Hubungan linear antara produksi yang berlimpah dengan pendapatan daerah yang
signifikan mestinya memberikan dampak positif bagi peningkatan kesejahteraan
masyarakat. Namun pada kenyataannya, justru sebaliknya. Kondisi sosial ekonomi
masyarakat di sekitar produksi Migas, justru menunjukkan indeks pembangunan yang
lebih rendah dibanding non wilayah penghasil (Pusdatin ESDM, 2016). Secara lebih
spesifik lebih banyak ditemukan masyarakat miskin di daerah produksi Migas terbesar
seperti Aceh, Riau, Kalimantan Timur dan Papua.
Pemetaan sosial ekonomi desa penghasil Migas di Provinsi Riau ini diperlukan untuk
menjawab keterkaitan antara pengelolaan DBH Migas dengan kemiskinan. Apakah
besarnya DBH Migas yang diperoleh daerah berbanding lurus dengan peningkatan
kesejahteraan masyarakat sekitarnya, atau sebaliknya, penerimaan DBH Migas yang
besar tidak berdampak pada penurunan angka kemiskinan di desa penghasil dan sekitar
penghasil Migas. Pemetaan ini juga dilakukan untuk melihat apakah keberadaan aktivitas
1
https://www.idxchannel.com/milenomic/5-daerah-penghasil-minyak-bumi-terbesar-di-indonesia-riau-
hingga-papua-barat
perusahaan Migas memberikan dampak terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat
di sekitarnya, diantaranya melalui pelaksanaan program CSR perusahaan.
I.2. Tujuan
Untuk mengetahui keterkaitan persoalan kemiskinan dan keberadaan aktivitas perusahaan
Migas, maka dilakukan pemetaan ini, yang bertujuan untuk menggambarkan data dasar
kondisi sosial ekonomi desa-desa penghasil atau di sekitar penghasil Migas di Provinsi
Riau. Secara lebih luas pemetaan ini juga untuk memperoleh gambaran tingkat
partisipasi masyarakat dan perempuan dalam proses perencanaan pembangunan desa
kaitannya untuk kebutuhan pengawasan program pembangunan.
Tujuan pemetaan ini dalam kaitannya dengan peningkatan ekonomi perempuan adalah
untuk mengidentifikasi kelembagaan perempuan dan ekonomi di desa yang diharapkan
dapat menjadi kanal pelaksanaan program pengentasan kemiskinan di desa. Berkaitan
dengan pemanfaatan anggaran desa, pemetaan ini bertujuan untuk mengetahui orientasi
pemanfaatan anggaran di desa untuk program-program peningkatan ekonomi masyarakat
dan pengentasan kemiskinan.
Pada bagian selanjutnya, pembahasan mengenai kondisi ekonomi, sosial dan politik
masyarakat di sekitar daerah penghasil Migas disajikan berdasarkan kluster geografis
kabupaten.
Wilayah Kabupaten Bengkalis dialiri beberapa sungai. Diantara sungai yang ada di daerah ini
yang sangat penting sebagai sarana perhubungan utama dalam perekonomian penduduk
adalah Sungai Siak dengan panjang 300 km, Sungai Siak Kecil 90 km dan Sungai Mandau 87
km. Kabupaten Bengkalis sebagai salah satu kabupaten di Provinsi Riau yang mengandalkan
penerimaan dari sektor Migas sebagai sumber pendapatan.
Minyak dan Gas sebagai leading sector menyumbang 70% dari pendapatan daerah yang
bersumber dari DBH. Pada tahun 2020, kabupaten Bengkalis menjadi kabupaten terbesar
kedua menerima DBH Migas sebesar Rp 664,13 M setelah Kabupaten Bojonegoro (Jawa
Timur). Pada tahun 2023, Kabupaten Bengkalis bergeser menduduki posisi kabupaten
terbesar ketiga setelah Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Banyu Asin, namun dengan
jumlah transfer DBH meningkat …..% dibandingkan tahun 2020 menjadi sebesar Rp 709.86
M.
Selain Migas, potensi sumber daya alam yang mendukung perekonomian daerah bersumber
dari subsektor perkebunan dengan komoditas kelapa sawit dan karet. Untuk sub-sektor
pertanian pangan komoditas yang utama adalah nanas, buah naga, pisang dan buah rambutan
(Sumber DPMPTSP Bengkalis dan BPS Bengkalis).
Jarak terjauh antara ibukota kecamatan dengan ibukota Kabupaten Bengkalis adalah ibukota
Kecamatan Mandau yaitu Kelurahan Air Jamban (Duri) dengan jarak lurus 103 km.
Sedangkan jarak terdekat selain Kecamatan Bengkalis adalah ibukota Kecamatan Bantan,
yaitu desa Selat Baru, dan ibukota Kecamatan Bukit Batu, yaitu Kelurahan Sungai Pakning
dengan jarak lurus 15 km. Mengenai luas wilayah kecamatan dan jumlah kelurahan/desa
ditampilkan pada Tabel 2.
Tabel 2. Luas Kecamatan dan Jumlah Desa Dalam Kecamatan di Kabupaten Bengkalis
No
Kecamatan Ibu Kota Kecamatan Luas Area (Km2) Jumlah Kelurahan/Desa
.
