Anda di halaman 1dari 22

Masalah Limbah

Definisi :
Limbah adalah zat atau bahan buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi atau
kegiatan, baik industri maupun domestic (rumah tangga), yang kehadirannya pada suatu saat
tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena dapat menurunkan kualitas lingkungan. Menurut
Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2014, limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan.
Berdasarkan keputusan Menperindag RI No. 231/MPP/Kep/7/1997 Pasal I tentang prosedur
impor limbah, menyatakan bahawa limbah adalah bahan/barang sisa atau bekas dari suatu
kegiatan atau proses produksi yang fungsinya sudah berubah dari aslinya, kecuali yang dapat
dimakan oleh manusia dan hewan. Pengertian limbah menurut WHO yaitu sesuatu yang tidak
berguna, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan
manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya.
Adapun karakteristik limbah adalah sebagai berikut :
1. Berukuran mikro, maksudnya ukurannya terdiri atas partikel-partikel kecil.
2. Dinamis, artinya limbah tidak diam di tempat, selalu bergerak, dan berubah sesuai dengan
kondisi lingkungan.
3. Penyebarannya berdampak luas, artinya lingkungan yang terkena limbah tidak hanya pada
wilayah tertentu melainkan berdampak pada faktor yang lainnya.
4. Berdampak jangka panjang, maksudnya masalah limbah tidak dapat diselesaikan dalam waktu
singkat. Sehingga dampaknya akan timbul pada generasi mendatang.
Karakterisitik Limbah secara khusus dibagi tiga yaitu :
1. Karakteristik fisik: zat padat, bau, suhu, warna, dan kekeruhan
2. Karakteristik kimia: bahan organik, BOD (Biologycal Oxygen Demand), DO (Dessolved
Oxygen), COD (Chemicial Oxygen Demand), pH (Puissance dHydrogen Scale), dan logam
berat
3. Karakteristik biologi; karakteristik biologi digunakan untuk mengukur kualitas air terutama air
yang dikonsumsi sebagai air minum dan air bersih.

Limbah dikelompokkan berdasarkan sumbernya :


a. Limbah domestik atau rumah tangga
Limbah domestik adalah limbah yang berasal dari kegiatan pemukiman penduduk atau
rumah tangga dan kegiatan usaha seperti pasar, restoran, gedung perkantoran, dan
sebagainya.
Pengertian Limbah Domestik Menurut Para Ahli :
a) Menurut Sugiharto (1987), limbah domestik dapat berupa cairan. Limbah cair yang
dihasilkan dari rumah tangga ini cenderung merupakan kotoran umum .
b) Menurut Stokes (1991), bila pembuangan limbah domestik tidak tepat, limbah itu dapat
dikategorikan menjadi limbah infeksius yang berarti limbah yang dapat menjadi
penyebab munculnya penyakit.
c) Tchobanoglous dan Elliassen (1979), limbah domestik merupakan sampah yang terbawa
air dan berasal dari rumah tangga.
d) Ir. Hieronymus Budi Santoso (1993) , limbah domestik adalah bahan yang terbuang atau
sengaja dibuang dari satu sumber yang berasal dari aktivitas manusia dalam rumah.
Limbah ini belum memiliki nilai ekonomi yang bermanfaat dan bisa jadi malah
berdampak negatif.
e) Cahyono Budi Utomo (1995), limbah domestik bisa berasal dari benda atau zat dari
aktivitas manusia yang sudah tidak digunakan lagi dan sengaja dibuang.
f) Darmadi (1997), produk akhir yang berasal dari proses pencucian atau metabolisme tubuh
dapat dinamakan sebagai limbah domestik. Bentuknya bisa cair, padat atau setengah
padat.
Limbah yang dihasilkan dari proses atau kegiatan rumah tangga (domestik) antara lain adalah :

Limbah padat: sisa makanan, tinja manusia dll


Limbah cair: urine manusia, air bekas cucian, air bekas mandi dll
Limbah gas: asap dapur, asap hasil pembakaran sampah, dll

b. Limbah industri
Limbah industri merupakan sisa atau buangan dari hasil proses industri, antara lain adalah :

Limbah padat: sisa sparepart, tong bekas, kain bekas, besi, dll

Limbah cair: bahan kimia, hasil pelarut, air bekas produksi, oli bekas, dll

Limbah gas: gas buangan kendaraan bermotor, gas buangan boiler, gas hasil pembakaran
dll

c. Limbah pertanian
Limbah pertanian berasal dari daerah atau kegiatan pertanian maupun perkebunan.
Contohnya adalah sisa daun-daunan, ranting, jerami, kayu dan lain-lain.
d. Limbah konstruksi
Limbah konstruksi didefinisikan sebagai material yang sudah tidak digunakan lagi dan yang
dihasilkan dari proses konstruksi, perbaikan atau perubahan. Jenis material limbah konstruksi
yang dihasilkan dalam setiap proyek konstruksi antara lain proyek pembangunan maupun
proyek pembongkaran (contruction and domolition). Yang termasuk limbah construction
antara lain pembangunan perubahan bentuk (remodeling), perbaikan (baik itu rumah atau
bangunan komersial). Sedangkan limba demolition antara lain Limbah yang berasal dari
perobohan atau penghancuran bangunan.
e. Limbah radioaktif
Limbah radioaktif berasal dari setiap pemanfaatan tenaga nuklir, baik pemanfaatan untuk
pembangkitan daya listrik menggunakan reaktor nuklir, maupun pemanfaatan tenaga nuklir
untuk keperluan industri dan rumah sakit. Bahan atau peralatan terkena atau menjadi
radioaktif dapat disebabkan karena pengoperasian instalasi nuklir atau instalasi yang
memanfaatkan radiasi pengion.
f. Limbah pertambangan
Limbah pertambangan berasal dari kegiatan pertambangan. Jenis limbah yang dihasilkan
terutama berupa material tambang, seperti logam dan batuan.
g. Limbah pariwisata

Kegiatan wisata menimbulkan limbah yang berasal dari sarana transportasi yang membuang
limbahnya ke udara, dan adanya tumpahan minyak dan oli yang dibuang oleh kapal atau
perahu motor di daerah wisata bahari.
h. Limbah medis
Limbah yang bersal dari dunia kesehatan atau libah medis mirip dengan sampah domestik
pada umumnya. Obat-obatan dan beberapa zat kimia adalah contoh limbah medis.

