Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“ INDIKATOR SDG’s DALAM PENCAPAIAN


KESEJAHTERAAN DI INDONESIA ”

DOSEN PENGAMPU : YUNI PERMATASARI, S.IP.,

M.H.I DISUSUN OLEH :

TIARA SAPUTRI (2020610057)

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU PEMERINTAHAN DAN BUDAYA

UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunianya Saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Indikator SDG’s
Dalam Pencapaian Kesejahteraan di Indonesia”. Saya juga mengucapkan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada Ibu Yuni Permatasari, S.IP ,.M.H.I selaku dosen mata
kuliah Pengantar Metedologi Penelitian yang sudah memberikan kepercayaan kepada
Saya untuk menyelesaikan tugas ini.

Saya menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak


kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, Saya mengharapkan adanya
kritik dan saran demi perbaikan makalah yang akan kami buat di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Saya harap makalah sederhana ini dapat dipahami oleh semua orang
khususnya bagi para pembaca, Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat
kata-kata yang kurang berkenan.

Wassalammualikum Wr, Wb

Palembang, 20 Mei 2022

ii
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I............................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG...................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH...............................................................................2
C. TUJUAN PENULISAN................................................................................2
D. MANFAAT PENULISAN............................................................................3
BAB II...........................................................................................................................3
LANDASAN TEORI...................................................................................................3
A. Pengertian SDG’s..........................................................................................3
B. Indikator SGS’s.............................................................................................4
C. Peran Pemerintah.........................................................................................9
BAB III.......................................................................................................................10
PEMBAHASAN.....................................................................................................10
A. Pencapaian Indonesia Dalam Pelaksaan SDG’s di Indonesia................10
B. Peran Mahasiswa dalam Menyongsong SDGs Guna Menyejajarkan
Indonesia dengan Negara-negara Maju di Dunia..............................................13
BAB IV........................................................................................................................14
KESIMPULAN......................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sustainable Development Goals (SDGs) dirancang sebagai kelanjutan dari
Milineum Development Goals (MDGs) yang belum tercapai tujuannya sampai pada
akhir tahun 2015. SDGs adalah suatu rencana aksi untuk umat manusia ,planet dan
kemakmuran. Juga tujuannya untuk memperkuat perdamaian universal dalam
kebebasan yang luas selain itu untuk mengatasi kemiskinan yang ekstrim adalah
tantangan global yang paling besar dan merupakan prasyarat yang tidak dapat
dilanjutkan untuk pembangunan berkelanjutan.

Pada tahun 2000, para pemimpin dunia menyepakati tentang 8 tujuan


pembangunan global yang spesifik dan terukur yang disebut Millenium Development
Goals (MDGs). Target yang tercakup dalam MDGs sangat beragam, mulai dari
mengurangi kemiskinan dan kelaparan, menuntaskan tingkat pendidikan dasar,
mempromosikan kesamaan gender, mengurangi kematian anak dan ibu, mengatasi
HIV/AIDS dan berbagai penyakit lainnya, serta memastikan kelestarian lingkungan
hidup dan membentuk kemitraan dalam pelaksanaan pembangunan. Pencapaian
tujuan dalam MDGs memiliki target waktu hingga 2015.

Arah pembangunan global saat ini merupakan pembangunan berkelanjutan


(sustainable development) yang memberikan wacana baru mengenai pentingnya
melestarikan lingkungan alam demi masa depan, generasi yang akan datang.
Budimanta (2005) menyatakan bahwa pembangunan berkelanjutan adalah suatu cara
pandang mengenai kegiatan yang dilakukan secara sistematis dan terencana dalam
kerangka peningkatan kesejahteraan, kualitas kehidupan dan lingkungan umat
manusia tanpa mengurangi akses dan kesempatan kepada generasi yang akan datang
untuk menikmati dan memanfaatkannya. Pada bulan September 2015, Sidang Umum
PBB yang diikuti oleh 159 Kepala Negara, termasuk Indonesia, telah menyepakati

1
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals
(SDGs) menjadi agenda global 2030.

