Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH UAS PENGEMBANGAN PENYULUHAN PERTANIAN

DALAM KONTEKS SDGs

NAMA : RONY RAHMAT HIDAYAT HASIBUAN


NIM : 2021662001
DOSEN: DR.Ir HERY BACHRIZAL TANJUNG, M.Si
Pembahasan

 BAB I PENDAHULUAN
 BAB II KAJIAN TEORITIS
 BAB III PERMASALAHAN SEPUTAR SDGs
 BAB IV PEMBAHASAN
 BAB V PENUTUP
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan masa kini adalah pembangunan yang bersifat sementara dan
perkembangan masyarakat yang serba instan dan bersifat asal jadi menyebabkan budaya
konsumtif semakin mendarah daging pada sebagian besar masyarakat . Hingga
akhirnya pada tahun 2000, untuk pertama kalinya PBB memfasilitas terbentuknya
kesepakatan pembangunan multilateral yang melibatkan seluruh Negara yang tergabung
ke dalam PBB. Kesepakatan ini bernama Millenium Development Goals yang berisi
berbagai indikator dan tujuan pembangunan internasional selama 15 tahun ke depan. Isu-
isu pinggiran seperti kesehatan reproduksi dan kesetaraan gender yang tadinya kurang
mendapat porsi lebih dalam pembangunan mulai mendapatkan perhatian.

Banyak target yang terpenuhi dan banyak juga yang masih jauh dari target. MDGs dari
yang awalnya berisi 8 tujuan dirasakan perlu disesuaikan dengan kondisi dunia terkini.
Berbagai actor pembangunan internasional pun merumuskan pengganti
MDGs sehingga terbentuk skema pembangunan multilateral terbaru yakni yang
dikenal sebagai Sustainable Development Goals/SDGs . Sustainable Development Goals
dirancang sebagai kelanjutan dari Milineum Development Goals yang belum tercapai
tujuannya sampai pada akhir tahun 2015.
Budimanta menyatakan bahwa pembangunan berkelanjutan adalah suatu cara
pandang mengenai kegiatan yangdilakukan secara sistematis dan terencana dalam
kerangka peningkatan kesejahteraan, kualitas kehidupan dan lingkungan umat
manusia tanpa mengurangi akses dan kesempatan kepada generasi yang akan
datang untuk menikmati dan memanfaatkannya. Pada bulan September 2015,
Sidang Umum PBB yang diikuti oleh 159 Kepala Negara, termasuk Indonesia,
telah menyepakati Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainabl
Development Goals menjadi agenda global 2030 .Berbeda halnya dengan MDGs
yang ditujukan hanya pada negara-negara berkembang, SDGs memiliki sasaran
yang lebih universal. SDGs dihadirkan untuk menggantikan MDGs dengan tujuan
yang lebih memenuhi tantangan masa depan dunia.

Dokumen SDGs disahkan pada KTT Pembangunan berkelanjutan PBB yang


berlangsung di New York tanggal 25-27 September 2015. Isu pokok dalam tujuan
ini adalah kemisksinan dan penolakan terhadapan kehidupan yang bermartabat.
Sejalan dengan perumusan TPB/SDGs di tingkat global, Indonesia juga
menyusuN Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahun 2015-2019,
sehingga substansi yang terkandung dalam TPB/SDGs telah selaras dengan
RPJMN yang merupakan penjabaran Nawacita sebagai Visi dan Misi Presiden .
Untuk mencapai target SDGs diperlukan penanganan program yang
berkesinambungan dan konsisten dengan konteks kelokalan.
Dengan berjalannya SDGs di indonesia di setiap daerah juga harus berdampingan
dalam rencana pembangunan yang berkelanjutan tetapi masih banyak masalah yang
diahadapi di Indonesia dan beberapa daerah dalam menerapkan SDGS tersebut
khusunya pada poin ke 9 tentang kedaulatan pangan. Daerah di Sumatera Utara
merupakan pendapatan masyarakatnya merupakan pertanian tetapi masih sangat
banyak permasalahan yang dihadapi petani mulai dari budidaya, kebijakan
pemerintah, produksi pertanian dan kurangnya tenanga penyuluh di sumatera utara
juga masih sangat rendah dari itu perlu adanya bantuan dari penyuluh pertanian yang
akan memberikan pembelajaran dan memberikan kebutuhan dalam usaha tani dari
petani tersebut
Tabel 1. Produksi Bahan Pangan Di Sumatera Utara

