Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

EKONOMI PEMBANGUNAN

Kelompok 4 :
1.

Dosen Pengampu:
Yosi Eka Putri, S.E, M.E

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PGRI SUMATERA BARAT
TAHUN AJARAN 2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya saya
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan karya ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa'atnya diakhirat nanti. Penulis mengucapkan syukur kepada Allah
SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa kesehatan fisik maupun akal pikiran,
sehingga penulis mampu untukmenyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari
mata kuliah Ekonomi Pembangunan dengan judul “SDGs”. Penulis tentu menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak kesalahan serta
kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca
untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik
lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf
yang sebesar-besarnya. Demikian semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Padang, 5 Juni 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................

DAFTAR ISI............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.....................................................................................................................

B. Rumusan Masalah................................................................................................................

C. Tujuan Makalah...................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian SDGs.................................................................................................................

B. Tujuan, Target, dan Indikator SDGs....................................................................................

C. Kondisi Negara Berkembang Dalam Pencapaian SDGs.....................................................

D. Pencapaian SDGs Indonesia................................................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..........................................................................................................................

B. Saran....................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sebelum menggagas bagaimana implementasi Sustainable Development Goals


(SDGs) kedepan, akan lebih baik jika kita menengok sebentar ke belakang, melihat
pencapaian Millennium Development Goals (MDGs) di Indonesia. Kita tahu, MDGs adalah
sebuah paradigma pembangunan global yang dideklarasikan oleh 189 negara anggota.
Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pada bulan September 2000.

Sejak deklarasi tersebut negara-negara yang hadir bersepakat untuk mengintegrasikan


MDGs sebagai bahan pembangunan nasionalnya. Indonesia sebagai salah satu Negara yang
menandatangani deklarasi MDGs mempunyai komitmen untuk melaksanakan MDGs dalam
program-program pembangunan yang di rancang, baik jangka pendek, menengah, maupun
jangka panjang. Bagaimana hasilnya? Seperti yang tercantum dalam laporan Pencapaian
Tujuan Pembangunan Millennium di Indonesia tahun 2011 (Bappenas, 2011) disampaikan
beberapa capaian pelaksanaan MDGs di Indonesia.

Pencapaian ini diindikasikan oleh angka kejadian dan tingkat kematian, serta proporsi
tuberkulosis yang ditemukan, diobati dan disembuhkan dalam program DOTS. Kedua, tujuan
MDGs yang telah menunjukkan kemajuan signifikan dan diharapkan dapat tercapai pada
tahun 2015 (ontrack) adalah (MDG 1), yaitu terdapat kemajuan yang sangat besar dari indeks
kedalaman kemiskinan, proporsi tenaga kerja yang berusaha sendiri dan pekerja bebas
keluarga terhadap total kesempatan kerja, dan pervalensi balita dengan berat badan
rendah/kekurangan gizi; (MDG 2), yaitu APM SD, proporsi murid kelas 1 yang berhasil
menamatkan sekolah dasar, serta angka melek huruf penduduk usia 15-24 tahun, perempuan
dan laki-laki yang semuanya sudah mendekati 100 persen; (MDG 3), yaitu rasio APM
perempuan/laki-laki di tingkat SD/MI/Paket A, SMP/MTs/Paket B, dari pendidikan tinggi
yang hampir mendekati 100 persen serta kontribusi perempan dalam pekerjaan upahan di
sector non pertanian, dan proporsi kursi yang diduduki perempuan di DPR yang meningkat;
(MDG 4), yaitu penurunan yang sudah mendekati dua pertiga angka kematian neonatal, bayi
dan balita serta proporsi anak usia 1 tahun yang mendapat imunisasi campak yang meningkat
pesat; (MDG 5), yaitu berupa peningkatan angka pemakaian kontasepsi bagi perempuan
menikah dengan menggunakan cara modern, penurunan angka kelahiran remaja perempuan
umur 15-19 tahun, peningkatan cakupan pelayanan antenatal baik 1 maupun 4 kali
kunjungan, dan penurunan kebutuhan KB yang tidak terpenuhi (unmet need); (MDG 6), yaitu
mengendalikan penyebaran dan AIDS berupa peningkatan proporsi penduduk terinfeksi HIV
lanjut yang memiliki akses pada obat-obatan Antiretroviral (ARV).

Selain itu, pengendalian penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru
malaria yang diindikasikan oleh peningkatan proporsi anak balita yang tidur dengan kelambu
ber-insektisida belum memadai dalam rangka menurunkan jumlah kasus baru malaria; (MDG
7), yaitu berupa penurunan konsumsi bahan perusak ozon, proporsi tangkapan ikan yang
tidak melebihi batas biologis yang aman, serta rasio luas kawasan lindung untuk menjaga
kelestarian keanekaragaman hayati terhadap total luas kawasan hutan dan rasio kawasan
lindung perairan terhadap total luas perairan territorial yang keduanya meningkat; (MDG 8),
yaitu berupa keberhasilan pengembangan system keuangan dan perdagangan yang terbuka,
berbasis peraturan, dapat diprediksi dan tidak diskriminatif yang diindikasikan oleh rasio
ekspor dan impor terhadap PDB, rasio pinjaman terhadap simpanan di bank umum, dan rasio
pinjaman di BPR yang semuanya meningkat pesat.

