Pencegahan stunting penting dilakukan agar tidak terjadi lost generation dan menjadi tanggung jawab semua pihak
baik pemerintah, swasta dan masyarakat.
HAL YANG DIBAHAS PADA RPJMD DAN
RENSTRA PROV LAMPUNG DAN KOTA
METRO
1. Penurunan dan pencegahan stunting
2. Ibu hamil KEK
3. Gizi buruk
4. Obesitas pada usia diatas 18 tahun
5. Anemia pada remaja
Intervensi stunting, khususnya di Provinsi Lampung dilaksanakan sejak tahun
2018 dengan tiga kabupaten prioritas, yaitu: Kabupaten Lampung Selatan,
Lampung Tengah dan Lampung Timur. Kemudian di tahun 2019 ini terdapat
penambahan lokus Kabupaten Tanggamus, dan tahun 2020 nanti ada perluasan PROV LAMPUNG
lokus kembali dengan penambahan Kabupaten Lampung Utara dan Pesawaran,
sehingga kabupaten prioritas stunting di Provinsi Lampung tahun 2020 sebanyak
6 kabupaten.
Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan dengan indikator 100% tiap
tahunnya Untuk kasus gizi buruk, pada tahun 2020 tidak ditemukan kasus balita
gizi buruk. Sejak tahun 2016 sampai 2020, di Kota Metro juga tidak ditemukan KOTA METRO
kasus anak terkena penyakit polio. Sedangkan kasus diare, tren cenderung
menurun sejalan dengan semakin membaiknya sanitasi di Kota Metro. Bahkan
pada tahun 2019 lalu, Kota Metro mendeklrasikan ODF.
ISI
Intervensi stunting dilaksanakan sejak tahun 2018 dengan tiga kabupaten prioritas, yaitu: Kabupaten
Lampung Selatan, Lampung Tengah dan Lampung Timur. Kemudian di tahun 2019 ini terdapat
penambahan lokus Kabupaten Tanggamus, dan tahun 2020 nanti ada perluasan lokus kembali dengan
penambahan Kabupaten Lampung Utara dan Pesawaran, sehingga kabupaten prioritas stunting di Provinsi
Lampung tahun 2020 sebanyak 6 kabupaten.
Kota Metro masih memiliki kawasan yang telah ditetapkan melalui Peraturan Daerah sebagai Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan (LP2B) ketersediaan dan akses terhadap bahan pangan memiliki peranan yang sangat penting khususnya
dalam menjaga kualitas sumber daya manusia.
Dalam RPJMD Provinsi Lampung juga membahas terkait integrase Sustainable
Development Goals (SDGS) dengan RPJMD Provinsi Lampung berupa:
◦ Tujuan SDGS: Menghilangkan kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan gizi yang baik, serta
meningkatkan pertanian berkelanjutan
Indikator SDGS: Menurunnya prevalensi kekurangan gizi dan Meningkatnya kualitas konsumsi pangan
yang diindikasikan oleh skor Pola Pangan Harapan (PPH)
Indikator RPJMD: Prevalensi Balita Gizi Kurang , Skor Pola Pangan Harapan, ketersediaan pangan utama,
Penguatan Cadangan Pangan
◦ Tujuan SDGS: Menjamin pola produksi dan konsumsi yang berkelanjutan
Indikator SDGS: Pola Konsumsi
Indikator RPJMD: Pengeluaran konsumsi perkapita
Dalam RPJMD juga membahas terkait masalah kesehatan terlebih sektor gizi
dan pangan yaitu masalah gizi balita yang masih sangat kompleks. Tidak
hanya masalah gizi buruk dan gizi kurang, stunting (pendek) merupakan
masalah banyak terjadi , hal ini disebabkan oleh kurangnya asupan bergizi,
kemiskinan dan pola asuh yang tidak tepat. Masih terdapat wilayah miskin
rawan pangan dan stunting. Masih tingginya harga komoditi pangan. Belum
optimalnya diversifikasi penganekaragaman konsumsi pangan yang berbasis
pangan lokal.
Sejalan dengan Visi Pembangunan Dalam RPJMD Provinsi Lampung
Kota Metro yaitu terwujudnya kota memiliki beberapa misi yang salah
metro berpendidikan, sehat, satunya pada misi 3 dengan agenda
Lampung Ramah Perempuan dan
sejahtera dan berbudaya dengan
Anak. Menjadikan Lampung sebagai
pokok pembahasan pada kata sehat Provinsi Ramah Perempuan dan Anak
yaitu Kota Metro Sehat diwujudkan (bersinergi dengan Pemerintah
dengan membangun masyarakat Kabupaten dan Kota) salah satu poinya
yang sehat secara jasmani, rohani yaitu memfasilitasi pemenuhan gizi
dan sehat secara sosial. yang baik bagi anak
KOMITMEN KOTA PEMERINTAH KOTA METRO PROGRAM KERJA PEMERINTAH KOTA METRO
Ibu hamil dengan konsumsi asupan gizi yang rendah dan mengalami penyakit infeksi akan melahirkan bayi
dengan Berat Lahir Rendah (BBLR), dan/atau panjang badan bayi di bawah standar.
Asupan gizi yang baik tidak hanya ditentukan oleh ketersediaan pangan di tingkat rumah tangga tetapi juga
dipengaruhi oleh pola asuh seperti:
1. pemberian kolostrum (ASI yang pertama kali keluar),
2. Inisiasi Menyusu Dini (IMD),
3. pemberian ASI eksklusif,
4. pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) secara tepat.
Obesitas juga mendapat perhatian dalam RPJMD dan Renstra Provinsi Lampung dan Kota metro dan telah
bersinergi dengan visi, misi, dan tujuan pembangunan kesehatan sebagaimana tertuang dalam Renstra
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Visi dan Misi Renstra Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tersebut sejalan dengan Visi dan Misi
Provinsi Lampung dan Kota metro dalam bidang kesehatan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang
setingi-tingginya dengan melibatkan peran pemerintah pusat, pemerintah daerah (Provinsi & Kabupaten/
Kota) dan masyarakat.
KESIMPULAN
Pada RPJMD Provinsi Lampung dalam Renstra Dinkes Provinsi Lampung serta RPJMD Kota Metro dan
Renstra Dinkes Kota Metro terkait masalah gizi secara garis besar telah menjelaskan semua tentang arah
dan tujuan baik itu akar permasalahan, arah kebijakan dan juga target indikator keberhasilan. Dalam isi dan
pembahasannya juga telah berkesinambungan dengan visi presiden sampai tingkat kota.
Prevalensi stunting juga merupakan masalah utama yang dibahas terkait gizi pada renstra Dinkes Provinsi
Lampung maupun Kota Metro. Selain itu dibahas juga terkait status kesehatan KEK, anemia pada ibu
hamil serta balita wasting.