OLEH:
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan
dalam menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya,
penulis tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa
shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi agung Muhammad SAW yang
syafa’atnya kita nantikan kelak. Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT
atas limpahan nikmat sehat-Nya, sehingga makalah “Komunikasi Organisasi Pada
Paguyuban Karya Salemba Empat Universitas Andalas”. Makalah ini disusun
guna memenuhi Ujian akhir Semester Komunikasi dalam Organisasi dan
Kelompok Masyarakat. Penulis berharap makalah tentang Komunikasi Organisasi
Paguyuban Karya Salemba Empat Universitas Andalas untuk dapat menjadi
referensi bagi pembaca dalam mengelola kelompok ataupun organisasinya agar
mencapai tujuan yang diinginkan.
Demikian yang dapat penulis sampaikan. Akhir kata semoga tulisan dalam
makalah ini bermanfaat.
i
II
DAFTAR ISI
Halaman
KATAPENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii
BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................. 1
BAB II. KAJIAN TEORITIS...................................................................... 6
BAB III. CONTOH KASUS……………………........................................ 26
BAB IV. PEMBAHASAN……………….................................................... 29
BAB V. PENUTUP....................................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 40
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tidak lengkapnya pesan komunikasi itu disampaikan. Hal tersebut tentu akan
sangat menghambat kinerja dan operasional didalam paguyuban KSE Universitas
Andalas. Miss communication juga kerap terjadi dalam sebuah paguyuban karena
kurangnya koordinasi dan pengawasan yang baik dari seorang pimpinan kepada
anggota organisasi paguyuban karya salemba empat universitas andalas.
Meskipun nyaris mustahil menyamakan persepsi individu-inividu dalam
organisasi, tetapi melalui kegiatan komunikasi yang terencana dan substansi
isinya terdesain, minimal terjadi proses penyebarluasan dimensi-dimensi
organisasi pada setiap orang.
B. Rumusan Masalah
Adapun beberapa rumusan masalah yang akan di bahas pada makalah ini
adalah sebagai berikut:
C. Tujuan
3. Mengetahui strategi yang dilaksanakan oleh ketua paguyuban jika terjadi miss
communication di paguyuban Karay Salemba Empat Universitas Andalas
1. Manfaat Teoritis
a. Penulis
Menambah wawasan penulis sebagai bahan perbandingan antara teori yang telah
dipelajari dengan praktek yang telah diterapkan.
b. Lingkungan Akademik
Hasil penulisan makalah ini diharapkan dapat berguna dalam menambah bahan
bacaan bagi mahasiswa Universitas Andalas khususnya bagi mahasiswa Program
Pascasarjana Ilmu Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan.
6
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Komunikasi
1. Pengertian Komunikasi
Komunikasi berasal dari bahasa inggris yang memiliki arti yang sama.
Communicatie atau communicare artinya membuat sama (make it universal).
Istilah pertama (communis) merupakan istilah yang paling sering dikutip sebagai
asal kata komunikasi dan itu merupakan akar bahasa lain dengan serupanya.
Komunikasi menunjukkan bahwa ide, makna dan informasi dibagikan (Mulyana,
2005. “Books in Cangara” (2009) mengemukakan bahwa komunikasi merupakan
transaksi, suatu proses simbolik yang mengharuskan manusia menyesuaikan
lingkungan dengan cara sebagai berikut: 1) menjalin hubungan antara manusia
lainnya, 2) melalui informasi komunikasi, 3) memperkuat sikap dan perilaku
orang dan 4) cobalah untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang.
Charles Horton Cooley (1909), komunikasi merupakan sebagai
mekanisme yang mengarah pada hubungan antar manusia dan mengembangkan
semua simbol, gagasan dan tujuan yang ditransmisikan dalam ruang dan dicatat
dalam waktu dengan dengan sasaran. Dalam kesempatan yang sama, Harold D.
Laswell menyampaikan bahwa cara yang benar dalam melaksanakan komunikasi
adalah menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: 1) siapa, 2) melalui saluran apa,
3) kepada siapa dan 4) apa efek yang diberikan.