Setelah pelaksanaan MDGs, mainstream agenda pembangunan global dipandu oleh


dokumen baru sebagai kelanjutan MDGs yang disebut dengan Sustainable Development
Goals (SDGs). Meskipun saat ini dalam tahap pembahasan, namun nampaknya dokumen
SDGs yang akan dibahas pada akhir September ini tidak akan banyak mengalami perubahan
dari drfat yang sudah ada. Artinya, bila komunitas masyarakat global bersepakat dengan
konsep dan berbagai indikator yang tertuang dalam dokumen yang sudah ada, maka SDGs
akan efektif diterapkan mulai tahun 2016 untuk 15 tahun kedepan, melanjutkan MDGs yang
akan berakhir pada tahun ini.

B. RUMUSAN MASALAH

A. Apa pengertian SDGs

B. Tujuan, Target, dan Indikator SDGs

C. Bagaimana Kondisi Negara Berkembang Dalam Pencapaian SDGs

D. Pencapaian SDGs Indonesia


C. TUJUAN MAKALAH

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka dapat tujuan yang
hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apa pengertian SDGs

2. Untuk mengetahui apa-apa saja tujuan, target, dan indikator SDGs

3. Untuk mengetahui bagaimana kondisi negara berkembang dalam pencapaian SDGs

4. Untuk mengetahui pencapaian SDGs Indonesia


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian SDGs

SDGs merupakan agenda pembangunan dunia yang bertujuan untuk kesejahteraan


manusia secara global. Agenda tersebut merupakan program pembangunan berkelanjutan
dimana didalamnya terdapat 17 tujuan dengan 169 target yang terukur dan telah disepakati
oleh 193 negara anggota termasuk Indonesia. Melalui menu ini dapat menjadi gambaran
bahwa perencanaan pembangunan DIY telah mendukung keberlangsungan rencana
pembangunan global sesuai yang diamanatkan dalam target SDGs.

25 September 2015 bertempat di Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB),


para pemimpin dunia secara resmi mengesahkan Agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
(Sustainable Development Goals) sebagai kesepakatan pembangunan global. Kurang lebih
193 kepala negara hadir, termasuk Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla turut mengesahkan
Agenda SDGs.

Dengan mengusung tema “Mengubah Dunia Kita: Agenda 2030 untuk Pembangunan
Berkelanjutan”, SDGs yang berisi 17 Tujuan dan 169 Target merupakan rencana aksi global
untuk 15 tahun ke depan (berlaku sejak 2016 hingga 2030), guna mengakhiri kemiskinan,
mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan. SDGs berlaku bagi seluruh negara
(universal), sehingga seluruh negara tanpa kecuali negara maju memiliki kewajiban moral
untuk mencapai Tujuan dan Target SDGs.

 SDGs Dirancang Secara Partisipatif

Berbeda dari pendahulunya Millenium Development Goals (MDGs), SDGs dirancang


dengan melibatkan seluruh aktor pembangunan, baik itu Pemerintah, Civil Society
Organization (CSO), sektor swasta, akademisi, dan sebagainya. Kurang lebih 8,5 juta suara
warga di seluruh dunia juga berkontribusi terhadap Tujuan dan Target SDGs.

 Tidak Meninggalkan Satu Orangpun (Leave No One Behind)


Tidak Meninggalkan Satu Orangpun merupakan Prinsip utama SDGs. Dengan prinsip
tersebut setidaknya SDGs harus bisa menjawab dua hal yaitu, Keadilan Prosedural yaitu
sejauh mana seluruh pihak terutama yang selama ini tertinggal dapat terlibat dalam
keseluruhan proses pembangunan dan Keadilan Subtansial yaitu sejauh mana kebijakan dan
program pembangunan dapat atau mampu menjawab persoalan-persoalan warga terutama
kelompok tertinggal.

B. Tujuan, Target, dan Indikator SDGs

Seluruh isu kesehatan dalam SDGs diintegrasikan dalam satu tujuan yakni tujuan
nomor 3, yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua
orang di segala usia. Terdapat 38 target SDGs di sektor kesehatan yang perlu diwujudkan.
Selain permasalahan yang belum tuntas ditangani diantaranya yaitu upaya penurunan angka
kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB), pengendalian penyakit HIV/AIDS, TB,
Malaria serta peningkatan akses kesehatan reproduksi (termasuk KB), terdapat hal-hal baru
yang menjadi perhatian, yaitu:

1) Kematian akibat penyakit tidak menular (PTM);

2) Penyalahgunaan narkotika dan alkohol;

3) Kematian dan cedera akibat kecelakaan lalu lintas;

4) Universal Health Coverage;

5) Kontaminasi dan polusi air, udara dan tanah; serta penanganan krisis dan
kegawatdaruratan.

Fokus dari seluruh target tersebut antara lain gizi masyarakat, sistem kesehatan
nasional, akses kesehatan dan reproduksi, Keluarga Berencana (KB), serta sanitasi dan air
bersih.

Pembangunan sektor kesehatan untuk SDGs sangat tergantung kepada peran aktif
seluruh pemangku kepentingan baik pemerintah pusat dan daerah, parlemen, dunia usaha,
media massa, lembaga sosial kemasyarakatan, organisasi profesi dan akademisi, mitra
pembangunan serta Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).
Tantangan terbesar dalam pelaksanaan agenda pembangunan berkelanjutan di
Indonesia adalah reformulasi konsep pembangunan yang terintegrasi dan penempatan
kesehatan sebagai satu rangkaian proses manajemen pembangunan yang meliputi input,
process, output, outcome dan impact pembangunan serta memahamkan bersama akan
substansi pembangunan kesehatan yang harus dilaksanakan bersama di era desentralisasi dan
demokratisasi saat ini.

