Diajukan oleh:
Muhammad Khalil
NIM. 180801062
Puji syukur kehadiran Allah SWT. Atas segala limpahan Rahmat, dan
karunianya salawat kepada pahlawan dan kasih yang telah mengasihi kita sebagai
umatnya jauh sebelum kita diciptakan yaitu Muhammad SAW. Sehingga saya dapat
kesuksesan saya dalam segala hal, dan tentu terimakasih kepada para dosen yang
selalu membimbing dan membantu. Harapan saya semoga proposal skripsi ini
membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Dan Adapun
judul yang saya tuliskan yakni Kebijakan Sustainable Development Goals (SDGs)
Desa Dalam Menanggulangi Kemiskinan. Dan semoga dengan tulisan ini dapat
bermanfaat bagi saya pribadi dan seluruh pembaca, saya menyadari bahwa masih
banyak kekuangan dalam penulisan dan tentu mengharapkan masukan dan saran dari
Muhammad Khalil
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................8
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................8
1.4 Manfaat Penelitian......................................................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................10
2.1 Penelitian Terdahulu.................................................................................10
2.2 Landasan Teori..........................................................................................12
2.2.1 Teori Kebijakan Publik....................................................................12
2.2.2 Tahapan Kebijakan Publik...............................................................15
2.2.3 Sustainable Development Goals (SDGs) Desa................................16
2.2.4 Kemiskinan......................................................................................21
BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................25
3.1 Pendekatan Penelitian...............................................................................25
3.2 Fokus Penelitian........................................................................................26
3.3 Lokasi Penelitian.......................................................................................26
3.4 Jenis Dan Sumber Data.............................................................................27
3.5 Jenis Pengumpulan Data...........................................................................27
3.6 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data.......................................................29
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................30
ii
BAB I
PENDAHULUAN
negara. Pada bulan September 2000, 189 Negara menyepakati suatu pertemuan untuk
Goals (MDGs). dimana target dari MGDs adalah mengurangi jumlah penduduk
miskin hingga 50% pada tahun 2015. Deklarasi tersebut membuktikan bahwa
mengatasi kemiskinan hingga setengah dari penduduk dunia. Pada tanggal 25-27
merupakan lanjutan dari MGDs, Acara tersebut di hadiri perwakilan dari 193 Negara
termasuk indonesia. Pada saat itu sebanyak 193 negara anggota PBB mengumumkan
dokumen berjudul “Transforming Our World: the 2030 agenda for Sustainable
hingga seterusnya.1
1
Ishartono Dan Santoso Tri Raharjo. 2016. Sustainable Development Goals (SDGs) Dalam
Pengantasan Kemiskinan. Universitas Padjajaran
1
Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan inisiatif dari 193 negara
yang memiliki tujuan untuk mewujudkan kehidupan manusia menjadi lebih baik
dalam aspek ekonomi, sosial dan juga bisa bersinergi dengan lingkungan. SDGs
memiliki 17 tujuan, yaitu tanpa adanya kemiskinan, tidak ada kelaparan, kualitas
Pendidikan yang baik, Kesehatan dan kesejahteraan, air bersih dan sanitasi,
konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab, kota dan komunitas yang
ekosistem laut, perdamaian, keadilan dan kelembagaan yang kuat, kemitraan untuk
bersifat global berperan penting bagi keseimbang seluruh negara, yaitu bagi negara
berkembang dan negara maju, supaya memiliki peran yang maksimal dalam
pembangunan negara, setiap negara telah memiliki peran dan tanggung jawab yang
program MDGs. Dari beberapa data yang ada, Indonesia merupakan negara dengan
garis kemiskinan yang masih tinggi mencapai angka 11% dan sudah mengalami
penurunan dari angka sekitar 15% di 20-30 tahun lalu dan menjadi 11,7% dengan
memiliki rekam jejak yang bagus dalam pelaksanaan MDGs, dengan adanya
2
Panuluh, S., dan Fitri, M. R. (2016). Perkembangan Pelaksaan Sustainable Development
Goals (SDGs) Di Indoneisa.
