Anda di halaman 1dari 52

Millennium Development Goals (MDGs)

dan
Sustainable Development Goals (SDGs)

Oleh:
Amalia Rasydini S
Bisart Benedicto G
Bunga Ulama NT
Nidya Tiaz Putri

KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat-Nya
kami dapat mnyelesaikan makalah yang berjudul “Millennium Development
Goals (MDGs) dan Sustainabel Development Goals (SDGs)”. Tujuan pembuatan
referat ini adalah sebagai salah satu syarat dalam mengikuti dan menyelesaikan
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung.

Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi pembaca. Kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
dalam pembuatan makalah ini, oleh karena itu kami memohon maaf jika terdapat
kesalahan dalam penulisan makalah ini.

Bandar Lampung, Juni 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... 2


DAFTAR ISI ................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 4
1.2 Tujuan Penulisan ..................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian MDGs ..................................................................................... 7
2.2 Pencapaian MDGs di Bidang Kesehatan ............................................... 11
2.3 Perubahan MDGs Menjadi SDGs .................................................. 14
2.4 Pengertian SDGs ...................................................................................... 17
2.5 Tujuan, Target dan Indikator SDGs ...................................................... 18
2.6 Perbandingan SDGs dengan MDGs .............................................. 42
BAB III KESIMPULAN ................................................................................ 45
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 46

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada hakikatnya pembangunan merupakan suatu proses yang


berkesinambungan antara berbagai dimensi, baik dimensi sosial, ekonomi,
maupun lingkungan yang bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat.
Pembangunan yang dilaksanakan selama ini cenderung memanfaatkan
sumber daya alam dengan semena-mena, tanpa memperhatikan aspek
lingkungan yang ada. Akibatnya kerusakan dan pencemaran lingkungan
semakin sering terjadi. Dampak-dampak tersebut dapat merugikan atau
mengganggu kehidupan manusia. Pada tahun 2000, para pemimpin dunia
akhirnya menyepakati tentang 8 tujuan pembagunan global yang spesifik dan
terukur yang disebut Millenium Development Goals (MDGs). Target yang
tercakup dalam MDGs sangat beragam, mulai dari mengurangi kemiskinan
dan kelaparan, menuntaskan tingkat pendidikan dasar, mempromosikan
kesamaan gender, mengurangi kematian anak dan ibu, mengatasi HIV/AIDS
dan berbagai penyakit lainnya, serta memastikan kelestarian lingkungan
hidup dan membentuk kemitraan dalam pelaksanaan pembangunan.
Pencapaian tujuan dalam MDGs memiliki target waktu hingga 2015. (BPS,
2014)

Pada bulan September 2015, PBB melaksanakan sidang umum di New York,
Amerika Serikat yang menjadi titik sejarah baru dalam pembangunan global.
Sebanyak 193 kepala negara dan pemerintahan dunia hadir untuk
menyepakati agenda pembangunan universal baru pengganti MDGs yang

4
tertuang dalam dokumen berjudul Transforming Our World: the 2030 Agenda
for Sustainable Development—berisi 17 Tujuan dan 169 Sasaran yang
berlaku mulai tahun 2016 hingga tahun 2030. Dokumen ini dikenal dengan
istilah Sustainable Development Goals atau SDGs. (Panuluh & Fitri, 2016)

Besar harapan bahwa SDG tidak akan sama dengan MDG setidaknya dalam
proses perumusan dan cara kerjanya. Di dalam konteks RPJMN, setidaknya
ada tiga norma yang dinilai penting. Pertama, perencanaan pembangunan
ditujukan untuk manusia dan masyarakat. Kedua, yaitu kesejahteraan
Peningkatan kesejahteraan dan produktivitas manusia tanpa menciptakan
ketimpangan yang cukup besar. Ketiga, pembangunan tidak boleh merusak
dan mengurangi daya dukung lingkungan. Norma ini merupakan klausul yang
menjadi transformasi dari MDGs ke SDGs. Artinya, pembangunan harus
mempertimbangkan batasan-batasan lingkungan. (Abetnego, 2015)

Sasaran pembangunan yang berkelanjutan atau SDGs menjadi salah satu kata
kunci penting yang mendasari kerangka pembangunan di seluruh dunia saat
ini. Bermula dari kesadaran bahwa bumi dan sumber daya alam yang
terdapat di masa kini bukan semata milik generasi saat ini, akan tetapi perlu
dilestarikan dalam rangka memastikan kebutuhan sekarang tanpa
mengorbankan pemenuhan kebutuhan pembangunan untuk generasi masa
depan. (United Nations, 2014)

Konsep SDGs ini diperlukan sebagai kerangka pembangunan baru yang


mengakomodasi semua perubahan yang terjadi pasca 2015-MDGs. Terutama
berkaitan dengan perubahan situasi dunia sejak tahun 2000 mengenai isu
deflation sumber daya alam, kerusakan lingkungan, perubahan iklim yang
semakin krusial, perlindungan sosial, food and energy security, dan
pembangunan yang lebih berpihak pada kaum miskin. Berbeda halnya dengan
MDGs yang ditujukan hanya pada negara-negara berkembang, SDGs
memiliki sasaran yang lebih universal. SDGs dihadirkan untuk menggantikan

5
MDGs dengan tujuan yang lebih memenuhi tantangan masa depan dunia
(BPS, 2014).
.
1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan peulisan laporan ini adalah sebagai berikut.


1. Memenuhi tugas kepaniteraan klinik Ilmu Kedokteran Komunitas
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
2. Menjelaskan tentang sejarah singkat, tujuan, target, indikator MDGs
danSDGs serta penerapannya di Indonesia.
3. Menjelaskan tentang perbandingan MDgs dengan SDgs

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian MDGs

Millennium Development Goals (MDGs) atau dalam bahasa Indonesia


diterjemahkan menjadi Tujuan Pembangunan Milenium adalah sebuah
paradigma pembangunan global yang dideklarasikan Konferensi Tingkat
Tinggi Milenium oleh 189 negara anggota Perserikatan Bangsa Bangsa
(PBB) di New York pada bulan September 2000. Dasar hukum
dikeluarkannya deklarasi MDGs adalah Resolusi Majelis Umum Perserikatan
Bangsa Bangsa Nomor 55/2 Tanggal 18 September 2000. Semua negara yang
hadir dalam pertemuan tersebut berkomitmen untuk mengintegrasikan MDGs
sebagai bagian dari program pembangunan nasional dalam upaya menangani
penyelesaian terkait dengan isu-isu yang sangat mendasar tentang pemenuhan
hak asasi dan kebebasan. (Analisis Kebijakan Kesehatan, 2008)

Pada Pertemuan Puncak Milenium di New York, Indonesia turut menghadiri


dan menandatangani Deklarasi Milenium itu. Deklarasi berisi komitmen
negara masing-masing dan komunitas internasional untuk mencapai 8 buah
tujuan pembangunan dalam Milenium ini (MDG), sebagai satu paket tujuan
yang terukur untuk pembangunan dan pengentasan kemiskinan.
Penandatanganan deklarasi ini merupakan komitmen dari pemimpin-
pemimpin dunia untuk mengurangi lebih dari separuh orang-orang yang
menderita akibat kelaparan, menjamin semua anak untuk menyelesaikan
pendidikan dasarnya, mengentaskan kesenjangan gender pada semua tingkat
pendidikan, mengurangi kematian anak balita hingga 2/3, dan mengurangi

7
hingga separuh jumlah orang yang tidak memiliki akses air bersih pada tahun
2015. (Panuluh & Fitri, 2015)

2.1.1 Tujuan MDGs

Deklarasi ini merupakan kesepakatan anggota PBB mengenai sebuah


paket arah pembangunan global yang dirumuskan dalam beberapa tujuan
yaitu: Deklarasi ini merupakan kesepakatan anggota
PBB mengenai sebuah paket arah pembangunan global yang dirumuskan
dalam beberapa tujuan yaitu:

1. Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan. Mengurangi jumlah


penduduk yang kelaparan. Mengurangi sampai setengah penduduk
yang hidup dengan penghasilan kurang dari 1 dollar perhari.

2. Mencapai pendidikan dasar. Menjamin agar semua anak


perempuan dan laki-laki menyelesaikan pendidikan dasar.

3. Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.


Menghapus tidak kesetaraan gender dalam pendidikan dasar dan
menengah pada tahun 2005, dan disemua tingkatan pada tahun 2015.

4. Menurunkan angka kematian anak. Mengurangi dua pertiga dari


angka kematian anak di bawah usia lima tahun.

5. Meningkatkan kesehatan ibu. Mengurangi tiga perempat dari


angka kematian ibu.

8
6. Memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular.
Menghentikan dan mengurangi laju penyebaran HIV/AIDS.
Menghentikan dan mengurangi laju penyebaran malaria serta
penyakit menular utama lainnya.

7. Menjamin kelestarian fungsi lingkungan hidup.


Mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan dalam
kebijakan dan program di tingkat nasional serta mengurangi
perusakan sumber daya alam. Mengurangi sampai setengah
penduduk yang tidak memiliki akses kepada air bersih yang layak
minum.Berhasil meningkatkan kehidupan setidaknya 100 juta
penghuni kawasan kumuh pada tahun 2020.

8. Mengembangankan kemitraan global untuk pembangunan.


Mengembangkan lebih lanjut system perdagangan dan keuangan
terbuka. Menangani kebutuhan-kebutuhan khusus Negara yang
kurang berkembang.

2.1.2 Kontroversi

Upaya Pemerintah Indonesia merealisasikan Tujuan Pembangunan


Milenium pada tahun 2015 akan sulit karena pada saat yang sama
pemerintah juga harus menanggung beban pembayaran utang yang sangat
besar. Pendidikan, kemiskinan, kelaparan, kesehatan, lingkungan hidup,
kesetaraan gender, dan pemberdayaan perempuan yang merupakan
program MDGs membutuhkan biaya yang cukup besar. Merujuk data
Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan, per 31
Agustus 2008, beban pembayaran utang Indonesia terbesar terjadi pada
tahun 2009-2015 dengan jumlah berkisar dari Rp97,7 triliun (2009) hingga
Rp81,54 triliun (2015) rentang waktu yang sama untuk pencapaian MDGs.

