Oleh Kelompok 4:
1. Dinda Nur Humaira (2210211220158)
2. Kasih Maya Conchita (2210211320100)
3. Nur Kemala Hayati (2210211120050)
4. Sheshine Alexa Gloria (2210211320090)
5. Nadia Azizatul Lail (2210211320137)
6. Gracesela Nababan (2210211320140)
7. Elia Feby Marbun (2210211120005)
8. Amos Palanungkai (2210211210152)
9. M. Rahadian Januarsa (2210211210085)
10. Faulina Nandharetha (2210211120028)
Penulis
i
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................2
1.3 Tujuan Analisis................................................................................................2
1.4 Manfaat Analisis..............................................................................................2
1.5 Metode.............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Tinjauan Pustaka..............................................................................................4
2.2 Pembahasan.....................................................................................................7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan......................................................................................................24
3.2 Saran................................................................................................................25
Daftar Pustaka
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.5 Metode
3
5
6
2.2 Pembahasan
Faktor kunci percepatan proses pembangunan nasional adalah
pembangunan infrastruktur yang juga menjadi salah satu motor ekspansi
perekonomian. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa laju pertumbuhan
ekonomi suatu negara bergantung pada jalan raya, transportasi,
telekomunikasi, udara dan air bersih, serta energi.
Rasio kualitas jalan berdasarkan kondisi jalan merupakan salah
satu indikasi penting dalam bidang pekerjaan umum. Berdasarkan
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
248/KPTS/M/2015 tentang Penetapan Ruas Jalan Pada Jaringan Primer
Menurut Fungsinya Sebagai Jalan Arteri (JAP) dan Jalan Kolektor-1 (JKP-
1 ), Jalan Nasional di Provinsi Kalimantan Selatan ditingkatkan dari
866,09 km menjadi 1.204,30 km atau mengalami pertambahan 338,21 km.
Pada tahun 2017 tercatat jumlah panjang jalan negara/nasional dan
provinsi masing- masing sepanjang 1.966,91 km. Jalan negara/nasional
sepanjang 1.204,30 km, 60,05% dalam kondisi baik, 31,00% dalam
kondisi sedang, serta hanya 4,86% dalam kondisi rusak ringan dan 4,09%
kondisi rusak berat, sedangkan dari 762,61 km jalan provinsi, dalam
kondisi baik sebanyak 62,32%, kondisi sedang 8,74%, rusak ringan 5,66%
dan rusak berat 23,27%. Kondisi infrastruktur jalan berdasarkan
kewenangan di Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2017.
Provinsi Kalimantan Selatan memiliki 6 pelabuhan yang terdiri
dari 1 Pelabuhan Utama (Banjarmasin), 4 Pelabuhan Pengumpul
(Kotabaru, Satui, Pulau Sebuku dan Kintap) dan 1 Pelabuhan Pengumpan
Regional (Tanjung Batu). Hierarki Pelabuhan di Provinsi Kalimantan
Selatan.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
periode 2016–2021, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan menjadikan
pembangunan ekonomi industri sebagai tujuan utama. Sektor industri
pengolahan penting bagi perekonomian Kalimantan Selatan. Dengan laju
pertumbuhan sebesar 6,07%, kelompok industri makanan dan minuman
9
sanitasi layak
6. Fasilitasi
penyediaan
permukiman sehat
7. Peningkatan dan
pengembangan
sekolah kejuruan
8. Pengembangan
sentra pelatihan
ketenagakerjaan
9. Meningkatkan
pendidikan karakter
10. Fasilitasi
pengembangan
budaya religius di
masyarakat
11. Peningkatan peran
perempuan dalam
pembangunan di
berbagai sektor
12. Pengembangan
sistem informasi
kesetaraan gender
hukuman yang
konsisten serta
bertanggung jawab
3. Peningkatan
transparansi
pelaksanaan
pembangunan daerah
4. Peningkatan
kualitas peraturan
daerah
5. Peningkatan
kualitas sarana
pelayanan publik
6. Pengembangan
sumber-sumber
pendanaan
pembangunan
7. Mendorong
pengembangan
sektor-sektor
produksi yang
berkualitas
8. Peningkatan
kualitas data dan
informasi
9. Pengembangan
standarisasi
pelaksanaan
pembangunan
10. Mendorong
pengembangan
kualitas sistem
informasi kinerja
16
pemerintah daerah
ketahan dan
penguatan budaya
dan kearifan lokal
7. Meningkatkan
integritas, etos kerja
dan gotong royong
yang rendah
8. Pembinaan forum
kerukunan antar umat
beragama (FKUB) di
masing-masing
Kabupaten/Kota
9. Peningkatann
pembinaan budaya
daerah
pemerataan
3. Mendorong PDAM
kab/kota untuk
pengembangan
pelayanan air bersih
4. Mendorong
perkuatan
kelembagaan
masyarakat
5.
Mendorong/fasilitasi
pengembangan
SPAM regional
lainnya
6. Meningkatkan
penyediaan prasarana
sanitasi terutama air
limbah domestik
7. Mendorong
pembangunan
pembangkit baru dan
meningkatkan
jaringan transmisi
skala besar yang
dapat dilaksanakan
oleh BUMN, Swasta
atau pola KSP
8. Pembangunan dan
pengembangan skala
rumah tangga, dan
skala desa, khususnya
pada daerah-daerah
yang tidak terjangkau
19
5.
21
Mengkoordinasikan
permasalahan-
permasalahan
investasi di atas,
untuk diselesaikan
atau minimal
dikurangi
6. Meningkatkan
sinergi pemangku
kepentingan dalam
upaya peningkatan
investasi di Kalsel
7. Membuat rencana
tindak peningkatan
investasi di Kalsel
8. Meningkatkan
kelancaran arus
distribusi barang dan
jasa melalui
pengembangan
jaringan infrastruktur
9. Mempercepat
pembangunan sarana
distribusi
10. Memantapkan
kawasan industri
yang ada di Kalsel,
melalui pembenahan
dan pengelolaan yang
baik
11. Pembangunan
zona industri
12. Pengembangan
22
UKMK
13. Menciptakan wira
usaha baru
14. Melaksanakan
pelatihan budaya
usaha dan
kewirausahaan, dan
bimbingan teknis
manajemen usaha
serta akses
permodalan
15. Memperluas
jaringan akses
permodalan UKMK
melalui peran
stimulasi pemerintah
sebagai stimulant,
lembaga keuangan
bank dan non bank
dengan
mengutamakan
pendampingan
kepada UKMK untuk
kelancaran
pembiayaan usaha
16. Pengembangan
kawasan pariwisata
unggulan
17. Mempermudah
akses ke tempat
wisata
18. Meningkatkan
promosi pariwisata ke
23
berbagai media
19. Membenahi dan
mengembangkan
obyek dan daya tarik
wisata berwawasan
lingkungan
20. Melibatkan
swasta dan
masyarakat sekitar
dalam pengembangan
pariwisata
21. Mengurangi
luasan lahan kritis di
luar KPH
22. Meningkatkan
pengawasan illegall
logging, illegal
mining dan illegal
fishing
23. Mengendalikan
pencemaran akibat
usaha pertambangan
24. Pembinaan dan
pengawasan investor
tambang dalam
proses rahabilitasi
pasca tambang
25. Penyelesaian
pembangunan kebun
raya banua
24
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kebijakan pemerintah dalam pembangunan infrastruktur melalui
Rencana Aksi Daerah dalam mencapai SDG’s yaitu dimana Pemerintah
Provinsi Kalimantan Selatan menjadikan pembangunan ekonomi industri
sebagai tujuan utama dalam rencana pembangunan jangka menengah
daerah periode 2016-2021 dengan laju pertumbuhan sebesar 6,07.
Kemudian terkait akses yang merupakan tolak ukur pencapaian dalam
memastikan keterlibatan seluruh pemangku kepentingan guna
menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif maka karena itu
pemerintah melakukan kebijakan dengan membangun akses atau yang
merupakan kata lain dari pembangunan infrastruktur yang menjamin
seluruh masyarakat mendapatkan manfaatnya dari pembangunan tersebut.
Dengan adanya infrastruktur yang cukup maka secara otomatis
industri akan berkembang diberbagai wilayah sehingga dapat menyerap
tenaga kerja dan memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Dalam
mengembangkan infrastruktur yang berkualitas, andal berkelanjutan dan
tangguh termasuk infrastruktur regional dan lintas batas, untuk
mendukung kegiatan ekonomi dan kesejahteraan manusia, dengan fokus
pada akses yang terjangkau dan merata bagi semua maka pemerintah
menyediakan sistem transportasi yang aman nyaman dan terjangkau, dan
kemudian meningkatkan pelayanan transportasi. Kebijakan pencapaian
TPB/SDG’s yang berkaitan dengan pembangunan infrastruktur, industri
dan inovasi, diarahkan untuk pembangunan infrastruktur dan konektivitas,
mempromosikan industri inklusif, peningkatan dan pengawasan, serta
pengendalian industri, riset, teknologi dan inovasi.
25
26
3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka berikut ini, beberapa saran
sebagai bahan pertimbangan agar pemerintah lebih bijak dalam pencapaian
SDGs yang berkaitan dengan pembangunan infrastruktur, industri dan
inovasi, kemudian juga dalam hal khususnya dalam pengolahan hasil
perkebunan komoditas turunan kelapa sawit dimana perbaikan kondisi
perkebunan tentunya sangat diperlukan untuk kondisi industri, apalagi
sektor perkebunan yang mengalami tingkat pertumbuhan juga menjadi
sumber utama daya tarik investor maka sangat penting bagi pemerintah
untuk memperhatikan hal-hal tersebut.
Daftar Pustaka