2
pendanaan yang baik dan fokus pada SDGs di bidang Pendidikan dan kesehatan,
maka Indonesia dapat membangun kerjasaama dengan mitra-mitra yang bagus dan
memberikan hasil yang baik di wilayah Indonesia pada tahun 2030 mendatang.3
kemiskinan” karena Kemiskinan merupakan permasalahan yang lebih dari satu, dari
Oleh karena itu kajian kemiskinan sering disebut sebagai “kajian abadi” yang selalu
yang beban berat bagi pemerintahan, lebih-lebih jika dihubungkan dengan disparitas
yang semakin melebar antara si miskin dan si kaya. Sebagai bagian dari PBB,
yang tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok (basic needs) dan masyarakat
tersebut berada di bawah kebutuhan minimum. Dan BPS dalam melihat kemiskinan
juga berdasarkan pada kebutuhan dasar (basic needs approach). Yaitu nilai
3
Ahmad, Dodi Kurtubi. 2018. “Sustanaible Goals (SDGs) dan Pembangunan Kesejahteraan
Sosial” https://www.riau.go.id/home/skpd/1970/01/01/3740-sustainabledevelopment-goals-sdgs-dan-
pembangunan-kesejahteraan-sosial-olehdodi, di akses tanggal 27 january 2022
4
Islam Faruk Zaini. 2021. Kebijakan Sustainable Development Goals (SDGs) Dalam
Penanggulangan Kemiskinan Masyarakat Desa. Universitas Hasanuddin Makasar.
3
Untuk meminimalisir tingkat kemiskinan, pada tahun 2020 pemerintah
yang tujuan dari program tersebut adalah untuk memprioritas penggunaan dana desa
lebih maksimal pada tahun 2021. Yang fokus pada pencapaian SDGs. Sehingga dana
desa yang di salurkan oleh pemerintah pusat ke pemerintah daerah dapat dirasakan
oleh semua elemen masyarakat desa, hingga golongan terbawah untuk mengurangi
sebagai acuan pembangunan desa yang setiap desanya memiliki kebutuhan masing-
masing. Adapun depalan tipe desa adalah sebagai berikut (siswanto 2021): Desa yang
bebas dari kemiskinan dan kelaparan, desa ekonomi tumbuh merata, desa yang peduli
dengan lingkungan, desa ramah perempuan, desa peduli Kesehatan, desa peduli
hal tersebut. Provinsi Aceh salah satu provinsi dengan angka kemiskinan sangat
tinggi di pulau sumatera, bahkan menjadi provinsi termiskin di Sumatra, hal ini di
lapangan pekerjaan.
4
Tahun 2018 2019 2020 2021
Dilihat tabel 1.1 bahwa penduduk miskin di provinsi Aceh cukup tinggi,
15,32% dan pada tahun 2020 mengalami penurunan lagi sebesar 14,99% ini cukup
baik, tetapi pada tahun 2021 mengalami kenaikan yang cukup tinggi yaitu 15,33%.
penduduk miskin di provinsi Aceh. Dengan melihat persentase penduduk miskin dan
juga tingkat penduduk miskin yang sangat tinggi setiap tahunnya, dapat di nilai
beberapa wilayah lain. Sementara itu dana desa yang di alokasikan kesetiap desa oleh
penggunaan belanja desa yang telah di tetapkan dalam APBDesa digunakan sebesar
30% untuk pemerintah desa untuk biaya perjalanan dinas, operasional, penghasilan
Pada tahun 2021 kementrian desa telah mengalokasikan dana desa sebanyak
72 triliun yang disalurkan ke 74.961 desa di Indonesia. Aceh salah satu daerah yang
mendapatkan dana desa yang cukup tinggi dari pemerintah pusat. Pada tahun 2021
5
dana desa yang di terima oleh Provinsi Aceh sebesar 4,9 triliun rupiah yang dibagikan
ke 6.497 desa. Pemerintah memintak supaya dana desa yang digunakan oleh
masyarakat untuk mengerjakan proyek desa harus menggunakan skema padat karya
tunai desa.
mengurangi kemiskinan didesa. Program padat karya tunai desa (PKTD) tersebut
untuk menciptakan pekerjaan bagi masyarakat desa dengan ketentuan 30% dari
kegiatan pembangunan yang dibayarkan untuk upah pekerja. Sasaran dari program ini
stunting. Dengan adanya program padat karya tunai desa tersebut diharapkan bisa
merupakan Gampong dengan pendapatan dana desa yang setiap tahunnya mengalami
Rp Rp Rp Rp 0
6
Tahun 2021 1,020,644,000 612,386,400
408, 257,600
Dana desa yang di atas merupakan angka yang cukup besar, tapi jumlah dana
desa yang besar tidak berbanding lurus dengan penggunaannya yang maksimal,
Aceh. Dana desa salah satu alat untuk membantu terlaksananya program pemerintah
desa, dan meningkatkan perekonomian masyarakat. Oleh karena itu, alokasi dana
desa, dan pembinaan desa guna untuk meminimalisir angka kemiskinan di desa.