Pengelompokan Limbah Berdasarkan Jenis Senyawa (Komposisnya) :


Pengelompokan limbah berdasarkan jenis senyawa (Komposisnya) atau secara kimiawi,
limbah dikelompokkan menjadi dua bentuk yaitu limbah organik dan anorganik. Berikut ini
akan dijelaskan secara rinci kedua jenis limbah tersebut. Komposisi limbah terbanyak di
negara-negara berkembang adalah limbah organik, sebesar 60- 70%, sedangkan limbah
anorganik sebesar 30%.
1. Limbah organik
Limbah organik terdiri dari dua suku kata yaitu Limbah dan Organ. Limbah diartikan
menjadi sisa atau buangan, sedangkan organ diartikan sebagai kelompok jaringan yang
melakukan beberapa fungsi (mahluk hidup). Apabila kedua kata tersebut digabungkan maka
limbah organik adalah limbah yang merupakan sisa atau buangan mahluk hidup mencangkup
tumbuhan dan hewan. Ini merupakan salah satu pengertian dari limbah organik.
Selain itu, ada beberapa definisi lain dari limbah organik yang akan dijelaskan pada
artikel ini. Limbah organik memiliki defenisi berbeda yang penggunaannya dapat disesuaikan
dengan tujuan penggolongannya. Berdasarkan pengertian secara kimiawi limbah organik
merupakan segala limbah yang mengandung unsur karbon (C). Oleh sebab itu, limbah
organik dapat meliputi limbah dari mahluk hidup (misalnya kotoran hewan dan manusia, sisa
makanan, dan sisa-sisa tumbuhan mati), kertas, plastik, dan karet. Dilihat secara teknis
sebagian besar orang mendefinisikan limbah organik sebagai limbah yang hanya berasal dari
mahluk hidup (alami) dan sifatnya mudah busuk. Artinya, bahan-bahan organik alami namun
sulit membusuk/terurai, seperti kertas, dan bahan organik sintetik (buatan) yang juga sulit

membusuk/terurai, seperti plastik dan karet, tidak termasuk dalam limbah organik. Hal ini
berlaku terutama ketika orang memisahkan limbah padat (sampah) di tempat pembuangan
sampah untuk keperluan pengolahan limbah.
Limbah organik yang berasal dari mahluk hidup mudah membusuk karena pada mahluk
hidup terdapat unsur karbon (C) dalam bentuk gula (karbohidrat) yang rantai kimianya relatif
sederhana sehingga dapat dijadikan sumber nutrisi bagi mikroorganisme, seperti bakteri dan
jamur. Hasil pembusukan limbah organik oleh mikroorganisme sebagian besar adalah berupa
gas metan (CH4) yang juga dapat menimbulkan permasalahan lingkungan.
Pengertian lain dari limbah organik yaitu limbah yang dapat diuraikan secara sempurna
oleh proses biologi baik aerob atau anaerob. Limbah organik dapat dengan mudah diuraikan
melalui proses yang alami. Limbah ini mempunyai sifat kimia yang stabil sehingga zat
tersebut akan mengendap kedalam tanah, dasar sungai, danau, serta laut dan selanjutnya akan
mempengaruhi organisme yang hidup di dalamnya.
Limbah organik dapat mengalami pelapukan (dekomposisi) dan terurai menjadi bahan
yang lebih kecil dan tidak berbau (sering disebut dengan kompos). Kompos merupakan hasil
pelapukan bahan-bahan organik seperti daun-daunan, jerami, alang-alang, sampah, rumput,
dan bahan lain yang sejenis yang proses pelapukannya dipercepat oleh bantuan manusia.
Sampah pasar khusus seperti pasar sayur mayur, pasar buah, atau pasar ikan yang
jenisnya relatif seragam, dimana sebagian besar (95%) berupa sampah organik sehingga lebih
mudah ditangani. Sampah yang berasal dari pemukiman umumnya sangat beragam, tetapi
secara umum minimal 75% terdiri dari sampah organik dan sisanya anorganik.
Limbah organik dibagi menjadi dua yaitu limbah organik basah dan limbah organik
kering. Limbah organik basah memiliki kandungan air yang cukup tinggi seperti kulit buah
dan sisa sayuran. Limbah organik kering merupakan limbah yang memiliki kandungan air
yang relatif sedikit seperti kayu, ranting pohon, dedaunan kering dll.
2. Limbah anorganik
Limbah anorganik terdiri dari dua suku kata yaitu limbah dan anorganik. Limbah artinya
sisa atau buangan, sedangkan anorgan artinya bukan berasal dari kelompok jaringan yang
melakukan beberapa fungsi (mahluk hidup). Apabila kedua kata tersebut digabungkan maka

