Anda di halaman 1dari 7

Ujian Tengah Semester Ganjil Tahun Akademik 2023/2024

Makalah : Implementasi Penerpan MGDs dan SGDs Di Indonesia

Mata Kuliah : Administrasi Pembangunan

Dosen Penguji : Dr. Nursahidin, S.Sos., M.Si.

Nama Mahasiswa : Titin Istinaroh

Nim : 123 140001

Prodi : Magister Administrasi Publik


PEMBAHASAN

IMPLEMENTASI PENERAPAN MDGS DAN SGDS DI INDONESIA

Penerapan Millennium Development Goals (MDGs) dan Sustainable Development Goals (SDGs)
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sebaiknya di terapkan dalam rangka untuk membangun
konsep pembangunan yang di kehendaki dan ingin di capai dalam rangka untuk meningkatkan
kesejahtraan rakyat. Rakyat sejahtera negara aman itu merupakan hal yang di cita-cita kan “ Baldotun
toyibatun warobun gofur” semuanya tidak bisa terwujud kalau manusianya tidak merubahnya. Dalam
al-Qur’an dikatkan “Allah tidak akan merubah nasib (seseorang) suatu kaum apabila ia tidak ingin atau
mau merubah nasibnya sendiri (QS. Ar-Radu’ : 11).” Penerapkan MDGS DAN SGDS di Indonesia
merupakan salah satu upaya pemerintah untuk memperbaiki kondisi bangsa Indonesia dalam
pembangunan.

Pada intinya, pembangunan berkelanjutan adalah suatu proses perubahan yang di dalamnya,
seluruh aktivitas seperti eksploitasi sumberdaya, arah investasi, orientasi pengembangan teknologi, dan
perubahan kelembagaan berada dalam keadaan yang selaras serta meningkatkan potensi masa kini dan
masa depan untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi manusia. Jadi tujuan pembangunan ekonomi dan
sosial harus diupayakan dengan keberlanjutan. Konsep keberlanjutan merupakan konsep yang
sederhana, namun kompleks sehingga pengertian keberlanjutan sangat multidimensi dan multi
interpretasi (Fauzi 2009).

Konsep pembangunan berkelanjutan telah menjadi konsep yang populer dan fokus dunia
internasional sejak dipertegasnya pendekatan ini pada KTT Bumi di Rio de Jenairo pada tahun 1992.
Hampir seluruh negara kemudian menggunakan pembangunan berkelanjutan sebagai jargon
pembangunannya. Akhir-akhir ini popularitas konsep pembangunan berkelanjutan menjadi semakin
mengemuka dengan digadang-gadangnya Sustainable Development Goals (SDGs) sebagai pengganti dari
Millennium Development Goals (MDGs) yang berakhir pada tahun 2015.

Program Millennium Development Goals (MDGs) telah berakhir pada tahun 2015, Komitmen
Indonesia untuk mencapai tujuan MDGs dilakukan dengan menjadikan MDGs sebagai acuan dalam
penyusunan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2004-2009 dan 2010-2014, Rencana Kerja
Pemerintah (RKP)

Tujuan Pembangunan Millenium ( MDGs) untuk tercapainya kesejahteraan rakyat dan


pembangunan masyarakat pada tahun 2015 di Indonesia :

1. Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan


2. Mencapai pendidikan dasar untuk semua
3. Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan
4. Menurunkan angka kematian anak
5. Meningkatkan kesehatan ibu
6. Memastikan kelestarian hidup
7. Memerangi HIV/AIDS, Malaria dan penyakit menular lainnya
8. Mengembangkan kemitraan Global untuk Pembangunan

Secara umum, perkembangan yang telah dicapai sampai saat ini menunjukkan kemajuan
yang menggembirakan. Beberapa indikator MDGs secara nasional telah tercapai dan sebagian
besar target MDGs secara nasional diperkirakan akan tercapai (on track). Pemerintah
mendapatkan apresiasi dari PBB atas capaian sampai saat ini dan komitmennya untuk mencapai
sasaran MDGs pada akhir tahun 2015.

pencapaian sasaran MDGs di tingkat nasional perlu didukung capaian di tingkat daerah, dan
seluruh pemangku kepentingan yang terdiri dari Pemerintah, dunia usaha, masyarakat luas
termasuk masyarakat madani, serta para tokoh agama. Meskipun beberapa sasaran MDGs telah
tercapai dan on track, upaya-upaya khusus perlu tetap dilakukan untuk mempertahankan dan
meningkatkan kinerja capaian MDGs. Selain itu, diperlukan upaya-upaya yang lebih keras lagi
untuk mencapai sasaran MDGs seperti untuk penurunan angka kematian ibu melahirkan,
pencegahan HIV/AIDS dan peningkatan tutupan lahan.

