Oleh :
PELITA RIZQIAH
A1A019185
UNIVERSITAS MATARAM
2022
BAB I
PENDAHULUAN
Fenomena kemiskinan hingga saat ini masih menjadi isu utama yang dihadapi
oleh banyak negara-negara berkembang, salah satunya Indonesia. Dalam pengertian
sempit, kemiskinan dapat dilihat sebagai keadaan di mana seseorang atau sekelompok
masyarakat tidak mampu mencukupi tingkat kemakmuran ekonomi yang dianggap
sebagai kebutuhan minimal dari standar hidup tertentu. Namun jika dilihat lebih luas,
kemiskinan juga berkaitan dengan berbagai dimensi antara lain sosial, budaya, sosial
politik, lingkungan (alam dan geografis), kesehatan, pendidikan, agama, dan budi pekerti
(Suryawati, 2005).
Kemiskinan memang telah lama ada sejak dahulu kala. Pada masa lalu umumnya
masyarakat menjadi miskin bukan karena kurang pangan, tetapi miskin dalam bentuk
minimnya kemudahan atau materi. Dari ukuran kehidupan modern pada masa kini
mereka tidak menikmati fasilitas pendidikan, pelayanan kesehatan, dan kemudahan
lainnya yang tersedia pada jaman modern. Menanggulangi dan menentaskan kemiskinan
bukanlah usaha yang mudah dan sederhana, tetapi harus dilakukan dengan perencanaan
yang terintegrasi dan terkoordinir dengan baik dengan bermacam-macam kebijakan yang
harus tercermin dalam setiap kebijakan pemerintah dan dilakukan secara bersama sama
oleh pemerintah dan masyarakat dalam waktu yang relatif panjang. Keadaan kemiskinan
umumnya diukur dengan tingkat pendapatan. Pendapatan suatu rumah tangga dapat
diperoleh dari tiga sumber yaitu berusaha, bekerja, dan perolehan dari pemilikan aset.
Rumah tangga miskin biasanya tidak atau sangat sedikit memiliki aset yang dapat
mendatangkan penghasilan.Sumber pendapatan yang pertama, yaitu berusaha dengan
skala sangat kecil-kecil dan atau bekerja sebagai buruh, kedua hal inilah yang paling
mungkin untuk ditingkatkan, terutama bagi mereka yang memang ingin bekerja dan
berusaha.Upaya penanggulangan kemiskinan dilakukan dengan penyediaan kebutuhan
dasar seperti pangan, perluasan kesempatan kerja, pembangunan pertanian, dan
sebagainya.
Tabel 1.1
Melalui banyak pogram yang disediakan oleh pemerintah strategi tanaman jagung
yang merupakan bagian dari program PIJAR guna mendukung adanya pemberdayaan
bagi masyarakat kabupaten Dompu agar tercipta laju ekonomi yang lebih baik.
Peningkatan produktivitas komoditas jagung di Kabupaten Dompu tersebut secara tidak
langsung ikut memicu tingkat pendapatan para petani. Suksesnya program tanaman
jagung diharapkan akan dapat memberikan peningkatan pendapatan para petani yang ikut
menekan angka kemiskinan dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Melalui
program tanaman jagung yang mempertimbangkan berbagai faktorfaktor pendukung
kelancaran dan keberhasilan program tersebut maka dapat mendorong peningkatan
pendapatan rumah tangga masyarakat dan ikut meningkatkan produktivitas untuk
komoditas jagung. Produksi yang semakin meningkat ikut memberikan konstribusi positif
terhadap sektor pertanian di Kabupaten Dompu.
a) Secara teoritis
Secara teori, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
informasi serta wawasan untuk menambah ilmu pengetahuan khususnya dalam
pengembangan pada konsep perencanaan pembangunan ekonomi yang berbasis
pertanian.
b) Secara praktis
Dari segi praktis, pada penelitian ini dilakukan untuk dapat dijadikan sebagai
wawasan baik bagi mahasiswa tentang perencanaan pembangunan ekonomi dalam
tatanan kehidupan mahasiswa, terutama dalam pembahasan perencanaan
pembangunan yang merupakan hal menarik untuk diteliti dan menambah
wawasan melalui penggetahuan tentang perencanaan pembangunan ekonomi.
BAB II
LANDASAN TEORI
Pembangunan ekonomi terdiri dari dua kata yaitu pembangunan dan ekonomi.
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, pembangunan adalah hasil pekerjaan
membangun, sedangkan ekonomi adalah suatu ilmu yang berhubungan dengan
pengolahan barang industri, pertanian dan perdagangan (Badudu, 2001). Pengertian
pembangunan ekonomi yang dijadikan pedoman dalam penelitian ini didefinisikan
sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan per kapita riil penduduk suatu
masyarakat meningkat dalam jangka panjang (Sukirno, 1996 dalam Saerofi, 2005).
