Jln. AdisuciptoPenfuiKupang-NTT
Format
(2016-2020)
1 Latar Belakang
Pembangunan adalah tujuan dari sutau negara, dimana negara tersebut semakin maju ketika
ada peningkatan pada pembangunannya. Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah
tinggi mampu mengurangi pengangguran ataupun kemiskinan yang ada (Rustam 2010). Selain
pertumbuhan ekonomi salah satu aspek yang digunakan untuk melihat kinerja pembangunan
ekonomi adalah seberapa besar efektifitas penggunaan sumber daya yang tersedia (Yacoub
2012). Kemiskinan sendiri pada negara berkembang merupakan masalah yang cukup rumit
meskipun beberapa negara berkembang telah berhasil melaksanakan pembangunan dalam hal
produksi dan pendapatan nasional (Sartika et al. 2016). Kondisi kemiskinan suatu negara atau
daerah juga merupakan cerminan dari tingkat kesejahteraan penduduk yang tinggal pada
negara/daerah tersebut (Christianto, 2013). Indonesia adalah negara yang tergolong masih
Kemiskinan merupakan salah satu persoalan yang menjadi pusat perhatian pemerintah di
negara manapun terutama di negara sedang berkembang seperti Indonesia, sehingga menjadi
suatu fokus yang sangat penting bagi pemerintah Indonesia. Hal ini dapat dibuktikan dengan
jumlah penduduk miskin yang besar, mayoritas tinggal di daerah perdesaan yang sulit untuk
diakses bahkan kota besar seperti Jakarta juga masih sangat banyak ditemukan masyarakat
miskin. Kemiskinan dapat diartikan dimana seseorang sangat sulit untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya sehari-hari dikarenakan berbagai penyebab salah satunya adalah rendahnya tingkat
pendapatan yang diperoleh. Persoalan kemiskinan juga dapat dipicu karena masih rendahnya
kualitas hidup manusia, upah minimum yang tidak sesuai dengan biaya hidup, dan jumlah
penduduk miskin yang semakin meningkat setiap tahun nya. Salah satu sasaran pembangunan
Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki jumlah
penduduk miskin yang cukup banyak, sehingga menempatkan provinsi NTT sebagai provinsi
2017 1.150,79
2018 1.142,17
2019 1.146,32
2020 1.153,76
Dari tabel 1.1 di atas dapat dlihat bahwa kemiskinan yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Timur
mengalami peningkatan jumlah yang fluktuatif. Dimana pada tahun 2011 mengalami penurunan
sebesar 985.6 orang yang dimana pada tahun sebelumnya mengalami peningkatan sebesar
1.020,60 orang dan dua tahun kemudian mengalami peningkatan . Begitu pula pada tahun 2015
sampai dengan 2020. Dimana pada tahun 2015 jumlah penduduk miskin di provinsi NTT
mengalami peningkatan sebesar sebesar 1.159,84 orang kemudian pada tahun 2016 mengalami
penurunan sebesar 1.149,92 orang, dan pada tahun 2017 mengalami peningkatan sebesar
1.150,79 orang. Kemudian pada tahun 2018 sampai dengan 2020 mengalami peningkatan.
Secara garis besar dari data tabel 1.1 di atas, jumlah penduduk miskin yang ada di provinsi Nusa
Tenggara Timur mengalami peningkatan yang fluktuatif, untuk itu perlu dicari faktor-faktor yang
Provinsi Nusa Tenggara Timur pada tahun 2020, yaitu : Kabupaten Sumba Tengah : 34.49%,
Kabupaten Sabu Raijua : 30.18%, Kabupaten Sumba Timur : 29.65%, Kabupaten Sumba Barat :
28.27%, Kabupaten Rote Ndao : 28.08%, dan Kabupaten Timor Tengah Selatan : 28.06%.
(bps.ntt.go.id)
Persentase penduduk miskin Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada September 2020
sebesar 21,21 persen. Angka ini meningkat 0,31 persen poin terhadap Maret 2020 dan meningkat
Meningkat 19,77 ribu orang terhadap Maret 2020 dan meningkat 44,07 ribu orang terhadap
September 2019, Sementara persentase penduduk miskin di daerah pedesaan pada Maret 2020
sebesar 24,73 persen. naik menjadi 25,26 persen pada September 2020, Sedangkan untuk
daerah perdesaan naik sekitar 14,3 ribu orang. Dari 1.040,37 ribu orang pada Maret 2020
menjadi 1.054,65 ribu orang pada September 2020, Darwis Sitorus (Kepala Badan Pusat
Statistik Nusa Tenggara Timur), Senin (15/2). Dia menembahkan secara rata-rata, rumah
tangga miskin di Provinsi NTT pada September 2020 memiliki 5,62 orang anggota rumah
tangga. Dengan demikian, besarnya garis kemiskinan per rumah tangga miskin secara rata-rata
PDRB merupakan salah satu indikator pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. PDRB
adalah nilai bersih barang dan jasa-jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai kegiatan ekonomi di
suatu daerah dalam suatu periode (Hadi Sasana, 2006). Semakin tinggi PDRB suatu daerah,
maka semakin besar pula potensi sumber penerimaan daerah tersebut. Pertumbuhan ekonomi
merupakan tema sentral dalam kehidupan ekonomi semua negara di dunia dewasa ini.
