Anda di halaman 1dari 43

1

MAKALAH KOMUNIKASI ORGANISASI PADA PAGUYUBAN KARYA


SALEMBA EMPAT UNIVERSITAS ANDALAS

OLEH:

RONY RAHMAT HIDAYAT HASIBUAN 2021662001

PRODI ILMU PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PEMBANGUNAN


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan
dalam menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya,
penulis tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa
shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi agung Muhammad SAW yang
syafa’atnya kita nantikan kelak. Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT
atas limpahan nikmat sehat-Nya, sehingga makalah “Komunikasi Organisasi Pada
Paguyuban Karya Salemba Empat Universitas Andalas”. Makalah ini disusun
guna memenuhi Ujian akhir Semester Komunikasi dalam Organisasi dan
Kelompok Masyarakat. Penulis berharap makalah tentang Komunikasi Organisasi
Paguyuban Karya Salemba Empat Universitas Andalas untuk dapat menjadi
referensi bagi pembaca dalam mengelola kelompok ataupun organisasinya agar
mencapai tujuan yang diinginkan.

Penulis menyadari makalah bertema Komunikasi Organisasi Paguyuban


Karya Salemba Empat Universitas Andalas ini masih perlu banyak
penyempurnaan karena kesalahan dan kekurangan. Penulis terbuka terhadap kritik
dan saran pembaca agar makalah ini dapat lebih baik. Apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini, baik terkait penulisan maupun konten, penulis
memohon maaf.

Demikian yang dapat penulis sampaikan. Akhir kata semoga tulisan dalam
makalah ini bermanfaat.

i
II

DAFTAR ISI

Halaman
KATAPENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii
BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................. 1
BAB II. KAJIAN TEORITIS...................................................................... 6
BAB III. CONTOH KASUS……………………........................................ 26
BAB IV. PEMBAHASAN……………….................................................... 29
BAB V. PENUTUP....................................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 40

ii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai masyarakat, manusia selalu ingin menjalin kontak dengan orang


lain. Dia ingin mengetahui disekelilingnya, bahkan apa yang terjadi di dalam
dirinya. Keingintahuan ini memaksa orang untuk berkomunikasi. Profesor Wilgar
mengemukakan dalam Cangara (2004: 1) bahwa tanpa komunikasi tidak mungkin
terbentuk suatu masyarakat. Di sisi lain, tanpa masyarakat, mustahil manusia
dapat mengembangkan komunikasi. Padahal, masalah komunikasi selalu muncul
dalam proses organisasi.

Bahkan dapat dikatakan bahwa organisasi tanpa komunikasi ibarat mobil,


yang didalamnya terdapat rangkaian perkakas mobil, karena tidak ada aliran
fungsional antara satu bagian dengan bagian lainnya, terpaksa gagal. Komunikasi
merupakan suatu upaya yang sistematis untuk merumuskan prinsip-prinsip secara
tegas dan atas dasar prinsip-prinsip tersebut disampaikan informasi serta dibentuk
pendapat dan sikap (Hovland dalam Cangara, 2004:17)

Keberhasilan dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuannya


bergantung pada banyak faktor. Keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki oleh
anggota organisasi memiliki pengaruh yang sangat besar dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan tersebut. Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu faktor
yang perlu diperhatikan adalah pengembangan yang baik dan komunikasi yang
terstandardisasi dalam organisasi. Setiap aktivitas organisasi melibatkan tugas-
tugas yang harus ditangani oleh anggotanya, dan tugas-tugas tersebut perlu
memberikan informasi yang cukup sesuai dengan tahapan aktivitasnya. Tak satu
pun dari aktivitas ini membutuhkan informasi.
2

Kerja organisasi membutuhkan komunikasi antara pimpinan dan bawahan


dalam tugasnya. Salah paham adalah sumber disintegrasi dan konflik, karena
ketidaktahuan merupakan rangsangan (stimulus) yang menghasilkan prasangka.
Berbagai demonstrasi yang dilakukan oleh karyawan atau karyawan tidak hanya
karena ketidakpuasan terhadap pendapat dan penghargaan (rewards), tetapi juga
karena kurangnya pemahaman mereka tentang keberadaan organisasi.

Komunikasi dalam organisasi adalah komunikasi yang dilakukan ketua,


baik dengan para anggota paguyuban maupun dengan khalayak yang ada
kaitannya dengan organisasi, dalam rangka pembinaan kerja sama yang serasi
untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi (Effendy, 2001:214). Dalam
mencapai tujuan organisasinya, Paguyuban Karya Salemba Empat yang bergerak
dalam berbagai bidang baik dibidang kemanusiaan pendidikan dan lain-lain.
Paguyuban Karya Salemba Empat dalam mengambil keputusan selalu
dilaksanakan komunikasi antara anggota dengan ketua kemudian selalu ketua
yang mengambil keputusan dalam menentukan sebuah tujuan akhir kegiatan yang
dilaksanakan. Ketua Paguyuban Karya Salemba Empat selalu menjalin
komunikasi dengan anggota agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelum
dibentuknya kepengurusan. Untuk itulah instansi ini akan senantiasa menjaga
kekompakan dari atasan kepada bawahan dan sebaliknya, agar mampu
meningkatkan prestasi kerja karyawan dalam mencapai tujuan perusahaan sebagai
salah satu wadah penyampai informasi kepada publik.

Dalam pengelolaannya, ketua pada paguyuban ini berusaha fokus dalam


hal komunikasi, agar mampu mempengaruhi setiap anggota untuk dapat bekerja
sesuai dengan tujuan yang ditetapkan tanpa adanya paksaan dan perasaan tertekan,
sehingga anggota paguyuban mampu bekerja dengan nyaman dalam penyelesaian
tugas-tugas mereka yang telah di amanahkan kepada mereka.
Didalam Paguyuban Karya Salemba Empat masih terdapat komunikasi
yang kurang efektif dan hal tersebut memicu terjadinya miss communication.
Banyak hal yang dapat menyebabkan terjadinya miss communication, bisa
disebabkan karena persepsi atau tanggapan penerima, bahasa yang digunakan dan
3

tidak lengkapnya pesan komunikasi itu disampaikan. Hal tersebut tentu akan
sangat menghambat kinerja dan operasional didalam paguyuban KSE Universitas
Andalas. Miss communication juga kerap terjadi dalam sebuah paguyuban karena
kurangnya koordinasi dan pengawasan yang baik dari seorang pimpinan kepada
anggota organisasi paguyuban karya salemba empat universitas andalas.
Meskipun nyaris mustahil menyamakan persepsi individu-inividu dalam
organisasi, tetapi melalui kegiatan komunikasi yang terencana dan substansi
isinya terdesain, minimal terjadi proses penyebarluasan dimensi-dimensi
organisasi pada setiap orang.

Tabel 1. Presentase Kegiatan yang Membuat Komunikasi di Paguyuban Karya


Salemba Empat Universitas Andalas
Kegiatan Komunikasi Presentase

Komunikasi Kesekretariatan 29.3%

Komunikasi Kegiatan dari Donatur 68.5%

Program Kerja Wajib KSE 71.2%

Program Wajib Kerja Divisi 64.6%

Rapat Pleno 54.7%

Rapat Divisi 48%

Tabel 1 menunjukkan kegiatan yang dilaksanakan di Paguyban Karya


Salemba Empat Universitas Andalas yang memungkinkan terjadinya komunikasi
diantara penerima di paguyuban, presentase tertinggi yang dihadiri oleh anggota
paguyuban pada kegiatan program kerja wajib divisi darisini pasti terjadi
komunikasi antara anggota paguyban satu sama lain. Dimensi yang terlibat
misalnya misi, visi, nilai, dan strategi organisasi. Prospek dan sebagainya. Jika
banyak orang tidak memahami hakikat organisasi, maka akan sulit bagi organisasi
untuk memobilisasi, membimbing atau melakukan perubahan manajemen.
4

Pengarahan tersebut mengharuskan ketua untuk berkomunikasi dengan


anggota untuk mencapai tujuan daro organisasi tersebut. Oleh karena itu, ketua
mampu menjalankan fungsi manajemen melalui interaksi dan komunikasi dengan
pihak lain. Oleh karena itu, komunikasi menjadi sangat penting untuk
meningkatkan kelancaran dalam kegiatan organisasi.

Berdasarkan penjelasan yang telah dilaksanakan diatas maka penulis


tertarik dalam memahami bagaimana komunikasi didalam suatu organisasi
tersebut dan penulis menulis makalah yang berjudul “Komunikasi Organisasi
Paguyuban Karya Salemba Empat Universitas Andalas”.

B. Rumusan Masalah

Adapun beberapa rumusan masalah yang akan di bahas pada makalah ini
adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Implementasi Komunikasi Organisasi pada Paguyuban Karya


Salemba Empat Universitas Andalas?

2. Model Komunikasi yang dilaksanakan oleh Ketua Paguyuban terhadap


anggota Paguyban Karya Salemba Empat Universitas Andalas dalam
Berkomunikasi Untuk Mencapai suatu tujuan ?

3. Strategi yang dilaksanakan oleh ketua paguyuban jika terjadi miss


communication antara anggota dengaan ketua paguyaban, anggota dengan
anggota dan ketua dengan pengurus inti ?

