdasarkan penjelasan
uraian diatas, objek dari penelitian yang akan ditulis dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang
ada di Kota Bandung.

1.2 Latar Belakang

Gaya hidup tiap orang berbeda-beda, gaya hidup seseorang bisa berbeda karena
dipengaruhi oleh faktor yang berbeda pula. Oleh karena itu gaya hidup mahasiswa dapat berubah,
akan tetapi perubahan ini bukan disebabkan oleh berubahnya kebutuhan. Pada masa puber, bukan
lagi orang tua yang menjadi model, melainkan orang - orang yang umurnya sama yang menjadi
model utama (Fudyartanta, 2012). Hal ini menyebabkan gaya hidup di kalangan mahasiswa
berubah dengan mengimitasi perilaku atau gaya hidup sekelilingnya. Di era modernisasi seperti
sekarang mahasiswa tidak dapat menolak perubahan dan perkembangan, bagaimanapun juga
perubahan pada gaya hidup itu merupakan pilihan untuk menseleksi dan memilih apa yang menjadi
pilihan utama. Perubahan infromasi juga merupakan faktor berubahnya gaya hidup dikalangan
mahasiswa, mulai dari pakaian, bergaul dan kegiatan lainnya. Di kehidupan mahasiswa zaman
sekarang banyak yang bertentangan dengan dengan dirinya mulai dari gaya hidup yang tidak sesuai
dengan etika dan pendidikan dan juga bertentangan dengan ekonomi keluarga. Seiring
berkembangnya zaman, banyak calon calon mahasiswa yang dari luar kota bahkan dari daerah
desa ingin melanjutkan proses belajar di perguruan tinggi yang ada di kota. Hal ini menyebabkan
perubahan gaya hidup yang tidak sesuai dengan etika dan pendidikan awal yang dibawa oleh calon
mahasiswa dari daerah asal, yang awal mulanya sopan, santun, dan tidak memiliki perilaku
konsumtif, namun berbeda setelah melakukan proses belajar di perguruan tinggi di kota yang tidak
sesuai gaya hidup dari daerah asal. Hal ini kebanyakan mahasiswa tetap memaksakan dirinya
untuk sebanding dengan orang-orang di sekitarnya yang mungkin mapan dalam ekonominya.
Tanpa mereka sadari, mereka telah masuk dalam pergaulan kota yang sangat mengedepankan
penampilan. Mereka yang datang dari daerah asal dan pelosok-pelosok desa atau kota, secara
otamatis mereka jauh pula dari pengawasan keluarga membuat mereka bebas mengaplikasikan
dirinya untuk masuk ke lingkungan seperti apa, tanpa berfikir panjang dampak yang akan terjadi
selanjutnya.
Di kehidupan kampus seperti sekarang tidak seperti kehidupan kampus yang seharusnya
menimba ilmu, bertukar pikiran, bersosialisasi dan sebagainya, tapi hal ini tidak sesuai dengan
fakta yang ada, fakta yang terlihat bahwa kehidupan kampus sering dijadikan ajang pamer fashion
dan lifestyle bagi para mahasiswa. Hal ini mengakibatkan mahasiswa yang memiliki ekonomi
menengah dan mapan terpengaruh oleh kehidupan kota yang konsumtif akibat tuntutan pergaulan.
Dengan
Adapun berdasarkan hasil riset Priceza, terdapat lima kota besar yang menjadi sumber
utama kunjungan (traffic) ke berbagai took online di Indonesia yang dapat dilihat pada gambar 1.3
sebagai berikut :
45.00%
40.00%
35.00%
30.00%
25.00%
20.00%
15.00%
10.00%
5.00%
0.00%
Jakarta Surabaya Medan Bandung Makassar
2015 24.57% 12.36% 6.60% 3.09% 2.79%
2016 37.41% 17.42% 6.72% 6.73% 2.47%
2017 41.94% 20.09% 7.76% 7.72% 4.42%

Gambar 1.2 Lima Kota di Indonesia dengan Pembelanjaan Online Teraktif


Sumber : Priceza.co.id, 2018 (data yang telah diolah)
Dari gambar 1.2 ada lima kota di Indonesia yang aktif dalam pembelanjaan online selama
tiga tahun berturut turut. Dan dari data diatas Kota Bandung menduduki peringkat ke empat dengan
kota teraktif dengan pembelanjaan online sebesar 7,72% di tahun 2017.
Menurut OJK (Otoritas Jasa Keuangan), literasi keuangan (financial literacy) adalah
rangkaian proses atau aktivitas untuk meningkatkan pengetahuan, keyakinan, serta ketrampilan
konsumen dan masyarakat luas sehingga mereka mampu mengelola keuangan dengan baik
(Finansialku, 2018) dan berdasarkan survei yang dilakukan oleh OJK pada 2013, bahwa tingkat
literasi keuangan penduduk Indonesia dibagi menjadi empat bagian, yakni Well Literate (21,48%),
Sufficient Literate (75,69%), Less Literate (2,06%), Not Literate (0,41%). Literasi keuangan juga
mempunyai tujuan Agar masyarakat luas dapat menentukan produk dan layanan jasa keuangan
yang sesuai dengan kebutuhan, masyarakat harus memahami dengan benar manfaat dan risiko,
mengetahui hak dan kewajiban serta meyakini bahwa produk dan layanan jasa keuangan yang
dipilih dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Otoritas Jasa Keuangan (OJK), 2017).
Presiden Joko Widodo mengatakan dalam Rapat Terbatas bahwa tingkat literasi keuangan di
Indonesia masih rendah, indeks literasi keuangan Indonesia meningkat dari 29,7% di tahun 2016
menjadi 38,3% di tahun 2019 (Suara.com, 2020). Hal ini memperlihatkan bahwa masyarakat di
Indonesia masih belum sadar akan pentingnya mengetahui apa yang di prioritaskan dan mengelola
uang, dan tidak hanya membeli kebutuhan berdasarkan apa yang diinginkan.
Berdasarkan kajian yang dipaparkan diatas dapat diketahui bahwa ada pengaruh antara
gaya hidup dan literasi keuangan terhadap perilaku konsumtif, dan dengan adanya fenomena
bahwa kurangnya kesadaran dan pemahaman literasi keuangan bagi mahasiswa yang di kenal
konsumtif dan merupakan pembelanjaan online terbanyakdi Indonesia khususnya Kota Bandung.
Maka dari itu penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai “Pengaruh Gaya Hidup dan
Literasi Keuangan Terhadap Perilaku Konsumtif Mahasiswa di Kota Bandung”

1.3 Perumusan Masalah

Gaya hidup di daerah perkotaan khususnya untuk kalangan mahasiswa lebih


mengedepankan fashion dan lifestyle bagi para mahasiswa. Gaya hidup yang tinggi di daerah
perkotaan memaksa bagi kalangan mahasiswa yang telah terpengaruh gaya hidup di daerah
perkotaan lebih senang untuk mengkonsumsi dan membelanjakan uang untuk memenuhi
kebutuhan yang tidak prioritas bagi kalangan mahasiswa.
Konsumsi adalah penggunaan barang dan/atau jasa untuk memenuhi kebutuhan dan
kepuasan secara langsung. Namun apabila konsumsi yang berlebihan dan tidak sesuai dengan
kebutuhan, maka hal ini disebut dengan perilaku konsumtif. Perilaku konsumtif bisa berupa
belanja yang berlebihan dan tidak sesuai kebutuhan entah berupa belanja online maupun offine,
kegiatan belanja dapat dijadikan hal untuk melepaskan penat dan stress setelah aktivitas sehari-
hari. Perilaku konsumtif adalah tindakan individu untuk membeli, menggunakan atau
mengkonsumsi barang atau jasa secara berlebihan, tidak rasional, menimbulkan pemborosan,
hanya mengutamakan keinginan atau kesenangan, kepuasan fisik dan memuaskan hasrat
kesenangan semata tanpa mempertimbangkan kebutuhan atau manfaat dari barang atau jasa
tersebut, bahkan hanya untuk memperoleh pengakuan sosial, mengikuti mode atau kepuasan
pribadi. Perilaku konsumtif ini biasanya sering terjadi di kalangan mahasiswa di daerah perkotaan,
yang di karenakan kurangnya pengetahuan mengenai literasi keuangan untuk memprioritaskan
kebutuhan sehingga mengakibatkan perilaku konsumtif yang tinggi dan tidak terkendali yang di
pengaruhi oleh gaya hidup di daerah kota. Oleh karena itu penting untuk mengetahui dan
memahami pengaruh gaya hidup dan literasi keuangan terhadap perilaku konsumtif mahasiswa di
Kota Bandung.

