OLEH :
RONY RAHMAT HIDAYAT HASIBUAN
2021662001
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan
dalam menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya,
penulis tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa
shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi agung Muhammad SAW yang
syafa’atnya kita nantikan kelak. Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT
atas limpahan nikmat sehat-Nya, sehingga makalah “DILEMA PENYULUHAN
DALAM RANGKA KETAHANAN PANGAN DAN AMPUTASI
BIROKRASI ”
Demikian yang dapat penulis sampaikan. Akhir kata, semoga tulisan dalam
makalah ini bermanfaat.
DAFTAR ISI
Halaman
KATAPENGANTAR...................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................
BAB II. ISI……………………....................................................................
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dua dekade terakhir, ketahanan pangan ini telah menjadi isu global,
termasuk di Indonesia. Global Food Security Index pada Tahun 2017,telah
menempatkan Indonesia sebagai negara dengan peringkat ke-69 dari 113 negara
di dunia dalam hal ketahanan pangan. Posisi Indonesia ini jauh di bawah
Malaysia, Vietnam dan beberapa negara Asia Tenggara lainnya. Posisi ketahanan
pangan Indonesia ini juga cendrung turun dari tahun ke tahun terlihat pada grafik
1. (GFSI, 2017).
Sumber: Databooks
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Setiap Provinsi yang ada di Indonesia mencantumkan dalam RPJMD tentang
ketahanan pangan dan penyuluh pertanian harus ikut serta dalam rangka
peningkatan ketahanan pangan di Indonesia. Dalam RPJMD masing-masing
daerah disebutkan bahwa arah kebijakan di bidang ketahanan pangan adalah (1)
meningkatkan ketersediaan, akses, mutu, keragaman, dan ketahanan pangan
pangan melalui strategi; (2) meningkatkan output dan produktivitas pangan.
Dalam PP Nomor 38 Tahun 2007, Pasal 7 (2) Departemen Urusan Pemerintahan
antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
mengatur bahwa ketahanan pangan merupakan masalah wajib bagi pemerintah
provinsi dan kabupaten/kota.
2. Permasalahan dalam pengimpletasian kebijakan dalam rangka ketahanan
pangan adalah anggaran yang diberikan pemerintah daerah kepada bidang
pertanian masih sangat kecil sehingga dalam mengatasi masalah dibidang
pertanian sangat sulit dilaksanakan. Penyuluh disini tidak lagi sebagai sebagai
agen dalam merubah pola pikir petani tetapi mereka diberikan tugas dalam
mendampingi petani melakukan usaha taninya dan kelembagaan penyuluh yang
sering tidak sinkron dengan peritiwa dilapngan dalam mengeluarkan kebijakannya
sehingga tidak sesuai dengan dilapangan.
3. sarana dan prasarana merupakan faktor yang paling penting dalam
peningkatakn ketahanan pangan di Indonesia. Dukungan prasarana dan sarana
pertanian bertujuan untuk meningkatkan indeks pertanaman (IP), meningkatkan
produktivitas dan produksi melalui upaya memperluas lahan pertanian pada
kawasan tanaman pangan untuk mengimbangi alih fungsi lahan. Setiap Proivinsi
di Indonesia wajib memberikan alatt pertanian kepada petani dalam mempercepat
ketahanan pangan di Provinsi tersebut dan dapat memudahkan petani daalam
rangka ikut pembangunan di Indonesia.
4. Ada beberapa hal yang mengakibatkan dilema penyuluh dalam rangka
ketahanan pangan terjadi yang pertama dilihat dari aspek desentralisasi dan aspek
otonomi daerah yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah. Yang kedua dilihat
dari aspek sumber daya manusia banyak penyuluh pertanian yang menjadi pejabat
struktural dan jabatan itu tidak ada hubungannya dengan pembangunan pertanian,
yang ketiga adalah menurunnya good will atau kehendak baik kepada daerah
dalam memainkan anggaran poliyik di sektor pertanian
B. Saran
`sudah banyak kebijakan yang diberikan pemerintah untuk kebijakan
dalam rangka ketahanan pangan tetapi masih banyak ketidakseimbangan dengan
kondisi yang terkini di lapngan. Seharusnya pemerintah sering kelapangan
sehingga dalam mengambil kebijakan dan keputusan agar tidak terjadi
keseimbangan dalam rangka ketahanan pangan. Pemerintah juga seharusnya
memberikan anggaran yang lebih terhadap bidang pertanian sehingga bisa
membantu dalam pembangunan pertanian di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Pemerintah Provinsi Jawa Barat, 2009. Perda Provinsi Jawa Barat No. 2/2009 tentang
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013. Bandung: Pemerintah
Provinsi Jawa Barat.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur, 2009. Peraturan Gubernur Provinsi Jawa Timur No.
38/2009 tentang RPJMD Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014. Surabaya:
Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Rayusman, I.Z., K. Anwar, dan Tisnanta. 2014. Hubungan program legislasi daerah
dengan perencanaan pembangunan daerah Kabupaten Way Kanan. Jurnal
Kebijakan dan Pembangunan 1(1):29-53. http://pasca.unila. ac.id/wp-content/
uploads/2013/07/3.pdf (20 Agustus 2015).