1. Bantan Selat Baru 42.440 23
2. Bengkalis Bengkalis Kota 51.400 31
3. Bukit Batu Sungai Pakning 48.800 9
4. Mandau Air Jamban 18.000 11
5. Pinggir Pinggir 124.197 10
6. Rupat Batu Panjang 89.635 16
7. Rupat Utara Tanjung Medang 62.850 8
8. Siak Kecil Lubuk Muda 74.221 17
9. Bathin Solapan Sebangar 64.000 13
10.Bandar Laksamana Tenggayun 74.747 7
11.Talang Muandau Beringin 120.703 9
Jumlah ? ?
Sumber: http://www.dpmptsp.bengkaliskab.go.id/index.php?
com=halutama&link=gambaran_umum diakses 9 Juli 2023 pukul 3.23 wib
Dari Tabel 2 di atas diketahui bahwa kecamatan dengan luas wilayah terbesar adalah
kecamatan Pinggir dengan luas wilayah 124.197 km 2 (..,..% dari luas Kabupaten Bengkalis)
sementara kecamatan dengan jumlah desa terbanyak adalah kecamatan Bantan dengan jumlah
desa sebanyak 23 desa (..,.. %). Luasan wilayah Kabupaten Bengkalis 30.646,83 km2
memiliki jumlah penduduk 553.938 jiwa berdasarkan data BPS Bengkalis di tahun 2019.
Pertambahan penduduk di kabupaten Bengkalis selama 2018 -2020 adalah sebesar 6.982
atau rata-rata pertambahannya 3.491 jiwa (sumber data BPS diolah). Sebaran penduduk
berdasarkan jenis kelamin per kecamatan disajikan pada Tabel 3. Mengenai jumlah penduduk
berdasarkan jenis kelamin di 3 desa lokasi pemetaan disajikan pada Tabel 4.
Tambah aja kolom Jumlah dan KK sehingga bisa dibaca lebih mudah
Penduduk desa Bumbung yang menetap didominasi oleh masyarakat dari 4 suku yaitu: Batak
(Sumatera Utara) sebanyak 44%, Jawa (40%), Melayu (6.7%), dan suku Sakai sebanyak 3%.
Penduduk desa Sebangar didominasi masyarakat Suku Jawa (36%), Batak (39%), Melayu
(11%), dan Minang (8%) serta berasal dari suku Nias, Banjar dan Aceh. Sementara itu, di
desa Tengganau sebagian besar masyarakat dari suku Jawa (40%), Batak (39%), Minang
(8,5%), Melayu (5%), dan Nias (3,5%). Selebihnya berasal dari suku Bugis, Banjar, dan
Sakai.
2
IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh
pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya (BPS)
PDRB Kabupaten Bengkalis Atas Dasar Harga
Sektor PDB Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)
2018 2019 2020
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 12,256,418.50 13,053,199.90 14,662,023.40
Pertambangan dan Penggalian 102,564,234.50 92,403,776.80 64,817,022.50
Industri Pengolahan 17,572,815.20 18,490,471.40 19,691,575.70
Konstruksi 3,974,961.20 4,253,804.50 4,183,956.20
Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 8,318,439.80 9,186,855.90 8,455,506.00
Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan, dan Jaminan Sosial
Wajib 1,123,653.60 1,179,860.40 1,195,661.00
148,603,299.80 141,555,846.60 115,882,667.50
PDRB Lapangan Usaha (100,00) (100,00) (100,00)
59,540,790.10 64,309,615.90 66,319,115.50
PDRB Tanpa Migas (..,..) (..,..) (..,..)
Dari Tabel 5 diketahui bahwa sektor penyumbang PDRB Kabupaten Bengkalis tertinggi
bersumber dari lapangan usaha pertambangan dan penggalian, dimana Migas menjadi salah
satu sektornya, diikuti dengan lapangan usaha pertanian, perkebunan, dan perikanan, industri
pengolahan, dan perdagangan besar dan eceran. Upah Minimun Kabupaten (UMK)
Kabupaten Bengkalis pada tahun 2023 sebanyak 3.599.029 pelaku, sedangkan dari aspek
UMP paling tinggi dari kabupaten lain di Provinsi Riau, yakni Rp. 3.191.662.
Garis kemiskinan pada tahun 2021 mulai digunakan terminologi baru untuk menggambarkan
kondisi ketidakmampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasar, yaitu makanan, air
bersih, sanitasi layak, kesehatan, tempat tinggal, pendidikan dan akses informasi terhadap
pendapatan dan layanan sosial. Seseorang dikategorikan miskin ekstrem, jika biaya
kebutuhan hidup sehari-harinya berada dibawah garis kemiskinan ekstrem atau setara dengan
USD 1.9 (Purchasing Power Parity, PPP). BPS pada tahun 2021 menetapkan tingkat
pengeluaran yang dikategorikan miskin ekstrem, jika pengeluarannya di bawah Rp
10.739/orang/hari atau Rp 322.170/orang/bulan. Sehingga perbedaan antara penduduk miskin
dan miskin ekstrim dilihat dari pengeluaran perkapita, yaitu Rp 10.739/hari atau Rp
322.170/bulan, sedangkan pengeluaran perkapita kategori miskin ekstrem adalah Rp
15.750/hari dan Rp. 472.525/bulan.