Berdasarkan beberapa laporan yang dikeluarkan oleh beberapa lembaga


internasional seperti The Sustainable Development Goals ReportReport 2021,
progress yang dilakukan oleh negara-negara dunia belum seperti yang diharapkan.
Meskipun hasil pencapaian SDGs belum seperti target atau yang diharapkan,
namun dapat dilihat bahwa adanya peningkatan sedikit demi sedikit dari setiap
tujuan dan target indikator. Kesejahteraan sosial merupakan suatu tujuan besar untuk
mencapai suatu standar hidup yang memuaskan. Kebutuhan sosial yang semakin
beraneka ragam membuat manusia harus mampu mengupayakan suatu tindakan agar
tidak merusak lingkungan hidup serta kualitas bagi masyarakat yang lainnya.
Adanya konsep SDGs hal ini sejalan dengan tujuan-tujuan yang masyarakat sosial
harapkan.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam makalah ini
adalah :

1. Apa yang dimaksud dengan SDG’s?


2. Apa saja 17 indikator SGD’s?
3. Apa di Indonesia SDG’s sudah berjalan dengan baik dalam
kesejahteraan indikator tersebut?
4. Bagaimana upaya yang dilakukan Indonesia dalam kesejahteraan
indikator tersebut?

C. TUJUAN PENULISAN
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini
adalah :
1. Untuk mengetahui arti dari SDG’s
2. Untuk lebih mengetahui 17 indikator dari SDG’s

2
3. Untuk mengetahui apa sudah berjalan dengan baik SDG’s di Indonesia
4. Untuk mengetahui bagaimana upaya yang dilakukan Indonesia dalam
kesejahteraan indikator tersebut

D. MANFAAT PENULISAN
1. Untuk memberikan informasi tentang narkoba dan bahayanya agar kita
tidak terjerumus di dalamnya serta kita bisa menjadi penerus bangsa yang
bersih dari narkotika.
2. Bagi penulis, untuk memenuhi tugas Pengantar Metodologi Penelitian
serta membeikan kontribusi kepada jurusan Ilmu Pemerintahan
Universitas Indo Global Mandiri
3. Memberikan informasi berupa bahan bacaan atau referensi bagi disiplin
ilmu yang relevan

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian SDG’s
Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan agenda untuk
mencapai pembangunan berkelanjutan secara global pada tiga dimensi, yakni
ekonomi, sosial, dan lingkungan yang diwujudkan dalam bentuk rencana aksi
untuk manusia, bumi, kemakmuran, dan perdamaian dunia.

Tujuan dan sasaran SDGs terintegrasi dan menyeluruh, bersifat global dan
dapat diterapkan secara universal, memperhitungkan realitas nasional yang
berbeda-beda kapasitas dan tingkat pembangunannya, serta menghormati
setiap kebijakan dan prioritas nasional setiap negara. Oleh karena itu, peran
negara sangat penting dalam melakukan pendekatan dan menyusun strategi
yang menyeluruh antara pembangunan ekonomi, inklusi sosial, dan
keberlanjutan lingkungan dengan tetap mengedepankan karakteristik dan
prioritas nasional.

3
B. Indikator SGS’s
Ada beberapa indikator dalam pencapaian SGS,s yang baik
diantaranya sebagai berikut :

1. Tanpa Kemiskinan
Tujuan ke-1 memiliki 7 target yang ingin dicapai secara global.
Inti dari target tersebut adalah untuk mengakhiri segala bentuk
kemiskinan dimana pun. Berdasarkan lembar fakta SDGs Indonesia,
masih ada 22,76 % penduduk Indonesia masih hidup di bawah garis
kemiskinan nasional dengan tiga provinsi dengan tingkat kemiskinan
tertinggi yaitu NTT, Papua dan Papua Barat.
2. Tanpa Kelaparan
Tujuan ke-2 memiliki 8 target yang ingin dicapai secara global.
Inti dari target tersebut adalah untuk menghilangkan kelaparan,
mencapai ketahanan pangan dan gizi yang baik, serta meningkatkan
pertanian berkelanjutan. Berdasarkan lembar Fakta SDGs Indonesia.
pada periode 2007-2013, pravelensi kekurangan gizi (underweight)
meningkat dari 18,4% menjadi 19,6%.

3. Kehidupan Sehat dan Sejahtera


Tujuan ke-3 memiliki 13 target yang ingin dicapai secara global.
Inti dari target tersebut adalah untuk menjamin kehidupan yang sehat
dan meningkatkan kesejahteraan seluruh penduduk semua usia. 
Berdasarkan lembar fakta SDGs Indonesia menunjukan kondisi yang
semakin baik yaitu pada periode 1991- 2015 Angka Kematian Ibu
(AKI) menurun dari 390 per 100.000 kelahiran hidup menjadi 305 per
100.000 kelahiran hidup dan pada periode yang sama, Angka
Kematian Bayi (AKB) juga mengalami penurunan dari 68 per 1000
kelahiran hidup menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup.