Schramm (1977) mengemukakan bahwa proses komunikasi mengacu pada
suatu proses dimana dua orang atau lebih menggunakan sebuah pesan. Dalam
proses ini, semua pihak mengubah perannya menjadi pengirim dan penerima
pesan hingga para pihak saling memahami atau pesan yang disampaikan dapat
dipahami oleh si penerima. Dalam Effendy’s Hovland (2003) komunikasi
merupakan suatu proses dimana seseorang (komunikator) memberikan
rangsangan (biasanya berupa simbol-simbol dalam bentuk kata-kata) untuk
merubah tingkah laku orang lain. Sastropoetro Pratikno (1987) mendefinisikan
7
komunikasi sebagai pernyataan orang yang satu kepada orang lain yang umum
menggunakan bahasa, tanda dan gambar-gambar yang berhubungan dengan
komunikasi yang sedang dilaksanakan. Sementara itu, Turner (2008)
mengemukakan bahwa komunikasi merupakan proses sosial di mana individu
menggunakan simbol untuk menciptakan dan menafsirkan makna lingkungannya.
Thomas M. Scheidel (Mulyana 2007:4) mengemukakan bahwa
komunikasi adalah menyatakan dan mendukung identitas diri, menjalin hubungan
sosial dengan orang sekitar dan mempengaruhi orang lain untuk berpikir, berpikir
atau bertindak dengan caranya sendiri. Effendy (2002) komunikasi mengacu
kepada proses dimana seseorang secara langsung atau tidak langsung
menyampaikan pesan kepada orang lain melalui media untuk menginformasikan
atau mengubah sikap, pendapat dan perilaku seseorang.
Dalam defenisi ini, tujuannya adalah menginformasikan atau mengubah
sikap, pendapat dan perilaku seseorang. Dari berbagai teori diatas dapat
disimpulkan bahwa komunikasi merupakan suatu proses dalam menggunakan
media tertentu untuk menyampaikan pesan dari pengirim ke sasaran sehingga
pesan yang disampaikan dapat diterima sesuai dengan tanggapan harapan dari
pengirimnya.
8
kata yang disusun secara terstruktur sehingga menjadi kalimat yang mengandung
arti (Dewi, 2006:11). Komunikasi verbal sangat penting dalam suatu perguruan
tinggi dan merupakan kunci sukses suatu perguruan tinggi. Begitu pentingnya
komunikasi verbal, sehingga tanpa komunikasi ini aktivitas tidak dapat berfungsi
dengan baik. Berdasarkan aktif atau pasifnya pesrta komunikasi, bentuk
komunikasi verbal dibedakan menjadi dua (Dewi, 2006:11) , yakni :
1.Berbicara dan menulis (speaking dan writing)Dalam menyampaikan pesan,
berbicara pada umumnyalebih disukai daripada menulis karena lebih nyaman dan
praktis. Namun, tidak semua pesan bias dengan tepat disampaikan secara lisan
menggunakan tulisan. Tulisan untuk tujuan organisasi bisa berupa surat dan
laporan.
2. Mendengar dan membaca (listening dan reading) Komunikasi yang efektif
adalah komunikasi yang terjadi du arah. Namun, orang-orang yang terlibat dalam
organisasi cenderung lebih suka memperoleh atau mendapatkan informasi
daripada menyampaikannya. Untuk itu, keterampilan mendengar dan membaca
sangat diperlukan,
Komunikasi satu arah adalah komunikasi yang berlangsung pada satu
pihak saja, sedangkan komunikasi dua arah bersifat timbal balik dan melibatkan
dua pihak. Komunikasi verbal dapat pula berupa tatap muka, wawancara,
konsultasi bersama dan pidato. Komunikasi tatap muka merupakan komunikasi
yang paling umum yakni berupa perintah-perintah, instruksi, permintaan,
penyampaian informasi dan sebagainya melalui pembicaraan antara dua orang
atau lebih. Komunikasi tatap muka ini memiliki beberapa kelebihan, yakni
komunikator dapat mengetahui apakah penerima pesan sudah mengerti akan pesan
yang disampaikan.
adanya catatan tertulis ada kemungkinan tugas yang dikerjakan menjadi kurang
sesuai dengan yang diperintahkan, dan tentunya hal ini sangat merugikan.