Program yang diusung untuk mewujudkan SDGs dalam bidang kesehatan adalah
Program Indonesia Sehat dengan 3 pilar yakni paradigma sehat, pelayanan kesehatan dan
jaminan kesehatan nasional.

Paradigma sehat merupakan sebuah pendekatan yang mengedepankan konsep


promotif dan preventif dalam pelayanan kesehatan dan menempatkan kesehatan sebagai input
dari sebuah proses pembangunan.

Pelayanan kesehatan yang dilakukan dan diarahkan untuk peningkatan Akses dan
mutu pelayanan. Dalam hal pelayanan kesehatan primer diarahkan untuk upaya pelayanan
promotif dan preventif, melalui pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis risiko
kesehatan baik dalam tatanan tata kelola klinis, tata kelola manajemen dan tata kelola
program.

Jaminan Kesehatan Nasional, negara bertekad untuk menjamin seluruh penduduk dan
warga negara asing yang tinggal di Indonesia dalam pelayanan kesehatannya.

 Tujuan 1. Mengkhiri segala bentuk kemiskinan di manapun

 Target:

1. Memastikan mobilisasi sumber daya dari berbagai sumber, termasuk melalui


peningkatan kerjasama pembangunan, dalam rangka menyediakan sarana yang
memadai dan dapat diprediksi bagi negara-negara berkembang, di negara-negara
berkembang khususnya, untuk melaksanakan program dan kebijakan untuk
mengakhiri kemiskinan di semua dimensi
2. Membuat kerangka kebijakan suara di tingkat nasional, regional dan internasional,
berdasarkan strategi pembangunan pro-miskin dan sensitif gender, untuk
mendukung percepatan investasi dalam pemberantasan kemiskinan
 Indikator:

1. Pada tahun 2030, memberantas kemiskinan ekstrim untuk semua orang


dimanapun, dengan penghasilan kurang dari $ 1,25 per hari
2. Pada tahun 2030, mengurangi setidaknya setengah proporsi laki-laki, perempuan
dan anak-anak dari berbagai usia yang hidup dalam kemiskinan di seluruh
dimensi menurut definisi nasional
3. Menerapkan sistem perlindungan sosial yang tepat secara nasional dan pada tahun
2030 mencapai cakupan besar kaum miskin
4. Pada tahun 2030, memastikan bahwa semua laki-laki dan perempuan, khususnya
kaum miskin, memiliki hak yang sama terhadap sumber daya ekonomi, serta
akses ke layanan dasar, kepemilikan dan kontrol atas tanah dan bentuk-bentuk
lain dari properti, warisan, sumber daya alam, yang sesuai teknologi baru dan jasa
keuangan, termasuk keuangan mikro
5. Pada tahun 2030, membangun ketahanan masyarakat miskin dan mereka dalam
situasi rentan dan mengurangi eksposur dan kerentanan mereka terhadap kejadian
ekstrem yang berkaitan dengan iklim dan guncangan ekonomi, sosial dan
lingkungan lainnya dan bencana

 Tujuan 2. Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan meningkatkan gizi, serta
mendorong pertanian yang berkelanjutan

 Target:

1. Meningkatkan investasi, termasuk melalui kerja sama internasional yang


disempurnakan, di infrastruktur pedesaan, penelitian dan penyuluhan pertanian,
pengembangan teknologi dan tanaman dan bank gen ternak dalam rangka
meningkatkan kapasitas produktif pertanian di negara-negara berkembang.

2. Memperbaiki dan mencegah pembatasan perdagangan dan distorsi dalam pasar


pertanian dunia, termasuk melalui penghapusan paralel segala bentuk subsidi
ekspor pertanian dan semua langkah ekspor dengan efek setara, sesuai dengan
amanat Putaran Pembangunan Doha

3. Mengadopsi langkah-langkah untuk memastikan berfungsinya pasar komoditas


makanan dan turunannya dan memfasilitasi akses yang tepat terhadap informasi
pasar, termasuk cadangan pangan, dalam rangka untuk membantu membatasi
volatilitas harga pangan yang ekstrim

 Indikator:

1. Pada tahun 2030, mengakhiri kelaparan dan menjamin akses oleh semua orang,
khususnya orang miskin dan orang-orang dalam situasi rentan, termasuk bayi, untuk
makanan yang aman, bergizi dan cukup sepanjang tahun

2. Pada tahun 2030, mengakhiri segala bentuk kekurangan gizi, termasuk mencapai,
pada tahun 2025, target yang disepakati secara internasional
pada stunting dan wasting pada anak di bawah usia 5 tahun, dan memenuhi
kebutuhan gizi remaja perempuan, ibu hamil dan menyusui dan orang tua

3. Pada tahun 2030, dua kali lipat produktivitas pertanian dan pendapatan produsen
makanan skala kecil, khususnya perempuan, masyarakat adat, petani keluarga,
penggembala dan nelayan, termasuk melalui akses yang aman dan sama dengan
tanah, sumber daya produktif lainnya dan masukan, pengetahuan, jasa keuangan,
pasar dan peluang untuk penambahan nilai dan pekerjaan non-pertanian

