Disusun Oleh :
(193404516057)
Mata Kuliah :
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Paper Analisis SDGs Concept di Indonesia ini tepat
pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu
Rizki Nurul Nugraha, Sst.Par., MM.Par pada Mata Kuliah Perencanaan dan Pengelolaan
Destinasi Pariwisata (RP01). Selain itu, paper analisis ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Rizki Nurul Nugraha, Sst.Par., MM.Par
.selaku Dosen Mata Perencanaan dan Pengelolaan Destinasi Pariwisata (RP01) telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang saya tekuni.
i
Daftar Isi
Bagian Pertama :
Bagian Kedua :
Bagian Ketiga :
Bagian Keempat :
Penutup………………………………………………………..……………….………….20
Daftar Pustaka
ii
Bagian Pertama
“Seputar SDGs dan Perkembangannya”
SDGs juga bersifat universal memberikan peran yang seimbang kepada seluruh
negara-baik negara maju, negara berkembang, dan negara kurang berkembang untuk
berkontribusi penuh terhadap pembangunan, sehingga masing-masing negara memiliki peran
dan tanggung jawab yang sama antara satu dengan yang lain dalam mencapai SDGs.
Mengacu dengan situasi serta kondisi yang dialami bumi sekarang, menjadikan SDGs
solusi yang tepat agar segala kegiatan yang bertujuan untuk melakukan pembangunan tetap
bisa berjalan tanpa merusak ekosistem serta lingkungan yang ada. Indonesia juga menerapkan
proyek SDGs ini. Khususnya untuk pembangunan pariwisata agar terus dapat berjalan dengan
sistem yang kini dikenal sebagai Sustainable Tourism Development atau pembangunan
pariwisata berkelanjutan.
1
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) / Sustainable Development Goals (SDGs)
adalah pembangunan yang menjaga peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara
berkesinambungan, pembangunan yang menjaga keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat,
pembangunan yang menjaga kualitas lingkungan hidup serta pembangunan yang menjamin
keadilan dan terlaksananya tata kelola yang mampu menjaga peningkatan kualitas hidup dari
satu generasi ke generasi berikutnya.
Proses perumusan SDGs juga mengedepankan proses yang partisipatif. Terbukti sejak
tahun 2013 Sekretaris Jenderal PBB memberikan ruang yang lebih luas kepada stakeholder
non-pemerintah untuk terlibat dalam proses penyusunan Agenda Pembangunan Pasca-2015.
Yakni melalui diadakannya forum konsultasi antar-stakeholder dan my world survey, yang
merupakan survei yang dilaksanakan oleh PBB sebagai bahan masukan untuk penyusunan
SDGs. Hasil survei ini yang kemudian dijadikan salah satu pertimbangan untuk menentukan
ke 17 tujuan yang ada di SDGs.
2
Saat MDGs (Millennium Development Goals) masih berjalan Indonesia sendiri telah
berhasil mencapai sebagian besar target MDGs yaitu 49 dari 67 indikator MDGs, namun
demikian masih terdapat beberapa indikator yang harus dilanjutkan dalam pelaksanaan
SDGs. Beberapa indikator yang harus dilanjutkan tersebut antara lain penurunan angka
kemiskinan berdasarkan garis kemiskinan nasional, peningkatan konsumsi minimum di
bawah 1.400 kkal/kapita/hari, penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), penanggulangan
HIV/AIDS, penyediaan air bersih dan sanitasi di daerah pedesaan serta disparitas capaian
target antar provinsi yang masih lebar.
Proyek SDGs memiliki jangka waktu berlaku mulai tahun 2016 hingga tahun 2030.
Pemerintah memiliki banyak waktu untuk melakukan pembangunan berkelanjutan . Salah
satu dari provinsi di Indonesia Mojokerto juga telah menerapkan kebijakan SDGs.