4
4. Kualitas Pendidikan
Tujuan ke-4 memiliki 10 target yang ingin dicapai secara global.
Inti dari target tersebut adalah untuk menjamin kualitas pendidikan
yang inklusif dan merata serta meningkatkan kesempatan belajar
sepanjang hayat untuk semua. Berdasarkan lembar fakta SDGs
Indonesia. Pada tahun 2016, Angka Partisipasi Kasar (APK) untuk
SD/MI/sederajat sebesar 109,31%, untuk tingkat SMP/MTs/sederajat
sebesar 90,12% dan untuk SMA/SMK/MA/sederajat sebesar 80,89%
dengan 97,7% penduduk Indonesia berusia 15-24 tahun sudah melek
huruf.

5. Kesetaraan Gender
Tujuan ke-5 memiliki 9 target yang ingin dicapai secara global.
Inti dari target tersebut adalah untuk mencapai kesetaraan gender dan
memberdayakan kaum perempuan.  Berdasarkan lembar fakta SDGs
Indonesia, bahwa persentase kekerasan terhadap masih cukup tinggi
sekitar 41,7% perempuan umur 15-64 tahun mengalami sedikitnya 1
dari 4 jenis kekerasan (fisik, seksual, emosional, ekonomi) selama
hidupnya, dimana kasus kekerasan lebih tinggi di daerah perkotaan
sebesar 36,3% dibandingan daerah perdesaan sebesar 29,5%.
6. Air Bersih dan Sanitasi Layak
Tujuan ke-6 memiliki 8 target yang ingin dicapai secara global.
Inti dari target tersebut adalah untuk menjamin ketersediaan serta
pengelolaan air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan untuk semua.
Berdasarkan lembar fakta SDGs Indonesia, sekitar 70,97% rumah
tangga di Indonesia pada tahun 2015 telah memiliki akses air minum
yang layak namun baru ada sekitar 62,14% rumah tangga di Indonesia
yang memiliki sanitasi layak.

5
7. Energi Bersih dan Terjangkau
Tujuan ke-7 memiliki 5 target yang ingin dicapai secara global.
Inti dari target tersebut adalah untuk menjamin akses energi yang
terjangkau, andal, berkelanjutan, dan modern untuk semua.
Berdasarkan lembar fakta SDGs Indonesia. Pada tahun 2016, rasio
elektrifikasi di Indonesia sudah mencapai 91,16% artinya masih ada
8,84% masyarakat Indonesia masih belum mendapatkan akses listrik,
dan masalah pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia, seperti
energi dari tenaga angin, air dan panas bumi baru sebesar 7%, padahal
Indonesia memiliki energi panas bumi yang sangat potensial untuk
dikembangkan.
8. Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi
Tujuan ke-8 memiliki 12 target yang ingin dicapai secara global.
Inti dari target tersebut adalah untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, kesempatan kerja yang
produktif dan menyeluruh, serta pekerjaan yang layak untuk semua.
Berdasarkan lembar fakta SDGs Indonesia. Pada tahun 2016, dari 43
juta penduduk usia muda (15-24 tahun), sebanyak 25% tidak dalam
pendidikan, pekerjaan, atau pelatihan (NEET) dengan Tingkat
Pengangguran Terbuka Nasional sebesar 5,61% dan Tingkat
Pengangguran Terbuka Kaum Muda sebesar 19,54%.
9. Industri, Inovasi dan Infrastruktur
Tujuan ke-9 memiliki 8 target yang ingin dicapai secara global.
Inti dari target tersebut adalah untuk membangun infrastruktur yang
tangguh, meningkatkan industri inklusif dan berkelanjutan, serta
mendorong inovasi. Berdasarkan lembar fakta SDGs Indonesia laju
pertumbuhan industri manufaktur mencapai 4,29% pada tahun 2016,
dan sektor ini mampu menyerap 13,24% tenaga kerja serta