1.4 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dibahas sebelumnya, maka pertanyaan
yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana tingkat literasi keuangan mahasiswa di Kota Bandung ?
2. Bagaimana pengaruh gaya hidup berpengaruh terhadap perilaku konsumtif mahasiswa di
Kota Bandung ?
3. Bagaimana Literasi Keuangan berpengaruh terhadap perilaku konsumtif mahasiswa di
Kota Bandung ?
1.5 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan pertanyaan penelitian, terbentuklah tujuan penelitian sebagai berikut :


1. Untuk mengetahui tingkat literasi keuangan mahasiswa di Kota Bandung.
2. Untuk mengetahui pengaruh gaya hidup terhadap literasi perilaku konsumtif mahasiswa
di Kota Bandung.
3. Untuk mengetahui pengaruh literasi keuangan terhadap perilaku konsumtif mahasiswa di
Kota Bandung.

1.6 Manfaat Penelitian

Dari hasil pelaksanaan penelitian ini diharapkan penelitian ini memperoleh dua manfaat
dalam aspek praktis dan teoritis yang diantaranya sebagai berikut :

1.6.1 Aspek Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) untuk memberdayakan mahasiswa dan mengembangkan kebijakan keuangan yang efektif
di masa depan sehingga dapat meningkatkan jumlah pengguna produk dan layanan jasa keuangan
serta meningkatkan tingkat literasi keuangan pada kalangan mahasiswa di Kota Bandung.

1.6.2 Aspek Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi akademisi khususnya di bidang financial
behavior. Hal ini dapat dijadikan rujukan dan pengetahuan terkait variable dan mediasi yang
digunakan terhadap penelitian – penelitian sebelumnya.

1.7 Sistematika Penulisan Tugas Akhir


Adapun sistematika penulisan tugas akhir untuk mempermudah pembaca dalam
memahami isi yang terdapat dalam penelitian, adalah sebagai berikut :
a. BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini dipaparkan tentang gambaran umum objek penelitian, latar belakang
permasalahan, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup
penelitian, dan sistematika penulisan tugas akhir.
b. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN
Pada bab ini dipaparkan tentang penjelasan dari literatur penelitian yang berkaitan dengan
teori penelitian yang mendukung solusi permasalahan, penelitian terdahulu, dan kerangka
pemikiran.
c. BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini dipaparkan tentang metode penelitian yang meliputi jenis penelitian yang
dilakukan yaitu variabel, jenis dan sumber data, populasi dan sampel, metode pengumpulan data,
dan teknik analisis data.
d. BAB IV HASIL PENELITIAN
Pada bab ini dipaparkan tentang analisis data yang berfokus pada hasil olahan data sesuai
dengan metode yang digunakan. Interpretasi hasil analisis dari objek penelitian sesuai dengan
pengujian yang digunakan.
e. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini dipaparkan tentang kesimpulan dari analisis dan pembahasan pada bab-
bab sebelumnya dan saran yang diharapkan dapat bermanfaat baik dan diterapkan oleh objek
penelitian maupun pihak-pihak lain yang berkepentingan.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori dan Penelitian Terdahulu


