MODUL I
PENGAMBILAN DAN PENGUKURAN
CONTOH TIMBULAN SAMPAH DAN KOMPOSISI SAMPAH
I. Tujuan Praktikum
Menentukan besaran timbulan, berat jenis, dan komposisi sampah yang
dihasilkan oleh kegiatan di kantik Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM)
dan digunakan dalam perencanaan dan pengelolaan sampah.
1
2. Sumber Sampah
Jenis Fasilitas,
Sumber Limbah
Aktivitas, Lokasi Tipe Limbah Padat
Padat
Sumber Limbah Padat
Sisa makanan, kertas, kardus,
Tempat tinggal dengan
plastik, tekstil, kayu, kaca, kaleng,
Pemukiman satu keluarga dan banyak
alumunium, logam, special waste,
keluarga, apartmen, dll.
limbah rumah tangga berbahaya.
Sisa makanan, kertas, kardus,
Toko, restoran, pasar, plastik, tekstil, kayu, kaca, kaleng,
Komersial
kantor, hotel, motel, dll. alumunium, logam, special waste,
limbah padat berbahaya.
Sekolah, rumah sakit,
Institusional tempat ibadah, gedung Sama dengan sampah komersial.
pemerintahan, dll.
Tempat pembangunan,
Konstruksi dan perbaikan jalan, tempat
Kayu, baja, semen, debu, beton, dll.
Demolisi renovasi, pembongkaran
bangunan, dll.
Pembersihan jalan, Sampah organik, sampah taman dan
Pelayanan Publik taman dan pantai, tempat tempat rekreasi, special waste,
rekreasi, dll. sampah penebangan pohon, dll.
Instalasi
Pengolahan air, air
Pengolahan Air Limbah treatment plant dan lumpur.
limbah dan industri, dll.
dan Air Limbah
Sampah
Semua yang ada diatas. Semua yang ada di atas
Perkotaan
2
Jenis Fasilitas,
Sumber Limbah
Aktivitas, Lokasi Tipe Limbah Padat
Padat
Sumber Limbah Padat
Konstruksi, pabrik, Limbah proses industri, material
Industri
demolisi, dll. baku, dan limbah non-industri.
Pertanian, perkebunan, Sampah busuk, limbah pertanian dan
Agrikultur
peternakan, dll. perkebunan, limbah berbahaya.
Sumber: Integrated Solid Waste Management, 1994.
Sumber dari limbah padat menurut Watsan (2005) adalah dari pusat
kesehatan, toko makanan, pusat makanan, pusat distribusi makanan,
tempat pemotongan hewan, gudang, pasar, dan daerah perumahan.
Sampah padat perkotaan adalah biasanya berasal dari limbah makanan,
sampah, pembongkaran dan limbah konstruksi, penyiraman jalan, limbah
kebun, kendaraan dan peralatan yang ditinggalkan, dan pabrik
pengolahan residu (Singh, Gupta dan Chaudhary, 2014).
3
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi besar timbulan
sampah antara lain:
o Jumlah penduduk dan laju pertumbuhan penduduk
o Tingkat hidup masyarakat
o Musim, cuaca, dan iklim
o Gaya hidup dan mobilitas penduduk
4
dihitung. Ketika satuan volume digunakan untuk menghitung
timbulan sampah, sangat penting untuk mencantumkan densitas
sampah/derajat pewadahan.
Berdasarkan Tchobanoglous (1993), berat jenis untuk sampah
makanan adalah 0,29 kg/liter sedangkan sampah kertas dan
plastic memiliki berat jenis 0,07-0,09 kg/liter.
o Faktor Pemadatan/Kompaksi
Faktor pemadatan merupakan nilai perbandingan antara volume
akhir dan volume awal sampah. Faktor pemadatan ini harus
digunakan apabila timbulan sampah diukur dengan satuan
volume karena sampah dapat dipadatkan dan mengakibatkan
volume saja tidak dapat memberikan hasil secara teliti.
o Ukuran dan Distribusi Partikel
Sampah terdiri dari berbagai jenis ukuran sehingga sampah
dapat dipisahkan berdasarkan ukurannya.
o Kelembaban (moisture content)
Sampah dalam kondisi lingkungan tertentu (cuaca, iklim, dan
musim) sangat dipengaruhi oleh kelembaban. Pada kondisi
hujan, sampah akan memiliki tingkat kelembaban yang tinggi
dan akan mempengaruhi berat jenis dari sampah.