9
Jumlah pembayaran utang Indonesia, baru menurun drastis (2016) menjadi
Rp66,70 triliun. Tanpa upaya negosiasi pengurangan jumlah pembayaran
utang Luar Negeri, Indonesia akan gagal mencapai tujuan MDGs. (Dikjen
Kementerian Keuangan, 2015)

Menurut Direktur Eksekutif International NGO Forum on Indonesian


Development (INFID) Don K Marut, Pemerintah Indonesia perlu
menggalang solidaritas negara-negara Selatan untuk mendesak negara-
negara Utara meningkatkan bantuan pembangunan bukan hutang, tanpa
syarat dan berkualitas minimal 0,7 persen dan menolak ODA (official
development assistance) yang tidak bermanfaat untuk Indonesia.
Menanggapi pendapat tentang kemungkinan Indonesia gagal mencapai
tujuan MDGs apabila beban mengatasi kemiskinan dan mencapai tujuan
pencapaian MDGs pada tahun 2015 serta beban pembayaran utang diambil
dari APBN pada tahun 2009-2015, Sekretaris Utama Menneg PPN/Kepala
Bappenas Syahrial Loetan berpendapat apabila bisa dibuktikan MDGs
tidak tercapai di 2015, sebagian utang bisa dikonversi untuk bantu itu.
Pada tahun 2010 hingga 2012 pemerintah dapat mengajukan renegosiasi
utang. Beberapa negara maju telah berjanji dalam konsesus pembiayaan
(monetary consensus) untuk memberikan bantuan. Hasil kesepakatan yang
didapat adalah untuk negara maju menyisihkan sekitar 0,7 persen dari
GDP mereka untuk membantu negara miskin atau negara yang
pencapaiannya masih di bawah. Namun konsensus ini belum dipenuhi
banyak negara, hanya sekitar 5-6 negara yang memenuhi sebagian besar
ada di Skandinavia atau Belanda yang sudah sampai 0,7 persen.

10
2.2 Pencapaian MDGs di Bidang Kesehatan

Dibidang kesehatan tujuan yang hendak dicapai dalam MDGs adalah sebagai
berikut.

Tabel 1. MDGs di Bidang Kesehatan, Tujuan, Target, dan Indikator

11
Tabel 2. Pencapaian MDGs pada tahun 2014

12
13
2.3 Perubahan MDGs menjadi SDGs

Menurut The Brundtland Commission of the United Nations pada tahun


1987, yang dikatakan sebagai Sustainable Development atau pembangunan
berkelanjutan adalah pembangunan yang dapat mencakup kebutuhan orang
banyak di masa depan tanpa menyepelekan kemampuan generasi
mendatang untuk menggapai segala kebutuhannya. Dalam hal ini The
Brundland Commission mengedepankan pertumbuhan ekonomi,

14
perlindungan lingkungan, dan kesetaraan sosial. Sedangkan SDGs
mengedepankan 8 tujuan MDGs yang dilaksanakan pada tahun 1990-2015.
MDGs mencakup isu memberantas kemiskinan, kelaparan, penyakit,
ketidaksetaraan gender, dan akses terhadap sanitasi. Dibalik kesuksesan
MDGs, ternyata secara global kemiskinan belum terhapuskan secara
menyeluruh (UNDP, 2015).

Global Goals hadir untuk melangkah lebih maju dibandingkan dengan


MDGs, mengacu kepada akar dari masalah kemiskinan dan kebutuhan yang
universal untuk berkembang yang berguna dan dibutuhkan oleh seluruh
warga dunia. Global Goals bertujuan untuk menyelesaikan MDGs yang
tertinggal, dan menjamin bahwa tidak ada hal lain yang tertinggal
dibelakang. SDGs atau Global Goals menjadi suatu program yang lebih
menyeluruh dan mendetail karena merupakan gabungan dari Global
Sustainability Objects / GSO dan MDGs (The Global Goals, 2015).

SDGs mencakup kebutuhan warga dunia yang lebih mendetail dan


menyeluruh, dibandingkan dengan MDGs. SDGs juga tidak memandang
kondisi suatu negara, pada lingkungan maupun ekonominya, untuk dibantu
dengan program Development Goals secara menyeluruh. Di dalam SDGs
juga terdapat beberapa tujuan yang dikembangkan dari indikator tujuan
MDGs, antara lain (UNDP, 2015):
 Tujuan pertama MDGs (Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan
Ekstrim) mencakup kedua fokus yang berbeda yaitu kemiskinan dan
kelaparan, dimana target dari MDGs memperbaiki 50% kemiskinan,
sedangkan pada SDGs kedua fokus itu dijadikan dua tujuan yang
berbeda yaitu pada tujuan pertama SDGs (No Poverty) dan tujuan
kedua SDGs (Zero Hunger)
 Tujuan keempat, kelima, dan keenam MDGs terkait kesehatan
(Menurunkan Angka kematian Anak, Meningkatkan Kesehatan Ibu, dan
Memerangi HIV/AIDS, Malaria dan Penyakit Lain) tidak terdapat di
SDGs dan digantikan dengan Good Health and Well Being yang

15
mencakup kesehatan secara keseluruhan (mencakup kesehatan ibu,
penyakit-penyakit, kematian anak, dll) pada tujuan ketiga SDGs
 Tujuan ketujuh MDGs (Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup)
memiliki beberapa indikator yang penting seperti proporsi rumah
tangga yang mendapat air minum layak kini menjadi tujuan keenam
SDGs, indikator terkait rumah tangga kumuh perkotaan kini menjadi
tujuan kesebelas SDGs.

Dalam bidang kesehatan dalam rangka mencapainya SDGs, saat Rapat Kerja
Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) 2016 di Jakarta, Menteri Kesehatan RI,
Prof. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M(K) menyampaikan bahwa SDGs akan
menekankan kepada 5P yaitu: People, Planet, Peace, Prosperity, dan
Partnership. Seluruh isu kesehatan dalam SDGs diintegrasikan dalam satu
tujuan yakni tujuan nomor 3, yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan
mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia. Masih ada
permasalahan yang belum tuntas ditangani diantaranya yaitu upaya
penurunan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB),
pengendalian penyakit HIV/AIDS, TB, Malaria serta peningkatan akses
kesehatan reproduksi (termasuk KB), dan terdapat hal-hal baru yang menjadi
perhatian, yaitu: 1) Kematian akibat penyakit tidak menular (PTM); 2)
Penyalahgunaan narkotika dan alkohol; 3) Kematian dan cedera akibat
kecelakaan lalu lintas; 4) Universal Health Coverage; 5) Kontaminasi dan
polusi air, udara dan tanah; serta penanganan krisis dan kegawatdaruratan.
Kementrian Kesehatan lebih lanjut menjelaskan mengenai 3 pilar
Pembangunan Indonesia Sehat yang mencerminkan diterapkannya kebijakan
pembangunan kesehatan di semua lini dan dengan dukungan multi-sektor
dalam upaya tercapainya SDGs bidang kesehatan di Indonesia. Beberapa
program mencakup Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas), penguatan
puskesmas dan sistem rujukan, pendekatan keluarga, Jaminan Kesehatan
Nasional, Nusantara Sehat dan Wajib Kerja Dokter Spesialis (Depkes, 2017).

16
2.4 Pengertian Sustainable Development Goals (SDGs)

Sustainable Development Goals atau SDGs merupakan sekumpulan program


dan target yang diharapkan dapat menjadi alat untuk pembangunan kehidupan
global di masa mendatang. SDGs menggantikan program MDGs (Millennium
Development Goals), yaitu program yang memiliki tujuan sama yang telah
berakhir pada akhir tahun 2015. SDGs dibahas pada United Nations
Conference on Sustainable Development yang dilangsungkan di Rio De
Janiero, Juni 2012 Sedangkan pada tingkat nasional pembahasan tentang
SDGs dibahas di Indonesia tepatnya di kota Yogyakarta dan diselenggarakan
oleh Direktorat Jendral Pembangunan Ekonomi dan Lingkungan Hidup pada
tanggal 12-13 Maret 2012 silam dan dihadiri oleh ibu Erna Witoelar, selaku
Duta Besar PBB untuk Millennium Development Goals (MDGs) di Asia
Pasifik, dan Ibu Nila F. A. Moeloek, selaku Utusan Khusus Presiden RI di
bidang MDGs, beserta para pakar pembangunan berkelanjutan lainnya
sebagai pembicara. (WHO, 2015).

SDGs yang merupakan pengganti dari MDGs memiliki masa berlaku 2015–
2030 yang telah disepakati oleh lebih dari 190 negara dan berisi 17 tujuan dan
169 sasaran pembangunan. Tujuh belas tujuan dengan 169 sasaran diharapkan
dapat membantu dalam meningkatkan ketertinggalan pembangunan negara–
negara di seluruh dunia, baik di negara maju (konsumsi dan produksi yang
berlebihan, serta ketimpangan) dan negara–negara berkembang (kemiskinan,
kesehatan, pendidikan, perlindungan ekosistem laut dan hutan, perkotaan,
sanitasi dan ketersediaan air minum). (Santono, 2015).

Konsep SDGs ini diperlukan sebagai kerangka pembangunan baru yang


mengakomodasi semua perubahan yang terjadi pasca 2015-MDGs.
Terutama berkaitan dengan perubahan situasi dunia sejak tahun 2000
mengenai isu penurunan sumber daya alam, kerusakan lingkungan,
perubahan iklim yang ekstrim, perlindungan sosial, food and energy
security, dan pembangunan yang lebih berpihak pada kaum miskin (UNDP,
2015).

17
2.5 Tujuan, Target dan Indikator SDGs

Secara ringkas, tujuan, target, dan indikator Sustainable Development Goals


(SDGs) adalah sebagai berikut.