Pemerintah Kabupaten Mojokerto yang dalam masa menjalankan RPJMD tahun 2016-2021
dan tengah merancang review RPJMD tersebut pada tahun 2019 ini, perlu untuk melakukan
pemetaan target dan indikator TPB/SDGs yang telah ada dalam RPJMD awal (tahun 2016-
2021) dan melakukan pemutakhiran target dan indikator TPB/SDGs serta mengintegrasikan
target dan indikator TPB/SDGs ke dalam Perubahan RPJMD tahun 2016-2021. Selanjutnya
identifikasi/pemetaan dan integrasi tersebut diwujudkan dalam kegiatan penyusunan RAD
TPB/SDGs Kabupaten Mojokerto Tahun 2019-2021.
3
Bagian Kedua
Upaya bersama UNWTO, UNDP dan mitra lainnya, Pariwisata dan Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan – Perjalanan ke 2030 bertujuan untuk membangun pengetahuan,
dan memberdayakan serta menginspirasi pemangku kepentingan pariwisata untuk mengambil
tindakan yang diperlukan untuk mempercepat pergeseran menuju sektor pariwisata yang
lebih berkelanjutan dengan menyelaraskan kebijakan, operasi bisnis dan investasi dengan
SDGs.
Publikasi ini bermaksud untuk mengurai hubungan antara pariwisata dan SDGs dan
memberikan rekomendasi tentang bagaimana mengarahkan jalan menuju 2030, berdasarkan
analisis dari 64 Tinjauan Nasional Sukarela (VNR) negara-negara pada SDGs – yang
diserahkan ke United Nations High-level Forum Politik Pembangunan Berkelanjutan 2016
dan 2017 –, serta delapan Pengarusutamaan, Percepatan dan Dukungan Kebijakan (MAPS).
Dalam penerapan pariwisata dan proyek SDGs terdapat 17 kebijakan publik beserta
langkah yang dilakukan oleh perusahaan dan CSR :
4
keanekaragaman; manfaat pelengkap; sumbangan dalam bentuk barang untuk
pendidikan, kemiskinan dan hak asasi manusia; Investasi yang bertanggung
jawab dan rekrutmen lokal; Pembelian lokal dan perdagangan yang adil
3. SDG 3- Ensure healthy lives and promote well being for all at all ages/
Memastikan kehidupan yang sehat dan mempromosikan kesejahteraan
bagi semua orang di segala usia.
5
yang terampil sangat penting bagi pariwisata untuk berkembang. Sektor
pariwisata memberikan kesempatan kerja langsung dan tidak langsung bagi
kaum muda, perempuan, dan mereka yang berkebutuhan khusus, yang
seharusnya mendapat manfaat melalui sarana pendidikan.
6
Peralatan dan teknologi baru; program pencegahan keamanan dan kesehatan;
Standar dan sertifikasi; Keterlibatan komunitas.
7
Pengembangan pariwisata bergantung pada infrastruktur publik dan swasta
yang baik. Sektor ini dapat mempengaruhi kebijakan publik untuk peningkatan
dan perkuatan infrastruktur, menjadikannya lebih berkelanjutan, inovatif dan
hemat sumber daya dan bergerak menuju pertumbuhan rendah karbon,
sehingga menarik wisatawan dan sumber investasi asing lainnya.
Desain Ramah Lingkungan; Peralatan dan teknologi baru di bidang energi dan
sumber daya air; Energi terbarukan: Peralatan dan bahan untuk daur ulang dan
limbah; Pelatihan staf yang berkelanjutan.
11. Make cities and human settlements inclusive, safe, resilient and
sustainable/ Menjadikan kota dan pemukiman manusia inklusif, aman,
tangguh, dan berkelanjutan.
8
Langkah yang dilakukan perusahaan dan CSR :
Teknologi efisiensi energi dan air; Energi terbarukan; Pengolahan limbah daur
ulang; pengurangan polusi; Pembelian Lokal dan perusahaan; Pemasok lokal;
Keterlibatan komunitas; Investasi yang bertanggung jawab; Keterlibatan tamu.
13. Take urgent action to combat climate change and its impacts/Mengambil
tindakan segera untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya
Pariwisata berkontribusi dan dipengaruhi oleh perubahan iklim. Pemangku
kepentingan pariwisata harus memainkan peran utama dalam respons global
terhadap perubahan iklim. Dengan mengurangi jejak karbonnya, di sektor
transportasi dan akomodasi, pariwisata dapat memperoleh manfaat dari
pertumbuhan rendah karbon dan membantu mengatasi salah satu tantangan
paling mendesak saat ini.