Komunikasi yang baik dan efektif adalah komunikasi dua arah antara
komunikator dan komunikan. Contoh sederhana dari komunikasi dua arah yaitu:
seorang manager pemasaran menjelasksan kepada bawahannya, kemudian setelah
itu ada respon (umpan balik) dari bawahannya yang menyatakan bagaimana
mengatasi/menghindari kendala-kendala yang ada dalam pemasaran sedangkan
komunikasi satu arah mempunyai kekurangan karena bisa saja terjadi miss
communication karena tidak adanya umpan balik. Contoh sederhana dari 34
komunikasi satu arah adalah seseorang yang menyampaikan pesan kepada orang
lain yang dituju, bisa saja pesan itu tidak sesuai dengan yang dimaksud, karena
daya pikir orang untuk menerima informasi berbeda-beda. Jadi, alangkah baiknya
bila suatu Paguyban Karya Salemba Empat Universitas Andalas menggunakan
komunikasi dua arah.
komunikasi yang dijalankan akan menjadi lebih baik, sehingga kita dapat
memperoleh manfaat.
2) Komunikasi Nonverbal. Bentuk dasar atau bentuk paling dasar dari komunikasi
adalah komunikasi non verbal. Komunikasi non verbal adalah kumpulan isyarat,
gerak tubuh, intonasi suara, sikap dan sebagainya, yang memungkinkan seseorang
untuk berkomunikasi tanpa kata-kata (Boove dan Thill, 2003:4). Komunikasi non
verbal sering juga disebut isyarat , bahasa isyarat atau bahasa diam (silent
language).Ahli antropologi mengungkapkan bahwa sebelum kata-kata ditemukan,
komunikasi terjadi melalui gerakan badan atau bahasa tubuh (body
language).Adapun yang menjadi contoh yaitu membelakkan mata, atau
mengepalkan tangan sebagai isyarat untuk menyatakan kemarahan atau
mengangguk untuk menyatakan persetujuan. Menurut Mark Knapp (dalam
Cangara, 2004:100), fungsi komunikasi non verbal adalah:
b. Menunjukkan perasaan atau emosi yang tidak bisa diutarakan dengan kata-kata
1. Emblems, merupakan isyarat yang memiliki arti langsung pada simbol yang
dibuat oleh gerakan badan. Adapun contohnya, mengangkat jari V artinya victory
atau menang, mengangkat jempol berarti terbaik untuk orang Indonesia, tetapi
terjelek bagi orang India
b. Gerakan mata (eye gaze) Mata adalah alat komunikasi yang paling berarti untik
member isyarat tanpa kata. Gerakan mata dapat mencerminkan isi hati seseorang.
Jika seseorang tertarik pada suatau objek tertentu, maka pandangannya akan
terarah pada objek itu tanpa terputus daalm beberapa saat.
e. Diam Diam juga merupakan suatu komunikasi nonverbal yang memiliki arti.
Sikap diam sangat sulit diterka dan dapat menimbulan keraguan. Diam dapat
mengandung arti positif atau negatif.
f. Postur Tubuh Manusia lahir ditakdirkan dengan benbgai bentuk tubuh. Masing-
masing bentuk tubuh dapat menggambarkan karakter orang yang bersangkutan.
g. Warna Warna dapat member arti terhadap suatu objek. Misalnya, warna merah
menujukkan kemarahan atau semangat. Sementara warna putih menunjukkan
kesucian atau kebersihan. Suatu Negara atau organisasi dapat dikenal melalui
warna.
h. Bunyi Jika paralanguage dimaksudkan sebagai tekanan suara dari mulut, maka
bunyi yang dimaksudkan di sini adalah suara yang dikeluarkan dari berbagai
benda. Misalnya, lonceng letusan senjata, beduk, tepuk tangan, peluit, dan lain-
lain.
i. Bau Bau juga merupakan bentuk komunikasi nonverbal. Bau bisa dipergunakan
untuk melambangkan status. Misalnya, bau kosmetik dan parfum
panca indera. Biasanya komunikasi nonverbal ini dilakukan oleh staf dan pegawai
yang mempunyai hubungan dekat dan sudah akrab.
B. Organisasi
1. Pengertian Organisasi
B. Komunikasi Organisasi
1. Pengertian Komunikasi Organisasi
1) Proses Suatu organisasi adalah suatu sistem yang terbuka dan dinamis yang
secara tidak langsung menciptakan saling tukar menukar informasi satu sama lain.