No. 2015 2016 2017

Beras
Ketersediaan 2.205.071 2.457.466 2.827.199
Kebutuhan 1.740.549 1.714..429 1.760.623
Surplus 300.595 253.113 444.448

Kedelai
Ketesediaan 6.126 4.423 53.167
Kebutuhan 100.073 108.854 101.259
Defisit 93.947 104.431 48.092
Gambar 1. Skema Pilar Pelaksanaan TPB/SDGs
B. Rumusan Masalah
Adapun beberapa rumusan masalah yang akan di bahas pada makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana perkembangan kompetensi Penyuluhan pertanian dalam konteks
SDGs?
2. Bagaimana Pengembangan Penyuluhan Pertanian dalam mewujudkan program
SDGs di Sumatera Utara?
3. Bagaimana rancangan strategis dalam mengatasi masalah ketahan pangan untuk
mewujudkan SDGs di
Sumatera Utara?
 
C. Tujuan
Adapun Tujuan dari pembuatan Makalah ini adalah
1. Untuk mengetahui kompetensi penyuluhan pertanian dalam kontek SDGs
2.Untuk mengetahui pengembangan penyuluhan pertanian dalam mewujudkan
program SDGs di Sumatera Utara
3. Untuk mengetahui rancangan strategi yang dilaksanakan oleh dinaas terkait
agar terwujudnya program SDGs
kedepannya.
 
BAB II. KAJIAN TEORITIS
A.Suistinable Development Goals

a. Pengertian Suistinable development Goals

SDGs ( Sustainable Development Goals ) adalah sebuah dokumen yang akan


menjadi sebuah acuan dalam kerangka pembangunan dan perundingan negara-negara
di dunia. Konsep SDGs melanjutkan konsep pembangunan Milenium Development
Goals “MDGs” yang dimana konsep itu sudah berakhir pada tahun 2015. Jadi
kerangka pembangunan yang berkaitan dengan perubahan situasi dunia yang semula
menggunakan konsep MGDs sekarang diganti dengan SDGs.

Sustainable Development Goals atau SDGs adalah seperangkat program dan target
yang ditujukan untuk  pembangunan global di masa mendatang. SDGs menggantikan
program MDGs (Millennium Development Goals), sebuah program yang memiliki
maksud dan tujuan yang sama yang akan kadaluarsa pada akhir tahun 2015 ini. SDGs
dibahas secara formal pada United Nations Conference on Sustainable Development
yang dilangsungkan di Rio De Janiero, Juni 2012 (WHO, 2015).
b. Perkembangan Millenium Development Goals menjadi Suistineble development Goals

Pada bulan September tahun 2000, saat berlangsungnya pertemuan Persatuan Bangsa-
Bangsa di New York, Kepala Negara dan perwakilan dari 189 negara menyepakati Deklarasi
Milenium yang menegaskan kepedulian utama secara global terhadap kesejahteraan
masyarakat dunia. Tujuan Deklarasi yang disebut Tujuan Pembangunan Milenium
menempatkan manusia sebagai fokus utama pembangunan dan mengartikulasi satu gugus
tujuan yang berkaitan satu sama lain ke dalam agenda pembangunan dan kemitraan global.
Setiap tujuan dijabarkan ke dalam satu sasaran atau lebih dengan indikator yang terukur
yaitu: terkait pengurangan kemiskinan, pencapaian pendidikan dasar, kesetaraan gender,
perbaikan kesehatan ibu dan anak, pengurangan prevalensi penyakit menular, pelestarian
lingkungan hidup, dan kerjasama global.