4. Pada tahun 2030, memastikan sistem produksi pangan yang berkelanjutan dan
menerapkan praktik tangguh pertanian yang meningkatkan produktivitas dan
produksi, yang membantu menjaga ekosistem, yang memperkuat kapasitas adaptasi
terhadap perubahan iklim, cuaca ekstrim, kekeringan, banjir dan bencana lainnya
dan semakin meningkatkan lahan dan kualitas tanah

5. Pada tahun 2020, mempertahankan keragaman genetik benih, tanaman


dibudidayakan dan bertani dan peliharaan hewan dan spesies liar yang terkait,
termasuk melalui nyenyak dikelola dan beragam benih dan tanaman bank di tingkat
nasional, regional dan internasional, dan mempromosikan akses dan adil dan merata
berbagi manfaat yang timbul dari pemanfaatan sumber daya genetik dan
pengetahuan tradisional terkait, seperti yang disepakati secara internasional

 Tujuan 3. Menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua
orang di segala usia

 Target:
1. Memperkuat pelaksanaan Organisasi Kesehatan Dunia Konvensi Kerangka Kerja
Pengendalian Tembakau di semua negara, sesuai

2. Mendukung penelitian dan pengembangan vaksin dan obat-obatan untuk penyakit


menular dan tidak menular yang terutama mempengaruhi negara-negara
berkembang, menyediakan akses ke obat-obatan penting dengan harga terjangkau
dan vaksin, sesuai dengan Deklarasi Doha Perjanjian TRIPS dan Kesehatan
Masyarakat, yang menegaskan hak dari negara-negara berkembang untuk
menggunakan dengan penuh ketentuan dalam Perjanjian tentang Aspek-aspek
Perdagangan Hak Kekayaan intelektual mengenai fleksibilitas untuk melindungi
kesehatan masyarakat, dan, khususnya, menyediakan akses ke obat-obatan untuk
semua

3. Substansial meningkatkan pembiayaan kesehatan dan rekrutmen, pengembangan,


pelatihan dan retensi tenaga kesehatan di negara-negara berkembang, terutama di
negara-negara yang kurang berkembang dan pulau kecil negara berkembang

4. Memperkuat kapasitas semua negara, di negara-negara berkembang, untuk


peringatan dini, pengurangan risiko dan manajemen risiko kesehatan nasional dan
global

 Indikator:

1. Pada tahun 2030, mengurangi angka kematian global ibu kurang dari 70 per 100.000
kelahiran hidup

2. Pada tahun 2030, akhir kematian dapat dicegah dari bayi yang baru lahir dan anak di
bawah 5 tahun, dengan semua negara yang bertujuan untuk mengurangi angka
kematian neonatal untuk setidaknya serendah 12 per 1.000 kelahiran hidup dan di
bawah-5 kematian setidaknya serendah 25 per 1.000 kelahiran hidup

3. Pada tahun 2030, mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, malaria dan penyakit
tropis terabaikan dan memerangi hepatitis, penyakit yang terbawa air dan penyakit
menular lainnya

4. Pada tahun 2030, mengurangi oleh satu kematian prematur ketiga dari penyakit tidak
menular melalui pencegahan dan pengobatan dan meningkatkan kesehatan mental
dan kesejahteraan
5. Memperkuat pencegahan dan pengobatan penyalahgunaan zat, termasuk
penyalahgunaan obat narkotika dan penggunaan berbahaya dari alcohol

6. Pada tahun 2020, membagi jumlah kematian global dan cedera akibat kecelakaan
lalu lintas jalan

7. Pada tahun 2030, menjamin akses universal terhadap layanan kesehatan seksual dan
reproduksi, termasuk keluarga berencana, informasi dan pendidikan, dan integrasi
kesehatan reproduksi ke dalam strategi dan program nasional

8. Mencapai cakupan kesehatan universal, termasuk perlindungan keuangan risiko,


akses ke layanan perawatan kesehatan penting kualitas dan akses ke aman, efektif,
berkualitas dan terjangkau obat esensial dan vaksin untuk semua

9. Pada tahun 2030, secara substansial mengurangi jumlah kematian dan penyakit dari
bahan kimia berbahaya dan udara, air dan polusi tanah dan kontaminasi

 Tujuan 4. Menjamin pendidikan yang inklusif dan berkeadilan serta mendorong


kesempatan belajar seumur hidup bagi semua orang

 Target:

1. Membangun dan meningkatkan fasilitas pendidikan yang anak, kecacatan dan sensitif
gender dan menyediakan lingkungan belajar yang aman, non-kekerasan, inklusif dan
efektif untuk semua

2. Pada tahun 2020, secara substansial memperluas secara global jumlah beasiswa yang
tersedia untuk negara-negara berkembang, di negara-negara kurang berkembang
khususnya, pulau kecil yang sedang bekembang dan negara-negara Afrika, untuk
pendaftaran di pendidikan tinggi, termasuk pelatihan kejuruan dan teknologi
informasi dan komunikasi, teknis, teknik dan program ilmiah, di negara-negara maju
dan negara berkembang lainnya

3. Pada tahun 2030, secara substansial meningkatkan pasokan guru yang berkualitas,
termasuk melalui kerjasama internasional untuk pelatihan guru di negara-negara
berkembang, terutama terbelakang negara dan pulau kecil dan negara berkembang.

