PENGELOLAAN SAMPAH
I. Tinjauan Pustaka
A. Pengertian Sampah
Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau proses alam yang
berbentuk padat (UU No 18 Pengelolaan sampah Tahun 2008). Sampah adalah segala
sesuatu yang tidak terpakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang yang
umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia, termasuk yang
dilakukan industry tetapi yang bukan biologis karena human wastes tidak termasuk di
dalamnya dan umumnya bersifat padat, karena air bekas tidak termasuk di dalamnya.
(Azwar, 1995:6).
Sampah adalah sisa-sisa bahan yang telah mengalami perlakuan baik yang telah
diambil bagian utamanya, telah mengalami pengolahan, dan sudh tidak bermanfaat,
dari segi ekonomi sudah tidak ada harganya serta dari segi lingkungan dapat
menyebabkan pencemaran atau gangguan kelestarian alam. (Widiwijoto, 1983)
Secara terbatas yang dimaksud dengan sampah adalah tumpukan bahan bekas dan
sisa tanaman (daun, sisa sayuran, sisa buangan lain), atau sisa kotoran hewan atau
benda-benda lain yang dibuang. Dalam pengertian yang luas, sampah diartikan
sebagai benda yang dibuang, baik yang berasal dari alam ataupun dari hasil proses
teknologi (Reksosoebroto, 1990).
B. Sumber Sampah
Sumber dari sampah umumnya berhubungan erat dengan penggunan tanah dan
pembagian daerah untuk berbagai kegunaan. Menurut Depkes RI Tentang
pembuangan sampah (1987) sumber sampah dapat diklasifikasikan dalam berbagai
kategori yaitu :
1. Pemukiman Penduduk
Pada tempat pemukiman biasanya sampah dihasilkan oleh suatu keluarga
tunggal atau beberapa keluarga yang tinggal dalam suatu bangunan atau asrama
biasanya terdapat dikota atau daerah sub urban. Jenis sampah yang dihasilkan
biasanya sisa makanan, dan bahan bahan sisa sari pengolahan makanan atau
sampah basah (garbage), sampah kering (rubbish) abu dan sampah-sampah
khusus.
2. Tempat-tempat umum dan tempat-tempat perdagangan
Tempat umum adalah tempat yang dimungkinkan banyaknya orang berkumpul
dan melakukan kegiatan termasuk tempat-tempat perdagangan. Tempat-tempat
tersebut mempunyai potensi yang cukup besar dalam menghasilkan sampah. Jenis
sampah yang dihasilkan dapat berupa sisa-sisa makanan (sampah basah), sampah
kering, abu, sisa-sisa bahan bangunan, sampah khusus dan kadang-kadang juga
terdapat sampah yang berbahaya. Contoh tempat-tempat tersebut adalah : toko,
rumah makan/warung, tempat-tempat penginapan dan sebagainya.
3. Sarana pelayanan masyarakat milik pemerintah
Yang dimaksud dengan sarana pelayanan masyarakat disini misalnya:
a. Tempat-tempat hiburan umum (taman)
b. Jalan umum
c. Tempat-tempat parkir
d. Tempat-tempat pelayanan kesehatan Komplek militer
e. Gedung-gedung pertemuan
f. Pantai tempat berlibur
g. Sarana pemerintahan yang lain
Tempat tersebut diatas biasanya menghasilkan sampah khusus dan sampah kering.
4. Industri berat-ringan
Dalam pengertian ini termasuk :
a. Pabrik-pabrik produksi bahan-bahan
b. Sumber-sumber alam misalnya sumber energy
c. Perusahaan kimia
d. Perusahaan kayu
e. Perusahaan logam
f. Tempat pengolahan air kotor/air minum (yang dimaksud dalam pengertian ini
ialah usaha pengolahan air minum atau pengolahan air kotor dari kota dan juga
pengolahan air kotor industry)
g. Dan lain-lain kegiatan industry, baik yang hanya bersifat distribusi, ataupun
memproses suatu bahan mentah. Sampah yang dihasilkan dari tempat ini
biasanya sampah basah, sampah kering, abu, sisa-sisa bahan bangunan,
sampah khusus dan sampah berbahaya.
5. Pertanian
Sampah dihasilkan dari tanaman atau binatang. Dari daerah pertanian ini
misalnya sampah dari kebun, kandang, lading atau sawah. Sampah yang
dihasilkan berupa bahan-bahan makanan yang membusuk sampah pertanian,
pupuk, maupun bahan pembasmi serangga tanaman.
D. Penggolongan Sampah
Menurut Wasito (1970), bahwa kualitas sampah kota dilihat dari komposisinya
terdiri dari serat kasar (41- 61% ), lemak (3-9%), abu (4-20%), air (30-60%),
ammonia (0,5-1,4 mg/g sampah) senyawa nitrogen organik (4,8-14 mg/g sampah)
total nitrogen (7-17 mg/g sampah) protein (3,1-9,3%) dan pH (5-8).