Di Indonesia, pelaksanaan MDGs telah memberikan perubahan yang positif. Walaupun


masih ada beberapa target MDGs yang masih diperlukan kerja keras untuk mencapainya,
tetapi sudah banyak target yang telah menunjukan kemajuan yang signifikan bahkan telah
tercapai. Penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan internasional, yaitu $1,25 per
hari, sudah berkurang setengah miliar. Laju kematian anak turun lebih dari 30 persen,
dengan sekitar tiga juta jiwa anak terselamatkansetiap tahunnya dibandingkan tahun
2000.Kematian akibat malaria juga turun hingga seperempatnya. Selain itu, angka kejadian
tuberkulosis di Indonesia sudah berhasil mencapai target MDGs yaitu dari 343 pada tahun
1990 menjadi 189 kasus per 100.000 penduduk pada tahun 2011 . Di tahun 2015, MDGs
berakhir. Banyak target yang terpenuhi dan banyak juga yang masih jauh dari target. Dunia
pun berubah
Gambar 2. Perkembangan Mdgs Menjadi SDGs
c. Alasan Terbentuknya SDGs

1. Tujuan pertama MDGs (Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan


Ekstrim) mencakup kedua fokus yang berbeda yaitu kemiskinan dan
kelaparan, sedangkan pada SDGs kedua fokus itu dijadikan dua tujuan
yang berbeda yaitu pada tujuan pertama SDGs (No Poverty) dan tujuan
kedua SDGs (Zero Hunger)

2. Tujuan keempat, kelima, dan keenam MDGs terkait kesehatan


(Menurunkan Angka kematian Anak, Meningkatkan Kesehatan Ibu, dan
Memerangi HIV/AIDS, Malaria dan Penyakit Lain) tdak terdapat di SDGs
dan digantikan dengan Good Health and Well Being yang mencakup
kesehatan secara keseluruhan (mencakup kesehatan ibu, penyakit-
penyakit, kematian anak, dll) pada tujuan ketiga SDGs

3. Tujuan ketujuh MDGs (Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup)


memiliki beberapa indikator yang penting seperti proporsi rumah tangga
yang mendapat air minum layak kini menjadi tujuan keenam SDGs,
indikator terkait rumah tangga kumuh perkotaan kini menjadi tujuan
kesebelas SDGs.
d. Komitmen Pencapaian Suistinable Development Goals

Indonesia tidak hanya berkomitmen melaksanakan, namun bertekad menjadi


pelopor dan teladan dunia pelaksanaan TPB /SDGsdalam upaya trans-formasi
peradaban global yang lebih adil, damai, sejahtera, dan berke-lanjutan
sebagai perwujudan pelaksanaan kebijakan bebas dan aktif di kancah dunia.
Komitmen tersebut diwujudkan dengan ditetapkannya Peraturan Presiden
Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan. Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tersebut
menegaskan bahwa Presiden Republik Indonesia memimpin sendiri
pelaksanaan TPB/SDGssebagai Ketua Dewan Pengarah dan Menteri
Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS ditunjuk
sebagai Koordinator Pelaksana. Kementerian PPN/BAPPENAS akan
mengkoordinasikan penyusunan Peta Jalan TPB/SDGssebagai dokumen
tahapan strategi pelaksanaan pencapaian TPB/SDGsuntuk tahun 2016-2030,
penyusunan Rencana Aksi Nasional TPB/SDGs yang merupakan dokumen
lima tahunan dari pelaksanaan kegiatan, baik langsung maupun tidak
langsung, dan memfasilitasi penyusunan Rencana Aksi Daerah sebagai
dokumen perencanaan lima tahunan TPB/ SDGsdi tingkat daerah.
B. Suistinable Development Goals Pada Sektor Pedesaan

SDGs Desa adalah upaya terpadu mewujudkan Desa tanpa kemiskinan dan
kelaparan, Desa ekonomi tumbuh merata, Desa peduli kesehatan, Desa peduli
lingkungan, Desa peduli pendidikan, Desa ramah perempuan, Desa berjejaring,
dan Desa tanggap budaya untuk percepatan pencapaian Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan, Sedangkan menurut Perpres 59/2017 tentang Pelaksanaan
Pencapaian TPB, definisi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable
Development Goals yang selanjutnya disingkat TPB adalah dokumen yang
memuat tujuan dan sasaran global tahun 2016 sampai tahun 2030.