 Indikator:
1. Pada tahun 2030, memastikan bahwa semua anak perempuan dan anak laki-laki
menyelesaikan bebas, adil dan kualitas primer dan pendidikan menengah yang
mengarah ke hasil belajar yang relevan dan efektif

2. Pada tahun 2030, memastikan bahwa semua anak perempuan dan anak laki-laki
memiliki akses ke pengembangan anak usia dini yang berkualitas, peduli dan
pendidikan anak usia dini sehingga mereka siap untuk pendidikan dasar

3. Pada tahun 2030, menjamin akses yang sama bagi semua perempuan dan laki-laki
untuk pendidikan yang terjangkau dan kualitas teknis, kejuruan dan pendidikan
tinggi, termasuk perguruan tinggi

4. Pada tahun 2030, secara substansial meningkatkan jumlah remaja dan orang dewasa
yang memiliki keterampilan yang relevan, termasuk keterampilan teknis dan
kejuruan, untuk pekerjaan, pekerjaan yang layak dan kewirausahaan

5. Pada tahun 2030, menghilangkan disparitas gender dalam pendidikan dan menjamin
akses yang sama untuk semua tingkat pendidikan dan pelatihan kejuruan untuk
rentan, termasuk penyandang cacat, masyarakat adat dan anak-anak dalam situasi
rentan

6. Pada tahun 2030, memastikan bahwa semua pemuda dan sebagian besar orang
dewasa, baik laki-laki dan perempuan, mencapai membaca dan menghitung

7. Pada tahun 2030, memastikan bahwa semua peserta didik memperoleh pengetahuan
dan keterampilan yang diperlukan untuk mempromosikan pembangunan
berkelanjutan, termasuk antara lain, melalui pendidikan untuk pembangunan
berkelanjutan dan gaya hidup yang berkelanjutan, hak asasi manusia, kesetaraan
gender, promosi budaya damai dan non-kekerasan, dunia kewarganegaraan dan
penghargaan keanekaragaman budaya dan kontribusi budaya untuk pembangunan
berkelanjutan

 Tujuan 5. Mencapai kesetaraan gender serta Memberdayakan seluruh wanita dan


perempuan

 Target:
1. Melakukan reformasi untuk memberikan wanita hak yang sama terhadap sumber daya
ekonomi, serta akses ke kepemilikan dan kontrol atas tanah dan bentuk-bentuk lain
dari properti, jasa keuangan, warisan dan sumber daya alam, sesuai dengan hukum
nasional

2. Meningkatkan penggunaan teknologi yang memungkinkan, informasi dan komunikasi


khususnya teknologi, untuk mempromosikan pemberdayaan perempuan

3. Mengadopsi dan memperkuat kebijakan yang sehat dan perundang-undangan berlaku


untuk promosi kesetaraan gender dan pemberdayaan semua perempuan dan anak
perempuan di semua tingkatan

 Indikator:

1. Mengakhiri semua bentuk diskriminasi terhadap semua perempuan dan anak


perempuan di mana-mana

2. Menghapuskan segala bentuk kekerasan terhadap semua perempuan dan anak


perempuan di ruang publik dan swasta, termasuk perdagangan dan seksual dan jenis-
jenis eksploitasi

3. Hilangkan semua praktek-praktek berbahaya, seperti anak, awal dan pernikahan paksa
dan mutilasi alat kelamin perempuan

4. Kenali dan nilai dibayar perawatan dan pekerjaan rumah tangga melalui penyediaan
pelayanan publik, infrastruktur dan kebijakan perlindungan sosial dan promosi
tanggung jawab bersama dalam rumah tangga dan keluarga sebagai tepat secara
nasional

5. Menjamin partisipasi penuh dan efektif perempuan dan kesempatan yang sama untuk
kepemimpinan di semua tingkat pengambilan keputusan dalam kehidupan politik,
ekonomi dan masyarakat

6. Menjamin akses universal terhadap kesehatan seksual dan reproduksi dan hak-hak
reproduksi yang disepakati sesuai dengan Program Aksi dari Konferensi
Internasional tentang Kependudukan dan Pembangunan dan Beijing Platform for
Action dan dokumen hasil peninjauan konferensi mereka.
C. Bagaimana Kondisi Negara Berkembang Dalam Pencapaian SDGs

Sebelum pelaksanaan Millennium Development Goals (MDGs) berakhir, pada UN


Summit on MDGs 2010 telah dirumuskan agenda pembangunan dunia pasca 2015. Hal ini
diperkuat dengan disepakatinya dokumen "The Future We Want" dalam UN Conference on
Sustainable Development 2012. Kedua hal ini menjadi pendorong utama penyusunan agenda
pembangunan pasca 2015 yang disepakati dalam Sidang Umum PBB pada September 2015,
yaitu Agenda 2030 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable
Development Goals (SDGs). TPB/SDGs bertujuan untuk menjaga peningkatan kesejahteraan
ekonomi masyarakat secara berkesinambungan, menjaga keberlanjutan kehidupan sosial
masyarakat, menjaga kualitas lingkungan hidup serta pembangunan yang inklusif dan
terlaksananya tata kelola yang mampu menjaga peningkatan kualitas kehidupan dari satu
generasi ke generasi berikutnya.