Karena kegiatan yang berulang-ulang dan tiada hentinya tersebut maka dikatakan
sebagai suatu proses.
2) Pesan Pesan adalah susunan simbol yang penuh arti tentang objek, orang,
kejadian yang dihasilkan oleh interaksi dengan orang lain. Pesan dalam organisasi
dapat dilihat menurut beberapa klasifikasi yang berhubungan dengan bahasa,
penerima yang dimaksud, metode difusi, dan arus tujuan dari pesan. Klasifikasi
pesan dalam bahasa dapat dibedakan menjadi 2 (dua) bagian yaitu verbal dan non
19
3) Jaringan Organisasi terdiri dari satu seri orang yang tiap-tiapnya menduduki
posisi atau peranan tertentu dalam organisasi. Ciptaan dan pertukaran pesan dari
orang-orang ini terjadi melewati suatu set jalan kecil yang dinamakan jaringan
komunikasi. Suatu jaringan komunikasi ini mungkin mencakup hanya dua orang,
beberapaorang atau keseluruhan organisasi. Luas dari jaringan komunikasi ini
dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya: arah dan arus pesan, isi pesan,
hubungan peranan, dan lain-lain.
4) Keadaan saling tergantung Hal ini telah menjadi sifat dalam organisasi yang
merupakan suatu sistem yang terbuka. Bila suatu bagian dari organisasi
mengalami gangguan maka akan berpengaruh kepada bagian yang lainnya dan
mungkin juga kepada seluruh sistem organisasi.
6) Lingkungan Yang dimaksud lingkungan adalah semua totalitas secara fisik dan
faktor sosial yang diperhitungkan dalam pembuatan keputusan mengenai individu
dalam suatu sistem. Yang termasuk dalam lingkungan internal adalah personal
(karyawan), staf, golongan fungsional dari organisasi, dan juga komponen lainnya
seperti tujuan, produk, dan lainnya. Organisasi sebagai sistem terbuka harus
berinteraksi dengan lingkungan eksternal seperti: teknologi, ekonomi, dan faktor
sosial. Karena faktor lingkungan berubah-ubah maka organisasi memerlukan
informasi baru untuk mengatasi perubahan dalam lingkungan dengan menciptakan
dan melakukan penukaran pesan baik secara internal maupun eksternal.
20
Dilihat dari arah komunikasi ada dua macam komunikasi yaitu komunikasi
vertikal dan komunikasi horizontal
Dalam banyak organisasi, komunikasi ke bawah sering kali tidak mencukupi dan
tidak akurat, seperti terjadi dalam pernyataan yang sering kali dengar dari anggota
organisasi bahwa tidak memahami apa yang sesungguhnya terjadi. Keluhan-
keluhan seperti ini menunjukkan terjadinya komunikasi yang tidak efektif dan
butuhnya individu-individu akan informasi yang relevan dengan pekerjaan
mereka. Informasi dari atasan ke bawahan meliputi:
operasi dari hari ke hari yang diperlukan untuk pengambilan keputusan mengenai
bagaimana menjalankan organisasi.
b) Hal ini merupakan sumber utama bagi manajemen untuk mendapatkan umpan
balik untuk menentukan seberapa efektif komunikasi ke bawah dalam organisasi.
1. Fungsi informatif
2. Fungsi regulatif
3. Fungsi persuasif
4. Fungsi integratif
BAB III
BAB IV
PEMBAHASAN
Proses komunikasi secara lisan antara Ketua dengan Staf dan Anggota
sering terjadi dianatar mereka dalam berbagai hal dan kesempatan yang ada karna
dengan komunikasi akan menjalin silaturahmi diantara paguyuban karya salemba
empat Universitas Andalas. Sedangkan komunikasi secara tulisan antara Ketua
Paguyuban dengan Staf dan anggota misalnya berupa surat keputusan, memo,
surat tugas kerja dan wewenang, surat pengumuman, surat balasan / tanggapan,
dan sebagainya. Proses komunikasi antara Koordinator dengan Staf dan anggota
paguyuban Karya Salemba Empat Universitas Andalas juga berupa lisan dan
tulisan. Komunikasi lisan yang dilakukan Pembantu Ketua Paguyuban dengan
Staf dan anggota misalnya langsung bertatap muka, melalui telepon, dan rapat.