Pemerintah di negara manapun dapat segera jatuh atau bangun berdasarkan tinggi rendahnya
tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapainya dalam catatan statistik nasional. Berhasil
Pertumbuhan
Tahun PSRB ADHK
Ekonomi
Tenggara Timur dari tahun ke tahun menunjukan peningkatan. Sama halnya dengan
pertumbuhan ekonomi yang menunjukan peningkatan dari 5.12% sampai 5.24%, namun pda
tahun 2020 PDRB atas dasar harga konstan menurun Rp.579.327,1. Dan juga pada tahun yang
sama pertumbuhan ekonomi pada tahun 2020 terkontraksi sebesar 0,83% (ctc), lebih rendah
dibandingkan tahun 2019 yang tumbuh sebesar 5,24% (ctc), namun lebih tinggi dibanding
nasional yang terkontraksi 2,07% (ctc). Seluruh komponen di sisi pengeluaran mengalami
kontraksi sebagai dampak pandemi COVID-19. Kontraksi yang lebih dalam tertahan oleh
konsumsi rumah tangga yang ditopang dengan adanya program Jaringan Pengaman Sosial (JPS)
baik dari Pemerintah Pusat dan Daerah untuk memulihkan daya beli masyarakat. Dari sisi
Lapangan Usaha (LU), kontraksi lebih dalam tertahan oleh LU Informasi dan Komunikasi, LU
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib; LU Jasa Keuangan dan
Asuransi; dan LU Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yang mampu tumbuh positif di tengah
pandemi COVID-19. Kebijakan bekerja dari rumah, belajar dari rumah serta meningkatnya
(https://www.bi.go.id)
Kualitas Sumber Daya Manusia juga dapat menjadi penyebab terjadinya penduduk
miskin. Kualitas Sumber Daya Manusia dapat dilihat dari indeks Kualitas Hidup/Indeks
Pembangunan Manusia (IPM). Rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) akan berakibat
pada rendahnya produktifitas kerja dari penduduk. Produktifitas yang rendah berakibat pada
tingginya jumlah penduduk miskin. Lanjouw dkk (dalam Yani Mulyaningsih, 2008) menyatakan
bidang pendidikan dan kesehatan akan lebih berarti bagi penduduk miskin dibandingkan
penduduk tidak miskin, karena bagi penduduk miskin aset utama adalah tenaga kasar mereka.
Adanya fasilitas pendidikan dan kesehatan murah akan sangat membantu untuk meningkatkan
produktifitas, dan pada gilirannya meningkatkan pendapatan. Berikut adalah perkembangan dan
pertumbuhan kualitas sumber daya manusia pada Provinsi Nusa Tenggara Timur yang diukur
Presentase
Tahun
(%)
2016 62,67
2017 63,13
2018 63,73
2019 65,23
2020 65,19
Tabel 1.2 terlihat bahwa Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Nusa Tenggara Timur
mengalami peningkataan dari tahun ke tahun, namun pada tahun 2020 mengalami penurunan
dibandingkan tahun 2019. Pada tahun 2020, IPM NTT sebesar 65,19. Angka ini menurun sebesar
0,04 poin dibandingkan dengan IPM NTT pada tahun 2019 yang sebesar 65,23. Sejak tahun
2011, status pembangunan manusia di NTT telah mencapai level “sedang”. IPM NTT pada tahun
2020 tumbuh sebesar 8,22 persen dibandingkan tahun 2011.Selama periode 2019 hingga 2020,
tiga komponen pembentuk IPM mengalami peningkatan yaitu Umur Harapan Hidup (UHH),
Harapan Lama Sekolah (HLS), dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS), sementara satu komponen
pembentuk IPM mengalami penurunan yaitu pengeluaran per kapita. Bayi yang baru lahir
memiliki peluang untuk hidup hingga 67,01 tahun, meningkat 0,16 tahun dibandingkan tahun
sebelumnya. Anak-anak usia 7 tahun memiliki peluang untuk bersekolah selama 13,18 tahun,
meningkat 0,03 tahun dibandingkan dengan tahun 2019. Sementara itu, penduduk usia 25 tahun
ke atas secara rata-rata telah menempuh pendidikan selama 7,63 tahun, meningkat 0,08 tahun
dibandingkan tahun sebelumnya. Pengeluaran per kapita (harga konstan 2012) masyarakat
sebesar Rp. 7,598 juta pada tahun 2020, menurun Rp. 171 ribu dibandingkan tahun sebelumnya.
Selain Tingkat PDRB dan Jugga Indeks Pembangunan Manusia, Jumlah penduduk dalam
ekonomi yaitu kesejahteraan rakyat serta menekan angka kemiskinan. Di kalangan para pakar
pembangunan telah ada konsensus bahwa laju pertumbuhan penduduk yang tinggi tidak hanya
berdampak buruk terhadap supply bahan pangan, namun juga semakin membuat kendala bagi
pengembangan tabungan, cadangan devisa, dan sumberdaya manusia (Maier dalam Mudrajad
Kuncoro,1997).
Tabel 1.4 Jumlah Penduduk Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2015-2020
Tahun Jiwa)
2016 5.203.514
2017 5.287.302
2018 5.371.519
2019 5.456.203
Tabel 1.4 menunjukan jumlah penduduk Provinsi
2020 5.541.394
Nusa Tenggara Timur yang cenderung naik dari tahun
ke tahun. “Laju pertumbuhan penduduk NTT per tahun (2010-2020) sebesar 1,25%. Data ini
menurun dibandingkan periode 2000-2010 yang sebesar 2,07%. Persentase penduduk NTT, usia
produktif (15-64 tahun), sebesar 69,5%. Jumlah ini naik jika dibandingkan tahun 2010 yang
sebesar 7,5%. Sementara persentase penduduk lansia di Provinsi NTT sebanyak 9,4%. Ini
meningkat, naik jika dibandingkan tahun 2010 yang sebesar 7,5% . Sementara rasio jenis
kelamin 100 sebut Darwis Sitorus dimana jumlah penduduk laki-laki di Provinsi NTT lebih
banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuan. Jadi sesuai rasio jenis kelamin 100, jumlah
penduduk laki –laki di Provinsi NTT lebih banyak dari jumlah penduduk perempuan. Pulau
Timor adalah pulau dengan konsentrasi penduduk terbesar sebanyak 2,37 juta jiwa atau 44,52%
dari total penduduk NTT. Jadi sebanyak enam Kabupaten / Kota di daratan Pulau Timor jumlah
penduduknya ada 2,37 jiwa. Atau 44,52 persen dari total penduduk NTT,” kata Kepala Badan
Pusat Statisttik ( BPS ) NTT, Darwis Sitorus secara daring ( 21/1). (Gatra.com)
Faktor lain yang juga berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan adalah pengangguran.
Salah satu unsur yang menentukan kemakmuran suatu masyarakat adalah tingkat pendapatan.
Pendapatan masyarakat mencapai maksimum apabila kondisi tingkat penggunaan tenaga kerja
penuh (full employment) dapat terwujud. Menurut Sadono Sukirno (2000), Pengangguran akan
menimbulkan efek mengurangi pendapatan masyarakat, dan itu akan mengurangi tingkat
kemakmuran yang telah tercapai. Semakin turunnya tingkat kemakmuran akan menimbulkan
Tabel 1.5 Tingkat Pengangguran (%) Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun2016- 2020
Tingkat Pengangguran
Tahun
(%)
2016 3,83
2017 3,25
Dari tabel 1.5 terlihat bahwa jumlah pengangguran
cenderung naik. Terlihat pada 2020 3,35 tahun 2016 TPT turun
sebesar 0.58% yang sebelumnya pada tahun 2015 TPT berjumlah 3.83%. Kemudian pada tahun
2017 naik 0.02% menjadi 3.27% Peningkatan yang besar terjadi pada 2020 dimana Persentasi
Tingkat pertumbuhan angkatan kerja yang cepat dan pertumbuhan lapangan kerja yang
relatif lambat menyebabkan masalah pengangguran yang ada di suatu daerah menjadi semakin
suatu negara. Pengangguran dapat mempengaruhi kemiskinan dengan berbagai cara (Tambunan,
2001).
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan jusul penelitian ‘’Analisis Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto,
Timur
4. Bagaimana pengaruh Tingkat Pengangguran terhadap kemiskinan di Provinsi Nusa
Tenggara Timur.
Tenggara Timur
2. Tinjauan Pustaka
1. Kemiskinan
2. Ukuran Kemiskinan
3. Pertumbuhan penduduk
6. Pengangguran
3. Metode Peneltian
penelitian :
Jenis Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data berupa
angka-angka yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Timur
Sumber Data yang dibutuhkan untuk menunjang penelitian ini adalah data sekunder, yaitu
data yang dikumpulkan oleh pihak lain, bukan oleh peneliti sendiri berupa data
Studi ini menggunakan analisis panel data sebagai alat pengolahan data dengan
kombinasi antara deret waktu (time-series data) dan kerat lintang (cross-section data).
(PDRB), Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Jumlah Penduduk (PD) dan variabel
tingkat pengangguran (PG) terhadap jumlah kemiskinan (KM) menggunakan data time-
series selama lima tahun yang diwakili data tahunan dari 2016 - 2020 dan data cross-
Tingkat %20Dita%20Sekar
Pengangguran %20Ayu.pdf?
Jumlah Penduduk
Terhadap
Kemiskinan Di
DOMESTIK Downloads/3583-6997-1-
UPAH MINIMUM
KOTA-KABUPATEN
DAN INDEK
PEMBANGUNAN
MANUSIA
TERHADAP
TINGKAT
PENGANGGURAN
KABUPATEN/KOTA
DI JAWA TIMUR
TAHUN 2010-2014
TERHADAP d/13561/1/Skripsi
KEMISKINAN DI %20Maftuh%20Bahrul
DENGAN TINGKAT
KEMISKINAN
TERTINGGI DI
INDONESIA
PERIODE 2010-2019