PENGOLAHAN LIMBAH
PERHOTELAN
Imadduddin Parhani
DISAIN PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DAN RE-USE AIR DI
LINGKU… Ratna Rahasti
DESAIN TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK SISTEM BIOFILTER ANAEROB AEROB
DI RS … Rizki S Bani
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh :
❖ Imadduddin (2020930310026)
❖ Muhammad Nizwar (2020930310036)
Industri hotel yang berkembang sangat cepat, akan berkorelasi dengan limbah rumah
tangga yang semakin berlimpah juga. Jika hal ini tidak dikelola dengan baik akan mengakibatkan
timbulnya pencemaran yang semakin meningkat dari waktu ke waktu. Limbah cair yang berasal
dari hotel dapat digolongkan sebagai limbah domestik atau limbah rumah tangga (Assidiqy, 2017).
Namun yang membedakan antara limbah rumah tangga dengan limbah hotel adalah kalua limbah
yang berasal dari hotel jauh lebih banyak daripada limbah yang berasal dari rumah tangga. Oleh
karena itu perlu dilakukan suatu Langkah-langkah nyata untuk dapat mengurangi dampak negatif
dari limbah tersebut.
Limbah memiliki hubungan yang erat dengan pencemaran lingkungan. Limbah menjadi
penyebab pencemaran lingkungan karena dengan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat
berdampak negative terhadap lingkungan terutama bagi Kesehatan masyarakat (Surahmah Kurnia
dkk., 2020). Barangkali penghasil limbah yang besar adalah berasal dari industry yang berukuran
besar pula. Salah satu industry yang menyebabkan kerusakan lingkungan adalah industry
perhotelan. Jumlah tamu yang masuk ke hotel akan mempengaruhi jumlah limbah industry
perhotelan. Limbah yang paling banyak dihasilkan oleh industri adalah limbah padat dan limbah
cair. Limbah padat yang dihasilkan oleh industry hotel berupa limbah padat anorganik dan limbah
padat organic serta limbah cair. Limbah cair adalah limbah air buangan yang berasal dari aktivitas
yang terjadi di dalam kamar, dapur, tempat pencucian baju, dan sejumlah kegiatan yang
menggunakan air (Surahmah Kurnia dkk., 2020).
Dimana manusia bermukim, maka pastilah disitu ada limbah yang akan dihasilkan.
Berdasarkan sumbernya, jenis-jenis limbah dibagi menjadi 6 (Hutri V. Tamengkel, 2017), yaitu:
a. Limbah industry
Limbah industry yaitu limbah yang dihasilkan dari proses industry. Contoh limbah
industry yaitu limbah penambangan, limbah pabrik, limbah radioaktif dari PLTN, limbah
rumah sakit, limbah hotel, dan lain-lain. Limbah industry biasanya ditangani dengan serius
karena adanya mekanismenya bagi setiap industry (perusahaan).
b. Limbah domestic
Limbah domestic yaitu limbah yang dihasilkan dari kegiatan konsumsi rumah tangga.
Contoh dari limbah domestic, yaitu air cucian, kaleng-kalaeng bekas, kardus bekas,
kantong palstik, dan lain sebagainya.
c. Limbah pertanian
Limbah pertanian adalah limbah pertanian yang berasal dari kegiatan pertanian atau
perkebunan. Contoh limbah pertanian adalah pupuk cair yang hanyut disuangai atau aliran
irigasi
d. Limbah pertambangan
Limbah pertambangan adalah limbah berasal dari aktivitas pertambangan. Jenis limbah
yang dihasilkan biasanya berupa materian tambang, seperti logam dan batuan.
e. Limbah parawisata
Limbah parawisata adalah limbah yang berasal dari kegiatan wisata melalui sarana
transportasi yang membuang limbahnya ke udara. Selain itu tumpahan oli dan minyak
yang dibuang oleh perahu motor atau kapal di daerah wisata laut atau bahari
f. Limbah medis
Limbah medis adalah limbah yang berasal dari aktivitas Kesehatan. Limbah medis hampir
sama dengan sampah domestic pada umumnya. Contohnya limbah obat-obatan dan
beberapa zat kimia adalah conyoh limbah medis
Sedangkan menurut bentuk atau wujudnya, maka limbah dapat dibagi menjadi 4, yaitu:
a. Limbah cair
Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 82 Tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan
pengendalian pencemaran air menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan limbah cair
adalah sisa dari suatu hasil usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair (Hana Hanifah
Isnaini, 2020). Limbah cair dapat berupa air beserta bahn buangan lain yang tercampur
maupun terlarut dalam air. Limbah cair dapat di kelompokkan dalam 4, yaitu:
1) Limbah cair domestic, yaitu limbah cair hasil buangan dari perumahan (rumah tangga)
bangunan, perdangan dan perkantoran.
3) Rembesan dan luapan, yaitu limbah cair yang berasal dari berbagai sumber yang
memasuki saluran pembuangan limbah cair melalui rembesan ke dalam tanah atau
melalui luapan dari permukaan.
4) Air hujan, yaitu limbah cair yang berasal dari aliran air hujan di atas permukaan tanah.
(Hana Hanifah Isnaini, 2020)
b. Limbah padat
Limbah padat adalah sisa hasil kegiatan industry ataupun aktivitas domestic yang
berbentuk padat. Misalnya adalah kertas, plastic, serbuk besi, serbuk kayu, kain, dan lain-
lain. Limbah padat di kelompokkan menjadi 6 bagian, yaitu:
1) Sampah organic mudah busuk, yaitu limbah padat semi basah, berupa bahn-bahan
oraganik yang mudah membusuk atau terurai mikroorganisme. Misalnya sisa makanan,
sisa dapur, sampah sayuran, kulit buah-buahan.
2) Sampah anorganik dan oranik tak membusuk, yaitu limbah padat anorganik atau
organic cukup kering yang sulit terurai oleh mikroorganisme sehingga sulit
membusuk. Misalnya kertas, plastic, kaca, logam
3) Sampah abu, yaitu limbah padat yang berupa abu, biasanya hasil pembakaran.
4) Samaph bangkai binatang, yaitu semua limbah yang berupa bangkai seperti tikus, ikan,
dan binatang ternak yang mati.
5) Sampah sapuan, yaitu limbah padat hasil sapuan jalanan yang berisi berbagai sampah
yang tersebar di jalanan seperti dauan, kertas, plastik
6) Sampah industry, yaitu semua limbah padat yang berasal dari industry. (Enviroenment
Indonesia Center, 2020)
c. Limbah gas
Limbah gas merupakan limbah yang disebabkan oleh sumber alami ataupun sebagai hasil
aktivitas manusia yang berbentuk molekul-molekul gas. Contoh limbah gas adalah
kebocoran gas, pembakaran pabrik, asap pabrik sisa produksi, asap kendaraan, asap mesin
(IlmuGeografi.com, 2020)
d. Limbah suara
Limbah suara adalah limbah yang dalam bentuk gelombang bunyi yang merambat di udara.
Limbh ini dihasilkan dari mesin kendaraan, mesin pabrik, mesin pesawat, peralatan
elektronik dan sumber-sumber lainnya yang menghasilkan suara (Syaiful, 2015)
a. Limbah organic
Limbah organic adalah limbah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses alamiah,
yakni dengan mengendap ke dalam tanah, dasar sungai, danau serta laut dan selanjutnya
akan mempengaruhi organisme yang hidup di dalamnya. Limbah organic mudah
membusuk dan biasanya berasal dari kegiatan rumah tangga maupun kegiatan industry.
Limbah organic dibagi menjadi dua, yaitu limbah organic basah (kulit buah dan sisa
sayuran) dan limbah organic kering (kayu, ranting pohon, dedauanan, kering, dan lain-lain)
(Putri Paramitha dkk., 2012)
b. Limbah anorganik
Limbah anorganik adalah limbah yang tidak dapat diuraikan oleh proses alamiah dan tidak
dapat membusuk. Meskipun ada juga yang dapat diuraikan namun dalam waktu yang
cukup lama. Contoh dari limbah anorganik diantaranya adalah plastic, styrofom, barang
elektronik, botol plastic, botol kaca, kaleng dan aluminium (Novi Marliani, 2014)
Sumber Limbah Hotel
Hotel adalah jenis akomodasi yang mempergunakan Sebagian atau seluruh bangunan untuk
menyediakan jasa pelayanan penginapan yang dikelola secara komersial. Karena aktivitas yang ada
di hotel hampir sama dengan aktifitas yang ada di pemukiman maka sumber limbahnya pun hampir
sama dengan limbah yang ada di pemukiman.
a. Senyawa fisik
Berwarna, Mengandung padatan
b. Senyawa Kimia Organik
Mengandung karbohidrat, minyak dan lemak, protein, dan unsur surfactant (sabun dan
detergen)
c. Senyawa Kimia Anorganik
Mengandung Alkalanity, Kholorida, Nitrogen, Phosfor, dan Sulfur
Baku mutu limbah cair adalah batas maksimal limbah cair yang diperbolehkan untuk di buang
kelingkungan. Berdasarkan SK Menteri Lingkungan Hidup Nomor : KEP-52/MENLH/10/1995
dinyatakan bahwa standar baku mutu limbah cair adalah sebagai berikut (Menteri Negara
Lingkungan Hidup, 1995):
a. BOD : 30 mg/l
b. COD : 50 mg/l
c. TSS : 500 mg/l
d. PH : 6.0-9.0 mg/
HASIL DAN PEMBAHASAN
Apabila lokasi kerja sangat luas dan terbuka maka resiko tercampurnya limbah dengan air
hujan sangat besar serta, maka dapat dipilih sistem pengumpulan limbah dengan menggunakan
pemompaan dengan perpipaan tertutup. Sistem ini dibuat dengan cara mengumpulkan limbah dari
setiap sumber ke dalam bak pengumpul. Limbah yang terkumpul dalam bak pengumpul ini akan
dipompa secara otomatis menggunakan pompa submersible yang dilengkapi dengan level kontrol.
Untuk sumber limbah yang sangat jauh dari lokasi IPAL, maka dilakukan dengan sistem transfer
dimana limbah dari bak pengumpul dipompa ke dalam bak transfer yang berfungsi sebagai bak
transfer ke lokasi IPAL. Kemudian limbah yang terkumpul dalam bak transfer ini dipompa lagi
menuju IPAL (Setiyono, 2009). Secara detil sistem jaringan pengumpulan limbah ini dapat dilihat
seperti pada Lampiran 1.
Teknologi IPAL Yang Digunakan
Dalam menentukan teknologi proses pengolahan air limbah Hotel, maka dapat didasarkan
atas beberapa kriteria antara lain (Setiyono, 2009):
a. Efisiensi pengolahan dapat mencapai standar Baku Mutu Lingkungan,
b. Pengelolaannya harus mudah,
c. Lahan yang diperlukan tidak terlalu besar,
d. Konsumsi energi sedapat mungkin rendah,
e. Biaya operasinya rendah,
f. Lumpur yang dihasilkan sedapat mungkin kecil,
g. Dapat digunakan untuk air limbah dengan beban BOD yang cukup besar,
h. Dapat menghilangkan padatan tersuspensi (SS) dengan baik,
i. Perawatannya mudah dan sederhana.
Apabila merujuk kepada kriteria tersebut maka untuk pengolahan air limbah Hotel yang
tepat dan efektif digunakan adalah kombinasi dari proses biofilter anaerob-aerob. Ada pun
Skema proses biofilter anaerob-aerob dapat dilihat dengan lebih seksama pada Lampiran 1 & 2.
Air limbah dari bak kontaktor (biofilter) anaerob dialirkan ke bak kontaktor aerob. Di
dalam bak kontaktor aerob ini diisi dengan media khusus dari bahan plastik tipe sarang tawon,
sambil diaerasi atau dihembus dengan udara sehingga mikroorganisme yang ada akan menguraikan
zat organik yang ada dalam air limbah serta tumbuh dan menempel pada permukaan media.
Dengan demikian air limbah akan kontak dengan mikroorgainisme yang tersuspensi dalam air
maupun yang menempel pada permukaan media yang mana hal tersebut dapat meningkatkan
efisiensi penguraian zat organik, serta mempercepat proses nitrifikasi, sehingga efisiensi
penghilangan ammonia menjadi lebih besar. Proses ini sering di namakan Aerasi Kontak (Contact
Aeration).
Dari bak aerasi, air mengalir ke bak pengendap akhir. Di dalam bak ini lumpur aktif yang
mengandung mikroorganisme diendapkan dan sebagian air dipompa kembali ke bagian bak
pengendap awal dengan pompa sirkulasi lumpur. Debit pompa sirkulasi ini dapat diatur dengan
buka tutup kran.
Sebagian air di bak pengendap akhir melimpas (outlet/over flow) melalui weir menuju ke
bak penampung sementara melewati flow meter di luar IPAL. Dari bak penampung outlet
sementara ini air dialirkan menuju ke kolam ikan sebagai bio indikator dan selanjutnya menuju bak
penampungan sementara sebelum dilakukan proses peningkatan kualitas dengan unit multimedia
filtrasi.
Berdasarkan jenis media filter yang digunakan, penyaringan dapat digolongkan menjadi
dua jenis, yaitu filter media granular (butiran) dan filter permukaan. Pada jenis media granular,
media yang paling baik mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1. Ukuran butiran membentuk pori-pori yang cukup besar agar partikel besar dapat tertahan
dalam media, sementara butiran tersebut juga dapat membentuk pori yang cukup halus,
sehingga dapat menahan suspensi.
2. Butiran media bertingkat, sehingga lebih efektif pada saat proses pencucian balik
(backwash).
3. Saringan mempunyai kedalaman yang dapat memberikan kesempatan aliran mengalir
cukup panjang.
4. Media yang paling baik adalah pasir yang ukuran butirannya hampir seragam dengan
ukuran antara 0,6 hingga 0,8 mm.
Laju operasi untuk penyaringan ditentukan oleh kualitas air baku dan media filter. Pada
umumnya laju penyaringan pada saringan pasir cepat adalah 82,4 liter per menit/m2. Unggun
saringan yang terdiri dari dua jenis media, yaitu arang dan pasir menghasilkan lapisan media arang
yang butirannya besar (berat jenis 1,4-1,6) berada diatas media pasir yang lebih halus (berat jenis
2,6). Susunan media dari atas ke bawah kasarhalus, akan memudahkan aliran air. Flok yang besar
akan tertahan butiran arang di bagian atas/permukaan unggun (Setiyono, 2009)
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, antara
lain :
a. Pengelolaan limbah dengan teknologi IPAL dan dilanjutkan dengan Reuse air akan dapat
digunakan sebagai solusi permasalahan bahaya pencemaran lingkungan dan menghindari
terjadinya defisit air bersih.
b. Teknologi re-use dapat menghemat pemakaian air bersih, tanpa mengurangi jumlah
pemakaian air. Program ini dapat menghemat pemakaian air sampai dengan 50%.
c. Terdapat beberapa keuntungan yang akan di dapat oleh pengelola hotel jika upaya
pemanfaatan kembali air ini dilakukan antara lain :
1. Akan meningkatkan image di masyarakat sekitar dan internasional sehingga akan
meningkatkan tingkat hunian hotel.
2. Menghindari ternyadinya konflik sosial dengan masyarakat di sekitar karena
persoalan kekurangan air bersih dan pencemaran lingkungan.
3. Menghindari terjadinya kerusakan lingkungan (intrusi air laut, penurunan muka
daratan akibat penyedotan air bawah tanah)
4. Memberikan lapangan kerja bagi operator IPAL,
5. Mendapatkan keuntungan finasial, karena penurunan pajak pemakaian air.
SARAN
Dalam Pendesainan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) dan Re-use air di lingkungan
perhotelan. Dapat menggunakan teknologi yang memenuhi kriteria berikut :
a. Efisiensi pengolahan dapat mencapai standar Baku Mutu Lingkungan,
b. Pengelolaannya harus mudah,
c. Lahan yang diperlukan tidak terlalu besar,
d. Konsumsi energi sedapat mungkin rendah,
e. Biaya operasinya rendah,
f. Lumpur yang dihasilkan sedapat mungkin kecil,
g. Dapat digunakan untuk air limbah dengan beban BOD yang cukup besar,
h. Dapat menghilangkan padatan tersuspensi (SS) dengan baik,
i. Perawatannya mudah dan sederhana.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rahman Arif. (2014). Adsorpsi Karbon Aktif Dari Tempurung Kluwak (Pangium
Domestik Dengan Proses Anaerobic Baffled Reactor Dan Anaerobic Filter Pada
https://environment-indonesia.com/articles/4-jenis-limbah-berdasarkan-wujudnya/
Hana Hanifah Isnaini. (2020). Potensi Pencemaran Limbah Cair rumah Pemotongan
http://hutritamengkel.blogspot.com/2017/11/jenis-limbah-berdasarkan-
sumbernya.html
https://ilmugeografi.com/geografi-teknik/pengolahan-limbah-gas
Menteri Negara Lingkungan Hidup. (1995). Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Novi Marliani. (2014). Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga (Sampah Anorganik) sebagai Bentuk
124–132.
Putri Paramitha, Maya Shovitri, & Nengah Dwianita Kuswytasari. (2012). Biodegrasi
Setiyono, S. (2009). Disain Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (Ipal) dan Re -
Sulistia, S., & Septisya, A. C. (2020). Analisis Kualitas Air Limbah Domestik Perkantoran.
Surahmah Kurnia, Syamsinar, & Afdaliah. (2020). Akuntansi Manajemen Limbah Industri
Syaiful. (2015). Tingkat resistensi Polusi Suara di Depan RSIA Sentosa Bogor. Jurnal