Tujuan 1. Menghilangkan kemiskinan


Target:
1.a. Memastikan mobilisasi sumber daya dari berbagai sumber, termasuk
melalui peningkatan kerjasama pembangunan, dalam rangka
menyediakan sarana yang memadai dan dapat diprediksi bagi negara-
negara berkembang, di negara-negara berkembang khususnya, untuk
melaksanakan program dan kebijakan untuk mengakhiri kemiskinan di
semua dimensi
1.b. Membuat kerangka kebijakan suara di tingkat nasional, regional dan
internasional, berdasarkan strategi pembangunan pro-miskin dan
sensitif gender, untuk mendukung percepatan investasi dalam
pemberantasan kemiskinan

Indikator:
1.1. Pada tahun 2030, memberantas kemiskinan ekstrim untuk semua orang
dimanapun, dengan penghasilan kurang dari $ 1,25 per hari
1.2. Pada tahun 2030, mengurangi setidaknya setengah proporsi laki-laki,
perempuan dan anak-anak dari berbagai usia yang hidup dalam
kemiskinan di seluruh dimensi menurut definisi nasional
1.3. Menerapkan sistem perlindungan sosial yang tepat secara nasional dan
pada tahun 2030 mencapai cakupan besar kaum miskin
1.4. Pada tahun 2030, memastikan bahwa semua laki-laki dan perempuan,
khususnya kaum miskin, memiliki hak yang sama terhadap sumber daya
ekonomi, serta akses ke layanan dasar, kepemilikan dan kontrol atas
tanah dan bentuk-bentuk lain dari properti, warisan, sumber daya alam,
yang sesuai teknologi baru dan jasa keuangan, termasuk keuangan mikro

18
1.5. Pada tahun 2030, membangun ketahanan masyarakat miskin dan mereka
dalam situasi rentan dan mengurangi eksposur dan kerentanan mereka
terhadap kejadian ekstrem yang berkaitan dengan iklim dan guncangan
ekonomi, sosial dan lingkungan lainnya dan bencana

Tujuan 2. Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan


meningkatkan gizi, serta mendorong pertanian yang berkelanjutan
Target:
2.a. Meningkatkan investasi, termasuk melalui kerja sama internasional
yang disempurnakan, di infrastruktur pedesaan, penelitian dan
penyuluhan pertanian, pengembangan teknologi dan tanaman dan bank
gen ternak dalam rangka meningkatkan kapasitas produktif pertanian di
negara-negara berkembang.
2.b. Memperbaiki dan mencegah pembatasan perdagangan dan distorsi
dalam pasar pertanian dunia, termasuk melalui penghapusan paralel
segala bentuk subsidi ekspor pertanian dan semua langkah ekspor
dengan efek setara, sesuai dengan amanat Putaran Pembangunan Doha
2.c. Mengadopsi langkah-langkah untuk memastikan berfungsinya pasar
komoditas makanan dan turunannya dan memfasilitasi akses yang tepat
terhadap informasi pasar, termasuk cadangan pangan, dalam rangka
untuk membantu membatasi volatilitas harga pangan yang ekstrim

Indikator:
3.1. Pada tahun 2030, mengakhiri kelaparan dan menjamin akses oleh semua
orang, khususnya orang miskin dan orang-orang dalam situasi rentan,
termasuk bayi, untuk makanan yang aman, bergizi dan cukup sepanjang
tahun
3.2. Pada tahun 2030, mengakhiri segala bentuk kekurangan gizi, termasuk
mencapai, pada tahun 2025, target yang disepakati secara internasional
pada stunting dan wasting pada anak di bawah usia 5 tahun, dan
memenuhi kebutuhan gizi remaja perempuan, ibu hamil dan menyusui
dan orang tua

19
3.3. Pada tahun 2030, dua kali lipat produktivitas pertanian dan pendapatan
produsen makanan skala kecil, khususnya perempuan, masyarakat adat,
petani keluarga, penggembala dan nelayan, termasuk melalui akses yang
aman dan sama dengan tanah, sumber daya produktif lainnya dan
masukan, pengetahuan, jasa keuangan, pasar dan peluang untuk
penambahan nilai dan pekerjaan non-pertanian
3.4. Pada tahun 2030, memastikan sistem produksi pangan yang
berkelanjutan dan menerapkan praktik tangguh pertanian yang
meningkatkan produktivitas dan produksi, yang membantu menjaga
ekosistem, yang memperkuat kapasitas adaptasi terhadap perubahan
iklim, cuaca ekstrim, kekeringan, banjir dan bencana lainnya dan
semakin meningkatkan lahan dan kualitas tanah
3.5. Pada tahun 2020, mempertahankan keragaman genetik benih, tanaman
dibudidayakan dan bertani dan peliharaan hewan dan spesies liar yang
terkait, termasuk melalui nyenyak dikelola dan beragam benih dan
tanaman bank di tingkat nasional, regional dan internasional, dan
mempromosikan akses dan adil dan merata berbagi manfaat yang timbul
dari pemanfaatan sumber daya genetik dan pengetahuan tradisional
terkait, seperti yang disepakati secara internasional

Tujuan 3. Menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong


kesejahteraan bagi semua orang di segala usia
Target:
3.a. Memperkuat pelaksanaan Organisasi Kesehatan Dunia Konvensi
Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau di semua negara, sesuai
3.b. Mendukung penelitian dan pengembangan vaksin dan obat-obatan untuk
penyakit menular dan tidak menular yang terutama mempengaruhi
negara-negara berkembang, menyediakan akses ke obat-obatan penting
dengan harga terjangkau dan vaksin, sesuai dengan Deklarasi Doha
Perjanjian TRIPS dan Kesehatan Masyarakat, yang menegaskan hak dari
negara-negara berkembang untuk menggunakan dengan penuh ketentuan
dalam Perjanjian tentang Aspek-aspek Perdagangan Hak Kekayaan

20
intelektual mengenai fleksibilitas untuk melindungi kesehatan
masyarakat, dan, khususnya, menyediakan akses ke obat-obatan untuk
semua
3.c. Substansial meningkatkan pembiayaan kesehatan dan rekrutmen,
pengembangan, pelatihan dan retensi tenaga kesehatan di negara-negara
berkembang, terutama di negara-negara yang kurang berkembang dan
pulau kecil negara berkembang
3.d. Memperkuat kapasitas semua negara, di negara-negara berkembang,
untuk peringatan dini, pengurangan risiko dan manajemen risiko
kesehatan nasional dan global

Indikator:
3.1. Pada tahun 2030, mengurangi angka kematian global ibu kurang dari 70
per 100.000 kelahiran hidup
3.2. Pada tahun 2030, akhir kematian dapat dicegah dari bayi yang baru lahir
dan anak di bawah 5 tahun, dengan semua negara yang bertujuan untuk
mengurangi angka kematian neonatal untuk setidaknya serendah 12 per
1.000 kelahiran hidup dan di bawah-5 kematian setidaknya serendah 25
per 1.000 kelahiran hidup
3.3. Pada tahun 2030, mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, malaria dan
penyakit tropis terabaikan dan memerangi hepatitis, penyakit yang
terbawa air dan penyakit menular lainnya
3.4. Pada tahun 2030, mengurangi oleh satu kematian prematur ketiga dari
penyakit tidak menular melalui pencegahan dan pengobatan dan
meningkatkan kesehatan mental dan kesejahteraan
3.5. Memperkuat pencegahan dan pengobatan penyalahgunaan zat, termasuk
penyalahgunaan obat narkotika dan penggunaan berbahaya dari alcohol
3.6. Pada tahun 2020, membagi jumlah kematian global dan cedera akibat
kecelakaan lalu lintas jalan
3.7. Pada tahun 2030, menjamin akses universal terhadap layanan kesehatan
seksual dan reproduksi, termasuk keluarga berencana, informasi dan

21
pendidikan, dan integrasi kesehatan reproduksi ke dalam strategi dan
program nasional
3.8. Mencapai cakupan kesehatan universal, termasuk perlindungan
keuangan risiko, akses ke layanan perawatan kesehatan penting kualitas
dan akses ke aman, efektif, berkualitas dan terjangkau obat esensial dan
vaksin untuk semua
3.9. Pada tahun 2030, secara substansial mengurangi jumlah kematian dan
penyakit dari bahan kimia berbahaya dan udara, air dan polusi tanah dan
kontaminasi

Tujuan 4. Menjamin pendidikan yang inklusif dan berkeadilan serta


mendorong kesempatan belajar seumur hidup bagi semua orang
Target:
4.a. Membangun dan meningkatkan fasilitas pendidikan yang anak,
kecacatan dan sensitif gender dan menyediakan lingkungan belajar yang
aman, non-kekerasan, inklusif dan efektif untuk semua
4.b. Pada tahun 2020, secara substansial memperluas secara global jumlah
beasiswa yang tersedia untuk negara-negara berkembang, di negara-
negara kurang berkembang khususnya, pulau kecil yang sedang
bekembang dan negara-negara Afrika, untuk pendaftaran di pendidikan
tinggi, termasuk pelatihan kejuruan dan teknologi informasi dan
komunikasi, teknis, teknik dan program ilmiah, di negara-negara maju
dan negara berkembang lainnya
4.c. Pada tahun 2030, secara substansial meningkatkan pasokan guru yang
berkualitas, termasuk melalui kerjasama internasional untuk pelatihan
guru di negara-negara berkembang, terutama terbelakang negara dan
pulau kecil dan negara berkembang

Indikator:
4.1. Pada tahun 2030, memastikan bahwa semua anak perempuan dan anak
laki-laki menyelesaikan bebas, adil dan kualitas primer dan pendidikan
menengah yang mengarah ke hasil belajar yang relevan dan efektif

22
4.2. Pada tahun 2030, memastikan bahwa semua anak perempuan dan anak
laki-laki memiliki akses ke pengembangan anak usia dini yang
berkualitas, peduli dan pendidikan anak usia dini sehingga mereka siap
untuk pendidikan dasar
4.3. Pada tahun 2030, menjamin akses yang sama bagi semua perempuan dan
laki-laki untuk pendidikan yang terjangkau dan kualitas teknis, kejuruan
dan pendidikan tinggi, termasuk perguruan tinggi
4.4. Pada tahun 2030, secara substansial meningkatkan jumlah remaja dan
orang dewasa yang memiliki keterampilan yang relevan, termasuk
keterampilan teknis dan kejuruan, untuk pekerjaan, pekerjaan yang layak
dan kewirausahaan
4.5. Pada tahun 2030, menghilangkan disparitas gender dalam pendidikan
dan menjamin akses yang sama untuk semua tingkat pendidikan dan
pelatihan kejuruan untuk rentan, termasuk penyandang cacat, masyarakat
adat dan anak-anak dalam situasi rentan
4.6. Pada tahun 2030, memastikan bahwa semua pemuda dan sebagian besar
orang dewasa, baik laki-laki dan perempuan, mencapai membaca dan
menghitung
4.7. Pada tahun 2030, memastikan bahwa semua peserta didik memperoleh
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mempromosikan
pembangunan berkelanjutan, termasuk antara lain, melalui pendidikan
untuk pembangunan berkelanjutan dan gaya hidup yang berkelanjutan,
hak asasi manusia, kesetaraan gender, promosi budaya damai dan non-
kekerasan, dunia kewarganegaraan dan penghargaan keanekaragaman
budaya dan kontribusi budaya untuk pembangunan berkelanjutan