2.1.1 Perilaku Konsumtif
Menurut Fromm (1995) perilaku konsumtif adalah keinginan masyarakat dalam era
kehidupan yang modern untuk mengkonsumsi sesuatu tampaknya telah kehilangan
hubungan dengan kebutuhan yang sesungguhnya. Kegiatan membeli sering dilakukan
secara berlebihan oleh seseorang sebagai usaha untuk memperoleh kesenangan dan
kebahagiaan, meskipun seseorang tidak akan pernah puas untuk mendapatkan kesenangan
atau kebahagian itu.
Perilaku konsumtif adalah perilaku mengkonsumsi barang-barang yang
sebenarnya kurang atau tidak diperlukan (khususnya yang berkaitan dengan respon
terhadap konsumsi barang-barang sekunder, yaitu barang-barang yang tidak terlalu
dibutuhkan). Perilaku konsumtif terjadi karena masyarakat mempunyai kecenderungan
materialistic, hasrat yang besar untuk memiliki benda-benda tanpa memperhatikan
kebutuhannya dan sebagian besar pembelian yang dilakukan didorong keinginan untuk
memenuhi hasrat kesenangan semata. Memang belum ada definisi yang memuaskan
tentang kata konsumtif ini. Namun konsumtif biasanya digunakan untuk menunjuk
pada perilaku konsumen yang memanfaatkan nilai uang lebih besar dari nilai produksi
untuk barang dan jasa yang bukan menjadi kebutuhan pokok (Tambunan, 2007;
Anugrahati, 2014). Perilaku konsumtif dipengaruhi oleh banyak faktor, dua diantaranya
adalah: gaya hidup dan literasi keuangan.
2.1.2 Gaya Hidup
Gaya hidup merupakan menunjukkan bagaimana orang hidup, bagaimana
membelanjakan uang, dan bagaimana mengalokasikan waktu. Sehingga bisa
disimpulkan bahwa gaya hidup merupakan pola seseorang yang dinyatakan dalam
kegiatan, minat dan kebiasaan dalam membelanjakan uang dan bagaimana
mengalokasikan waktu (Mowen & Minor, 2008). Faktor-faktor utama pembentuk
gaya hidup bisa dibagi menjadi dua yaitu secara demografis dan psikografis. Faktor
demografis misalnya berdasarkan tingkat pendidikan, usia, tingkat penghasilan dan
jenis kelamin, sedangkan faktor psikografis lebih kompleks karena indikator
penyusunnya adalah dari karakteristik konsumen.
Gaya hidup mahasiswa dapat berubah, akan tetapi perubahan ini bukan disebabkan
oleh berubahnya kebutuhan. Pada masa puber, bukan lagi orang tua yang menjadi model,
melainkan orang– orang yang umunya sama yang menjadi model utama (Fudyartanta,
2012: 210)
Bila dilihat dari sisi negatif, maka gaya hidup konsumtif akan menimbulkan
dampak: (1) Pola hidup yang boros dan akan menimbulkan kecemburuan sosial,
karena orang akan membeli semua barang yang diinginkan tanpa memikirkan harga
barang tersebut murah atau mahal, barang tersebut diperlukan atau tidak, sehingga bagi
orang yang tidak mampu mereka tidak akan sanggup untuk mengikuti pola kehidupan
yang seperti itu; (2) Mengurangi kesempatan untuk menabung, karena orang akan
lebih banyak membelanjakan uangnya dibandingkan menyisihkan untuk ditabung; (3)
Cenderung tidak memikirkan kebutuhan yang akan datang, orang akan mengkonsumsi
lebih banyak barang pada saat sekarang tanpa berpikir kebutuhannya di masa datang.
Gaya hidup mahasiswa dapat berubah, akan tetapi perubahan ini bukan disebabkan
oleh berubahnya kebutuhan. Pada masa puber, bukan lagi orang tua yang menjadi
model, melainkan orang–orang yang umumnya sama yang menjadi model utama
(Fudyartanta, 2012).
2.1.3 Literasi Keuangan
Literasi keuangan dapat diartikan sebagai pengetahuan keuangan yang
bertujuan untuk mencapai kesejahteraan, didefinisikan oleh Lusardi & Mitchell (2014 :
2). Menurut Yushita (2017 : 16) literasi keuangan adalah kemampuan yang mencakup
untuk membedakan pilihan keuangan, membahas uang dan masalah keuangan tanpa
ketidaknyamanan, merencanakan masa depan, dan menanggapi kompeten untuk
peristiwa kehidupan yang mempengaruhi keputusan keuangan sehari-hari, termasuk
peristiwa di ekonomi secara umum.
Menurut Chen & Volpe (1998 : 110) terdapat empat dimensi literasi keuangan,
yaitu : (1) Pengetahuan tentang keuangan mencakup pengetahuan keuangan pribadi
yakni bagaimana mengatur pendapatan dan pengeluaran serta memahami konsep
dasar keuangan; (2) Tabungan merupakan simpanan uang di bank yang penarikannya
hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu (Otoritas Jasa Keuangan, 2016); (3)
Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi dan pemegang
polis, yang menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh perusahaan asuransi (Undang-
undang No. 40, 2014); (4) Investasi merupakan komitmen saat ini terhadap uang
atau sumber daya lainnya dengan harapan dapat menuai keuntungan masa depan.
(Bodie, Kane, & Marcus, 2008 : 1)
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No. Nama Peneliti/Judul Perbedaan dan Persamaan Hasil Penelitian
Penelitian
1. Delyana Rahmawany Perbedaan pada terdapat pada Hasil regresi / estimasi
Pulungan, Hastina Febriaty objek penelitian yaitu menunjukkan bahwa
(2018). Pengaruh gaya mahasiswa Universitas pengaruh gaya hidup dan
hidup dan literasi keuangan Muhammadiyah Sumatra literasi keuangan terhadap
terhadap perilaku Utara, sedangkan penelitian perilaku konsumtif
konsumtif mahasiswa ini objek penelitian yaitu mahasiswa jurusan
mahasiswa di Kota Bandung. Manajemen Fakultas
Persamaan penelitian adalah Ekonomi dan Bisnis
memiliki kesamaan meneliti Universitas
pengaruh gaya hidup dan Muhammadiyah Sumatera
literasi keuangan terhadap Utara sebesar 49,2%.
perilaku konsumtif. Secara Simultan (bersama-
sama) gaya hidup dan
literasi keuangan
berpengaruh terhadap
perilaku konsumtif
mahasiswa jurusan
Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis
Universitas
Muhammadiyah Sumatera
Utara. Secara parsial,
Variabel gaya hidup dan
literasi keuangan
berpengaruh signifikan
terhadap perilaku
konsumtif mahasiswa
jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas
Muhammadiyah Sumatera
Utara.
2. Nurul Amalia Putri, Diyan Perbedaan terdapat pada objek Hasil penelitian ini adalah :
Lestari (2019). Pengaruh penelitian yaitu tenaga kerja (1) gaya hidup
Gaya Hidup dan Literasi muda di Jakarta dan variable berpengaruh secara parsial
Keuangan Terhadap dependen yaitu pengelolaan terhadap pengelolaan
Pengelolaan Keuangan keuangan, sedangkan keuangan; (2) literasi
Tenaga Kerja Muda di penelitian ini objek penelitian keuangan berpengaruh
Jakarta. yaitu mahasiswa di Bandung secara parsial terhadap
dan variable dependen yaitu pengelolaan keuangan; (3)
perilaku konsumtif. gaya hidup dan literasi
Persamaan penelitian yaitu keuangan berepngaruh
memiliki kesamaan meneliti secara simultan terhadap
pengaruh gaya hidup dan pengelolaan keuangan.
literasi keuangan. Maka perusahaan-
perusahaan investasi
ataupun lembaga
perencanaan keuangan
perlu memanfaatkan
perkembangan teknologi
untuk menyampaikan
informasi-informasi yang
berkaitan dengan literasi
keuangan ataupun
perencanaan keuangan
pribadi agar dapat diterima
oleh masyakat agar
mendorong masyarakt
memahami pentingnya
pengetahuan uang dan gaya
hidup yang sesuai
kemampuan.
3. Farah Margaretha, Reza Perbedaan terdapat pada objek Berdasarkan uraian pada
Arief Pambudhi (2015). penelitian yaitu Mahasiswa S- Analisis dan pembahasan
Tingkat Literasi Keuangan 1 Fakultas Ekonomi dan tidak sebelum nya, maka dapat
Pada Mahasiswa S-1 ada variable dependen, disimpulkan bahwa tingkat
Fakultas Ekonomi. sedangkan penelitian ini literasi keuangan pada
objeknya mahasiswa Bandung mahasiswa Strata I
dan variable dependen Fakultas Ekonomi
perilaku konsumtif. Universitas Trisakti secara
Persamaan penelitian ini keseluruhan adalah
memiliki kesamaan pada 48,91%, yang termasuk
penelitian literasi keuangan. dalam kategori rendah (<
60%). Jenis kelamin, usia,
IPK dan pendapatan orang
tua memiliki pengaruh
terhadap literasi keuangan
mahasiswa. Tahun masuk
mahasiswa (angkatan),
tempat tinggal, dan
pendidikan orang tua tidak
memiliki pengaruh
terhadap literasi keuangan.
4. Mega Noerman Ningtyas Perbedaan terdapat pada Hasil penelitian ini adalah
(2019). Literasi Keuangan variable yang di teliti tidak literasi keuangan dasar dan
Pada Generasi Milenial. adanya variable dependen dan literasi keuangan syariah
objek penelitian yaitu generasi berpengaruh positif
milenial, sedangkan penelitian signifikan terhadap
ini objek penilitian ini yaitu perilaku keuangan. Hasil
mahasiswa Bandung. penelitian membuktikan
wanita dan individu yang
telah menikah memiliki
perilaku keuangan yang
baik, namun variable
kontrol seperti jenis
kelamin dan status
perkawinan tidak
berpengaruh signifikan
terhadap perilaku
keuangan.
5. Dias Kanserina (2015). Perbedaan terdapat pada Hasil penelitian adalah
Pengaruh Literasi Ekonomi variable independen dan objek bahwa Literasi Ekonomi
dan Gaya Hidup Terhadap penelitian yaitu variable berpengaruh negatif dan
Perilaku Konsumtif independen yang digunakan signifikan terhadap
Mahasiswa Jurusan yaitu Literasi Ekonomi dan perilaku konsumtif
Pendidikan Ekonomi objek penelitian yaitu mahasiswa Jurusan
UNDIKSHA 2015 mahasisw jurusan pendidikan Pendidikan Ekonomi
ekonomi UNIDIKSHA, UNDIKSHA 2015,
sedangkan penelitian ini sedangkan Gaya Hidup
variable independen yaitu berpengaruh positif dan
literasi keuangan dan objek signifikan terhadap
penelitian yaitu mahasiswa Perilaku Konsumtif
Bandung. mahasiswa Jurusan
Pendidikan Ekonomi
UNDIKSHA 2015.
6. Leila & Paim (2011). Persamaan dengan penelitian Hasil penelitian ini
Gender Differences in ini adalah sama-sama menunjukkan bahwa dari
Financial Literacy among menggunakan metode 2.340 mahasiswa dari
College Students. kuantitatif dengan enam perguruan tinggi
penyebaran kuesioner namun negeri dan swasta di
perbedaannya terdapat pada Malaysia terlihat bahwa
teknik sampling yang laki-laki memiliki literasi
digunakan untuk keuangan yang lebih tinggi
menyebarkan kuesioner dan disbanding perempuan.
variabel financial literacy Dari enam dimensi literasi
yang dijadikan variabel keuangan yaitu general
dependen bukan variabel knowledge, investment,
independen. Selain itu objek savings, record, credit,
penelitian yang diteliti juga insurance and risk
berbeda. management, mahasiswa
laki-laki memiliki lebih
banyak pengetahuan
tentang credit dan risk
management, sedangkan
perempuan lebih
berpengetahuan
sehubungan dengan
general knowledge saja
7. Lusardi, A., Mitchell, O. & Penelitian ini sama-sama Hasil penelitian ini
Curto, V. (2008). menggunakan kuesioner. menunjukkan bahwa
Financial Literacy among Sedangkan perbedaannya financial literacy
the Young: Evidence and terdapat pada variabel diperlukan pada saat
Implications for Consumer financial literacy yang pengambilan keputusan
Policy. dijadikan sebagai variabel konsumsi.
dependen bukan variabel Adapun tiga hal yang
independen. Selain itu objek mempengaruhi financial
penelitian yang diteliti juga literacy yaitu:
berbeda. (1) Sosiodemographi;
dimana laki-laki dianggap
memiliki kemampuan
financial literacy lebih
tinggi daripada perempuan
(2) Latar belakang
keluarga; pendidikan
seorang ibu dalam sebuah
keluarga berpengaruh kuat
pada financial literacy, (3)
Kelompok pertemanan
(Peer group) ;
mempengaruhi financial
literacy individu baik pola
konsumsi atau penggunaan
keuangannya.
8. Kusumaningtyas dan Sakti Persamaan dengan penelitian Dari hasil penelitian dapat
(2017). Pengaruh Literasi ini adalah penggunaan diberikan kesimpulan yaitu
Keuangan dan Gaya Hidup variable dependen dan : 1) Literasi keuangan
terhadap Perilaku independen yang sama berpengaruh signifikan
Konsumtif Siswa Kelas XI Sedangkan perbedaan dengan positif terhadap perilaku
IPS di SMAN 1 Taman penelitian ini ada objek konsumtif, 2) Gaya hidup
Sidoarjo. penelitiannya yaitu Siswa berpengaruh signifikan
Kelas XI di SMAN 1 Taman positif terhadap perilaku
Sidoarjo. konsumtif, 3) Literasi
keuangan dan gaya hidup
secara simultan
berpengaruh signifikan
terhadap perilaku
konsumtif.
9. Potrich, et al. (2015). Persamaan dengan penelitian Hasil penelitian
Financial literacy in ini adalah sama-sama menunjukkan bahwa pria
Southern Brazil: Modeling menggunakan kuesioner memiliki tingkat literasi
and Invariance Between dalam pengumpulan datanya. keuangan yang lebih tinggi
Genders. Sedangkan perbedaannya dibandingkan wanita.
terdapat pada variable selain itu, financial
financial literacy yang behavior merupakan
dijadikan variabel dependen variabel yang paling
bukan variabel independen. berpengaruh terhadap
financial literacy.
10. Sabri & MacDonald Penelitian ini sama-sama Siswa yang memiliki
(2010). Savings Behavior menggunakan financial financial literacy yang
and Financial Problems literacy. Namun variabel lebih tinggi cenderung
Among College Students: childhood consumer dapat mempengaruhi
The Role of Financial experience dan financial savings behavior siswa
Literacy in Malaysia. socialization tidak digunakan secara positif dan
sebagai variabel independen. signifikan, sehingga dapat
Selain itu, variabel dependen, mencegah konsumsi yang
metode dan objek penelitian berlebihan dan melaporkan
yang diteliti juga berbeda. lebih sedikit financial
problems kepada orang
tua, sementara para siswa
dengan financial
socialization dan childhood
consumer experience yang
kurang menggunakan uang
mereka untuk berbelanja
dan lebih sedikit
menabung dan melaporan
masalah keuangan.