Selain penggunaan dana desa, program padat karya tunai desa juga memiliki
supaya program padat karya tunai desa bisa berjalan dengan baik dalam mengatasi
kebijakan pusat dan daerah, dan terlaksananya tata Kelola keuangan desa yang
jawab untuk menyelesaikan kemiskinan tidak hanya dilakukan oleh pemerintah pusat
atau pemerintah desa, namun juga harus dilakukan oleh masyarakat desa, pertisipasi
7
dalam menggulangi kemiskinan di Gampong Lampulo dan juga untuk mencapai
di Gampong Lampulo, Kecamatan Kuta Alam, Kota Banda Aceh. peneliti tertarik
2. Apa saja tantangan yang dihadapi oleh pemerintah gampong lampulo dalam
mengurangi kemiskinan.
1. Manfaat teoritis
8
Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk memperkaya khasanah keilmuan
jurusan ilmu politik fakultas ilmu sosial dan ilmu pemerintahan, Universitas Islam
2. Manfaat praktik
Manfaat praktik dari penelitian ini diharapkan bisa menambah dan melengkapi
BAB II
9
TINJAUAN PUSTAKA
Dasar dari penelitian ini, penulis memiliki tiga penelitian terdahulu untuk
menjadi landasan acuan yang relevan bagi penulis, dengan memiliki tujuan sebagai
acuan dapat memperkuat si penulis dalam meneliti hal yang terkait dengan penelitian
ini. Penelitian pertama oleh (Ayu Oktaviani Musri, 2020) Universitas Islam Negeri
Sultan Syarif Kasim Riau. Dengan judul skripsi Pelaksanaan program Sustainable
Development Goals (SDGs) oleh dinas sosial kota pekan baru dalam mengurangi
kemiskinan. Hasil dari penelitiannya dinas sosial kota pekan baru sudah cukup
berhasil dalam mengatasi kemiskinan yang terjadi di pekanbaru, karena dinas sosial
pekan baru lebih memprioritaskan program BPNT, PIP, PIS dan PKH dalam
mengatasi kemiskinan di kota tersebut. Dengan program tersebut dinas sosial pekan
baru berhasil mengurangi kemiskinan sebanyak 18.461 ribu namun ada implementasi
program yang tidak searah atau sesuai dengan prosedur dan banyak masyarakat
masyarakat melalui dana desa sebagai upaya pengentasan kemiskinan (studi kasus
10
bisa merubah masyarakat supaya lebih produktif, bisa menyerap tenaga kerja, dan
masyarakat desa melung. Hal ini dibuktikan dengan perubahan desa melung dari
belum adanya dana desa adalah desa yang tertinggal, namun setelah adanya dana desa
Hasil dari penelitian ini adalah untuk mengawal pembangunan yang dilakukan oleh
pemerintah sesuai dengan SDGs, oleh karena itu pertisipasi masyarakat harus di
izinkan lebih terbuka. Yaitu dengan cara pendekatan Participatory Rural Appraisal
(PRA) Dan Sustainable Livelihood Approach (SLA) agar bisa menyelesaikan masalah
berfikir, yaitu sebuah kerangka teori yang berfungsi sebagai landasan berfikir untuk
menggambarkan dari segi peneliti menyoroti masalah yang akan di pilih. Teori adalah
serangkaian konsep, kontruksi, definisi, asumsi dan proposisi untuk mencari suatu
merumuskan hubungan dan konsep. Adapun kerangka teori yang menjadi landasan
11
2.2.1 Teori Kebijakan Publik
(policy term) istilah kebijakan digunakan dalam praktik sehari-hari tetapi digunakan
untuk menggantikan kegiatan atau keputusan yang sangat berbeda. Richad Ross
