Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Pengaruh Kepadatan Lahan Terhadap Ketersediaan Pangan

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah TPB Pendidikan Kewarga
Negaraan Kelompok 3

Dosen Pengampu : Dra. Hj. Kismiyati El Karimah, M. Si

Disusun oleh :

Hapsari Rafiidah 210110180150

Feni Agustina 220110180239

Apri Nuri Delami 230110180201

UNIVERSITAS PADJADJARAN
2018
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita berbagai
macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa keberkahan,
baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat kelak, sehingga
semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.

Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada Dosen serta teman-teman
sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moriil maupun materil, sehingga makalah
ini terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.

Kami menyadari sekali, didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangnya, baik dari segi tata bahasa maupun dalam
hal pengkonsolidasian kepada dosen serta teman-teman sekalian, yang kadangkala hanya
menturuti egoisme pribadi, untuk itu besar harapan kami jika ada kritik dan saran yang
membangun untuk lebih menyempurnakan makalah-makalah kami dilain waktu.
Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-mudahan apa yang kami
susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang lain yang ingin
mengambil atau menyempurnakan lagi atau mengambil hikmah dari judul ini Pengaruh
Pemanfaatan Lahan Terhadap Ketahanan Pangan sebagai tambahan dalam menambah referensi
yang telah ada.
Pangandaran, 12 November 2018

Penyusun

i
Daftar Isi
Hal
Kata Pengantar ..................................................................................................................... i
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
I.I. Latar Belakang .......................................................................................................... 1
I.II. Rumusan Masalah..................................................................................................... 2
I.III. Tujuan Penulisan ...................................................................................................... 2
I.IV. Manfaat Penulisan .................................................................................................... 3
BAB II................................................................................................................................. 4
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 4
II.I. Pengertian Sdg’s ....................................................................................................... 4
II.II. Realita ....................................................................................................................... 9
II.III. Penyelesaian ........................................................................................................... 10
BAB III ............................................................................................................................. 11
PENUTUP ........................................................................................................................ 11
III.I. Kesimpulan ............................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 12

1
BAB I

PENDAHULUAN
I.I. Latar Belakang
25 September 2015 bertempat di Markas Besar Perserikatan Bangsa-
Bangsa (PBB), para pemimpin dunia secara resmi mengesahkan Agenda
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals)
sebagai kesepakatan pembangunan global. Kurang lebih 193 kepala negara
hadir, termasuk Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla turut mengesahkan
Agenda SDGs.

Dengan mengusung tema "Mengubah Dunia Kita: Agenda 2030 untuk


Pembangunan Berkelanjutan", SDGs yang berisi 17 Tujuan dan 169 Target
merupakan rencana aksi global untuk 15 tahun ke depan (berlaku sejak 2016
hingga 2030), guna mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan
melindungi lingkungan. SDGs berlaku bagi seluruh negara (universal),
sehingga seluruh negara tanpa kecuali negara maju memiliki kewajiban moral
untuk mencapai Tujuan dan Target SDGs.

Berbeda dengan MDGs yang


lebih banyak berkonsentrasi pada negara-negara berkembang (ODI,
2015; Sach 2015), maka SDGs adalah mandat yang juga menjadi tugas
bagi negara maju untuk pencapaiannya. Hal ini disebabkan karena
dengan dimensi, tujuan, target dan indikator yang ada dalam SDGs
sangat bervariasi kondisinya di setiap negara, sehingga tidak berarti
bahwa negara maju tidak memiliki kendala dalam pencapaian SDGs.
SDGs memiliki 5 pilar utama yaitu People, Planet, Prosperity, Peace
dan Partnership (UN, 2015). Pilar Planet: menunjukkan bahwa SDGs
berupaya untuk melindungi bumi dari dampak buruk akibat kegiatan
manusia, seperti perubahan lingkungan dan penggunaan sumber daya
alam yang tak bertanggung jawab, sehingga dapat memenuhi kebutuhan
masa depan.

1
Salah satu poin SDG’s yang berhubungan dengan pilar planet yaitu poin
6 tentang air bersih dan sanitasi layak, poin 13 tentang penanganan perubahan
iklim, poin 14 tentang ekosistem laut, dan poin 15 tentang ekosistem daratan.
Dari paparan poin sebelumnya, kami menemukan masalah di salah satu
wilayah Pangandaran yang berkaitan dengan poin SDG’s yaitu poin ke 15
dimana di daerah tersebut masih banyak lahan kosong yang belum
termanfaatkan secara optimal oleh masyarakat. Selain itu, disana juga masih
terdapat masyarakat yang kebutuhan gizinya belum terpenuhi.

I.II. Rumusan Masalah


Berdasarkan penjelasan diatas kami menemukan beberapa
permasalahan diantaranya

1. Bagaimana progres pengembangan SDG’s yang berkaitan dengan poin ke


15?
2. Apa saja masalah yang terjadi di salah satu wilayah Pangandaran yang
berkaitan dengan poin ke 15?
3. Bagaimana salah satu cara untuk menyelesaikan masalah tersebut?

I.III. Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan dari makalah ini diantaranya

1. Untuk mengetahui progres pengembangan SDG’s yang berkaitan dengan


poin ke 15.
2. Untuk mengetahui masalah yang terjadi di salah satu wilayah Pangandaran
yang berkaitan dengan poin ke 15.
3. Untuk mengetahui bagaimana caranya menyelesaikan masalah tersebut
supaya poin SDG’s yg ke 15 bisa terwujud.

2
I.IV. Manfaat Penulisan
1. Untuk memahami lebih dalam mengenai SDG’s.
2. Untuk mengetahui apa saja yang harus dilakukan dalam perubahan dunia
menjadi lebih baik.
3. Sebagai bahan referensi untuk pembelajaran.
4. Untuk meningkatkan kepedulian kita terhadap apa saja yang terjadi di
lingkungan sekitar.

3
BAB II

PEMBAHASAN
II.I. Pengertian Sdg’s
Pada September 2000, dalam KTT Millennium PBB di New
York, 189 negara, termasuk Indonesia, telah
mendeklarasikan Millennium Development Goals (MDG) atau Tujuan
Pembangunan Millenium, yang berisi delapan tujuan yang ingin dicapai
pada 2015 untuk menjawab tantangan-tantangan utama pembangunan
global.

Kedelapan tujuan itu adalah mengakhiri kemiskinan dan


kelaparan, pendidikan untuk semua, memperjuangkan keadilan gender
dan pemberdayaan perempuan, menurunkan mortalitas anak,
meningkatkan kesehatan maternal, membasmi HIV/AIDS, Malaria, dan
penyakit menular lainnya, menjamin keberlanjutan lingkungan, dan
membangun kerjasama global untuk pembangunan.

Menjelang akhir periode MDGs, ada dua kabar penting untuk


dunia, satu kabar baik, dan lainnya kabar buruk. Kabar baik datang dari
UN News Center, 2 November 2011, yang menyebut bahwa dalam 40
tahun terakhir, negara-negara yang berada di 25% peringkat terbawah
mengalami perbaikan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sampai
82%. IMF dalam the 2013 Global Monitoring Report juga menjelaskan
tren positif dalam pencapaian MDGs. Pengurangan separuh penduduk
miskin dunia, pengurangan separuh penduduk tanpa akses air bersih,
eliminasi ketimpangan gender dalam pendidikan primer pada 2015, dan
perbaikan kehidupan di seratus juta permukiman kumuh pada 2020
berhasil dicapai lebih cepat, yaitu di 2010.

Kabar baik lain dari ADB (2013). Sejumlah negara di Asia juga
mengalami kemajuan. Jumlah penduduk miskin mengalami penurunan
secara signifikan di Malaysia, Vietnam dan Cina. Di Thailand dan

4
Malaysia, kebijakan jangka panjang untuk mengatasi kemiskinan
ditambah dengan perhatian mereka terhadap lingkungan telah membuat
negara-negara tersebut berada di jalur pertumbuhan yang
berkelanjutan. Indonesia juga dilaporkan mencapai kemajuan, tetapi
tidak di seluruh indikator.

Walaupun secara umum MDGs telah berhasil, namun ada


masalah penting yang dapat mengganggu upaya untuk meningkatkan
dan menjaga kinerja tersebut, yaitu masalah degradasi lingkungan. Ini
merupakan kabar buruk untuk dunia. Indonesia merupakan bagian dari
kabar buruk tersebut. Menurut ADB, Indonesia memiliki keragaman
hayati di dalam hutan hujannya, tetapi gagal mengelola risorsis secara
berkelanjutan dan adil.

Penduduk terus bertambah, sementara sumberdaya alam yang


menopang kehidupan manusia, seperti energi, air, dan pangan justru
mengalami kelangkaan. Kelangkaan sumberdaya alam ini diperparah
oleh masalah pemanasan global dengan seluruh implikasinya, seperti
badai, banjir, dan kekeringan. Jika masalah lingkungan ini tidak
dikendalikan dengan baik, pada gilirannya akan dapat merusak capaian
MDGs tersebut.

Pasca MDGs, dunia perlu menemukan model pembangunan baru


yang dapat menjawab tantangan global ini. Summit 2012 di Rio de
Janeiro telah menemukan jawabannya, yaitu Sustainable Development
Goals (SDGs). Tujuan yang ingin
dihasilkan dalam pertemuan tersebut adalah memperoleh tujuan
bersama yang universal yang mampu memelihara kkeseimbangan 3
dimensi pembangunan berkelanjutan yaitu lingkungan, sosial, dan
ekonomi. Dalam menjaga keseimbangan tiga dimensi pembangunan
tersebut, maka SDG’s memiliki 5 pondasi utama yaitu manusia, planet,
kesejahteraan, perdamaian, dan kemitraan yang ingin mencapai 3
tujuan mulia di tahun 2030 berupa mengakhiri kemiskinan, tercapai

5
kesetaraan dan mengatasi perubahan iklim. Kemiskinan masih menjadi
isu penting dan utama, selain 2 capaian lainnya. Untuk mencapai tiga
tujuan mulia tersebut, disusunlah 17 tujuan global berikut in.

Ke-17 (tujuh belas) tujuan global dari SDGs tersebut yaitu:

1. Tanpa kemiskinan. Tidak ada kemiskinan dalam bentuk


apapun di seluruh penjuru dunia.
2. Tanpa kelaparan. Tidak ada lagi kelaparan mencapai
ketahanan pangan, perbaikan nutrisi, serta mendoron
budidaya peranian yang berkelanjutan.
3. Kesehatan yang baik dan Kesejahteraan. Menjamin
kehidupan mendorong kesejahteraan hidup untuk seluruh
masyarakat di segala umur.
4. Pendidikan Berkualitas. Menjamin pemerataan pendidikan
yang berkualitas dan meningkatkan kesempatan belajar untuk
semua orang, menjamin pendidikan yang inklusif dan
berkeadilan serta mendorong kesempatan belajar seumur
hidup bagi semua orang.
5. Kesetaraan Gender. Mencapai kesetaraan gender dan
memberdayakan kaum ibu dan perempuan.
6. Air Bersih dan Sanitasi. Menjamn ketersediaan air bersih dan
sanitasi yang berkelanjutan untuk semua orang.
7. Energi Bersih dan Terjangkau. Menjamin akses terhadap
sumber energi yang terjangkau, terpecaya, berkelanjutan dan
modern untuk semua orang.
8. Pertumbuhan Ekonomi dan Pekerjaan yang Layak.
Mendukung perkembangan ekonomi yang berkelanjutan dan
inklusif, lapangan kerja yang penuh dan produktif, serta
pekerjaan yang layak untuk semua orang.

6
9. Industri, Inovasi dan Infrastruktur. Membangun infrastruktur
yang berkualitas, mendorong peningkatan industri yang
inklusif dan berkelanjutan serta mendorong inovasi.
10. Mengurangi Kesenjangan. Mengurangi ketidaksetaraan baik
di dalam sebuah negara maupun di antara negara-negara di
dunia.
11. Keberlanjutan Kota dan Komunitas. Membangun kota-kota
serta pemukiman yang inklusif, berkualitas, aman,
berketahanan dan berkelanjutan.
12. Konsumsi dan Produksi Bertanggung Jawab. Menjamin
keberlangsungan konsumsi dan pola produksi.
13. Aksi terhadap Iklim. Bertindak cepat untuk memerangi
perubahan iklim dan dampaknya.
14. Kehidupan Bawah Laut. Melestarikan dan menjaga
keberlangsungan laut dan kehidupan sumber daya laut untuk
perkembangan pembangunan yang berkelanjutan.
15. Kehidupan di Darat. Melindungi, mengembalikan dan
meningkatkan keberlangsungan pemakaian ekosistem darat,
mengelola hutan secara berkelanjutan, menghentikan
kerugian keanekaragaman hayati.
16. Institusi Peradilan yang Kuat dan Kedamaian. Meningkatkan
perdamian termasuk masyarakat untuk pembangunan
berkelanjutan, menyediakan akses untuk keadilan bagi semua
orang termasuk lembaga dan bertanggung jawab untuk
seluruh kalangan, serta membangun institusi yang efektif,
akuntabel, dan inklusif di seluruh tingkatan.
17. Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. Memperkuat
implementasi dan menghidupkan kembali kemitraan global
untuk pembangunan yang berkelanjutan.

7
Menyikapi 17 tujuan global tersebut, Presiden Majelis Umum PBB
menegaskan bahwa ambisi dari negara-negara anggota PBB tersebut
hanya akan tercapai jika dunia telah damai, aman, serta
menghormati hak asasi manusia bukan di dunia dimana investasi
dalam persenjataan dan perang lebih besar sehingga menghancurkan
sebagian besar sumber daya yang telah menjadi komitmen untuk
berinvestasi dalam pembangunan berkelanjutan. Terdapat 7 alasan
mengapa SDGs akan lebih baik dari MDGs yakni :

1. SDGs lebih baik global dalam mengkolaborasikan


program-programnya. MDGs sebelumnya dibuat oleh
anggota negara The Organization for Economic
Cooperation and Developmen (OECD) dan beberapa
lembaga internasional. Sementara SDGs dibuat secara
detail dengan negoisasi internasional yang juga terdiri dari
negara berpendapatan menengah dan rendah.
2. Sekarang, sektor swasta juga akan memiliki peran yang
sama, bahkan lebih besar.
3. MDGs tidak memiliki standar dasar hak asasi manusia
(HAM). MDGs dianggap gagal untuk memberikan
prioritas keadilan yang merata dalam bentuk-bentuk
diskriminasi dan pelanggaran HAM, yang akhirnya
berujung kepada masih banyaknya orang yang terjebak
dalam kemiskinan. Sementara SDGs dinilai sudah
didukung dengan dasar-dasar dan prinsip-prinsip HAM
yang lebih baik.
4. SDGs adalah program inklusif. Tujuh target SDGs sangat
eksplisit tertuju kepada orang dengan kecacatan, dan
tambahan enam target untuk situasi darurat, ada juga tujuh
target ditujukan untuk anti diskriminasi.
5. Indikator-indikator yang digunakan memberikan
kesempatan untuk keterlibatan masyarakat sipil.

8
6. PBB dinilai bisa menginspirasi negara-negara didunia
dengan SDGs.
7. Conference of the Parties 21 (COP21) di Paris melahirkan
perjanjian global perubahan iklim sebagai kerangka
transisi menuju ekonomi dan masyrakat rendah karbon
dan memiliki ketahanan terhadap perubahan iklim adalah
salah satu kesempatan untuk maju.

II.II. Realita
Pangandaran merupakan salah satu kabupaten yang baru berdiri
sejak tahun 2014, yang sebelumnya merupakan bagian dari wilayah
kabupaten Ciamis. Penyebab dari dibentuknya kabupaten Pangandaran
itu sendiri yaitu salah satunya karena wilayah Pangandaran dan
sekitarnya kurang terjaungkau oleh kabupaten Ciamis, oleh sebab itu
pemerintah jawa barat memutuskan untuk membentuk 1 kabupaten
baru yaitu kabupaten pangandaran yang mencakup wilayah Parigi,
Cijulang, Mangunjaya dan sekitarnya.

Pangandaran terkenal dengan wilayah destinasi wisata berupa


pantai. Namun dipangandaran itu sendiri terdapat lahan kosong yang
belum termanfaatkan secara optimal selain itu masyarakatnya juga
masih banyak yang belum bisa mengembangkan potensi daerahnya
sehingga banyak lahan yang ditumbuhi oleh tanaman liar yang tidak
dimanfaatkan. Keadaan tersebut berkaitan dengan poin SDG’s ke 15
yaitu ekositem daratan yang dimana poin tersebut memiliki target yaitu
melindungi ,mengembalikan, dan meningkatkan keberlangsungan
pemakaian ekosistem darat, mengelola lahan secara berkelanjutan,
mengurangi tanah tandus serta tukar guling tanah, memerangi
penggurunan, menghentikan dan memulihkan degradasi tanah, serta
menghentikan kerugian keanekaragaman hayati. Penerapan poin
SDG’s ke 15 diwilayah Pangandaran sendiri memiliki hambatan yaitu
kurangnya keinginan masyarakat pangandaran untuk mengelola lahan

9
kosong tersebut secara optimal. Kemungkinan kedua yaitu tidak adanya
kejelasan kepemilikan hak tanah sehingga masyarakat ragu untuk
mengelola lahan tersebut. Padahal jika lahan tersebut dimanfaatkan
maka akan meningkatkan tingkat produktivitas wilayah pangandaran.

II.III. Penyelesaian
Untuk mewujudkan poin SDG’s ke 15 di wilayah pangandaran
agar tercapai target melindungi ,mengembalikan, dan meningkatkan
keberlangsungan pemakaian ekosistem darat, mengelola lahan secara
berkelanjutan, mengurangi tanah tandus serta tukar guling tanah,
memerangi penggurunan, menghentikan dan memulihkan degradasi
tanah maka perlu dilaksanakannya pengelolaan lahan secara optimal.
Salah satu cara untuk memanfaatkan lahan secara optimal diantaranya

1. Menindaklanjuti hak kepemilikan tanah kepada pemerintah agar


lahan tersebut dapat dimanfaatkan oleh pihak pemilik tanah tersebut,
jika hak kepemilikan hak tanah belum jelas.
2. Menjadikan lahan kosong tersebut menjadi sektor pertanian agar
terpenuhinya kebutuhan masyarakat.
3. Menjadikan lahan kosong tersebut menjadi tempat wisata contohnya
seperti dibuat kolam renang/ lapangan, dll
4. Membangun fasilitas umum seperti rumah sakit, pusat perbelanjaan,
dll

10
BAB III

PENUTUP

III.I. Kesimpulan

Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu sebuah dokumen yang akan


menjadi sebuah acuan dalam kerangka pembangunan dan perundingan negara-
negara di dunia. Konsep SDGs diperlukan sebagai kerangka pembangunan baru
yang mengakomodasi semua perubahan yang terjadi. Terutama berkaitan dengan
Ekosistem Daratan poin ke 15.
Penerapan poin ke 15 ini sendiri nyatanya belum terlaksana dengan baik di
kabupaten Pangandaran. Poin ke 15 menjelaskan mengenai ekosistem daratan yang
dimana poin tersebut memiliki salah satu target yaitu melindungi, mengembalikan,
dan meningkatkan keberlangsungan pemakaian ekosistem darat serta mengelola
lahan secara berkelanjutan
Di Pangandaran masih banyak lahan kosong yang belum termanfaatkan
dengan baik. Ini sangat bertentangan dengan poin SDG’s ke 15. Ada banyak faktor
baik itu dari pihak internal maupun pihak eksternal yang menyebabkan pengelolaan
lahan kurang optimal.
Saran yang bisa kami berikan untuk masalah ini yang paling utama
seharusnya ada koordinasi antara pemerintah dan masyarakat untuk membahas
lebih lanjut mengenai pengelolaan lahan terutama dalam hal kepemilikan tanah
karena masyarakat pun tidak bisa mengoptimalkan pengelolaan lahan tersebut.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://www.sdg2030indonesia.org/page/8-apa-itu
https://www.ojk.go.id/sustainable-finance/id/publikasi/prinsip-dan-kesepakatan-
internasional/Pages/Tujuan-Pembangunan-Berkelanjutan.aspxx
http://sdgcenter.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2018/04/Sample_buku_Jabar.pdff
https://cpps.ugm.ac.id/dari-mdgs-ke-sdgs-oleh-muhadjir-darwin//

12

Anda mungkin juga menyukai