3
https://statistik.bengkaliskab.go.id/jumlahmiskin/grafikpublik dikases 10 Juli 2023
Menurut BPS Bengkalis tahun 2022, pengeluaran perkapita tingkat Kabupaten Bengkalis
sebesar Rp 988.083/kapita/bulan. Angka ini lebih tinggi dari angka pengeluaran per
kapita/bulan di tingkat provinsi yaitu Rp 929.833. Sementara Upah Minimum Kabupaten
(UMK) untuk Kabupaten Bengkalis tahun 2022 adalah Rp. 3.350.646,31. Kemiskinan di
desa lokasi pemetaan dapat ditelusuri dan diindikasikan melalui pengamatan jumlah
pendapatan dan pengeluaran per kapita, kepemilikan dan kondisi rumah, serta asset lainnya.
Sementara di desa Tengganau, 4 responden bekerja sebagai pekebun sawit, sisanya bekerja
sebagai tenaga honorer desa (1 orang), buruh kebun sawit (1 orang), karyawan di perusahaan
(Tol) 1 orang, sisanya bekerja di sektor informal seperti mengelola warung, beternak ayam,
berjualan jamu, dan pengobat tradisional (dukun kampung). Disamping masih terdapat 2
orang yang tidak memiliki pekerjaan tetap, dan 1 orang tidak bekerja yang dibiayai oleh
anaknya.
Di desa Sebangar, terdapat 3 responden bekerja sebagai pekebun sawit, sisanya bervariasi
dari tenaga honor di kantor desa (2 orang), petani (1 orang), usaha bongkar muat barang (1
orang), swasta (3 orang), dan sisanya di sektor informal (berjualan goreng, usaha warung mi,
bengkel, dan berjualan jamu), 1 orang bekerja sebagai buruh harian lepas. Data ini
menunjukkan bahwa dominasi mata pencaharian masyarakat di 3 desa didominasi oleh
pekebun sawit dan sektor informal. Dilihat dari perbandingan penduduk usia produktif 18 –
56 yang memiliki kerja tidak tetap yang tertinggi berjumlah 459 orang.
Sementara untuk pengeluaran per kapita di setiap desa diuraikan berikut ini. Desa Sebangar
berkisar: Rp 60.000 - Rp 1.000.000, desa Bumbung Rp 333.333 - Rp 1.600.000, dan desa
Tengganau Rp 100.000 - Rp 833.333. Dari ketiga desa ini, kemiskinan ekstrim masih
terdapat di desa Sebangar dan desa Tengganau dengan pengeluaran per kapita per bulan
berada di bawah angka kemiskinan ekstrim yaitu Rp. 322.170. Berdasarkan data monografi
desa Tengganau terdapat kepala keluarga pra sejahtera sebanyak 98 KK.
Akses ke desa Bumbung dan Sebangar dapat dilalui dengan kondisi jalan baik dari
Pekanbaru (ibu kota provinsi) melalui tol Bathin Solapan dengan jarak tempuh 15 – 20
menit. Sementara ke desa Tengganau dari pintu tol Pinggir dapat ditempuh selama 15 – 30
menit menggunakan kendaraan roda dua. Sementara jarak ke kecamatan dari desa Tengganau
tidak terlalu jauh dengan jarrah tempuh 15 menit. Dari desa Bumbung dan desa Sebangar ke
kantor kecamatan dapat ditempuh selama 20-30 menit menggunakan kendaraan roda dua.
Gambar 2. Jalan antar dusun di desa Tengganau Gambar 3. Jalan luar desa Tengganau
Selain infrastruktur jalan, dan akses, salah satu aspek layanan dasar yang tak kalah penting
adalah perumahan. Rumah menjadi tempat hidup bagi masyarakat sehingga mereka dapat
dengan nyaman menjalankan aktifitas sehari-hari. Masyarakat dengan kesejahteraan tinggi
dapat dilihat dari kondisi rumah yang lebih permanen (konstruksi semen), sementara
masyarakat dengan tingkat kesejahteraan yang lebih rendah biasanya penduduknya memiliki
rumah berbahan kayu, dan atau semi permanen.
Gambar. Kondisi perumahan masyarakat di desa Bumbung
2.2.6.1. Pendidikan
Pendidikan adalah salah satu aspek penting dalam kehidupan masyarakat. Pendidikan
menjadi salah satu indikator dalam mengukur kesejahteraan masyarakat. Masyarakat dengan
tingkat pendidikan yang tinggi diharapkan memiliki kualitas hidup yang baik serta
kesejahteraan yang baik pula. Aspek pendidikan yang diamati di desa adalah jumlah dan
kondisi sarana Pendidikan di desa, dan akses (termasuk jarak tempuh menuju sekolah).
Tabel 8 berikut menggambarkan jumlah dan kondisi sekolah di 3 desa di kabupaten
Bengkalis termasuk akses.