5
Komposisi sampah
6
ringan. Pengunjung kantin FKM ini sebagian besar terdiri dari
mahasiswa FKM, dosen FKM, dan beberapa mahasiswa dari fakultas
lain yang sedang berkunjung ke FKM.
5. Aplikasi di Bidang Teknik Lingkungan
Sampling sampah dalam bidang teknik lingkungan dilakukan untuk:
Mengetahui timbulan sampah pada suatu area sehingga dapat
menentukan pengangkutan dan pengelolaan yang diperlukan.
Mengetahui komposisi sampah yang digunakan dalam penentuan
pengelolaan setiap komposisi yang berbeda.
Mengetahui massa sampah organik yang dapat dimanfaatkan untuk
dijadikan pupuk atau biogas.
Mengetahui densitas, komposisi dan timbulan sampah untuk dapat
menentukan pengelolaan sampah yang dibutuhkan dan penyediaan
layanan pengangkutan sampah ke TPS dan TPA.
Menentukan kapasitas TPA dengan mengetahui timbulan sampah
perkotaan sehingga dapat menentukan maksimal timbunan sampah
pada TPA.
III. Alat dan bahan
1. 1 Terpal 3x3 m
2. 1 Box Sampling Besi ukuran 41 cm x 41 cm x 45 cm
3. 1 Timbangan digital kapasitas 40 kg
4. 3 Kontainer
5. 1 Timbangan 5 kg
6. Trash Bag Besar
7. Trash Bag Sedang dan Kecil
8. Masker
9. Meteran
10. Sarung Tangan Tebal
7
IV. Cara Kerja
1. Terpal digelar di tempat yang telah ditentukan.
2. Box sampling diukur dimensi dan beratnya.
3. Sampah diambil dari tempat yang telah ditentukan.
4. Sampah dituangkan ke box sampling
5. Box sampling dihentakkan 20-30 cm di atas tanah sebanyak 3 kali untuk
mengisi ruang box.
6. Tinggi sisa dari box sampling diukur untuk mengetahui volume sampah.
7. Box dan sampah ditimbang sebagai massa total awal.
8. Sampah yang telah ditimbang dituangkan ke terpal.
9. Massa kontainer ditimbang dengan timbangan biasa dan dicatat
massanya.
10. Sampah dipilah sesuai dengan kategori kemudian kontainer dan sampah
ditimbang serta dicatat masssanya.
11. Massa masing-masing komposisi dijumlahkan.
12. Sampah yang telah dipilah dibereskan kembali.
V. Data Pengamatan dan Pengolahan Data
Luas Kantin: sekitar 410,82 m2
Jumlah Kursi: Kursi kapasitas 4 orang sebanyak 26 buah. Kursi
kapasitas 6 orang sebanyak 15 buah. Total jumlah kursi sebanyak 194
buah.