C. Tujuan

Adapun Tujuan dari pembuatan Makalah ini adalah:

1. Mempelajari dan mengetahui bagaimana implementasi komunikasi organisasi


yang dilaksanakan oleh ketua dengan anggota paguyuban Karya Salemba Empat
Universitasn Andalas
5

2. Mengetahui model komunikasi organisasi di Paguyuban Karya Salemba Empat


Universitas Andalas

3. Mengetahui strategi yang dilaksanakan oleh ketua paguyuban jika terjadi miss
communication di paguyuban Karay Salemba Empat Universitas Andalas

D. Manfaat Penulisan Makalah

Manfaat Penulisan Makalah Berdasarkan perumusan masalah diatas


manfaat yang akan diperoleh dengan diadakannya penulisan makalah ini:

1. Manfaat Teoritis

a. Penulis

Menambah wawasan penulis sebagai bahan perbandingan antara teori yang telah
dipelajari dengan praktek yang telah diterapkan.

b. Lingkungan Akademik

Hasil penulisan makalah ini diharapkan dapat berguna dalam menambah bahan
bacaan bagi mahasiswa Universitas Andalas khususnya bagi mahasiswa Program
Pascasarjana Ilmu Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan.
6

BAB II
KAJIAN TEORITIS

A. Komunikasi

1. Pengertian Komunikasi
Komunikasi berasal dari bahasa inggris yang memiliki arti yang sama.
Communicatie atau communicare artinya membuat sama (make it universal).
Istilah pertama (communis) merupakan istilah yang paling sering dikutip sebagai
asal kata komunikasi dan itu merupakan akar bahasa lain dengan serupanya.
Komunikasi menunjukkan bahwa ide, makna dan informasi dibagikan (Mulyana,
2005. “Books in Cangara” (2009) mengemukakan bahwa komunikasi merupakan
transaksi, suatu proses simbolik yang mengharuskan manusia menyesuaikan
lingkungan dengan cara sebagai berikut: 1) menjalin hubungan antara manusia
lainnya, 2) melalui informasi komunikasi, 3) memperkuat sikap dan perilaku
orang dan 4) cobalah untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang.
Charles Horton Cooley (1909), komunikasi merupakan sebagai
mekanisme yang mengarah pada hubungan antar manusia dan mengembangkan
semua simbol, gagasan dan tujuan yang ditransmisikan dalam ruang dan dicatat
dalam waktu dengan dengan sasaran. Dalam kesempatan yang sama, Harold D.
Laswell menyampaikan bahwa cara yang benar dalam melaksanakan komunikasi
adalah menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: 1) siapa, 2) melalui saluran apa,
3) kepada siapa dan 4) apa efek yang diberikan.
Schramm (1977) mengemukakan bahwa proses komunikasi mengacu pada
suatu proses dimana dua orang atau lebih menggunakan sebuah pesan. Dalam
proses ini, semua pihak mengubah perannya menjadi pengirim dan penerima
pesan hingga para pihak saling memahami atau pesan yang disampaikan dapat
dipahami oleh si penerima. Dalam Effendy’s Hovland (2003) komunikasi
merupakan suatu proses dimana seseorang (komunikator) memberikan
rangsangan (biasanya berupa simbol-simbol dalam bentuk kata-kata) untuk
merubah tingkah laku orang lain. Sastropoetro Pratikno (1987) mendefinisikan
7

komunikasi sebagai pernyataan orang yang satu kepada orang lain yang umum
menggunakan bahasa, tanda dan gambar-gambar yang berhubungan dengan
komunikasi yang sedang dilaksanakan. Sementara itu, Turner (2008)
mengemukakan bahwa komunikasi merupakan proses sosial di mana individu
menggunakan simbol untuk menciptakan dan menafsirkan makna lingkungannya.
Thomas M. Scheidel (Mulyana 2007:4) mengemukakan bahwa
komunikasi adalah menyatakan dan mendukung identitas diri, menjalin hubungan
sosial dengan orang sekitar dan mempengaruhi orang lain untuk berpikir, berpikir
atau bertindak dengan caranya sendiri. Effendy (2002) komunikasi mengacu
kepada proses dimana seseorang secara langsung atau tidak langsung
menyampaikan pesan kepada orang lain melalui media untuk menginformasikan
atau mengubah sikap, pendapat dan perilaku seseorang.
Dalam defenisi ini, tujuannya adalah menginformasikan atau mengubah
sikap, pendapat dan perilaku seseorang. Dari berbagai teori diatas dapat
disimpulkan bahwa komunikasi merupakan suatu proses dalam menggunakan
media tertentu untuk menyampaikan pesan dari pengirim ke sasaran sehingga
pesan yang disampaikan dapat diterima sesuai dengan tanggapan harapan dari
pengirimnya.
8

2. Unsur-Unsur dalam Komunikasi


Berlo mengusulkan formula komunikasi yang lebih sederhana dalam
Cangara (2009). Rumus ini dinamakan “SCMR” yaitu: a) sumber(pengirim), b)
pesan(message), c) saluran(media saluran) dan d) penerima (receiver).
a. Receiver (Penerima)
Penerima (receiver) target atau penerima merupakan pihak yang akan
menjadi sasaran pesan yang dikirimkan oleh sumbernya. Penerima terdiri dari satu
orang atau lebih orang di dalam satu grup. Menurut Mardikanto (1987) penerima
harus dilihat sebagai proses aktif dalam menggunakan saluran-saluran organik dan
mekanis yang ada pada saat menyerap informasi. Sejauh mana penerima pesan
dapat menyerap pesan yang dipengaruhi oleh banyak faktor di dalamnya antara
lain: 1) keterampilan komunikasi, 2) tingkat pengetahuan, 3) sikap dan 4) posisi
dalam sistem sosial budaya. Rogers (1998) mengatakan bahwa sumber merupakan
pengkode, pengirim berita, sumber komunikasi atau penyebaran komunikasi yaitu
pihak yang memiliki berita untuk dikomunikasikan kepada orang lain. Soekartawi
(1988), komunikator merupakan orang yang memiliki tugas untuk menyampaikan
pesan kepada komunikan agar pesan tersebut dapat diterima dan dilaksanakan
oleh komunikan di dalam kehidupan sehari-hari.
b. Message (Pesan)
Pesan adalah suara yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan
dapat dikomunikasikan secara bertahap atau melalui media komunikasi.
Sastropoetro (1988) mengartikan bahwa informasi yang diungkapkan dalam
bentuk pikiran, pendapat dan lain-lain.informasi ini diungkapkan dalam bentuk
simbol-simbol komunikasi yang ditransmisikan kepada orang lain atau
komunikator. Menurut Soekartawi (1988) semua informasi pertukaran yang
berkaitan dengan seputar pertanian. Rogers (1998) menyebutkan bahwa pengirim
berita akan menyampaikan kejadian tersebut kepada penerima berita.
c. Channel (Saluran Media )
Menurut penelitian Cangara (2004) media adalah alat atau sarana yang
digunakan untuk mentransfer pesan dari sumber berita ke penerima berita.
Sedangkan menurut penelitian Effendy (2003) media merupakan saluran
9

komunikasi dimana pemberitaan dari komunikator ke komunikator lain akan


terjadi. Pihak yang menerima berita dari pengirim berita tersebut. Penerima berita
dijalankan oleh individu, kelompok maupun organisasi. Komunikator adalah
orang yang menerima informasi (Soekartawi, 1988). Menurut Mardikanto (1982)
saluran komunikasi adalah sarana atau alat penyampaian informasi, dengan cara
menggunakan komunikator sebagai sumber informasi dan menerima informasi
sebagai sarana penyebaran informasi tersebut.
d. Source (Pengirim)
Semua peristiwa di dalam komunikasi akan melibatkan sumber sebagai
penghasil atau pengirim informasi. Menurut pendapat Effendy (2003) bagi
komunikator dalam rangka melaksanakan komunikasi yang efektif ada dua faktor
penting dalam komunikator yaitu daya tarik komunikator dan kepercayaan
komunikator. Rogers (1998) mengemukakan bahwa ini adalah alat untuk
menyampaikan berita dari sumber berita kepada penerima berita. Menurut
Soekartawi (1988) komunikator adalah orang yang memiliki tugas menyampaikan
informasi kepada komunikator agar komunikasi dapat menerima dan
melaksanakan pesan tersebut di dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Rogers
dalam Sutarto (1991) dengan kata lain, koresponden adalah pengkode, pengirim
berita, sumber atau penyebar informasi, yaitu pihak yang menyampaikan berita
tersebut kepada pihak lain. Menurut Mardikanto (1982) saluran adalah sarana atau
sarana penyebarluasan informasi, sarana penghubung antara penyebar sebagai
sumber informasi dan penerima informasi sebagai sasaran penyebarluasan.
Dapat disimpulkan dari beberapa penjelasan diatas, unsur-unsur
komunikasi terdiri dari beberapa unsur didalamnya termasuk Pengirim (source),
saluran (channel), penerima (receiver) dan pesan (message).

3. Bentuk- Bentuk Dalam Komunikasi


Menurut bentuknya komunikasi terdiri dari :
1)Komunikasi Verbal Simbol atau pesan verbal adalah semua jenis simbol yang
menggunakan satu kata atau lebih (Mulyana, 2005:30). Bahasa dapat juga
dianggap sebagai sistem kode verbal. Bahasa didefenisikan sebagai seperangkat
10

kata yang disusun secara terstruktur sehingga menjadi kalimat yang mengandung
arti (Dewi, 2006:11). Komunikasi verbal sangat penting dalam suatu perguruan
tinggi dan merupakan kunci sukses suatu perguruan tinggi. Begitu pentingnya
komunikasi verbal, sehingga tanpa komunikasi ini aktivitas tidak dapat berfungsi
dengan baik. Berdasarkan aktif atau pasifnya pesrta komunikasi, bentuk
komunikasi verbal dibedakan menjadi dua (Dewi, 2006:11) , yakni :
1.Berbicara dan menulis (speaking dan writing)Dalam menyampaikan pesan,
berbicara pada umumnyalebih disukai daripada menulis karena lebih nyaman dan
praktis. Namun, tidak semua pesan bias dengan tepat disampaikan secara lisan
menggunakan tulisan. Tulisan untuk tujuan organisasi bisa berupa surat dan
laporan.
2. Mendengar dan membaca (listening dan reading) Komunikasi yang efektif
adalah komunikasi yang terjadi du arah. Namun, orang-orang yang terlibat dalam
organisasi cenderung lebih suka memperoleh atau mendapatkan informasi
daripada menyampaikannya. Untuk itu, keterampilan mendengar dan membaca
sangat diperlukan,
Komunikasi satu arah adalah komunikasi yang berlangsung pada satu
pihak saja, sedangkan komunikasi dua arah bersifat timbal balik dan melibatkan
dua pihak. Komunikasi verbal dapat pula berupa tatap muka, wawancara,
konsultasi bersama dan pidato. Komunikasi tatap muka merupakan komunikasi
yang paling umum yakni berupa perintah-perintah, instruksi, permintaan,
penyampaian informasi dan sebagainya melalui pembicaraan antara dua orang
atau lebih. Komunikasi tatap muka ini memiliki beberapa kelebihan, yakni
komunikator dapat mengetahui apakah penerima pesan sudah mengerti akan pesan
yang disampaikan.