6
menyumbangkan 21,39% PDB Indonesia. dan tidak hanya itu, tahun
2014, 93,95% jalan nasional masuk dalam kondisi baik.
10. Berkurangnya Kesenjangan
Tujuan ke-10 memiliki 10 target yang ingin dicapai secara global.
Inti dari target tersebut adalah untuk mengurangi kesenjangan intra
dan antar negara. Berdasarkan lembar fakta SDGs Indonesia, koefisien
GINI Indonesia menurun dari 0,41 pada 2015 menjadi 0,39 pada tahun
2016. Namun, masih ada 122 daerah/kabupaten ditetapkan sebagai
daerah tertinggal 2015-2019 oleh pemerintah.
11. Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan
Tujuan ke-11 memiliki 10 target yang ingin dicapai secara global.
Inti dari target tersebut adalah menjadikan kota dan permukiman
inklusif, aman, tangguh, dan berkelanjutan. Berdasarkan lembar fakta
SDGs Indonesia. Pada tahun 2015, sekitar 87,92% rumah tangga di
Indonesia telah menempati rumah layak huni dan pada periode 2014-
2015 baru sebanyak 61% atau 357 kota/kabupaten telah memenuhi
kriteria sebagai kota berskala baik.
12. Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab
Tujuan ke-12 memiliki 11 target yang ingin dicapai secara global.
Inti dari target tersebut adalah menjamin pola produksi dan konsumsi
yang berkelanjutan. Berdasarkan lembar fakta SDGs Indonesia. Pada
tahun 2016, hampir 100% limbah B3 dari 1.640 perusahaan
(121.655.524,23 ton) telah dikelola. Namun, penerapan 3R (Reduce,
Reuse, Recycle) di bank sampah hanya mengurangi 0,014% timbunan
sampah.
13. Penanganan Perubahan Iklim
Tujuan ke-13 memiliki 5 target yang ingin dicapai secara global.
Inti dari target tersebut adalah untuk mengambil tindakan cepat untuk
mengatasi perubahan iklim dan dampaknya. Berdasarkan lembar fakta

7
SDGs Indonesia. Data dan informasi bencana tahun 2016, sebanyak
2.139.124 orang menderita akibat bencana. Oleh karena itu untuk
mengurangi bencana yang diakibatkan oleh perubahan iklim 33 dari
34 provinsi telah menyusun Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi
Gas Rumah Kaca (GRK).
14. Ekosistem Lautan
Tujuan ke-14 memiliki 10 target yang ingin dicapai secara global.
Inti dari target tersebut adalah untuk melestarikan dan memanfaatkan
secara berkelanjutan sumber daya kelautan dan samudera untuk
pembangunan berkelanjutan. Berdasarkan lembar fakta SDGs
Indonesia. Indonesia memiliki ekosistem terumbu karang terluas di
dunia yang mencapai 2.5 juta ha dan sekitar 6.20% dalam kondisi
sangat bagus.
15. Ekosistem Daratan
Tujuan ke-15 memiliki 12 Target yang ingin dicapai secara global.
Inti dari target tersebut adalah untuk melindungi, merotasi, dan
meningkatkan pemanfaatan berkelanjutan ekosisten daratan,
mengelola hutan secara lestari, menghentikan penggurunan,
memulihkan degadrasi lahan, serta menghentikan kehilangan
keanekaragaman hayati. Berdasarkan lembar fakta SDGs Indonesia,
terjadi peningkatan kasus peredaran ilegal TSL (Tanaman dan Satwa
Liar) yang sudah ditangani sampai P.21 sebanyak 43 kasus (2015)
menjadi 51 kasus (2016).

16. Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh


Tujuan ke-16 memiliki 12 target yang ingin dicapai secara global.
Inti dari target tersebut adalah untuk menguatkan masyarakat yang
inklusif dan damai untuk pembangunan berkelanjutan, menyediakan
akses keadilan untuk semua dan membangun kelembagaan yang

8
efektif, akuntabel, dan inklusif disemua tingkatan. Berdasarkan lembar
fakta SDGs Indonesia, dalam segi pelaporan keuangan. Pada tahun
2015 laporan keuangan 71% kementerian/lembaga, 85% provinsi,
54% kabupaten dan 65% kota di Indonesia mendapatkan Opini Wajar
Tanpa Pengecualian (WTP), dan ditahun yang sama untuk Indeks
Perilaku Anti Korupsi dari skala 0 sampai 5, Indonesia berada pada
nilai 3,59%.
17. Kemitraan untuk Mencapai Tujuan
Tujuan ke-17 memiliki 19 target yang ingin dicapai secara global.
Inti dari target tersebut adalah untuk menguatkan sarana pelaksanaan
dan merevitalisasi kemitraan global untuk pembangunan
berkelanjutan. Berdasarkan lembar fakta SDGs Indonesia. Remitansi
yang diterima Indonesia meningkat dari 6.736 juta USD pada tahun
2011 menjadi 8.860 juta USD pada tahun 2016 dan pada periode yang
sama, kontribusi Remitansi tenaga kerja Indonesia meningkat dari
0,75% menjadi 0,95%

