Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

HUKUM PEMERINTAHAN DAERAH


(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Pemeritahan Daerah)

Oleh Kelompok 4:
1. Dinda Nur Humaira (2210211220158)
2. Kasih Maya Conchita (2210211320100)
3. Nur Kemala Hayati (2210211120050)
4. Sheshine Alexa Gloria (2210211320090)
5. Nadia Azizatul Lail (2210211320137)
6. Gracesela Nababan (2210211320140)
7. Elia Feby Marbun (2210211120005)
8. Amos Palanungkai (2210211210152)
9. M. Rahadian Januarsa (2210211210085)
10. Faulina Nandharetha (2210211120028)

Program Studi S1 Ilmu Hukum Fakultas Hukum


Universitas Lambung Mangkurat
Banjarmasin
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya


sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari anggota kelompok kami yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.
Kelompok kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan lelompok kami berharap
lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-
hari.
Bagi kelompok kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman kelompok kami. Untuk itu kelompok kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Melalui pengantar ini, kelompok kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi semua orang dan menjadi sarana untuk berbagi
pengetahuan. Terima kasih atas perhatian dan kerjasama yang diberikan. Semoga
laporan ini dapat menjadi referensi yang bermanfaat bagi semua pembaca.

Banjarmasin, 9 September 2023

Penulis

i
i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................2
1.3 Tujuan Analisis................................................................................................2
1.4 Manfaat Analisis..............................................................................................2
1.5 Metode.............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Tinjauan Pustaka..............................................................................................4
2.2 Pembahasan.....................................................................................................7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan......................................................................................................24
3.2 Saran................................................................................................................25
Daftar Pustaka

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kekuatan ide Pembangunan Berkelanjutan yang lahir di tahun
1987 tidak bisa dipatahkan. Suatu generasi baru tumbuh di tahun 2012 di
dunia dan di Indonesia dengan membawa bendera perjuangan menegakkan
sustainable development. Di Indonesia bendera perjuangan “Pembangunan
Berkelanjutan” beralih ke tangan lembaga BAPPENAS, sebagai sumber
inspirasi, pengembang konsep dan lembaga koordinasi badan-badan
Pemerintahan Indonesia.
Di bawah pimpinan Armida Salsiah Alisjahbana, sebagai Menteri
Perencanaan Pembangunan Nasional merangkap Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional (periode 2009-2014) dibantu oleh
Endah Murniningtyas, Deputi Bidang Sumber Daya Alam.
Lingkungan Hidup Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional dan BAPPENAS (periode 2010-2016), perjuangan menegakkan
pola Pembangunan Berkelanjutan dilanjutkan dengan tempo yang semakin
meningkat. Sustainable Development Goals bertumpu pada tiga pilar:
(1) Pilar sosial, pembangunan manusia dalam ruang lingkup sosial;
(2) Pilar ekonomi, pembangunan ekonomi;
(3) Pilar lingkungan, termasuk keanekaragaman hayati.
Ketiga-tiga pilar ini ditopang oleh landasan institusi tata-kelola.
Ketiga-tiga pilar dan landasan institusi ini bertumpu pada 17 Sustainable
Development Goals yang diurai dalam 169 target-sasaran dan 241
indikator yang saling pengaruh- mempengaruhi. Tampak dalam pola
pendekatan Sustainable Development Goals agar pembangunan ekonomi
dilaksanakan dalam konteks sosial masyarakat dan semua ini kemudian
bermuara dalam ruang lingkup ekosistem sumber daya alam dan
lingkungan hidup.

1
2

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana kebijakan pembangunan infrastruktur melalui program
Rencana Aksi Daerah di Kalimantan Selatan dalam mencapai SDG’s?
2. Apa tujuan dari target kebijakan pembangunan SDG’s infrastruktur
Kalimantan Selatan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah?

1.3 Tujuan Analisis


1. Untuk mengetahui kebijakan pembangunan infrastruktur melalui
program Rencana Aksi Daerah di Kalimantan Selatan dalam mencapai
SDG’s.
2. Untuk mengetahui tujuan serta target yang ingin di capai Kalimantan
Selatan dalam program Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah.

1.4 Manfaat Analisis


1. Manfaat teoritis yaitu mengembangkan pengetahuan mengenai
kebijakan pembangunan infrastruktur di Kalimantan Selatan sebagai
upaya mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG’s).
2. Manfaat praktis yaitu sebagai bahan acuan untuk melihat hasil
program Rencana Aksi Daerah dapat mencapai tujuan SDG’s dan juga
sebagai bahan referensi yang dapat digunakan oleh peneliti
selanjutnya.
3. Manfaat sosial yaitu untuk memberikan gambaran pembangunan
berkelanjutan yang berdasarkan hak asasi manusia serta kesetaraan
untuk mendorong pembangunan ekonomi, sosial, dan
lingkungan hidup.