Jumlah Pedagang: 19 orang
Cuaca Saat Sampling: Mendung berawan
Massa Sampling Box Besi: 9,34 kg
Volume Sampling Box Besi: 41 cm × 41 cm × 45 cm
8
kg⁄kursi Densitas × Volume sampah per hari
Timbulan Sampah ( )=
hari Jumlah kursi
Massa per hari
=
Luas area kantin
Jumlah Timbulan
Hari Kondisi Jam L/
kg/m2 kg/kursi/ L/m2/
Tanggal Cuaca Sampling kursi/
/hari hari hari
hari
Senin, 25-
Gerimis 13.30-18.00 0,131 0,276 0,689 1,459
09-2017
Kamis, 28-
Cerah 13.30-16.00 0,041 0,0878 0,471 0,997
09-2017
Jumat, 29- Mendung
13.30-15.45 0,047 0,1005 0,455 0,964
09-2017 berawan
Tabel 3. Massa, Volume, Densitas dan Selisih Massa Sampah Kantin FKM
Setelah Dipilah
Selisih
Massa
Volume Densitas Sampah
Hari/Tanggal Sampah
Sampah (L) (kg/L) Setelah
(kg)
Dipilah (kg)
Senin, 25-09-2017 53,62 283,089 0,189 3,82
Kamis, 28-09-2017 17,025 193,315 0,088 0,3575
Jumat, 29-09-2017 19,49 186,935 0,104 0,035
9
Tabel 4. Komposisi Sampah dan Massa Masing-Masing Komposisi
10
Perbandingan Sampah Fakultas Kesehatan Masyarakat UI dengan Vokasi UI
kg
30
25
20
15
FKM UI
10
Vokasi UI
0
Metal; 0,404; 1% Plastic Non-multilayered;
Spesific hazardous waste; Paper/card (non- 9,84%
0; 0% multilayered); 3,23;
Multilayered; 3%
Waste electrical & 0,797; 1% Textile; 0,0058; 0%
electronic; 0; 0% Absorbent hygine product;
0; 0%
Wood; 0,256;
0%
Rubber; 0,061; 0%
Styrofoam; 0,058; 0%
FKM UI Glass; 0; 0%
Plastics (non-multilayered)
24%
Textile
0%
Organics
60% Absorbent hygine product
0%
Glass
0%
Wood
Styrofoam
1%
2%
Rubber
0%
13
VI. Analisa
1. Analisa Percobaan
Pada praktikum Laboratorium Lingkungan ini praktikan mendapat
modul I yaitu ”Pengambilan dan Pengukuran contoh Timbulan Sampah
dan Komposisi Sampah.” Seperti judul modulnya, secara garis besar
praktikan akan mengukur dan memilah sampah sesuai jenisnya.
Sampah yang akan dipilah merupakan sampah kantin. Praktikan
mendapat kantin FKM UI sebagai target sampling sampah ini. Kondisi
kantin FKM UI cukup bersih dan rapi. Sebelum melakukan sampling
praktikan harus melakukan survey di kantin FKM UI tersebut. Hal
yang disurvey meliputi luas kantin, jumlah pedagang, jumlah kursi
yang akan menggambarkan jumlah pengunjung kantin FKM UI
tersebut, tempat untuk sampling sampah, perizinan, dan letak tempat
sampah. Dari hasil survey didapatkan bahwa luas kantin FKM UI
sekitar 410,82 m2. Didapatkan juga data sampah apa saja yang
dihasilkan di kantin tersebut. Terdapat dua jenis kursi di kantin
tersebut. Kursi dengan kapasitas 4 orang dan kursi dengan kapasitas 6
orang. Kursi kapasitas 4 orang sebanyak 26 buah. Kursi kapasitas 6
orang sebanyak 15 buah. Total jumlah kursi sebanyak 194 buah.
Jumlah pedagang di kantin tersebut sebanyak 19 orang dengan aneka
makanan dan minuman yang berbeda antara masing-masing pedagang.
Tempat sampah yang digunakan berupa ember dan diletakkan di dekat
pencucian piring.
