Rofiqoh Ferawati
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, Indonesia
Jl. Lintas Jambi - Muara Bulian KM.16, Simpang Sei Duren, Jambi Luar Kota, Muaro Jambi,
Jambi 36361
rofiqohferawati@gmail.com
Sustainable development Goals (SDGs) saat ini menjadi diskursus global setelah agenda
sebelumnya, Millenium Development Goals (MDGs) tidak terlaksana sebagaimana
mestinya1. Pada dasarnya, ide SDGs merupakan pengembangan dari MDGs 2. Tujuan
pembangunan berkelanjutan ditargetkan akan tercapai pada tahun 2030 dengan
tantangan selain beorientasi pada hasil yang terukur secara kuantitatif juga
berorientasi pada kualitas4. Pembangunan berkelanjutan adalah proses yang
berprinsip “memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan
kebutuhan generasi masa depan”.
Pembangunan berkelanjutan terdiri atas tiga tiang utama yang saling
terintegrasi, yaitu ekonomi (keberlanjutan ekonomi), sosial (keberlanjutan sosial) dan
lingkungan (kelestarian lingkungan) yang saling bergantung dan memperkuat 5.
Pembangunan berkelanjutan dirumuskan sebagai pembangunan yang memenuhi
kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan hak pemenuhan kebutuhan generasi
mendatang. Pembangunan berkelanjutan mengandung makna jaminan mutu kehidupan
manusia dan tidak melampaui kemampuan ekosistem untuk mendukungnya. Dengan
demikian pengertian pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi yang
akan datang dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka. Sejalan dengan pendapat
Sudarmadji keberlanjutan adalah kegiatan memenuhi kebutuhan saat ini sebagai proses
pertukaran utama antara masyarakat dan alam 5.
Di dalam Tujuan pembangunan berkelanjutan seluruh negara di dunia terdapat 17
pilar, 3169 target dan 303 indikator. Pilar 1 -6 yang tercakup daam 17 pilar adalah
agenda inti yang merupakan lanjutan dari MDGs, sedangkan pilar ke- 7-17 adalah
landasan baru, yaitu : (1) Tidak ada kemiskinan dalam bentuk apapun di seluruh
penjuru dunia; (2) Tanpa kelaparan, tidak ada lagi kelaparan, (3) mencapai ketahanan
pangan, serta mendorong budidaya pertanian berkelanjutan; Kesehatan yang baik dan
kesejahteraan, menjamin kehidupan yang sehat serta mendorong kesejateraan hidup
untuk seluruh masyarakat di segala umur: (4) Pendidikan berkualitas, menjamin
pemerataan pendidikan yang berkualitas dan meningkatkan kesempatan belajar untuk
semua orang; (5) Kesetaraan gender; (6) Air bersih dan sanitasi; (7) Energi bersih dan
terjangkau, (8) Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, lapangan kerja yang
Jenis Dana (12) Dana Pihak Ketiga Perbankan syariah Menurut Jenis Dana
(Milyar Rupiah)
2016 2015 2014 2013 2012 2011 2010
Giro Wadiah 27969 21193 18649 18523 17709 12006 9056
Deposito 166174 141329 135629 107811 84731 70806 44075
Mudharabah
Tabungan 85188 68653 63581 57200 45072 32603 22906
Mudharabah
Total DPK 279331 231175 217858 183534 147512 115415 76036
Analisis data panel pada penelitian ini dengan data 34 provinsi yang digunakan
merupakan data cross section dan data tahun merupakan data time series. Untuk
mendapatkan model yang terbaik, maka data yang telah diinput di uji dengan tiga
model yaitu common effect, fixed effect dan random effect. Hasil uji dari ketiga model
tersebut tampak dalam Tabel 2.
Tabel 2
Hasil Uji Common Effect
Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Indeks Pembangunan Manusia, Dana Pihak
Ketiga dan Indeks Kualitas Lingkungan terhada Kemiskinan
Tabel 3
Hasil Uji Fixed Effect
Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Indeks Pembangunan Manusia, Dana Pihak
Ketiga dan Indeks Kualitas Lingkungan terhada Kemiskinan
Effects Specification
Effects Specification
S.D. Rho
Weighted Statistics
Unweighted Statistics
Tabel 3 memperlihatkan hal yang menarik yaitu dengan model random effect
seluruh variabel yaitu PDRB, IPM, DPK perbankan syariah dan IKLH berpengaruh
terhadai pengurangan kemiskinan. Maka seelum dilakukan uji pemilihan model,
sementara terlihat dari ketiga model yang diuji, model random effect merupakan
model yang terbaik.
Kontekstualita, Vol. 33, No. 2, 2018 160
Pemilihan mode, dari ketiga model yang telah di-estimasi akan dipilih model
mana yang paling tepat/sesuai dengan tujuan penelitian. Ada tiga uji (test) yang dapat
dijadikan alat dalam memilih model regresi data panel (CE, FE atau RE) berdasarkan
karakteristik data yang dimiliki, yaitu: F Test (Chow Test), Hausman Test dan
Langrangge Multiplier (LM) Test.