1.5 Metode
3

Metode penelitian yang kami gunakan adalah metode analisis


deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan terfokus pada suatu kasus
tertentu untuk diamati dan dianalisis secara cermat sampai tuntas. Selain
itu, metode penelitian yang juga digunakan adalah metode penelitian
dengan studi kepustakaan, yaitu analisis hukum dilakukan dengan cara
meneliti dan mengadakan penelusuran terhadap literatur-literatur hukum
dengan tujuan untuk memperoleh data-data atau kebenaran yang akurat.
4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Tinjauan Pustaka


Sustainable Development Goals (SDG’s) merupakan agenda untuk
mencapai pembangunan berkelanjutan secara global pada tiga dimensi,
yakni ekonomi, sosial, dan lingkungan yang diwujudkan dalam bentuk
rencana aksi untuk manusia, bumi, kemakmuran, dan perdamaian dunia.
Tujuan dan sasaran SDG’s terintegrasi dan menyeluruh, bersifat global dan
dapat diterapkan secara universal, memperhitungkan realitas nasional yang
berbeda-beda kapasitas dan tingkat pembangunannya, serta menghormati
setiap kebijakan dan prioritas nasional setiap negara. Oleh karena itu,
peran negara sangat penting dalam melakukan pendekatan dan menyusun
strategi yang menyeluruh antara pembangunan ekonomi, inklusi sosial,
dan keberlanjutan lingkungan dengan tetap mengedepankan karakteristik
dan prioritas nasional (United Nations, 2015: 3, 14; Badan Pusat Statistik,
2016: 3; Panuluh & Fitri, 2016: 11).
SDG’s mencakup 17 tujuan dan 169 sasaran yang berlaku mulai
tahun 2016 hingga 2030. SDG’s meliputi masalah-masalah pembangunan
yang menyeluruh dan menargetkan penyelesaian yang tuntas dari setiap
tujuan dan sasaran yang ada. Hal ini menjadikannya bersifat universal,
memberikan peran yang seimbang kepada setiap negara, baik negara maju,
negara berkembang, maupun negara kurang berkembang untuk
berkontribusi penuh. Upaya pencapaian tujuan dan sasaran SDG’s harus
memberikan manfaat bagi semua, no one left behind (Badan Pusat
Statistik, 2016: 3; Panuluh & Fitri, 2016: 4-5, 11).
Indonesia sebagai salah satu negara yang telah menyepakati SDG’s
sangat berkomitmen untuk melaksanakan dan menyukseskannya. Untuk
itu, pada tahun 2016 telah dilakukan beberapa langkah strategis, yakni
memetakan tujuan dan sasaran SDG’s dengan prioritas pembangunan
nasional, memetakan ketersediaan data dan indikator SDG’s pada setiap

5
6

tujuan dan sasaran SDG’s, menyusun definisi operasional setiap indikator


SDG’s, menyusun peraturan presiden (Peraturan Presiden Nomor 59
Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan), dan mempersiapkan rencana aksi daerah dan nasional
berkaitan dengan penerapan SDGs (Badan Pusat Statistik, 2016: 3).
Berkaitan dengan tujuan ke-9 SDG’s, yakni industri, inovasi dan
infrastruktur (industry, innovation and infrastructure). Tujuan nomor
sembilan dari 17 tujuan SDG’s adalah membangun infrastruktur yang
tangguh, mempromosikan industrialisasi yang inklusif dan berkelanjutan,
serta mendorong inovasi. Investasi berkelanjutan dalam infrastruktur dan
inovasi adalah penggerak penting pertumbuhan ekonomi dan
pembangunan.
Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu faktor pendorong
pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan World Bank Report (World Bank,
1994) infastruktur adalah sebuah “payung” bagi banyak aktivitas yaitu
sebagai "social overhead capital". Berdasarkan ilmu ekonomi dalam
(Mankiw, 2006), infrastruktur adalah salah satu bentuk investasi yang
dilakukan oleh pemerintah, infrastruktur adalah perwujudan dari modal
publik (public capital). Berdasarkan (Sjafrizal, 2012), untuk mencapai
kegiatan sosial ekonomi maka ketersedian infrastruktur secara sarana dan
prasarana sangat penting, dikarenakan infrastruktur dapat meningkatakan
perekonomian dan aksebilitas. (Atmaja & Mahalli, 2015), infrastruktur
berpengaruh dalam meningkatkan kemakmuran dan pemerataan
masyarakat seperti memengaruhi peningkatan konsumsi masyarakat,
mempermudah akses antar daerah, meningkatkan kesempatan kerja, dan
lainnya, yang mana nantinya diharapkan dapat mempengaruhi kondisi
ekonomi masyarakat sehingga kesejahteraan dapat tercapai. Infrastruktur
dilihat dan dirasakan sebagai landasan pembangunan baik secara regional
maupun nasional, hal tersebut dapat terbukti dari alokasi pembiayaan
pembangunan infrastruktur. (Hal 916 jurnal pengaruh pembangunan)
7