Menurut Wasito (1970), sampah sebagai media istirahat sekaligus perindukan bagi
lalat yang dapat menimbulkan penyakit Dysenterie basillaris Dysenterie Amoebae,
Typhus abdominalis, Cholera, dan Ascariasis.Disamping itu sampah juga merupakan
media yang disukai oleh tikus, sebagai sumber pembawa penyakit Pest, Leptospirosis,
Icterohaemorrhagica, dan Rate bite Fever. Hasil dekomposisi sampah secara aerobik
dilanjutkan secara fakultatif setelah oksigen habis maka dilanjutkan secara Anaerobik
akan menghasilkan lindi (leachate) beserta gas yang mengandung zat padat
tersuspensi yang sangat halus dan hasil penguraian mikroba, biasanya terdiri dari Ca,
Mg, Na, K, Fe, Khlorida Sulfat Phosfat, Zn, Ni, CO2, H2O, NH3, H2S, Asam
Organik. Pengaruh terhadap kesehatan karena tercemarnya air, tanah dan udara dari
hasil proses dekomposisi sampah (Soemirat, 2000).
G. Pengelolaan Sampah
Tehnik pembuangan sampah dapat dilihat dari sumber sampah hingga ke TPA.
Usaha utama adalah mengurangi sumber sampah dari segi kuantitas dan kualitas
dengan: (1) Meningkatkan pemeliharan dan kualitas barang sehingga tidak cepat
menjadi sampah; (2) Meningkatkan efisiensi penggunaan bahan baku (3)
Meningkatkan penggunaan bahan yang dapat terurai secara alamiah,
misalnyapenggunaan pembungkus plastik diganti dengan kertas atau daun, untuk itu
diperlukan partisipasi dan kesadaran masyarakat (Soemirat, 2000).
Menurut Soemirat (2000) ada beberapa metode pengangkutan sampah yaitu: (1)
Dalam skala kecil diangkut secara manual dengan tenaga manusia (2) Untuk jarak
pendek tetapi bervolume besar, pengangkutan dengan mesin- mesin mekanis; (3)
Untuk wilayah yang mempunyai saluran air khusus sampah maka untuk sampah yang
mengapung diangkut menggunakan tenaga aliran air (4) Untuk sampah ringan dan
kecil diangkut menggunakan tenaga aliran udara (pneumatic); (5) Untuk sampah
dengan volume lebih besar, diangkut dengan otomotif/ kendaraan bermotor/ truk; (6)
Pengangkutan menggunakan kereta api (7) Untuk jarak yang jauh, sampah dimasukan
ke dalam petikemas selanjutnya diangkut dengan pesawat udara, dan (8)
Pengangkutan dengan kapal laut, untuk negara-negara lain yang membutuhkan
sampah.
A. Alat
1. Terpal
2. Handscoon
3. Masker
4. Penggaruk sampah
5. Kotak sampah (1 M X 1 M)
6. Golok
7. Timbangan
8. Sapu
9. Plastik sampah
10. Ember
11. Drum
B. Bahan
1. Gula pasir
2. Sampah organik
3. Sampah anorganik
III. Prosedur Kerja
1. Siapkan bahan bahan yang digunakan (sampah organik dan sampah anorganik)
2. Timbang sampah menggunakan timbangan
3. Masukkan sampah ke dalam kotak sampah berukuran 1 M X 1M, padathlkan
4. Keluarkan sampah di atas terpal yang di telah sediakan
5. Pilah sampah sesuai jenisnya
6. Lalu timbang sampah sesuai jenisnya dan catat hasilnya
A. Timbulan Sampah
1. Berat sampah total = 78 Kg
2. Berat sampah plastic = 32 Kg
3. Berat sampah botol plastic = 3 Kg
4. Berat sampah kertas = 8 Kg
5. Berat sampah organic = 28 Kg
6. Berat sampah Dispossable = 7 Kg
Botol plastic =
Sampah kertas =
Sampah organik =
Sampah Dispossable =
V. Pembahasan
Pada praktikum yang telah dilakukan, diketahui bahwa jenis – jenis sampah
dibagi menjadi 2. Sampah organic yang terdiri dari sayur – sayuran, buah –
buahan, sisa makanan, jerami, daun – daun kering, dan kertas. Sampah anorganik
yang terdiri dari botol plastic, plastic, dan botol kaca. Jumlah timbulan sampah
yang diperoleh sebesar 78 kg, yang terdiri dari berat sampah total = 78 kg, berat
sampah plastic = 32 kg, berat sampah botol plastic = 3 kg, berat sampah kertas = 8
kg, berat sampah organic = 28 kg, berat sampah dispossable = 7 Kg. Persentase
sampah plastic = 41,02 %, botol plastic = 3,84 %, sampah kertas = 10,25 %,
sampah organik = 35,89 %, sampah dispossable = 8,97 %.
VI. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa persentase
timbulan sampah yang terbesar adalah sampah plastic sebesar 41,02 %, dan
persentase timbulan sampah terkecil adalah botol plastic sebesar 3,84 %.
LAMPIRAN