Selain melihat jumlah sarana pendidikan, dan aksesnya, kualitas pendidikan masyarakat dapat
diketahui dari jumlah tamatan sekolah yang ada di desa. Untuk desa Bumbung, kelompok
masyarakat didasarkan pada tamatan sekolah dapat dilihat pada tabel 9 di bawah ini.
Tabel 9. Jumlah Penduduk dan Tamatan Jenjang Pendidikan di desa pemetaan di Bengkalis
Jenjang Pendidikan Bumbung Tengganau Sebangar
Jumlah Persen Jumlah Persen Jumlah Persen
TK 856 11
SD/MI 2.388 31 908 18
SMP 1.556 20 678 14
SMA/SMU 1.394 18 1.925 39
Akademi D1/D3 73 1 391 8
S1 212 3 48 1
Pasca Sarjana 6 0.01
Pondok Pesantren 69 0.8
Pendidikan Keagamaan 57 0.7
Kursus Keterampilan 37 0.5
Tidak Sekolah/Tidak 1.121 14 990 20
Tamat
TOTAL 7.769 100 4.940 100
Sumber: Monografi desa
Di desa Tengganau terdapat 82 anak usia sekolah 7 -15 tahun yang tidak bersekolah.
Tabel 11. Kelembagaan Desa dan Kelembagaan Perempuan di desa di Kabupaten Bengkalis
Lembaga Desa Bumbungg Desa Tengganau Desa Sebangar
LPM 1
Lembaga Adat 1 1 1
PKK 1 1 1
Bumdes 1 1 1
Karang Taruna 1 1 1
Kelompok 5
Tani/Ternak
Sumber: Monografi Desa
Untuk kelembagaan adat dan praktek adat di desa pemetaan, di 2 desa (Sebangar dan
Tengganau) praktek adat yang masih dilakukan adalah musyawarah adat, sanksi adat, dan
adat perkawinan. Untuk desa Sebangar, praktek juga masih dilakukan pada kegiatan
pembangunan rumah.
2.2.10. Profil CSR dan Persepsi Masyarakat terhadap Kehadiran dan aktivitas Migas
Kehadiran aktivitas perusahaan di desa diharapkan dapat memberikan dampat pada
perekonomian masyarakat desa. Selain membuka lapangan pekerjaan yang dapat dipenuhi
oleh sumberdaya manusia di desa, kehadiran dan dampaknya dapat dilihat pada
kontribusinya bagi perbaikan kondisi sosial, ekonomi, dan lingkungan di sekitar perusahaan
tersebut. Dan salah satu indikator kontribusi perusahaan dapat dilihat dari besaran CRS yang
diberikan kepada masyarakat di sekitarnya.
Jumlah perusahan dan sektor usaha yang terdapat di Kabupaten Bengkalis disajikan di tabel
12 berikut ini.
Tabel 14. Sebaran Penduduk Per Kecamatan di Kabupaten Pelalawan Tahun 2022
Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan
Kecamatan di Kabupaten Pelalawan (Jiwa)
Tabel 16. IPM Kabupaten Pelalawan dan Provinsi Riau, 2020 - 2022
IPM Kabupaten Pelalawan
Indikator IPM
2020 2021 2022
Umur Harapan Hidup Saat Lahir (tahun) 71.16 71.24 71.53
Harapan Lama Sekolah (tahun) 12.24 12.41 12.68
Rata-rata Lama Sekolah (tahun) 8.50 8.70 8.72
Pengeluaran per kapita disesuaikan (000 11.606,00 11.672,00 12.163,00
Rp/tahun)
IPM Kabupaten Pelalawan 71.56 72.08 72.93
IPM Provinsi Riau 72.71 72.94 73.52
Source Url: https://pelalawankab.bps.go.id/indicator/26/37/1/indeks-pembangunan-manusia-
kabupaten-pelalawan.html
Access Time: July 17, 2023, 10:27 am
Sementara itu dari sisi pertumbuhan ekonomi secara makro, sektor penyumbang PDRB
terbesar di kabupaten Pelalawan adalah industri pengolahan. Sektor lain yang berkontribusi
signifikan adalah pertanian, kehutanan, dan perikanan. Secara lebih lengkap disajikan pada
Tabel 17.
Tabel 17. PDRB ADHB Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Pelalawan, 2020-2022
Lapangan Usaha (PDRB) PDRB Kabupaten Pelalawan Atas Dasar Harga
Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Milyar
Rupiah)
2020 2021 2022
Pertanian, kehutanan, dan
Perikanan 20,571.00 23,700.70 26,193.19
Pertambangan dan Penggalian 890.82 1,158.13 1,591.99
Industri Pengolahan 24,681.78 27,887.11 32,218.37
Konstruksi 1,178.92 1,279.78 1,479.23
Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor 1,427.52 1,549.91 1,828.25
PDRB 50,681.06 57,618.56 65,569.24
Source Url: https://pelalawankab.bps.go.id/indicator/52/8/1/pdrb-kabupaten-
pelalawan-atas-dasar-harga-berlaku-menurut-lapangan-usaha.html
Access Time: July 19, 2023, 7:39 am
Mata pencaharian masyarakat desa Mak Teduh sebagian sebagai Pekebun/Petani sebanyak
384 orang, wirawasta 92 orang, karyawan perusahaan swasta 24 orang, BHL 12 orang, dan
sebanyak . orang belum memiliki pekerjaan. Berdasarkan pengamatan di lapangan desa Mak
Teduh memiliki ketergantungan ekonomi yang sangat tinggi dari aktivitas perkebunan sawit.
