Anda di halaman 1dari 12

ETIKA PROFESI

Sustainable Development Goals ; Tujuan 10 dan Tujuan 11

Dosen Pengampu : Nurul Qomariah, SKM, M. Si, PSI.

Kelompok 5

Alya Nadira Nur Ajie (P21345120007)

Eka Prasetia Ningsih (P21345120019)

Helen Andriani (P21345120029)

Kadhilla Mandala Putri (P21345120033)

Muhammad Dzaky Al Farhan (P21345120036)

Kelas :

2/ D3-A

PROGRAM STUDI D-III KESEHATAN LINGKUNGAN

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II

TP 2021/2022
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmat, petunjuk dan karunia-Nya, makalah dengan judul Sustainable
Development Goals ; Tujuan 10 dan Tujuan 11 ini telah selesai disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi.

Tak lupa ucapan terima kasih disampaikan kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam menyusun makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu kami meminta maaf dan
tentunya juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga makalah ini
dapat berguna bagi kami dan bagi para pembaca.
                                                                                                           

Jakarta, 24 Agustus 2021

Kelompok 5
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Banyaknya permasalahan di dunia seperti kesenjangan, kemiskinan, hingga


terkait isu lingkungan mendorong pemerintah (pemimpin) di seluruh dunia untuk
mengentaskan permasalahan-permasalahan tersebut dengan suatu aksi global
“Sustainable Development Goals” atau “Tujuan Pembangunan Berkelanjutan”. Aksi
global ini memiliki 17 Tujuan dan 169 target yang direncanakan akan tercapai
sepenuhnya pada tahun 2030. Dari 17 Tujuan tersebut, Kami akan membahas 2
tujuan, yaitu tujuan ke-10 “Mengurangi Ketimpangan didalam dan antarnegara” dan
tujuan ke-11 “Membangun kota dan pemukiman yang inklusif, aman, tangguh, dan
berkelanjutan.”

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Makalah ini dibuat untuk mengetahu tujuan ke-10 dan tujuan ke-11
Sustainable Development Goals.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Memahami definisi Sustainable Development Goals
2. Memahami tentang tujuan ke-10 SDG
3. Memahami tentang tujuan ke-11 SDG
1.3 Manfaat

Makalah dapat menjadi referensi dalam bahan pengembangan dan


pembelajaran bagi mahasiswa dimasa yang akan datang.
BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sustainable Development Goals


Sustainable Development Goals atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan adalah
agenda PBB yang dimaksudkan untuk keselamatan umat manusia dan bumi yang
memiliki 17 tujuan dan 169 capaian. Tujuan ini dicanangkan oleh PBB pada 21
Oktober 2015 yang ditargetkan akan tercapai targetnya pada tahun 2030.
Adapun 17 Tujuan STGs sebagai berikut :
Tujuan 1 - Tanpa kemiskinan (No poverty)
Tujuan 2 - Tanpa kelaparan (Zero hunger)
Tujuan 3 - Kehidupan sehat dan sejahtera (Good health and well-being)
Tujuan 4 - Pendidikan berkualitas (Quality education)
Tujuan 5 - Kesetaraan gender (Gender equality)
Tujuan 6 - Air bersih dan sanitasi layak (Clean water and sanitation)
Tujuan 7 - Energi bersih dan terjangkau (Affordable and clean energy)
Tujuan 8 - Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi (Decent work and economic
growth)
Tujuan 9 - Industri, inovasi dan infrastruktur (Industry, innovation, and
infrastructure)
Tujuan 10 - Berkurangnya kesenjangan (Reduced inequalities)
Tujuan 11 - Kota dan komunitas berkelanjutan (Sustainable cities and communities)
Tujuan 12 - Konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab (Responsible
consumption and production)
Tujuan 13 - Penanganan perubahan iklim (Climate action)
Tujuan 14 - Ekosistem laut (Life below water)
Tujuan 15 - Ekosistem daratan (Life on land)
Tujuan 16 - Perdamaian, keadilan dan kelembagaan yang tangguh (Peace, justice,
and strong institutions)
Tujuan 17 - Kemitraan untuk mencapai tujuan (Partnerships for the goals)

2.2 Tujuan ke-10 SGDs

Tujuan ke-10 SDGs adalah berkurangnya kesenjangan (Reduced Inequalities).


Salah satu permasalahan yang banyak terjadi di negara-negara dunia adalah
ketimpangan atau kesenjangan. Sebuah laporan dari Oxfam (Organisasi nirlaba yang
menyoroti seputar ketimpangan dan kemiskinan) mengatakan bahwa sebagian besar
kekayaan dunia terpusat di tangan beberapa ribu orang super kaya dunia, yaitu ada
sekitar 2.100 miliarder di dunia, di mana para miliarder itu memiliki kekayaan yang
setara dengan 4,6 miliar orang paling miskin di dunia, dan memperingatkan bahwa
kesenjangan antara kelompok yang kaya dan miskin semakin melebar, di mana
setengah populasi dunia kini hidup dalam kemiskinan.
Bukti dari ketimpangan ini bisa dilihat juga dari pola perilaku masyarakat di
kala pandemi. Yang kaya akan lebih mudah untuk memperoleh obat-obatan atau pula
memperoleh makanan dan minim terdampak secara ekonomi oleh pandemi.
Sedangkan bagi masyarakat dikelas menengah kebawah jauh lebih sulit memenuhi
kebutuhannya. Walaupun pemerintah sudah memberikan bantuan kepada masyarakat.
Namun, sayang beberapa dari bantuan tersebut tidak sampai ke pihak-pihak yang
membutuhkannya, dan bahkan bantuan tersebut menjadi permainan bagi beberapa
oknum.
Menyoroti hal tersebut, aksi global ini memili beberapa poin yang ditargetkan
demi mengentaskan permasalahan ketimpangan, sebagai berikut :