2.2 Kerangka Pemikiran


Menurut Uma Sekaran dalam Sugiyono (2011 : 60) mengemukakan bahwa “Kerangka
berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai
faktor yang telah diidentifikasi sebagai hal yang penting jadi dengan demikian maka kerangka
berpikir adalah sebuah pemahaman yang paling mendasar dan menjadi pondasi bagi setiap
pemikiran atau suatu bentuk proses dari keseluruhan dari penelitian yang akan dilakukan”
Variable – variable yang digunakan dalam penelitian ini adalah gaya hidup, literasi
keuangan dan perilaku konsumtif. Gaya Hidup (Lifestyle) didefinisikan sebagai bagaimana
seseorang hidup, termasuk bagaimana seseorang menggunakan uangnya, bagaimana ia
mengalokasikan waktunya dan sebagainya. Menurut Kotler (2002, p. 192) dalam penelitian
Susanto (2013: 1) gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam
aktivitas, minat, dan opininya, dalam arti bahwa secara umum gaya hidup seseorang dapat
dilihat dari aktivitas rutin yang dia lakukan, apa yang mereka pikirkan terhadap segala hal
disekitarnya dan seberapa jauh dia peduli dengan hal itu dan juga apa yang dia pikirkan tentang
dirinya sendiri dan juga dunia luar. Literasi keuangan dapat diartikan sebagai pengetahuan
keuangan yang bertujuan untuk mencapai kesejahteraan, didefinisikan oleh Lusardi &
Mitchell (2014 : 2). Menurut Yushita (2017 : 16) literasi keuangan adalah kemampuan yang
mencakup untuk membedakan pilihan keuangan, membahas uang dan masalah keuangan
tanpa ketidaknyamanan, merencanakan masa depan, dan menanggapi kompeten untuk
peristiwa kehidupan yang mempengaruhi keputusan keuangan sehari-hari, termasuk
peristiwa di ekonomi secara umum. Menurut Wahyudi (2013: 30), “Perilaku konsumtif adalah
perilaku seseorang yang tidak lagi berdasarkan pada pertimbangan yang rasional,
kecenderungan matrealistik, hasrat yang besar untuk memiliki benda-benda mewahdan
berlebihan dan penggunaan segala hal yang dianggap paling mahal dan didorong oleh semua
keinginan untuk memenuhi hasrat kesenangan semata-mata.”
Penelitian ini menggunakan kuisoner dalma pengumpulan data yang telah diadaptasi
dari penelitian Delyana Rahmawany Pulungan, dkk (2018) yang kemudian diolah menjadi
informasi, sehingga bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh gaya hidup dan literasi
keuangan terhadap perilaku konsumtif mahasiswa di Bandung.
Berdasarkan uraian diatas, maka kerangka penelitian adalah sebagai berikut :
1) Analisis pengaruh Gaya Hidup terhadap Perilaku Konsumtif
2) Analisis pengaruh Literasi Keuangan terhadap Perilaku Konsumtif
3) Analisis pengaruh Perilaku Konsumtif dalam memediasi hubungan antara Gaya Hidup dan
Literasi Keuangan.

Gaya Hidup

Gaya Hidup Gaya Hidup

Literasi Keuangan

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran


Sumber : Delyana Rahmawany Pulungan, dkk (2018)
2.3 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana
rumusan masalah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan, Sugiyono (2013: 96).
Hal tersebut juga didukung oleh pernyataan Kerlinger (2006: 30), hipotesis adalah pernyataan
dugaan (conjectural) tentang hubungan antara dua variabel atau lebih. Hipotesis selalu
mengambil bentuk kalimat pernyataan (declarative) dan menghubungkan secara umum
maupun khusus-variabel yang satu dengan variabel yang lain.
Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran diatas, maka diajukan hipotesis
penelitian sebagai berikut :
1) Gaya Hidup memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Perilaku Konsumtif mahasiswa
di Bandung.
2) Literasi Keuangan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Perilaku Konsumtif
mahasiswa di Bandung.
3) Gaya Hidup dan Literasi Keuangan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Perilaku
Konsumtif mahasiswa.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Karakteristik Penelitian

Metode penelitian adalah cara ilmiah, rasional, empiris dan sistematis untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2018:1). Penelitian ini
menggunakan metode penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif menurut
Sugiyono (2018:15) dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada
filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, pengumpulan
data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan
tujuan untuk menggambarkan dan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Tabel 3.1 Karakteristik Penelitian

