BAB I PENDAHULUAN
BAB II KAJIAN TEORITIS
BAB III PERMASALAHAN SEPUTAR SDGs
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan masa kini adalah pembangunan yang bersifat sementara dan
perkembangan masyarakat yang serba instan dan bersifat asal jadi menyebabkan budaya
konsumtif semakin mendarah daging pada sebagian besar masyarakat . Hingga
akhirnya pada tahun 2000, untuk pertama kalinya PBB memfasilitas terbentuknya
kesepakatan pembangunan multilateral yang melibatkan seluruh Negara yang tergabung
ke dalam PBB. Kesepakatan ini bernama Millenium Development Goals yang berisi
berbagai indikator dan tujuan pembangunan internasional selama 15 tahun ke depan. Isu-
isu pinggiran seperti kesehatan reproduksi dan kesetaraan gender yang tadinya kurang
mendapat porsi lebih dalam pembangunan mulai mendapatkan perhatian.
Banyak target yang terpenuhi dan banyak juga yang masih jauh dari target. MDGs dari
yang awalnya berisi 8 tujuan dirasakan perlu disesuaikan dengan kondisi dunia terkini.
Berbagai actor pembangunan internasional pun merumuskan pengganti
MDGs sehingga terbentuk skema pembangunan multilateral terbaru yakni yang
dikenal sebagai Sustainable Development Goals/SDGs . Sustainable Development Goals
dirancang sebagai kelanjutan dari Milineum Development Goals yang belum tercapai
tujuannya sampai pada akhir tahun 2015.
Budimanta menyatakan bahwa pembangunan berkelanjutan adalah suatu cara
pandang mengenai kegiatan yangdilakukan secara sistematis dan terencana dalam
kerangka peningkatan kesejahteraan, kualitas kehidupan dan lingkungan umat
manusia tanpa mengurangi akses dan kesempatan kepada generasi yang akan
datang untuk menikmati dan memanfaatkannya. Pada bulan September 2015,
Sidang Umum PBB yang diikuti oleh 159 Kepala Negara, termasuk Indonesia,
telah menyepakati Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainabl
Development Goals menjadi agenda global 2030 .Berbeda halnya dengan MDGs
yang ditujukan hanya pada negara-negara berkembang, SDGs memiliki sasaran
yang lebih universal. SDGs dihadirkan untuk menggantikan MDGs dengan tujuan
yang lebih memenuhi tantangan masa depan dunia.
Beras
Ketersediaan 2.205.071 2.457.466 2.827.199
Kebutuhan 1.740.549 1.714..429 1.760.623
Surplus 300.595 253.113 444.448
Kedelai
Ketesediaan 6.126 4.423 53.167
Kebutuhan 100.073 108.854 101.259
Defisit 93.947 104.431 48.092
Gambar 1. Skema Pilar Pelaksanaan TPB/SDGs
B. Rumusan Masalah
Adapun beberapa rumusan masalah yang akan di bahas pada makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana perkembangan kompetensi Penyuluhan pertanian dalam konteks
SDGs?
2. Bagaimana Pengembangan Penyuluhan Pertanian dalam mewujudkan program
SDGs di Sumatera Utara?
3. Bagaimana rancangan strategis dalam mengatasi masalah ketahan pangan untuk
mewujudkan SDGs di
Sumatera Utara?
C. Tujuan
Adapun Tujuan dari pembuatan Makalah ini adalah
1. Untuk mengetahui kompetensi penyuluhan pertanian dalam kontek SDGs
2.Untuk mengetahui pengembangan penyuluhan pertanian dalam mewujudkan
program SDGs di Sumatera Utara
3. Untuk mengetahui rancangan strategi yang dilaksanakan oleh dinaas terkait
agar terwujudnya program SDGs
kedepannya.