2. F Test (Chow Test)
Dilakukan untuk membandingkan/memilih model mana yang terbaik antara
Common Effect (CE) dan Fixed Effect (FE).
Tabel 5
Hasil Uji Chow Test
Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Indeks Pembangunan Manusia, Dana Pihak Ketiga
dan Indeks Kualitas Lingkungan terhada Kemiskinan
Catatan:
1. Dixon, J. A. & Fallon, L. A. The concept of sustainability: Origins, extensions, and usefulness for policy.
Soc. Nat. Resour. 2, 73–84 (1989).
2. Loewe, M. German Development Institute (2012), Briefing Paper-Post 2015: How to Reconcile the
Millennium Development Goals (MDGs) and the Sustainable Development Goals (SDGs). (2015); Brito,
L. Analyzing sustainable development goals. Science 336, 1396–1396 (2012).
3. Brito, L. Analyzing sustainable development goals. Science 336, 1396–1396 (2012).
4. Hák, T., Janoušková, S. & Moldan, B. Sustainable Development Goals: A need for relevant indicators.
Ecol. Indic. 60, 565–573 (2016).
5. Littig, B. & Griessler, E. Social sustainability: a catchword between political pragmatism and social
theory. Int. J. Sustain. Dev. 8, 65–79 (2005).
6. Bunge, M. What is a quality of life indicator? Soc. Indic. Res. 2, 65–79 (1975).
7. Meadows, D. H. The limits to growth: a report for the Club of Rome’s project on the predicament of
mankind. (Universe books, 1972).
8. McClelland, D. C. Achieving society. vol. 92051 (Simon and Schuster, 1967).
9. Fadahunsi, O. & Daodu, T. Small and medium enterprise development: Programmes and Prospects.
West Afr. Manag. Dev. Inst. Netw. Lagos (1997).
10. Devereux, S. The new famines: why famines persist in an era of globalization. (Routledge, 2006).
11. Situmorang, J. Kaji Tindak Peningkatan Peran Koperasi dan UKM sebaga Lembaga Keuangan
Alternatif. J. Infokop 2, 24–35 (2007).
12. Abdelkader, I. B. & Salem, A. B. Islamic vs conventional microfinance institutions: performance
analysis in MENA countries. Int. J. Bus. Soc. Res. 3, 218–233 (2013); Khandker, S. R. Microfinance and
poverty: Evidence using panel data from Bangladesh. World Bank Econ. Rev. 19, 263–286 (2005)
13. Khandker, S. R. Microfinance and poverty: Evidence using panel data from Bangladesh. World Bank
Econ. Rev. 19, 263–286 (2005).
14. Durrani, M. K. K., Usman, A., Malik, M. I. & Shafiq, A. Role of micro finance in reducing poverty: A look
at social and economic factors. Int. J. Bus. Soc. Sci. 2, (2011).
15. Effendi, J. The role of Islamic microfinance in poverty alleviation and environmental awareness in
Pasuruan, East Java, Indonesia: A comparative study. (Universitätsverlag Göttingen, 2013).
Daftar Pustaka
Abdelkader, I. B. & Salem, A. B. Islamic vs conventional microfinance
institutions: performance analysis in MENA countries. Int. J. Bus. Soc. Res. 3,
218–233 (2013); Khandker, S. R. Microfinance and poverty: Evidence using
panel data from Bangladesh. World Bank Econ. Rev. 19, 263–286 (2005)
Ahmed, H. Financing microenterprises: An analytical study of Islamic
microfinance institutions. Islam. Econ. Stud. 9, 27–64 (2002).
Anger, B. Poverty eradication, millennium development goals and
sustainable development in Nigeria. J. Sustain. Dev. 3, 138–144 (2010).
Brito, L. Analyzing sustainable development goals. Science 336, 1396–
1396 (2012).
Bunge, M. What is a quality of life indicator? Soc. Indic. Res. 2, 65–79
(1975).
Devereux, S. The new famines: why famines persist in an era of
globalization. (Routledge, 2006).
Dixon, J. A. & Fallon, L. A. The concept of sustainability: Origins,
extensions, and usefulness for policy. Soc. Nat. Resour. 2, 73–84 (1989).
Djajadiningrat, S. T., Suparmoko, M. & Ratnaningsih, M. Neraca
sumberdaya alam untuk pembangunan berkelangjutan. (Kantor Menteri Negara
Kependudukan dan Lingkungan Hidup, 1992).
Durrani, M. K. K., Usman, A., Malik, M. I. & Shafiq, A. Role of micro finance
in reducing poverty: A look at social and economic factors. Int. J. Bus. Soc. Sci. 2,
(2011).