Dengan demikian kecerdasan dan pengetahuan umum dari penerima pesan


dalam mengetahui pokok persoalan akan menunjukkan gaya atau cara
penyampaian suatu pesan. Namun selain kelebihan yang dijelaskan diatas,
komunikasi tatap muka ini juga memiliki beberapa kekurangan yakni pada saat
penerima pesan memerlukan petunjuk untuk melaksanakan tugasnya maka tanpa
11

adanya catatan tertulis ada kemungkinan tugas yang dikerjakan menjadi kurang
sesuai dengan yang diperintahkan, dan tentunya hal ini sangat merugikan.
Komunikasi yang baik dan efektif adalah komunikasi dua arah antara
komunikator dan komunikan. Contoh sederhana dari komunikasi dua arah yaitu:
seorang manager pemasaran menjelasksan kepada bawahannya, kemudian setelah
itu ada respon (umpan balik) dari bawahannya yang menyatakan bagaimana
mengatasi/menghindari kendala-kendala yang ada dalam pemasaran sedangkan
komunikasi satu arah mempunyai kekurangan karena bisa saja terjadi miss
communication karena tidak adanya umpan balik. Contoh sederhana dari 34
komunikasi satu arah adalah seseorang yang menyampaikan pesan kepada orang
lain yang dituju, bisa saja pesan itu tidak sesuai dengan yang dimaksud, karena
daya pikir orang untuk menerima informasi berbeda-beda. Jadi, alangkah baiknya
bila suatu Paguyban Karya Salemba Empat Universitas Andalas menggunakan
komunikasi dua arah.

Dengan menggunakan alat komunikasi modern pada suatu organisasi,


maka komunikasi yang baik dapat terlaksana tetapi hal itu tidak menjamin
komunikasi tersebut dapat berjalan dengan baik. Oleh karena itu untuk
melaksanakan komunikasi yang baik pada Paguyuban Karya Salemba Empat
Universitas Andalas adalah adanya jalinan pengertian dari kedua belah pihak.
Alat-alat komunikasi yang modern dan mutakhir hanyalah sebagai alat untuk
membantu melancarkan komunikasi.

Jadi, untuk dapat melaksanakan komunikasi yang baik perlu adanya


pengertian-pengertian antara yang menyampaikan komunikasi dengan yang
menerima komunikasi tersebut, sehingga apa yang di komunikasikan dapat
dimengerti, dipikirkan, dan dapat dilaksanakan. Agar komunikasi yang
disampaikan mudah dimengerti oleh penerima komunikasi, jangan menggunakan
bahasa yang sulit dimengerti oleh penerima komunikasi, tetapi gunakan bahasa
yang sederhana sehingga mudah dimengerti. Meskipun dalam komunikasi
kemungkinan terjadi hambatan-hambatan, tetapi bila kita dapat menghilangkan
hambatan tersebut atau setidaknya dapat menguranginya, maka kemungkinan
12

komunikasi yang dijalankan akan menjadi lebih baik, sehingga kita dapat
memperoleh manfaat.

Komunikasi verbal yang diterapkan di Paguyuban Karya Salemba Empat


Universitas Andalas meliputi komunikasi tertulis dan lisan. Komunikasi lisan
yang ada di Paguyuban Karya Salemba Empat Universitas Andalas meliputi
langsung bertatap muka, melalui telepon, rapat, pidato, dan pengarahan.
Komunikasi tertulis yang ada pada Paguyban Karya Salemba Empat Universitas
Andalas meliputi surat keputusan, memo, suarat tugas kerja dan wewenang, surat
pengumuman, surat balasan/tanggapan dan sebagainya.

2) Komunikasi Nonverbal. Bentuk dasar atau bentuk paling dasar dari komunikasi
adalah komunikasi non verbal. Komunikasi non verbal adalah kumpulan isyarat,
gerak tubuh, intonasi suara, sikap dan sebagainya, yang memungkinkan seseorang
untuk berkomunikasi tanpa kata-kata (Boove dan Thill, 2003:4). Komunikasi non
verbal sering juga disebut isyarat , bahasa isyarat atau bahasa diam (silent
language).Ahli antropologi mengungkapkan bahwa sebelum kata-kata ditemukan,
komunikasi terjadi melalui gerakan badan atau bahasa tubuh (body
language).Adapun yang menjadi contoh yaitu membelakkan mata, atau
mengepalkan tangan sebagai isyarat untuk menyatakan kemarahan atau
mengangguk untuk menyatakan persetujuan. Menurut Mark Knapp (dalam
Cangara, 2004:100), fungsi komunikasi non verbal adalah:

a. Meyakinkan apa yang diucapkan (repetition).

b. Menunjukkan perasaan atau emosi yang tidak bisa diutarakan dengan kata-kata

c. Menunjukkan jati diri sehingga orang lain bisa mengenalnya (identity)

d. Menambah atau melengkapi ucapan-ucapan yang dirasa belum sempurna.

Dari berbagai studi yang pernah dilakukan, komunikasi nonverbal dapat


dikelompokkan dalam beberapa bentuk (Cangara, 2004:101):
13

a. Kinesics Ialah komunikasi nonverbal yang ditunjukkan dengan gerakan tubuh.


Gerakan tubuh dibagi dalam lima kelompok, yakni:

1. Emblems, merupakan isyarat yang memiliki arti langsung pada simbol yang
dibuat oleh gerakan badan. Adapun contohnya, mengangkat jari V artinya victory
atau menang, mengangkat jempol berarti terbaik untuk orang Indonesia, tetapi
terjelek bagi orang India

2. Illustrators, merupakan gerakan badan untuk menjelaskan seseuatu. Misalnya,


besarnya suatu benda atau tinggi rendahnya suatu objek.

3. Affect Display, merupakan isyarat yang terjadi karena dorongan emosional


sehingga berpengaruh terhadap ekspresi muka. Misalnya, tertawa, menagis,
tersenyum, sinis, dan sebagainya.

4. Regulators, merupakan gerakan tubuh yang terjadi di daerah kepala. Misalnya,


mengangguk dan menggelengkan kepala.

5. Adaptory, merupakan gerakan badan yang dilakukan sebagai tanda


kejengkelan. Misalnya, meggerutu, menarik nafas dalam-dalam, dan mengepalkan
tinju.

b. Gerakan mata (eye gaze) Mata adalah alat komunikasi yang paling berarti untik
member isyarat tanpa kata. Gerakan mata dapat mencerminkan isi hati seseorang.
Jika seseorang tertarik pada suatau objek tertentu, maka pandangannya akan
terarah pada objek itu tanpa terputus daalm beberapa saat.

c. Sentuhan (touching) merupakan isyarat yang dilambangkan dengan sentuhan


badan. Ada tiga bentuk sentuhan badan :

1.Kinesthetic, merupakan isyarat yang ditunjukkan dengan bergandengan tangan


untuk mengungkapkan keakraban atau kemesraaan.

2.Sociofugal, merupakan isyarat yang ditunjukkan dengan berjabatan tangan atau


saling merangkul untuk menunjukkan dimulainya persahabatan.
14

3. Thermal, merupakan isyarat yang ditandai dengan sentuhan yang lebih


emosional sebagai tanda persahabatan yang intim. Misalnya, menepuk bahu, adu
tinju, dan adu telapak tangan.

d. Paralanguage Paralanguage ialah isyarat yang ditimbulkan dari tekanan atau


irama suara sehingga penerima dapat memahami sesuatu di balik apa yang
diucapkannya. Adapun contohnya pada kata ‘datanglah’ bisa diartikan betul-betul
mengundang atau sekedar basa-basi.

e. Diam Diam juga merupakan suatu komunikasi nonverbal yang memiliki arti.
Sikap diam sangat sulit diterka dan dapat menimbulan keraguan. Diam dapat
mengandung arti positif atau negatif.

f. Postur Tubuh Manusia lahir ditakdirkan dengan benbgai bentuk tubuh. Masing-
masing bentuk tubuh dapat menggambarkan karakter orang yang bersangkutan.

g. Warna Warna dapat member arti terhadap suatu objek. Misalnya, warna merah
menujukkan kemarahan atau semangat. Sementara warna putih menunjukkan
kesucian atau kebersihan. Suatu Negara atau organisasi dapat dikenal melalui
warna.

h. Bunyi Jika paralanguage dimaksudkan sebagai tekanan suara dari mulut, maka
bunyi yang dimaksudkan di sini adalah suara yang dikeluarkan dari berbagai
benda. Misalnya, lonceng letusan senjata, beduk, tepuk tangan, peluit, dan lain-
lain.

i. Bau Bau juga merupakan bentuk komunikasi nonverbal. Bau bisa dipergunakan
untuk melambangkan status. Misalnya, bau kosmetik dan parfum

Komunikasi nonverbal kurang diterapkan di Paguyuban Karya Salemba


Empat Universitas Andalas karena komunikasi nonverbal bersifat informal,
komunikasi non verbal ini sangat tidak tepat apabila digunakan di lingkungan
kantor, sebab komunikasi non verbal ini hanya menggunakan bahasa tubuh dan
15

panca indera. Biasanya komunikasi nonverbal ini dilakukan oleh staf dan pegawai
yang mempunyai hubungan dekat dan sudah akrab.