Ini dapat dilihat dari banyaknya ditemukan hamparan kebun sawit di desa Mak Teduh. Dari
total luasan perkebunan sawit di desa Mak Teduh, seluas 7.520 merupakan kebun
perorangan, dan sisanya 9.000 ha merupakan milik swasta. Selain sawit, masyarakat juga
melakukan budidaya tanaman padi ladang seluas 160 ha. Kegiatan ekonomi masyarakat
lainnya adalah beternak ayam, dan burung wallet.
Perekonomian desa Ukui Dua banyak ditopang aktivitas perkebunan kelapa sawit (2.000 ha),
cengkeh (879 ha) dan juga karet (286 ha); selanjutnya pertanian dengan komoditas tanaman
hortikultura sayuran (jagung, cabe, terong, dan kacang panjang).
Diagram di bawah ini menunjukkan persentase mata pencaharian masyarakat di desa Ukui
Dua.
139
845
2.3.6.1. Pendidikan
Pendidikan adalah salah satu aspek penting dalam kehidupan masyarakat. Pendidikan
menjadi salah satu indikator dalam mengukur kesejahteraan masyarakat. Masyarakat dengan
tingkat pendidikan yang tinggi diharapkan memiliki kualitas hidup yang baik serta
kesejahteraan yang baik pula. Aspek pendidikan yang diamati di desa adalah jumlah dan
kondisi sarana Pendidikan di desa, dan akses (termasuk jarak tempuh menuju sekolah), dan
rasio guru dan murid di desa.
Tabel 20 berikut menggambarkan jumlah dan kondisi sekolah di 2 desa di kabupaten
Pelalawan, termasuk jarak dan akses menuju sekolah.
Tabel 20. Jumlah sarana pendidikan, Jarak dan akses menuju sarana pendidikan di desa Mak
Teduh dan Desa Ukui Dua.
Desa Jumlah Akses/Jarak Tempuh
Sekolah
Mak Teduh PAUD (3)
TK (6)
SD/MI (3 ) 30 m – 2 km ditempuh dengan jalan kaki dan
berkendara roda dua
SMP ( 2) 900 m, ditempuh dengan kendaraan roda dua,
kondisi jalan bagus
SMA (1) 1 – 4 km, dengan kendaraan roda dua, jalan bagus
Ukui Dua Play Group (1 )
TK (2)
Desa Mak Teduh memiliki 3 unit Posyandu, Bidan 3 orang, dan dukun bersalin terlatih
sebanyak 8 orang. Selain sarana kesehatan publik, masyarakat di desa Mak Teduh memiliki
preferensi untuk berobat ke dukun tradisional. Salah satu penyebabnya adalah karena
keberadaannya dekat dan pengobatannya dianggap lebih murah dan mudah.
Di desa Mak Teduh, 33.33 % responden pernah mengakses layanan kesehatan. Terkait
kualitas layanan kesehatan responden sebagian besar menyampaikan layanan kesehatan di
desa baik, hanya saja bagi sebagian responden jarak ke pusat layanan kesehatan cukup jauh.
Sementara itu di desa Ukui Dua, tingkat pemanfaatan pusat layanan kesehatan relatif lebih
tinggi dari desa Mak Teduh yakni 60%. Kualitas dan akses menuju pusat layanan kesehatan
juga baik, tidak ada persoalan yang cukup berarti.
Tabel 21. Kelembagaan Desa dan Perempuan di desa Mak Teduh dan Ukui Dua
Lembaga Desa Mak Teduh Desa Ukui Dua
LPM 1 1
Lembaga Adat 4 1
PKK 1 1 (Aktif)
Bumdes - 1
Karang Taruna 1 1
Kelompok 3 1 (KWT)
Tani/Ternak/nelayan
Arisan 15
Sumber: Monografi desa
Di desa Ukui Dua, masih terdapat kelembagaan gotong royong dan juga organisasi
keagaamaan berupa Pengajian/Yasinan. Sementara di desa Mak Teduh kelembagaan
pengajian/yasinan juga masih aktif. Di Mak Teduh perempuan berkumpul biasanya 1 kali
dalam sebulan dalam kegiatan Yasin. Selain itu jika ada kegiatan UMKM di Kecamatan,
biasanya para perempuan, dan anggota PKK berkumpul.
Kelembagaan adat di desa Ukui Dua masih diterapkan pada musyawarah adat, perkawinan,
kematian, dan kelahiran penduduk, pembangunan rumah hingga penyelesaian konflik.
Sementara di desa Mak Teduh, praktek adat masih selain hal yang sama dengan desa Ukui
Dua juga menerapkan praktek adat dalam hal bercocok tanam, dan dalam hal pengelolaan
sumber daya alam.