Beberapa agenda MDGs yang belum tercapai akan dilanjutkan dalam pelaksanaan
pencapaian SDGs hingga tahun 2030. SDGs merupakan penyempurnaan MDGs karena:

1. SDGs lebih komprehensif, disusun dengan melibatkan lebih banyak negara dengan


tujuan yang universal untuk negara maju dan berkembang.

2. Memperluas sumber pendanaan, selain bantuan negara maju juga sumber dari swasta.

3. Menekankan pada hak asasi manusia agar diskriminasi tidak terjadi dalam


penanggulangan kemiskinan dalam segala dimensinya.

4. Inklusif, secara spesifik menyasar kepada kelompok rentan (No one left behind).

5. Pelibatan seluruh pemangku kepentingan: pemerintah dan parlemen, filantropi dan


pelaku usaha, pakar dan akademisi, serta organisasi kemasyarakatan dan media.

6. MDGs hanya menargetkan pengurangan "setengah" sedangkan SDGs menargetkan


untuk menuntaskan seluruh tujuan (Zero Goals).

7. SDGs tidak hanya memuat Tujuan tapi juga Sarana Pelaksanaan (Means of


Implementation).

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/Sustainable Development Goals (SDGs)


adalah pembangunan yang menjaga peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara
berkesinambungan, pembangunan yang menjaga keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat,
pembangunan yang menjaga kualitas lingkungan hidup serta pembangunan yang menjamin
keadilan dan terlaksananya tata kelola yang mampu menjaga peningkatan kualitas hidup dari
satu generasi ke generasi berikutnya. TPB/SDGs merupakan komitmen global dan nasional
dalam upaya untuk menyejahterakan masyarakat mencakup 17 tujuan yaitu (1) Tanpa
Kemiskinan; (2) Tanpa Kelaparan; (3) Kehidupan Sehat dan Sejahtera; (4) Pendidikan
Berkualitas; (5) Kesetaraan Gender; (6) Air Bersih dan Sanitasi Layak; (7) Energi Bersih dan
Terjangkau; (8) Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi; (9) Industri, Inovasi dan
Infrastruktur; (10) Berkurangnya Kesenjangan; (11) Kota dan Permukiman yang
Berkelanjutan; (12) Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab; (13) Penanganan
Perubahan Iklim; (14) Ekosistem Lautan; (15) Ekosistem Daratan; (16) Perdamaian, Keadilan
dan Kelembagaan yang Tangguh; (17) Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.

Upaya pencapaian target TPB/SDGs menjadi prioritas pembangunan nasional, yang


memerlukan sinergi kebijakan perencanaan di tingkat nasional dan di tingkat provinsi
maupun kabupaten/kota. Target-target TPB/SDGs di tingkat nasional telah sejalan dengan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 dalam bentuk
program, kegiatan dan indikator yang terukur serta indikasi dukungan pembiayaannya.
TPB/SDGs merupakan penyempurnaan dari Tujuan Pembangunan Milenium (Millennium
Development Goals/MDGs) yang lebih komprehensif dengan melibatkan lebih banyak
negara baik negara maju maupun berkembang, memperluas sumber pendanaan, menekankan
pada hak asasi manusia, inklusif dengan pelibatan Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) dan
media, Filantropi dan Pelaku Usaha, serta Akademisi dan Pakar.

Indonesia telah berhasil mencapai sebagian besar target MDGs Indonesia yaitu 49 dari
67 indikator MDGs, namun demikian masih terdapat beberapa indikator yang harus
dilanjutkan dalam pelaksanaan TPB/SDGs. Beberapa indikator yang harus dilanjutkan
tersebut antara lain penurunan angka kemiskinan berdasarkan garis kemiskinan nasional,
peningkatan konsumsi minimum di bawah 1.400 kkal/kapita/hari, penurunan Angka
Kematian Ibu (AKI), penanggulangan HIV/AIDS, penyediaan air bersih dan sanitasi di
daerah perdesaan serta disparitas capaian target antar provinsi yang masih lebar.

Kementerian PPN/Bappenas dalam melaksanakan TPB/SDGs bersama dengan


Kementerian/Lembaga, Ormas dan Media, Filantropi dan Pelaku Usaha serta Akademisi dan
Pakar perlu merumuskan Rencana Aksi (Renaksi) TPB/SDGs sebagai acuan bagi seluruh
pemangku kepentingan baik di tingkat nasional (Rencana Aksi Nasional/RAN) maupun di
tingkat daerah (Rencana Aksi Daerah/RAD). Renaksi TPB/SDGs adalah dokumen rencana
kerja 5 (lima) tahunan untuk pelaksanaan berbagai kegiatan yang secara langsung dan tidak
langsung mendukung pencapaian target nasional dan daerah. Dengan renaksi tersebut
diharapkan pihak-pihak terkait ditingkat nasional dan daerah memiliki komitmen dan
kejelasan dalam perencanaan dan penganggaran program, serta kegiatan untuk mencapai
sasaran TPB/SDGs.