Tujuan 5. Mencapai kesetaraan gender serta Memberdayakan seluruh


wanita dan perempuan
Target:
5.a. Melakukan reformasi untuk memberikan wanita hak yang sama
terhadap sumber daya ekonomi, serta akses ke kepemilikan dan kontrol

23
atas tanah dan bentuk-bentuk lain dari properti, jasa keuangan, warisan
dan sumber daya alam, sesuai dengan hukum nasional
5.b. Meningkatkan penggunaan teknologi yang memungkinkan, informasi
dan komunikasi khususnya teknologi, untuk mempromosikan
pemberdayaan perempuan
5.c. Mengadopsi dan memperkuat kebijakan yang sehat dan perundang-
undangan berlaku untuk promosi kesetaraan gender dan pemberdayaan
semua perempuan dan anak perempuan di semua tingkatan

Indikator:
5.1. Mengakhiri semua bentuk diskriminasi terhadap semua perempuan dan
anak perempuan di mana-mana
5.2. Menghapuskan segala bentuk kekerasan terhadap semua perempuan dan
anak perempuan di ruang publik dan swasta, termasuk perdagangan dan
seksual dan jenis-jenis eksploitasi
5.3. Hilangkan semua praktek-praktek berbahaya, seperti anak, awal dan
pernikahan paksa dan mutilasi alat kelamin perempuan
5.4. Kenali dan nilai dibayar perawatan dan pekerjaan rumah tangga melalui
penyediaan pelayanan publik, infrastruktur dan kebijakan perlindungan
sosial dan promosi tanggung jawab bersama dalam rumah tangga dan
keluarga sebagai tepat secara nasional
5.5. Menjamin partisipasi penuh dan efektif perempuan dan kesempatan yang
sama untuk kepemimpinan di semua tingkat pengambilan keputusan
dalam kehidupan politik, ekonomi dan masyarakat
5.6. Menjamin akses universal terhadap kesehatan seksual dan reproduksi
dan hak-hak reproduksi yang disepakati sesuai dengan Program Aksi
dari Konferensi Internasional tentang Kependudukan dan Pembangunan
dan Beijing Platform for Action dan dokumen hasil peninjauan
konferensi mereka

24
Tujuan 6. Menjamin ketersediaan dan pengelolaan air serta sanitasi yang
berkelanjutan bagi semua orang
Target:
6.a. Pada tahun 2030, memperluas kerjasama dan pembangunan kapasitas
internasional dukungan untuk negara-negara berkembang dalam
kegiatan air dan sanitasi-terkait dan program, termasuk pemanenan air,
desalinasi, efisiensi air, pengolahan air limbah, daur ulang dan
teknologi penggunaan kembali
6.b. Mendukung dan memperkuat partisipasi masyarakat lokal dalam
meningkatkan pengelolaan air dan sanitasi

Indikator:
6.1. Pada tahun 2030, mencapai akses universal dan adil terhadap air minum
yang aman dan terjangkau untuk semua
6.2. Pada tahun 2030, mencapai akses ke sanitasi dan kebersihan yang
memadai dan merata untuk semua dan mengakhiri buang air besar
terbuka, memberikan perhatian khusus pada kebutuhan perempuan dan
anak perempuan dan orang-orang dalam situasi rentan
6.3. Pada tahun 2030, meningkatkan kualitas air dengan mengurangi polusi,
menghilangkan dumping dan meminimalkan pelepasan bahan kimia
berbahaya dan bahan, mengurangi separuh proporsi air limbah yang
tidak diobati dan secara substansial meningkatkan daur ulang dan
penggunaan kembali aman secara global
6.4. Pada tahun 2030, secara substansial meningkatkan efisiensi penggunaan
air di semua sektor dan menjamin penarikan dan pasokan air tawar untuk
mengatasi kelangkaan air dan secara substansial mengurangi jumlah
orang yang menderita kelangkaan air yang berkelanjutan
6.5. Pada tahun 2030, menerapkan manajemen sumber daya air terpadu di
semua tingkatan, termasuk melalui kerjasama lintas batas yang sesuai
6.6. Pada tahun 2020, melindungi dan memulihkan ekosistem yang
berhubungan dengan air, termasuk pegunungan, hutan, lahan basah,
sungai, dan danau akuifer

25
Tujuan 7. Menjamin akses energi yang terjangkau, terjamin,
berkelanjutan dan modern bagi semua orang
Target:
7.a. Pada tahun 2030, meningkatkan kerjasama internasional untuk
memfasilitasi akses ke penelitian energi bersih dan teknologi, termasuk
energi terbarukan, efisiensi energi dan canggih dan teknologi bahan
bakar fosil bersih, dan mempromosikan investasi di bidang infrastruktur
energi dan teknologi energi bersih
7.b. Pada tahun 2030, memperluas infrastruktur dan meningkatkan teknologi
untuk penyediaan layanan energi modern dan berkelanjutan untuk
semua di negara-negara berkembang, di negara-negara kurang
berkembang khususnya, pulau kecil yang sedang bekembang, dan
negara-negara berkembang tanah-terkunci, sesuai dengan program
masing-masing dari dukungan

Indikator:
7.1. Pada tahun 2030, menjamin akses universal terhadap layanan energi
yang terjangkau, handal dan modern
7.2. Pada tahun 2030, meningkat secara substansial pangsa energi terbarukan
dalam bauran energi global
7.3. Pada tahun 2030, dua kali lipat tingkat global perbaikan dalam efisiensi
energi

Tujuan 8. Mendorong pertumbuhan ekonomi yang terus-menerus,


inklusif, dan berkelanjutan, serta kesempatan kerja penuh dan produktif
dan pekerjaan yang layak bagi semua orang
Target:
8.a. Meningkatkan Bantuan untuk dukungan Perdagangan untuk negara-
negara berkembang, di negara-negara kurang berkembang khususnya,
termasuk melalui Kerangka Kerja Terpadu Peningkatan Perdagangan-
Terkait Bantuan Teknis ke Negara Terbelakang

26
8.b. Pada tahun 2020, mengembangkan dan mengoperasionalkan strategi
global untuk pekerjaan pemuda dan melaksanakan Global Jobs Pact
Organisasi Perburuhan Internasional

Indikator:
8.1. Mempertahankan per pertumbuhan ekonomi kapita sesuai dengan
keadaan nasional dan, pertumbuhan produk domestik khususnya,
setidaknya 7 persen gross per tahun di negara-negara berkembang
8.2. Mencapai tingkat yang lebih tinggi dari produktivitas ekonomi melalui
diversifikasi, peningkatan teknologi dan inovasi, termasuk melalui fokus
pada nilai tambah tinggi dan sektor padat karya
8.3. Mempromosikan kebijakan pembangunan yang berorientasi yang
mendukung kegiatan produktif, penciptaan lapangan kerja yang layak,
kewirausahaan, kreativitas dan inovasi, dan mendorong formalisasi dan
pertumbuhan usaha mikro, kecil dan menengah, termasuk melalui akses
ke layanan keuangan
8.4. Meningkatkan progresif, melalui 2.030, efisiensi sumber daya global
dalam konsumsi dan produksi dan usaha untuk memisahkan
pertumbuhan ekonomi dari degradasi lingkungan, sesuai dengan
kerangka 10-tahun dari program pada konsumsi dan produksi
berkelanjutan, dengan negara-negara maju memimpin
8.5. Pada tahun 2030, mencapai pekerjaan penuh dan produktif dan
pekerjaan yang layak untuk semua wanita dan pria, termasuk bagi orang-
orang muda dan penyandang cacat, dan upah yang sama untuk pekerjaan
yang sama nilainya
8.6. Pada tahun 2020, secara substansial mengurangi proporsi pemuda tidak
dalam pekerjaan, pendidikan atau pelatihan
8.7. Mengambil tindakan segera dan efektif untuk memberantas kerja paksa,
mengakhiri perbudakan modern dan perdagangan manusia dan
menjamin pelarangan dan penghapusan bentuk-bentuk pekerjaan
terburuk untuk anak, termasuk perekrutan dan penggunaan tentara anak,
dan pada tahun 2025 akhir pekerja anak dalam segala bentuk

27
8.8. Melindungi hak-hak buruh dan mempromosikan aman dan aman
lingkungan kerja untuk semua pekerja, termasuk pekerja migran, migran
perempuan khususnya, dan orang-orang dalam pekerjaan berbahaya
8.9. Pada tahun 2030, menyusun dan melaksanakan kebijakan untuk
mempromosikan pariwisata berkelanjutan yang menciptakan lapangan
kerja dan mempromosikan budaya lokal dan produk
8.10. Memperkuat kapasitas lembaga keuangan domestik untuk mendorong
dan memperluas akses ke perbankan, asuransi dan jasa keuangan untuk
semua

Tujuan 9. Membangun infrastruktur yang berketahanan, mendorong


industrialisasi yang inklusif dan berkelanjutan serta membina inovasi
Target:
9.a. Memfasilitasi pembangunan berkelanjutan dan tangguh infrastruktur di
negara-negara berkembang melalui dukungan keuangan, teknologi dan
teknis ditingkatkan untuk negara-negara Afrika, negara-negara
berkembang, terkurung daratan negara-negara berkembang dan pulau
kecil dan negara berkembang
9.b. Mendukung pengembangan teknologi dalam negeri, penelitian dan
inovasi di negara-negara berkembang, termasuk dengan memastikan
lingkungan kebijakan yang kondusif untuk, antara lain, diversifikasi
industri dan penambahan nilai komoditas
9.c. Secara signifikan meningkatkan akses ke informasi dan teknologi
komunikasi dan berusaha untuk menyediakan akses universal dan
terjangkau ke Internet di negara-negara berkembang pada tahun 2020

Indikator:
9.1. Mengembangkan kualitas, infrastruktur yang handal, berkelanjutan dan
tangguh, termasuk infrastruktur regional dan lintas batas, untuk
mendukung pembangunan ekonomi dan kesejahteraan manusia, dengan
fokus pada akses terjangkau dan merata untuk semua

28
9.2. Mempromosikan industrialisasi inklusif dan berkelanjutan dan, pada
tahun 2030, secara signifikan meningkatkan pangsa industri kerja dan
produk domestik bruto, sejalan dengan kondisi nasional, dan dua kali
lipat pangsa di negara-negara kurang berkembang
9.3. Meningkatkan akses skala kecil industri dan perusahaan lainnya,
khususnya di negara berkembang, untuk jasa keuangan, termasuk kredit
terjangkau, dan integrasi mereka ke dalam rantai nilai dan pasar
9.4. Pada tahun 2030, meningkatkan infrastruktur dan retrofit industri untuk
membuat mereka berkelanjutan, dengan peningkatan efisiensi
penggunaan sumber daya dan adopsi yang lebih besar dari teknologi
bersih dan ramah lingkungan dan proses industri, dengan semua negara
mengambil tindakan sesuai dengan kemampuan masing-masing
9.5. Meningkatkan penelitian ilmiah, meningkatkan kemampuan teknologi
dari sektor industri di semua negara, di negara-negara berkembang,
termasuk, pada tahun 2030, mendorong inovasi dan secara substansial
meningkatkan jumlah penelitian dan pengembangan pekerja per 1 juta
orang dan penelitian dan pengembangan belanja publik dan swasta

Tujuan 10. Mengurangi kesenjangan di dalam dan antar negara


Target:
10.a. Menerapkan prinsip perlakuan khusus dan berbeda untuk negara-negara
berkembang, di negara-negara kurang berkembang tertentu, sesuai
dengan kesepakatan Organisasi Perdagangan Dunia
10.b. Mendorong bantuan pembangunan resmi dan arus keuangan, termasuk
investasi asing langsung, untuk Serikat di mana kebutuhan paling besar,
di negara-negara berkembang khususnya, negara-negara Afrika, pulau
kecil yang sedang bekembang dan terkurung daratan negara-negara
berkembang, sesuai dengan rencana dan program nasional mereka
10.c. Pada tahun 2030, mengurangi kurang dari 3 persen biaya transaksi
pengiriman uang migran dan menghilangkan koridor remittance dengan
biaya yang lebih tinggi dari 5 persen

29
Indikator:
10.1. Pada tahun 2030, progresif mencapai dan mempertahankan pertumbuhan
pendapatan dari bagian bawah 40 persen dari populasi pada tingkat yang
lebih tinggi dari rata-rata nasional
10.2. Pada tahun 2030, memberdayakan dan mempromosikan inklusi sosial,
ekonomi dan politik dari semua, terlepas dari usia, jenis kelamin, cacat,
ras, etnis, asal, agama atau status ekonomi atau lainnya
10.3. Menjamin kesempatan yang sama dan mengurangi kesenjangan dari
hasil, termasuk dengan menghilangkan hukum yang diskriminatif,
kebijakan dan praktik dan mempromosikan undang-undang yang tepat,
kebijakan dan tindakan dalam hal ini
10.4. Mengadopsi kebijakan, terutama fiskal, kebijakan upah dan
perlindungan sosial, dan progresif mencapai kesetaraan yang lebih besar
10.5. Meningkatkan regulasi dan pengawasan pasar keuangan global dan
lembaga-lembaga dan memperkuat pelaksanaan peraturan tersebut
10.6. Menjamin perwakilan ditingkatkan dan suara untuk negara-negara dalam
pengambilan keputusan berkembang di lembaga-lembaga ekonomi dan
keuangan internasional global dalam rangka untuk memberikan lembaga
yang lebih efektif, kredibel, akuntabel dan sah
10.7. Memfasilitasi tertib, aman, teratur dan bertanggung jawab migrasi dan
mobilitas orang, termasuk melalui penerapan kebijakan migrasi
direncanakan dan dikelola dengan baik

Tujuan 11. Menjadikan kota dan pemukiman manusia inklusif, aman,


berketahanan dan berkelanjutan
Target:
11.a. Mendukung hubungan ekonomi, sosial dan lingkungan yang positif
antara daerah perkotaan, per-perkotaan dan pedesaan dengan
memperkuat perencanaan pembangunan nasional dan daerah
11.b. Pada tahun 2020, secara substansial meningkatkan jumlah kota dan
pemukiman manusia mengadopsi dan menerapkan kebijakan yang
terintegrasi dan rencana menuju inklusi, efisiensi sumber daya, mitigasi

30
dan adaptasi perubahan iklim, ketahanan terhadap bencana, dan
mengembangkan dan melaksanakan, sejalan dengan Kerangka Sendai
untuk Risiko Bencana pengurangan 2015-2030, manajemen risiko
bencana holistik di semua tingkatan
11.c. Dukungan setidaknya negara-negara maju, termasuk melalui bantuan
keuangan dan teknis, dalam membangun bangunan berkelanjutan dan
tangguh memanfaatkan bahan lokal

Indikator:
11.1. Pada tahun 2030, menjamin akses untuk semua untuk yang memadai,
aman dan terjangkau perumahan dan pelayanan dasar dan upgrade
kumuh
11.2. Pada tahun 2030, menyediakan akses ke aman, terjangkau, dapat diakses
dan berkelanjutan sistem transportasi untuk semua, meningkatkan
keselamatan jalan, terutama dengan memperluas angkutan umum,
dengan perhatian khusus pada kebutuhan mereka di rentan situasi,
wanita, anak-anak, penyandang cacat dan orang tua
11.3. Pada tahun 2030, meningkatkan urbanisasi inklusif dan berkelanjutan
dan kapasitas untuk perencanaan pemukiman manusia partisipatif,
terpadu dan berkelanjutan dan manajemen di semua negara
11.4. Memperkuat upaya untuk melindungi dan menjaga warisan budaya dan
alam dunia
11.5. Pada tahun 2030, secara signifikan mengurangi jumlah kematian dan
jumlah orang yang terkena dan secara substansial mengurangi kerugian
ekonomi langsung relatif terhadap produk domestik global yang kotor
disebabkan oleh bencana, termasuk bencana yang berhubungan dengan
air, dengan fokus pada melindungi orang miskin dan orang-orang dalam
situasi rentan
11.6. Pada tahun 2030, mengurangi per kapita dampak lingkungan yang
merugikan dari kota, termasuk dengan membayar perhatian khusus
untuk kualitas udara dan pengelolaan sampah kota dan lainnya

31
11.7. Pada tahun 2030, menyediakan akses universal ke ruang aman, inklusif
dan dapat diakses, hijau dan masyarakat, khususnya untuk perempuan
dan anak-anak, orang tua dan penyandang cacat

Tujuan 12. Menjamin pola produksi dan konsumsi yang berkelanjutan


Target:
12.a. Dukungan negara-negara berkembang untuk memperkuat kapasitas ilmu
pengetahuan dan teknologi mereka untuk bergerak ke arah pola yang
lebih berkelanjutan konsumsi dan produksi
12.b. Mengembangkan dan menerapkan alat untuk memantau dampak
pembangunan berkelanjutan untuk pariwisata berkelanjutan yang
menciptakan lapangan kerja dan mempromosikan budaya lokal dan
produk
12.c. Merasionalisasi subsidi bahan bakar fosil yang tidak efisien yang
mendorong konsumsi boros dengan menghapus distorsi pasar, sesuai
dengan keadaan nasional, termasuk dengan restrukturisasi pajak dan
pentahapan keluar mereka subsidi berbahaya, bila ada, untuk
mencerminkan dampak lingkungan mereka, dengan sepenuhnya
memperhatikan kebutuhan khusus dan kondisi negara-negara
berkembang dan meminimalkan dampak negatif yang mungkin pada
perkembangan mereka dengan cara yang melindungi orang miskin dan
masyarakat yang terkena dampak

Indikator:
12.1. Mengimplementasikan kerangka 10 tahun dari program pada konsumsi
dan produksi berkelanjutan, semua negara mengambil tindakan, dengan
negara-negara maju memimpin, dengan mempertimbangkan
perkembangan dan kemampuan negara-negara berkembang
12.2. Pada tahun 2030, mencapai pengelolaan yang berkelanjutan dan efisiensi
penggunaan sumber daya alam

32
12.3. Pada tahun 2030, membagi dua per kapita global yang sisa makanan di
tingkat ritel dan konsumen dan mengurangi kerugian makanan bersama
produksi dan rantai pasokan, termasuk kerugian pasca panen
12.4. Pada tahun 2020, mencapai pengelolaan ramah lingkungan dari bahan
kimia dan semua limbah sepanjang siklus hidup mereka, sesuai dengan
kerangka kerja internasional yang disepakati, dan secara signifikan
mengurangi pembebasan mereka ke udara, air dan tanah untuk
meminimalkan dampak buruk terhadap kesehatan manusia dan
lingkungan
12.5. Pada tahun 2030, secara substansial mengurangi limbah melalui
pencegahan, pengurangan, daur ulang dan penggunaan kembali
12.6. Mendorong perusahaan, terutama perusahaan besar dan transnasional,
untuk mengadopsi praktek-praktek berkelanjutan dan untuk
mengintegrasikan informasi keberlanjutan dalam siklus pelaporan
mereka
12.7. Mempromosikan praktik pengadaan publik yang berkelanjutan, sesuai
dengan kebijakan dan prioritas nasional
12.8. Pada tahun 2030, memastikan bahwa orang di mana-mana memiliki
informasi yang relevan dan kesadaran untuk pembangunan berkelanjutan
dan gaya hidup selaras dengan alam

Tujuan 13. Mengambil tindakan segera untuk memerangi perubahan


iklim dan dampaknya
Target:
13.a. Mengimplementasikan komitmen yang dilakukan oleh pihak negara
maju ke Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim untuk
tujuan memobilisasi bersama-sama $ 100.000.000.000 per tahun pada
tahun 2020 dari semua sumber untuk memenuhi kebutuhan negara-
negara berkembang dalam konteks aksi mitigasi yang berarti dan
transparansi dalam implementasi dan sepenuhnya mengoperasionalkan
Dana Iklim Hijau melalui kapitalisasi sesegera mungkin

33
13.b. Mempromosikan mekanisme untuk meningkatkan kapasitas untuk
perencanaan terkait perubahan iklim yang efektif dan manajemen di
negara maju setidaknya dan pulau kecil negara berkembang, termasuk
fokus pada wanita, pemuda dan daerah dan masyarakat terpinggirkan

Indikator:
13.1. Memperkuat ketahanan dan kapasitas adaptif terhadap bahaya yang
terkait dengan iklim dan bencana alam di semua negara
13.2. Mengintegrasikan langkah-langkah perubahan iklim ke dalam kebijakan
nasional, strategi dan perencanaan
13.3. Meningkatkan pendidikan, peningkatan kesadaran dan manusia dan
kapasitas kelembagaan pada mitigasi perubahan iklim, adaptasi,
pengurangan dampak dan peringatan dini

Tujuan 14. Melestarikan dan menggunakan samudera, lautan serta


sumber daya laut secara berkelanjutan untuk pembangunan
berkelanjutan
Target:
14.a. Meningkatkan pengetahuan ilmiah, mengembangkan kapasitas
penelitian dan transfer teknologi kelautan, dengan mempertimbangkan
Kriteria Intergovernmental Oceanographic Commission dan Pedoman
Transfer Teknologi Kelautan, dalam rangka meningkatkan kesehatan
laut dan untuk meningkatkan kontribusi keanekaragaman hayati laut
untuk pengembangan negara-negara berkembang, di pulau kecil
khususnya negara berkembang dan negara-negara kurang berkembang
14.b. Menyediakan akses untuk skala kecil artisanal nelayan untuk sumber
daya laut dan pasar
14.c. Meningkatkan konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan lautan dan
sumber daya mereka dengan menerapkan hukum internasional
sebagaimana tercermin dalam UNCLOS, yang menyediakan kerangka
hukum untuk penggunaan konservasi dan berkelanjutan lautan dan

34
sumber daya mereka, seperti yang diceritakan dalam ayat 158 dari Masa
Depan Kami Ingin

Indikator:
14.1. Pada tahun 2025, mencegah dan secara signifikan mengurangi
pencemaran laut dari semua jenis, khususnya dari kegiatan berbasis
lahan, termasuk sampah laut dan polusi nutrisi
14.2. Pada tahun 2020, mengelola secara berkelanjutan dan melindungi laut
dan pesisir ekosistem untuk menghindari dampak buruk yang signifikan,
termasuk dengan memperkuat ketahanan mereka, dan mengambil
tindakan untuk restorasi mereka untuk mencapai lautan yang sehat dan
produktif
14.3. Meminimalkan dan mengatasi dampak pengasaman laut, termasuk
melalui kerjasama ilmiah ditingkatkan di semua tingkatan
14.4. Pada tahun 2020, secara efektif mengatur panen dan akhir penangkapan
ikan yang berlebihan, penangkapan ikan ilegal dan praktek penangkapan
ikan yang merusak dan melaksanakan rencana manajemen berbasis ilmu
pengetahuan, dalam rangka untuk memulihkan stok ikan dalam waktu
singkat layak, setidaknya ke tingkat yang dapat menghasilkan hasil
maksimum yang lestari sebagaimana ditentukan oleh karakteristik
biologis mereka
14.5. Pada tahun 2020, menghemat setidaknya 10 persen dari pesisir dan laut
daerah, konsisten dengan hukum nasional dan internasional dan
berdasarkan yang terbaik informasi ilmiah yang tersedia
14.6. Pada tahun 2020, melarang bentuk-bentuk tertentu dari subsidi perikanan
yang berkontribusi terhadap kelebihan kapasitas dan overfishing,
menghilangkan subsidi yang berkontribusi terhadap penangkapan ikan
ilegal dan menahan diri dari memperkenalkan subsidi seperti baru,
mengakui bahwa perlakuan khusus dan berbeda yang tepat dan efektif
untuk mengembangkan dan negara-negara kurang berkembang harus
menjadi bagian integral dari Organisasi Perdagangan Dunia subsidi
perikanan negosiasi

35
14.7. Pada tahun 2030, meningkatkan manfaat ekonomi ke Pulau Kecil
Negara-negara berkembang dan negara-negara kurang berkembang dari
pemanfaatan berkelanjutan sumber daya laut, termasuk melalui
pengelolaan perikanan berkelanjutan, budidaya dan pariwisata

Tujuan 15. Melindungi, memperbarui, serta mendorong penggunaan


ekosistem daratan yang berkelanjutan, mengelola hutan secara
berkelanjutan, memerangi penggurunan, menghentikan dan memulihkan
degradasi tanah, serta menghentikan kerugian keanekaragaman hayati

Target:
15.a. Memobilisasi dan secara signifikan meningkatkan sumber daya
keuangan dari semua sumber untuk melestarikan dan penggunaan
keanekaragaman hayati dan ekosistem yang berkelanjutan
15.b. Memobilisasi sumber daya yang signifikan dari semua sumber dan di
semua tingkatan untuk membiayai pengelolaan hutan berkelanjutan dan
memberikan insentif yang memadai untuk negara-negara berkembang
untuk memajukan manajemen tersebut, termasuk untuk konservasi dan
reboisasi
15.c. Meningkatkan dukungan global untuk upaya untuk memerangi
perburuan dan perdagangan spesies yang dilindungi, termasuk dengan
meningkatkan kapasitas masyarakat lokal untuk mengejar peluang mata
pencaharian yang berkelanjutan

Indikator:
15.1. Pada tahun 2020, menjamin konservasi, restorasi dan pemanfaatan
berkelanjutan dari ekosistem air tawar darat dan pedalaman dan layanan
mereka, khususnya hutan, lahan basah, pegunungan dan lahan kering,
sejalan dengan kewajiban berdasarkan perjanjian internasional
15.2. Pada tahun 2020, mempromosikan pelaksanaan manajemen
berkelanjutan dari semua jenis hutan, menghentikan deforestasi,

36
memulihkan hutan yang rusak dan secara substansial meningkatkan
aforestasi dan reforestasi global
15.3. Pada tahun 2030, memerangi penggurunan, memulihkan lahan kritis dan
tanah, termasuk tanah yang terkena penggurunan, kekeringan dan banjir,
dan berusaha untuk mencapai dunia degradasi lahan-netral
15.4. Pada tahun 2030, menjamin konservasi ekosistem gunung, termasuk
keanekaragaman hayati, dalam rangka meningkatkan kapasitas mereka
untuk memberikan manfaat yang penting untuk pembangunan
berkelanjutan
15.5. Mengambil tindakan segera dan signifikan untuk mengurangi degradasi
habitat alami, menghentikan hilangnya keanekaragaman hayati dan, pada
tahun 2020, melindungi dan mencegah kepunahan spesies terancam
15.6. Mempromosikan pembagian yang adil dan merata dari keuntungan yang
dihasilkan dari pemanfaatan sumber daya genetik dan mempromosikan
akses yang tepat terhadap sumber daya tersebut, seperti yang disepakati
secara internasional
15.7. Mengambil tindakan segera untuk mengakhiri perburuan dan
perdagangan satwa dilindungi flora dan fauna dan alamat permintaan
dan pasokan produk satwa liar
15.8. Pada tahun 2020, memperkenalkan langkah-langkah untuk mencegah
pendahuluan dan secara signifikan mengurangi dampak dari spesies
asing invasif di darat dan air ekosistem dan mengendalikan atau
membasmi spesies prioritas
15.9. Pada tahun 2020, mengintegrasikan ekosistem dan keanekaragaman
hayati nilai-nilai ke dalam perencanaan nasional dan daerah, proses
pembangunan, strategi pengurangan kemiskinan dan rekening

Tujuan 16. meningkatkan masyarakat yang inklusif dan damai untuk


pembangunan berkelanjutan, menyediakan akses terhadap keadilan bagi
semua, dan membangun institusi yang efektif, akuntabel dan inklusif di
semua tingkatan
Target:

37
16.a. Memperkuat lembaga-lembaga nasional yang relevan, termasuk melalui
kerja sama internasional, untuk membangun kapasitas di semua
tingkatan, khususnya di negara berkembang, untuk mencegah kekerasan
dan memerangi terorisme dan kejahatan
16.b. Mempromosikan dan menegakkan hukum dan kebijakan non-
diskriminatif bagi pembangunan berkelanjutan

Indikator:
16.1. Secara signifikan mengurangi segala bentuk kekerasan dan tingkat
kematian terkait di mana-mana
16.2. Mengakhiri penyalahgunaan, eksploitasi, perdagangan dan segala
bentuk kekerasan terhadap dan penyiksaan anak-anak
16.3. Mempromosikan aturan hukum di tingkat nasional dan internasional
dan menjamin akses yang sama terhadap keadilan bagi semua
16.4. Pada tahun 2030, secara signifikan mengurangi terlarang keuangan dan
lengan arus, memperkuat pemulihan dan pengembalian aset curian dan
memberantas segala bentuk kejahatan terorganisir
16.5. Substansial mengurangi korupsi dan suap dalam segala bentuknya
16.6. Mengembangkan lembaga yang efektif, akuntabel dan transparan di
semua tingkatan
16.7. Pastikan responsif, inklusif, partisipatif dan perwakilan pengambilan
keputusan di semua tingkatan
16.8. Memperluas dan memperkuat partisipasi negara-negara berkembang di
lembaga-lembaga pemerintahan global
16.9. Pada tahun 2030, memberikan identitas hukum bagi semua, termasuk
pendaftaran kelahiran
16.10. Menjamin akses publik terhadap informasi dan melindungi kebebasan
fundamental, sesuai dengan undang-undang nasional dan perjanjian
internasional

38
Tujuan 17. Memperkuat perangkat-perangkat implementasi (means of
implementation) dan merevitalisasi kemitraan global untuk pembangunan
berkelanjutan