2.3.10. Dukungan dan Akses Lembaga Pembiayaan
Seluruh responden dari desa Mak Teduh, baik KK laki-laki dan KK perempuan belum pernah
mengakses pinjaman dana dari lembaga keuangan baik itu dari bank, Bumdes, maupun dari
Koperasi. Sementara di desa Ukui Dua terdapat 3 responden yang pernah meminjam uang
dari Koperasi dengan nilai pinjaman 3 – 5 juta.
2.3.11. Profil CSR dan Persepsi Masyarakat terhadap Kehadiran dan aktivitas Migas
Perusahaan-perusahaan yang beroperasi di dua desa di lokasi pemetaan disajikan dalam Tabel
berikut.
Tabel 22. Perusahaan dan Aktivitasnya di Desa Mak Teduh dan desa Ukui Dua
No Nama Perusahaan Kegiatan/Usaha Desa
1 PT. Pertamina Hulu Rokan Migas Mak Teduh, Ukui Dua
2 PT Arara Abadi HTI/Akasia Mak Teduh
3 PT Mekarsari Alam Perkebunan sawit Mak Teduh
Lestari
4 PT Mitra Tani HTI Akasia
5 PT Indosawit II Perkebunan sawit Ukui Dua
6 PT. Gandahera Hendana Perkebunan sawit Ukui Dua1
Plantation
Sumber: wawancara dengan aparat desa
Persepsi masyarakat mengenai keberadaan perusahaan dan dampaknya menunjukkan 100%
dari responden di desa Mak Teduh menyampaikan tidak ada dampak positif dari keberadaan
perusahaan terhadap perekonomian dan kehidupan mereka, dan juga tidak pernah menerima
bantuan dari perusahaan. Untuk CSR, masyarakat desa Mak Teduh pernah melakukan aksi
damai untuk meminta perusahaan (PT PHE, anak perusahaan PT Pertamina Hulu Rokan)
memperbaiki jalan di desa mereka sepanjang 1,5 km di tahun 2019. Perusahaan berjanji
untuk memenuhi permintaan tersebut, namun hingga laporan ini dibuat perusahaan belum
merealisasikan permintaan masyarakt tersebut. Namun, ada proses mediasi dari pemerintah
Kabupaten yang meminta agar perusahaan PHE segera merealisasikan janji mereka untuk
memperbaiki jalan di desa Mak Teduh tersebut4. Sementara di desa Ukui Dua, 40% dari
responden menjawab ada manfaat dari keberadaan perusahaan di desa mereka dengan alasan
perusahaan berkontribusi pada perbaikan jalan di desa mereka. Sementara 60% dari
responden menjawab tidak ada dampak positif dari keberadaan perusahaan di desa mereka.
Perusahaan yang rutin menyalurkan dana CSR di desa Ukui Dua hanya satu perusahaan,
yaitu PT. Gandaerah Hendana yang digunakan untuk perbaikan jalan utama, bibit atau dana
dari proposal yang masyarakat ajukan.
2.4. Kabupaten Rokan Hulu
2.4.1. Potensi dan Sumberdaya Alam
Kabupaten Rokan Hulu, merupakan sebuah kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Kampar,
yang berdiri pada tanggal 12 Oktober 1999 berdasarkan kepada UU Nomor 53 tahun 1999
dan UU No 11 tahun 2003 tentang perubahan UU RI No 53 tahun 1999, yang diperkuat
dengan Keputusan Mahkamah Konstitusi No. 010/PUU-1/2004, tanggal 26 Agustus 2004.
Pusat kabupaten berada di Pasir Pangaraian. Rokan Hulu merupakan Kabupaten di Provinsi
Riau, yang terletak di Barat Laut Pulau Sumatra pada 1000 - 1010 52´ Bujur Timur dan 00 15´ -
10 30´ Lintang Utara. kabupaten yang diberi julukan Negeri Seribu Suluk ini mempunyai luas
wilayah 7.449.85 Km2 dan berbatasan langsung dengan :
1. Sebelah Utara, berbatasan dengan Provinsi Sumatra Utara dan Kabupaten Rokan Hilir
2. Sebelah Barat, berbatasan dengan Provinsi Sumatra Utara dan Sumatra Barat
3. Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Kampar, Bengkalis dan Siak
4. Sebelah Selatan, berbatasan dengan Provinsi Sumatra Barat.
Kabupaten Rokan Hulu berada pada ketinggian 70-86 Meter dari permukaan laut. Di sebelah
Barat Kabupaten mempunyai kontur tanah yang bergelombang yang merupakan bagian
pegunungan Bukit Barisan ( 15 % ) sedangkan sebagian besar lainnya ( 85 % ) merupakan
daerah rendah yang subur, terdapat tiga buah sungai besar yaitu : Sungai Rokan Kiri, Sungai
Rokan Kanan, dan Sungai Sosah.