No Karakteristik Penelitian Jenis


1 Berdasarkan Metode Kuantitatif
2 Berdasarkan Tujuan Deskriptif dan Konklusif (Kausal)
3 Berdasarkan Tipe Penyelidikan Kausal
4 Berdasarkan Keterlibatan Penelitian Tidak Mengintervensi Data
5 Berdasarkan Setting Penelitian Non Contrived Setting
6 Berdasarkan Unit Analisis Individu
7 Berdasarkan Waktu Pelaksanaan Cross Section
Sumber : Diolah Peneliti (2019)

Berdasarkan tujuannya, penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan


konklusif. Menurut Indrawati (2015:115) dalam penelitian deskriptif, peneliti hanya
menggambarkan karateristik atau fungsi dari suatu atau beberapa variabel dalam suatu situasi.
Tujuan penelitian deskriptif antara lain untuk menggambarkan karakteristik dari suatu grup
yang diteliti (Indrawati, 2015:116). Sedangkan penelitian konklusif atau biasa disebut kausal
merupakan penelitian yang biasa dilakukan saat peneliti sudah membaca penelitian
sebelumnya (Indrawati, 2015:116). Tujuan penelitian kausal adalah menguji apakah
variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen dan melihat sifat
hubungannya termasuk positif ataukah negatif. Oleh karena itu, penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif dan konklusif (kausal) karena penelitian ini bertujuan untuk menguji
apakah gaya hidup dan literasi keuangan berpengaruh positif atau negatif terhadap perilaku
konsumtif dan menggambarkan karakteristik mengenai gaya hidup, literasi keuangan dan
perilaku konsumtif Mahasiswa di Kota Bandung.
Berdasarkan tipe penyelidikannya, penelitian ini dapat dikategorikan sebagai
penelitian kausal. Menurut Indrawati (2015:117) penelitian kausal adalah penelitian yang
dilakukan apabila peneliti ingin menggambarkan penyebab (cause) dari suatu masalah.
Menurut Sekaran (2011:164) penelitian kausal adalah penelitian yang menyatakan bahwa
variabel X menyebabkan variabel Y. Jadi, jika variabel X dihilangkan atau diubah dalam cara
tertentu, maka masalah Y terpecahkan.Tingkat keterlibatan peneliti dalam penelitian (extent
of research interferences) menurut Indrawati (2015:117) terdiri atas peneliti yang
memanipulasi data dan peneliti yang tidak melakukan manipulasi data. Penelitian ini
dikategorikan sebagai penelitian yang tidak melakukan manipulasi data karena semua data
yang dicantumkan dalam penelitian ini memiliki sumber resmi tersendiri dan dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya sehingga peneliti hanya mengolah kembali data
tersebut dalam bentuk grafik atau tabel agar lebih mudah dipahami. Kemudian berdasarkan
hal tersebut, tipe setting penelitian ini dapat dikategorikan dalam noncontrived setting yang
merupakan jenis penelitian yang dilakukan dalam lingkungan normal atau alamiah dan tidak
termasuk penelitian di lingkungan buatan seperti eskperimen laboratorium (Indrawati,
2015:118).

Menurut Hamidi (2005: 75-76) menyatakan bahwa unit analisis adalah satuan yang
diteliti yang bisa berupa individu, kelompok, benda atau suatu latar peristiwa sosial seperti
misalnya aktivitas individu atau kelompok sebagai subjek penelitian. Unit yang dianalisis
dalam penelitian ini adalah individu karena data diambil dari setiap individu dan setiap
data yang diperoleh diberlakukan sebagai sumber data personal.

Karakteristik penelitian berdasarkan waktu pelaksanaan dibagi menjadi dua jenis


yaitu cross sectional dan longitudinal (Indrawati, 2015:118). Penelitian ini termasuk ke dalam
cross sectional karena proses pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dalam satu
periode, kemudian data itu diolah, dianalisis, dan kemudian ditarik kesimpulan.

3.2 Alat Pengumpulan Data


3.2.1 Operasional Variabel

Indrawati (2015:124) mengatakan bahwa variable merupakan suatu gambaran keadaan


objek penelitian, yang dalam penelitian tersebut terdapat variabel yang abstrak dan perlu
dijabarkan sehingga menjadi sesuatu yang dapat diukur (measurable) dan diamati (observable)
dalam suatu proses yang biasa disebut operasionalisasi variabel. Operasionalisasi variabel
adalah suatu proses menurunkan variabel-variabel di dalam masalah penelitian sehingga
menjadi bagian-bagian terkecil agar dapat diklasifikasi ukurannya dan data yang diperlukan
mudah didapatkan bagi penilaian masalah penelitian (Indrawati, 2015:124). Berdasarkan
pengertian di atas, maka dalam penelitian ini variabel yang diteliti adalah sebagai berikut:

a. Variabel Independen (X)


Menurut Sugiyono (2009: 39) Variabel Independen ( variabel bebas) adalah
variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya
variabel dependen (terikat). Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi
variabel lainnya yang dilambangkan X. Variabel bebas pada penelitian ini yaitu
media gambar (X).
b. Variabel Dependen (Y)
Menurut Sugiyono (2009: 39) Variabel Dependen (variabel terikat) adalah variabel
yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Varibel
terikat merupakan variabel yang akan diukur untuk mengetahui pengaruh lain,
yang dilambangkan Y. Variabel terikat pada penelitian ini yaitu hasil belajar
matematika (Y).

Berdasarkan variabel di atas maka dapat dijabarkan operasional variabel yang


dapat dilihat pada tabel 3.2 di bawah ini:

Table 3.2 Tabel Variabel Operasional


No.
Variabel Definisi Dimensi Indikator Skala
Item
Gaya Gaya hidup 1. Aktivitas Apa yang di kerjakan 1 Ordinal
Hidup (X) merupakan
menunjukkan Produk apa yang dibeli 2
Sumber : bagaimana orang atau digunakan
(Mowen hidup, bagaimana Kegiatan apa untuk 3
& Minor, membelanjakan mengisis waktu luang
2008) uang, dan 2. Minat Kesukaan atau 4 Ordinal
bagaimana kegemaran dalam
mengalokasikan hidup (Kegiatan atau
yang lainnya)
waktu. Sehingga 3. Opini Pandangan terhadap 5-6 Ordinal
bisa disimpulkan isu global
bahwa gaya hidup
merupakan pola Pandangan terhadap 6-7
seseorang yang isu ekonomi
dinyatakan dalam Padangan terhadap isu 7-8
kegiatan, minat dan sosial
kebiasaan dalam
membelanjakan
uang dan
bagaimana
mengalokasikan
waktu (Mowen &
Minor, 2008).
Literasi literasi keuangan 1. Uang dan Dapat menghitung 9 Ordinal
Keuangan adalah kemampuan Transaksi pengembalian uang
(X) yang mencakup dengan benar
untuk membedakan Dapat menentukan 10-
Sumber : pilihan keuangan, mana dari dua item 11
Lusardi & membahas uang dengan ukuran yang
Mitchell dan masalah berbeda yang akan
(2014 : 2) keuangan tanpa memberikan nilai uang
& ketidaknyamanan, yang lebih baik,
Menurut merencanakan masa dengan
Yushita depan, dan mempertimbangkan
(2017 : menanggapi kebutuhan dan
16) kompeten untuk keadaan khusus
peristiwa kehidupan individu.
yang
mempengaruhi
keputusan Dapat memeriksa 12-
keuangan sehari- transaksi yang terdaftar 13
hari, termasuk 2. Perencanaan pada buku bank dan
peristiwa di dan mencatat setiap
ekonomi secara pengelolaan penyimpangan. Ordinal
umum. uang

Menyusun anggaran 14-


untuk merencanakan 16
pengeluran dan
tabungan rutin.
Memahami bagaimana 17-
cara memanipulasi 18
elemen anggaran.
Memahami 19-
gagasan/cara 20
membangun
kemakmuran

3. Resiko dan Mengenali produk 21- Ordinal


Keuntungan keuangan seperti 23
asuransi dapat
digunakan untuk
mengelola dan
menanggulangi
berbagai resiko
Mengertahui tentang 24
cara mengelola resiko
dan keuntungan
beberapa produk
keuangan
Mengetahui tentang 25
cara mengelola
risiko dan keuntungan
fluktuasi
tingkat bunga dan
tingkat pertukaran
mata uang.