9
14. Conserve and sustainably use the oceans, seas and marine resources for
sustainable development/Melestarikan dan menggunakan samudera, laut,
dan sumber daya kelautan secara berkelanjutan untuk pembangunan
berkelanjutan.
Wisata pesisir dan bahari mengandalkan ekosistem marien yang sehat.
Pengembangan pariwisata harus menjadi bagian dari pengelolaan wilayah
pesisir terpadu untuk membantu melestarikan dan melestarikan ekosistem laut
yang rapuh dan berfungsi sebagai kendaraan untuk mempromosikan ekonomi
biru, berkontribusi pada pemanfaatan sumber daya laut yang berkelanjutan.
15. Protect, restore and promote sustainable use of terrestrial ecosystems and
halt biodiversity loss/Melindungi, memulihkan, dan mempromosikan
pemanfaatan berkelanjutan ekosistem darat dan menghentikan hilangnya
keanekaragaman hayati.
16. Promote peaceful and inclusive societies, provide access to justice for all
and build inclusive institutions/Mempromosikan masyarakat yang damai
dan inklusif, menyediakan akses keadilan bagi semua dan membangun
institusi inklusif.
10
Karena pariwisata berputar di sekitar miliaran pertemuan antara orang-orang
dari latar belakang budaya yang beragam, sektor ini dapat mendorong
toleransi dan pemahaman multikultural dan antaragama, meletakkan dasar
bagi masyarakat yang lebih damai. Pariwisata, yang menguntungkan dan
menarik komunitas lokal, juga dapat mengkonsolidasikan perdamaian di
masyarakat pasca konflik.
11
berinvestasi dalam pariwisata berkelanjutan atau menyediakan yang terkait dengan
perdagangan bantuan teknis.
Upaya mobilisasi sumber daya dan keuangan publik internasional untuk pariwisata,
termasuk Official Development Assistance (ODA) dan Aid for Trade (AfT), harus
ditingkatkan untuk menghasilkan dampak positif dan tahan lama. Sebelum memasuki dalam
perkembangan SDGs yang telah dicapai oleh Indonesia terdapat pembahasan mengenai
bagaimana upaya yang tepat dalam pembiayaan pariwisata berkelanjutan,
Pembiayaan pariwisata berdasarkan analisis VNR dan lainnya sumber yang relevan,
dan menguraikan berbagai pendekatan untuk menarik lebih banyak sumber daya ke sektor
pariwisata untuk memanfaatkan dampaknya pada SDGs. Contoh sumber daya domestik dan
internasional mobilisasi, termasuk kerjasama pembangunan tradisional, serta mekanisme
pembiayaan yang inovatif, harus menginspirasi pembuat kebijakan pariwisata negara dan
negara maju, dan pemangku kepentingan pariwisata lainnya, untuk mengidentifikasi dan
mengembangkan sarana pembiayaan pariwisata untuk menggembleng dukungan lebih lanjut
dan menyalurkan lebih banyak dana ke sektor pariwisata.
Dikutip dalam jurnal Tourism and the Sustainable Development Goals – Journey to
2030 mengenai Metodologi Pariwisata dan Berkelanjutan Tujuan Pembangunan – Perjalanan
ke 2030 meliputi:
12
Bagian Ketiga
Semenjak pengesahan kegiatan SDGs, dua tahun pertama pelaksanaan Agenda 2030
telah menunjukkan bahwa negara-negara membuat kemajuan dalam menyelaraskan strategi
nasional, mengadaptasi kerangka kelembagaan dan menyesuaikan kebijakan untuk
mewujudkan SDGs. Upaya negara-negara tersebut telah dilaporkan dalam Voluntary
National Review (VNR), yang dipresentasikan oleh Negara-negara Anggota PBB selama
Forum High-level Political Forum on Sustainable Development atau Politik Tingkat Tinggi
untuk Pembangunan Berkelanjutan (HLPF) pada tahun 2016 dan 2017.