1. Pada tahun 2030, secara progresif mencapai dan memelihara pertumbuhan


pendapatan dari 40 persen populasi yang paling bawah di tingkat yang lebih
tinggi dari rata-rata nasional
2. Pada tahun 2030, memberdayakan dan mendorong penyertaan sosial, ekonomi
dan politik bagi semua, tanpa melihat usia, jenis kelamin, disabilitas, bangsa,
suku, asal, kelompok etnis, agama atau ekonomi atau status lainnya
3. Memastikan kesempatan yang sama dan mengurangi ketimpangan
pendapatan/outcome, termasuk dengan mengeliminasi diskriminasi terhadap
hukum, kebijakan dan praktek-praktek dan mendorong adanya legislasi,
kebijakan dan aksi yang sepantasnya untuk hal ini
4. Mengadopsi kebijakan, terutama kebijakan fiskal, upah dan perlindungan
sosial, dan secara progresif mencapai kesetaraan
5. Memperbaiki regulasi dan memonitor pasar dan institusi keuangan global dan
menguatkan implementasi dari regulasi tersebut
6. Memastikan representasi yang lebih banyak dan suara untuk negara-negara
berkembang dalam pengambilan keputusan di institusi-institusi ekonomi dan
keuangan global internasional agar dapat menjadi institusi yang lebih efektif,
kredibel, akuntabel dan sah
7. Memfasilitasi migrasi dan mobilitas manusia yang tertata, aman, teratur dan
bertanggung jawab, termasuk melalui implementasi kebijakan migrasi yang
terencana dan terkelola dengan baik

 Mengimplementasikan prinsip perlakuan khusus dan diferensial untuk negara-


negara berkembang, terutama negara kurang berkembang, sesuai dengan
perjanjian WTO
 Mendorong bentuan pembangunan resmi (ODA) dan aliran finansial,
termasuk investasi asing langsung (FDI), untuk negar-negara yang paling
membutuhkan, terutama negara kurang berkembang, negara-negara Afrika,
negara berkembang kepulauan kecil dan negara berkembang terkungkung
daratan, sesuai dengan rencana dan program nasional masing-masing
 Pada tahun 2030, mengurangi sampai dengan kurang dari 3 persen dari biaya
transaksi pengiriman migran dan menghilangkan koridor pengiriman yang
berbiaya lebih dari 5 persen

Di Indonesia, tren ketimpangan cenderung menurun.


- Pada Maret 2020, tingkat ketimpangan
pengeluaran penduduk Indonesia yang
diukur oleh Gini Ratio adalah sebesar
0,381. Angka ini meningkat 0,001 poin
jika dibandingkan dengan Gini Ratio
September 2019 yang sebesar 0,380 dan
menurun 0,001 poin dibandingkan
dengan Gini Ratio Maret 2019 yang
sebesar 0,382.
- Gini Ratio di daerah perkotaan pada
Maret 2020 tercatat sebesar 0,393, naik
dibanding Gini Ratio September 2019
yang sebesar 0,391 dan Gini Ratio
Maret 2019 yang sebesar 0,392.
- Gini Ratio di daerah perdesaan pada Maret 2020 tercatat sebesar 0,317, naik
dibanding Gini Ratio September 2019 yang sebesar 0,315 dan tidak berubah
dibanding Gini Ratio Maret 2019 yang sebesar 0,317.
- Berdasarkan ukuran ketimpangan Bank Dunia, distribusi pengeluaran pada
kelompok 40 persen terbawah adalah sebesar 17,73 persen. Hal ini berarti
pengeluaran penduduk pada Maret 2020 berada pada kategori tingkat
ketimpangan rendah. Jika dirinci menurut wilayah, di daerah perkotaan
angkanya tercatat sebesar 16,93 persen yang berarti tergolong pada kategori
ketimpangan sedang. Sementara untuk daerah perdesaan, angkanya tercatat
sebesar 20,62 persen, yang berarti tergolong dalam kategori ketimpangan
rendah.

2.3 Tujuan ke-11 SDGs

Tujuan 11 mengenai Membangun kota dan pemukiman inklusif, aman, tahan

lama dan berkelanjutan.

Pertumbuhan perkotaan dan penduduk yang bermukim di perkotaan terus


meningkat. Secara global, pada saat ini penduduk dunia lebih banyak hidup di perkotaan,
dan tren yang terus berlanjut. Pada tahun 2045 diperkirakan penduduk dunia di perkotaan
akan mencapai 6 miliar orang, atau meningkat 1,5 kali dari penduduk perkotaan saat ini.
Pada saat ini, 80% GDP juga dihasilkan di perkotaan, maka dengan peningkatan penduduk di
perkotaan tersebut perencanaan pertumbuhan perkotaan memegang peran penting dalam
mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
Pertumbuhan perkotaan dan penduduk, tren seperti inilah yang di dalamnya akan
berdampak pada konsumsi energi yang semakin besar, kebutuhan penyediaan energi, air,
infrastruktur, permukiman, transportasi dan tata ruang untuk kenyamanan dan keamanan
permukiman serta potensi polusi yang akan ditimbulkannya.

Di Indonesia sendiri, Negara dan kota-kota yang masih terus bertambah dan
tumbuh memerlukan penyiapan pertumbuhan perkotaan yang baik, antisipasi penyediaan
lahan dan air bersih serta penjagaan terhadap polusi udara. Tantangan yang besar adalah
penataan ruang agar penggunaan ruang di perkotaan tidak hanya nyaman dan aman,
namun juga akses terhadap layanan dasar serta keseimbangan penggunaan ruang. Penataan
dan perancanaan pertumbuhan perkotaan yang kurang baik berpotensi menyumbang
produksi limbah padat dan cair, polusi udara dan juga timbulnya permukiman kumuh.
Sehubungan dengan itu, cukup banyak target yang dicanangkan dalam Goal 11 SDGS
sebagai berikut.

1. Pada tahun 2030, memastikan akses terhadap perumahan dan


pelayanan dasar yang layak, aman dan terjangkau bagi semua dan
meningkatkan mutu pemukiman kumuh
2. Pada tahun 2030, menyediakan akses terhadap sistem transportasi
yang aman, terjangkau, mudah diakses, dan berkelanjutan bagi semua,
meningkatkan keamanan jalan, dengan memperbanyak transportasi
publik, dengan perhatian khusus terhadap kebutuhan dari mereka yang
berada di situasi rentan, perempuan, anak-anak, orang dengan
disablitas dan manula
3. Pada tahun 2030, meningkatkan urbanisasi yang inklusif dan
berkelanjutan dan kapasitas untuk perencanaan dan pengelolaan
pemukiman yang partisipatoris, terintegrasi dan berkelanjutan di setiap
negara
4. Menguatkan upaya untuk melindungi dan menjaga warisan budaya
dan natural dunia
5. Pada tahun 2030, secara signifikan mengurangi jumlah kematian dan
jumlah orang yang terkena dampak dan secara substantif mengurangi
kerugian ekonomi langsung yang berhubungan dengan produk
domestik bruto global yang disebabkan oleh bencana, termasuk
bencana terkait air, dengan fokus kepada melindungi yang miskin dan
yang berada di situasi rentan
6. Pada tahun 2030, mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan
perkapita di perkotaan, termasuk dengan memberikan perhatian
khusus kepada kualitas udara dan kotamadya dan manajemen limbah
lainnya
7. Pada tahun 2030, menyediakan akses universal terhadap ruang-ruang
publik yang aman, inklusif dan mudah diakses, dan hijau, terutama
bagi perempuan dan anakanak, manula dan orang dengan disabilitas

Cara Pelaksanaannya

1. Mendukung hubungan ekonomi, sosial dan lingkungan yang positif


diantara area urban, peri-urban dan rural dengan menguatkan
perencanaan pembangunan nasional dan regional
2. Pada tahun 2020, secara substantif meningkatkan jumlah kota dan
pemukiman yang mengadopsi dan mengimplementasikan kebijakan
dan rencana yang terintegrasi menuju inklusif, efisiensi sumber daya,
mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim, tahan terhadap
bencana, dan mengembangkan dan mengimplementasikan, sejalan
dengan the Sendai Framework for Disaster Risk Reduction 2015-2030,
dan manajemen resiko bencana yang holistic pada semua level
3. Mendukung negara-negara kurang berkembang, termasuk melalui
bantuan finansial dan teknis, dalam membangun bangunan yang
berkelanjutan dan tahan lama dengan memanfaatkan bahan material
lokal
BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Daftar Pustaka

BPS. 2020. Gini Ratio Maret 2020. Diakses pada 23 Agustus 2021. Tersedia pada :
https://www.bps.go.id/pressrelease/2020/07/15/1748/gini-ratio-maret-2020-
tercatat-sebesar-0-381.html

SDG2030Indonesia. Tujuan SDGs. Diakses pada 23 Agustus 2021. Tersedia pada :


https://www.sdg2030indonesia.org/page/1-tujuan-sdg

VoaIndonesia. 2020. Forum Ekonomi Davos Dibayangi Meningkatnya Kesenjangan Ekonomi


di Seluruh Dunia. Diakses pada 23 Agustus 2021. Tersedia pada :
https://www.voaindonesia.com/a/forum-ekonomi-davos-dibayangi-meningkatnya-
kesenjangan-sosial-di-seluruh-dunia-/5256750.html

Anda mungkin juga menyukai