Berdasarkan definisi ini dapat diketahui bahwa pembangunan ekonomi berarti adanya
suatu proses pembangunan yang terjadi terus menerus yang bersifat menambah dan
memperbaiki segala sesuatu menjadi lebih baik lagi. Adanya proses pembangunan itu
diharapkan adanya kenaikan pendapatan riil masyarakat berlangsung untuk jangka
panjang. Pembangunan sektor-sektor ekonomi yang berlangsung pada setiap daerah di
wilayah Indonesia harus disesuaikan dengan potensi dan prioritas yang dimiliki oleh
masing-masing daerah sehingga keseluruhan pembangunan merupakan satu kesatuan
yang utuh dalam rangka mewujudkan pembangunan nasional (Choirullah, 2007).
2. Pembangunan di bidang pertanian adalah suatu hal yang tidak dapat ditawar-
tawar lagi, karena sebagian besar rakyat indonesia mengkonsumsi beras dan
bekerja di sektor pertanian.
3. Sedangkan peranan penting dari sektor pertanian itu sendiri adalah dalam
membentuk penyediaan kesempatan kerja dan berkontribusi terhadap
pembentukan produk domestik bruto dan ekspor.
4. Menurut Mosher pertanian adalah suatu bentuk produksi yang khas yang
didasarkan pada proses pertumbuhan tanaman dan hewan. Petani mengelola dan
merangsang pertumbuhan tanaman dalam suatu usaha tani, dimana kegiatan
produksi merupakan bisnis, sehingga pengeluaran dan pendapatan sangat penting
artinya. Menurut Van Aarsten pertanian adalah digunakan kegiatan manusia untuk
memperoleh hasil yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan yang pada
mulanya dicapai dengan jalan sengaja menyempurnakan segala kemungkinan
yang telah diberikan oleh alam guna mengembangkan tumbuhan dan hewan
tersebut.
Sumbangan atau jasa sektor pertanian pada pembangunan ekonomi terletak dalam
hal, antara lain :
a. Menyediakan surplus pangan yang semakin besar kepada penduduk yang kian
meningkat.
b. Meningkatkan permintaan akan produk industri dan dengan demikian mendorong
keharusan diperluasnya sektor sekunder dan tersier.
c. Menyediakan tambahan penghasilan devisa untuk impor barang-barang modal bagi
pembangunan melalui eksport hasil pertanian terus-menerus.
d. Meningkatkan pendapatan desa untuk dimobilisasi pemerintah.
e. Memperbaiki kesejahteraan masyarakat.
a. Ekspansi dari sektor-sektor ekonomi non pertanian sangat tergantung pada produk-
produk dari sektor pertanian, bukan saja untuk kelangsungan pertumbuhan suplai
makanan tetapi juga untuk penyediaan bahan baku untuk keperluan kegiatan produksi di
sektor-sektor non pertanian tersebut.
b. Karena kuatnya bias agraris dari ekonomi selama tahaptahap awal pembangunan, maka
populasi di sektor pertanian daerah pedesaan membentuk suatu bagian yang sangat besar
dari pasar permintaan domestik terhadap produk-produk dari industri dan sektor-sektor
lain di dalam negeri, baik untuk barang-barang produsen maupun barang-barang
konsumen, kuznets menyebutnya kontribusi pasar.
c. Karena relatif pentingnya pertanian bisa dilihat dari sumbangan out-put nya terhadap
pembentukan produk domestik bruto dan andilnya terhadap penyerapan tenaga kerja
tanpa bisa dihindari menurun dengan pertumbuhan atau semakin tingginya tingkat
pembangunan ekonomi.
d. Sektor pertanian mampu berperan sebagai salah satu sumber penting bagi surplus neraca
perdagangan atau neraca pembayaran, baik lewat ekspor hasil-hasil pertanian atau
peningkatan produksi komoditi-komiditi pertanian menggantikan impor.