B. Organisasi
1. Pengertian Organisasi

Pada umumnya, manusia akan mengikuti atau masuk sebagai anggota


suatu organisasi tertentu, seperti organisasi bisnis, organisasi nirlaba, organisasi
politik, organisasi pekerja, organisasi keagamaan, dan lain sebagainya. Organisasi
adalah sutau unit sosial yang dikoordinasikan secara sengaja, yang terdiri dari dua
orang atau lebih, yang didirikan untuk jangka waktu lama (Haryani, 2001:36).
Menurut Goldhear (Wiryanto, 2005:55), yang namanya organisasi sekurang-
kurangnya meliputi empat pendekatan, yaitu pendekatan ilmiah, pendekatan
hubungan antarmanusia, pendekatan sistem dan pendekatan budaya.

1. Pendekatan Ilmiah Pendekatan ilmiah menganggap bahwa organisasi harus


menggunakan metode-metode ilmiah dalam meningkatkan produktivitas. Studi
pengendalian secara ilmiah akan memungkinkan manajemen mengidentifikasi
cara-cara atau alat untuk meningkatkan produktivitas, dan pada akhirnya akan
meningkatkan keuntungan.

2. Pendekatan Hubungan antar manusia Pendekatan hubungan antarmanusia


berkembang sebagai reaksi terhadap perhatian eksklusif faktor fisik dalam
mengukur keberhasilan organisasi. Salah satu asumsi dasar dari pendekatan
hubungan antarmanusia adalah kenaikan kepuasan kerja akan mengakibatkan
kenaikan produktivitas. Seorang karyawan yang bahagia adalah karyawan yang
produktif. Oleh karena itu, fungsi manajemen adalah menjaga agar karyawan terus
merasa puas.

Pemimpin menciptakan norma-norma dan para anggota kelompok


mengikutinya gilirannya mempengaruhi pekerja, sehingga mereka merasa senang
dan akan menjadi produktif. Pendekatan hubungan antarmanusia sangat
menghargai pemimpin demokratis. Pemimpin tipe ini mendorong anggotanya
16

untuk berpartisipasi dalam menjalankan organisasi dengan memberikan saran-


saran, umpan balik, dan menyelesaikan masalah dan keluhan mereka sendiri.
Semua anggota organisasi harus berpartisipasi dalam pembuatan keputusan, yang
pada akhirnya mempengaruhi mereka. Komunikasi merupakan salah satu alat
penting manajemen dalam usaha mencapai hasil tersebut. Pendekatan hubungan
antarmanusia, mengakui pentingnya kelompok sosial, informal di dalam
organisasi dan memberikan pertimbangan khusus kepada komunikasi antarpribadi
di dalam sub-kelompok organisasi itu.

3. Pendekatan Sistem Pendekatan sistem mengkombinasikan unsur-unsur terbaik


dari pendekatan ilmiah dengan pendekatan hubungan antarmanusia. Pendekatan
ini memandang manusia sebagai suatu sistem, dimana semua bagian berinteraksi
dan setiap bagian mempengaruhi bagian lainnya. Organisasi dipandang sebagai
suatu sistem yang terbuka terhadap informasi baru, responsive terhadap
lingkungan, bersifat dinamis dan selalu berubah. Pendekatan sistem menganggap
bahwa kedua faktor, yakni faktor fisik dan psikologis sebagai pendekatan
manajemen ilmiah, dan faktor sosial serta psikologis sebagai pendekatan
hubungan antarmanusia adalah penting. Setiap faktor mempengaruhi faktor
lainnya. Semua harus dipertimbangkan jika menginginkan organisasi dapat
berfungsi dengan baik. Dalam pendekatan ini, komunikasi membuat sistem
tersebut vital dan tetap hidup. Bila suatu sistem harus bertahan, maka semua
bagian-bagiannya harus dikoordinasikan dan semua kegiatannya disinkronkan.
Komunikasi akan menghubungkan berbagai bagian lainnya dan menghasilkan ide
baru.

4. Pendekatan Budaya Pendekatan budaya adalah pendekatan kontemporer


tentang organisasi. Pendekatan budaya beranggapan bahwa perusahaan harus
dipandang sebagai suatu kesatuan sosial atau budaya. Pada umumnya suatu
kelompok atau kultur sosial selalu memiliki peraturan, seperti : perilaku, peran
dan nilai-nilai. Demikian pula halnya suatu organisasi. Oleh karena itu organisasi
harus mengidentifikasi jenis kultur, norma-norma, atau nilai- nilai yang dianutnya.
Tujuan dari analisis ini adalah untuk memahami bagaimana organisasi berfungsi,
17

bagaiman organisasi mempengaruhi dan dipengaruhi oleh anggotanya dalam


budaya organisasi tersebut. Perspektif budaya memandang organisasi dan para
pekerjanya memiliki seperangkat nilai-nilai dan tujuan yang sama. Seperti halnya
warga negara di dalam sebuah negara. Demikian pula halnya para pekerja
menyumbangkan pertumbuhan dan kemakmuran organisasi. Bagaimana pun juga
para pekerja akan menikmati pertumbuhan dan kemakmuran tersebut. Moral dan
produktivitas pekerja berkaitan erat satu sama lain. Keduanya tidak merupakan
tujuan yang terpisah, tetapi secara integral berkaitan.

2.   Tipe-Tipe Organisasi


Jika dilihat dari orientasi terhadap laba, organisasi terbagi dua tipe
(Sutrisna Dewi, 2006:22), yaitu :
1. Organisasi yang berorientasi laba (profit oriented organization)Organisasi tipe
ini bertujuan memperoleh laba. Laba dipergunakan untuk membiayai operasi dan
pengembangan organisasi. Organisasi tipe ini sering juga disebut organisasi bisnis
atau perusahaan. Dalam organisasi bisnis, pemilik menerima keuntungan ekonomi
terbesar. Adapun contoh yang dapat di ambil adalah hotel, restoran, bank,
perusahaan asuransi, dan lain sebagainya.
2. Organisasi nirlaba (non-porif oriented organization).Organisasi nirlaba
merupakan organisasi yang tidak berorientasi pada laba atau kegiatan yang
dilakukan tidak semata-mata untuk memperoleh laba. Dalam organisasi ini,
pelanggan atau klien menerima keuntungan terbesar. Adapun contohnya adalah
rumah sakit, lembaga pendidikan, panti asuhan, Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM), dan lain sebagainya.

B. Komunikasi Organisasi
1. Pengertian Komunikasi Organisasi

Komunikasi merupakan salah satu aspek terpenting namun juga kompleks


dalam kehidupan manusia. Manusia sangat dipengaruhi oleh komunikasi yang
dilakukannya dengan manusia lain, baik yang sudah dikenal maupun yang tidak
18

dikenal sama sekali.1Istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa


latin, yaitu communicatus yang berarti berbagi ataumenjadi milik bersama. Kata
sifatnya communis yang bermakna umum atau bersama-sama. Dengan demikian
komunikasi menurut Lexicographer (ahli kamus bahasa), menunjuk pada suatu
upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan. Mengenai organisasi,
salah satu definisi menyebutkan bahwa organisasi merupakan satu kumpulan atau
sistem individual yang melalui satu hirarki jenjang dan pembagian kerja, berupa
mencapai tujuan yang ditetapkan. Dengan landasan konsep komunikasi dan
organisasi sebagaimana yang diuraikan, komunikasi organisasi menurut Gold
Halber yaitu arus pesan dalam suatu jaringan yang sifat hubungannya saling
bergantung satu sama lain (the flow of message within a network of
interdependent relationship)

Pengertian komunikasi organisasi dalam buku “komunikasi organisasi


strategi meningkatkan kinerja perusahaan ” adalah perilaku perorganisasian yang
terjadi dan bagaimana mereka yang terlibat dalam proses itu bertransaksi dan
memberi amkna atas apa yang sedang terjadi. Golddhaber (1986) memberikan
definisi komunikasi organisasi sebagai proses penciptaan dan saling menukar
pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung sama lain untuk
mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah. Pengertian
tersebut mengandung beberapa konsep sebagai berikut :

1) Proses Suatu organisasi adalah suatu sistem yang terbuka dan dinamis yang
secara tidak langsung menciptakan saling tukar menukar informasi satu sama lain.
Karena kegiatan yang berulang-ulang dan tiada hentinya tersebut maka dikatakan
sebagai suatu proses.

2) Pesan Pesan adalah susunan simbol yang penuh arti tentang objek, orang,
kejadian yang dihasilkan oleh interaksi dengan orang lain. Pesan dalam organisasi
dapat dilihat menurut beberapa klasifikasi yang berhubungan dengan bahasa,
penerima yang dimaksud, metode difusi, dan arus tujuan dari pesan. Klasifikasi
pesan dalam bahasa dapat dibedakan menjadi 2 (dua) bagian yaitu verbal dan non
19

verbal, dimana pesanverbal dalam organisasi berupa: surat, memo, percakapan,


dan pidato. Sedangkan pesan non verbal dalam organisasi bisa berupa: bahasa
gerak tubuh, sentuhan, ekspresi wajah, dan lain-lain.