C. Peran Pemerintah
Menurut Soerjono Soekanto (2002:243) peran merupakan aspek
dinamis kedudukan (status), apabila seseorang melaksanaka kewajibannya
sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan.
Sedangkan status merupakan sekumpulan hak dan kewajibanyang dimiliki
seseorang apabila seseorang melakukan hak-hak dan kewajiban-kewajiban
sesuai kedudukannya, maka ia menjalankan suatu fungsi. Hakikatnya
peran juga dapat dirumuskan sebagai suatu rangkaian perilaku tertentu
yang ditimbulkan oleh suatu jabatan tertentu. Kepribadian seseorang juga
mempengaruhi bagaimana peran itu harus dijalankan atau diperankan
pimpinan tingkat atas, menengah maupun bawahannya mempunyai
peranan yang sama. Peran merupakan tindakan atau perilaku yang

9
dilakukan oleh seseorang yang menempati suatu posisi didalam status
social.

Peranan pemerintah menurut Henry J. Abraham (Tjokroamidjojo,


1988:18) dapat juga dilihat dari tiga bentuk sebagai berikut:
1. Mula-mula peranan pemerintah adalah sebagai penjaga keamanan dan
ketertiban dalam perkembangan. Bahkan seringkali fungsi penarikan pajak
tidak diabdikan bagi kepentingan rakyat. Ini adalah peranan pemerintah
yang paling tradisional.

2. Kemudian timbul pengertian tentang Service State, di mana peranan


pemerintah merupakan abdi sosial dari keperluan-keperluan yang perlu
diatur dalam masyarakat. Hal ini juga didasari oleh banyak fikiran-fikiran
mengenai Welfare State atau negara kesejahteraan.

3. Tetapi kemudian terdapat pula suatu cara dalam pelaksanaan peranan


pemerintah yang memberikan kepada pemerintah peranan sebagai
enterpreneur atau pendorong inisiatif usaha pembaharuan dan
pembangunan masyarakat. Pemerintah menjadi “development agent” atau
unsur pendorong pembaharuan/pembangunan.

BAB III
PEMBAHASAN
A. Pencapaian Indonesia Dalam Pelaksaan SDG’s di Indonesia

TheSustainable Development Report menampilkan bahwa semenjak


SDGs disepakati pada 2015 lalu, indeks pelaksanaan SDGs oleh Indonesia
selalu mengalami perubahan, baik perubahan secara poin maupun peringkat
global. Tercatat, nama Indonesia pertama kali masuk dalam TheSustainable
Development Report/ The SDG Index & Dashboards pada tahun 2016. Dalam
laporan tersebut, Indonesia berada di peringkat ke 98 dengan poin 54.38.

1
Laporan The SDG Index & Dashboards edisi 2016 memperkenalkan indeks
dan dashboard SDGs tidak resmi. Laporan tersebut dibuat untuk pertama
kalinya sebagai ukuran titik awal SDG untuk tahun 2015 di tingkat negara.

Setahun berikutnya yakni 2017, peringkat Indonesia merosot ke urutan


100, namun mengalami peningkatan poin yakni 62.9. Pada laporan kali ini,
Indonesia masih memiliki daftar merah dari sebagian besar target di masing-
masing indikator atau tujuan SDGs. Sementara itu, target indikator yang
bersih dari daftar merah yakni tujuan pertama (SDG 1) dan tujuan ke tiga
belas (SDG 13), di sisi lain, sebanyak 15 indikator lainnya masih terdapat
tanda merah dalam rincian targetnya yang menandakan adanya tantangan
serius dalam pelaksanaan program.