Pertanian memperoleh energi dari sinar matahari dan prosesnya melalui proses-
proses biologis dari pertumbuhan hewan dan tanaman, petani adalah manusia-manusia
dan anggota-anggota keluarga serta anggota masyarakat setempat. Menurut A.T Mosher
1965 dalam bukunya lincolin Arsyad ekonomi pembangunan, menganalisis syarat-syarat
pembangunan pertanian jika pertanian dikembangkan dengan baik. Mosher
mengelompokan syarat-syarat pembangunan pertanian tersebut menjadi dua yaitu syarat-
syarat mutlak dan syarat-syarat pelancar.
a. Syarat-Syarat Mutlak
1. Pendidikan pembangunan
2. Kredit produksi
Melalui banyak pogram yang disediakan oleh pemerintah strategi tanaman jagung
yang merupakan bagian dari program PIJAR guna mendukung adanya pemberdayaan
bagi masyarakat kabupaten Dompu agar tercipta laju ekonomi yang 4 lebih baik. Program
PIJAR sendiri mulai dikembangkan pada tahun 2008-2009 dalam rangka untuk
meningkatkan pendapatan. Potensi pertanian Kabupaten Dompu, secara garis besar terdiri
dari lahan sawah seluas19.194 hektar dan lahan kering 213.261 hektar, salah satu
komoditi pangan utama yang secara tradisional telah lama ditanam oleh para petani dan
berperan sebagai salah satu penopang utama kebutuhan ekonomi keluarga adalah jagung.
Peningkatan produktivitas komoditas jagung di Kabupaten Dompu tersebut secara tidak
langsung ikut memicu tingkat pendapatan para petani. Suksesnya program tanaman
jagung diharapkan akan dapat memberikan peningkatan pendapatan para petani yang ikut
menekan angka kemiskinan dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
2.3 Kemiskinan
Ciri-ciri kemiskinan yang hingga saat ini masih dipakai untuk menentukan
kondisi miskin adalah:
1) Tidak memiliki faktor produksi sendiri seperti tanah, modal, peralatan kerja,
dan ketrampilan yang memadai.
3) Bekerja dalam lingkup kecil dan modal kecil atau disebut juga bekerja di
lingkungan sektor informal sehingga mereka ini terkadang disebut juga setengah
menganggur
Ada sebagian sektor yang harus menampung tenaga kerja secara berlebih dengan
tingkat produktivitas yang rendah, dan ada pula sebagian masyarakat yang belum ikut
serta dalam proses pembangunan sehingga belum dapat menikmati hasilnya secara
memadai.
yi < z; banyaknya penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan; dan adalah
jumlah penduduk.
Jumlah Penduduk Miskin Jumlah penduduk miskin adalah jumlah penduduk yang
hidup di bawah garis kemiskinan pada suatu periode tertentu. Sesuai dengan formulasi
sebelumnya, penduduk miskin dihitung setiap 6 bulan sekali, yaitu pada bulan Maret dan
September. Bagi pemerintah, jumlah penduduk miskin merupakan target pembangunan
yang perlu ditekan setiap tahun sampai dengan angka terendah. Berbagai program dan
kebijakan pemerintah diarahkan untuk mencapai jumlah penduduk miskin sesuai dengan
target dalam rencana pembangunan. Beberapa program di antaranya bertujuan untuk
menurunkan beban pengeluaran melalui program perlindungan sosial. Selain itu, untuk
tujuan meningkatkan pendapatan rumah tangga juga diterapkan kebijakan serupa, namun
dalam dimensi yang berbeda, seperti program kredit usaha rakyat dan dana desa.
Kesenjangan Kemiskinan Indeks Kesenjangan Kemiskinan (Poverty Gap Index-P1)
merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin
terhadap garis kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks, semakin jauh rata-rata
pengeluaran penduduk dari garis kemiskinan. Dimana, adalah
dan adalah jumlah penduduk. Secara umum, angka ini berguna untuk menentukan biaya
mengentaskan kemiskinan dengan membuat target transfer yang sempurna terhadap
penduduk miskin dengan asumsi perfect targeting, tanpa kebocoran dan hambatan
program. Semakin kecil nilai kesenjangan kemiskinan, semakin besar pula potensi
ekonomi untuk dana pengentasan kemiskinan berdasarkan identifiasi karakteristik
penduduk miskin dan juga untuk target sasaran bantuan dan program. Penurunan nilai
indeks kesenjangan kemiskinan mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk
miskin cenderung semakin mendekati garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran
penduduk miskin juga semakin menyempit. Keparahan Kemiskinan Indeks Keparahan
Kemiskinan (Poverty Severity Index-P2) memberikan gambaran mengenai penyebaran
pengeluaran di antara penduduk miskin. Dimana, adalah
dan adalah jumlah penduduk. Secara umum, semakin tinggi nilai indeks semakin tinggi
pula ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin. Angka ini berguna untuk
memberikan informasi yang saling melengkapi pada insiden kemiskinan. Sebagai contoh,
mungkin terdapat kasus bahwa beberapa kelompok penduduk miskin memiliki insiden
kemiskinan yang tinggi tetapi tingkat kesenjangan kemiskinannya rendah, sementara
kelompok penduduk lain mempunyai insiden kemiskinan yang rendah tetapi memiliki
tingkat kesenjangan kemiskinan yang tinggi bagi penduduk yang miskin.
