Anda di halaman 1dari 10

Metode Pengukuran Timbulan – Komposisi Sampah Kota

April 21, 2012jujubandung

Prinsip :

 Timbulan
 Komposisi
 Karakteristik
 8 hari berturut-turut dan 2 musim

Peralatan :

 Timbangan Pegas
 Timbangan kue
 Sarung Tangan
 Trashbag
 sampling box
 masker
a. Pemilihan dan jumlah sampel

 Prinsip:
o acak (random): setiap anggota populasi berkesempatan sama untuk menjadi
sampel
o sesuai strata – stratified: geografi, administratif, social – ekonomi, dsb
o proporsional terhadap strata yang ditentukan

 Jumlah sampel: 10% dari populasi (kalau bisa)


o metode sampling n = σ2 / σx2
o menggunakan metode SNI Indonesia, paling sering digunakan: n = Cd.Cj √
populasi
o dari “jiwa” jadikan KK (rumah)

b. Titik sample:

 Sumber: Rumah tangga (RT) dan non-RT


 TPS, atau titik transfer dari gerobak ke truk pengangkut
 Pengolahan atau di TPA

c. Pengukuran timbulan di sumber RT

 Bagikan kantong plastik minimum 40 liter


 Setiap hari rutin diambil
 Catat jumlah jiwa per-rumah
 Bila langsung diukur apa adanya – liter/orang/hari dan kg/orang/hari, densitas
dinyatakan sebagai as-received
 Bila diukur menggunakan SNI, kotak sampling 40 liter
o gunakan kotak sampling 40 liter (35 cm x 35 cm x 40 cm)
o angkat 20 cm, lalu jatuhkan, lakukan 3 x
o diperoleh liter atau kg/orang/hari, dengan densitas di sumber
 Bila diukur menggunakan SNI, kotak sampling 500 liter (simulasi gerobak)
o gunakan kotak sampling 500 liter (100 cm x 50 cm x t=100 cm)
o angkat 20 cm, lalu jatuhkan, lakukan 3 x
o diperoleh liter atau kg/orang/hari, dengan densitas gerobak
 Hasil seluruh data sampel selama 8 hari, ambil hanya 7 hari, akan diperoleh: rata-rata RT:
liter atau kg/orang/hari, dengan standard deviasi
 Bila rata-rata tsb x jumlah penduduk, diperoleh m3 atau ton per-hari sampah dari
permukiman

d. Pengukuran timbulan di sumber non-RT

 Prinsip = rumah tangga, tetapi dengan kantong plastik yang sesuai kebutuhan
 Timbulan sampah dapat dinyatakan sebagai: liter atau kg per-unit-satuan perhari
o unit satuan: per-m (jalan), per-m2 (pasar, industri, dsb), per-pelajar, per- produk
industri (yard kain, ton barang, …), per-tempat tidur (hotel, RS)
 Bila langsung diukur apa adanya : liter/unit/hari dan kg/unit/hari, densitas dinyatakan
sebagai as-received
 Bila diukur menggunakan SNI kotak sampling 500 liter (simulasi gerobak)
o gunakan kotak sampling 500 liter (100 cm x 50 cm x t=100 cm)
o angkat 20 cm, lalu jatuhkan, lakukan 3 x
o diperoleh liter atau kg/unit/hari, dengan densitas gerobak
 Hasil seluruh data sampel selama 8 hari, ambil hanya 7 hari, akan diperoleh:
o sampah non-RT: liter atau kg/unit/hari, dengan standard deviasi
 Bila rata-rata tsb x jumlah unit, diperoleh m3 atau ton per-hari sampah dari non-
permukiman

e. Timbulan sampah kota: rekap pengukuran (c) dan (d)

 Total sampah kota (m3 atau ton per-hari): jumlah sampah permukiman + jumlah sampah
non-permukiman, misalnya A
 Bila A dibagi jumlah penduduk kota, akan diperoleh y liter atau kg per – ekivalen
penduduk per-hari, atau dikenal sebagai MSW = liter atau kg/cap-day
 Cara lain bila sulit untuk mendapatkan data jenis dan jumlah unit sumber non- RT di kota
tsb, dengan asumsi:
o Asumsi porsi sampah RT terhadap total sampah kota, atau diambil dari nilai data
sebelumnya, atau diambil dari nilai dari kota yang sejenis, misalnya 60%
o Maka total sampah kota adalah = total sampah RT : 0,60

