Anda di halaman 1dari 11

Perbandingan Tingkat Kemiskinan dan Ketimpangan Sosial di Daerah

Gorontalo

DIAJUKAN OlEH:

NAMA: STEPHANIE CLARISSA

NIM: 115180002

PROGRAM STUDI Sl MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TARUMANANGARA

JAKARTA

2021
ABSTRAK

Riset ini bertujuan mengenali terdapatnya perbandingan tingkatan kemiskinan serta

kesenjangan social di daerah Gorontalo. Tidak hanya itu, mau dilihat ikatan antara tingkatan

kemiskinan serta kesenjangan di Gorontalo. Tata cara yang digunakan buat menguji

terdapatnya perbandingan untuk mengenali tingkatan kemiskinan dan ketimpangan

pendapatan di Indonesia di tingkat provinsi. Perkiraan hasil menunjukkan bahwa inflasi

memiliki pengaruh negatif dan berpengaruh signifikan terhadap ketimpangan pendapatan,

kemiskinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan ketimpangan, sedangkan

pertumbuhan ekonomi berdampak positif namun tidak berpengaruh signifikan terhadap

ketimpangan pendapatan di Indonesia. Dengan demikian, pemerintah harus menggunakan

program pengentasan kemiskinan dan inflasi sebagai instrumen untuk mengurangi

ketimpangan pendapatan di Indonesia.

Kata Kunci : Rasio, Kesenjangan, Kemiskinan, ketimpangan

2
BAB I

PENDAHULUAN

Pertumbuhan ekonomi negeri tentu hendak mengalami permasalahan ekonomi yang

lumayan besar. Negeri yang bisa menanggulangi permasalahan ekonomi dengan baik hendak

sanggup menanggulangi masalah di bidang lain serta menggapai kemakmuran untuk

warga(Fratiwi & Triani, 2019).Permasalahan perekonomian banyak terjalin di negeri tumbuh

sebab perekonomian negeri berkembang masih lemah serta sangat tergantung terhadap negeri

maju. Salah satu permasalahan ekonomi yang timbul di negeri tumbuh semacam Indonesia

merupakan ketimpangan pemasukan. Ketimpangan pemasukan terjalin sebab distribusi

pemasukan yang tidak menyeluruh antara kelompok masyarakat yang berpenghasilan besar

dengan kelompok warga yang berpenghasilan rendah sehingga bisa menimbulkan

kemiskinan. Ketimpangan pula bisa dimaksud selaku ketidakmerataan hasil distribusi

pemasukan sesuatu negeri.

Ketimpangan berkaitan erat dengan inflasi, kemiskinan serta perkembangan ekonomi.

Jika inflasi Indonesia naik, hingga harga benda serta jasa yang dibuat di Indonesia hendak

naik. Selaku akibat dari harga benda serta jasa yang lebih besar, hingga hendak lebih banyak

duit yang wajib dikeluarkan buat memperoleh benda yang sama sehingga kurangi tingkat

kesejahteraan warga serta hendak memunculkan kemiskinan (Andiny & Mandasari, 2017).

Pada dasarnya, tingkat kemiskinan di kaitkan dengan perkiraan tingkatan pendapatan

dan kebutuhan. Kemungkinan seseorang bias hidup layak yakni dengan memperkirakan

kebuthan yang hanya dibatasi pada kebutuhan pokok ataupun kebutuhan dasar minimum

yang dapat membuat penduduk hidup layak. Kala pemasukan penduduk tersebut tidak penuhi

kebutuhan minimum, hingga penduduk tersebut dapat dikatakan miskin. Jadi perihal ini

meyakinkan bahwasannya kemiskinan bias dibandingkan dengan pendapatan penduduk

3
dengan tingkatan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Tingkat pendapatan

minimum jadi batasan antara kondisi miskin dengan tidak miskin ataupun biasa di sebut garis

kemiskinan(Hanum, 2018). Jadi perihal ini biasa diucap dengan kemiskinan mutlak, dimana

konsep ini dimaksudkan buat penuhi tingkatan kebutuhan minimum yang lumayan buat

memenuhi kebutuhan fisik terhadap santapan, baju, dan rumah buat menjamin kelangsungan

hidup suatu penduduk.