Perkembangan yang baik ini menjadi dasar untuk tinjauan tahunan oleh HLPF, VNR
bertujuan untuk memfasilitasi berbagi pengalaman – termasuk keberhasilan, tantangan dan
pembelajaran – dan memperkuat kebijakan dan institusi pemerintah sambil memobilisasi
dukungan dan kemitraan multi-stakeholder untuk pelaksanaan SDGs. Akan tetapi, perlu
dicatat bahwa meskipun VNR dapat memberikan indikasi yang baik tentang maksud negara-
negara tersebut, tingkat implementasi yang sebenarnya masih harus dilihat. Tindak lanjut dan
tinjauan menyeluruh, idealnya dalam siklus 4-5 tahun, akan memberi sinyal apakah tujuan
telah secara efektif diubah menjadi tindakan kebijakan, termasuk dalam Kebijakan Sektoral
Nasional (TN) untuk Pariwisata.
13
14
Dalam perkembangan pariwisata di luar negeri sendiri dikabarkan VNR bahwa 'sektor
pariwisata Kolombia telah tumbuh lebih dari ekonomi nasional. Evolusi positif keamanan dan
pemanfaatan potensi ekowisata daerah telah berkontribusi untuk menjadikan pariwisata
sebagai alternatif ekonomi yang layak untuk penduduk daerah, memberikan kontribusi bagi
pembangunan ekonomi berkelanjutan baru yang berkontribusi pada perdamaian di era pasca-
konflik’.
Meskipun tidak ada solusi satu ukuran untuk semua, pendekatan seluruh pemerintah –
yang melibatkan berbagai entitas sektoral, otoritas lokal dan sub-nasional, serta sektor swasta
dan masyarakat sipil – sering ditekankan sebagai kunci untuk pencapaian SDGs di tingkat
negara. Hal ini mengharuskan semua pemangku kepentingan berkolaborasi secara efektif
ketika mengintegrasikan tujuan dan sasaran ke dalam bidang kebijakan masing-masing untuk
memastikan koherensi kebijakan di semua tingkatan.
Agar pembuat kebijakan pariwisata memposisikan diri mereka secara kuat dalam
struktur pemerintah nasional, oleh karena itu, mereka harus terlibat dalam dialog dengan
kementerian dan pemangku kepentingan lainnya dan secara aktif berpartisipasi dalam struktur
pemerintah nasional untuk SDGs. Meskipun 41 negara menyebutkan pariwisata, hanya 13
yang menyebutkan bahwa Kementerian Pariwisata mereka memiliki peran dalam mekanisme
kelembagaan, menyisakan banyak ruang untuk keterlibatan yang lebih aktif.
15
Peluang/Kesempatan :
Hal ini dapat dimaklumi, karena target SDGs ada yang tahun 2020, tahun 2025 dan
tahun 2030, sehingga masih banyak waktu untuk membenahi dan menyempurnakan tool
untuk mencapai target tersebut. Saran kebijakan di sumbangkan kepada pemerintah kedepan,
adalah perlunya dorongan terus menerus kepada pemerintah daerah dalam penerapan SDGs
bidang ketenagakerjaan.
Dalam perkembangan di Indonesia sendiri tercatat bahwa pada tahun 2019 Indonesia
memaparkan laporan Voluntary National Review (VNR) Indonesia pada pertemuan High-
Level Political Forum (HLPF) yang diadakan di Kantor Pusat PBB di New York Pemaparan
16
dilakukan oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, pemaparan VNR
kedua Indonesia dalam kurun waktu 4 tahun terakhir. Tercatat, hanya 7 dari 193 negara
anggota PBB yang telah menyampaikan VNR untuk kedua kalinya.
17
Salah satu daerah yang sukses menjadi contoh implementasi SDGs adalah Provinsi
Jawa Tengah dimana Pemerintah Daerahnya menyusun rencana aksi daerah yang
menurunkan angka kematian ibu (CNN Indonesia, 2018). Turunnya angka kematian ibu di
Jawa Tengah yang menjadi salah satu tolak ukur SDGs menurun menjadi 88,58 per 100 ribu
kelahiran di tahun 2017 dari 118,62 per 100 ribu kelahiran di tahun 2013 sehingga berada
dibawah target SDGs pada target 90 per 100 ribu kelahiran hidup (CNN Indonesia, 2018).
SDGs yang fokus terhadap kemiskinan, kesenjangan, dan lingkungan di Indonesia harus
dihiasi dengan program-program sosialisasi bahwa hal-hal ini menjadi tanggung jawab
bersama.
Namun terkait dengan kondisi dunia yang tertimpa pandemi covid 19. Dan Indonesia
menjadi salah satu negara yang terkena dampak tentunya hal ini memengaruhi jalannya
kegiatan SDGs. Hal ini ditandai oleh Christophe Bahuet yang juga melihat masih ada
beberapa persoalan yang menghambat pencapaian pembangunan di Indonesia, terutama
dampak COVID-19. Virus corona menyebabkan kekerasan berbasis gender melonjak selama
lockdown. Selain itu, pencemaran lingkungan kerap terjadi akibat pembuangan sampah
COVID-19. Masyarakat juga banyak kehilangan pekerjaan. Permasalahan tersebut sangat
memengaruhi SDGs.
Staf Ahli Bidang Sinergi Ekonomi dan Pembiayaan Bappenas, Amalia Adininggar
Widyasanti mengatakan, Bappenas telah memastikan tujuan pembangunan melalui tujuh
agenda pembangunan. Dari ketujuh agenda tersebut, empat target SDGs telah diutamakan
dalam RPJMN 2020-2024. Pemerintah tidak hanya berfokus pada lingkup nasional, tetapi
juga memperhatikan pembangunan dalam skala daerah dan lokal. UNDP SDGs Advisor dan
Director SDG Academy Indonesia, Julianty Ansye Sopacua menuturkan, rencana institusi
perlu ditandai dari adanya rencana kegiatan di daerah. Untuk mempercepat pencapaian di
tahun 2020 hingga 2030, perlu adanya proses budgeting yang baik.
18
Langkah antisipatif terus dilakukan sebagai mitigasi atas terdampaknya sejumlah
target TPB/SDGs akibat pandemi Covid-19, seperti
Namun dilihat dari sisi positifnya pasca Covid-19 nanti akan memudahkan
pemerintah untuk mencapai beberapa target TPB/SDGs. Kualitas udara dan air terlihat
membaik, emisi karbon berkurang, potensi meningkatnya keanekaragaman hayati,
perdagangan satwa liar semakin berkurang. Akan tetapi, pengolahan sampah perlu
diperhatikan, terlebih sampah medis yang menyumbang banyaknya sampah plastik.
19
Bagian Keempat
Penutup
A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa program SDGs merupakan proyek yang disetujui saat
sidang PBB oleh banyak negara. Terdapat 17 tujuan dan 169 sasaran. SDGs sendiri
diterbitkan untuk menggantikan program sebelumnya MDGs (Millennium
Development Goals) sebagai tujuan pembangunan bersama sampai tahun 2030 yang
disepakati oleh banyak negara dalam forum resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB).
Mengacu dengan situasi serta kondisi yang dialami bumi sekarang, menjadikan
SDGs solusi yang tepat agar segala kegiatan yang bertujuan untuk melakukan
pembangunan tetap bisa berjalan tanpa merusak ekosistem serta lingkungan yang ada.
Termasuk dalam industri pariwisata.
Namun terkait dengan kondisi dunia yang tertimpa pandemi covid 19. Dan
Indonesia menjadi salah satu negara yang terkena dampak tentunya hal ini
memengaruhi jalannya kegiatan SDGs.Pemerintah juga telah melakukan banyak
tindakan preventif untuk rencana yang mengalami perubahan kedepannya .
B. Saran
Semoga proyek SDGs ini dapat terlaksana di Indonesia dan memperbaiki segala
tatanan di Indonesia. Dari aspek ekonomi, sosial, budaya, lingkungan, dan khususnya
di bidang pariwisata. Meski kini tengah terjadi pandemi, semoga tindakan yang telah
dibuat pemerintah dapat terlaksana. Sekian dari analisis saya. Semoga dapat
bermanfaat bagi pembaca. Mohon maaf bila ada salah kata dan kekurangan.
20
Daftar Pustaka