Undang-Undang Desa memandatkan bahwa tujuan pembangunan Desa adalah


meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa dan kualitas hidup manusia serta
penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan dasar,
pembangunan sarana dan prasarana Desa, pengembangan potensi ekonomi
lokal, serta pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara
berkelanjutan. Sehingga kata «berkelanjutan» menjadi kata keterangan sifat
bagi Pembangunan Desa bukan hanya pemanfaatan sumber daya alam dan
lingkungan di desa .
C. Suistinable Development Goals Pembangunan Pedesaan

SDGs desa merupakan role pembangunan berkelanjutan yang akan


masuk dalam program prioritas penggunaan dana desa tahun 2021.
SDGs Desa ini mengacu pada Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 59
tahun 2017 tentang tujuan pembangunan berkelanjutan nasional. Dalam
Perpres itu disebutkan ada 17 tujuan pembangunan berkelanjutan
nasional. Sementara SDGs desa menambahkan satu tujuan lagi. Artinya,
SDGs desa memiliki 18 tujuan pembangunan berkelanjutan desa.

Keistimewan SDGs desa terletak pada butir ke-18. Di mana


pembangunan desa harus berlandaskan pada kebudayaan lokal atau
kearifan lokal yang ada di desa itu. SDGs merupakan suatu rencana aksi
global yang disepakati para pemimpin dunia, termasuk Indonesia, guna
mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi
lingkungan. Tujuan pembuatan agar dunia tahu bahwa di Indonesia telah
melaksanakan pembangunan berbasis desa yang menggunakan konsep
global. Jika konsep SDGs desa ini dilaksanakan, suatu saat desa di
Indonesia bakal dijadikan role model pembangunan dunia.
BAB III. ISU ISU PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

A. Isu Isu (Permasalahan) di Sumatera Utara dalam Mewujudkan


SDGs poin Ke 9 Tentang Ketahanan Pangan
1. Subsistem ketersediaan dan kerwanan pangan
2. Subsistem distribusi dan akses pangan .
3. Subsistem konsumsi dan Keamanan pangan .
Gambar 3. Skema Sistem Ketahanan Pangan Di Indonesia
BAB IV. PEMBAHASAN
A. Perkembangan Kompetensi Penyuluh Pertanian Dalam SDGs

Perlu dilakukan pengembangan kompetensi sumber daya manusia penyuluh


pertanian. Komponen pengembangan kompetensi sumber daya manusia
(SDM) adalah: (1) learning, proses di mana seseorang memperoleh dan
mengembangkan pengetahuan, keterampilan, kemampuan, perilaku dan sikap.
Ini melibatkaN modifikasi perilaku melalui pengalaman serta metode yang lebih
formal untuk membantu orang belajar di dalam atau di luar tempat kerja; (2)
development, pertumbuhan atau perwujudan kemampuan dan potensi seseorang
melalui penyediaan pengalaman belajar dan pendidikan; (3) training, aplikasi
sistematis dari proses formal untuk menanamkan pengetahuan dan membantu
orang untuk memperoleh keterampilan yang diperlukan bagi mereka untuk
melakukan pekerjaan mereka secara memuaskan; dan (4) education,
pengembangan pengetahuan, nilai-nilai dan pemahaman yang diperlukan dalam
semua aspek kehidupan daripada pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan
dengan bidang-bidang kegiatan tertentu (Armstrong dan Taylor, 2013:284).
B. Pengembangan penyuluhan pertanian dalam mewujudkan SDGs di
Sumatera Utara
Berdasarkan sumber data yang diperoleh dari Badan Koordinasi
Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Provinsi Sumatera Utara
(2011), Implementasi UU No.16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan
Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (SP3K) di Sumatera Utara sampai
saat ini belum optimal namun telah menunjukkan perkembangannya, hal
ini dapat dilihat dari aspek-aspek, sebagai berikut :
1. Kelembagaan
2. Ketenagaan penyuluh Pertanian
3. Penyelengaaraan Penyuluh Pertanian
Tabel II. Kelembagaan Penyuluh Di Sumatera Utara