definisi di atas merupakan berbagai bentuk pemikiran pakar politik, tetapi definisi
masalah kebijakan tergantung pada pola pertisipasi aktor kebijakan tertentu, yaitu
2. Kebijakan publik yang bersifat meso atau menengah, atau kebijakn ini dapat
3. Kebijakn publik yang bersifat mikro adalah kebijakn publik yang mengatur
5
AG. Subarsono, Analisis Kebijakan Publik “Konsep, Teori, dan Aplikasi,5th (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2013), h. 2
6
Budi Winarno, Kebijakan Publik: Teori dan Proses, (Yogyakarta: Media Pressindo, 2007),
h. 16-17
7
William N. Dunn, Pengantar Analisis Kebijakan Publik, (Yogyakarta: Gadjah Mada
University Pres, 2003), h. 111
12
adalah peraturan yang dikeluarkan oleh aparat publik dibawah Menteri,
otoritatif dari kebijakan tersebut: Easton (1953) menyatakan dalam kebijakn public,
hanya pemerintahlah secara sah yang dapat berbuat sesuatu pada masyarakatnya, atau
pemerintahan dalam urusan negara. Dari beberapa pengertian tersebut pada giliranya
di tingkatan praktik banyak kebijakn yang dibuat oleh pemerintah sepenuhnya tidak
terimplementasikan. Justru kebijakan hanya sebatas simbol dan formalitas dari suatu
pemerintah seharusnya memberi makna yang berarti atau setidaknya akan dampak
positif bagi masyarakat. Dengan rasionalisasi bahwa kebijakan public adalah yang
berasal dari masyarakat dan mampu menjawab persoalan masyarakat. Sifat kebijakan
publik sebagai arah tindakan dapat dipahami secara baik bila konsep ini dirinci
13
Biasanya tuntutan-tuntutan ini diajuakn oleh beberapa kelompok dalam
kecamatan Kuta Alam Kota Banda Aceh. Oleh karena itu, teori kebijakan
publik sangat berkaitan dan selaras untuk digunakan dalam penelitian ini.
kebijakan, tahap-tahap ini dilakukan agar kebijakan yang dibuat dapat mencapai
a. Penyusunan Agenda
penyusunan agenda adalah sebuah fase dan proses yang sangat strategis dalam
realitas kebijakan publik. Dalam proses ini memiliki ruang untuk memaknai apa yang
disebut sebagai masalah publik dan prioritas dalam agenda publik dipertaruhkan. Isu
8
Budi, Winarno, Kebijakan Publik: Teori dan Proses, (Yogyakarta: Media Pressindo, 2007),
h. 32-34
14
kebijakan harus di lakukan berdasarkan tingkat urgensi dan esensi kebijakan, juga
keterlibatan stakrholder.
b. Formulasi Kebijakan
Masalah yang sudah masuk dalam agenda kebijkan kemudia dibahas oleh para
pemecahan masalah yang terbaik. Pemecahan masalah tersebut berasal dari berbagai
c. Adopsi Kebijakan
pemerintahan. Jika tindakan legitimasi dalam suatu masyarakat diatur oleh kedaulatan
d. Implementasi Kebijakan
Dalam tahap iplementasi kebijakan akan menemukan dampak dan kinerja dari
kebijakan tersebut. Disini akan ditemukan apakah kebijakan yang dibuat mencapai
e. Evaluasi Kebijakan
dampak. Dalam hal ini, evaluasi dipandang sebagai suatu kegiatan fungsional.
Artinya, evaluasi kebijakan tidak hanya dilakukan pada tahap akhir saja, melainkan
15
dilakukan dalam seluruh proses kebijakan. Dengan demikian, evaluasi kebijakan bisa
dampak kebijakan.