BAB II. KAJIAN TEORITIS
A.Suistinable Development Goals
Sustainable Development Goals atau SDGs adalah seperangkat program dan target
yang ditujukan untuk pembangunan global di masa mendatang. SDGs menggantikan
program MDGs (Millennium Development Goals), sebuah program yang memiliki
maksud dan tujuan yang sama yang akan kadaluarsa pada akhir tahun 2015 ini. SDGs
dibahas secara formal pada United Nations Conference on Sustainable Development
yang dilangsungkan di Rio De Janiero, Juni 2012 (WHO, 2015).
b. Perkembangan Millenium Development Goals menjadi Suistineble development Goals
Pada bulan September tahun 2000, saat berlangsungnya pertemuan Persatuan Bangsa-
Bangsa di New York, Kepala Negara dan perwakilan dari 189 negara menyepakati Deklarasi
Milenium yang menegaskan kepedulian utama secara global terhadap kesejahteraan
masyarakat dunia. Tujuan Deklarasi yang disebut Tujuan Pembangunan Milenium
menempatkan manusia sebagai fokus utama pembangunan dan mengartikulasi satu gugus
tujuan yang berkaitan satu sama lain ke dalam agenda pembangunan dan kemitraan global.
Setiap tujuan dijabarkan ke dalam satu sasaran atau lebih dengan indikator yang terukur
yaitu: terkait pengurangan kemiskinan, pencapaian pendidikan dasar, kesetaraan gender,
perbaikan kesehatan ibu dan anak, pengurangan prevalensi penyakit menular, pelestarian
lingkungan hidup, dan kerjasama global.
SDGs Desa adalah upaya terpadu mewujudkan Desa tanpa kemiskinan dan
kelaparan, Desa ekonomi tumbuh merata, Desa peduli kesehatan, Desa peduli
lingkungan, Desa peduli pendidikan, Desa ramah perempuan, Desa berjejaring,
dan Desa tanggap budaya untuk percepatan pencapaian Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan, Sedangkan menurut Perpres 59/2017 tentang Pelaksanaan
Pencapaian TPB, definisi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable
Development Goals yang selanjutnya disingkat TPB adalah dokumen yang
memuat tujuan dan sasaran global tahun 2016 sampai tahun 2030.
Kelembagaan Kab/Kota
Badan Pelaksana Penyuluhan 1. Karo
Pertanian, Perikanan dan 2. Pakpak Barat
Kehutanan (Sesuai UU No.16 3. Tapanuli Utara
Tahun 2006) 4. Padang Lawas
5. Nias Selatan
6. Toba Samosir
C. Rancangan strategis dalam mengatasi masalah ketahan pangan untuk mewujudkan
SDGs di Sumatera Utara
Strategi yang akan dilaksanakan oleh Dinas Ketahanan Pangan Provinsi
Sumatera Utara dalam rangka program pembangunan yang berkelanjutan untuk
mencapai tujuan dansasaran sebagai berikut:
Tabel III. Rancangan Strategi untu Ketahan Pangan dalam Mewujudkan SDGs di Sumatera Utara
Isu strategis yang tertuang di dalam RPJMD Provinsi Sumatera Utara mencakup
mengurangi ketimpangan, pelayanan kesehatan masyarakat, ketersediaan dan
pelayanan infrastruktur, peningkatan kualitas pendidikan,penanganan kemiskinan
dan pengangguran, penataan ruang dan lingkungan hidu pserta reformasi birokrasi
dan modal usaha Memperhatikan isu-isu strategis Pemerintah Provinsi Sumatera
Utara, terkait dengan dinamika perkembangan masalah pembangunan ketahanan
pangan di Provinsi Sumatera Utara baik kualitas maupun kuantitasnya, maka
terdapat beberapa isu strategis yaitu :
1. Semakin terbatasnya lahan untuk pengembangan pertanian di Sumatera Utara
2.Tingginya ketergantungan masyarakat terhadap pangan pokok beras
3.Masih ditemukannya kasus ketidakamanan pangan di daerah Sumatera utara
4.Belum optimalnya produksi dan produktivitas pertanian di Sumatera Utara