3) Jaringan Organisasi terdiri dari satu seri orang yang tiap-tiapnya menduduki
posisi atau peranan tertentu dalam organisasi. Ciptaan dan pertukaran pesan dari
orang-orang ini terjadi melewati suatu set jalan kecil yang dinamakan jaringan
komunikasi. Suatu jaringan komunikasi ini mungkin mencakup hanya dua orang,
beberapaorang atau keseluruhan organisasi. Luas dari jaringan komunikasi ini
dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya: arah dan arus pesan, isi pesan,
hubungan peranan, dan lain-lain.

4) Keadaan saling tergantung Hal ini telah menjadi sifat dalam organisasi yang
merupakan suatu sistem yang terbuka. Bila suatu bagian dari organisasi
mengalami gangguan maka akan berpengaruh kepada bagian yang lainnya dan
mungkin juga kepada seluruh sistem organisasi.

5) Hubungan Karena organisasi merupakan suatu sistem yang terbuka, sistem


kehidupan sosial maka untuk berfungsinya bagian-bagian itu terletak pada
manusia yang ada dalam organisasi. Oleh karena itu hubungan manusia dalam
organisasi yang memfokuskan kepada tingkah laku komunikasi dari orang yang
terlibat suatu hubunngan perlu dipelajari. Sikap, skill, dan moral dari seseorang
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh hubungan yang bersifat organisasi.

6) Lingkungan Yang dimaksud lingkungan adalah semua totalitas secara fisik dan
faktor sosial yang diperhitungkan dalam pembuatan keputusan mengenai individu
dalam suatu sistem. Yang termasuk dalam lingkungan internal adalah personal
(karyawan), staf, golongan fungsional dari organisasi, dan juga komponen lainnya
seperti tujuan, produk, dan lainnya. Organisasi sebagai sistem terbuka harus
berinteraksi dengan lingkungan eksternal seperti: teknologi, ekonomi, dan faktor
sosial. Karena faktor lingkungan berubah-ubah maka organisasi memerlukan
informasi baru untuk mengatasi perubahan dalam lingkungan dengan menciptakan
dan melakukan penukaran pesan baik secara internal maupun eksternal.
20

7) Ketidakpastian Ketidakpastian adalah perbedaan informasi yang tersedia


dengan informasi yang diharapkan. Ketidakpastian dalam organisasi juga
disebabkan oleh terjadinya banyak informasi yang diterima daripada informasi
yang sesungguhnya diperlukan untuk menghadapi lingkungan mereka. Bisa
dikatakan ketidakpastian dapt disebabkan oleh terlalu sedikit informasi yang
didapatkan dan juga karen terlalu banyak informasi yang diterima.

Dari berbagai definisi yang dikemukakan oleh para ahli mengenai


komunikasi organisasi ini dapat disimpulkan definisi komunikasi organisasi
sebagai berkut:1) Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu sistem terbuka yang
dipengaruhi oleh pihka internal maupun eksternal2) Komunikasi organisasi
meliputi pesan, tujuan, arus komunikasi dan media komunikasi3)Komunikasi
organisasi meliputi orang yang mempunyai skill, hubungan dan perasaan yang

2. Alur Komunikasi Organisasi

Dilihat dari arah komunikasi ada dua macam komunikasi yaitu komunikasi
vertikal dan komunikasi horizontal

1)Komunikasi vertikal Dalam komunikasi vertikal dapat dibagi menjadi 2 arah,


yaitu komunikasi ke bawah dan komunikasi ke atas.

a.Komunikasi ke bawah (downward communication)

Proses komunikasi yang berlangsung dari tingkatan tertentu dalam suatu


kelompok atau organisasi ke tingkatan yang lebih rendah disebut komunikasi ke
bawah. Ketika membayangkan para manager berkomunikasi dengan bawahannya,
komunikasi dengan pola kebawah adalah pola yang pada umumnya diperkirakan.
Pola tersebut digunakan oleh para pemimpin untuk mencapai tujuannya. Seperti
untuk memberikan instruksi kerja, menginformassikan suatu peraturan dan
prosedur-prosedur yang berlaku kepada anak buahnya, menentukan masalah yang
perlu perhatian. Tetapi komunikasi dalam bentuk ini tidak selalu harus secara
lisan atau bertatap muka secara langsung. Memo ataupun surat yang
dikirimkanoleh direksi kepada bawahannya juga termasuk komunikasi ke bawah.
21

Dalam banyak organisasi, komunikasi ke bawah sering kali tidak mencukupi dan
tidak akurat, seperti terjadi dalam pernyataan yang sering kali dengar dari anggota
organisasi bahwa tidak memahami apa yang sesungguhnya terjadi. Keluhan-
keluhan seperti ini menunjukkan terjadinya komunikasi yang tidak efektif dan
butuhnya individu-individu akan informasi yang relevan dengan pekerjaan
mereka. Informasi dari atasan ke bawahan meliputi:

a) Informasi tentang bagaimana melakukan pekerjaan.

b) Informasi tentang dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaannya.

c) Informasi tentang kebijakan dan praktik organisasi.

d) Informasi tentang kinerja pegawai.

e) Informasi untuk mengembangkan rasa memiliki

b.Komunikasi ke atas (Upward communication)

Sebuah organisasi yang efektif membutuhkan komunikasi ke atas sama


banyaknya dengan komunikasi ke bawah. Dalam situasi seperti ini, komunikator
berada pada tingkat yang lebih rendah dalam hierarki organisasi daripada
penerima pesan. Beberapa bentuk komuniaksi ke atas yang paling umum
melibatkan pemberian saran, pertemuan kelompok, dan protes terhadap prosedur
kerja. Ketika komunikasi ke atas tidak muncul, orang sering kali mencari
sejumlah cara untuk menciptakan jalur komunikasi ke atas yang tidak formal.
Pengertian komunikasi ke atas menurut Soekardi Ds ialah “Kegiatan bawahan
untuk menyampaikan keterangan, ide, pendapat, dan pernyataan lain kepada
pimpinan dengan maksud mempengaruhi tingkah laku dan perbuatan
pimpinan”Komunikasi ke atas berperan menjalankan beberapa fungsi penting.
Gary Kreps, seorang peneliti dalam bidang komunikasi organisasi, menemukan
beberapa di antaranya:

a) Komunikasi ke atas menyediakan umpan balik bagi para manager mengenai


isu-isu organisasi terbaru, masalah yang dihadapi, serta informasi mengenai
22

operasi dari hari ke hari yang diperlukan untuk pengambilan keputusan mengenai
bagaimana menjalankan organisasi.

b) Hal ini merupakan sumber utama bagi manajemen untuk mendapatkan umpan
balik untuk menentukan seberapa efektif komunikasi ke bawah dalam organisasi.

c) Hal ini dapat mengurangi ketegangan pada karyawan dengan memberikan


kesempatan pada anggota organisasi pada tingkat lebih rendah untuk membagikan
informassi yang relevan dengan atasannya.

d) Hal ini mendorong partisipasi dan keterlibatan karyawan, dan karenanya


meningkatkan kohesivitas organisasi.

Sedangkan menurut buku Manajemen dan perilaku organisasi, pentingnya


komunikasi ke atas adalah:

a) Memeberi informasi berharga untuk pembuatan keputusan.

b) Mendorong keluh kesah muncul ke permukaan sehingga penyelia tahu apa


yang mengganggu mereka.

c) Memberitahu penyelia kapan bawahan siap memberikan informasi.

d) Menumbuhkan apresiasi dan loyalitas kepada organisasi dengan memberi


kesempatan kepada pegawai untuk mengajukan pertanyaan dan menyumbang
gagasan.

e) Mengizinkan penyelia untuk menentukan apakah bawahannya memahami apa


yang diharapkan dari aliran informasi ke bawah

f) Membantu pegawai mengatasi masalah pekerjaan mereka.

3. Fungsi Komunikasi Organisasi

1. Fungsi informatif

Maksud dari informatif adalah seluruh anggota dalam suatu organisasi


berharap dapat memperoleh informasi yang lebih tepat. Informasi yang didapat
23

dapat setiap anggotanya melaksanakan tugas secara pasti. Pada dasarnya,


informasi dibutuhkan oleh semua orang yang mempunyai perbedaan kedudukan
dalam suatu organisasi. Orang-orang dalam tatanan manajemen membutuhkan
informasi untuk membuat suatu kebijakan dalam organisasi ataupun untuk
menyelesaikan konflik yang terjadi di dalam organisasi tersebut. Bawahan juga
membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaannya, disamping itu,
informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, prosedur
perizinan cuti dan sebagainya.

2. Fungsi regulatif

Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang dita’ati


dalam suatu organisasi. Ada dua hal yang berpengaruh dalam fungsi regulatif ini :

a. Atasan atau orang-orang yang berada dalam tatanan manajemen memiliki


kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Mereka
juga mempunyai wewenang untuk memberikan perintah atau intruksi, sehingga
dalam struktur organisasi kemungkinan mereka ditempatkan pada lapisan atas
supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sesuai intruksi. Namun, sikap bawahan
untuk menjalankan perintah banyak bergantung pada:

1.Keabsahan pimpinan dalam menyampaikan perintah.

2.Kekuatan pemimpin dalam memberi sanksi

3.Kepercayaan bawahan terhadap atasan sebagai seorang pemimpin sekaligus


sebagai pribadi

4.Tingkat kredibilitas pesan yang diterima bawahan

b. Berkaitan dengan pesan. Pesan –pesan regulatif pada dasarnya berorientasi


pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang
pekerjaan yang boleh atau tidak boleh untuk dilakukan
24

3. Fungsi persuasif

Dalam mengatur suatu organisasi tidak cukup dengan mengandalkan


kewenangan dan kekuasaan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang
lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberiperintah. Sebab
pekerjaan yang dilakukan secara suka rela akan lebih menghasilkan kepedulian
yang lebih besar dibanding dengan pimpinan yang sering memperlihatkan
kekuasaan dan kewenangannya.