Kelembagaan Kab/Kota
Badan Pelaksana Penyuluhan 1. Karo
Pertanian, Perikanan dan 2. Pakpak Barat
Kehutanan (Sesuai UU No.16 3. Tapanuli Utara
Tahun 2006) 4. Padang Lawas
5. Nias Selatan
6. Toba Samosir
C. Rancangan strategis dalam mengatasi masalah ketahan pangan untuk mewujudkan
SDGs di Sumatera Utara
Strategi yang akan dilaksanakan oleh Dinas Ketahanan Pangan Provinsi
Sumatera Utara dalam rangka program pembangunan yang berkelanjutan untuk
mencapai tujuan dansasaran sebagai berikut:
Tabel III. Rancangan Strategi untu Ketahan Pangan dalam Mewujudkan SDGs di Sumatera Utara

No. Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan

1. Terwujudnya Meningkatkan 1.Pengembang Percepatan


Kemdirian pangan kecukupan gizi an penganekaraga
dalam mewujudkan dan pangan diversifikasi man konsumsi
Program SDGs terhadap pangan pangan
Masyarakat berbasis
Sumatera Utara 2. Penanganan pemanfaatan
diversifikasi potensi sumber
pangan daya dan
kearifan lokal
3. stabilisasi
harga
No Tujuan sasaran strategi Arah
Kebijakan

2. Meningkatnya Produksi 1.Pengembangan 1.


dan Nilai Tambah Produk pertanian berbasis Mengefisienkan
Pertanian korporasi petani nilai yang
dikeluarkan
2.Peningkatan untuk usaha
Kompetensi pertanian.
penyuluh
2. Percepatan
3.Pengembangan peningkatan
Usaha Tani produksi
melalui
4.Pencegahan dan pemanfaatan
penanggulangan secara optimal
hama dan penyakit sumber daya
pada pertanian
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan

Isu strategis yang tertuang di dalam RPJMD Provinsi Sumatera Utara mencakup
mengurangi ketimpangan, pelayanan kesehatan masyarakat, ketersediaan dan
pelayanan infrastruktur, peningkatan kualitas pendidikan,penanganan kemiskinan
dan pengangguran, penataan ruang dan lingkungan hidu pserta reformasi birokrasi
dan modal usaha Memperhatikan isu-isu strategis Pemerintah Provinsi Sumatera
Utara, terkait dengan dinamika perkembangan masalah pembangunan ketahanan
pangan di Provinsi Sumatera Utara baik kualitas maupun kuantitasnya, maka
terdapat beberapa isu strategis yaitu :
1. Semakin terbatasnya lahan untuk pengembangan pertanian di Sumatera Utara
2.Tingginya ketergantungan masyarakat terhadap pangan pokok beras
3.Masih ditemukannya kasus ketidakamanan pangan di daerah Sumatera utara
4.Belum optimalnya produksi dan produktivitas pertanian di Sumatera Utara

Dengan adanya permasalahan tentang penerapan program SDGs di Sumatera Utara


khusunya pada poin ke 9 tentang ketahan pangan masyarakat. Dinas terkait sudah
memikirkan tentang rancangan strategi yang akan dilaksanakan agar tercapainya
tujuan dari pembangunan yang berkelanjutan.
B. Saran

Untuk program pembangunan yang berkelanjutan khusunya di


ketahanan pangan harusnya dikhusukan oleh pemerintah daerah
agar terwujudnya pembangunan di suatu daerah tersebut dan
meningkatkan perekonimian masyarakat setempat.
DAFTAR PUSTAKA
Akhir, D. J. 2015. Sustainable Development Goals. Jakarta(ID): Okezone.Com.
ArifinZ. 2012. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung(ID): Remaja
Rosda Karya.
Bappenas. 2015. Rencana Pembangunan Nasional Jangka Menengah 2015-2019.
Jakarta(ID):Bappenas.2015.http://www.bappenas.go.id/berita-dan-siaran- pers/
berita-harianbappenas/konsep-sdgs-kerangka-pembangunan-pasca- 2015/.Retrieved
November 26, 2015, from www.bappenas.go.id.
Bappenas. 2017. Pedoman Penyusunan Rencana Aksi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

(TPB)/ Sustainable Development Goals (SDGs). Jakarta (ID): Bappenas .


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai