TINJAUAN PUSTAKA
2.1
penanganan
sampah.
Sampai
saat
ini
paradigma
skema
pengelolaan
sampah
secara
umum
di
Indonesia.
Sumber
Sampah
Kumpul
Pindah
Angkut
Angkut
Buang
Pengurugan
: 68,86%
Pengomposan
: 7,19%
Open burning
: 4,79%
Dibuang ke sungai : 2,99%
Insinerator skala kecil
: 6,59%
Non-pengurugan : 9,58%
Andalan utama sebuah kota dalam menyelesaikan masalah
semua
perhatian
persoalan
yang
sampah,
proporsional
tanpa
harus
terhadap
sarana
tersebut.
2.2
Timbulan Sampah
Timbulan sampah merupakan banyaknya sampah dalam
perhari
(L/bed/h).
Kota-kota
di
Indonesia
umumnya
Satuan
1.
Rumah permanen
Rumah semi
L/orang/hari
n
2,04
L/orang/hari
1,77
L/orang/hari
2,14
L/unit/hari
L/m2/hari
L/km/hari
L/unit/hari
L/unit/hari
L/unit/hari
L/bed/hari
L/pegawai/h
85,5
5,35
516,94
24,0
85,5
356,3
2,5
2.
3.
permanen
Rumah non-
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
permanen
Kantor
Pasar
Jalan
Toko
Kantor
Rumah Makan
Hotel
11.
Industri
12.
2.3
Timbula
No.
0,54
ari
Rumah Sakit
L/bed/hari
7,86
Sumber : Damanhuri & Padmi, 2010
Komposisi Sampah
Pengelompokan sampah sering dilakukan
berdasarkan
kecepatan,
baik
dalam
pengumpulan,
juga
Pasar
Sampah
86,36
Pertoko
Sapua
an
67,03
n
42,23
TPS
TPA
82,76
87,78
basah
Daun-daun
1,25
0,05
29,30
3,76
Kertas
5,77
0,05
18,16
4,94
4,60
Tekstil
0,45
17,38
0,19
1,03
0,76
Karet
0,14
2,89
0,07
0,35
Plastik
5,67
8,16
4,85
4,71
Kulit
11,96
0,06
0,10
Kayu
0,29
0,43
1,13
Kaca
0,19
0,29
0,28
0,10
Logam
0,09
0,10
0,19
0,12
Lain-lain
0,08
0,01
1,96
1,16
Sumber : Damanhuri & Padmi, 2010
1,35
karena
membusuk,
dan
yang
akan
terus
yang
terdiri
atas
sebagainya.
Pendapatan per kapita
umumnya
bahan kaleng,
menghasilkan
kertas,
dan
seperti
mendapatkan
ban
atau
pelarut
yang
kualitas
yang
konsisten
dan
diproses
cocok
untuk
dengan
Jenis-jenis RDF
Secara umum terdapat dua dasar proses RDF yang masing-
periode
waktu
yang
lama.
Berdasarkan
tingkatan
pemrosesannya,
RDF
tipe
ini
cocok
untuk
pembakaran
RDF-1
RDF-1 adalah RDF yang berasal dari berasal dari sampah
mudah
terbakar
RDF-7
Jenis Sampah
Kertas
Kayu
Tekstil
Resin sintetis
Lumpur pengolahan air
Value (kcal/kg)
3.588
4.400
5.200
7.857
1.800
limbah
Karet dan kulit
7.200
Plastik
8.000
Lumpur
3.000
Sumber : Dong & Lee, 2009
2.7
Standar RDF
Berbagai macam referensi seperti Environment Protection
Fuel,
current
3040/2000/306517/MAR/E3)
practice,
and
perspectives
menyebutkan
bahwa
(B4-
terdapat
Nilai
Kadar
Kandung
Kandung
Kalor
Abu (%
an Klorin
an Sulfur
(MJ/kg)
w)
(% w)
(% w)
12 16
15 20
0,5 1
16 20
57
18 21
10 15
0.2
0,2 1
14 15
15
< 0,1
< 0,1
Kadar Air
(% w)
10 35
< 0,1
10 20
3 10
< 0,1
15 25
dan
pengoptimalan
proses
pembakaran
untuk
nilai
kalor
atau
nilai
pemabakaran
dan
efisiensi
temperatur
yang
lebih
rendah,
jadi
memungkinkan
LHV,
air
tidak
diasumsikan
terkondensasi,
adalah
LHV
karena
air
tidak
terkondensasi
setelah
0,0244 (W +9 H )
( MJ
Kg )
...... Persamaan 2.1
Keterangan:
W = Persentse berat uap air (%ww)
H = Persentase hidrogen (&dw)
4.4.3 Kadar Abu
Abu adalah residu anorganik dari proses pembakaran atau oksidasi
komponen organik bahan pangan. Kadar abu dari suatu bahan menunjukkan total
mineral yang terkandung dalam bahan tersebut (Aprilianto, 1988). Mineral itu
sendiri terbagi menjadi 4, yaitu:
1.
2.
3.
4.
dua cara yaitu dengan penentuan abu total dan penentuan individu komponen
mineral (makro &trace mineral) menggunakan titrimetrik, spektrofotometer, AAS
(atomic absorption spectrofotometer) ( Aprilianto, 1988).
4.4.4 Kadar Volatil
Materi volatil merupakan materi yang akan menguap bila
dipanaskan pada temperatur 6000C dan dikonversi menjadi CO2.
Selain itu, materi volatil adalah materi yang mudah dikomposisi
oleh bakteri.
4.4.5 Kandungan Sulfur dan Klorin
Kandungan
pembakaran
Misalnya,
RDF
klorin
dan
perlu
kandungan
sulfur
dijadikan
klorin
serta
hasil
sebagai
dapat
emisi
dari
pertimbangan.
berkontribusi
pada
atau
Best
Available
Technology
Economically
Produksi RDF
Refuse derived fuel (RDF) dapat diproduksi dari berbagai
dari
pengelolaan
sampah
yang
Pemilahan di sumber
Pemisahan secara mekanis
kerap
penggilingan)
Pemilahan dan penyaringan
Pencampuran
Pengeringan
Penyajian
Penyimpanan
Untuk memproduksi RDF, terdapat beberapa jenis sampah
Asbestos
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Limbah medis
Limbah radioaktif
Sampah yang bisa digunakkan kembali atau didaur ulang
Sampah yang memiliki kandungan mineral tinggi, misal
7.
tanah
Sampah yang memiliki kandungan sulfur dan klorin (EPA,
2010).
2.9
Biodrying
Biodrying yang belakangan ini berkembang di lapangan
yang
dihasilkan
digunakan
untuk
mengevaporasi
penanganan,
transportasi,
dan
pembuangan
dari
isu.
menignkatkan
kecepatan
pengeringan
melalui
tujuan
utama
dari
biodrying
adalah
untuk
homogen,
stabil,
dan
menjadi
produk
yang
dapat
temperatur
ideal,
serta
kelembaban
dijaga
untuk
Efective
Microorganism4
(EM4)
merupakan
sampah
organik
(Suparman,
1994).
Efective
1.10.2
Nilai
8,7 x 105
7,5 x 106
8,5 x 106
+
+
1,675
597
5,54
0,1
1,90
0,01
3,29
363
20
0,07
0,92
7,675
3,22
414,35
27,05
3,9
Japan, 2007
dekomposisi
sampah
organik
juga
dapat
teringrasi
termasuk
grate
or
fluidised
bed
Insinerator
Insinerator fluidised bed merupakan perkembangan dari
dengan beberapa
pemisahan dan
pencacahan) meningkatkan
co-insinerasi.
Bangunan
insinerator
yang
dioperasikan
RDF
yang
bersumber
sampah
perkotaan.
yang
divariasikan
bahan
bakarnya,
seperti
dengankota
Berdasarkan
atau
laporan,
perusahaan
fluidised
bed
penghasil
boilers
di
kertas.
Finlandia
Cement kiln
digunakan
setelah
ada
proses
pemisahan
dan
dari
300,000
tpa
dari
RDF
yang
berasal
sampah
Itali
residu
dari
proses
pemisahan
secara
mekanik
Lainnya
RDF dari sampah perkotaan juga dilaporkan digunakan