2.4 Keterkaitan sektor pertanian dengan penduduk miskin
Pembangunan Ekonomi
Pengentasan kemiskinan
METODE PENELITIAN
3.3 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulan. Tidak hanya orang objek dan beda alam pun dapat
dikatakan sebagai populasi, populasi juga bukan hanya tergantung pada jumlah objek
yang ada pada objek atau subyek yang di pelajari, tetapi dapat juga meliputi seluruh
karakteristik atau sifat yang ada pada objek dan subjek itu.
Populasi pada penelitian ini adalah masyarakat yang bekerja sebagai petani yang
ada di kabupaten Dompu.
3.5.1 Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi
tersebut.dalam penelitian inisampel yang digunakan adalah masyarakat yang bekerja
sebagai petani yang ada di kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data
kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka-angka yang menunjukkan nilai terhadap
besaran atas variable yang diwakilkannya. Data kuantitatif yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti.
1. Data primer adalah sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber
asli (tidak melalui perantara). Data primer secara khusus dikumpulkan oleh
peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian (Sugiyono,2020). Data primer
dalam penelitian ini diambil berdasarkan dept interview kepada responden.
2. Sumber data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan
data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen
(sugiyono,2020). Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari badan
pusat Statistika Kabupaten Dompu, Kabupaten Dompu dalam angka 2021.
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2020: 68).
1. Dokumentasi
2. Recorder
Alat perekam yang digunakan untuk merekam suara atau gambar pada saat
melakukan penelitian.
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis data
panel. Analisis data panel merupakan kombinasi dari deret waktu (time series) dan kerat
lintang (cross section). Penggunaan data panel memberikan banyak keuntungan secara
statistik maupun teori ekonomi. Beberapa manfaat menggunakan data panel adalah
memberikan data yang informatif dan lebih efisien, memungkinkan analisis terhadap
sejumlah permasalahan ekonomi yang krusial yang tidak dapat dijawab oleh analisis data
runtun waktu atau kerat lintang saja, dan memiliki fleksibilitas yang lebih tinggi dalam
memodelkan perbedaan perilaku antar individu dibandingkan data kerat lintang. Dalam
analisis model data panel terdapat tiga macam pendekatan yang terdiri dari pooled least
square, fixed effect, dan random effect. Dalam analisis data panel, terdapat beberapa
langkah untuk menentukan model terbaik yang dapat digunakan. Pengujian yang perlu
dilakukan dalam analisis data panel adalah: 1) Uji Chow, untuk memilih model terbaik
antara pooled least square atau fixed effect, 2) Uji Hausman, untuk menentukan secara
tepat spesifikasi model yang akan digunakan antara model fixed effect atau random
effect, dan 3) Uji LM, untuk memilih model terbaik antara pooled least square dengan
random effect. Selanjutnya, penelitian ini terdiri dari satu variabel dependen dan empat
variabel independen dengan kombinasi data panel yang menghasilkan 50 observasi.
Fungsi persamaannya adalah sebagai berikut:
Y = α0 + α1 X1+ β1 (D1) X1 + α2 X2 + α3 X3
Dimana :
Y = Kemiskinan
α0 - α3 = Koefisien variabel X1 - X3
β1 = Koefisien dummy
Arsyad, Lincolin. 2006. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah, Edisi
Badan Pusat Statistik. 2021. Statistika kemiskinan 2021. Diakses pada 13 Januari 2022
Bella Ginantie, 2016. Analisis Dampak Pertumbuhan Sektor pertanian terhadap kemiskinan Jawa
Timur.
Budiantoro, Setyo, dan Wiko Saputra. 2013. Pertumbuhan Sektor Pertanian dan Pilihan Investasi
Jenal Abidin,Rina octaviani, dan Fredian Tonny Nasdian. 2013. Strategi penanggulangan
Muhammad Arif Prastyadi, 2021 Pengaruh nilai PDRB sector pertanian dan sector industri
Permatasari, Nia Priyarsono, Dominicus Savio Rifin, Amzul, 2015 Perencanaan pembangunan
Kalimantan Barat.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sukirno, Sadono. 2004. Makroekonomi Teori Pengantar, Edisi Ketiga. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Todaro, Michael P dan Stephen C. Smith. 2006. Pembangunan Ekonomi. Edisi Kesembilan.
Jakarta: Erlangga.
Ufira Isbah, dan Rita Yani Iyan. 2016. Analisis peran sektor pertanian dalam perekonomian dan
Yennita Sihombing, 2021 Peran sector pertanian terhadap perekonomian wilayah pedesaan dalam
mengentaskan kemiskinan.