4. Financial Mengerti hak dan 26 Ordinal


Landscape kewajiban konsumen
Mengetahui dan 27-
memahami lingkungan 28
dan penyedia produk
maupun jasa keuangan.
Mengetahui tempat 29
untuk berkonsultasi
keuangan.
Mengetahui situasi 30
ekonomi dan dampak
perubahan kebijakan.
Perilaku Perilaku konsumtif 1. Perilaku Keinginan sesaat 31 Ordinal
Konsumtif Impulsif
adalah keinginan Tanpa pertimbangan 32
(Y) (Impulsif
masyarakat dalam Buying)
Sumber : 2. Pemborosan Boros 33 Ordinal
era kehidupan yang
Fromm (Wasteful
(1995) Buying) Mengikuti Trend 34
modern untuk 3. Mencari Mencari kesenangan 35 Ordinal
Kesenangan dan kepuasan.
mengkonsumsi
(Non
sesuatu tampaknya Rational
Buying)
telah kehilangan
hubungan dengan
kebutuhan yang
sesungguhnya.
Kegiatan membeli
sering dilakukan
secara berlebihan
oleh seseorang
sebagai usaha untuk
memperoleh
kesenangan dan
kebahagiaan,
meskipun seseorang
tidak akan pernah
puas untuk
mendapatkan
kesenangan atau
kebahagian itu.

Sumber : Data Diolah, 2020

3.2.2 Skala

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk


menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur
tersebut jika digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif, yang
dinyatakan dalam bentuk angka sehingga lebih akurat, efisien dan komunikatif (Sugiyono
, 2013: 92). Setelah item-item terpilih dimasukkan ke dalam kuesioner maka langkah
berikutnya adalah penentuan skala yang dijadikan suatu prosedur pemberian angka atau simbol
terhadap setiap item peryataaan dalam kuesioner. Skala yang digunakan dalam penelitian
ini adalah skala ordinal dimana penelitian ini tidak hanya mengelompokkan suatu variabel,
namun juga memberikan urutan (rangking) antar kategori (Indrawati, 2015:141). Skala
pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert. Skala Likert
menjabarkan variabel yang akan diukur menjadi indikator variabel, kemudian indikator
tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat
berupa pernyataan atau pertanyaan (Sugiyono , 2013: 92). Adapun pilihan bobot yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu skala likert lima pilihan yang terdiri dari sangat tidak
setuju (1), tidak setuju (2), netral (3), setuju (4), dan sangat setuju (5). Untuk lebih jelasnya
skala likert lima pilihan dapat dilihat pada tabel 3.3 di bawah ini:

Table 3.3 Skala Likert

Pernyataan Skor
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Tidak Setuju (TS) 2
Netral (N) 3
Setuju (S) 4
Sangat Setuju (ST) 5
Sumber : Indrawati (2015:131)

3.3 Tahapan Penelitian


Dalam melakukan penelitian ini, terdapat beberapa tahap yang harus dilewati dalam
melakukan penelitian kuantitatif yang dapat dilihat pada Gambar 3.1 di bawah ini :
Gambar 3.1 Tahapan Penelitian

Observasi Objek Penelitian Studi Literatur

Identifikasi Masalah

Menentukan Tujuan dan


Variabel Penelitian

Membuat Kerangka
Pemikiran dan Perumusan
Hipotesis

Membuat Metode Penlitian


Menentukan Jumlah
Sampel dan Populasi

Pengumpulan Data

Uji Validitas dan


Reliabilitas Instrument
Penelitian

Pengolahan Data dan


Analisis Data

Penarikan Kesimpulan dan


Saran
Sumber : Data Diolah, 2020

Penjelasan :

a) Observasi Objek Penelitian : Tinjauan pada objek penelitian dengan maksud memahami
fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya,
untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan guna melanjutkan suatu
penelitian.
b) Studi Litertur : Serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data
pustaka, membaca dan mencatat, serta mengelolah bahan penelitian.
c) Identifikasi Masalah : Mengidentifikasi permasalahan yang timbul dari fenomena-
fenomena tertentu yang belum sesuai dengan harapan.
d) Menentukan Tujuan dan Variabel Penelitian : Penentuan tujuan merupakan hal yang
ingin disampaikan peneliti mengenai masalah yang akan diteliti. Variabel penelitian
adalah objek pengamatan dalam penelitian atau faktor yang berperan dalam penelitian
untuk dipelajari sehingga hasil dari informasi tersebut dapat ditarik kesimpulannya.
e) Membuat Kerangka Pemikiran dan Perumusan Hipotesis : Kerangka pemikiran adalah
hubungan antar variabel yang diteliti guna menjadi acuan dasar dalam penelitian.
Perumusan hipotesis yang merupakan dugaan sementara terhadap permasalahan yang
sesuai dengan pertanyaan penelitian.
f) Menentukan Metode Penelitian : Cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan
dan kegunaan tertentu.
g) Pengumpulan Data : Proses pengumpulan dan pengukuran informasi mengenai variabel-
variabel yang diminati, dengan cara sistematis yang memungkinkan seseorang
menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan, menguji hipotesis, dan mengevaluasi
hasil.
h) Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian: Pengujian untuk menunjukkan
sejauh mana alat ukur yang digunakan mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner.
i) Pengolahan Data dan Analisis Data : Pengolahan data adalah tahapan untuk
menyederhanakan seluruh data yang terkumpul sehingga dapat dianalisis. Analisis
Data merupakan suatu proses atau upaya untuk mengolah data menjadi informasi baru
sehingga karakteristik data menjadi lebih mudah dipahami dan berguna untuk solusi
masalah, terutama yang terkait dengan penelitian.
j) Penarikan Kesimpulan dan Saran : Kesimpulan berisi tentang jawaban atas pertanyaan
penelitian secara ringkas, sedangkan Saran berisis tentang tanggapan dan masukan
pribadi peneliti terhadap penelitian-penelitian selanjutnya berdasarkan kesimpulan hasil
penelitian.

3.4 Populasi dan Sampel


3.4.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:117). Adapun populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Mahasiswa yang berada di Kota Bandung. Populasi penelitian ini
mengacu pada jumlah Mahasiswa yang berada di Kota Bandung sebanyak 240.943 jiwa
(Forlap Dikti dan Bandung Dalam Angka, 2018).
3.4.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
(Sugiyono, 2017:137). Definisi lain menurut Indrawati (2015:164) mengemukakan bahwa
sampel merupakan anggotaanggota populasi yang terpilih untuk dilibatkan dalam penelitian,
baik untuk diamati, diberi perlakuan, maupun dimintai pendapat tentang yang sedang diteliti.
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teknik Non Probability
Sampling. Teknik Non Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak
memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel (Sugiyono, 2017:139). Hikmawati (2017: 66) menjelaskan bahwa Teknik Non
Probability Sampling tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel. Penentuan jumlah sampel dihitung menggunakan
rumus slovin, yaitu :

=
+
Keterangan :
n : Ukuran Sampel
N : Ukuran Populasi
e : 5% (Konstanta kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan keputusan
sampel yang masih ditolerir)
Perhitungannya adalah sebagai berikut :
.
=
+ . ( . )
.
= = , ~
,

Berdasarkan perhitungan diatas, hasil yang didapat dari penggunaan rumus Slovin
adalah sebesar 399,33. Untuk memudahkan perhitungan selanjutnya, maka angka tersebut
dibulatkan menjadi 400. Dapat disimpulkan bahwa jumlah sampel minimal pada penelitian ini
adalah berjumlah 400 responden.