limbah anorganik adalah limbah yang bukan merupakan sisa atau bungan mahluk hidup
mencangkup tumbuhan dan hewan.
Pengertian lain dari limbah anorganik secara kimiawi yaitu limbah yang tidak
mengandung unsur karbon, seperti logam (misalnya besi dari mobil bekas atau perkakas, dan
aluminium dari kaleng bekas atau peralatan rumah tangga), kaca, dan pupuk anorganik
(misalnya yang mengandung unsur nitrogen dan fosfor). Limbah-limbah ini tidak memiliki
unsur karbon sehingga tidak dapat diurai oleh mikroorganisme. Seperti halnya limbah
organik, pengertian limbah anorganik yang sering diterapkan di lapangan umumnya limbah
anorganik dalam bentuk padat (sampah). Selain itu, limbah anorganik juga merupakan
limbah yang tidak dapat atau sulit terurai/busuk secara alami oleh mikroorganisme pengurai,
sehingga plastik, kertas, dan karet juga dikelompokkan sebagai limbah anorganik. Bahanbahan tersebut sulit diurai oleh mikroorganisme karena unsur karbonnya membentuk rantai
kimia yang kompleks dan panjang (polimer).
Beberapa limbah anorganik dapat didaur ulang kembali seperti plastik, logam, dan kaca.
Namun, limbah yang dapat didaur ulang tersebut harus diolah terlebih dahulu dengan cara
sanitary landfill, pembakaran (incineration), atau penghancuran (pulverisation).
Limbah anorganik seperti plastik, styrofoam, dll apabila dibiarkan terus-menerus akan
semakin banyak dan menumpuk sehingga selain dapat mengganggu pemandangan juga dapat
menjadi polutan pada tanah. Air limbah industri juga dapat mengandung berbagai jenis
bahan anorganik, zat-zat tersebut diantaranya :

Garam anorganik seperti magnesium sulfat, magnesium klorida yang berasal dari kegiatan

pertambangan dan industry


Asam anorganik seperti asam sulfat yang berasal dari industri pengolahan biji logam dan
bahan bakar fosil

3. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)


Sadar atau tidak sadar di sekitar kita tinggal dikelilingi oleh senyawa kimia yang
membuat kehidupan umat manusia lebih nyaman dan enak. Senyawa kimia diperlukan oleh
dunia industri pangan, industri farmasi, industri tekstil, industri elektronik, industri prtahanan
dan keamanan, industri transportasi dan keperluan rumah tangga lainnya. Seseorang duduk di
rumah sudah dikelilingi oleh bahan senyawa kimia seperti TV, meja dan kursi yang beraneka

warna, tembok rumah dengan beraneka warna, pembersih kaca jendela dan pintu, pembersih
lantai antimikroba pathogen dll. Senyawa kimia bermanfaat bagi kehidupan manusia, tetapi
limbah kimia khususnya senyawa kimia yang mengandung bahan berbahaya dan beracun
(B3) adalah kelompok limbah yang secara langsung maupun tidak langsung dapat
mencemarkan, membahayakan lingkungan, kesehatan dan kelangsungan hidup manusia dan
makhluk hidup lainnya.
a) Definisi limbah B3 menurut BAPEDAL (1995)
Limbah B3 adalah setiap bahan sisa (limbah) suatu kegiatan proses produksi yang
mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) karena sifat (toxicity, flammability,
reactivity. dan corrosivity) serta konsentrasi atau jumlahnya tidak langsung dapat merusak,
mencemarkan lingkungan, atau membahayakan kesehatan manusia.
b) Definisi limbah B3 menurut Peraturan Pemerintah RI NO. 18 Tahun 1999
B3 adalah semua bahan/senyawa baik padat, cair ataupun gasyang mempunya potensi
merusak terhadap kesehatan manusia serta lingkungan akibat sifat-sifat yang dimiliki
senyawa tersebut.
Limbah B3 sendiri merupakan jenis limbah yang sangat berbahaya, suatu limbah dapat
dikatakan sebagai limbah B3 jika mengandung bahan yang berbahaya serta beracun karena
sifat dan konsentrasinya bisa mencemari lingkungan dan membahayakan kehidupan manusia
dan lingkungan. Limbah B3 sendiri masih memiliki beberapa karateristik lagi yakni;
Beracun, mudah meledak mudah terbakar, bersifat korosif, bersifat reaktif, dapat
menyebabkan infeksi dan masih banyak lagi.
Berdasarkan sumbernya, limbah B3 dapat diklasifikasikan menjadi :

Primary sludge, yaitu limbah yang berasal dari tangki sedimentasi pada pemisahan awal

dan banyak mengandung biomassa senyawa organik yang stabil dan mudah menguap.
Chemical sludge, yaitu limbah yang dihasilkan dari proses koagulasi dan flokulasi.
Excess activated sludge, yaitu limbah yang berasal dari proses pengolahan dengan lumpur
aktif sehingga banyak mengandung padatan organik berupa lumpur dari hasil proses

tersebut.
Digested sludge, yaitu limbah yang berasal dari pengolahan biologi dengan digested
aerobicdi mana padatan/lumpur yang dihasilkan cukup stabil dan banyak mengandung
padatan organik.

Contoh limbah B3 antara lain logam berat seperti Al, Cr, Cd, Cu, Fe, Pb, Mn, Hg, dan Zn
serta zat kimia seperti pestisida, sianida, sulfida, fenol, dan lain sebagainya.
Kasus limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) seperti logam berat merkuri (Hg)
pernah mencemari air permukaan tanah di Jepang yang menyebabkan penyakit minamata.
Selain itu, beberapa air laut di teluk Indonesia juga pernah tercemar oleh logam berat
termasuk merkuri, begitu juga di air permukaan tanah di dekat air terjun niagara USA yang
disebut kasus love canal juga pernah tercemar oleh limbah B3. Kasus lainnya yaitu susu
sapi yang tercemar oleh limbah B3 seperti dikhloro difenil trikhloroetana (DDT) akibat dari
rumput yang merupakan sumber makanan untuk sapi tercemar oleh DDT.
Limbah yang dihasilkan dari kegiatan industri kebanyakan tergolong ke dalam jenis
limbah B3. Sehingga sebelum dilakukan pembuangan harus melalui pengolahan khusus dan
penetralan agar pada saat dibuang, aman bagi lingkungan. Industri yang sangat berpotensi
menghasilkan limbah B3 yaitu industri kimia anorganik, industri kimia organik, industri
pemurnian minyak bumi, industri besi dan baja, industri penyamakan kulit, industri cat dan
pelapis, industri electroplating serta industri rumah sakit yang menghasilkan limbah
infeksius.
Contoh produk limbah rumah tangga berpotensi B3, yaitu sebagai berikut :
a) Dapur : pembersih lantai, kompor gas, pembersih kaca, plastik, racun tikus,

dan bubuk

pembersih.
b) Tempat cucian : pembersih, detergen, pembersih lantai, bahan pencelup, dan pembuka
sumbat saluran air kotor.
c) Kamar mandi : aerosol, disifektan, hair spray, pewarna rambut, pembersih toilet, dan
medicated shampoo.
d) Kamar tidur : kamper, obat anti nyamuk, baterai, cat kuku, dan pembersih.
e) Garasi dan gudang : oli dan aki mobil, minyak rem, catwax, pembesih karburator, cat dan
tiner, lem, pembunuh tikus, semir sepatu, dan genteng asbes.
f) Ruang tamu : pembersih karpet, pembersih lantai, pembersih perabotan, pembersih kaca,
pengharum ruangan.
g) Taman : pupuk dan insektisida.
h) Ruang makan : bumbu dan obat.

Besarnya dampak dan kerugian akibat dari pencemaran limbah B3, maka limbah B3
harus diproses secara tepat dan benar menurut prosedur dan peraturan limbah B3. Limbah B3
perlu diketahui dari mana sumbernya, apa jenis dan konsentrasi limbah serta bagaimana
metode penanganan limbah B3 tersebut. Apabila limbah B3 tidak dikelola dengan baik, maka
sumber limbah B3 akan mencemari air permukaan tanah yang digunakan sebagai bahan baku
pembuatan air minum dan juga kehidupan ikan serta tanaman pangan akan terganggu.
Penanganan dan manajemen limbah B3 pada setiap tahap dalam kegiatan industri merupakan
upaya yang tepat untuk mencegah pencemaran terjadi.
Sesuai dengan kriteria yang tercantum dalam peraturan pemerintah No.18 Tahun 1999
tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, limbah B3 terbagi atas dua
macam yaitu yang spesifik dan yang tidak spesifik.
Perbedaan pokok antara limbah B3 spesifik dan tidak spesifik terletak pada cara
penggolongannya. Pada limbah spesifik digolongkan kedalam jenis industri, sumber
pencemaran, asal limbah, dan pencemaran utama sedangkan pada limbah tidak spesifik
penggolongannya atas dasar kategori dan bahan pencemar.
Jenis limbah ada 5 berdasarkan sifatnya yaitu:

Limbah korosif adalah limbah yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan dapat

membuat logam berkarat


Limbah beracun adalah limbah yang mengandung racun berbahaya bagi manusia dan

lingkungan. Limbah ini mengakibatkan kematian jika masuk ke dalam tubuh manusia.
Limbah reaktif adalah limbah yang memiliki sifat mudah bereaksi dengan oksigen atau
limbah organik peroksida yang tidak stabil dalam suhu tinggi dan dapat menyebabkan

kebakaran.
Limbah mudah meledak adalah limbah yang melalui proses kimia dapat menghasilkan gas

dengan suhu tekanan tinggi serta dapat merusak lingkungan.


Limbah mudah terbakar adalah limbah yang mengandung bahan yang menghasilkan
gesekan atau percikan api jika berdekatan dengan api.
Kualitas limbah dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang memengaruhi kualitas limbah
adalah sebagai berikut :

1. Volume limbah.
Banyak sedikitnya limbah memengaruhi kualitas limbah. Jika limbah di lingkungan
terdapat dalam jumlah banyak, limbah tersebut berbahaya. Akan tetapi, jika jumlahnya
sedikit maka limbah tidak akan membahayakan.
2.

Kandungan bahan pencemar.


Kualitas limbah dipengaruhi oleh kandungan bahan pencemar. Limbah dikategorikan
berbahaya jika mengandung pencemar berbahaya. Jika limbah tidak mengandung bahan
pencemar berbahaya, berarti limbah tersebut tidak membahayakan.

3. Frekuensi pembuangan limbah.


Pembuangan limbah dengan frekuensi yang sering akan menimbulkan masalah. Jika
pembuangan limbah dilakukan dengan frekuensi yang tidak sering maka limbah tidak
akan membahayakan.
Aktifitas

sektor

industri

juga

menimbulkan

dampak

eksternalitas.

Menurut

Mangkoesoebroto (1993) Eksternalitas yaitu keterkaitan suatu kegiatan dengan kegiatan lain
yang tidak melalui mekanisme pasar. Eksternalitas dapat bersifat positif maupun negatif.
Eksternalitas positif dari sektor industri adalah pemanfaatan kembali sisa buangan atau
limbah oleh pihak lain misal limbah padat yang dihasilkan oleh industri tekstil berupa lumpur
atau sludge dapat dimanfaatkan kembali menjadi pupuk organik, bahan campuran pembuatan
konblok, dan batako. Contoh yang termasuk eksternalitas negatif adalah limbah industri yang
dapat menimbulkan pencemaran udara, air dan tanah.
Dampak negatif limbah bagi kehidupan antara lain:

Menimbulkan berbagai penyakit seperti penyakit diare, tifus, demam berdarah, ISPA

(Infeksi Saluran Pernapasan Akut) bahkan kematian.


Membahayakan ekosistem dan kehidupan flora dan fauna bahkan dapat menyebabkan

kepunahan
Apabila limbah mencemari sumber air yang digunakan untuk pertanian, maka dapat