Pada saat Sidang Umum PBB yang ke 70 bulan September 2015 yang berada
di New York, Amerika Serikat, membuat sejarah baru bagi pembangunan global. Saat
pertemuan itu sebanyak 193 negara hadir dalam agenda pembangunan global yang di
tuliskan dalam dokumen berjudul Transforming Our World: The 2030 Agenda For
mulai dari tahun 2016 samapi tahun 2030 mendatang. Dokumen tersebut dikenal
(MDGs) yang disepakati oleh 193 negara anggota PBB pada tahun 2000 dan berakhir
tersebut berakhir pada tahun 2015. Akan tetapi kedua program tersebut memiliki
perbedaan baik dari segi penyusunan ataupun substansinya. MDGs sendiri berisi 8
baik (dengan mengakomodir isu pembangunan yang belum ada pada program MDGs)
SDGs juga bersifat global dengan memberikan kedudukan yang seimbang kepada
16
seluruh negara, baik negara berkembang, negara kurang berkembang, dan negara
maju supaya bisa berkontribusi secara maksimal dalam pembangunan, maka dari itu
setiap negara memiliki tanggung jawab yang sama dalam mencapai SDGs.
sustainable development di Rio de Janeiro pada tahun 2012, yang memiliki tujuan
utama untuk mencapai tujuan pembangunan yang universal yang dapat menjaga tiga
untuk mencapai tiga tujuan mulia pada tahun 2030 berupa pengentasan kemiskinan,
kesetaraan, dan mengatasi perubahan iklim. Selain dua capaian lainnya, kemiskinan
tetap menjadi isu yang signifikan yang harus di selesaikan, maka dari itu disusunlah
17 tujuan universal.
dikenal dengan SDGs Desa, program tersebut merupakan program turunan dari SDGs
sebanyak 74.943 desa. Bisa disebutkan Sebagian besar wilayah Indonesia adalah
pendesaan.
memprioritaskan penggunaan dana desa tahun 2021 secara lebih maksimal yang
17
diartikan sebagai upaya terpadu melahirkan desa tanpa adanya kemiskinan dan
kelaparan, desa ekonomi yang tumbuh merata, desa peduli dengan Kesehatan, desa
yang ramah lingkungan, desa peduli Pendidikan, desa ramah perempuan, desa
Dapat dilihat bahwa SDGs Desa memiliki 7 model desa yang akan dibangun
yang terjadi di desa. Hal menunjukan bahwa desa diindonesia setidaknya memiliki
tujuh pokok masalah yang harus diselesaikan dan ditangani sebaik mungkin. Jawaban
2.2.4 Kemiskinan
berbasis hak. Dalam pengertian ini, harus diakui semua masyarakat baik laki-laki atau
perempuan memiliki hak yang sama. Oleh karena itu jika ada seorang atau
Kemiskinan juga dilihat sebagai masalah multidimensi, tidak lagi dipahami hanya
sekelompok orang untuk hidup bermartabat dan untuk mencapai hak-hak dasar dan
18
Menurut Emil Salim kemiskinan merupakan suatu permasalahan dimana
masyarakat tidak bisa memenuhi kebutuhan pokok, dan mereka barada di bawah garis
sebagai akibat dari mengatur perputaran roda perekonomian secara lebih baik.
Kemiskinan sebagai akibat dari persaingan bebas yang tidak bisa dikendalikan.10
antara distribusi pendapatan dan distribusi rata-rata, yaitu pendapatan berada di atas
garis kemiskinan, tetapi relative lebih rendah dari pendapatan masyarakat sekitar.
Kemiskinan kultural adalah fokus pada sikap individua tau masyarakat karena faktor
sadang, Kesehatan, Pendidikan dan perumahan untuk hidup dan bekerja. Kemiskinan
akibat kebijakan pembangunan yang belum menjangkau seluruh masyarakat. Hal ini
10
Junaidin Zakaria, “Pengantar Teori Ekonomi Makro”, (Jakarta: Gaung Persada, 2009), hlm.