4. Fungsi integratif

Setiap organisasi berusaha untuk menyediakansaluran yang


memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dna pekerjaan dengan baik.
Ada dua saluran komunikasi formal yang terjadi dalam setiap organisasi yaitu
seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut dan laporan kemajuan
organisasi. Juga saluran komunikasi informasi seperti perbincangan antar pribadi
selama jam istirahat kerja, kegiatan pertandingan olahraga, ataupun kegiatan
darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk
berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi.

3. Pola Komunikasi Organisasi

Orang-orang di dalam organisasi akan saling melakukan komunikasi yang


di koordinasikan secara sengaja (Dewi: 2006:23). Komunikasi yang terjadi antara
orang-orang di dalam organisasi disebut komunikasi internal. Di samping itu,
organisasi juga perlu melakukan komunikasi dengan pihak luar, seperti pemasok,
pelanggan, kreditur, dan lain sebagainya. Komunikasi yang terjadi antara
organisasi dengan pihak luar di sebut dengan komunikasi internal. Masing-masing
organisasi akan memilih caranya sendiri untuk menyampaikan informasi.
Pemilihan cara berkomunikasi akan berpengaruh terhadap efektivitas komunikasi.
Jika ditinjau dari sudut formalitas, saluran komunikasi terdiri atas saluran formal
dan informal (Liliweri, 2004:72) :
25

1. Saluran Komunikasi Formal Saluran komunikasi merupakan saluran


komunikasi resmi yang mengikuti rantai komando dalam struktur organisasi suatu
perusahaan (Dewi, 2006:23). Saluran komunikasi formal pada Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara memiliki struktur organisasi yang menunjukkan
hierarki antarbagian atau divisi. Komunikasi formal bisa terjadi secara vertikal
maupun horizontal.

Peluang terjadinya kesalahan pada setiap mata rantai komunikasi cukuplah


besar. Tingkat paling bawah mungkin hanya menerima sebagian informasi atau
bahkan menerima informasi yang salah. Apabila organisasi bergantung pada
informasi formal saja, maka kemungkinan besar akan terjadi salah pengertian
(distorsi). Di samping itu komunikasi formal dapat menyebabkan organisasi
terkotak-kotak dan selanjutnya menghambat kelancaran komunikasi lintas bagian
dalam perusahaan.

2. Saluran Komunikasi Informal Bagan informasi formal menunjukkan bagaimana


seharusnya informasi mengalir dalam organisasi atau perusahaan. Namun pada
kenyataannya, sebagian besar organisasi juga memiliki saluran komunikasi
informal di samping komunikasi formal. Komunikasi informal mengabaikan
hierarki organisasi. Komunikasi informal seing disebut desas-desus, rumor, atau
seletingan.
Percakapan antarindividu dalam organisasi tidak bisa dihindari.
Percakapan tersebut biasanya menyangkut masalah pribadi, misalnya keadaan
keluarga, kegemaran, keluhan, kekhawatiran, dan lain sebagainya. Namun
demikian, dari hasil survei diperoleh bahwa 80% dari informasi informal yang
mengalir adalah informasi yang menyangkut masalah bisnis (Bovee dan Thill,
2003:11). Misalnya, perubahan-perubahan dalam kebijaksanaan perusahaan,
potensi dipromosikan, pemutusan hubungan kerja (PHK), kompensasi, dan lain
sebagainya. Desas-desus biasanya berkembang aktif selama periode-periode
perubahan atau ketika orang-orang mengalami ketakutan.
26

BAB III

CONTOH KASUS KOMUNIKASI ORGANISASI PAGUYUBAN KSE


UNAND

A. Komunikasi Organisasi Pada Paguyuban Karya Salemba Empat


Universitas Andalas

Karya Salemba Empat (KSE) merupakan sebuah yayasan yang


memberikan bantuan pendidikan kepada beberapa perguruan tinggi yang ada di
Indonesia, termasuk di Universitas Andalas. Selain memberikan bantuan finansial,
KSE juga mewadahi mahasiswa dengan program-program pelatihan, seperti
Program Kewirausahaan Sosial dan Program Teknologi untuk Indonesia, serta
Program Sosial yang dilaksanakan oleh para penerima beasiswa dalam
paguyuban. Dengan adanya paguyuban, mahasiswa dapat melatih kepemimpinan
dan soft skills melalui berorganisasi, guna mempersiapkan mahasiswa menjadi
calon pemimpin masa depan bangsa (Scholarships Karya Salemba Empat, 2016).
Paguyuban KSE Unand memiliki visi menjadikan paguyuban KSE Unand
sebagai paguyuban yang kompeten, dan sebagai role model (teladan) baik dari
segi kekeluargaan, disiplin, prestasi maupun program kerja. Misi paguyuban KSE
Unand diantaranya menerapkan manajemen partisipatif kepada seluruh anggota
paguyuban KSE Unand, menanamkan disiplin yang tinggi kepada seluruh
penerima, mengadakan kegiatan tahunan yang ditujukan kepada penerima maupun
alumni paguyuban KSE Unand,mengadakan program kerja dan kegiatan yang
kontinui dan bermanfaat bagi masyarakat sebagai bentuk pengabdian masyarakat,
melibatkan seluruh penerima didalam struktur kepengurusan paguyuban KSE
Unand, menerapkan azas kekeluargaan di paguyuban KSE Unand (Karya Salemba
Empat Univrsitas Andalas, 2017).

Berpartisipasi aktif yang dimaksud dengan memberikan kontribusi atau


keikutsertaan dalam seluruh kegiatan paguyuban KSEUnand, seperti kehadiran ke
sekretariat, mengikuti rapat, menjalankan program kerja divisi, kegiatan dari
27

donatur, dan kegiatan wajib paguyuban. Kegiatan wajib paguyuban diantaranya


musyawarah besar, roadshow (evaluasi), paguyuban on camp, sosialisasi dan open
recruitment KSEUnand. Kegiatan dari donatur berupa pemberian pelatihan kepada
anggota paguyuban KSE se-Indonesia yang diadakan oleh donatur, salah satunya
BPJS ketenagakerjaan, kemudian anggota memberikan sosialisasi mengenai BPJS
ketenagakerjaan kepada masyarakat di daerah masing-masing. Paguyuban KSE
Unand memiliki tujuh divisi yang menjalankan program kerja (proker), yaitu
divisi pendidikan, pengabdian masyarakat, rumah anak cerdas (racer),
kewirausahaan, humaniora, humas, dan kestari.

Beberapa proker divisi diantaranya divisi pendidikan yaitu FGD, debat,


dan pelatihan, seperti pelatihan public speaking serta pelatihan jurnalistik. Proker
divisi pengabdian masyarakat diantaranya Paguyuban KSE Unand peduli bencana,
donor darah, penggalangan dana, dan bakti sosial ke panti asuhan. Proker divisi
rumah anak cerdas (racer) diantaranya proses belajar mengajar racer, try out KSE
Nusantara (toksen) KSE Unand. Proker divisi kewirausahaan salah satunya
pelatihan soft skill kewirausahaan(Karya Salemba Empat Univrsitas Andalas,
2017).

Komunikasi dalam organisasi adalah komunikasi yang dilakukan ketua,


baik dengan para anggota paguyuban maupun dengan khalayak yang ada
kaitannya dengan organisasi, dalam rangka pembinaan kerja sama yang serasi
untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi (Effendy, 2001:214). Dalam
mencapai tujuan organisasinya, Paguyuban Karya Salemba Empat yang bergerak
dalam berbagai bidang baik dibidang kemanusiaan pendidikan dan lain-lain.
Paguyuban Karya Salemba Empat dalam mengambil keputusan selalu
dilaksanakan komunikasi antara anggota dengan ketua kemudian selalu ketua
yang mengambil keputusan dalam menentukan sebuah tujuan akhir kegiatan yang
dilaksanakan. Ketua Paguyuban Karya Salemba Empat selalu menjalin
komunikasi dengan anggota agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelum
dibentuknya kepengurusan. Untuk itulah instansi ini akan senantiasa menjaga
kekompakan dari atasan kepada bawahan dan sebaliknya, agar mampu
28

meningkatkan prestasi kerja karyawan dalam mencapai tujuan perusahaan sebagai


salah satu wadah penyampai informasi kepada publik.

Arus komunikasi organisasi Paguyuban Karya Salemba Empat Universitas


Andalas dalam melakukan komunikasi memilki dua alur yang pertama alur
komunikasi kebawah dimana ketua berkoordinasi dengan koordinator-
koortdinatornya kemudian koordinator berkoordinasi dengan anggotanya.
Paguyuban ini juga melakukan komunikasi keatas dengan anggota sampai kepada
ketua dalam menyampaikan pesan yang bermaksud untuk kemajuan paguyubn
bersama nantinya. Komunikasi juga dilaksanakan secara lisan dalam rapat- rapat
dalam mengangkat sebuah kegiatan yang diangkatkan oleh paguyuban, ada juga
beberapa komunikasi yang dilaksanakan secara tulisan yang dilaksanakan di
paguyuban tetapi komunikasi yang dilaksanakan secara tulisan kurang maksimal
dalam penyampaian pesannya kepada anggota paguyuban.