Untuk memudahkan pelaksanaan dan pemantauan, 17 Tujuan dan 169 target


TPB/SDGs dikelompokkan ke dalam empat pilar yaitu;

 Pilar pembangunan sosial: meliputi Tujuan 1, 2, 3, 4 dan 5

 Pilar pembangunan ekonomi: meliputi Tujuan 7, 8, 9, 10 dan 17

 Pilar pembangunan lingkungan: meliputi Tujuan 6, 11, 12, 13, 14 dan 15

 Pilar pembangunan hukum dan tata kelola: meliputi Tujuan 16

Meskipun terbagi dalam masing-masing pilar, namun dalam pelaksanaan keempat


pilar tersebut saling berkaitan dan saling mendukung

TPB/SDGs memuat 17 Tujuan dan sasaran global tahun 2030 yang dideklarasikan
baik oleh negara maju maupun negara berkembang di Sidang Umum PBB pada September
2015. Penggunaan dan penyebutan istilah Sustainable Development Goals (SDGs) relatif
populer secara global dan telah disosialisasikan melalui berbagai forum, koordinasi, kegiatan
komunikasi, advokasi dan liputan media. Di tingkat nasional, Kementrian PPN/BAPPENAS
bersama Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan serta para pemangku kepentingan telah secara resmi menerjemahkan istilah
SDGs menjadi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) untuk mewujudkan pemahaman
kesamaan tentang SDGs. Lebih lanjut, kapan aturan harus menggunakan istilah SDGs atau
TPB/SDGs yaitu:

 Istilah Sustainable Deveopment Goals (SDGs) dapat digunakan secara umum dalam


segala kegiatan, dokumen dan materi terkait SDGs, misalnya: sosialisasi, workshop,
pelatihan, presentasi, laporan, wawancara, jumpa pers, siaran, berita, materi cetak,
brosur, banner, backdrop, media sosial, video, dan lain-lain.
 Istilah Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Deveopment Goals ( TPB /
SDGs ) lebih dianjurkan untuk penggunaan pada: kegiatan-kegiatan seperti tersebut di
atas, materi, pedoman teknis, laporan dan dokumen resmi pemerintahan. Secara
khusus, tujuan penggunaan TPB/SDGs adalah agar lebih mudah dipahami terutama
oleh pemerintah daerah dan masyarakat yang belum memahami TPB/SDGs dan
terjemahan resmi 17 Tujuannya dalam Bahasa Indonesia.

D. Pencapaian SDGs Indonesia

Jakarta – Sidang Pleno Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO tahun 2023
dilaksanakan di Gedung A Kemendikbudristek RI hari Kamis (02/01/2023).

Pada kesempatan tersebut Kementerian PPN/Bappenas melalui Sekretariat Nasional


TPB/SDGs Indonesia diundang untuk memaparkan capaian SDGs Indonesia untuk menjadi
bagian dari agenda sidang Pleno Komisi Nasional Indonedia untuk UNESCO. Pada
kesempatan kali ini, Kepala Sekretariat Nasional SDGs yang diwakili oleh Manajer Pilar
Pembangunan Sosial, Sanjoyo memaparkan capaian SDGs Indonesia di sidang pleno
tersebut.

Isu utama UNESCO terkait agenda SDGs adalah bidang pendidikan yang masuk
kedalam SDG 4: Pendidikan Berkualitas, bidang ilmu pengetahuan yang masuk ke dalam
SDG 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi termasuk isu pariwisata, SDG 11: Kota
dan Pemukiman yang Berkelanjutan termasuk warisan budaya dan Alam, SDG 15: Ekosistem
Daratan termasuk kawasan konservasi.

Selain itu, bidang kebudayaan yang masuk ke dalam SDG 11: Kota dan Pemukiman
yang Berkelanjutan termasuk warisan budaya dan alam, SDG 15: Ekosistem Daratan, dan di
Bidang Komunikasi dan Informasi yang masuk ke dalam SDG 16: Perdamaian, Keadilan, dan
Kelembagaan yang tangguh termasuk ketenagakerjaan bagi jurnalis dan awak media.

Disamping itu, Sanjoyo juga membahas mengenai status capaian indikator SDGs
Indonesia tahun 2021 dimana kemajuan cukup baik dapat dilihat pada pilar pembangunan
lingkungan dan ekonomi dan dari 222 indikator yang dilaporkan, Sebagian besar (63% atau
141 indikator) telah tercapai.
Pada kesempatan yang sama, Sanjoyo juga memaparkan highlight capaian SDG 4
dimana Proporsi siswa kelas 5, 8, dan 11 yang mencapai kompetensi minimum dalam
membaca dan matematika masih perlu ditingkatkan. Disamping itu, tingkat penyelesaian
pendidikan terus meningkat. Semakin tinggi jenjang pendidikan, semakin rendah tingkat
penyelesaian sekolah. Hal ini dapat dilihat dari 97,37% yang menyelesaikan pendidikan
jenjang pendidikan SD dan 88,88% yang menyelesaikan pendidikan SMP/Sederajat,
sedangkan yang menyelesaikan pendidikan SMA/sederajat hanya 65,94%.

Selain itu juga dipaparkan bahwa Angka Partisipasi Kasar Perguruan Tinggi terus
meningkat, namun perlu upaya percepatan untuk mendorong daya saing SDM Indonesia.
selain itu, disampaikan juga bahwa kualitas pendidikan masih perlu ditingkatkan baik dari
sisi pengembangan kurikulum maupun kualifikasi dan kompetensi pendidik.

Tak lupa, highlight capaian SDG 8 dan 11 juga disampaikan dalam siding tersebut.
Dari paparan tersebut dilihat bahwa jumlah wisman 2021 menurun signifikan menjadi 1,5
juta. Proporsi kontribusi terhadap PDB 2,24% tercatat 2 kali lebih rendah dari 2019. Dari
Goal 14 dapat dilihat bahwa Realisasi Proporsi Tangkapan Jenis Ikan yang Berada dalam
Batasan Biologis Yang Aman tahun 2022 sebesar 66,39%. Hal ini menunjukkan bahwa
proporsi tangkapan berada dalam batas biologis yang aman, dengan tetap menjaga
pertumbuhan ekonomi di bidang perikanan tangkap.