Infrastruktur berpengaruh besar terhadap kinerja perekonomian,


terdapat tiga dimensi relasi antar ekonomi dan infrastruktur yaitu:
1. Tingkat kesejahteraan masyarakat dapat ditentukan dari
kemudahan masyarakat dalam mengakses sarana dan prasarana
infrastruktur, contohnya layanan transportasi, kondisi pelayanan
air minum, sanitasi dan listrik yang baik dan memadai yang mana
hal tersebut merupakan kebutuhan dasar masyarakat modern.
2. Infrastruktur adalah enablers, sehingga memungkinkan adanya
kegiatan ekonomi, misalnya keberadaaan sarana dan prasarana
umum yang mendasari kegiatan transaksi di dalam perekonomian.
3. Infrastruktur merupakan input produksi, sepertin penggunaann
listrik dalam semua proses di dalam industri.

(Todaro & Smith,2006) menyatakan tingkat ketersediaan


infrastruktur merupakan faktor penting di suatu negara yang berpengaruh
dalam tingkat percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi.
Infrastruktur dapat menjadi “jembatan” penyebaran pembangunan,
prasarana perhubungan untuk mengatasi ketimpangan antarwilayah dan
ketidaklancaran proses perdagangan dan mobilitas faktor produksi
antardaerah. Dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu daerah dan
proses pembangunan menjadi maksimal maka perlunya dilakukan
kegiatan produksi, penyedian lapangan kerja, akses yang mudah dan
faktor pendorong lainnya (Sjafrizal, 2012). (Hal 917 jurnal pengaruh
pembangunan)
8

2.2 Pembahasan
Faktor kunci percepatan proses pembangunan nasional adalah
pembangunan infrastruktur yang juga menjadi salah satu motor ekspansi
perekonomian. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa laju pertumbuhan
ekonomi suatu negara bergantung pada jalan raya, transportasi,
telekomunikasi, udara dan air bersih, serta energi.
Rasio kualitas jalan berdasarkan kondisi jalan merupakan salah
satu indikasi penting dalam bidang pekerjaan umum. Berdasarkan
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
248/KPTS/M/2015 tentang Penetapan Ruas Jalan Pada Jaringan Primer
Menurut Fungsinya Sebagai Jalan Arteri (JAP) dan Jalan Kolektor-1 (JKP-
1 ), Jalan Nasional di Provinsi Kalimantan Selatan ditingkatkan dari
866,09 km menjadi 1.204,30 km atau mengalami pertambahan 338,21 km.
Pada tahun 2017 tercatat jumlah panjang jalan negara/nasional dan
provinsi masing- masing sepanjang 1.966,91 km. Jalan negara/nasional
sepanjang 1.204,30 km, 60,05% dalam kondisi baik, 31,00% dalam
kondisi sedang, serta hanya 4,86% dalam kondisi rusak ringan dan 4,09%
kondisi rusak berat, sedangkan dari 762,61 km jalan provinsi, dalam
kondisi baik sebanyak 62,32%, kondisi sedang 8,74%, rusak ringan 5,66%
dan rusak berat 23,27%. Kondisi infrastruktur jalan berdasarkan
kewenangan di Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2017.
Provinsi Kalimantan Selatan memiliki 6 pelabuhan yang terdiri
dari 1 Pelabuhan Utama (Banjarmasin), 4 Pelabuhan Pengumpul
(Kotabaru, Satui, Pulau Sebuku dan Kintap) dan 1 Pelabuhan Pengumpan
Regional (Tanjung Batu). Hierarki Pelabuhan di Provinsi Kalimantan
Selatan.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
periode 2016–2021, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan menjadikan
pembangunan ekonomi industri sebagai tujuan utama. Sektor industri
pengolahan penting bagi perekonomian Kalimantan Selatan. Dengan laju
pertumbuhan sebesar 6,07%, kelompok industri makanan dan minuman
9