Perekonomian Kabupaten Rokan Hulu tahun 2022 yang diukur berdasarkan Produk Domestk
Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp 49,61 triliun dan atas dasar
harga konstan 2010 mencapai Rp 15,93 triliun. Kabupaten Rokan Hulu berada pada urutan
ke-9 dalam hal sumbangan PDRB terhadap Provinsi Riau. Selama lima tahun terakhir (2018-
2022) struktur perekonomian Kabupaten Rokan Hulu didominasi oleh 5 (lima) kategori
lapangan usaha, yaitu Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan; Industri Pengolahan;
4
https://pelalawanpos.co/news/detail/2056/dihadiri-bupati-h-zukri-masyarakat-desa-mak-teduh-dan-pt-phe-
buat-kesepakatan-realisasi-jalan-aspal
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil, dan Sepeda Motor Pertambangan dan
Penggalian; serta Konstruksi. Hal ini dapat dilihat dari peranan masing-masing lapangan
usaha terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Rokan Hulu. Kontribusi terbesar dalam
pembentukan PDRB Kabupaten Rokan Hulu pada tahun 2022 adalah dari lapangan usaha
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, yaitu mencapai 54,70 persen disusul oleh lapangan
usaha Industri Pengolahan sebesar 26,15 persen, dan diikuti oleh lapangan usaha
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 5,05 persen.
Sementara itu, lapangan usaha Pertambangan dan Penggalian sebesar 4,88 persen dan
Konstruksi sebesar 3,20 persen (BPS Kabupaten Rokan Hulu, 2022).
Dari sisi pertumbuhan ekonomi, PDRB Kabupaten Rokan Hulu berdasarkan lapangan usaha
ditampilkan pada Tabel 27 berikut.
Tabel 27. PDRB ADHB Rokan Hulu Berdasarkan Lapangan Usaha
PDRB ADHB menurut Lapangan Usaha
Lapangan Usaha PDRB (Juta Rupiah)
2020 2021 2022
A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 19,566,346.04 23,454,972.59 27,136,878.51
B. Pertambangan dan Penggalian 1,543,781.79 1,849,414.37 2,419,446.25
C. Industri Pengolahan 9,113,030.88 10,568,202.22 12,974,185.93
D. Kontruksi 1,280,257.43 1,381,520.45 1,587,317.70
E. Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 1,929.021.55 2,132,630.33 2,506,400.08
Produk Domestik Regional Bruto 36,087,003.01 42,177,506.45 49,614,314.49
Source Url: https://rohulkab.bps.go.id/indicator/52/29/1/pdrb-adhb-menurut-lapangan-
usaha.html; Access Time: July 19, 2023, 8:05 am
Struktur mata pencaharian masyarakat desa Bonai disajikan dalam Tabel 28 berikut.
Tabel 28. Struktur Mata Pencaharian di desa Bonai
N Mata
Jumlah
o Pencaharian
1 Petani 779
2 Pedagang 389
3 PNS 2
4 Tukang 50
5 Guru 7
6 Bidan/Perawat 2
7 Pensiunan 1
8 Supir 21
9 Buruh 877
10 Swasta 578
Total 2.706
Sumber: monografi desa
Dari tabel 28 di atas diketahui bahwa mata pencaharian utama masyarakat desa Bonai adalah
buruh, petani/pekebun, swasta, petani, pedagang, dan tukang. Sektor penggerak
perekonomian desa yang utama bersumber dari perkebunan sawit seluas 25.000 ha, dan
komoditas pertanian lainnya adalah ubi kayu (2 ha). Sementara produk peternakan yang
dilakukan oleh masyarakat desa Bonai adalah ayam (1.542 ekor), kambing (104 ekor), itik
(93 ekor), burung ( 47 ekor), sapi (20 ekor), dan kerbau (10 ekor).
Sementara luas lahan dan pemanfaatannya adalah sebagai berikut:
1. Pemukiman : 1.000 ha
2. Pertanian/Perkebunan : 40.000 ha
3. Perkantoran : 2 ha
4. Sekolah : 4 ha
5. Jalan : 100 ha
6. Lapangan olahraga : 4 ha
7. Pustu : 0,5 ha
8. Lahan Persiapan Sarana Lain : 5 ha
Bagian besar lahan desa Bonai merupakan lahan pertanian/perkebunan yang didominasi oleh
komoditas kelapa sawit.
Luas wilayah desa Koto Tandun adalah 2.105 ha dengan pemanfaatannya adalah sebagai
berikut:
1. Pemukiman : 98 Ha
2. Pertanian/Perkebunan : 1.905,64 Ha
3. Perkantoran : 0,09 Ha
4. Sekolah : 2 Ha
5. Jalan : 9,2 Ha
6. Lapangan bola kaki dan bola volly : 0,04 Ha
7. Pustu : 0,03 Ha
Struktur mata pencaharian penduduk desa Koto Tandun disajikan di Tabel 29 berikut.
Tabel 29. Mata Pencaharian penduduk desa Koto tandun
Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase
Petani/Pekebun 223 orang 8,55
Pedagang 4 orang 0,15
PNS 21 orang 0,80
Tukang 1 orang 0,04
Guru 14 orang 0,54
Bidan/ Perawat 8 orang 0,31
Polri 2 orang 0,08
Pesiunan 3 orang 0,11
Sopir/ Angkutan 9 orang 0,34
Buruh 26 orang 1,00
Honorer 3 orang 0,11
Swasta 459 orang 17,59
Karyawan 28 orang 1,07
BUMN/BUMD 17 orang 0,65
PerangkatDesa 4 orang 0,15
Mekanik 1 orang 0,04
Belum/Tidak Bekerja 864 orang 33,12
Total 2.609 100,00
Sumber: Monografi desa
Tabel 29 di atas menunjukkan bahwa mata pencaharian terbesar di desa Koto Tandun adalah
swasta, diikuti dengan petani/pekebun, dan buruh. Sementara itu masih terdapat jumlah yang
cukup tinggi untuk masyarakat yang belum/tidak bekerja yaitu sebanyak 864 orang.
2.4.4.3. Desa Teluk Sono
Desa Teluk Sono memiliki luas wilayah 174,85 km2 dengan kepadatan penduduk 23,35 dan
berada di Kecamatan Bonai Darussalam. Desa Teluk Sono memiliki batas wilayah dengan
desa sekitarnya sebagai berikut: XXX
Pertumbuhan penduduk dari tahun 2017 hingga 2019 adalah 1,3%, sementara itu untu
struktur mata pencaharian masyarakat di desa Teluk Sono dapat dilihat di Tabel 30 berikut.
Desa Teluk Sono berjarak +/- 9 km ke kecamatan dengan kondisi jalan sebagian rusak, dan
dapat ditempuh selama 25 – 30 menit dengan kendaraan roda dua. Sementara untuk ke ibu
kota kabupaten jaraknya 90 – 100 km dapat ditempuh selama +/- 1,5 jam dengan kendaraan
roda dua dan kondisi jalan cukup baik.
Gambar 5 . Jalan Desa Teluk Sono per Mei 2023
Khusus di desa Teluk Sono, jarak antar dusun (1, dan 2) ke dusun 3 harus menyeberangi
sungai menggunakan ponton yang dapat ditempuh selama 15 – 20 menit. Masyarakat yang
menggunakan roda dua harus membayar tiket sebesar Rp 5.000,- hingga Rp 10.000,-
sementara tiket untuk kendaraan roda empat adalah Rp. 15.000,- hingga Rp 20.000,--
2.4.11. Profil CSR dan Persepsi Masyarakat terhadap Kehadiran dan aktivitas Migas
Perusahaan-perusahaan yang beroperasi di 3 desa lokasi pemetaan adalah sebagai berikut.
No Nama Perusahaan Kegiatan Desa
1 PT PHR Migas Bonai, Teluk Sono
2 PT Andika Perkebunan sawit Bonai, Teluk Sono
3 PT Hutahean Perkebunan sawit Teluk Sono
4 PT Subur Arum Makmur Perkebunan sawit Teluk Sono
(SAM)
5 PT Riau Anugerah Sentosa Perkebunan sawit Teluk Sono
(RAS)
6 PT Sarana Pembangunan Riau Migas Koto Tandun
(SPR)
Di desa Bonai, CSR perusahaan tidak ada sama sekali, dan tingkat serapan TK masyarakat di
perusahaan masih rendah 5 orang (tenaga pengaman perusahaan/security). Aparatur desa
Bonai pernah menyurati perusahaan dan juga pemerintah Kabupaten terkait bantuan
perusahaan untuk desa, namun belum menerima tanggapan yang cukup signifikan. Sementara
itu di desa Koto Tandun, CSR perusahaan diberikan dalam bentuk peminjaaman alat berat
untuk penyiapan lahan masyarakat, dan memberikan bantuan dana sejumlah 1-2 juta atas
permintaan bantuan yang masuk dari masyarakat.
3.5. Saran
i. Program penanggulangan di desa perlu melihat konteks persoalan spesifik di desa
karena setiap desa memiliki potensi dan permasalahan yang berbeda. Aspek yang
dapat diprioritaskan adalah infrastruktur jalan untuk desa Mak Teduh dan 3 desa
di Kabupaten Rokan Hulu, pendidikan untuk desa-desa di Kabupaten Rokan Hulu,
kesehatan untuk desa -desa di kabupaten Pelalawan dalam bentuk
edukasi/penyadartahuan.
ii. Masih dibutuhkan upaya penguatan kapasitas perempuan dalam aspek politik dan
ekonomi, termasuk melalui kegiatan-kegiatan penguatan kapasitas perempuan
agar perempuan dapat terlibat dalam setiap perumusan/perencanaan pembangunan
desa, dan juga dukungan untuk meningkatkan perekonomian perempuan dan
keluarganya.
iii. Program-program intervensi ke desa dapat dilakukan melakui kelembagaan
(termasuk kelembagan adat atau informal yang ada di desa) yang dalam kondisi
aktif dan berkembang, dan atau dapat menggunakan strategi pembentukan
kelompok baru yang dibarengi dengan penyadartahuan akan
keuntungan/kelebihan berusaha berkelompok.
DAFTAR PUSTAKA
https://bengkaliskab.bps.go.id/statictable/2017/02/26/22/produksi-tanaman-hortikultura-buah-
buahan-kabupaten-bengkalis-tahun-2015-kuintal-.html
http://www.dpmptsp.bengkaliskab.go.id/index.php?
com=halutama&link=sektor_pertanian_dan_perkebunan#:~:text=Dalam%20hal%20potensi
%20sumber%20daya,kelapa%20sawit%2C%20karet%20dan%20nenas.