menyebabkan gagal panen sehingga ketahanan pangan juga dapat terganggu


Pencemaran udara dan polusi suara dapat menyebabkan tingkat stress makin tinggi

Lingkungan mempunyai daya tampung limbah yang terbatas. Ketika limbah yang dibuang
tidak melebihi ambang batas, lingkungan masih dapat menguraikannya sehingga tidak
menimbulkan pencemaran. Namun jika ambang batas tersebut terlampaui, maka lingkungan
tidak dapat menetralisir limbah yang ada sehingga timbul masalah pencemaran dan degradasi
kondisi lingkungan.
Berdasarkan dari wujud limbah yang dihasilkan, limbah dibagi menjadi tiga yaitu limbah
padat, limbah cair dan gas :
1. Limbah padat
Limbah padat atau sampah merupakan bahan-bahan buangan rumah tangga atau pabrik
yang tidak digunakan lagi atau tidak terpakai dalam bentuk padat. Limbah padat ini
misalnya, sisa makanan, sayuran, potongan kayu, sobekan kertas, sampah, plastik, dan
logam. Limbah padat dapat diklasifikasikan menjadi enam kelompok sebagai berikut:
Sampah organik mudah busuk (garbage), yaitu limbah padat semi basah, berupa bahanbahan organik yang mudah membusuk atau terurai mikroorganisme. Contohnya yaitu:
sisa makanan, sisa dapur, sampah sayuran, kulit buah-buahan.
Sampah anorganik dan organik tak membusuk (rubbish), yaitu limbah padat anorganik
atau organik cukup kering yang sulit terurai oleh mikroorganisme, sehingga sulit
membusuk. Contohnya yaitu: selulosa, kertas, plastik, kaca, logam.
Sampah abu (ashes), yaitu limbah padat yang berupa abu, biasanya hasil pembakaran.
Sampah ini mudah terbawa angin karena ringan dan tidak mudah membusuk.
Sampah bangkai binatang (dead animal), yaitu semua limbah yang berupa bangkai
binatang, seperti tikus, ikan dan binatang ternak yang mati.
Sampah sapuan (street sweeping), yaitu limbah padat hasil sapuan jalanan yang berisi
berbagai sampah yang tersebar di jalanan, sperti dedaunan, kertas dan plastik.
Sampah industri (industrial waste), yaitu semua limbah padat yang bersal daribuangan
industri. Komposisi sampah ini tergantung dari jenis industrinya.
Penanganan limbah padat bisa dibedakan dari kegunaan atau fungsi limbah padat itu
sendiri. Limbah padat ada yang dapat didaur ulang atau dimanfaatkan lagi serta
mempunyai nilai ekonomis seperti plastik, tekstil, potongan logam, namun ada juga yang
tidak bisa dimanfaatkan lagi. Limbah padat yang tidak dapat dimanfaatkan lagi biasanya

dibuang, dibakar, atau ditimbun begitu saja. Beberapa industri tertentu limbah padat yang
dihasilkan terkadang menimbulkan masalah baru yang berhubungan dengan tempat atau
areal luas yang dibutuhkan untuk menampung limbah tersebut.
2. Limbah cair
Menurut PP No. 82 Tahun 2001, limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha atau
kegiatan yang berwujud cair. Limbah cair atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang
berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya, dan pada
umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan
manusia serta menggangu lingkungan hidup. Contoh limbah cair adalah air bekas mencuci
pakaian, air bekas pencelupan warna pakaian, dan sebagainya.
Beberapa pengertian limbah cair menurut beberapa pendapat antara lain:
a) Menurut Sugiharto (1987), limbah cair atau wastewater adalah kotoran dari manusia,
rumah tangga, dan berasal dari industri, atau air permukaan serta buangan lainnya.
Dengan demikian air buangan ini merupakan hal yang bersifat kotoran umum.
b) Menurut Azwar (1990), limbah cair adalah air yang tidak bersih dan mengandung berbagai
zat yang membahayakan kehidupan manusia atau hewan serta tumbuhan, merupakan
kegiatan manusia seperti, limbah industri dan limbah rumah tangga.
c) Menurut Notoatmodjo (2003), limbah cair atau air buangan adalah sisa air yang dibuang
yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya. Pada
umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi
kesehatan manusia serta mengganggu lingkungan hidup.
Limbah cair dapat diklasifikasikan dalam empat kelompok diantaranya yaitu:

Limbah cair domestik (domestic wastewater), yaitu limbah cair hasil buangan dari
perumahan (rumah tangga), bangunan, perdagangan dan perkantoran. Contohnya yaitu: air

sabun, air detergen sisa cucian, dan air tinja.


Limbah cair industri (industrial wastewater), yaitu limbah cair hasil buangan industri.
Contohnya yaitu: sisa pewarnaan kain/bahan dari industri tekstil, air dari industri
pengolahan makanan, sisa cucian daging, buah, atau sayur.

Rembesan dan luapan (infiltration and inflow), yaitu limbah cair yang berasal dari
berbagai sumber yang memasuki saluran pembuangan limbah cair melalui rembesan ke
dalam tanah atau melalui luapan dari permukan. Air limbah dapat merembes ke dalam
saluran pembuangan melalui pipa yang pecah, rusak, atau bocor sedangkan luapan dapat
melalui bagian saluran yang membuka atau yang terhubung kepermukaan. Contohnya
yaitu: air buangan dari talang atap, pendingin ruangan (AC), bangunan perdagangan dan

industri, serta pertanian atau perkebunan.


Air hujan (storm water), yaitu limbah cair yang berasal dari aliran air hujan di atas
permukaan tanah. Aliran air hujan dipermukaan tanah dapat melewati dan membawa
partikel-partikel buangan padat atau cair sehingga dapat disebut limbah cair.
Jenis-jenis limbah cair dapat digolongkan berdasarkan pada :
1. Sifat Fisika dan sifat Agregat.
Keasaman sebagai salah satu contoh sifat limbah dapat diukur dengan menggunakan
metoda Titrimetrik.
2. Parameter logam.
Contohnya, Arsenik (As) dengan metoda SSA
3. Anorganik non Metelik.
Contohnya, Amonia (NH3-N) dengan metoda Biru Indofenol
4. Organik Agregat.
Contohnya, Biological Oxygen Demand (BOD)
5. Mikroorganisme contohnya E coli dengan metoda MPN
6. Sifat khusus contohnya Asam Borat (H3BO3) dengan metoda Titrimetrik
7. Air laut contohnya Tembaga (Cu) dengan metoda SPR-IDA-SSA
Limbah cair bersumber dari pabrik yang biasanya banyak menggunakan air dalam
sistem prosesnya. Selain itu, ada juga bahan baku mengandung air sehingga dalam proses
pengolahannya air harus dibuang. Air terikut dalam proses pengolahan kemudian dibuang
misalnya ketika dipergunakan untuk pencuci suatu bahan sebelum diproses lanjut. Air
ditambah bahan kimia tertentu kemudian diproses dan setelah itu dibuang. Semua jenis
perlakuan ini mengakibatkan buangan air.

Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti logam
berat, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama
yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air,
seperti limbah pabrik yang mengalir ke sungai.
Limbah cair yang tidak ditangani atau diolah dengan baik dapat menimbulkan
dampak yang besar bagi pencemaran lingkungan serta dapat menjadi sumber penyakit
bagi masyarakat. Industri primer pengolahan hasil hutan merupakan salah satu
penyumbang limbah cair yang berbahaya bagi lingkungan. Bagi industri-industri besar,
seperti industri pulp dan kertas, teknologi pengolahan limbah cair yang dihasilkannya
mungkin sudah memadai, namun tidak demikian bagi industri kecil atau sedang. Selain
itu, limbah cair domestik biasanya tidak terlalu diperhatikan dengan baik padahal kalau
dibiarkan terus menerus dalam jangka waktu lama dapat menjadi masalah bagi
lingkungan dan kesehatan masyarakat. Sebagai contoh, limbah air deterjen sisa cucian
apabila dibiarkan dalam jangka panjang akan menjadi sumber pencemaran lingkungan
dan menjadi sumber penyakit bagi masyarakat. Mengingat penting dan besarnya dampak
yang ditimbulkan oleh limbah cair bagi lingkungan, sehingga penting bagi sektor industri
maupun domestik untuk memahami dasar-dasar teknologi pengolahan limbah cair.
Apabila limbah cair yang mengandung bahan pencemaran tersebut langsung dialirkan
ke sungai atau danau akan mengakibatkan terjadinya pencemaran pada badan air
tersebut.Pemerintah telah menetapkan baku mutu efluen dan baku mutu beberapa badan
air sesuai dengan peruntukannya. Baku mutu efluen bagi industri diatur dalam Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor KEP-51/MENLH/10/1995. Baku mutu
menetapkan kualitas dan jumlah (debit) maksimal yang diizinkan (harus dipenuhi).
Kualitas efluen dalam baku mutu ditetapkan dengan memberikan batasan kadar maksimal
beberapa parameter bahan pencemar yang terdapat dalam efluen suatu jenis industri.
Pengelolaan air limbah ditujukan agar efluen dapat memenuhi baku mutu yang
dipersyaratkan.
Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian
lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun industri
yang dibangun harus dapat dioperasikan dan dipelihara oleh masyarakat setempat.
Teknologi pengolahan yang dipilih harus sesuai dengan kemampuan teknologi

masyarakat yang bersangkutan. Pengolahan limbah cair dapat dikelompokkan menjadi


tiga yaitu: pengolahan secara biologi, pengolahan secara fisika, dan pengolahan secara
kimia.
c. Limbah Gas
Limbah gas adalah limbah zat (zat buangan) yang berwujud gas dan memanfaatkan
udara sebagai media. Limbah gas dapat dilihat dalam bentuk asap. Limbah gas selalu
bergerak sehingga penyebarannya sangat luas. Contoh limbah gas adalah gas
pembuangan kendaraan bermotor.
Secara alami udara mengandung unsur-unsur kimia seperti O2, N2, NO2, CO2, H2
dll. Penambahan gas ke udara yang melampaui kandungan udara alami akan menurunkan
kualitas udara. Limbah gas yang dihasilkan berlebihan dapat mencemari udara serta dapat
mengganggu kesehatan masyarakat. Zat pencemar melalui udara diklasifikasikan menjadi
dua bagian yaitu partikel dan gas. Partikel adalah butiran halus dan masih mungkin
terlihat dengan mata telanjang seperti uap air, debu, asap, kabut dan fume. Sedangkan
pencemaran berbentuk gas hanya dapat dirasakan melalui penciuman (untuk gas tertentu)
ataupun akibat langsung.
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi
di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan
tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti. Pencemaran
udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Sifat
alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat lokal, regional,
maupun global. Banyak faktor yang dapat menyebabkan pencemaran udara, diantaranya
pencemaran yang ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia atau
kombinasi keduanya. Pencemaran udara dapat mengakibatkan dampak pencemaran udara
bersifat langsung dan tidak langsung dalam kurun waktu lama. Jenis dan karakteristik
setiap jenis limbah akan tergantung dari sumber limbah.
Tabel 1 : Beberapa macam limbah gas yang umum ada di udara
No.

Jenis

Keterangan

1. Karbon monoksida (CO) Gas tidak berwarna, tidak berbau

2. Karbon dioksida (CO2)

Gas tidak berwarna, tidak berbau

3. Nitrogen oksida (NOx)

Gas berwarna dan berbau

4. Sulfur oksida (SOx)

Gas tidak berwarna dan berbau tajam

5. Asam klorida (HCl)

Berupa uap

6. Amonia (NH3)

Gas tidak berwarna, berbau

7. Metan (CH4)

Gas berbau

8. Hidrogen fluorida (HF)

Gas tidak berwarna

9. Nitrogen sulfida (NS)

Gas berbau

10. Klorin (Cl2)

Gas berbau

Dampak kesehatan yang akan di timbulkan yaitu substansi pencemar yang terdapat di
udara dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem pernapasan. Jauhnya penetrasi zat
pencemar ke dalam tubuh bergantung kepada jenis pencemar. Partikulat berukuran besar
dapat tertahan di saluran pernapasan bagian atas, sedangkan partikulat berukuran kecil
dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari paru-paru, zat pencemar diserap oleh sistem
peredaran darah dan menyebar ke seluruh tubuh. Dampak kesehatan yang paling umum
dijumpai adalah ISPA (infeksi saluran pernapasan akut), termasuk di antaranya, TBC,
asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan lainnya.