memberikan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan. Hal ini tidak lepas


dari supremasi kelompok agroindustri, khususnya dalam bentuk
pengolahan hasil perkebunan, khususnya komoditas turunan kelapa sawit.
Perbaikan kondisi perkebunan biasanya diperlukan untuk kondisi industri
di Kalimantan Selatan. Sektor perkebunan mengalami tingkat
pertumbuhan sebesar 3,35% pada tahun 2017. Sumber utama daya tarik
investor di Kalimantan Selatan masih berasal dari sektor pertambangan
dan perkebunan. Dua kawasan industri di Kabupaten Tanah Bumbu dan
Tanah Laut akan dipromosikan kepada investor dalam skala nasional dan
internasional oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan. Pelaku usaha
industri dapat bekerja sama dalam dua kategori, yaitu industri menengah
besar (IBS) dan industri mikro kecil (IMK). Pembagiannya berdasarkan
jumlah pegawai; industri menengah dan kecil memiliki jumlah tenaga
kerja kurang dari 20 orang, sedangkan usaha menengah dan besar
memiliki jumlah tenaga kerja minimal 20 orang. Pada triwulan III tahun
2017, pertumbuhan IMK paling kecil, yaitu sebesar 2,34%. IBS triwulan II
mengalami pertumbuhan terkecil yaitu sebesar 0,02%. IBS seringkali
mengalami pertumbuhan triwulan yang lebih lambat dibandingkan IMK.
Kondisi ini dapat diakibatkan oleh sifat dari IMK sendiri yang lebih
volatile terhadap dinamika ekonomi yang terjadi.
Akses merupakan tolak ukur pencapaian dalam memastikan
keterlibatan seluruh pemangku kepentingan guna menciptakan
pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Akses dapat diterjemahkan menjadi
pembangunan infrastruktur yang menjamin seluruh masyarakat
mendapatkan manfaat dari pembangunan. Adanya infrastruktur yang
cukup, maka industri berkembang diberbagai wilayah sehingga dapat
menyerap tenaga kerja dan memanfaatkan sumber daya yang tersedia.
Kedua hal ini belum cukup, jika tidak terus didukung oleh inovasi-inovasi
yang memberikan solusi yang berkelanjutan. Provinsi Kalimantan Selatan
memiliki infrastruktur yang memadai, sektor industri yang kuat, dan terus
melakukan inovasi di segala bidang, sehingga berkontribusi terhadap
10

pertumbuhan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan


menjaga lingkungan, sehingga mencapai tujuan 9 pada RAD atau tujuan
membangun infrastruktur tangguh, meningkatkan industri inklusif dan
berkelanjutan, serta mendorong inovasi. Terdapat 4 target dan 8 indikator
dalam tujuan 9 di RAD (Rencana Aksi Daerah) Provinsi Kalimantan
Selatan.
Kebijakan tujuan RAD selaras dengan pelaksanaan RPJMD Provinsi
Kalimantan Selatan 2016-2021, kebijakan pencapaian TPB/SDG’s yang
berkaitan dengan pembangunan infrastruktur, industri dan inovasi,
diarahkan untuk pembangunan infrastruktur dan konektivitas;
mempromosikan industri inklusif; peningkatan dan pengawasan; serta
pengendalian industri, riset, teknologi dan inovasi.
Program dan kegiatan yang dilakukan Pemerintah dalam rangka
pencapaian TPB/SDG’s sebagaimana yang terlampir pada matriks, antara
lain:
A. Program peningkatan pelayanan dan fasilitas keselamatan
perhubungan
(1) Kegiatan pendampingan pembangunan lahan jalur kereta api.
B. Program pembangunan dan rehabilitasi sarana dan prasarana
perhubungan
(1) Kegiatan penyediaan lahan untuk dermaga.
C. Program pengembangan industri kecil dan menengah
(1) Kegiatan pemasaran produk IKM Kalsel,
(2) Kegiatan pelatihan furniture berbasis sumber daya lokal,
(3) Kegiatan jaminan halal bagi IKM Kalsel,
(4) Kegiatan pelatihan kerajinan handycraft berbasis hasil hutan non
kayu,
(5) Kegiatan pelatihan IKM berbasis tekstil, dan
(6) Kegiatan pelatihan pengendalian pencemaran lingkungan bagi
IKM
sasirangan.
11

