BERITA
RESMI
STATISTIK
KEMENTERIAN
DALAM NEGERI
Jumlah Penduduk
Hasil SP2020 Laju Pertumbuhan
(September 2020) Penduduk per Tahun
(2010-2020)
10,56 juta jiwa 0,92%
Bertambah 954,3 Ribu Jiwa dibandingkan
SP2010 Menurun dibandingkan periode 2000-2010 yang sebesar 1,41%
Persentase Persentase
Penduduk Usia Penduduk Lansia
Produktif
(15-64)
71,98% 8,59%
DKI Jakarta masih dalam masa bonus demografi
Naik dibandingkan tahun 2010 yang sebesar 5,16%
Januari 2021
HASIL SENSUS PENDUDUK 2020 PROVINSI DKI
JAKARTA
1. Pendahuluan
Sensus Penduduk merupakan amanat Undang-Undang No. 16 Tahun 1997
tentang Statistik, yang dilaksanakan sepuluh tahun sekali pada tahun yang berakhiran
angka nol. Sensus Penduduk 2020 (SP2020) adalah sensus penduduk yang ketujuh
sejak Indonesia merdeka. Keenam sensus penduduk sebelumnya dilaksanakan pada
tahun 1961, 1971, 1980, 1990, 2000, dan 2010 dengan menggunakan metode
tradisional, yaitu mencatat setiap penduduk dari rumah ke rumah. Pertama kalinya
dalam sejarah sensus penduduk di Indonesia, SP2020 menggunakan metode kombinasi
yaitu dengan memanfaatkan data Administrasi Kependudukan (Adminduk) dari
Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Ditjen Dukcapil) Kementerian
Dalam Negeri (Kemendagri) sebagai data dasar pelaksanaan SP2020. Hal ini dirancang
dan dilaksanakan sebagai upaya untuk mewujudkan “SATU DATA KEPENDUDUKAN
INDONESIA”.
Secara khusus, tujuan SP2020 adalah menyediakan data jumlah, komposisi,
distribusi, dan karakteristik penduduk Indonesia. Untuk mencapai tujuan tersebut,
telah dilakukan berbagai upaya dan inovasi pada tata kelola SP2020, di antaranya: (a)
menggunakan metode kombinasi dengan memanfaatkan basis data administrasi
kependudukan; (b) memanfaatkan perkembangan teknologi informasi pada kegiatan
pengumpulan data, di antaranya melalui penggunaan Computer Aided Web Interviewing
(CAWI) dalam Sensus Penduduk (SP) Online; (c) memanfaatkan Satuan Lingkungan
Setempat (SLS) sebagai wilayah kerja statistik SP2020; (d) menyesuaikan jangka waktu
tinggal dalam konsep penduduk, dari minimal telah tinggal selama enam bulan menjadi
minimal satu tahun; (e) menggunakan pendekatan keluarga sebagai unit pendataan;
dan (f) menyusun proses bisnis pengumpulan data yang komprehensif (Gambar 1).
Penetapan Covid-19 sebagai pandemi oleh WHO menjadi tantangan berat pada
pelaksanaan SP2020 khususnya di Provinsi DKI Jakarta sebagai salah satu episentrum
Covid-19. Kebijakan pemerintah yang berfokus pada penanganan pandemi Covid-19
mendorong BPS melakukan penyesuaian tata kelola pada setiap tahapan proses bisnis
dengan tetap berpegang pada tujuan besar SP2020. Beberapa penyesuaian yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
• SP Online yang semula dilaksanakan pada tanggal 15 Februari s.d. 31 Maret
2020, diperpanjang hingga 29 Mei 2020;
• Pendataan penduduk yang semula dilaksanakan pada Juli 2020 dimundurkan
ke September 2020; dan
• Metode pendataan penduduk di Provinsi DKI Jakarta yang semula
direncanakan secara wawancara menggunakan elektronik (computer assisted
personal interviewing, CAPI), akhirnya dibatasi pada pemeriksaan Daftar
Penduduk oleh petugas sensus bersama Ketua RT dilanjutkan dengan
verifikasi lapangan secara door to door untuk memastikan keberadaan
penduduk secara de facto.
Gambar 1
Proses Bisnis Pengumpulan Data Sensus Penduduk 2020
2
Berita Resmi Statistik No. 5/01/31/Th. XXIII, 22 Januari
2021
2. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk
2.1. Jumlah Penduduk Hasil SP2020
SP2020 mencatat penduduk DKI Jakarta pada bulan September 2020 sebanyak
10,56 juta jiwa. Dibandingkan dengan hasil sensus sebelumnya, jumlah penduduk DKI
Jakarta terus meningkat. Dalam jangka waktu sepuluh tahun sejak tahun 2010,
jumlah penduduk DKI Jakarta meningkat sekitar 954 ribu jiwa, atau rata-rata
sebanyak 88 ribu jiwa setiap tahun (Gambar 2). Dalam kurun waktu sepuluh tahun
terakhir (2010-2020), laju pertumbuhan penduduk DKI Jakarta sebesar 0,92 persen per
tahun (Gambar 2). Terdapat pengurangan laju pertumbuhan penduduk sebesar 0,49
persen per tahun jika dibandingkan dengan periode 2000–2010. Sedangkan jika
dibandingkan dengan periode 1971–1980, laju pertumbuhan penduduk turun sebesar
3,01 persen per tahun. Penurunan laju pertumbuhan penduduk ini diduga adanya
migrasi keluar yang besar dari DKI Jakarta yang melebihi migrasi masuk ke DKI
Jakarta, sehingga mengakibatkan migrasi neto yang minus. Dari tahun 2010 ke tahun
2015 migrasi neto di DKI Jakarta menunjukkan besaran -23 artinya 23 dari 1000
penduduk keluar dari DKI Jakarta.
Gambar 2
Jumlah Penduduk DKI Jakarta, 1961-2020
2.2. Laju Pertumbuhan Penduduk menurut Kabupaten/Kota,
2010-2020
SP2020 mencatat terdapat 3 kota di DKI Jakarta dengan laju pertumbuhan penduduk
per tahun di bawah angka provinsi, sementara lainnya di atas angka provinsi. Laju
pertumbuhan penduduk terbesar tercatat di Kabupaten Kepulauan Seribu sebesar 2,69
persen, sedangkan yang terkecil di Kota Jakarta Barat (0,63%).
Gambar 3
Laju Pertumbuhan Penduduk per Tahun menurut Kabupaten/Kota, 2010-2020
Gambar 4
Persentase Penduduk Berdasarkan Kesesuaian Alamat Domisili dan KK/KTP,
2020
3. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis
Kelamin
3.1. Penduduk Menurut Generasi
Struktur penduduk dapat menjadi salah satu modal pembangunan ketika jumlah
penduduk usia produktif sangat besar. Hasil SP2020 mencatat mayoritas penduduk
DKI Jakarta didominasi oleh generasi Z dan milenial. Proporsi generasi Z sebanyak
25,65 persen dari total populasi (2,70 Juta orang) dan generasi milenial sebanyak
26,78 persen dari total populasi (2,83 Juta orang) (Gambar 5). Kedua generasi ini
termasuk dalam usia produktif yang dapat menjadi peluang untuk mempercepat
percepatan pertumbuhan ekonomi.
Gambar 5
Komposisi Penduduk menurut Generasi, 2020
Post Generasi Z
Lahir tahun 2013 dst
Perkiraan usia sekarang
s.d. 7 tahun
Generasi Z
Lahir tahun 1997-2012
Perkiraan usia
sekarang 8-23 tahun
Milenial
Lahir tahun 1981-1996
Perkiraan usia sekarang
24-39 tahun
Generasi X
Lahir tahun 1965-1980
Perkiraan usia sekarang
40-55 tahun
Gambar
Komposisi Penduduk menurut
6 Kelompok Umur, 2000-2020
Komposisi penduduk hasil Sensus Penduduk 2020 menurut kelompok umur 0-14
tahun menunjukkan tertinggi ada di Kabupaten Kepulauan Seribu mencapai 26,57
persen dan terendah di Kota Jakarta Selatan sebesar 21,80 persen. Kelompok penduduk
usia 65 tahun ke atas tertinggi terdapat di Kota Jakarta Pusat mencapai 6,08 persen dan
terendah di Kabupaten Kepulauan Seribu sebesar 3,42 persen. Tampak bahwa kelompok
usia tidak produktif paling banyak terdapat di Kabupaten Kepulaun Seribu mencapai
30,09 persen. Kelompok usia produktif (15-65 tahun) terdapat di Kota Jakarta Pusat dan
Kota Jakarta Selatan masing-masing sebesar 72,61 persen. Angka ini lebih tinggi
dibandingkan dengan persentase kelompok usia produktif di tingkat DKI Jakarta yang
hanya sebesar 71,98 persen.
Gambar 7
Komposisi Penduduk menurut Kelompok
Umur dan Kabupaten/Kota, 2020
6
Berita Resmi Statistik No. 5/01/31/Th. XXIII, 22 Januari
2021
Keadaan bonus demografi dapat dicapai apabila komposisi penduduk usia produktif
lebih besar dibandingkan dengan penduduk usia tidak produktif. Meskipun jumlah
penduduk usia produtif mengalami sedikit penurunan berdasarkan hasil sensus penduduk
tahun 2000 sampai tahun 2020 tetapi secara umum jumlah penduduk usia produktif
lebih besar dibandingkan dengan jumlah penduduk usia tidak produtif. Bahkan tahun
2020 ini DKI Jakarta masih dalam periode emas bonus demografi karena proporsi
penduduk usia produktif masih di atas 70 persen dari jumlah penduduk keseluruhan
DKI Jakarta. Rasio angka ketergantungan juga cenderung rendah meskipun sedikit
mengalami peningkatan (Gambar 8).
Gambar 8
Rasio Ketergantungan Penduduk DKI Jakarta Hasil Sensus
Penduduk 1971, 2000-2020
Gambar 9
Persentase Penduduk Lansia di DKI Jakarta, 2000-2020
Gambar
Persentase Penduduk Lansia
10 menurut Kabupaten/Kota, 2020
8
Berita Resmi Statistik No. 5/01/31/Th. XXIII, 22 Januari
2021
Hasil SP2020 menunjukkan rasio jenis kelamin di level kabupaten/kota selaras
dengan level provinsi, yaitu penduduk laki-laki lebih banyak dari perempuan (Gambar 10).
Kabupaten/ Kota dengan rasio jenis kelamin tertinggi adalah Kota Jakarta Pusat dan
yang terendah adalah Kota Jakarta Timur.
Gambar 12.
Rasio Jenis Kelamin Menurut Kabupaten/Kota, 2020
4. Distribusi Penduduk
Dengan luas daratan provinsi DKI Jakarta sebesar 664,01 kilometer persegi,
maka kepadatan penduduk DKI Jakarta sebanyak 15,906 ribu jiwa per kilometer
persegi. Angka ini meningkat dari hasil SP2000 yang mencatat kepadatan penduduk
DKI Jakarta sebanyak 12.628 jiwa per kilometer persegi dan hasil SP2010 yang mencatat
14.469 jiwa per kilometer persegi.
Tabel 1
Jumlah Penduduk Provinsi DKI Jakarta Hasil Sensus Penduduk 2020
menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin
SP2020
Kabupaten/Kota
Laki-laki Perempuan Total
(1) (2) (3) (4)
Kepulauan Seribu 14 051 13 698 27 749
Jakarta Selatan 1 122 094 1 104 718 2 226 812
Jakarta Timur 1 529 659 1 507 480 3 037 139
Jakarta Pusat 538 236 518 660 1 056 896
Jakarta Barat 1 229 435 1 205 076 2 434 511
Jakarta Utara 901 306 877 675 1 778 981
Tabel 2
Jumlah Penduduk Menurut Kesesuaian Alamat
KK/KTP dengan Tempat Tinggal, 2020
10
Berita Resmi Statistik No. 5/01/31/Th. XXIII, 22 Januari
2021
Tabel 3
Jumlah Penduduk Indonesia menurut Kelompok
Umur dan Jenis Kelamin, 2020 (Ribu Orang)
Jenis Kelamin
Kelompok Umur Total
Laki-laki Perempuan
(1) (2) (3) (4)
0-4 340,21 318,96 659,17