Sementara itu, kesenjangan antar daerah dalam pencapaian sasaran MDGs perlu terus
diperkecil, antara lain dengan memberikan perhatian yang lebih besar bagi daerah-daerah yang
kinerja pencapaian MDGs-nya masih di bawah rata-rata nasional. Seluruh upaya untuk mencapai
sasaran MDGs tersebut perlu didukung dengan penguatan sinergi antar kementerian/lembaga
dan antara pusat dan daerah.
Sustainable Development Goals (SDGs) dirancang sebagai kelanjutan dari Milineum
Development Goals (MDGs) yang belum tercapai tujuannya sampai pada akhir tahun 2015. SDGs adalah
suatu rencana aksi untuk umat manusia ,planet dan kemakmuran. Juga tujuannya untuk memperkuat
perdamaian universal dalam kebebasan yang luas selain itu untuk mengatasi kemiskinan yang ekstrim
adalah tantangan global yang paling besar dan merupakan prasyarat yang tidak dapat dilanjutkan untuk
pembangunan berkelanjutan (Bappenas 2015).

Tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) pembangunan diantaranya

1. Tanpa kemiskinan
2. Tanpa kelaparan
3. Kehidupan sehat dan sejahtera
4. Pendidikan berkualitas
5. Kesetaraan Gender
6. Air bersih dan sanitasi layak
7. Energi bersih dan terjangkau
8. Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi
9. Industri , Inovasi dan infrastruktur
10. Berkurangnya kesenjangan
11. Kota dan komununitas berkelanjutan
12. Konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab
13. Penanganan perubahan iklim
14. Ekosistem Laut
15. Ekosistem Daratan
16. Perdamian, keadilan dan kelembagaan
17. Kemitraan untk mencapai tujuan

Untuk mencapai target SDGs diperlukan penanganan program yang berkesinambungan


dan konsisten dengan konteks kelokalan. Permasalahan yang masih tinggi saat ini adalah masih
tingginya angka kemiskinan (22, 76 juta), pengangguran nasional (5, 61% dengan usia muda
19,54%), kekurangan gizi (19,6%) dan banyak masalah lain yang harus menjadi perhatian kita
bersama. BKKBN sebagai salah satu lembaga pemerintah yang memiliki fokus pada
pengendalian penduduk menggagas pembentukan Sekolah Siaga Kependudukan (SSK), yaitu
sekolah yang mengintegrasikan pendidikan kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan
keluarga ke dalam beberapa mata pelajaran dalam kerangka pengayaan materi pembelajaran, agar guru
dan peserta didik dapat memahami isu kependudukan secara lebih luas dan guru mampu
mengintegrasikan isu kependudukan ke dalam pembelajaran sesuai kurikulum. (Sitorus 2017)

Pembangunan berkelanjutan disepakati sebagai pembangunan yang memenuhi kebutuhan


masa kini tanpa mengorbankan hak pemenuhan kebutuhan-kebutuhan generasi yang akan datang. Di
dalamnya terkandung dua gagasan penting:

(a) gagasan “kebutuhan” yaitu kebutuhan esensial untuk memberlanjutkan kehidupan manusia

(b) gagasan keterbatasan yang bersumber pada kondisi teknologi dan organisasi sosial terhadap
kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan kini dan hari depan.

Untuk dapat mencapai tujuan SDGs dibutuhkan kolaborasi dan kerjasama. SGDs ini menjadi
komitmen global untuk mencapai pembangunan berkelanjutan yang lebih baik lagi. Setiap negara
termasuk Indonesia, memiliki tanggung jawab untuk mencapai tujuan SGDs. Dengan memperhatikan
aspek berkelanjutan dalam setiap keputusan dan tindakan, kita dapat membangun masa depan yang
lebih baik dan lebih berkelanjutan bagi genarasi yang akan datang.
Daftar Pustaka

1. Fauzi, N., dan Zakaria, Y., (2000). Mensiasati Otonomi Daerah. Konsorsium Pembaharuan
Agraria bekerjasama dengan INSIST Press. Yogyakarta. Jaya, askar.
2. Salim, Emil. 1990, Konsep Pembangunan Berkelanjutan, Jakarta. Tusianti E. 2013.
3. Bappenas. 2015. Rencana Pembangunan Nasional Jangka Menengah 2015-2019. Jakarta (ID):
Bappenas.2015.http://www.bappenas.go.id/berita-dan-siaranpers/berita-harian
bappenas/konsep-sdgs-kerangka-pembangunan-pasca2015/.Retrieved November 26, 2015,
from www.bappenas.go.id
4. Sitorus M. A. 2017. Integrasi Pendidikan Kependudukan ke Dalam Kurikulum Dalam Rangka
Pencapaian Target Sustainable Development Goals (SDGs) di Indonesia. Medan (ID) : Universitas
Neger i Meda
5. Al –Qur’an dan Tarjamah, Penerbit Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an

Anda mungkin juga menyukai