D. Program peningkatan kemampuan teknologi industri


(1) Kegiatan pelatihan dan penerapan standar produk alsintan,
(2) Kegiatan pelatihan peningkatan teknologi berbasis kimia dan
bahan
bangunan,
(3) Kegiatan pelatihan pembuatan kapal dan komponennya,
(4) Kegiatan penerapan SNI/ISO 9001 bagi IKM pembuat alat
transportasi, dan
(5) Kegiatan pelatihan pengembangan informasi industri.
E. Program pengawasan dan pengendalian industri
(1) Kegiatan pengawasan SNI pada industri manufaktur.
F. Peningkatan sarana prasarana aparatur Negara BPS provinsi
(1) Kegiatan Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS)
KOR dan konsumsi.

Tujuan dari target kebijakan pembangunan SDG's infrastruktur


Kalimantan Selatan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Sustainable Development Goals (SDGs)
No Target SDGs
1 Tanpa Kemiskinan
2 Tanpa Kelaparan
3 Kehidupan Sehat dan Sejahtera
4 Pendidikan Berkualitas
5 Kesetaraan Gender
6 Air Bersih dan Sanitasi Layak
7 Energi Bersih dan Terjangkau
8 Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi
9 Industri, Inovasi dan Infrasruktur
10 Berkurangnya Kesenjangan
11 Kota dan Permukiman Berkelanjutan
12 Konsumsi dan Produksi Berkelanjutan
12

13 Penanganan Perubahan Iklim


14 Ekosistem Lautan
15 Ekosistem Daratan
16 Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh
17 Kemitraan untuk Mencapai Tujuan
Sumber: Rencana Aksi Nasional SDGs 2017-2019

Sebagai visi pembangunan daerah, Kalsel Mapan secara umum


memiliki pengertian bahwa kondisi Kalsel pada tahun 2021 atau di akhir
tahun perencanaan jangka menengah berada dalam kondisi mapan, yang
berarti (baik, tidak goyah, stabil). Kondisi Pembangunan yang Mapan di
suatu daerah/wilayah adalah pembangunan yang dapat memenuhi keperluan
generasi masa kini tanpa mengabaikan generasi yang akan datang untuk
memenuhi keperluan mereka. Pembangunan yang mapan terkait dengan
penekanan pada daya tampung dan daya dukung. Definisi di atas dapat dilihat
dari faktor lingkungan, masa depan dan keadilan, sedangkan aspek-aspek
kemapanan dapat dilihat dari segi kemapanan ekonomi, kemapanan ekologi,
kemapanan sosial, kemapanan budaya, kemapanan pertanian, kemapanan
dalam berpolitik, kemapanan dalam kehidupan beragama, dan sebagainya.
Diharapkan kemandirian dan keterdepanan yang dimaksud, akhirnya
berdampak terhadap perwujudan kemajuan daerah dan kesejahteraan
masyarakat Kalimantan Selatan. Kalsel Mapan atau Kalsel Mandiri dan
Terdepan meliputi:
a. Mengembangkan Sumber Daya Manusia yang Agamis, Sehat, Cerdas,
dan Terampil,
b. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang profesional dan berorientasi
pada pelayanan publik
c. Memantapkan kondisi sosial budaya daerah yang berbasiskan kearifan
lokal,
d. Mengembangkan infrastruktur wilayah yang mendukung percepatan
pengembangan ekonomi dan sosial budaya,
13

e. Mengembangkan daya saing ekonomi daerah yang berbasis sumber daya


lokal, dengan memperhatikan kelestarian lingkungan.

Isu-isu strategis pembangunan berkelanjutan Provinsi Kalimantan Selatan


selaras dengan TPB yang tertuang dalam 13 prioritas, 168 program, dan 238
indikator RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan, yang saat ini dalam proses
perbaikan. Sinergi antara Kalsel Mapan, RPJMD 2016-2021 dan SDGs adalah
sebagai berikut:

No Kalsel Mapan RPJMD Kalsel SDGs


1 Mengembangkan sumber daya Mengembangkan Tujuan 1: Tanpa
manusia yang agamis, sehat, Sumber Daya Kemiskinan
cerdas, dan terampil Manusia yang Tujuan 3: Kehidupan
Agamis, Sehat dan Sehat dan Sejahtera
Terampil Tujuan 4: Pendidikan
1. Meningkatkan Berkualitas
akses anak usia Tujuan 5: Kesetaraan
sekolah pada semua Gender
jenis dan jenjang Tujuan 6: Air Bersih
pendidikan dan Sanitasi Layak
2. Pengembangan Tujuan 8: Pekerjaan
kesadaran pola hidup layak dan
sehat Pertumbuhan
3. Meningkatkan Ekonomi
pelayanan kesehatan
pada institusi
pelayanan kesehatan
4. Peningkatan
kesehatan berbasis
masyarakat
5. Meningkatakan
suplai air bersih dan
14

sanitasi layak
6. Fasilitasi
penyediaan
permukiman sehat
7. Peningkatan dan
pengembangan
sekolah kejuruan
8. Pengembangan
sentra pelatihan
ketenagakerjaan
9. Meningkatkan
pendidikan karakter
10. Fasilitasi
pengembangan
budaya religius di
masyarakat
11. Peningkatan peran
perempuan dalam
pembangunan di
berbagai sektor
12. Pengembangan
sistem informasi
kesetaraan gender

2 Mewujudkan tata kelola Mewujudkan Tata Tujuan 16:


pemerintahan yang profesional Kelola Pemerintahan Perdamaian, Keadilan
dan berorientasi pada pelayanan yang Profesional dan dan Kelembagaan
publik Berorientasi Pada yang Tangguh
Pelayanan Publik Tujuan 17: Kemitraan
1. Peningkatan untuk Mencapai
kualitas dan kapasitas Tujuan
sumber daya aparatur
2. Pengembangan
penghargaan dan
15

hukuman yang
konsisten serta
bertanggung jawab
3. Peningkatan
transparansi
pelaksanaan
pembangunan daerah
4. Peningkatan
kualitas peraturan
daerah
5. Peningkatan
kualitas sarana
pelayanan publik
6. Pengembangan
sumber-sumber
pendanaan
pembangunan
7. Mendorong
pengembangan
sektor-sektor
produksi yang
berkualitas
8. Peningkatan
kualitas data dan
informasi
9. Pengembangan
standarisasi
pelaksanaan
pembangunan
10. Mendorong
pengembangan
kualitas sistem
informasi kinerja
16

pemerintah daerah

3 Memantapkan kondisi sosial Memantapkan kondisi Tujuan 1: Tanpa


budaya daerah yang berbasiskan sosial budaya daerah Kemiskinan
kearifan lokal yang berbasiskan Tujuan 2: Tanpa
kearifan lokal Kelaparan
1. Pengembangan Tujuan 10:
data dan informasi Berkurangnya
kesejahteraan sosial Kesenjangan
2. Peningkatan Tujuan 16:
produktifitas dan Perdamaian, Keadilan
perlindungan sosial dan Kelembagaan
kepada masyarakat yang Tangguh
berpenghasilan Tujuan 17: Kemitraan
rendah untuk Mencapai
3. Peningkatan Tujuan
keamanan berbasis
masyarakat
4. Pengembangan
sistem informasi
kamtibmas
5. Dibangunnya sport
center dan
pembangunan sarana
prasarana olahraga
berstandar
internasional serta
pembangunan
prasarana publik
6. Pemantapan peran
taman budaya sebagai
wadah para seniman
dan budayawan untuk
meningkatkan
17

ketahan dan
penguatan budaya
dan kearifan lokal
7. Meningkatkan
integritas, etos kerja
dan gotong royong
yang rendah
8. Pembinaan forum
kerukunan antar umat
beragama (FKUB) di
masing-masing
Kabupaten/Kota
9. Peningkatann
pembinaan budaya
daerah

4 Mengembangkan infrastruktur Mengembangkan Tujuan 3: Kehidupan


wilayah yang mendukung Infrastruktur Wilayah Sehat dan Sejahtera
percepatan pengembangan yang Mendukung Tujuan 6: Air Bersih
ekonomi dan sosial budaya Percepatan dan Sanitasi Layak
Pengembangan Tujuan 7: Energi
Ekonomi dan Sosial Bersih dan
Budaya Terjangkau
1. Mendorong Tujuan 9: Industri,
pembangunan pipa Innovasi dan
saluran air baku dari Infrastruktur
waduk Riam Kanan
ke Banjarbaru dan
Banjarmasin
2. Mendorong
pemberlakuan tarif
subsidi silang untuk
keadilan dan
18

pemerataan
3. Mendorong PDAM
kab/kota untuk
pengembangan
pelayanan air bersih
4. Mendorong
perkuatan
kelembagaan
masyarakat