Sebelum memulai sampling praktikan harus menyiapkan alat-
alatnya. Praktikan menuju tempat untuk proses sampling sampah yang
telah ditentukan di sekitar kantin FKM UI. Praktikum dimulai dengan
menggelar terpal di tempat tersebut. Terpal berfungsi agar sampah-
sampah kantin tersebut tidak mengotori dan mencemari tempat
praktikan sampling. Selain itu adanya air lindi atau air sisa sampah
yang tidak baik apabila langsung mengalir ke tanah menjadi salah satu
alasan lain perlunya digelar alas atau terpal ini. Selain itu timbangan
digital digantung pada sebuah pohon atau tiang yang kuat. Box
sampling diukur dimensi dan beratnya. Pengukuran dimensi bertujuan
untuk mendapat volume box sampling. Massa box juga didapatkan
untuk mencari massa sampah nantinya. Sampah kantin FKM UI
dimasukkan ke dalam box sampling. Praktikan memasukkan terlebih
dahulu sampah anorganik baru setelah itu sampah organik. Untuk
sampah anorganik praktikan langsung memasukkannya ke dalam box
sampling, sedangkan untuk sampah organik praktikan menggunakan
trashbag lalu dimasukkan kedalam box sampling. Ini bertujuan agar
sampah organik tidak berceceran.
Setelah memasukkan sampah ke dalam box sampling, maka langkah
berikutnya adalah memadatkan sampah. Tujuan memadatkan sampah
adalah untuk mendapatkan volume sampah sebenarnya. Box sampling
dijatuhkan dari ketinggian 20-30 cm sebanyak 3 kali. Proses
pemadatan ini akan mempengaruhi massa dan volume sampah. Setelah
dipadatkan box sampling ditimbang dengan timbangan digital dan
hasilnya dicatat. Hasil penimbangan ini merupakan massa awal sampah
sebelum dipilah. Selanjutnya untuk sampah anorganik dituangkan ke
terpal sedangkan sampah organik tetap berada di dalam trashbag.
Sampah anorganik yang dituang ke terpal mulai dipilah sesuai
kategorinya. Jika terdapat sampah organik maka langsung digabung
dengan sampah organik yang ada di dalam trashbag. Proses pemilahan
sampah dilakukan sesuai kategorinya. Proses pemilahan sampah ini
bertujuan untuk mendapatkan komposisi sampah sesuai kategorinya.
Setelah selesai proses pemilahan maka tiap-tiap kategori sampah yang
sudah dipilah ditimbang untuk mendapatkan massa setiap kategori
sampah tersebut. Praktikan mencatat hasilnya dan didapatkan massa
sampah sesuai kategori.
2. Analisa Hasil
Melalui hasil data diatas, dapat diketahui bahwa jumlah rata-rata
timbulan sampah yang ada di kantin FKM UI sebesar 28,64kg dan
tergolong jumlah timbulan sampah yang paling sedikit apabila
15
dibandingkan dengan fakultas lain. Pengelolaan sampah di kantin FKM
pun sudah cukup baik berdasarkan hasil observasi karena sampah-
sampah sudah terpisah dengan baik berdasarkan organik dan
anorganik. Komposisi sampah yang terdapat di kantin FKM UI terdiri
dari 85% sampah organik, 10% plastic non-multilayered, 1% plastik
multilayered, 3% kertas, 1% metal. Melalui data ini, diketahui bahwa
sampah organik dan sampah plastik menjadi sampah dengan komposisi
terbanyak di kantik FKM UI. Hal ini dikarenakan kantin FKM UI
merupakan lokasi bagi mahasiswa FKM, dosen, dan berbagai
mahasiswa dari fakultas lain untuk makan.
Timbulan sampah rata-rata cukup besar bila dibandingkan dengan data
timbulan sampah pada hari Kamis dan Jumat dikarenakan timbulan
sampah hari Senin dipengaruhi oleh faktor cuaca seperti hujan yang
akhirnya menambah berat dari sampah. Selain itu, sampah pada
sampling hari Senin juga dipengaruhi oleh volume sampah hari Jumat
di minggu sebelumnya karena sampah di hari Jumat belum diangkut
sehingga menumpuk bersama sampah hari Senin dan menambah
perolehan jumlah timbulan sampah.