3.5 Pengumpulan Data


3.5.1 Pengumpulan Data
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data kuantitatif. Pendekatan kuantitatif
merupakan pengumpulan data bersifat angka, atau bisa juga data bukan angka namun bisa
dikuantifikasikan (Indrawan & Yaniawati, 2014: 145). Pengumpulan data pada penelitian
kuantitatif memilik teknik pengumpulan datanya dibagi menjadi 4 yaitu observasi, interview,
kuesioner dan penggabungan dari ketiganya. Metode pengumpulan data penelitian ini yaitu
studi lapangan berupa kuesioner/angket yang di peroleh dari penyebaran kuesioner pada sampel
penelitian yaitu mahasiswa di Kota Bandung.

3.5.2 Sumber Data

Pada penelitian ini data didapatkan berdasarkan sumbernya terbagi menjadi dua, yaitu
data primer dan data sekunder. Menurut (Sugiyono, 2016 : 308) menjelaskan data primer dan
data sekunder sebagai berikut :

1. Data Primer

Data Primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data kepada pengumpul
data. Pada penelitian ini sumber data primernya adalah hasil kuesioner yang telah
disebarkan kepada sampel penelitian yaitu mahasiswa yang berada di Kota Bandung.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data. Sumber data sekunder dilakukan peneliti terhadap sumber
pendukung untuk kepentingan penelitian yang sedang dijalaninya. Penelitian ini
menggunakan data sekunder seperti ensiklopedia, buku teks, buku pegangan, jurnal,
artikel, Forlap Dikti dan BPS Kota Bandung, berupa data jumlah mahasiswa dan
perguruan di Kota Bandung, dan ditentukan jumlah sampel mahasiswa yang berada
di Kota Bandung.
3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas
3.6.1 Uji Validitas

Menurut Azwar (2014) validitas adalah sejauh mana akurasi pada suatu tes/skala dalam
menjalankan fungsi pengukurannya. Menurut Neuman (2007) validitas ini membahas
pertanyaan tentang seberapa baik realitas sosial yang diukur melalui peneltian yang sesuai
dengan konstruk yang digunakan oleh peneliti dalam memahaminya. Kriteria dalam
pengambilan keputusan dalam uji validatas adalah sebagai berikut :

1. Jika R Hitung ≥ R Tabel, maka item pernyataan tersebut dinyatakan valid.


2. Jika R Hitung ≤ R Tabel, maka item pernyataan tersebut tidak valid.

Pada penelitian ini total responden yang diambil untuk uji validitas adalah sebanyak 30
responden dengan taraf signifikan 0,05 sehingga didepatkan R Tabel sebesar 0,361. Beriku hasil
uji validitas setelah dilakukan perhitungan.

Table 3.4 Uji Validitas Gaya Hidup

No r hitung r tabel keterangan


1 0,460 0,361 Valid
2 0,803 0,361 Valid
3 0,586 0,361 Valid
4 0,513 0,361 Valid
5 0,702 0,361 Valid
6 0,652 0,361 Valid
7 0,512 0,361 Valid
8 0,542 0,361 Valid
Sumber : Data Diolah, 2020

Berdasarkan tabel 3.4 hasil uji validitas megenai gaya hidup, dapat diketahui bahwa
kedelapan pertanyaan memiliki r hitung lebih dari 0,361, hal ini pertanyaan – pertanyaan
tersebut valid dan dapat digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian ini.

Table 3.5 Uji Validitas Literasi Keuangan

No r hitung r tabel keterangan


1 0,802 0,361 Valid
2 0,701 0,361 Valid
3 0,686 0,361 Valid
4 0,629 0,361 Valid
5 0,813 0,361 Valid
6 0,864 0,361 Valid
7 0,902 0,361 Valid
8 0,696 0,361 Valid
9 0,841 0,361 Valid
10 0,752 0,361 Valid
11 0,369 0,361 Valid
12 0,639 0,361 Valid
13 0,641 0,361 Valid
14 0,790 0,361 Valid
15 0,542 0,361 Valid
16 0,654 0,361 Valid
17 0,661 0,361 Valid
18 0,702 0,361 Valid
19 0,813 0,361 Valid
20 0,586 0,361 Valid
21 0,711 0,361 Valid
22 0,829 0,361 Valid
Sumber : Data Diolah, 2020

Berdasarkan tabel 3.5 hasil uji validitas megenai literasi keuangan, dapat diketahui
bahwa kedelapan pertanyaan memiliki r hitung lebih dari 0,361, hal ini pertanyaan – pertanyaan
tersebut valid dan dapat digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian ini.

Table 3.6 Uji Validitas Literasi Keuangan

No r hitung r tabel keterangan


1 0,892 0,361 Valid
2 0,828 0,361 Valid
3 0,686 0,361 Valid
4 0,725 0,361 Valid
5 0,367 0,361 Valid
Sumber : Data Diolah, 2020

Berdasarkan tabel 3.6 hasil uji validitas megenai literasi keuangan, dapat diketahui
bahwa kedelapan pertanyaan memiliki r hitung lebih dari 0,361, hal ini pertanyaan – pertanyaan
tersebut valid dan dapat digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian ini.
3.6.2 Reliabilitas

Reliabilitas adalah serangkaian pengukuran atau alat ukur yang mempunyai konsistensi
jika pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan dengan berulang. Reliabilitas
tes adalah tingkat keajegan atau konsistensi dalam suatu tes, yaitu sejauh mana suatu tes bisa
dipercaya dalam menghasilkan skor yang ajeg, relatif dan tak berubah meskipun dites dalam
situasi yang berbeda-beda (Sugiono, 2015). Menurut Sarwono (2008:189), kriteria suatu
instrumen dikatakan reliabel jika nilai Croanbach’s Alpha positif dan > 0,6.

Berikut hasil uji reliabilitas untuk ketiga variabel, yaitu; Gaya Hidup, Literasi
Keuangan dan Perilaku Konsumtif dengan membandingkan nilai Croanbach’s Alpha dan r tabel
sebesar 0,6.

Table 3.7 Uji Reliabilitas

Cronnbach’s
No Variabel N of items r tabel Keterangan
Alpha
1 Gaya Hidup 8 0,767 0,6 Valid
Literasi
2 22 0,785 0,6 Valid
Keuangan
Perilaku
3 5 0,753 0,6 Valid
Konsumtif
Sumber : Data Diolah, 2020

Dari hasil uji reliabilitas pada tabel 3.7, dapat diketahui bahwa ketiga variabel memiliki
nilai Croanbach’s Alpha diatas 0.6, maka dapat disimpulkan bahwa item pertanyaan dalam
ketiga variabel ini dianggap reliabel dan layak untuk dijadikan tolak ukur dalam penelitian
ini.