Didalam Paguyuban Karya Salemba Empat masih terdapat komunikasi


yang kurang efektif dan hal tersebut memicu terjadinya miss communication.
Banyak hal yang dapat menyebabkan terjadinya miss communication, bisa
disebabkan karena persepsi atau tanggapan penerima, bahasa yang digunakan dan
tidak lengkapnya pesan komunikasi itu disampaikan. Hal tersebut tentu akan
sangat menghambat kinerja dan operasional didalam paguyuban KSE Universitas
Andalas. Miss communication juga kerap terjadi dalam sebuah paguyuban karena
kurangnya koordinasi dan pengawasan yang baik dari seorang pimpinan kepada
anggota organisasi paguyuban karya salemba empat universitas andalas.
Meskipun nyaris mustahil menyamakan persepsi individu-inividu dalam
organisasi, tetapi melalui kegiatan komunikasi yang terencana dan substansi
isinya terdesain, minimal terjadi proses penyebarluasan dimensi-dimensi
organisasi pada setiap orang.
29

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Analisis Komunikasi Organisasi Pada Paguyuban Karya Saelemba Empat


Universitas Andalas

Setelah dilaksanakan wawancara singkat dengan penerima Beasiswa


Paguyuban Karya Salemba Empat menguraikan semua tentang komunikasi seperti
yang telah dipaparkan , maka selanjutnya adalah menganalisis dan mengevaluasi
komunikasi yang terdapat pada Paguyuban Karya Salemba Empat Universitas
Andalas secara keseluruhan. Komunikasi yang diterapkan pada Paguyuban Karya
Salemba Empat Universitas Andalas adalah komunikasi dua arah. Komunikasi
yang terjadi adalah komunikasi vertikal, horizontal, dan diagonal. Komunikasi
vertikal meliputi komunikasi keatas dan kebawah. Komunikasi vertikal yang
terjadi pada Paguyuban Karya Salemba Empat Universitas Andalas misalnya
komunikasi antara Koordinator divisi dengan staf divisi yang berada di
paguyuban. Sedangkan komunikasi keatas berarti sebaliknya. Komunikasi
horizontal yang terjadi di Paguyuban Karya Salemba Empat Universitas Andalas
misalnya komunikasi antara sesama Koordinator Divisi dengan Divisi Lainnya.
Komunikasi antara sesama staf divisi pada masing masing divisi, komunikasi
antara sesama Staf dan staf lainnya yang berada di paguyuban tersebut.

Komunikasi diagonal yang terjadi pada Paguyban Karya Salemba Empat


Universitas Andalas seperti komunikasi antara koordinator divisi dengan staf
yang berada dalam divisinya maupun divisi orang lain. Begitu pula komunikasi
antara Staf dengan koordinator divisi, Proses komunikasi antara Ketua Paguyuban
Dengan dengan Pembantu Koordinator-Koordinator divisi masing-masing di
Paguyuban Karya Salemba Empat Universitas Andalas berupa lisan dan tulisan.
Komunikasi lisan yang dilakukan Ketua Paguyuban Dengan Koordinatior divisi
misalnya langsung bertatap muka, melalui telepon, dan rapat yang disebut dengan
rapat pimpinan. Komunikasi tulisan yang dilakukan Ketua Paguyuban dengan
Koordinator Paguyuban misalnya berupa surat keputusan, memo, surat tugas kerja
dan wewenang, surat pengumuman, surat balasan / tanggapan, dan sebagainya.
30

Proses komunikasi secara lisan antara Ketua dengan Staf dan Anggota
sering terjadi dianatar mereka dalam berbagai hal dan kesempatan yang ada karna
dengan komunikasi akan menjalin silaturahmi diantara paguyuban karya salemba
empat Universitas Andalas. Sedangkan komunikasi secara tulisan antara Ketua
Paguyuban dengan Staf dan anggota misalnya berupa surat keputusan, memo,
surat tugas kerja dan wewenang, surat pengumuman, surat balasan / tanggapan,
dan sebagainya. Proses komunikasi antara Koordinator dengan Staf dan anggota
paguyuban Karya Salemba Empat Universitas Andalas juga berupa lisan dan
tulisan. Komunikasi lisan yang dilakukan Pembantu Ketua Paguyuban dengan
Staf dan anggota misalnya langsung bertatap muka, melalui telepon, dan rapat.
Tetapi hal ini jarang terjadi karena komunikasi secara tertulis yang paling sering
dilakukan dikarenakan ketua paguyuban sedang mengikuti acara diluar kota dan
daerah tidak bisa berada di paguyuban dalam waktu yang lama, misalnya berupa
surat keputusan, memo, surat tugas kerja dan wewenang, surat pengumuman,
surat balasan / tanggapan, pengumuman atau penyampaian informasi melalui
papan pengumuman yang ada pada ruang tamu dan sebagainya.

Dalam bidang kemanusiaan misalnya adanya kebanjiran dan bencana alam


ketua langsung berkomunikasi dengan koordinator pengabdian masyarakat agar
mengkomunikasikan dengan semua anggota paguyuban ytang berada ditempat,
kemudian misalkan adanya pengumuman dari paguyuban pusat itu ketua langsung
berkomunikasi dengan humas agar memberitahu kepada semua anggota paguyban
yang berada didalamnya dan yang terakhir jika ada masalah internal didalam
paguyuban ketua paguyban langsung berkoordinasi dengan humaniora dengan
mengkomunikasikannnya dengan pihak yang bermasalah.

Proses komunikasi antara sesama staf biasanya secara lisan dan bersifat
pribadi (informal). Komunikasi antara sesama staf terjalin cenderung lebih santai,
akrab, dan tidak kaku. Komunikasi antara sesama staf ini biasanya menggunakan
bahasa yang mudah dipahami antara satu sama lain dan cenderung lebih fleksibel.
Begitupula dengan komunikasi antara staf dengan anggota yang berada di
Paguyban Karya Salemba Empat Universitas Andalas tersebut. Hal seperti ini
31

juga terjadi dalam komunikasi antara sesama staf dan anggota. Di dalam kegiatan
komunikasi, terkadang timbul kesalahpahaman.

Begitupula dengan yang terjadi pada Paguyuban Karya Salemba Empat


Universitas Andalas. Hal ini disebabkan oleh adanya faktor penghambat
komunikasi antara pengirim dan penerima pesan. Penulis akan menguraikan
tentang kesalahpahaman yang sering terjadi pada Paguyban Karya Salemba empat
Universitas Andalas berdasarkan bagian – bagian bidang yang ada pada
Paguyuban Karya Salemba Empat Universitas Andalas tersebut.
a. Bidang Humas
Menurut penulis pada bidang humas sering terjadi kesalahpahaman
dikarenakan banyak informasi yang harus disampaikan kepada anggota dalam
waktu yang sangat mepet sedangkan informasi sangat banyak sehingga anggota
dari humas kewalahan dalam mengelol informasi tersebut. Tetapi dari situ mereka
juga mengerti akan satu sam lain dan mereka juga meningkatkan komunikasi yang
terjalin satu sama lain agar tidak terjadi kesalahpahaman lagi dan mereka juga
saling menjaga silaturahmi satu sama lain dan tidak ada dendam.
b. Bidang Kestari
Pada bidang kestari tidak pernah terjadi antara miss communication
sesama staf maupun dengan anggota luar stafnya. Di bidangb kestari mereka
saling menghargai satu sama lain dan dapat berkomunikasi dengan baik.
c. Bidang Pengmas
Pada bidang kestari pernah terjadi antara miss communication sesama staf
maupun dengan anggota luar stafnya,diakrenakan pemberi pesan dalam
menyampaikan pesan kadang terlambat dalam menyampaikannya sehingga tidak
sampai pada anggotanya masing masing.
d. Bidang Humaniora
Kesalahpahaman di bagian akademik terjadi disebabkan karena pada saat
berkomunikasi ada perbedaan dalam menafsirkan kata / kalimat yang
disampaikan.
32

e. Bidang Rumah Anak Cerdas


Kesalahpahaman di bagian akademik terjadi disebabkan karena pada saat
berkomunikasi ada perbedaan dalam menafsirkan kata / kalimat yang
disampaikan.

B. Model Komunikasi yang Dilaksanakan Oleh Ketua, Koordinator dan Staff


Paguyban Karya Salemba Empat Universitas Andalas dalam Melaksanakan
Komunikasi

Model komunikasi yang diterapkan di Paguyuban Karya Salemba Empat


Universitas Andalas Sebagai Berikut:

1. Komunikasi ke bawah merupakan pesan yang dikirim dari tingkat hierarki yang
lebih tinggi ke tingkat yang lebih rendah. Perintah seringkali merupakan contoh
untuk komunikasi ke bawah (Rumanti, 2002:92). Bersamaan dengan pemberian
perintah tersebut biasanya diikuti dengan penjelasan prosedur, tujuan dan
sejenisnya. Model komunikasi yang diterapkan di Paguyuban ini komunikasi
keatas yang dimana Ketua Berkomunikasi dengan Koordinator, staf dan Anggota

Paguyuban. Kemudian koordinator berkomunikasi dengan anggota dan staff yang


berada dibawahnya saling menjaga silaturahmi.
Ketua Paguyuban

Ko
mu
nik
asi
ke Koordinator
ba
wa
h

Staff
33

Anggota

2. Kemudian model komunikasi yang kedua yang digunakan didalam paguyuban


adalah komunikasi keatas. Komunikasi ke atas merupakan pesan yang dikirim
dari tingkat hierarki yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi (Wiryanto,
2005: 56). Bentuk komunikasi keatas paguyuban karya salemba empat universitas
andalas adalah surat pertanggungjawaban, saran, pengaduan dan permintaan untuk
diberikan keputusan. Komunikasi keatas paling sering berbentuk konsultasi antara
ketua dengan koordinator,koordinator dengan staf dan anggota, dengan memberi
kesempatan kepada pihak staff untuk mengajukan pendapat serta membahas
masalah yang dialami didalam paguyuban. Komunikasi keatas di paguyuban
karya salemba empat universitas andalas misalnya komunikasi antara
korordinator, staf, kepada ketua dan jajarannya.

Ketua Paguyuban

K
o
m
Koordinator
u
ni
ka
si
Staff ke
at
as

Anggota

3. Pada Paguyuban Karya Salemba Empat Universitas Andalas, komunikasi


horizontal ini perlu ditingkatkan perannya. Dengan bertambahnya penggunaan
34

bidang jasa spesialisasi keharusan itu jelas tergambar. Pada jenjang dewan direksi
arus horizontal terwujud dengan diadakanya rapat senat. Pada jenjang kebawah
manfaat rapat dapat digunakan untuk tujuan yang sama. Bentuk komunikasi
horizontal seperti ini pada paguyuban karya salemba empat universitas andalas
seperti komunikasi antara sesama staff, sesama anggota, dan sesama koordinator.

4. Komunikasi diagonal juga terjadi di paguyuban karya salemba empat


universitas andalas misalnya komunikasi yang terjadi antara staf dengan
koordinator dari divisi yang ada didalam paguyuban karya salemba empat.

Komunikasi yang sering terjadi didalam paguyuban adalah komunikasi


yang dilaksanakan secara lisan disampaikan secara langsung kepada yang
bersangkutan melalui raopat-rapat dan agar pesan dapat tersampaikan komunikasi
secara lisan sering digunakan didalam paguyuban ini. Komunikasi secara tulisan
juga pernah dilaksanakan di paguyuban ini dalam memberikan peraturan-
peraturtan terbaru yang harus diterapkan di paguyuban karya salemba empat
universitas andalas.
35

B. Strategi Komunikasi yang Dilaksanakan Oleh Ketua jika Terjadi Miss


Communication dan konflik terjadi di Paguyuban Karya Salemba Empat
Universitas Andalas

Strategi yang dilaksanakan oleh ketua dan koordinator jika terjadi miss
communication dan konflik didalam paguyuban adalah sebagai berikut
Model komunikasi yang diterapkan di Paguyuban Karya Salemba Empat
Universitas Andalas Sebagai Berikut:
1. Akomodatif (Accomodating)

Inti dari strategi akomodatif ini adalah menampung semua keinginan dari
pihak-pihak yang berkonflik, yang bahkan seringkali bertentangan dengan
kemauan salah satu pihak.Penggunaan strategi akomodasi sering terjadi ketika
salah satu pihak ingin menjaga suasana kerja yang damai, tanpa konflik, atau
menganggap bahwa masalah tersebut masalah kecil yang dapat ditoleransi.

2. Menghindar (Avoiding)

Strategi menghindar adalah upaya untuk menunda konflik tanpa batas.


Dengan menunda atau mengabaikan konflik, avoider berharap masalah akan
selesai dengan sendirinya seiring dengan waktu tanpa konfrontasi.Pada umumnya,
mereka yang aktif menghindari konflik memiliki harga diri rendah atau
memegang posisi/jabatan yang rendah yang merasa tidak berdaya menghadapi
konflik secara langsung.

3. Mengkolaborasikan (Collaborating)

Kolaborasi dilakukan dengan cara mengintegrasikan ide-ide dari beberapa


orang yang berkonflik. Tujuannya adalah untuk menemukan solusi kreatif yang
dapat diterima oleh semua orang. Strategi kolaborasi memang cukup baik dalam
mengikat komitmen masing-masing pihak, namun dalam menerapkan strategi ini,
perlu hati-hati karena tidak semua konflik dapat diselesaikan dengan strategi ini.
36

4. Mengkompromikan (Compromising)

Strategi mengorbankan biasanya panggilan untuk kedua belah pihak untuk


menyerahkan unsur posisi mereka untuk mendirikan sebuah diterima, jika tidak
menyenangkan, solusi. Strategi ini berlaku paling sering dalam konflik di mana
pihak-pihak memegang kekuasaan kurang lebih setara. Pemilik usaha sering
mempekerjakan kompromi selama negosiasi kontrak dengan bisnis lain ketika
masing-masing pihak berdiri untuk kehilangan sesuatu yang berharga, seperti
pelanggan atau layanan yang diperlukan. Strategi ini time consuming, perlu waktu
untuk mendiskusikan titik-titik kesamaan dan kesepakatan dalam memecahkan
masalah.
5. Mengkompetisikan (Competing)

Kompetisi dicirikan dengan adanya pihak menang dan lainnya kalah.


Strategi penanganan konflik dengan membuat kompetisi dapat menjadi pilihan
terbaik karena seringkali meningkatkan produktifitas. Pihak-pihak yang
berkompetisi termotivasi untuk mengalahkan satu sama lain. Dalam penggunaan
strategi ini, yang perlu diantisipasi adalah aturan yang jelas tentang etika
berkompetisi supaya tidak bersifat saling menjatuhkan dengan berbagai cara.
Pilihan strategi yang tepat manajemen konflik dalam organisasi dan eksekusi yang
konsisten, dalam banyak kasus justru akan mendongkrak kinerja perusahaan
menjadi lebih baik.

6. Mengajak berbicara dengan orang yang menerima pesan terjadinya


kesalahpahaman dan membicarakannya sampai selesai sehingga permmasalahan
yang terjadi selesai.

7. Dominansi Penekanan

Dominansi atau kekerasan yang bersifat otokratik. Ketaatan harus


dilakukan oleh fihak yang kalah pada otoritas yang lebih tinggi atau kekuatan
37

yang lebih besar. Meredakan atau menenangkan, metode ini lebih terasa
diplomatis dlm upaya menekan dan meminimalkan ketidaksepahaman.

8. Jika Strategi yang diatas tidak bisa digunakan lagi maka kembali kepada
peraturan bagaimana dalam mengatasi permasalahan atau miss communication
yang terjadi di paguyuban tersebut.
38

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari Hasil Pembahasan yang telah dikemukakan diatas tentang


komunikasi oorganisasi pada Paguyuban Karya Salemba Empat Universitas
Andalas maka dapat disimpulkan :
1. Komunikasi yang terjadi di Paguyuban Karya Salemba Empat merupakan
komunikasi dua arah yang terjadi didalamnya. Dalam mengadakan pertemuan
mereka dalam melakukan komunikasi vertikal dalam bertukar pikiran dan
menyampaiakan informasi apa yang diberikan kedalam forum, komunikasi lisan
sering juga digunakan didalam paguyuban karya salemba empat universitas
andalas. Meskipun komunikasi sudah sangat bagus didalam paguyuban terkadang
dalam menyampaikan pesan terjadi misscommunication antara anggota
paguyuban.

2. Model Komunikasi yang sering digunakan di Paguyuban Karya Salemba Empat


Universitas Andalas ada model kounikasi kebawah, model komunikasi keatas,
model komunikasi vertikal dan diagonal. Dalam menyampaikan pesan seluruh
anggota paguiyuban berkomunikasi dengan menggunakan lisan jarang sekali
komunikasi dilaksanakan dengan menggunakan tulisan kecuali adanya hal hal
penting yang tidak bisa ditinggalkan oleh ketua paguyuban.

3. Strategi yang dilaksanakan oleh ketua dalam menyelesaikan masalah miss


communication diantara anggota paguyuban antara lain: 1. Akomodatif, 2.
Menghindar, 3. Mekolaborasikan, 4. Mengpromosikan, 5. Mengambil Jalan
Tengah dan 6. Terjadi penekanan didalam menyelesaikan konflik.
39

B. Saran

Komunikasi yang dilaksanakan oleh Paguyuban Karya Salemba Empat sudah


sangat bagus dalam berkomunikasi dan harus dilanjutkan dan ditingkatkan dalam
prosesnya sehingga tidak terjadi lagi miss communication diantaranya. Hubungan
saling anggota harus diperkuat lagi agar tidak terjadi misscomunnication diantara
anggota. Mampu menimalkan kesalahpahaman yang terjadi didalam komunikasi
di Paguyuban agar tidak terjadi perselisihan.
40

DAFTAR PUSTAKA

Suprapto, 2009. Komunikasi Organisasi, Jakarta :Edisi V. Cetakan ketujuh

Boove, L. Courtland dan John V. Thill. 2002. Komunikasi Bisnis. Buku Pertama,
Edisi Bahasa Indonesia, Edisi Keenam. Jakarta: PT Prenhalindo Jakarta.

Boove, L. Courtland dan John V. Thill. 2003. Komunikasi Bisnis. Buku Kedua,
Edisi Bahasa Indonesia, Edisi Keenam. Jakarta: PT Indeks Kelompok
Gramedia.

Cangara, Hafied. 2006, Pengantar Ilmu Komunikasi, Edisi I. Jakarta: PT Raja


Grafindo Persada.

Dewi, Sutrisna. 2007, Komunikasi Bisnis, Edisi I. Yogyakarta: Andi.

Effendy, Uchana, 2001, Sistem Informasi Manajemen, Bandung: Penerbit


Remaja.

Haryani, Sri. 2001. Komunikasi Bisnis.Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Liliwei, 2004, Fungsi Komunikasi dalam Organisasi. Bandung : Penerbit remaja

Moss, Conrad , 2005.IlmuKomunikasi , Buku pertama, Edisi Bahasa


Indonesia,Jakarta PT. Gramedia.

Pace, Wayne dan Faules. 2001, Komunikasi Organisasi-strategi meningkatkan


kinerja perusahaan, Bandung: Redmadja Rosda Karya.

Robins dan Coulter, 2002, Prinsip Perilaku Organisasi, Edisi V, Cetakan ketujuh,
Jakarta: Erlangga.

Rumanti, 2002, Komunikasi Organisasi, Jakarta, Edisi I. Erlangga.

Suprapto, 2009. Komunikasi Organisasi, Jakarta :Edisi V. Cetakan ketujuh

Anda mungkin juga menyukai