Sebagai gambaran awal, terdapat 5 warna yang digunakan untuk


memaknai progres pencapaian di setiap target maupun tujuan SDGs. Warna-
warna tersebut yakni hijau dengan makna tercapai, kuning yang artinya
terdapat tantangan, jingga yang artinya terdapat tantangan yang signifikan,
merah sebagai tanda terdapat tantangan serius dan abu-abu yang artinya tidak
terdapat informasi dalam laporan SDGs. Warna-warna indikator tersebut
dimaknai dengan urutan bahwa semakin rendah tantangan pelaksanaan SDGs
maka semakin mendekat pula dengan titik capai target SDGs. Selain itu,
semenjak tahun 2018 laporan pecapaian SDGs dilengkapi dengan tanda panah
yang menunjukkan arah pelaksanaan dari setiap indikator beserta targetnya.

Terdapat satu indikator SDGs Indonesia yang memiliki warna hijau


yakni SDG 13 atau tujuan Climate Action, sementara terdapat 7 indikator
lainnya dengan warna merah yang menandakan adanya tantangan utama
dalam indikator-indikator tersebut, 8 indikator dengan warna jingga yang
artinya terdapat tantangan signifikan dalam dan 1 indikator berwarna kuning

1
yang maknanya adanya tantangan dengan intensitas rendah pada pada
pelaksanaan indikator tersebut.

Tahun 2018, peringkat Indonesia mengalami peningkatan yakni


Indonesia naik ke urutan 99 dengan poin 62.8. Laporan The Sustainable
Development Report tahun 2018 semakin kompleks dan semakin detail dalam
mendeskripsikan progress dari masing-masing negara selama pelaksanaan
SDGs. Hasil laporan tahun 2018 masih menyerupai laporan pada tahun 2017
dengan hanya dua indikator yang rincian targetnya bersih dari tanda merah
yakni SDG 1 dan SDG 13. Dashboard SDGs Indonesia di tahun 2018
mengalami penurunan tingkat pecapaian yang ditandai dengan tidak ada
satupun indikator SDGs yang dengan warna hijau yang menandakan telah
tercapai. Indikator dengan warna merah justru bertambah menjadi 8 indikator
(sebelumnya 7), ada 7 indikator dengan warna jingga dan 2 indikator dengan
warna kuning.

Tahun 2019, Indonesia berada di ke peringkat 102 dengan poin 64.2.


Pencapaian SDGs Indonesia mengalami peningkatan dengan melihat
dashboard SDGs yakni indikator dengan warna kuning bertambah jumlahnya
menjadi 3 indikator, 6 indikator dengan warna jingga dan 8 indikator
berwarna merah. Dalam laporan tahun 2019 SDG 4 dan SDG 12 mengalami
peningkatan dengan berubahnya warna dashboard yang semula berwarna
jingga kini berwarna kuning, sedangkan SDG 1 mengalami penurunan.

Tahun 2020, Indonesia menempati peringkat ke 97 dengan poin 66.3.


Pencapaian SDGs Indonesia dalam laporan tersebut mengalami tantangan
utama pada 9 indikator yang dilabeli warna merah (semula 8 indikator)
dengan tambahan dari SDG 14, 5 indikator dengan tantangan yang signifikan
dan 3 indikator dengan tantangan tetap ada.

1
Tahun 2021, peringkat dan poin Indonesia pada laporan
TheSustainable Development Report sama dengan laporan sebelumnya yakni
menempati peringkat ke 97 dengan poin 66.3. Pelaksanaan SDGs pada
laporan tersebut tidak terdapat tanda penurunan poin dari setiap indikator.
Penurunan poin ditandai dengan adanya tanda panah arah bawah dengan
warna merah. Visualisasi dashboard SDGs 2021 sama persis dengan
dashboard SDGs 2020, namun terdapat perbedaan dalam rincian dari masing-
masing target indikator.

B. Peran Mahasiswa dalam Menyongsong SDGs Guna


Menyejajarkan Indonesia dengan Negara-negara Maju di Dunia

Jika berbicara tentang kuantitas, mahasiswa hanya bagian kecil dari


masyarakat dunia yang memiliki kewajiban muwujudkan tujuan SDGs.
Meskipun secara kuantitas jumlahnya cukup kecil, tetapi jika dilihat dari
kualitasnya mahasiswa merupakan modal sosial yang dapat diperhitungkan
dan dapat “diandalkan” untuk percepatan mewujudkan tujuan SDGs di
Indonesia. Mahasiswa sendiri harusnya menjadi agen dalam melakukan
perwujudan SDGs yang dapat menyentuh langsung lingkungan disekitarnya.
Mahasiswa memliki komunikasi dan kemampuan yang baik dalam melakukan
perwujudan untuk kemajuan tersebut. Untuk itu mahasiswa memiliki peranan
aktif dalam hal ini.

Hal hal yang dapat dilakukan oleh mahasiswa sebagai agen percepatan
perwujudan SDGs yaitu dapat dimulai dari memberi pemahaman mengenai
tujuan SDGs kepada orang-orang disekitarnya. Dimulai dari lingkungan yang
lebih kecil seperti di kampus seperti kelas, kelompk belajar, unit kegiatan
mahasiswa (UKM), himpunan mahasiswa jurusan (HMJ), maupun organisasi
kepemudaan di lingkungan rumah seperti di karang taruna, remaja mesjid dan

1
lainnya. Dengan membekali ilmu pengetahuan yang dimiliki dari bangku
kuliah dengan berbagai latar belakang minat studi dan jurusan merupakan
kekayaan ilmu pengetahuan yang dapat memperkuat dan jadi mempermudah
perwujudan SDGs.

Kebiasaan mahasiswa dalam membaca dan menulis yang dimiliki oleh


mahasiswa dapat dikembangkan dalam membuat karya dan memunculkan
ide-ide kreatif dalam mewarnai setiap tujuan SDGs, terkhusus dalam hal riset
dan tulisan. Semangat dan energi positif yang dimiliki oleh mahasiswa dapat
menjadi modal awal yang baik untuk memulai mensosialisasikan dan
membangun kesadaran di lingkungan terdekatnya sampai pada akhrinya dapat
mempengaruhi lingkungan yang lebih besar. Mahasiswa yang memiliki
kemampuan intelektual yang pastinya memiliki pemikiran yang tinggi dan
kritis untuk memajukan kehidupan bangsa. Apalagi mahasiswa sudah berbada
tingkatannya dengan siswa, karena mahasiswa belajar hanya bukan dilingkup
perguruan tinggi saja, tidak hanya di lingkungan perguruan tinggi, melainkan
mencakup lingkungan masyarakat sekitarnya. Setelah melakukan penelitian
biasanya mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang diperolehnya kepada
masyarakat yang merupakan bentuk pengabdian mahasiswa pada masyarakat.

BAB IV
KESIMPULAN
Dapat saya simpulkan bahwa SDG’s di Indonesia belum cukup terpenuhi di
beberapa indikator. Pembangunan menjadi indikator bagi negara-negara dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Namun dilain sisi pembangunan sering
kali menimbulkan dampak-dampak negatif yang berdampak pada jangka panjang dan
kehidupan di dunia. Dengan berbagai permasalahan yang kompleks dan tantangan-

1
tantangan yang muncul. Oleh karena itu para pemimpin dunia berkomitmen untuk
membuat kebijakan-kebijakan agenda pembangunan global yang dijadikan acuan
dalam melakukan pembangunan nasional. sehingga tantangan-tantangan
pembangunan disetiap negara dapat diselesaikan dan tujuan pembangunan global
dapat dirasakan merata oleh negara-negara lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

MAISARAH, SITI REIHAN, AUDINA. "PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN


DI ERA PANDEMI:PROGRAM PEMULIHAN PEREKONOMIAN BERBASIS
METADATA INDIKATOR SD." OKTOBER 10, 2021: 3-4.
Patiung, Markus. "ANALISIS PERMASALAHAN, ISU STRATEGIS DAN
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SDG's KABUPATEN MOJOKERTO." JULI
2019: 36-37.
Luthfi, Widhi. GoodNews FROM INDONESIA.id. JULI 21, 2019.
https://www.goodnewsfromindonesia.id/2021/07/21/perjalanan-program-sdgs-di-
indonesia-apa-saja-pencapaiannya
Saftiani, Mayang. dictio.id. 1 Agustus 2021. https://www.dictio.id/t/apa-bedanya-the-
sustainable-development-goals-sdgs-dengan-millenium development-goals-
mdgs/161337/2.
Lawi, Gloria Fransisca Katharina. ekonomibisnis.com. November 19, 2019.
https://ekonomi.bisnis.com/read/20191119/9/1172072/sdgs-belum-optimal-akibat-
perencanaan-belum-tepat-sasaran-.

1
1

Anda mungkin juga menyukai