5.
Mendorong/fasilitasi
pengembangan
SPAM regional
lainnya
6. Meningkatkan
penyediaan prasarana
sanitasi terutama air
limbah domestik
7. Mendorong
pembangunan
pembangkit baru dan
meningkatkan
jaringan transmisi
skala besar yang
dapat dilaksanakan
oleh BUMN, Swasta
atau pola KSP
8. Pembangunan dan
pengembangan skala
rumah tangga, dan
skala desa, khususnya
pada daerah-daerah
yang tidak terjangkau
19

jaringan PLN, melalui


pengembangan
Energi Baru
Terbarukan (EBT)
seperti PLTS biogas,
biomassa dan
sebagainya
9. Peningkatan
jaringan
telekomunikasi di
seluruh wilayah
Kalsel
10. Pembangunan
sumur bor untuk air
baku
11. Mempertahankan
kondisi jalan provinsi
agar tetap berada
dalam kondisi baik
(mantap)
12. Meningkatkan
konektivitas antar
wilayah baik untuk
kawasan produksi
dengan kawasan
industri dan
pelabuhan serta
mengatasi
peningkatan kuantitas
moda lalu lintas

5 Mengembangkan daya saing Mengembangkan Tujuan 1: Tanpa


ekonomi daerah yang berbasis daya saing ekonomi Kemiskinan
20

sumber daya lokal, dengan daerah yang berbasis Tujuan 2: Tanpa


memperhatikan kelestarian sumber daya lokal, Kelaparan
lingkungan dengan Tujuan 8: Energi
memperhatikan Layak dan
kelestarian Pertumbuhan
lingkungan Ekonomi
1. Meningkatkan Tujuan 9: Industri,
produktifitas dan Innovasi dan
keanekaragaman Infrastruktur
produk andalan Tujuan 10:
daerah, baik pada Berkurangnya
sektor pertanian Kesenjangan
(dalam arti luas);
sektor industri
(makanan dan
minuman), serta
ekonomi kreatif
2. Menyelesaikan
pembangunan daerah
irigasi
3. Penataan lahan
pertanian pangan
berkelanjutan dan
luas cadangan
pertanian pangan
4. Meningkatkan
investasi dengan
meningkatkan peran
dan kinerja
penanaman modal
untuk menarik
investor ke Kalsel

5.
21

Mengkoordinasikan
permasalahan-
permasalahan
investasi di atas,
untuk diselesaikan
atau minimal
dikurangi
6. Meningkatkan
sinergi pemangku
kepentingan dalam
upaya peningkatan
investasi di Kalsel
7. Membuat rencana
tindak peningkatan
investasi di Kalsel
8. Meningkatkan
kelancaran arus
distribusi barang dan
jasa melalui
pengembangan
jaringan infrastruktur
9. Mempercepat
pembangunan sarana
distribusi
10. Memantapkan
kawasan industri
yang ada di Kalsel,
melalui pembenahan
dan pengelolaan yang
baik
11. Pembangunan
zona industri
12. Pengembangan
22

UKMK
13. Menciptakan wira
usaha baru
14. Melaksanakan
pelatihan budaya
usaha dan
kewirausahaan, dan
bimbingan teknis
manajemen usaha
serta akses
permodalan
15. Memperluas
jaringan akses
permodalan UKMK
melalui peran
stimulasi pemerintah
sebagai stimulant,
lembaga keuangan
bank dan non bank
dengan
mengutamakan
pendampingan
kepada UKMK untuk
kelancaran
pembiayaan usaha
16. Pengembangan
kawasan pariwisata
unggulan
17. Mempermudah
akses ke tempat
wisata
18. Meningkatkan
promosi pariwisata ke
23

berbagai media
19. Membenahi dan
mengembangkan
obyek dan daya tarik
wisata berwawasan
lingkungan
20. Melibatkan
swasta dan
masyarakat sekitar
dalam pengembangan
pariwisata
21. Mengurangi
luasan lahan kritis di
luar KPH
22. Meningkatkan
pengawasan illegall
logging, illegal
mining dan illegal
fishing
23. Mengendalikan
pencemaran akibat
usaha pertambangan
24. Pembinaan dan
pengawasan investor
tambang dalam
proses rahabilitasi
pasca tambang
25. Penyelesaian
pembangunan kebun
raya banua
24
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kebijakan pemerintah dalam pembangunan infrastruktur melalui
Rencana Aksi Daerah dalam mencapai SDG’s yaitu dimana Pemerintah
Provinsi Kalimantan Selatan menjadikan pembangunan ekonomi industri
sebagai tujuan utama dalam rencana pembangunan jangka menengah
daerah periode 2016-2021 dengan laju pertumbuhan sebesar 6,07.
Kemudian terkait akses yang merupakan tolak ukur pencapaian dalam
memastikan keterlibatan seluruh pemangku kepentingan guna
menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif maka karena itu
pemerintah melakukan kebijakan dengan membangun akses atau yang
merupakan kata lain dari pembangunan infrastruktur yang menjamin
seluruh masyarakat mendapatkan manfaatnya dari pembangunan tersebut.
Dengan adanya infrastruktur yang cukup maka secara otomatis
industri akan berkembang diberbagai wilayah sehingga dapat menyerap
tenaga kerja dan memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Dalam
mengembangkan infrastruktur yang berkualitas, andal berkelanjutan dan
tangguh termasuk infrastruktur regional dan lintas batas, untuk
mendukung kegiatan ekonomi dan kesejahteraan manusia, dengan fokus
pada akses yang terjangkau dan merata bagi semua maka pemerintah
menyediakan sistem transportasi yang aman nyaman dan terjangkau, dan
kemudian meningkatkan pelayanan transportasi. Kebijakan pencapaian
TPB/SDG’s yang berkaitan dengan pembangunan infrastruktur, industri
dan inovasi, diarahkan untuk pembangunan infrastruktur dan konektivitas,
mempromosikan industri inklusif, peningkatan dan pengawasan, serta
pengendalian industri, riset, teknologi dan inovasi.

25
26

3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka berikut ini, beberapa saran
sebagai bahan pertimbangan agar pemerintah lebih bijak dalam pencapaian
SDGs yang berkaitan dengan pembangunan infrastruktur, industri dan
inovasi, kemudian juga dalam hal khususnya dalam pengolahan hasil
perkebunan komoditas turunan kelapa sawit dimana perbaikan kondisi
perkebunan tentunya sangat diperlukan untuk kondisi industri, apalagi
sektor perkebunan yang mengalami tingkat pertumbuhan juga menjadi
sumber utama daya tarik investor maka sangat penting bagi pemerintah
untuk memperhatikan hal-hal tersebut.
Daftar Pustaka

Alisjahbana, Armida Salsiah dan Endah Murniningtyas. Tujuan Pembangunan


Berkelanjutan di Indonesia: Konsep, Target dan Strategi Implementasi. Bandung:
Unpad Press, 2018.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan. 2018. Rencana Aksi Daerah Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan Provinsi Kalimantan Selatan 2018-2021. Pemerintah
Provinsi Kalimantan Selatan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah:
Kalimantan Selatan.
Safitri, Leli & Effendi, Muhammad. (2019). Analisis Pengaruh Pendidikan,
Pertumbuhan Penduduk dan Investasi terhadap Kemiskinan di Kalimantan
Selatan, 2(4), 844-849.
Winey, Apsiflaviana Riwut & Siregar, Syahrituah. (2019). Pengaruh
Pembangunan Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kalimantan
Selatan, 2(4), 916-922.
Sjafrizal. (2012). EKONOMI WILAYAH DAN PERKOTAAN (Ed-1 Cet.3).
Jakarta: PT RajaGrafindo Persanda.
Atmaja, H. K., & Mahalli, K. (2015). PENGARUH PENINGKATAN
INFRASTRUKTUR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA
SIBOLGA Harry Kurniadi Atmaja Kasyful Mahalli, S.E., M.Si. Jurnal Ekonomi,
3(4).
Mankiw, N. G. (2006). Pengantar Ekonomi Makro. (R. Widyaningrum, Ed.)
(Edisi 3). Jakarta: Salemba Empat.
Todaro, M. P., & Smith, S. C. (2006). PEMBANGUNAN EKONOMI. (D. Bardani,
S. Saat, & W. Hardani, Eds.) (Edisi ke-9). Jakarta: Penerbit Erlangga.
Kuncoro, A., & Harmadi, S. (2016). Mozaik Demografi Untaian Pemikiran
tentang Kependudukan dan Pembangunan. Jakarta: Salemba Empat.
Todaro, M., & Smith, S. (2009). Pembangunan Ekonomi. Jakarta: Erlangga.
Mulyadi, S. (2017). Ekonomi Sumber Daya Manusia dalam Perspektif
Pembangunan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sukirno, S. (2011). Ekonomi Pembangunan Proses Masalah dan Dasar Kebijakan.
Jakarta: PT Kencana Media Pramada Group.

Anda mungkin juga menyukai