3.7 Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis


3.7.1 Analisis Data
Menurut Sugiyono (2014:428) mengatakan bahwa analisis data adalah proses mencari
dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan,
dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke
dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri
sendiri maupun orang lain. Dalam penelitian kuantitatif, teknik analisis data yang digunakan
untuk menjawab rumusan masalah menggunakan metode statsitik yang sudah tersedia.
Penelitian ini menggunakan teknik analisis statistik deskriptif untuk menganalisa data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang terkumpul sebagaimana adanya
tanpa bermaksud membuat kesipulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Jawaban kuesioner yang telah dikumpulkan kemudian diperhitungkan untuk


mengetahui tingkat skor dari responden terhadap setiap variable yang diteliti. Perhitungan
persentase menggunakan rumus sebagai berikut :

= × 100%

Dimana :
N = Jumlah skor ideal (skor tertinggi tiap pernyataan x jumlah responden x jumlah pertanyaan)
Dengan rumus diatas untuk pengukuran variable gaya hidup, literasi keuangan, dan
perilaku konsumtif terdapat jumlah responden sebanyak 400 orang dengan skala pengukuran
terbesar adalah lima, dan skala pengukuran terkecil adalah satu, sehingga diperoleh sebagai
berikut :

a. Jumlah kumulatif terbesar : 400 x 5 = 2000


b. Jumlah kumulatif terkecil : 400 x 1 = 400
c. Nilai persentase terbesar : 100% = 100%
d. Nilai persentase terkecil : 100% = 20%
e. Nilai rentang : 100% - 20% = 80%
Apabila nilai rentangnya dibagi menjadi lima skala pengukuran, maka diperoleh hasil
nilai interval persentase sebesar 16%. Sehingga atas perhitungan tersebut mendapat kriteria
interpretasi skor pada tabel berikut :

Table 3.8 Kriteria Interpretasi Skor

No Persentase Kategori Penilaian


1 20% - 36% Sangat Tidak Baik
2 36% - 52% Tidak Baik
3 52% - 68% Netral
4 68% - 84% Baik
5 84% - 100% Sangat Baik
Sumber : Data Diolah, 2020
Kemudian dilakukan klasifikasi kriteria penilaian persentase dengan menggunakan
garis kontinum seperti gambar berikut :

Gambar 3.2 Garis Kontinum

Sumber : Data Diolah, 2020

3.7.2 Method Successive Interval (MSI)


Menurut Sugiyono (2013:25) Method Of Successive Interval (MSI) digunakan untuk
mengubah data yang berskala ordinal menjadi skala interval. Sedangkan, menurut
Sedarmayanti dan Hidayat (2011:55), Method of Successive Interval adalah metode
penskalaan untuk menaikkan skala pengukuran ordinal ke skala pengukuran interval. Alasan
dari data ordinal harus diubah ke dalam bentuk interval adalah karena sebenarnya data ordinal
adalah data kualitatif atau bukan angka sebenarnya, data ordinal menggunakan angka
sebagai simbol data kualitatif. (Sarwono dan Budiono, 2012:244). Adapun langkah-langkah
yang dilakukan diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Memperhatikan setiap butir jawaban responden dari kuesioner yang disebarkan.


2) Setiap butir pertanyaan telah menentukan frekuensi (f) dari jawaban responden
yang menjawab skor 1, 2, 3, 4, dan 5 untuk setiap item pertanyaan
3) Setiap freskuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut
sebagai proporsi.
4) Setelah mendapatkan proporsi, selanjutnya menentukan proporsi komulatif dengan
cara menjumlahkan nilai proporsi secara berurutan perkolom skor.
5) Menentukan nilai Z untuk setiap PF (Proporsi frekuensi) yang diperoleh dengan
menggunakan tabel distribusi normal.
6) Menentukan skala (scale value = SV) untuk setiap skor jawaban yang diperoleh
dengan menggunakan Tabel Tinggi Densitas.
7) Menentukan skala dengan menggunakan rumus persamaan sebagai berikut :
( )−( )
=
( )−( )
Keterangan :
Density at Lower Limit= Kepadatan batas bawah
Density at Upper Limit = Kepadatan batas atas
Area below Upper Limit = Daerah di bawah batas atas 120
Area below Lower Limit = Daerah di bawah batas bawah
8) Setealah menentukan SV maka nilai skala ordinal ke interval, yaitu skala nilai SV
yang nilainya terkecil (harga negative yang terbesar) diubah menjadi sama dengan
1(satu). Adapaun rumus yang digunakan untuk menentukan nilai transformasi
adalah sebagai berikut :
Transformed Scale Value = = +| |+1
9) Setelah mendapatkan nilai dari Transformed Scale Value, nilai tersebut adalah
nilai skala interval.

3.7.3 Uji Asumsi Klasik


Menurut Priyatno (2014:143) model regresi linier disebut model yang baik bila model
tersebut memenuhi beberapa asumsi yang lebih dikenal dengan asumsi klasik. Pada penelitian
ini menggunakan Uji Normalitas dan Uji Multikolinearitas.

1. Uji Normalitas
Menurut Sujarweni (2015:120) uji normalitas adalah uji untuk
mengukur apakah data kita memiliki distribusi normal atau tidak berdistribusi
normal sehingga dapat diketahui apakah data tersebut dipakai dalam statistik
parametrik atau statistik non parametrik. Menurut Indrawati (2015:189) uji
normalitas diperlukan karena hasil uji statistik (uji t dan uji F) akan
diinterpretasikan kedalam parameter dalam populasi. Karena data dalam populasi
memiliki distribusi normal, maka data dalam sampel harus memiliki distribusi
normal juga. Sehingga dalam uji t dan uji F diasumsikan bahwa nilai residual
mengikuti distribusi normal, dan jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik
menjadi tidak valid.
2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi
ditemukan korelasi antar variabel bebas atau tidak (Sujarweni, 2015:226).
Sujarweni (2015:226) menambahkan bahwa uji multikolinearitas merupakan
terdapatnya hubungan linier yang sempurna atau pasti antar beberapa atau semua
variabel yang independen dari model yang ada. Indrawati (2015:190) menjelaskan
bahwa untuk mendeteksi ada atau tidaknya gejala multikolinearitas di dalam
model regresi berganda dapat dilihat dari Nilai Vairance Factor (VIF) dan Nilai
Toleransi.

3.7.4 Analisis Regresi Berganda


Regresi linear berganda merupakan alat yang dapat digunakan untuk melakukan
prediksi permintaan di masa yang akan datang, berdasarkan data masa lalu atau untuk
mengetahui pengaruh satu atau lebih variabel bebas (independent) terhadap satu variabel
tak bebas atau (dependent)(Siregar, 2015 : 405). Persamaan umumnya adalah :

= + 1 + 2 +

PK = Perilaku Konsumtif

GH = Gaya Hidup

LK = Literasi Keuangan

a = Konstanta

b1, b2 = Koefisien

e = error
3.7.5 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis merupakan pembuktian atas dugaan sementara yang diajukan
dalam penelitian yang biasanya disajikan pada bab 2 dengan menggunakan formula rumus
statistik (Widodo, 2017:116). Hipotesis penelitian yang akan diuji dalam penelitian berkaitan
erat dengan rumusan masalah yang diajukan (Sugiyono, 2015).

1. Uji t
Uji t bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial
terhadap variabel dependen (Priyatno, 2008 : 50). Pengujian dilakukan dengan
membandingkan thitung dengan ttabel atau dengan melihat kolom signifikansi pada
masing-masing thitung. Pengambilan keputusannya adalah
sebagai berikut :
a) Apabila thitung > ttabel, maka variabel independen berpengaruh terhadap variabel
dependen.
b) Apabila thitung < ttabel, maka variabel independen tidak berpengaruh terhadap
variabel dependen.
2. Uji f
Uji F bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara
simultan atau bersamasama terhadap variabel dependen (Priyatno, 2008 : 51).
Pengujian dilakukan dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel atau dengan
melihat kolom signifikansi pada masing-masing Fhitung. Pengambilan keputusannya
adalah sebagai berikut :
a) Apabila Fhitung > Ftabel, maka variabel independen secara simultan berpengaruh
terhadap variabel
dependen.
b) Apabila Fhitung < Ftabel, maka variabel independen secara simultan tidak
berpengaruh terhadap
variabel dependen.
3.7.6 Koefisien Determinasi (R2)
Uji determinasi atau R square digunakan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Menurut Priyatno (2008 : 79),
analisis determinasi dalam regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui persentase
sumbangan pengaruh variabel independen (X 1, X2 ..) secara serentak terhadap variabel
dependen. Beriku persamaan untuk koefisien determinasi :

= × 100%

Dimana :

Kd = Koefisien Determinasi

R2 = Koefisien Korelasi yang di kuadradkan

Anda mungkin juga menyukai