Terakhir, Sanjoyo memaparkan bahwa indeks kebebasan dari kekerasan bagi jurnalis
dan awak media telah mencapai 76,02 poin sebagai hightlight capaian SDG 16. Perwakilan
Sekretariat Nasional SDGs Indonesia juga menyampaikan berbagai program prioritas untuk
meningkatkan pemerataan dan mutu Pendidikan yang dijalankan oleh pemerintah serta juga
dengan intervensi programnya seperti Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan KIP Kuliah, Bantuan
Operasional Sekolah (BOS), Teacher Training, Beasiswa Afirmasi, Dana Alokasi Khusus ,
dan kegiatan lainnya.

Paparan tersebut mendapat sambutan dar berbagai undangan yang hadir dimana
notabenenya adalah kementerian – kementerian/ Lembaga yang terkait dengan UNESCO,
Sebagian tanggapan menyatakan bahwa isu SDGs ini dan laporan capaian ini perlu menjadi
bagian dari laporan Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO di Headquarter UNESCO.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

SDGs ( Sustainable Development Goals ) adalah sebuah dokumen yang akan menjadi
sebuah acuan dalam kerangka pembangunan dan perundingan negara-negara di dunia.
Konsep SDGs melanjutkan konsep pembangunan Milenium Development Goals “MDGs”
yang dimana konsep itu sudah berakhir pada tahun 2015. Jadi kerangka pembangunan yang
berkaitan dengan perubahan situasi dunia yang semula menggunakan konsep MGDs sekarang
diganti dengan SDGs

SDGs merupakan agenda pembangunan dunia yang bertujuan untuk kesejahteraan


manusia secara global. Agenda tersebut merupakan program pembangunan berkelanjutan
yang didalamnya terdapat 17 tujuan dengan 169 target yang terukur dan telah disepakati oleh
193 negara anggota termasuk Indonesia. Melalui menu ini dapat menjadi gambaran bahwa
perencanaan pembangunan DIY telah mendukung keberlangsungan rencana pembangunan
global sesuai yang diamanatkan dalam target SDGs.
Adapun tiga pilar yang menjadi indikator dalam konsep pengembangan SDGs yaitu,
pertama indikator yang melekat pembangunan manusia (Human Development), di antaranya
pendidikan, kesehatan. Indikator kedua yang melekat pada lingkungan kecilnya (Social
Economic Development), seperti ketersediaan sarana dan prasarana lingkungan, serta
pertumbuhan ekonomi. Sementara itu, indikator ketiga melekat pada lingkungan yang lebih
besar (Environmental Development), berupa ketersediaan sumber daya alam dan kualitas
lingkungan yang baik. 

SDGs memiliki 5 pondasi yaitu manusia, planet, kesejahteraan, perdamaian, dan


kemitraan yang ingin mencapai tiga tujuan mulia di tahun 2030 berupa mengakhiri
kemiskinan, mencapai kesetaraan dan mengatasi perubahan iklim. Untuk mencapai tiga
tujuan mulia tersebut, disusunlah 17 Tujuan Global berikut ini:

1.  Tanpa Kemiskinan

2.  Tanpa Kelaparan

3.  Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan

4.  Pendidikan Berkualitas

5. Kesetaraan Gender

6.  Air Bersih dan Sanitasi

7.  Energi Bersih dan Terjangkau

8.  Pertumbuhan Ekonomi dan Pekerjaan yang Layak

9. Industri, Inovasi dan Infrastruktur

10.  Mengurangi Kesenjangan

11.  Keberlanjutan Kota dan Komunitas

12.  Konsumsi dan Produksi Bertanggung Jawab

13.  Aksi Terhadap Iklim

14.  Kehidupan Bawah Laut

15.  Kehidupan di Darat

16.  Institusi Peradilan yang Kuat dan Kedamaian


17.  Kemitraan untuk Mencapai Tujuan

B. SARAN

Pemerintah harus segera berperan aktif dalam implementasi pembangunan


berkelanjutan, dan prinsip SDGs ( Sustainable Development Goals ) merupakan sebuah acuan
guna menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat, khususnya di Indonesia agar manfaatnya
bukan hanya dirasakan di masa sekarang melainkan juga untuk generasi yang akan datang.
Masyarakat juga elemen yang paling berpengaruh dalam hal pembangunan berkelanjutan
karena masyarakat yang berperan secara sadar bagaimana sekiranya memenuhi kebutuhan
dengan memperhatikan aspek lingkungan serta ikut berpartisipasi dalam SDGs ( Sustainable
Development Goals )

DAFTAR PUSTAKA

http://citicope.org/story/2014/comparing-mdgs-and-sdgs

http://www.4muda.com/mengenal-17-tujuan-global-global-goals-sebagai-kelanjutan-dari-
tujuan- pembangunan-millenium-millenium-development-goals/

http://www.bappenas.go.id/id/berita-dan-siaran-pers/berita-harian-bappenas/konsep-sdgs-
kerangka-pembangunan-pasca-2015/

Anda mungkin juga menyukai