f. Pengukuran timbulan di TPS

 Menentukan lokasi TPS yang akan dijadikan titik sampel dengan pendekatan yang sama
seperti di atas: acak, terstratifikasi dan proporsional
 Jumlah sampel gerobak dari sebuah TPS juga ditentukan seperti di atas
 Ukur volume sampah dalam gerobak demikian juga beratnya
 Bila sulit mengukur semua sampah dalam gerobak, maka ukur sebagian saja, misalnya ¼-
nya, dengan catatan berat sampah yang akan diukur adalah benar – benar mempunyai
volume ¼ gerobak
 Dapatkan data KK yang dilayani oleh gerobak tersebut. Mungkin gerobak yang sama
melayani KK yang berbeda setiap harinya
 Dapatkan rata-rata jiwa per-KK
 Dari sana akan diperoleh data rata-rata timbulan sampah: liter atau kg/orang/hari
 Hal yang sama dilakukan pada gerobak atau mobil pengumpul lainnya yang melayani
sumber non-RT
 Jumlah timbulan sampah kota atau rata-rata MSW dihitung dengan cara seperti di atas

g. Pengambilan sampel untuk komposisi dan karaketeristik

 Sampel untuk timbulan dan atau karakteristik biasanya dilakukan di TPS atau di TPA
 Bila metodenya adalah sampling dari rumah ke rumah, maka seluruh sampel terkumpul
diangkut dengan gerobak ke TPS, lalu sampah tsb dituang di pelataran datar dengan alas
plastik, diaduk agar merata
 Bila metodenya adalah sampling dari gerobak, maka sampah dalam gerobak setelah tiba
di TPS kemudian dituang di pelataran datar dengan alas plastik
 Timbunan sampah tsb kemudian secara metode kuadran, diambil sebagian membentuk
timbunan baru, aduk, lalu bentuk kuadran lagi, ambil sampel sampai terkumpul sekitar
500 liter (200 kg-an), lalu bentuk kuadran lagi, aduk, ambil sampel sekitar 10-15 liter (3-
5 kg), masukkan dalam kantong plastic berlabel keterangan, tanggal, nomor, dsb, untuk
dibawa ke laboratorium guna analisa karakteristik
 Sampel sampah semula (500 liter setelah diambil sampel untuk karakteristik), lalu
timbang (misalnya X kg)
 Lalu dipilah berdasarkan komponen (komposisi) penyusunnya: sisa makanan, kertas,
plastik dsb. Kalau perlu masing-masing jenis komponen tsb dipilah lagi lebih detail,
kalau perlu dipilah mana bagian plastik yang bisa didaur-ulang. Biasanya ini melibatkan
pemulung yang sudah terbiasa.
 Masing-masing komponen komposisi tsb kemudian ditimbang. Akan ada bagian yang
sulit terindentifikasi, misalnya abu dan bagian hilang lainnya. Maka komponen terakhir
dari komposisi biasanya dinyatakan sebagai “dan lain-lain”, dengan total semua tetap =
X kg
 Berat masing-masing komposisi tsb kemudian ditimbang, atau bila akan diukur volume-
nya, gunakan metode SNI wadah 40 liter. Nyatakan hasilnya dalam: % berat basah, atau
% volume (densitas sumber)
Pemilahan sampah untuk mengetahui komposisi sampah

Sumber : Enri Damanhuri

https://jujubandung.wordpress.com/2012/04/21/metode-pengukuran-timbulan-komposi-sampah-kota/
Metode Pengukuran Timbulan Sampah

Assalamualaikum wr wb . . .
Pa kabar sobat bloger, semoga sehat selalu dan bersykur untuk nikmat Allah yang tiada batas.

Hari ini, cuaca minggu pagi dikota bengkalis cerah & panas mentari memanjakan kulit untuk seberkas
kenyamanan. Minggu pagi ini, tetap masuk kerja, jaga Pos Kesehatan Pelabuhan di Dermaga Bandar Sri
Laksmana, untuk mengisi waktu kosong, mending dimanfaatkan untuk nulis di weblog, maklum
saja;belakangan ini sudah jarang posting blog.

Topik kita kali ini adalah metode pengukuran timbulan sampah. Bagaimana metode pengukuran
timbulan sampah ? setelah membaca tulisan ini, sobat bloger dapat menghitung timbulan sampah dari
rumah masing-masing, dapat juga menghitung satu RT atau kelurahan, atau satu kecamatan. Perhitugan
sampah sangat penting dilakukan dalam tahap perencanaan pengelolaan sampah, hal ini diperlukan
dalam hal perencanaan tempat pembuangan akhir (TPA), tempat pembuangan sementara (TPS), dan
metode pengumpulan sampah yang akan dilakukan.

TPA Open Dumping di Kota Medan:@rdhiphoto.2013


Perumahan pemulung disekitar lokasi TPA

Timbulan sampah yang dihasilkan dari sebuah kota dapat diperoleh dengan survey pengukuran atau
analisa langsung dilapangan, yaitu :

1. Mengukur langsung timbulan sampah dari sejumlah sampel, (rumah tangga/non rumah tangga)
yang ditentukan secara random proporsional disumber selama 8 hari berturut-turut. (SNI 19-
3964 dan SNI M 36-1991-03).
2. Load account anaysis : mengukur jumlah berat (berat dan / atau volume) sampah yang masuk ke
TPS, misalnya diangkut dengan gerobak , selama 8 hari berturut-turut. Jadi dengan melacak
jumlah dan jenis penghasil sampah yang dilayani gerobak yang mengumpulkan sampah berikut
sehingga akan diperoleh timbulan sampah per ekuivalensi penduduk.
3. Weigh-volume analysis : Bila tersedia jembatan timbang, maka jumlah sampah yang masuk
kefasilitas penerima ke fasilitas penerima sampah akan diketahui dengan mudah dari waktu
kewaktu. Jumlah sampah harian kemudian digabung dengan perkiraan area yang layanan,
dimana data penduduk dan sarana umum terlayani dapat dicari, maka akan diperoleh satuan
timbulan sampah per ekuivalensi penduduk.
4. Material balance analysis merupakan analisa yang lebih mendasar , dengan menganalisa secara
cermat aliran bahan masuk, aliran bahan yang hilang dalam sistem dan aliran bahan yang
menjadi sampah dari sebuah sistem yang ditentukan batas-batasnya (system Boundary).

Dalam survey, frekuensi pengambilan sampel sebaiknya dilakukan delapan hari berturut-turut guna
menggambarkan fluktuasi harian yang ada. Dilanjutkan dengan kegiatan bulanan guna menggambarkan
fluktuasi dalam tahunan. Namun di Indonesia telah disederhanakan, seperti :

 Hanya dilakukan 1 hari saja


 Dilakukan dalam seminggu, tetapi pengambilan sampel setiap 2 atau 3 hari
 Dilakukan 8 hari berturut-turut
Penentuan jumlah sampel yang biasa digunakan dalam analisis timbulan sampah dilakukan dengan
metode statistika :

1. Metode Stratified random sampling, didasarkan pada komposisi pendapatan penduduk


setempat, dengan asumsi pendapatan berpengaruh terhadap tingkat timbulan sampah.
2. Jumlah sampel minimum, ditaksir berdasarkan beberapa perbedaan yang bisa diterima antara
yang ditaksir dan penaksir, berapa derajat yang diinginkan dan berapa derjat yang diterima.
3. Pendekatan praktis, dilakukan dengan pengambilan sampah berdasarkan atas jumlah minimum
sampel yang dibutuhka untuk penentuan komposisi sampah yaitu minimum 500 liter atau
sekitar 200 Kg. Biasanya sampling dilakukan di TPS atau pada gerobak yang diketahui sumber
sampahnya.

Metode pengambilan & pengukuran contoh timbulan dan komposisi sampah di Indonesia berdasarkan
SNI M 36 -1991-03 (21):

a.Bila jumlah penduduk ≤ 10 6 jiwa

P=Cd.√Ps

b.Bila jumlah penduduk > 10 6 jiwa

P=Cd.Cj. .√Ps

Cj=€ penduduk/10 6

Keterangan :

Ps=Jumlah penduduk bila ≤ 10 6 jiwa

Cd=Koifisien

Cd=1 bila kepadatan penduduk normal

Cd<1 bila="" jarang="" kepadatan="" p="" penduduk="">

Cd>1 bila kepdatan penduduk padat

Contoh :

Jumlah penduduk = 900.000 jiwa


Cd = 1

Penyelesaian :

P=1x√900.000=9.5 x102jiwa=950 jiwa

Setiap satu rumah diasumsikan terdiri atas 6 jiwa

Jumlah rumah= 950/6 = ± 160 rumah

Jumlah sampel yang harus diambil untuk masing-masing strata pendapatan adalah :

High Income = X→

Medium Income = Y→

Low Incomea = Z→

Jadi untuk memprediksi timbulan sampah maka digunakan persamaan sebagai berikut :

Qn=Qt(1+Cs)n

Dengan Cs=[1+Ci+Cp+Cqn)/3] / [1+p]

Dimana :

Qn=timbulan sampah pada & tahun mendatang

Qt=timbulan sampah pada awal perhitungan

Cs=peningkatan/pertumbuhan kota

Ci=laju pertumbuhan sektor industri

Cp=laju pertumbuhan sektor pertanian

Cqn=laju peningkatan pendapatan perkapita

P=laju pertumbuhan penduduk

Contoh :

Timbulan sampah Kota Panai Tengah saat ini (tahun 2013) = 2,32 l/o/hari

Ci = 9.37 % Cqn = 3.49 % Cp = 0,82 %


Berapa besar timbulan sampah pada tahun 2014, 2019 dan 2039 ?

Jadi :

Q (2014) = 2,32 (1+0,0103)1=2.34 l/o/hari

Q (2019) = 2,32 (1+0,0103)6=2.47 l/o/hari

Q (2014) = 2,32 (1+0,0103)16=2.73 l/o/hari

Referensi

Damanhuri Enri, Tri Padmi, 2011, Diktat Pengelolaan Sampah, Program Studi Teknik Lingkungan,
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Insistut Teknologi Bandung

Diposting oleh Khairil Ardhi AMKL

Anda mungkin juga menyukai