Melalui komposisi plastik sebanyak 10% di kantin FKM UI, terdapat
potensi untuk memanfaatkan nilai ekonomis dari plastik tersebut
dengan cara dijual. Dalam Koran Tempo, Bank Sampah menetapkan
harga sampah gelas plastic tanpa label per kg adalah Rp 5000,-/kg.
Dengan rata-rata 10% sampah plastik per 3 hari (Senin, Kamis, Jumat),
peluang sampah yang ada yaitu:
2,8 kg x 3 hari x Rp 5000,00 = Rp 42000,00
tentunya hasil penjualan ini dapat menambah kesejahteraan petugas
yang bekerja di kantin FKM meskipun pencapaiannya tidak terlalu
besar.
Menurut SNI 19-3964-1994, satuan yang paling representatif dalam
menentukan jumlah timbulan sampah adalah liter/orang/hari karena
dengan satuan liter, jumlah timbulan sampah yang dihasilkan dapat
dihitung dengan lebih mudah.
16
Komposisi sampah organik di kantin Vokasi lebih kecil daripada
sampah di FKM UI. Hal ini dikarenakan jumlah timbulan sampah di
Vokasi UI lebih besar dan banyak jenis sampah lain seperti plastik baik
yang multilayered maupun yang nonmultilayered yang mendominasi
timbulan sampah (24%) dimana di FKM UI, sampah plastik memiliki
komposisi yang tidak terlalu besar (10%).
Pada pengolahan data, terdapat perbedaan antara massa total awal
sampah dan massa setelah dipilah. Selisih ini dapat terjadi karena
proses pemadatan (terdapat faktor kompaksi) dan terdapat air lindi
yang terbuang ketika proses pemilahan namun ikut tertimbang pada
proses penimbangan massa total.
3. Analisa Kesalahan
Kesalahan yang terjadi selama praktikum maupun kesalahan pada hasil
percobaan dapat terjadi dikarenakan oleh hal berikut:
Sampling sampah yang hanya dilakukan 3 hari dalam seminggu
sehingga data kurang representatif.
Cuaca dan kondisi kantin yang berbeda pada hari senin, kamis dan
jumat sehingga massa sampah berbeda.
Saat pengentakan box sampling banyak sampah yang keluar dari
box sehingga massa sampah dapat berkurang.
Kesalahan relatif
17
Berdasarkan kesalaha relatif massa yang diperoleh, pada hari Senin
sebesar 7,124 %, Kamis sebesar 2,1 %, Jumat sebesar 0,18 %.
Kesalahan relatif yang besar dapat terjadi karena setelah dipilah air
lindi banyak yang terbuang sehingga massa sampah setelah dipilah
berkurang.
18
VIII. Lampiran
1) Foto Sampling
2) Data pengamatan
3) Bagan Salah
4) Bagan Benar
5) Mindmap
19
IX. Referensi
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008.
http://www.menlh.go.id/DATA/UU18-2008.pdf diakses pada
tanggal 10 Oktober 2017.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/30773/Chapter%20II.p
df;sequence=4. Diakses pada tanggal 4 Oktober 2017.
Azkha, N. (2006). Analisis Timbulan, Komposisi, dan Karakteristik Sampah
di Kota Padang. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 14-18.
Tchobanoglous, G., Theisen, H. and Vigil, S. (1994). Integrated Solid Waste
Management. 1st ed. Singapore: McGraw Hill, pp.40-42.
http://ec.europa.eu/echo/files/evaluation/watsan2005/annex_files/WEDC/e
s/ES07CD.pdf. Diakses pada tanggal 5 Oktober 2017.
Singh, G., Gupta, K. and Chaudhary, S. (2014). Solid Waste Management:
Its Sources, Collection, Transportation and Recycling. International
Journal of Environmental Science and Development, [online] 5(4),
pp.347-351. Available at: http://www.ijesd.org/papers/507-
G0029.pdf [Accessed 5 Oct. 2017].
20