Provinsi Gorontalo merupakan salah satu daerah yang tingkatan kemiskinannya

sangat tinggi di Indonesia, pada tahun 2020 tingkatan kemiskinan di provinsi Gorontalo

mencapai angka sebesar 15,59 persen, hal tersebut menjadi kasus yang seharusnya bisa di

perhatikan oleh pemerintah provinsi Gorontalo, mengingat bahwsannya kemiskinan menjadi

momok yang dapat membuat pembangunan ekonomi di suatu daerah menjadi melambat dan

pemerintah akan dianggap gagal dalam menjalankan pembangunan ekonomi di sesuatu

wilayah. Keberhasilan dalam pembangunan ekonomi ialah dengan pengentasan kemiskinan

yang terjadi di suatu daerah dan hal tersebut wajib bisa dikendalikan dengan baik oleh

pemerintah pusat maupun pemerintah wilayah sehingga pembangunan ekonomi dapat

berjalan dengan baik.

4
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Gorontalo

Pertumbuhan ekonomi mengkaitkan dan menghitung antara tingkat

pendapatan nasional dari satu period ke periode berikutnya. Angka

pertumbuhan ekonomi umumnya dalam bentuk prosentasi dan bernilai positif,

tapi juga mengkin saja bernilai negatif (Hadrianov & Antoni, 2019).

Negatifnya pertumbuhan ekonomi tentu saja disebabkan adanya penurunan

yang lebih besar dari pendapatan nasional tahun berikutnya dibandingkan

tahun sebelumnya. Jika dalam menghitung pertumbuhan ekonomi nasional,

yang diperlukan adalah information PDB, maka untuk menghitung

pertumbuhan ekonomi suatu wilayah atau daerah diperlukan information

PDRB/GDP. Dengan PDRB mencapai 20.781.308,3 (juta rupiah) tahun 2014-

2020, maka tingkat pertumbuhan ekonomi Provinsi Gorontalo mengalami

kenaikan dari tahun ke tahun,

2. Kemiskinan di Provinsi Gorontalo

Penduduk miskin Gorontalo umumnya adalah penduduk yang bekerja

di sektor pertanian, yang menyerap tenaga kerja withering banyak di

Gorontalo. Baik Petani maupun Nelayan memiliki modular terbatas dan rata-

rata mereka adalah tenaga kerja musiman(Qomariyah et al., 2017). Di

beberapa daerah pelosok Gorontalo, nelayan masih terjebak dengan praktek

ijon sehingga memperparah kondisi pendapatan mereka, dan pada akhirnya

akses terhadap pendidikan dan kesehatan mereka terbatas.

5
a) Persentase Kemiskinan di Provinsi Gorontalo

Provinsi Gorontalo adalah satu dari menjadi Provinsi dengan angka

kemiskinan tertinggi di Indonesia, dimana pada tahun 2020 angka kemiskinan

di provinsi Gorontalo mencapai 15,59 persen yaitu dimana dalam tahun 2020

angka indeks Gini alasan atau ketimpangan pendapatan sebesar 0,437 persen,

kemudian pendidikan rendah, dengan angka rata-rata tua sekolah telah

meningkat, tetapi tidak signifikan, berkaitan dengan kesehatan di provinsi

Gorontalo bahwa cukup, baik, tetapi di adalah tidak dikompensasikan dengan

dengan ketersediaan pekerjaan untuk penduduk bahwa lebih tua tahun

sehingga halaman kekurangan pendapatan penyebab dan hasil angka

kemiskinan di Provinsi Gorontalo sangat tinggi Berbagai kondisi yang

mempengaruhi na miskin n penyebab yaitu karena kekurangan gizi pada anak,

kesehatan yaitu rendah , tingkat buta huruf yaitu tinggi , lingkungan dan pada

hingga itu buruk, serta tidak akses infrastruktur dan public(Badan Pusat

Statistik, 2020)

Tabel 2.1 Garis Kemiskinan Provinsi Gorontalo

Garis Kemiskinan Menurut Kabupaten/Kota


(Rupiah/kapita/bulan)
Nama Wilayah 2019 2020
GORONTALO 333070.00 368990.00
Boalemo 385122.00 426961.00
Gorontalo 425827.00 475102.00
Pohuwato 275240.00 309174.00
Bone Bolango 380029.00 424275.00
Gorontalo
Utara 278746.00 311200.00
Kota
Gorontalo 520095.00 569538.00
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo

6
3. Pengangguran Dan Kemiskinan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di

Provinsi Gorontalo

Permasalahan pengangguran memang sangat kompleks untuk dibahas

dan merupakan isu penting, karena dapat dikaitkan dengan beberapa indikator-

indikator. Indikator-indikator ekonomi yang mempengaruhi tingkat

pengangguran antara lain pertumbuhan ekonomi negara bersangkutan, tingkat

inflasi, kemiskinan, serta besaran upah yang berlaku. Apabila di suatu negara

pertumbuhan ekonominya mengalami kenaikan, diharapkan akan berpengaruh

pada penurunan jumlah pengangguran, hal ini diikuti dengan tingkat upah.

Jika tingkat upah naik akan berpengaruh pada penurunan jumlah

pengangguran pula. Pada akhirnya penurunan tingkat pengangguran

diharapkan akan dapat mengurangi tingkat kemiskinan

Tabel 2.2 Indikator Ketenagakerjaan

Indikator Ketenagakerjaan (Persen)


Indikator 2018 2019 2020
Ketenagakerjaa Februar Agustu Februar Agustu Februar
n i s i s i Agustus
Tingkat
Pengangguran
Terbuka 3.62 4.03 3.47 4.06 3.59 -
Tingkat
Kesempatan
Kerja 96.38 95.97 96.53 95.94 96.41 -
Tingkat
Partisipasi
Angkatan Kerja 72.90 67.34 72.43 66.83 66.76 -
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo

7
Tabel 2.3 Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Gorontalo

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menurut Tingkat


Pendidikan (Persen)
Pendidikan 2018 2019 2020
Tertinggi Februari Agustus Februari Agustus Februari Agustus
<= SD 1.85 1.47 2.02 1.09 1.80 -
SMP -
SMA 5.38 7.38 5.03 7.31 4.93 -
Universitas 5.51 5.73 4.89 6.44 6.18 -
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo

4. Ketimpangan Pembangunan di Provinsi Gorontalo

Dari aspek wilayah, ketimpangan dalam struktur ekonomi di Provinsi

Gorontalo masih diakibatkan oleh perbedaan dalam proporsi kepemilikan

PDRB dan dinamika pertumbuhan PDRB pada setiap wilayah. Kabupaten

Gorontalo merupakan daerah dengan kontribusi nilai PDRB riil terbesar, rata-

rata 38% terhadap PDRB Provinsi Gorontalo. Dari 2.369 milyar rupiah nilai

PDRB riil provinsi di tahun 2019, 38% (899 milyar) merupakan kontribusi

dari Kabupaten Gorontalo, 21% dari Kota Gorontalo, 19% Pohuwato, 12%

Boalemo, dan 10% dari Bone Bolango. Besarnya kontribusi PDRB setiap

wilayah ini tidak diikuti dengan pertumbuhan yang proporsional. Artinya,

daerah yang memiliki PDRB terbesar justru memiliki laju pertumbuhan PDRB

yang relatif rendah dibandingkan dengan daerah yang memiliki kontribusi

PDRB yang kecil. Sampai dengan tahun 2020, rata-rata pertumbuhan ekonomi

terbesar dimiliki Kabupaten Pohuwato (7,16%), lebih tinggi dibanding rata-

rata pertumbuhan provinsi (6,45%).

8
5. Sumber ketimpangan social di Provinsi Gorontalo

Dari aspek jumlah absolut PDRB per kapita ini nampak adanya

ketimpangan pada kelima daerah. Antara daerah yang memiliki jumlah

tertinggi dan terendah memiliki celah (crevice) yang cukup besar. Kabupaten

Pohuwato sebagai daerah yang memiliki jumlah tertinggi, nilai PDRB

perkapitanya 2 kali lipat dari Kabupaten Bone Bolango sebagai daerah dengan

PDRB per kapita terendah(Hanum, 2018). Meskipun hanya sebagai

penyumbang ketiga dalam pembentukan PDRB provinsi, dengan add up to

kontribusi 19%, tetapi Kabupaten Pohuwato memiliki jumlah PDRB per

kapita tertinggi dibanding daerah lainnya maupun rata-rata Provinsi

Gorontalo. Kabupaten Gorontalo yang memiliki kontribusi PDRB sebesar

38% tetapi jumlah PDRB per kapita yang relatif lebih rendah.

9
BAB III

KESIMPULAN

Tingkat kemiskinan yang terjadi di provinsi Gorontalo selama kurun waktu

2012-2020 terjadi penurunan meskipun tidak terlalu signifikan, namun tingkat

kemiskinan di provinsi Gorontalo masih tinggi dan masih berada diatas rata-rata

persentase tingkat kemiskinan Indonesia. Adapun tingkat kemiskinan tertinggi di

provinsi Gorontalo , hal tersebut dikarenakan pertumbuhan ekonomi yang tidak merata

sehingga menyebabkan ketimpangan yang tinggi, serta angka rata - rata lama sekolah

yang masih rendah sehingga menyebabkan rendahnya kualitas SDM yang berdampak pada

rendahnya penyerapan tenaga kerja, dan angka usia harapan hidup yang masih rendah

yang mengakibatkan rendahnya kesejahteraan manusia serta tidak terpenuhinya

kebutuhan ekonomi yang menyebabkan kesehatan . Secara simultan variabel

pertumbuhan ekonomi, pendidikan, dan kesehatan berpengaruh terhadap tingkat

kemiskinan di provinsi Gorontalo, hal tersebut bisa dilihat pada nilai probablitas

statistik. Secara parsial variable pertumbuhan ekonomi, pendidikan, dan kesehatan

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan di provinsi Gorontalo.

10
DAFTAR PUSTAKA

Andiny, P., & Mandasari, P. (2017). Analisis Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan

terhadap Ketimpangan Di Provinsi Aceh. Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi (JENSI).

Badan Pusat Statistik. (2020). Kemiskinan dan Ketimpangan Pengeluaran. 2020.

Fratiwi, R. A., & Triani, M. (2019). Analisis Kausalitas Pertumbuhan Ekonomi, Kemiskinan,

dan Ketimpangan Pendapatan di Sumatera Barat. Jurnal Kajian Ekonomi Dan

Pembangunan.

Hadrianov, T., & Antoni, A. (2019). PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN

KETIMPANGAN SOSIAL TERHADAP KEMISKINAN DI SUMATERA BARAT.

Jurnal Fakultas Ekonomi.

Hanum, N. (2018). Analisis Kemiskinan dan Ketimpangan Distribusi Pendapatan di Kota

Langsa (Studi Kasus Gampong Matang Seulimeng). Jurnal Samudra Ekonomika.

Qomariyah, N., Suharno, S., & Priyarsono, D. S. (2017). DAMPAK TRANSFER FISKAL

(CONDITIONAL GRANT) TERHADAP PEMBANGUNAN PERTANIAN,

KEMISKINAN DAN KETIMPANGAN DI INDONESIA: ANALISIS DATA PANEL.

Agriekonomika. https://doi.org/10.21107/agriekonomika.v6i2.1874

11

Anda mungkin juga menyukai