95-96
11
Oos M. Anwas, Pemberdayaan Masyarakat di Era Global. hlm. 84
19
Emil salim memberikan ciri-ciri masyarakat dibawah garis kemiskinan
menurut skala bank dunia sebagai berikut: pertama, mereka tidak memiliki faktor
produksi sendiri seperti lahan, modal dan keterampilan yang cukup, sehingga tidak
mendapatkan tanah Garapan atau modal usaha. Surat untuk memperoleh keredit dari
lembaga keuangan harus memiliki jaminan kredit. Ketiga, tingkat Pendidikan yang
rendah juga bisa menyebakan rendahnya produktivitas dan pendapatan yang tidak
stabil atau rendah, sehingga mereka tidak bisa melanjutkan Pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi. Keempat, mereka kebanyakan tinggal di pedesaan yang tidak
memiliki atau terbatas lahan. Banyak dari mereka menjadi musiman, sehingga
sedangkan yang tinggal dikota kebanyak dari mereka tidak memiliki skil yang baik
untuk bisa bekerja di industry sedangkan untuk bekerja di industry harus mempunyai
keterampilan yang baik. Oleh sebab itu mereka tidak memiliki peluang yang besar
untuk bisa bekerja di sektor tersebut. Sehingga keberadaan mereka di kota bisa
2000 tentang rencana pembangunan nasional 2000-2004 oleh karena itu pemerintah
20
legislative, dan administratif untuk melaksanakan paradigma baru dalam mengatasi
mereka sendiri.13
BAB III
13
Abdul Bashith, “Ekonomi Kemasyarakatan”. hlm.74-76
21
METODE PENELITIAN
Development Golas (SDGs) Desa Dalam Menanggulangi Kemiskinan, oleh karena itu
menerapkan metode ini diharapkan agar penelitian yang dilakukan oleh peneliti bisa
Analisis komparatif adalah penelitian yang melakukan dua gejala atau lebih.15 Data
Kota Banda Aceh, Pemilihan lokasi penelitian ini bermaksud untuk mempersempit
14
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, (Bandung: Alfabeta, 2014), hal.11
15
Ulber Silalahi, Metode penelitian sosial, Bandung: Unpar Press, 2006, Hal. 39
22
lingkungan penelitian, dan untuk melihat fenomena sosial yang di kaji sesuai dengan
penelitian yang di lakukan. Penelian ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa data
Data primer adalah data yang langsung di peroleh oleh peneliti dari objek
lampulo.
Data skunder, adalah data yang di peroleh penelitian secara tidak langsung
yaitu melalui media perantara seperti skripsi, junal, buku, arsip dan catatan.
Adapun Teknik pengumpulan data yang di lakukan oleh penulis ada 3 (tiga)
cara yaitu:
1. Interview (wawancara)
informasi secara lengkap terkait sebuah isu yang ingin di teliti dalam suatu penelitian.
23
Wawancara adalah percakapan antara kedua belah pihak dengan maksud tertentu,
2. Dokumentasi
gambar atau tulisan, seperti karya-karya yang sesuai dengan penelitian yang di
lakukan. Pada penelitian ini penulis melakukan metode dokumentasi agar bisa
memperoleh data-data yang menjadi sumber yang relevan. Metode dokumentasi juga
memiliki kelebihan dalam segi efisiensi tenaga dan waktu. Metode ini gunakan untuk
3. Observasi
secara langsung pada objek penelitian yang akan di teliti, sehingga dalam hal ini
penulis akan mengamati secara langsung guna memperoleh gambaran dari objek yang
berpartisipasi dapat menghasilkan data yang lebih banyak, lebih mendalam dan lebih
terperinci. Metode ini digunakan untuk mengamati secara langsung dengan tujuan
24
3.6 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Reduksi Data
Reduksi data adalah proses memilih dan memilah data mengabstraksikan dan
mentransformasikan data mentah yang diperoleh dari lapangan. Proses ini dapat
berlangsung selama penelitian dilakukan dari awal sampai dengan akhir. Fungsi
Penyajian Data
Penyajian data adalah tahap kedua setelah melakukan reduksi data, yakni
menyajikan data dalam bentuk teks naratif, matriks, jaringan atau bagan. Hal ini
Menarik kesimpulan atau perifikasi merupakan tahap lanjutan dari penyajian data,
yakni menarik kesimpulan yang dilakukan selama dalam proses penelitian. Akan
tetapi kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan
berubah jika tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung penelitian tahap
awal, didukung oleh bukti-bukti yang kuat dan konsisten saat penelitian dilakukan
25
DAFTAR PUSTAKA
Kesejahteraan Sosial”
https://www.riau.go.id/home/skpd/1970/01/01/3740-sustainabledevelopment-
Ishartono dan Santoso Tri Raharjo. 2016. Sustainable Development Goals (SDGs)
26
Islam Faruk Zaini. 2021. Kebijakan Sustainable Development Goals (SDGs) Dalam
Makasar.
No.1,2017), Hal.58-5
27
28