Tetapi hal ini jarang terjadi karena komunikasi secara tertulis yang paling sering
dilakukan dikarenakan ketua paguyuban sedang mengikuti acara diluar kota dan
daerah tidak bisa berada di paguyuban dalam waktu yang lama, misalnya berupa
surat keputusan, memo, surat tugas kerja dan wewenang, surat pengumuman,
surat balasan / tanggapan, pengumuman atau penyampaian informasi melalui
papan pengumuman yang ada pada ruang tamu dan sebagainya.
Proses komunikasi antara sesama staf biasanya secara lisan dan bersifat
pribadi (informal). Komunikasi antara sesama staf terjalin cenderung lebih santai,
akrab, dan tidak kaku. Komunikasi antara sesama staf ini biasanya menggunakan
bahasa yang mudah dipahami antara satu sama lain dan cenderung lebih fleksibel.
Begitupula dengan komunikasi antara staf dengan anggota yang berada di
Paguyban Karya Salemba Empat Universitas Andalas tersebut. Hal seperti ini
31
juga terjadi dalam komunikasi antara sesama staf dan anggota. Di dalam kegiatan
komunikasi, terkadang timbul kesalahpahaman.
1. Komunikasi ke bawah merupakan pesan yang dikirim dari tingkat hierarki yang
lebih tinggi ke tingkat yang lebih rendah. Perintah seringkali merupakan contoh
untuk komunikasi ke bawah (Rumanti, 2002:92). Bersamaan dengan pemberian
perintah tersebut biasanya diikuti dengan penjelasan prosedur, tujuan dan
sejenisnya. Model komunikasi yang diterapkan di Paguyuban ini komunikasi
keatas yang dimana Ketua Berkomunikasi dengan Koordinator, staf dan Anggota
Ko
mu
nik
asi
ke Koordinator
ba
wa
h
Staff
33
Anggota
Ketua Paguyuban
K
o
m
Koordinator
u
ni
ka
si
Staff ke
at
as
Anggota
bidang jasa spesialisasi keharusan itu jelas tergambar. Pada jenjang dewan direksi
arus horizontal terwujud dengan diadakanya rapat senat. Pada jenjang kebawah
manfaat rapat dapat digunakan untuk tujuan yang sama. Bentuk komunikasi
horizontal seperti ini pada paguyuban karya salemba empat universitas andalas
seperti komunikasi antara sesama staff, sesama anggota, dan sesama koordinator.
Strategi yang dilaksanakan oleh ketua dan koordinator jika terjadi miss
communication dan konflik didalam paguyuban adalah sebagai berikut
Model komunikasi yang diterapkan di Paguyuban Karya Salemba Empat
Universitas Andalas Sebagai Berikut:
1. Akomodatif (Accomodating)
Inti dari strategi akomodatif ini adalah menampung semua keinginan dari
pihak-pihak yang berkonflik, yang bahkan seringkali bertentangan dengan
kemauan salah satu pihak.Penggunaan strategi akomodasi sering terjadi ketika
salah satu pihak ingin menjaga suasana kerja yang damai, tanpa konflik, atau
menganggap bahwa masalah tersebut masalah kecil yang dapat ditoleransi.
2. Menghindar (Avoiding)
3. Mengkolaborasikan (Collaborating)
4. Mengkompromikan (Compromising)
7. Dominansi Penekanan
yang lebih besar. Meredakan atau menenangkan, metode ini lebih terasa
diplomatis dlm upaya menekan dan meminimalkan ketidaksepahaman.
8. Jika Strategi yang diatas tidak bisa digunakan lagi maka kembali kepada
peraturan bagaimana dalam mengatasi permasalahan atau miss communication
yang terjadi di paguyuban tersebut.
38
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Boove, L. Courtland dan John V. Thill. 2002. Komunikasi Bisnis. Buku Pertama,
Edisi Bahasa Indonesia, Edisi Keenam. Jakarta: PT Prenhalindo Jakarta.
Boove, L. Courtland dan John V. Thill. 2003. Komunikasi Bisnis. Buku Kedua,
Edisi Bahasa Indonesia, Edisi Keenam. Jakarta: PT Indeks Kelompok
Gramedia.
Robins dan Coulter, 2002, Prinsip Perilaku Organisasi, Edisi V, Cetakan ketujuh,
Jakarta: Erlangga.