Target:
Keuangan
17.1. Memperkuat mobilisasi sumber daya dalam negeri, termasuk melalui
dukungan internasional untuk negara-negara berkembang, untuk
meningkatkan kapasitas dalam negeri untuk pajak dan pengumpulan
pendapatan lainnya
17.2. Negara-negara maju untuk melaksanakan sepenuhnya komitmen
bantuan pembangunan resmi mereka, termasuk komitmen oleh banyak
negara maju untuk mencapai target 0,7 persen dari ODA / GNI ke
negara-negara berkembang dan 0,15-0,20 persen dari ODA / GNI
untuk setidaknya negara-negara maju; penyedia ODA didorong untuk
mempertimbangkan menetapkan target untuk menyediakan setidaknya
0,20 persen dari ODA / GNI ke negara-negara berkembang
17.3. Memobilisasi sumber daya keuangan tambahan untuk negara-negara
berkembang dari berbagai sumber
17.4. Membantu negara-negara dalam mencapai keberlanjutan utang jangka
panjang melalui kebijakan terkoordinasi yang bertujuan meningkatkan
pembiayaan utang, utang dan restrukturisasi utang, yang sesuai
berkembang, dan mengatasi utang luar negara-negara miskin yang
terjerat utang untuk mengurangi tekanan utang
17.5. Mengadopsi dan menerapkan rezim promosi investasi bagi negara-
negara berkembang

Teknologi
17.6. Meningkatkan Utara-Selatan, Selatan-Selatan dan kerjasama regional
dan internasional segitiga dan mengakses ilmu pengetahuan, teknologi
dan inovasi dan meningkatkan pengetahuan berbagi atas dasar

39
persetujuan bersama, termasuk melalui peningkatan koordinasi antar
mekanisme yang ada, khususnya di tingkat PBB, dan melalui
mekanisme fasilitasi teknologi global
17.7. Mempromosikan pengembangan, transfer, diseminasi dan penyebaran
teknologi ramah lingkungan untuk negara-negara berkembang yang
menguntungkan, termasuk persyaratan konsesi dan preferensi,
sebagaimana disepakati
17.8. Sepenuhnya mengoperasionalkan bank teknologi dan ilmu
pengetahuan, teknologi dan inovasi mekanisme pembangunan
kapasitas bagi negara-negara kurang berkembang pada 2017 dan
meningkatkan penggunaan teknologi yang memungkinkan, khususnya
informasi dan teknologi komunikasi

Pembangunan Kapasitas
17.9. Meningkatkan dukungan internasional untuk melaksanakan efektif dan
ditargetkan pembangunan kapasitas di negara-negara berkembang
untuk mendukung rencana nasional untuk menerapkan semua tujuan
pembangunan yang berkelanjutan, termasuk melalui Utara-Selatan,
Selatan-Selatan dan kerjasama segitiga

Perdagangan
17.10. Mempromosikan, aturan berbasis, terbuka, sistem perdagangan
multilateral yang universal non-diskriminatif dan adil di bawah
Organisasi Perdagangan Dunia, termasuk melalui kesimpulan dari
perundingan di bawah nya Doha Development Agenda
17.11. Secara signifikan meningkatkan ekspor negara-negara berkembang,
khususnya dengan maksud untuk menggandakan pangsa negara-negara
berkembang 'dari ekspor global pada tahun 2020
17.12. Menyadari pelaksanaan tepat waktu bebas bea dan akses pasar kuota
bebas secara abadi untuk semua negara-negara berkembang, yang

40
konsisten dengan keputusan Organisasi Perdagangan Dunia, termasuk
dengan memastikan bahwa aturan preferensial asal berlaku untuk
impor dari negara-negara paling maju yang transparan dan sederhana,
dan berkontribusi untuk memfasilitasi akses pasar

Masalah Sistemik Kebijakan dan Koherensi Kelembagaan


17.13. Meningkatkan stabilitas makroekonomi global, termasuk melalui
koordinasi kebijakan dan koherensi kebijakan
17.14. Meningkatkan keterpaduan kebijakan untuk pembangunan
berkelanjutan
17.15. Menghormati ruang kebijakan masing-masing negara dan
kepemimpinan untuk membangun dan menerapkan kebijakan untuk
pengentasan kemiskinan dan pembangunan berkelanjutan

Kemitraan Multi-Stakeholder
17.16. Meningkatkan kemitraan global untuk pembangunan berkelanjutan,
dilengkapi dengan kemitraan multi-stakeholder yang memobilisasi dan
berbagi pengetahuan, keahlian, teknologi dan sumber daya keuangan,
untuk mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan di
semua negara, di negara-negara berkembang khususnya
17.17. Mendorong dan mempromosikan publik yang efektif, kemitraan
masyarakat publik-swasta dan sipil, membangun pengalaman dan
resourcing strategi kemitraan

Data, Monitoring dan Akuntabilitas


17.18. Pada tahun 2020, meningkatkan dukungan pengembangan kapasitas
untuk negara-negara berkembang, termasuk negara-negara yang
kurang berkembang dan pulau kecil negara berkembang, meningkat
secara signifikan ketersediaan berkualitas tinggi, tepat waktu dan data
yang dapat dipercaya dipilah berdasarkan pendapatan, jenis kelamin,
usia, ras, suku, migrasi status, kecacatan, lokasi geografis dan
karakteristik lain yang relevan dalam konteks nasional

41
17.19. Pada tahun 2030, membangun inisiatif yang ada untuk
mengembangkan pengukuran kemajuan pembangunan berkelanjutan
yang melengkapi produk domestik bruto, dan mendukung statistik
peningkatan kapasitas di negara-negara berkembang

Gambar 2 : Sasaran SDGs Yang Di Usulkan PBB Pada September 2015

2.6 Perbandingan SDGs dengan MDGs

Sustainable Development Goals (SDGs) didefinisikan sebagai kerangka


kerja untuk 15 tahun ke depan hingga tahun 2030. Berbeda dengan MDGs
yang lebih bersifat birokratis dan teknokratis, penyusunan butir-butir SDGs
lebih inklusif melibatkan banyak pihak termasuk organisasi masyarakat sipil
atau Civil Society Organization (CSO). Penyusunan SDGs sendiri memiliki
beberapa tantangan karena masih terdapat beberapa butir-butir target MDGs
yang belum bisa dicapai dan harus diteruskan di dalam SDGs (WHO, 2015).
Seluruh tujuan, target dan indikator dalam dokumen SDGsjuga perlu
mempertimbangkan perubahan situasi global saat ini. Contohnya, isu-isu
seperti ketimpangan, tata kelola efektif dan inklusif serta harmoni
masyarakat menjadi kunci faktor yang harus dipertimbangkan dalam SDGs.
Solusi dari isu-isu ini harus melibatkan pemangku kepentingan dari berbagai
sektor lain, terutama mengingat perlunya keseimbangan pembangunan
antara sektor ekonomi, sosial, dan lingkungan (WHO, 2015).

42
1. SDGs Akan Lebih Transformatif untuk Planet
Serupa dengan MDGs, memberantas kemiskinan ekstrem terletak pada
jantung SDGs. Sementara masing-masing dari 17 goal yang diusulkan
memiliki agenda tersendiri, mereka secara kolektif mengatasi banyak
aspek kemiskinan global yang rumit--perbedaan menjadi semakin penting
ketika lanskap politik dan lingkungan terus berubah.

2. Tujuan SDGs Akan Lebih Komprehensif


Pada intinya, SDGs dan MDGs mempunyai target yang sama, namun
SDGs berusaha untuk menggabungkan platform yang lebih luas dari tahun
2000. Terutama, tujuan tersebut menggunakan konsep keberlanjutan untuk
merangkai agenda komprehensif yang jauh melampaui sektor sosial.17
goal SDGs memasukkan isu kualitas lingkungan (perubahan iklim,
hilangnya keanekaragaman hayati, dan deforestasi) dan ketahanan
ekonomi yang berkelanjutan (meningkatkan akses ke sumber-sumber
energi berkelanjutan, membangun kota yang berkelanjutan dan
peningkatan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan).

3. SDGs Akan Mencari Pendekatan yang Lebih Integratif untuk


Pembangunan
Banyak dari tujuan MDGs yang dibuat diisolasi satu sama lain (kesehatan
ibu, kelaparan, kesetaraan gender). The SDGs berusaha untuk membuka
komunikasi dan usaha –usaha antar 17 goal tersebut untuk menyajikan
agenda yang bersatu dan terpadu.

4. SDGs Akan Beroperasi pada Skala Universal


MDGs difokuskan terutama pada bagaimana negara maju dapat
meningkatkan secara finansial bantuan untuk negara berkembang.SDGs,
bagaimanapun, berbicara tentang kemiskinan di semua negara (maju dan
berkembang).Jika pemberantasan kemiskinan benar-benar jantung SDGs,
maka harus ada dorongan yang universal dan komprehensif untuk
menemukan sebuah agenda yang berbicara tentang semua negara dan

43
semua tingkat pembangunan ekonomi, untuk memastikan bahwa tidak ada
yang tertinggal. Secara umum, SDG memiliki penekanan lebih besar pada
kelestarian lingkungan, ekonomi, dan sosial daripada MDGs.

44
BAB III

TELAAH KRITIS JURNAL

Frekuensi Kunjungan Posyandu dan Riwayat Kenaikan Berat Badan


Sebagai Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada Anak Usia 3 – 5 Tahun

Telaah jurnal yang dilakukan adalah dengan melihat komponen jurnal sebagai
berikut.

a. Judul

Judul jurnal yang ditelaah adalah Frekuensi Kunjungan Posyandu dan


Riwayat Kenaikan Berat Badan Sebagai Faktor Risiko Kejadian Stunting
Pada Anak Usia 3 – 5 Tahun. Pada judul jurnal penelitian ini terdapat 18
kata dalam bahasa indonesia dan 19 kata dalam bahasa inggris. Hal ini
tidak sesuai dengan kaidah penulisan judul jurnal yang baik yaitu tidak
lebih dari 14 kata dalam bahasa indonesia dan 10 kata dalam bahasa
inggris).

Pada jurnal ini penulisan nama sudah sesuai dengan kaidah yang baik
karena sudah mencamtumkan alamat penulis utama, dan nama dibuat
tanpa menggunakan gelar, serta telah dicantumkan alamat email penulis
jurnal.

b. Abstraksi (Abstract)

45
Abstrak yang baik adalah abstrak yang mengandung komponen IMRAD
(Introduction, Methods, Result dan Discussion) secara sejelas namun
sesingkat mungkin. Setiap bagian dari abstrak informatif yaitu
memberikan informasi tersendiri yang dirangkum secara ringkas dan
mudah dimengerti. Pada jurnal ini, jumlah kata dalam abstrak terdiri dari
175 kata, kurang sesuai dengan kaidah penulisan abstrak yang baik yaitu
mengandung jumlah kata antara 200-250.

d. Pendahuluan

Pendahuluan ditulis sesuai dengan komponen penulisan yang baik. Bagian


pertama mengemukakan alasan dilakukannya sebuah penulisan. Bagian
kedua menyatakan tujuan penulisan dan desain penelitian. Pendahuluan
pada jurnal ini didukung oleh pustaka yang kuat dan relevan ditandai
dengan adanya sitasi pada setiap gagasan. Pendahuluan tidak lebih dari
satu halaman. Pada jurnal ini, secara keseluruhan pendahuluan sudah baik
sesuai dengan komponen penulisan yang baik.

e. Metode

Metode, lokasi dan waktu penelitian, serta populasi, sampel dan besar
sampel, variabel - variabel yang diteliti, teknik pengolahan data, rencana
pengolahan dan analisis data dikemukakan dengan baik dalam bagian
metode pada jurnal ini. Pada bagian ini dapat menilai apakah metode yang
digunakan sudah tepat, siapa populasinya, apakah teknik pengambilan
sampelnya tepat, dan pengolahan data yang digunakan apakah sesuai
dengan metode penelitian. Bagian metode pada jurnal ini sudah cukup baik
dan mencakup keseluruhan komponen yang diperlukan serta menggunakan
dasar literatur yang terkini.

f. Pembahasan

46
Pada pembahasan telah dikemukakan hal-hal yang relevan dan cukup
menjabarkan upaya pemecahan masalah terhadap faktor-faktor yang
menjadi resiko terjadinya masalah yang menjadi topik utama jurnal.
Pembahasan pada jurnal ini cukup baik, jelas, terstruktur, lengkap dan
aplikatif. Kesulitan dan hambatan di periode lalu telah dijabarkan dan
ditemukan penyebab masalah beserta upaya penanggulangannya.

g. Kesimpulan

Kesimpulan yang dibuat pada jurnal ini sudah cukup mewakili data yang
didapatkan serta merangkum data pada pendahuluan dan pembahasan.

h. Daftar Pustaka
Pada jurnal ini, daftar pustaka disusun sesuai dengan aturan jurnal yang
baku..

Analisis VIA

 Validity

Jurnal ini bersifat analisis dengan metode case-control study yang


membandingkan antara kelompok kasus dan kelompok kontrol dengan
perbandingan 1 : 1. Kasus merupakan balita dengan usia 3 – 5 tahun yang
mengalami stunting, sedangkan balita kelompok kontrol adalah balita
dengan status gizi tinggi badan menurut umur (TB/U) normal. Adapun
analisa bivariat data menggunakan uji Chi-square untuk mengetahui faktor
risiko yang berpengaruh dan selanjutnya dilakukan analisis multivariat
untuk mengetahui faktor yang paling berpengaruh menggunakan uji
Regresi logistik ganda. Jurnal ini merupakan jurnal analisis mengenai
faktor resiko, sehingga penggunaan metode dengan case control study

47
sudah tepat dan valid. Sumber kepustakaan berjumlah 10 kepustakaan
sehingga jurnal cukup dapat dipercaya.
 Importance

Pembahasan masalah pada jurnal ini sangat penting. Penelitian pada jurnal
ini bertujuan untuk mencari faktor resiko yang berhubungan dengan
kejadian stunting pada anak usia 3-5 tahun, dimana stunting merupakan
salah satu permasalahan kesehatan yang harus diselesaikan pada MDGs.

Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa faktor resiko yang berhubungan
dengan kejadian stunting yaitu jumlah kunjungan posyandu dan kenaikan
berat badan anak. frekuensi kunjungan posyandu memiliki nilai p = 0,013
dan kenaikan berat badan pada anak usia 13 – 24 bulan memiliki nilai p =
0,023 yang berarti kedua variable mimiliki nilai p yang signifikan
(p<0,05). Pada hasil uji statistik regresi logistik ganda diperoleh hanya
frekuensi kunjungan posyandu yang memenuhi syarat dan menjadi faktor
yang paling berpengaruh terhadap kejadian stunting. Frekuensi kunjungan
ke posyandu merupakan faktor yang paling dominan terhadap kejadian
stunting,dengan nilai OR = 3,1. Berdasarkan hasil penelitian tersebut ,
kenaikan berat badan pada usia 13 – 24 bulan dan frekuensi kunjungan ke
posyandu merupakan faktor risiko kejadian stunting. Faktor yang paling
dominan terhadap kejadian stunting adalah frekuensi kunjungan posyandu.
Anak yang tingkat kehadiran ke posyandu rendah mempunyai risiko 3,1
kali untuk tumbuh stunting apabila dibandingkan dengan anak yang rutin
hadir ke posyandu.

 Applicability

Upaya dalam penanggulangan angka stunting dilakukan dengan


meningkatkan frekuensi kunjungan balita posyandu sehingga dapat
menjadi bagian dari budaya dan sosial di masyarakat, serta knowledge
transfer dan edukasi agar mampu menjelaskan dan melakukan

48
pemberdayaan dalam meningkatkan status gizi masyarakat. Untuk
meningkatkan frekuensi kunjungan posyandu dan mengatasi
permasalahan kenaikan berat badan yang rendah pada balita usia 13 – 24
bulan, Puskesmas dan tim penggerak PKK desa perlu melakukan
sosialisasi kepada masyarakat tentang kegiatan posyandu sehingga dapat
meningkatkan frekuensi kunjungan balita posyandu. Petugas gizi
Puskesmas juga perlu melakukan pelacakan dan pendampingan pada
balita yang mengalami permasalahan berat badan yang tidak naik lebih
dari 2 kali (2T) terutama pada usia 13 – 24 bulan. Kepemimpinan dalam
kesehatan masyarakat diperlukan dalam meningkatkan kemampuan
pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pencegahan stunting di
Indonesia. Langkah langkah aplikatif ini dapat diaplikasikan dalam upaya
perbaikan mutu di puskesmas dalam penurunan angka stunting.

49
BAB IV

KESIMPULAN

1. Pembangunan yang dilaksanakan selama ini cenderung memanfaatkan


sumber daya alam dengan semena-mena, tanpa memperhatikan aspek
lingkungan yang ada. Akibatnya kerusakan dan pencemaran lingkungan
semakin sering terjadi. Hal ini menyita perhatian dunia sehingga
dibutuhkan suatu pencapaian tujuan bersama oleh pemerintah sebagai
baku standar pembangunan yang disebut sebagai MDGs (Millennium
Development Goals). Program ini dilaksanakan pada tahun 2000-2015.
2. Setelah keberhasilan MDGs, dibentuk program lanjutan oleh PBB yang
disebut dengan SDGs (Sustainable Development Goals). Dengan adanya
SDGs diharapkan dapat menyempurnakan dari setiap kekurangan
program dari MDGs terdahulu.
3. Pelakasanaan SDGs di puskesmas sudah cukup baik memenuhi tujuan
SDGs dalam bidang kesehatan walaupun masih belum sepenuhnya target
tercapai.

50
DAFTAR PUSTAKA

1. Badan Pusat Statistik dan Bappenas. 2011. Pedoman Definisi Operasional


Indikator MDGs. Jakarta: Bappenas dan BPS
2. Badan Pusat Statistik. 2015. Kompilasi data indikator statistik lintas sektor
kajian indika Sustainable Development Goals (SDGs). [online] Available
at: http://sirusa.bps.go.id/sirusa/index.php/dasar/pdf?kd=3289&th=2014
[Accessed 8 juni. 2016].
3. Departemen Kesehatan. 2017. Agenda dalam Rakernas 2016. Tersedia
dari: http://www.depkes.go.id/development/site/dinas-
kesehatan/index.php?cid=1-16033100004&id].
4. Kates R.W, Paris T.M And Leiserowitz A.A. What Is Sustainable
Development? Goals, Indicators, Values, And Practice In Environment:
Science And Policy For Sustainable Development, Volume 47, Number 3,
Pages 8–21. 2005.
5. Kementrian Luar Negri Indonesia. 2012. Inisiasi Pembahasan Sustainable
Development Goals (SDGS) di Tingkat Nasional, Yogyakarta, 12-13
Maret 2012. Tersedia dari: https://www.kemlu.go.id/id/berita/siaran-
pers/Pages/Inisiasi-Pembahasan-Sustainable-Development-Goals-SDGS-
di-Tingkat-Nasional-Yogyakarta-12-13-Maret-20.aspx].
6. Panuluh Sekar, Fitri Rizkia Melia. Perkembangan Pelaksanaan SDGs di
Indonesia. Jakarta : Infid
7. PBB. 2013. Sebuah Kemitraan Global Yang Baru: Hapuskan Kemiskinan
Dan Transformasi Ekonomi Melalui Pembangunan Berkelanjutan.New
York: Perserikatan Bangsa-Bangsa.
8. PBB. 2016. Sustainable Development Goals. Tersedia dari:
https://sustainabledevelopment.un.org/sdgs [diakses pada 11 Februari
2016].
9. Prapti RH. 2015. Memposisikan SRHR di seluruh bidang pembangunan
berkelanjutan. Jakarta: Rutgerswpfindo.
10. Santono, H. 2015. Panduan SDGS untuk pemerintah daerah (kota dan
kabupaten) dan pemangku kepentingan daerah. Jakarta: Infid
11. UNDP. 2015. Sustainable Development Goals (SDGs). [online] Available
at:http://www.undp.org/content/undp/en/home/mdgoverview/post-2015-
development-agenda.html [Accessed 9 juni. 2016].
12. Tosepu R. 2016. Did indonesia achieve the mdgs goals by 2015?. Public
Health of Indonesia. 2016 March;2(1): 1-9.
13. United Nations. 2014. Proposed Goals And Targets In Sustainable
Development Solutions Network : An Agenda Proposed For The
Sustainable Development. A Report For The Un Secretary General.

51
14. WHO. 2015. Health in 2015: from MDGs, Millennium Development
Goals to SDGs, Sustainable Development Goals. Geneva: World Health
Organization.

52

Anda mungkin juga menyukai