Cara pembuangan limbah


Limbah, baik limbah cair, padat, gas dan limbah B3 memiliki cara tersendiri dalam
penanganan pembuangan. Limbah B3 tidak bisa disamakan pembuangannya dengan limbah
cair ataupun limbah padat begitu pula sebaliknya. Untuk penanganan limbah cair sendiri
masih dibagi lagi menjadi beberapa bagian, untuk lebih jelasnya perhatikan bagaimana cara
penanganan limbah di bawah ini.
a) Penanganan limbah cair
Penanganan limbah Cair sangatlah sulit, setiap bahan yang berbeda harus ditangani
dengan cara yang berbeda pula. Dalam penanganan limbah cair terdapat beberapa cara
yakni sebagai berikut ini:

Pengolahan primer

Pengolahan sekunder
Pengolahan tersier
Desinfeksi
Pengolahan lumpur

b) Pengolahan limbah padat


Pada pengolahan limbah padat berbeda dengan penanganan limbah cair, dalam
penanganan limbah padat dibagi dalam beberapa cara yakni:

Penimbunan terbuka
Sanitary landfill
Daur ulang
Insinerasi
Dijadikan kompos

c) Pengolahan limbah gas


Untuk penanganan limbah gas lebih ditekankan pada bagaimana mencegah gas pencemar
tersebut mencemari lingkungan, misalnya dengan memasang filter (penyaring) pada
knalpot kendaraan bermotor, pengendap siklon, mengontrol emisi gas buang dan masih
banyak lagi.
d) Pengolahan limbah B3
Pengolahan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) memiliki cara yang berbeda,
berhubung jenis limbah ini bisa menimbulkan bahaya bagi lingkungan maka penanganan
dengan benar haruslah diperhatikan. Untuk pembuangan limbah B3 haruslah berhati-hati
karena tidak bisa dibuang begitu saja, limbah haruslah diolah terlebih dahulu baik melalui
pengolahan fisik, biologi dan kimia dengan tujuan dapat menghilangkan efek berbahaya
yang terdapat didalam limbah. Berikut ini beberapa cara pengolahan limbah B3:

Kolam penyimpanan (surface impoundments)


Sumur dalam/Sumur injeksi
Secure landfill/lanfill untuk limbah B3
Limbah telah menjadi persoalan penting di negeri ini, untuk menciptakan negeri yang

bersih dan sehat tentunya harus kita mulai dengan cara hidup bersih dan sehat pula.

Untuk itu mulailah dengan kehidupan sehari-hari misalnya saja membersihkan halaman
rumah, selokan didepan rumah dan juga sadarkan diri akan pentingnya membuang
sampah pada tempatnya. Kesadaran ini juga harus dilakukan oleh semua pihak, terutama
jangan lagi ada pabrik-pabrik yang membuang limbah di sungai. Selain merugikan bagi
kesehatan limbah yang di buang di sungai juga bisa membawa efek yang lain, misalnya
saja biota sungai seperti ikan, plankton dan tanaman air akan mati. Sungai yang tercemar
juga akan sangat buruk dipandang, mestinya sungai bisa kita manfaatkan sebagai tempat
rekreasi dan mencari rezeki namun jika sudah tercemar seperti ini mau bagaimana lagi.
Semoga kedepannya Indonesia menjadi negara yang bersih, sehat dan bersih dari limbah.

DAUR ULANG LIMBAH DAN PEMANFAATAN ULANG LIMBAH


Daur ulang adalah penggunaan kembali material atau barang yang sudah tidak digunakan,
menjadi bentuk lain.
A. Tujuan Daur Ulang dan Pemanfaatan Ulang
1. Mengurangi jumlah limbah untuk mengurangi pencemaran atau kerusakan lingkungan.
2. Mengurangi penggunaan bahan atau sumber daya alam.
3. Mendapatkan penghasilan karena dapat dijual ke masyarakat .
4. Melestarikan kehidupan makhluk yang terdapat di suatu lingkungan tertentu.
5. Menjaga keseimbangan ekosistem makhluk hidup yang terdapat di dalam lingkungan.
6. Mengurangi sampah anorganik karena sampah anorganik ada yang dapat bertahan hingga
300 tahun ke depan.
B. Langkah Daur Ulang atau Pemanfaatan Ulang
Untuk memudahkan proses daur ulang dan pemanfaatan ulang, langkah-langkah yang
dilakukan adalah sebagai berikut,
1. Pemisahan
Limbah yang akan didaur ulang atau dimanfaatkan ulang dipisahkan dengan limbah yang
harus dibuang ke tempat pembuangan.
2. Penyimpanan

Limbah yang sudah dipisahkan tadi disimpan dalam kotak yang tertutup. Usahakan setiap
kotak yang tertutup hanya berisi satu jenis material limbah tertentu, misalnya kertas
bekas atau botol bekas.
3. Pengiriman atau penjualan
Barang-barang yang sudah terkumpul dapat dijual ke pabrik yang membutuhkan material
bekas sebagai bahan baku atau dapat dijual atau diberikan ke pemulung.
C. Macam-macam limbah yang dapat didaur ulang
Berikut adalah beberapa jenis limbah atau material yang dapat dimanfaatkan melalui daur
ulang.
1. Kertas. Semuajenis kertas dapat didaur ulang, seperti kertas koran dan kardus.
2. Gelas. Botol kecap, botol sirup, dan gelas / piring pecah dapat digunakan untuk membuat
botol, gelas, atau piring yang baru.
3. Aluminium. Kaleng bekas makanan dan minuman dapat dimanfaatkan kembali sebagai
kaleng pengemas.
4. Baja. Baja sisa kontruksi bangunan akan berguna sebagai bahan baku pembuatan baja
baru.
5. Plastik. Limbah plastik dapat dilarutkan dan diproses lagi menjadi bahan pembungkus
(pengepakan) untuk berbagai keperluan. Misalnya, dijadikan tas, botol minyak pelumas,
botol minuman, dan botol sampo.
D. Macam-macam limbah yang dapat dimanfaatkan tanpa proses daur ulang
Beberapa jenis limbah ada yang dapat dimanfaatkan secara langsung atau pun dilakukan
melalui proses daur ulang. Berikut ini beberapa macam limbah yang dapat dirasakan atau
dimanfaatkan secara langsung.
1. Ampas tahu
Ampas tahu bisa digunakan untuk bahan makanan ternak. Limbah tersebut biasanya
mengandung gizi tinggi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan hewan
ternak.
2. Eceng gondok

Eceng gondok dapat menjadi limbah perairan jika populasinya terlalu banyak. Eceng
gondok dapat dimanfaatkan untuk membuat barang kerajinan, seperti tas.
3. Sampah organik
Contohnya daun-daunan dan kotoran ternak. Kedua jenis sampah itu dapat dimanfaatkan
sebagai pupuk alami bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Keuntungan
menggunakan pupuk organik yaitu tidak merusak kesuburan tanah.
E. Mengurangi Limbah dalam Kehidupan Sehari-hari
1. Reuse
Memanfaatkan ulang (reuse), yaitu menggunakan kembali barang bekas tanpa
pengolahan bahan, untuk tujuan yang sama atau berbeda dari tujuan asalnya.
Contohnya, penggunaan bahan-bahan plastik / kertas bekas untuk benda-benda souvenir,
bekas ban untuk tempat pot atau kursi taman, botol-botol minuman yang telah kosong
diisi kembali dan sebagainya.
2. Recycle
Mengolah kembali (recycle), yaitu kegiatan yang memanfaatkan barang bekas dengan
cara mengolah materinya untuk digunakan lebih lanjut.
Contohnya, kertas atau sampah bekas, pecahan-pecahan gelas atau kaca, besi atau logam
bekas dan sampah organik yang berasal dari dapur atau pasar dapat didaur ulang menjadi
kompos (pupuk).
Proses daur ulang ini juga dapat mengubah sampah menjadi energi panas yang dikenal
dengan proses insenerasi. Insenerasi sederhana sudah ada yang melakukan oleh beberapa
industri misal di Jakarta, yaitu menggunakan limbah padat dalam bentuk lumpur hasil
akhir pengolahan air limbahnya tidak dibuang ke tanah tetapi digunakan sebagai bahan
bakar setelah mengalami pengeringan.
3. Reduce
Mengurangi (reduce), adalah semua bentuk kegiatan atau perilaku yang dapat
mengurangi produksi sampah.
Misalnya, ibu-ibu rumah tangga kembali kepola lama yaitu membawa keranjang belanja
ke pasar. Dengan demikian jumlah kantong plastik yang di bawa ke rumah akan
berkurang (terreduksi). Selain itu bila setiap orang menggunakan saputangan daripada

tissue, di samping akan mengurangi sampahnya, dengan tidak menggunakan tissue dapat
terjadi penghematan terhadap bahan baku untuk tissue, yang tidak lain adalah kayu dari
hutan. Kalau setiap orang melakukan hal tersebut beberapa ton sampah yang akan
terreduksi per bulan dan beberapa hasil hutan dapat terselamatkan.
4. Replace
Menggantikan dengan bahan yang bisa dipakai ulang (replace), adalah upaya mengubah
kebiasaan yang dapat mempercepat produksi sampah, terutama sampah yang mempunyai
sifat sukar diolah dan berbahaya.
5. Refill
Refill artinya mengisi kembali wadah-wadah produk yang dipakai.
6. Repair
Repair artinya melakukan pemeliharaan atau perawatan agat tidak menambah produksi
limbah.

Kesimpulan
Pada dasarnya limbah adalah sejenis kotoran yang berasal dari hasil pembuangan dan itu
mengakibatkan dampak bagi lingkungan di sekitar tetapi sekarang banyak ditemukan cara
atau solusi untuk menangani dampak-dampak yang dihasilkan oleh limbah, meskipun
demikian pada kenyataannya cara atau solusi tersebut tidak ada hasilnya karena masih
banyak pula kita jumpai limbah atau sampah disungai dan didarat yang dapat pula
menimbulkan banjir serta kerusakan lingkungan lainnya
Saran
Bagi semua masyarakat pengelolahan limbah sejak dini merupakan tindakan yang baik
untuk masa depan. Marilah kita bersama-sama wujudkan lingkungan yang bersih dan sehat.

Daftar Pustaka :

A.K. Haghi. (2010). Waste Management. Canada :Nova Science.


Kristanto, P, 2002, Ekologi Industri, Penerbit ANDI, Yogyakarta
Luis F. Diaz, M. De Bertoldi, WBidlingmaier. Compost Science and Technology.
Amsterdam:Elsevier.
Mahida,U.N., 1984. Pencemaran Air dan Pemanfaatan Limbah. Rajawali. Jakarta.
Nusa Idaman Said.(2011).Pengelolaan Limbah Domestik.Jakarta: BPPT.
Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun
Sofian. (2011). Sukses Membuat Kompos dari Sampah.Jakarta Selatan: Agromedia Pustaka.
Suharto.Ign. (2011). Limbah Kimia dalam Pencemaran Air dan Udara. Yogyakarta : CV. Andi
Offset.
Yulipriyanto. (2010). Biologi Tanah dan Strategi Pengelolaannya. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Firmansyah R, Mawardi AH, Riandi MU. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Biologi 1. Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Kistinnah I, Lestari ES. 2006. Biologi Makhluk Hidup dan Lingkungannya. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Sulistyorini A. 2009. Biologi 1. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Ferdinand FP, Ariebowo M. 2009. Praktis Belajar Biologi 1. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
Subardi, Nuryani, Pramono S. 2009. Biologi 1. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
Suwarno. 2002. Panduan Pembelajaran Biologi. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
Firmansyah R, Mawardi AH, Riandi MU. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Biologi 1. Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Suharto. 2011. Limbah Kimia dalam Pencemaran Udara dan Air. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai