Anda di halaman 1dari 140

UNIVERSITAS INDONESIA

STUDI TIMBULAN DAN KOMPOSISI LIMBAH PADAT


DOMESTIK SEBAGAI DASAR PERANCANGAN TEKNIS
OPERASIONAL PADA APARTEMEN BERKONSEP STUDENT
CENTRE (STUDI KASUS TOWER A APARTEMEN TAMAN
MELATI MARGONDA)

SKRIPSI

RENDRA AULIA HUSTAMELY


1306404563

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
DEPOK
JULI 2019
i

UNIVERSITAS INDONESIA

STUDI TIMBULAN DAN KOMPOSISI LIMBAH PADAT


DOMESTIK SEBAGAI DASAR PERANCANGAN TEKNIS
OPERASIONAL PADA APARTEMEN BERKONSEP STUDENT
CENTRE (STUDI KASUS TOWER A APARTEMEN TAMAN
MELATI MARGONDA)

SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

RENDRA AULIA HUSTAMELY


1306404563

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
DEPOK
JULI 2019
ii

UNIVERSITAS INDONESIA

STUDY OF SOLID WASTE GENERATION AND


COMPOSITION FOR BASIC EVALUATION AND
DEVELOPMENT OF OPERATIONAL TECHNICAL DESIGN
AT THE STUDENT CENTER CONCEPT APARTMENT (CASE
STUDY OF A TOWER TAMAN MELATI MARGONDA
APARTMENT)

FINAL REPORT PROPOSAL

Proposed as one of the requierement to obtain Engineering Bachelor Degree

RENDRA AULIA HUSTAMELY


1306404563

FACULTY OF ENGINEERING

ENVIRONMENTAL ENGINEERING STUDY PROGRAM

DEPOK

JULY 2019

Universitas Indonesia
iii

HALAMAN PERNYATAAN ORIGINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar

Nama : Rendra Aulia Hustamely

NPM : 1306404563

Tanda Tangan:

Tanggal : 1 Juli 2019

Universitas Indonesia
iv

STATEMENT OF ORIGINALITY

I hereby declare that this final report is the result of my own

individual work, and all th e sources quoted or referred have been stated

correctly.

Name : Rendra Aulia Hustamely


Student Number : 1306404563

Sign :

Date : July 1st 2019

Universitas Indonesia
v

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh :


Nama : Rendra Aulia Hustamely
NPM : 1306404563
Program Studi : Teknik Lingkungan
Judul Skripsi :Studi Timbulan Dan Komposisi Limbah Padat
Domestik Sebagai Dasar Perancangan Teknis
Operasional Pada Apartemen Berkonsep Student
Centre (Studi Kasus Tower A Apartemen Taman
Melati Margonda)

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima


sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana
Teknik pada Program Studi Teknik Lingkungan , Fakultas Teknik,
Universitas Indonesia

DEWAN PENGUJI
Pembimbing 1 : Prof. Dr. Ir Djoko M.H., S.E., M.Eng (…………..)

Pembimbing 2 : Ir. Irma Gusniani, M.Sc (…………..)

Penguji 1 : Dr. Nyoman Suwartha, ST, MT, MAgr (…………..)

Penguji 2 : Dr. Ir. Setyo Sarwanto M (…………..)

Ditetapkan di : Depok
Tanggal : 1 Juli 2019

Universitas Indonesia
vi

STATEMENT OF LEGITIMATION

The final report submitted by :


Name : Rendra Aulia Hustamely
Student ID : 1306404563
Study Program : Teknik Lingkungan
Title : Study of Solid Waste Generation and Composition
for Basic Evaluation and Development of
Operational Technical Design at the Student Center
Concept Apartment (Case study of A Tower Taman
Melati Margonda Apartment)

Has been successfully defended in front of the Examiners and was accepted as
part of the necessary requirement to obtain Engineer Bachelor Degree in
Environmental Engineering Program, Faculty of Engineering, Universitas
Indonesia

COUNCIL EXAMINERS

Counselor 1 : Prof. Dr. Ir Djoko M.H., S.E., M.Eng (…………..)

Counselor 2 : Ir. Irma Gusniani, M.Sc (…………..)

Examiner 1 : Dr. Nyoman Suwartha, ST, MT, MAgr (…………..)

Examiner 2 : Dr. Ir. Setyo Sarwanto M (…………..)

Defined in : Depok
Date : July 1st 2019

Universitas Indonesia
vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT atas segala nikmat, karunia,
kasih saying, dan rahmat Nya yang begitu besar sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka untuk
memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknik Program
Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Penulis menyadari bahwa selama proses penulisan skripsi ini, penulis
mendapatkan banyak pelajaran. Penulis menyadari bahwa skripsi ini terselesaikan
dengan baik disebabkan oleh bantuan, kerja sama dan dorongan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulish mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan kelancaran, kemudahan, serta kekuatan
kepada penulis dalam menjalani perkuliahan dan penyusunan skripsi di
Departemen Teknik Sipil.
2. Kedua orang tua saya yang telah melahirkan, membimbing, menafkahi,
serta menasehati saya serta memberikan support baik moril dan materil
selama perkuliahan dan penyususnan skripsi.
3. Bapak Prof. Dr. Ir Djoko M.H., S.E., M.Eng dan Ibu Ir. Irma Gusniani, M.Sc
selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan,
arahan, kritik, dan masukan kepada saya selama penyusunan skripsi.
4. Bapak Dr. Nyoman Suwartha, ST, MT, MAgr dan Bapak Dr. Ir. Setyo
Sarwanto M selaku penguji siding skripsi yang telah menguji, memberikan
kritik, saran, dan masukan agar penulis dapat menyusun skripsi dengan baik
dan benar..
5. Mbak Fitri yang telah membantu serta meningatkan penulis sehingga
memudahkan urusan penulis dalam penyusunan skripsi.
6. Hero Suspadama, Christian Pratama, Crysnarendra Aji Prajna, Hirmadito
Prastito, dan Alfandi Kurnianto yang telah memberikan semangat dan
motivasi selama penyusunan skripsi.
7. Mbak Pipit, Dini Kemala, dan Fauzy Ade yang telah membantu dan
memudahkan penulis dalam melakukan riset pada Laboratorium Teknik
Penyehatan Lingkungan, Fakultas Teknik Universitas Indonesia

Universitas Indonesia
viii

8. Bapak Arlan Building Management Apartemen Taman Melati yang telah


mengijinkan terlaksananya penilitian yang penulis lakukan..
9. Bapak Yani, Faisal, dan Fiqi yang telah membantu dalam pelaksanaan
penelitian selama dua periode.
10. Adik-adik asuh, Leo, Natasya dan Dicky yang senantiasa memberi
semangat.
11. Teman-teman Departemen Teknik Sipil angkatan 2013 untuk semua
kenangan selama masa perkuliahan.
12. Pihak-pihak yang telah membantu penulis namun tidak dapat dituliskan satu
per satu.
Akhir kata, penulis berharap Allah SWR membalas segala kebaikan semua
pihak yang telah membantu penulis selama ini. Kritik dan saran yang membangun
sangat diharapkan oleh penulis. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
masyarakat.

Depok, 1 Juli 2019

Rendra Aulia Hustamely

Universitas Indonesia
ix

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI


TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di


bawah ini :

Nama : Rendra Aulia Hustamely


NPM : 1306404563
Program Studi : Teknik Lingkungan
Departemen : Teknik Sipil
Fakultas : Teknik
Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetuhui untuk memberikan kepada


Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-
Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :

Studi Timbulan Dan Komposisi Limbah Padat Domestik Sebagai Dasar


Perancangan Teknis Operasional Pada Apartemen Berkonsep Student Centre
(Studi Kasus Tower A Apartemen Taman Melati Margonda)

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menuompah,
mengalihmedia/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian Pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.


Dibuat di : Depok
Pada Tanggal : 1 Juli 2019
Yang menyatakan

Universitas Indonesia
x

STATEMENT OF AGREEMENT OF FINAL REPORT


PUBLICATION FOR ACADEMIC PURPOSES

As a civitas academica of Universitas Indonesia, I , the undersigned

Name : Rendra Aulia Hustamely


Student ID : 1306404563
Study Program: Env ironmental Engineering
Department : Civil Engineering
Faculty : Engineering
Type of Work : Final Report

For the sake of science development, hereby agree to provide Universitas Indonesia
Non-exclusive Royalty Free Right for my sciencetific work entitled :

Study of Solid Waste Generation and Composition for Basic Evaluation and
Development of Operational Technical Design at the Student Center Concept
Apartment (Case study of A Tower Taman Melati Margonda Apartment)

Together with the entire documents (if necessary). With the Non-exclusive Royalty
Free Right, Universitas Indonesia has rights to store, convert, manage in form of
database, keep, and publish my undergraduate thesis as long as list my name as the
author and copyright owner.

I certify that above statement is true .


Sign at : Depok
Date : July 1st 2019
Yang menyatakan

(Rendra Aulia Hustamely)

Universitas Indonesia
xi

ABSTRAK

Nama : Rendra Aulia Hustamely


Program Studi : Teknik Lingkungan
Judul Skripsi : Studi Timbulan Dan Komposisi Limbah Padat Domestik
Sebagai Dasar Perancangan Teknis Operasional Pada
Apartemen Berkonsep Student Centre (Studi Kasus Tower A
Apartemen Taman Melati Margonda)

Penelitian ini membahas mengenai timbulan dan komposisi limbah padat yang
dihasilkan pada apartemen berkonsep Student Centre dengan studi kasus pada
Tower A pada Apartemen Taman Melati Margonda. Penelitian bertujuan untuk
mengetahui besaran timbulan limbah padat dan persentase komposisi limbah padat
pada dua periode yang berbeda, yaitu pada masa aktif perkuliahan dan masa libur
perkuliahan. Metode pengambilan data menggunakan metode SNI 19-3964-1994
mengenai Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi
Sampah Perkotaan. Hasil penelitian adalah alternatif sistem teknis operasional,
antara lain pewadahan hingga pengangkutan limbah padat yang dapat diterapkan
pada Apartemen Taman Melati Margonda. Timbulan limbah padat yang dihasilkan
pada masa perkuliahan yaitu sebesar 0.235 kg/orang/hari, atau 2.49 liter/orang/hari.
Sedangkan timbulan limbah padat pada masa libur perkuliahan yaitu sebesar 0.108
kg/orang/hari atau 1.31 liter/orang/hari Terjadi penurunan berat timbulan limbah
padat sebesar 45.65% dan penurunan volume sebesar 52.89% pada masa libur
perkuliahan. Komposisi limbah padat pada masa perkuliahan terdiri dari 53.39%
sampah organik, 20.39% sampah plastik, 12.80% kertas, 4.64% kaca, 2.48% logam,
6.31%dan lain-lain. Sedangkan pada masa libur perkuliahan terdiri dari 30.68%
sampah organik, 26.55% sampah plastik, 29.11% kertas, 4.28% kaca, 2.50% logam,
7.08% dan lain-lain. Untuk potensi sampah layak kompos sebesar 38.66% dan
sampah layak jual 22.42% . Nilai jual dari potensi sampah layak jual berkisar Rp
33,092.56/hari, dan satu tahun mencapai Rp. 11,913,322.60/tahun. Perencanaan
pemanfaatan pada limbah padat organik dengan melakukan pengomposan dan
sampah anorganik dengan menerapkan sistem bank sampah

Kata Kunci :
Timbulan limbah padat, komposisi limbah padat, alternatif sistem teknis
operasional limbah padat, pengomposan, bank sampah

Universitas Indonesia
xii

ABSTRACT

Name : Rendra Aulia Hustamely


Study Program : Environmental Engineering
Title : Study of Solid Waste Generation and Composition for
Basic Evaluation and Development of Operational
Technical Design at the Student Center Concept Apartment
(Case study of A Tower Taman Melati Margonda
Apartment)

This study discusses the generation and composition of solid waste generated in the
Student Center concept apartment with a case study in Tower A at Taman Melati
Margonda Apartments. The study aims to determine the amount of solid waste
generation and the percentage of the composition of solid waste in two different
periods, while on active period of lectures and period of holiday. The method of
data collection uses the method of SNI 19-3964-1994 on Method of Sample
Collection and Measurmenet of The Composition of Urban Waste. The results of
the study are alternative operational technical systems, including storage to
transport of solid waste that can be applied to Taman Melati Margonda Apartments.
Solid waste generated during the lecture period is 0.235 kg/person/day, or 2.49
liters/person/day. While solid waste generation during holiday period is equal to
0.108 kg/person/day or 1.31 liters/person/day There was a decrease in solid waste
generation weight of 45.65% and a decrease in volume of 52.89% during the
holiday period. The solid waste composition during the lecture consisted of 53.39%
organic waste, 20.39% plastic waste, 12.80% paper, 4.64% glass, 2.48% metal,
6.31% and others. Whereas in the lecture holiday period it consisted of 30.68%
organic waste, 26.55% plastic waste, 29.11% paper, 4.28% glass, 2.50% metal,
7.08% and others. The potential reduction of compostable waste is equal to 38.66%
and recyclable waste is about 22.42% .The selling value of the potential for sellable
waste is Rp 33,092.56/day, and one year reaches Rp. 11,913,322.60/year. Planning
the use of organic solid waste by composting and inorganic waste by implementing
a waste bank system

Keywords :
Solid waste generation, solid waste composition, alternative of operational
technical systems solid waste, composting, waste banks

Universitas Indonesia
xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i


LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. v
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ......................... ix
ABSTRAK ............................................................................................................ xi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xviii
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
Latar Belakang ....................................................................................... 1
Perumusan Masalah ............................................................................... 3
Tujuan Penelitian ................................................................................... 4
Manfaat Penelitian ................................................................................. 5
1.4.1 Manfaat Akademis ......................................................................... 5
1.4.2 Manfaat Praktis .............................................................................. 5
Batasan Penelitian .................................................................................. 5
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA ................................................................................. 7
Pengertian Limbah Padat ...................................................................... 7
Sumber dan Jenis Limbah Padat .......................................................... 7
Komposisi dan Karakteristik Limbah Padat ..................................... 10
2.3.1 Komposisi Limbah Padat............................................................. 10
2.3.2 Karakteristik Limbah Padat ......................................................... 11
Permasalahan Akibat Limbah Padat ................................................. 14
Sistem Pengelolaan Limbah Padat ..................................................... 15
2.5.1 Aspek Teknik Operasional .......................................................... 15
2.5.2 Aspek Kelembagaan .................................................................... 20
2.5.3 Aspek Pembiayaan ...................................................................... 21
2.5.4 Aspek Hukum dan Peraturan ....................................................... 21
2.5.5 Aspek Peran Serta Masyarakat .................................................... 22
Timbulan limbah padat ....................................................................... 22
Sampah Layak Kompos ....................................................................... 25
Sampah Layak Jual .............................................................................. 28
Penelitian Terdahulu ............................................................................ 30
2.9.1 Meta Analisis ............................................................................... 30
2.9.2 Kesimpulan Meta Analisis........................................................... 38

Universitas Indonesia
xiv

BAB 3 GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI ................................................ 39


Kondisi Umum ...................................................................................... 39
Lokasi .................................................................................................... 41
Sistem Pengelolaan Limbah Padat Eksisting ..................................... 41
3.3.1 Sistem Pewadahan ....................................................................... 43
3.3.2 Sistem Pengumpulan ................................................................... 43
3.3.3 Sistem Pemindahan dan Pengangkutan ....................................... 45
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 46
Variabel Penelitian ............................................................................... 46
Pendekatan Penelitian .......................................................................... 46
Tahapan Penelitian............................................................................... 47
Studi Literatur ...................................................................................... 47
Persiapan Penelitian ............................................................................. 48
Populasi dan Sampel ............................................................................ 49
Pengumpulan Data ............................................................................... 51
4.7.1 Data Primer .................................................................................. 51
4.7.2 Data Sekunder.............................................................................. 52
Pengolahaan Data ................................................................................. 53
Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................. 55
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 57
Hasil Pengukuran Timbulan Limbah Padat ..................................... 57
5.1.1 Pengukuran Timbulan Limbah Padat Masa Perkuliahan ........... 57
5.1.2 Pengukuran Timbulan Limbah Padat Masa Libur Perkuliahan.. 63
5.1.3 Perbandingan Timbulan Limbah Padat Pada Masa Perkuliahan
dan Libur Perkuliahan ............................................................................ 68
Karakteristik Komposisi Limbah Padat ............................................ 70
5.2.1 Komposisi Limbah Padat Masa Perkuliahan ............................... 70
5.2.2 Komposisi Limbah Padat Masa Libur Perkuliahan ..................... 72
5.2.3 Perbandingan Komposisi Limbah Padat Pada Masa Perkuliahan
dan Libur Perkuliahan ............................................................................ 74
Potensi Reduksi Limbah Padat Pada Tower A Apartemen Taman
Melati Margonda ............................................................................................. 75
Potensi Waste To Energy Limbah Padat pada Tower A Apartemen
Taman Melati Margonda ................................................................................ 78
Potensi Sampah Layak Jual Limbah Padat pada Tower A
Apartemen Taman Melati Margonda ........................................................... 79
Potensi Sampah Organik Layak Kompos Limbah Padat pada Tower
A Apartemen Taman Melati Margonda ....................................................... 82
5.6.1 Kadar Air ..................................................................................... 82

Universitas Indonesia
xv

5.6.2 Rasio C/N .................................................................................... 83


Perancangan Sistem Teknis Operasional ........................................... 84
5.7.1 Pemilahan dan Pewadahan .......................................................... 84
5.7.2 Pengumpulan ............................................................................... 86
5.7.3 Pemilahan dan Pengolahan Limbah Padat................................... 89
5.7.4 Pengangkutan............................................................................... 92
Hasil Penelitian ..................................................................................... 93
BAB 6 PENUTUP................................................................................................ 95
Kesimpulan ........................................................................................... 95
Saran ...................................................................................................... 96
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 97
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... 101

Universitas Indonesia
xvi

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Sampah Berdasarkan Sumber Kegiatan .................................................. 8
Tabel 2.2 Persentase Komponen Sampah Perkotaan Berdasarkan Sumber ............ 9
Tabel 2.3 Persentase Berat Komponen Limbah Padat Pemukiman pada Negara
Berdasarkan Penghasilan Negara .......................................................................... 11
Tabel 2.4 Besaran Timbulan Sampah Berdasarkan Klasifikasi Kota ................... 24
Tabel 2.5 Klasifikasi Kota Berdasarkan Jumlah Penduduk, Contoh Jiwa, dan KK
............................................................................................................................... 24
Tabel 2.6 Besaran Timbulan Sampah Berdasarkan Sumber ................................. 25
Tabel 2.7 Standar Kualitas Kompos...................................................................... 26
Tabel 2.8 Nilai Kadar Nitrogen, Rasio C/N dan Kadar Air .................................. 28
Tabel 2.9 Rincian sampah yang dapat didaur ulang ............................................. 28
Tabel 2.10 Angka faktor pemulihan...................................................................... 29
Tabel 2.11 Penelitian Terdahulu ........................................................................... 30
Tabel 3.1 Data Luas Bangunan, Jumlah lantai, Jumlah unit, Jumlah penghuni dan
Persentase mahasiswa di Apartemen Taman Melati Margonda ........................... 40
Tabel 4.1 Rincian Data Komposisi ....................................................................... 48
Tabel 4.2 Jadwal Penelitian................................................................................... 56
Tabel 5.1 Berat Timbulan Sampel Limbah Padat Tower A Apartemen Taman
Melati Margonda. .................................................................................................. 58
Tabel 5.2 Volume Timbulan Sampel Limbah Padat Tower A Apartemen Taman
Melati Margonda. .................................................................................................. 60
Tabel 5.3 Berat Jenis Sampel Limbah Padat Tower A Apartemen Taman Melati
Margonda .............................................................................................................. 62
Tabel 5.4 Berat Timbulan Sampel Limbah Padat Tower A Apartemen Taman
Melati Margonda Masa Libur Perkuliahan ........................................................... 63
Tabel 5.5 Volume Timbulan Sampel Limbah Padat Tower A Apartemen Taman
Melati Margonda Masa Libur Perkuliahan ........................................................... 65
Tabel 5.6 Berat Jenis Sampel Limbah Padat Tower A Apartemen Taman Melati
Margonda Masa Libur Perkuliahan ....................................................................... 67
Tabel 5.7 Perbandingan Nilai Timbulan Sampah pada Tower A Apartemen
Taman Melati Margonda pada Masa Perkuliahan dan Libur Perkuliahan dengan
penelitian terdahulu ............................................................................................... 68
Tabel 5.8 Perbandingan Timbulan Limbah Padat Tower A pada Masa Perkuliahan
dan Libur Perkuliahan Dibandingkan dengan Standar SNI (19-3964-1995) ........ 69
Tabel 5.9 Komposisi Limbah Padat Tower A Apartemen Taman Melati Margonda
pada Masa Perkuliahan ......................................................................................... 70
Tabel 5.10 Komposisi Limbah Padat Tower A Apartemen Taman Melati
Margonda pada Masa Libur Perkuliahan .............................................................. 72
Tabel 5.11 Perbandingan Komposisi Limbah Padat Tower A pada Masa
Perkuliahan dan Libur Perkuliahan dengan penelitian terdahulu ......................... 74

Universitas Indonesia
xvii

Tabel 5.12 Potensi Reduksi Sampah Tower A Apartemen Taman Melati Mar.... 76
Tabel 5.13 Potensi Reduksi Sampah Tower A Apartemen Taman Melati
Margonda (lanjutan) .............................................................................................. 77
Tabel 5.14 Total estimasi energi yang dapat dihasilkan oleh sampah Tower A
Apartemen Taman Melati Margonda .................................................................... 79
Tabel 5.15 Harga Jual Sampah Anorganik ........................................................... 80
Tabel 5.16 Potensi Sampah Layak Jual Pada Tower A Apartemen Taman Melati
Margonda .............................................................................................................. 81
Tabel 5.17 Kelembaban Sampel Sampah Tower A Apartemen Taman Melati
Margonda .............................................................................................................. 82
Tabel 5.18 Rasio C/N Sampel Sampah Organik Tower A Apartemen Taman
Melati Margonda ................................................................................................... 83
Tabel 5.19 Label atau Tanda dan warna Wadah Sampah ..................................... 85

Universitas Indonesia
xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Teknik Operasional Pengelolaan Limbah Padat ................... 16


Gambar 3.1 Ilustrasi Kawasan Apartemen Taman Melati Margonda................... 40
Gambar 3.2 Lokasi Apartemen Taman Melati Margonda .................................... 41
Gambar 3.3 Struktur Organisasi Pengelola Gedung Apartemen Taman Melati ... 42
Gambar 3.4 Pewadahan pada Apartemen Taman Melati (a) Wadah komunal
penghuni (sulo) dan (b) Wadah area umum .......................................................... 44
Gambar 3.5 Tempat Penampungan Sementara Sampah ....................................... 45
Gambar 4.1 Tahapan Penelitian ............................................................................ 47
Gambar 4.2 Proses Pengukuran Sampel Sampah ................................................. 52
Gambar 5.1 Grafik Hubungan Berat Sampel Timbulan Sampah Perhari Dengan
Berat Sampel Timbulan Rata-rata Perhari ............................................................ 59
Gambar 5.2 Grafik Hubungan Volume Sampel Timbulan Sampah Perhari Dengan
Volume Sampel Timbulan Rata-rata Perhari ........................................................ 61
Gambar 5.3 Grafik Hubungan Berat Jenis Sampel Timbulan Sampah Per Hari
Dengan Berat Jenis Sampel Timbulan Rata-Rata ................................................. 62
Gambar 5.4 Grafik Hubungan Berat Sampel Timbulan Sampah Perhari Dengan
Berat Sampel Timbulan Rata-rata Perhari Pada Masa Libur Perkuliahan ............ 64
Gambar 5.5 Grafik Hubungan Volume Sampel Timbulan Sampah Perhari Dengan
Volume Sampel Timbulan Rata-rata Perhari Pada Masa Libur Perkuliahan ........ 66
Gambar 5.6 Grafik Hubungan Berat Jenis Sampel Timbulan Sampah Per Hari
Dengan Berat Jenis Sampel Timbulan Rata-Rata ................................................. 67
Gambar 5.7 Ilustrasi Pengumpulan oleh Penghuni ............................................... 86
Gambar 5.8 Pola Operasional Pengumpulan Sampah Apartemen Taman Melati
Margonda .............................................................................................................. 88
Gambar 5.9 Alur Penjualan Bank Sampah ........................................................... 90
Gambar 5.10 Ilustrasi penggambaran ruang khusus sampah guna ulang ............. 90
Gambar 5.11 Ilustrasi Rumah Kompos beserta mesin pencacah .......................... 92
Gambar 5.12 Rekomendasi Truk Pengangkut Sampah, Dumptruck (A) dan Arm
roll truck (B). ........................................................................................................ 93

Universitas Indonesia
1

BAB 1
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Limbah padat merupakan sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau
proses alam yang berbentuk padat. Limbah padat apabila tidak dikelola dengan baik
dapat menimbulkan berbagai masalah seperti masalah kesehatan masyarakat dan
lingkungan. Timbulan sampah yang dibiarkan dapat menjadi sumber penyakit,
selain itu juga dapat mengakibatkan pencemaran pada lingkungan sekitar.
Permasalahan sampah di Indonesia merupakan masalah besar, tercatat bahwa pada
tahun 2016 jumlah timbulan sampah di Indonesia mencapai 65,200,000 ton
pertahun dengan penduduk sebanyak 261,115,456 orang (Badan Pusat Statistik,
2018). Permasalahan ini jika tidak dikelola maka akan menyebabkan permasalahan-
permasalahan lain. Hal ini dikarenakan strategi pengelolaan sampah belum
dilaksanakan. Padahal pemerintah sudah membuat peraturan terkait. Berdasarkan
Undang-undang No.18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah mengatakan
Pengelolaan limbah pada yang dimaksudkan adalah kegiatan yang sistematis,
menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan
limbah padat.
Pertambahan jumlah penduduk di Indonesia dinilai sangat pesat.
peningkatan penduduk di Indonesia yang mencapai 1,34% dengan jumlah
penduduk sekitar 261.9 juta jiwa pada tahun 2017 (Badan Pusat Statistik, 2018).
Sedangkan jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 adalah sebanyak
237,641,326 jiwa mencakup mereka yang bertempat tinggal di daerah perkotaan
sebanyak 118,320,256 jiwa (49.79 %) dan di daerah perdesaan sebanyak
119,321,070 jiwa (50.21 %) dan angka tersebut akan meningkat hingga 66.6% pada
tahun 2035 (Badan Pusat Statistik, 2010). Salah satu kota yang memiliki jumlah
penduduk yang tinggi ialah kota Depok. Kota Depok yang merupakan salah satu
wilayah di Jawa Barat memiliki luas wilayah sekitar 200.3 Km2 dengan jumlah
populasi penduduk Kota Depok berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2017 ialah
sebesar 2,254,513 (Badan Pusat Statistik Kota Depok, 2018).

Universitas Indonesia
2

Jumlah penduduk yang tinggi ini menyebabkan kebutuhan akan tempat


tinggal semakin tinggi. Salah satu alternatif dalam pemenuhan tempat tinggal ialah
dengan pembuatan tempat tinggal vertikal (apartemen) yang dekat dengan pusat
kota. Pembangunan rumah huni ini menimbulkan masalah baru yaitu meningkat
nya jumlah timbulan sampah yang dihasilkan pada satu titik tertentu. Jumlah limbah
padat yang dihasilkan kota Depok pada tahun 2017 mencapai angka 1,200 ton per
hari dengan penyumbang utama berasal dari domestik . Berdasarkan data dari
survei yang dilakukan Environment Health Risk Assessment (EHRA) pada tahun
2011 yang terdapat di dalam Buku Putih Sanitasi Kota Depok mengatakan bahwa
hanya sekitar 26.3% masyarakat yang melakukan pemilahan sampah sementara
sisanya 73.7% membuang langsung sampahnya. Sehingga timbulan limbah padat
yang terkumpul pada TPA sangat besar. Pengoperasian TPA yang dilakukan oleh
pemerintah Kota Depok menggunakan controlled landfill, namun jumlah timbulan
limbah padat pada TPA Cipayung telah mencapai ketinggian sekitar 25 hingga 30
meter pada tahun 2018 (Paramita, et al., 2018). Oleh karena itu diperlukannya
pengelolaan sampah di sumber untuk mengurangi timbulan limbah padat yang
masuk ke TPA agar memperpanjang usia TPA Cipayung.
Penyumbang timbulan limbah padat terbesar berasal dari sampah domestik
yang berasal dari rumah hunian. Salah satu jenis rumah hunian yang memiliki
timbulan limbah padat yang tinggi ialah apartemen. Jumlah apartemen di kota
Depok mengalami peningkatan yang disebabkan tidak hanya dari pertumbuhan
penduduk kota depok saja, melainkan dari banyaknya penduduk yang berstatus
pelajar atau mahasiswa dari luar daerah depok. Rumah hunian yang nyaman dan
dekat dengan area kampus menjadi pilihan yang sangat diminati oleh para
mahasiswanya, sehingga muncul sebuah apartemen yang berkonsep student centre.
Student centre yang dimaksud ialah apartemen yang menjadikan mahasiswa
sebagai target market utama.
Pada penelitian ini objek studi yang dipilih adalah Apartemen Taman
Melati Margonda. Apartemen Taman Melati Margonda merupakan salah satu
apartemen yang berkonsep student centre dan terletak tepat dengan stasiun
Universitas Indonesia. Apartemen ini memiliki dua tower, yaitu tower A (Taman
Melati Margonda) dan tower B (Grand Taman Melati Margonda). Luas bangunan

Universitas Indonesia
3

dari Tower A seluas 26,402 m2 dan Tower B seluas 14,993 m2. Berdasarkan dari
hasil wawancara pada bulan Maret 2019, pada Tower A terdapat 800 unit apartemen
dan sudah terisi sekitar 537 unit, sedangkan Tower B terdapat 507 unit apartemen
dan sudah terisi sekitar 342 unit.
Hal yang menjadi latar berlakang pemilihan Tower A Apartemen Taman
Melati Margonda ialah karena belum adanya data tentang timbulan dan komposisi
limbah padat pada apartemen yang berkonsep Student Centre, belum tersedianya
data terkait data timbulan sampah yang dihasilkan, dan belum dilaksanakan
pemilahan dan pengolahan limbah padat pada sumber. Pemilihan Tower A juga
berdasarkan perizinan dengan pihak apartemen dan jumlah penghuni yang berstatus
mahasiswa lebih banyak dibanding Tower B, sehingga diasumsikan terdapat
perbedaan timbulan sampah yang signifikan pada masa libur perkuliahan dengan
masa perkuliahan. Pengambilan data diperuntukkan untuk mengetahui jumlah
timbulan dan komposisi sampah serta dapat menentukan alternatif sistem teknis
operasional yang dapat diterapkan pada apartemen tersebut sehingga dapat
mengurangi beban timbulan sampah yang dibuang ke TPA dan mengurangi biaya
operasional. Metode yang digunakan dalam mendapatkan data timbulan dan
karakteristik komposisi limbah padat yaitu sesuai dengan SNI-19-3964-1994
tentang Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi
Sampah Perkotaan. Sedangkan untuk perencanaan aspek teknis operasional yang
dinilai meliputi pemilahan dan pewadahan sampah pada sumber, pengumpulan
sampah, dan pengangkutan sampah yang mengacu pada UU no.18 Tahun 2008
tentang Pengelolaan Sampah, serta Peraturan Pemerintah no. 81 Tahun 2012
tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah
Tangga

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan, maka diketahui bahwa
pada Apartemen Taman Melati Margonda belum dilakukan pemilahan dan
pengolahan limbah padat yang efesien. Sehingga rumusan masalah yang menjadi
fokus utama dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Universitas Indonesia
4

1. Berapa besarnya timbulan limbah padat yang dihasilkan dari Tower A


Apartemen Taman Melati Margonda pada masa perkuliahan dan ketika libur
perkuliahan?
2. Bagaimana komposisi dan karakteristik timbulan limbah padat yang
dihasilkan dari Tower A Apartemen Taman Melati Margonda pada masa
perkuliahan dan ketika libur perkuliahan?
3. Berapa potensi limbah padat layak kompos dan layak jual pada timbulan
limbah padat dari Tower A Apartemen Taman Melati Margonda masa
perkuliahan dan ketika libur perkuliahan?
4. Bagaimana sistem teknis operasional pengelolaan limbah padat yang
diterapkan saat ini pada Tower A Apartemen Taman Melati Margonda
ketika masa perkuliahan dan ketika libur perkuliahan?
5. Bagaimana rancangan usulan sistem teknis operasional pengelolaan limbah
padat pada Tower A Apartemen Taman Melati Margonda yang dapat
diterapkan?

Tujuan Penelitian
1. Menghitung jumlah timbulan sampah yang dihasilkan Tower A Apartemen
Taman Melati Margonda pada masa perkuliahan dan ketika libur
perkuliahan.
2. Menganalisa persentase komposisi timbulan sampah yang dihasilkan Tower
A Apartemen Taman Melati Margonda pada masa perkuliahan dan ketika
libur perkuliahan..
3. Menganalisa potensi limbah padat layak kompos dan layak jual di Tower A
Apartemen Taman Melati Margonda
4. Menganalisa sistem teknis operasional pengelolaan sampah pada Tower A
Apartemen Taman Melati Margonda pada masa perkuliahan dan ketika libur
perkuliahan saat ini..
5. Membuat rekomendasi alternatif sistem teknis operasional pengelolaan
sampah pada Tower A Apartemen Taman Melati Margonda yang dapat
diterapkan.

Universitas Indonesia
5

Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh melalui hasil penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1.4.1 Manfaat Akademis
1. Mengetahui informasi mengenai timbulan, komposisi dan pengelolaan
limbah padat pada area perumahan bertingkat jenis apartemen yang
berdekatan dengan area perguruan tinggi
2. Sebagai salah satu referensi untuk penelitian selanjutnya yang meneliti
mengenai timbulan limbah padat pada area perumahan bertingkat jenis
apartemen
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Bagi pihak pengelola apartemen diharapkan terbantu dengan ada saran
dalam pengelolaan sampah sehingga dapat membantu dalam segi praktik
dalam pengelolaan limbah padat pada area apartemen
2. Bagi penghuni apartemen diharapkan menjadi lebih nyaman pada area
apartemen
3. Bagi pemerintah diharapkan terbantu dalam hal pengelolaan sampah karena
adanya pengurangan sampah sehingga tidak meningkatkan timbulan yang
terangkut ke TPA

Batasan Penelitian
Berdasarkan yang sudah dijelaskan diatas, dapat diketahui batasan-batasan
dalam penelitian ini, antara lain:
1. Penelitian dilakukan pada Tower A Apartemen Taman Melati Margonda,
Depok.
2. Metode pengambilan, dan pengukuran contoh timbulan dan komposisi
sampah apartemen menggunakan SNI 19-3964-1994 tentang Metode
Pengambilan dan Pengukuran Contoh TImbulan dan Komposisi Sampah
Perkotaan.
3. Pengambilan data timbulan limbah padat dilakukan pada masa perkuliahan
dan masa libur perkuliahan

Universitas Indonesia
6

4. Untuk analisa potensi limbah padat layak kompos hanya dilakukan sampai
tahap analisa data rasio C:N, tidak mencangkup proses pembuatan kompos
5. Untuk analisa potensi limbah padat layak jual menggunakan data timbulan
pada masa perkuliahan
6. Untuk perancangan pengelolaan sampah hanya mencakup aspek teknis
operasional, tidak mencakup aspek kelembagaan, pembiayaan, dan
hukum.

Universitas Indonesia
7

BAB 2
KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Limbah Padat


Terdapat beragam definisi atau pengertian terkait limbah padat atau
sampah. Definisi limbah padat atau sampah berdasarkan Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) adalah sisa barang atau benda yang dibuang karena tidak terpakai
lagi dan sebagainya. Menurut Tchobanoglous, Theisen, dan Vigil (1993) dalam
bukunya yang berjudul ‘Integrated Solid Waste Management’, mengungkapkan
bahwa limbah padat merupakan semua yang bersumber dari aktivitas manusia dan
hewan berupa padatan normal dan dibuang karena tidak berguna atau tidak
dikehendaki. Menurut Enviromental Protection Agency (EPA) menyatakan bahwa
limbah padat merupakan setiap buangan atau barang sisa, lumpur yang berasal dari
instalasi pengolahan air limbah, pengolahan air bersih atau pengendalian polusi
udara dan hasil buangan lainnya; yang dihasikan dari kegiatan industri, komersil,
pertambangan, pertanian dan dari aktivitas lainnya. Selain itu menurut Undang-
undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, menyatakan sampah
adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk
padat. Sedangkan menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia limbah
padat merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu
proses. Dengan demikian limbah padat dapat diartikan sebuah hasil dari aktivitas
manusia yang berbentuk padat yang dapat bersifat organik maupun anorganik yang
memerlukan pengolahan agar tidak berbahaya bagi lingkungan sekitarnya

Sumber dan Jenis Limbah Padat


Sumber limbah padat dapat berasal dari berbagai aktivitas. Sumber limbah
padat dapat diklasifikasikan menjadi sembilan bagian berdasarkan kegiatan atau
sumber penghasilnya, antara lain sebagai berikut:

Universitas Indonesia
8

Tabel 2.1 Sampah Berdasarkan Sumber Kegiatan


Fasilitas, aktivitas, dan
Sumber Jenis Sampah
lokasi sampah dihasilkan
Pemukiman Tempat tinggal pribadi, Sisa makanan, kertas, kardus,
tempat tinggal beberapa plastic, tekstil, kulit, sampah taman,
keluarga, apartemen kecil, kayu, gelas, kaleng, aluminium,
menengah dan tingkat logam, abu, dedaunan, sampah
tinggi, dsb. khusus (meliputi barang-barang
besar, elektronik, sampah kebun
yang dikumpulkan terpisah; baterai,
oli dan ban), sampah rumah tangga
berbahaya, dsb

Komersil Toko, restoran, pasar, Kertas, kardus, plastik, kayu, sampah


bangunan kantor, hotel, makanan, kaca, logam, sampah khusus (lihat
motel, percetakan, unit di atas), sampah berbahaya, dsb.
pelayanan, bengkel, dsb.
Institusi Sekolah, rumah sakit, Sama seperti dengan komersil
penjara, pelayanan
pemerintah, dsb.
Industri Konstruksi, fabrikasi, Kertas, kardus, plastik, kayu, sisa makanan,
(nonprocess manufaktur kecil dan berat, abu, sampah khusus, sampah berbahaya, dsb.
wastes) kilang minyak, pabrik
kimia, pembangkit energi,
pembongkaran, dsb.
Konstruksi dan Area konstruksi, perbaikan Kayu, besi, semen, debu, kerikil, dsb.
Pembongkaran jalan, perbaikan area,
pembongkaran, dsb.
Pelayanan Pembersihan jalanan, Sampah khusus, kotoran, hasil penyapuan
Kota(tidak pertamanan, parkir, pantai, jalan, sisa penghiasan pohon dan
termasuk fasilitas tempat rekreasi, dsb. pertamanan, pusing dari cekungan, sampah
pengolahan) umum dari area parkir, pantai dan tempat
rekreasi, dsb.
Fasilitas Proses pengolahan air, air Limbah unit pengolahan, pada dasarnya
Pengolahan limbah, industri, dll terdiri dari residu lumpur
Industri Konstruksi, fabrikasi, Sampah proses industri, serpihan material,
produksi ringan dan berat, dsb, sampah makanan, sampah organic,
perpipaan, unit kimia, sampah anorganik, abu, sampah konstruksi
pembangkit energi, dan pembongkaran, sampah khusus, dan
pembongkaran, dll sampah berbahaya.
Pertanian Pertanian, perkebunan, Sampah makanan yang rusak, sampah
pertenakan, dsb. pertanian, kotoran, sampah berbahaya.
Sumber: (Tchobanoglous, et al., 1993)

Dari tabel diatas sampah pemukiman dan komersial merupakan sumber


yang berkontribusi besar dalam menghasilkan sampah perkotaan, yaitu sebesar 50-
75% dari total sampah perkotaan. Selain itu persentase komponen sampah
perkotaan berdasarkan sumbernya dapat dilihat di table berikut:

Universitas Indonesia
9

Tabel 2.2 Persentase Komponen Sampah Perkotaan Berdasarkan Sumber


% Berat
Kategori Sumber Sampah
Kisaran Tipikal
Pemukiman dan komersil 50 – 75 62
Sampah spesifik 3 – 12 5
Sampah berbahaya 0,01 - 1 0,1
Institusi 3–5 3,4
Konstruksi 8 – 20 14
Pelayanan kota - -
Pembersihan jalan 2–5 3,8
Landscaping 2–5 3,0
Area rekreasi 1,5 – 3 2,0
Tong 0,5 – 1,2 0,7
Lumpur instalasi pengolahan 3–8 6,0
Sumber : (Tchobanoglous, et al., 1993)

Di Indonesia klasifikasi sampah berdasarkan sumbernya dijelaskan pada


Undang-Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah, mengklasifikasikannya ke dalam tiga sumber yaitu:
1. Sampah rumah tangga :sampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari
dalam rumah tangga, tidak termasuk tinja dan sampah spesifik
2. Sampah sejenis sampah rumah tangga : sampah yang berasal dari kawasan
komersil, Kawasan industry, Kawasan khusus, fasilitas social, fasilitas
umum, dan/atau fasilitas lainnya
3. Sampah spesifik : sampah yang mengandung bahan berbahaya dan
beracun (B3), sampah yang mengandung limbah bahan berbahaya dan
beracun (B3), sampah yang timbul akhibat bencana, puing bongkaran
bangunan, sampah yang secara teknologi belum dapat diolah, dan/atau
sampah yang timbul secara tidak periodik
Selain itu menurut SNI 19-3964-1994 tentang Spesifikasi Timbulan Sampah untuk
Kota Kecil dan Sedang di Indonesia, sumber sampah diklasifikasi menjadi dua,
yaitu:
1. Sampah Perumahan : sumber perumahan terdiri atas rumah permanen,
rumah semi permanen, dan rumah non permanen
2. Sampah Non Perumahan : sumber non perumahan terdiri atas, kantor, took
atau ruko, pasar, sekolah, tempat ibadah, jalan, hotel, restoran, industry,
rumah sakit, dan fasilitas umum lainnya

Universitas Indonesia
10

Komposisi dan Karakteristik Limbah Padat


2.3.1 Komposisi Limbah Padat
Komposisi limbah padat merupakan informasi untuk menggambarkan
komponen-komponen individual yang terdapat pada timbulan limbah padat dan
biasanya dinyatakan dalam persentase berat atau volume. Komposisi limbah padat
berdasarkan sifat kimia unsur pembentuknya, diklasifikasi menjadi dua jenis, yaitu
(Damanhuri & Padmi, 2004):
1. Limbah padat organik
Limbah padat organik yaitu limbah padat yang termasuk oleh unsur-unsur
karbon, hydrogen, oksigen, dan nitrogen. Limbah padat organik pada
umumnya bersifat biodegradable sehingga mudah terdekomposisi,
misalnya daun-daunan, kayu, kertas, sisa makanan, sayur dan buah.
2. Limbah padat non-organik
Limbah padat non-organik yaitu limbah padat dari buaha-buahan yang
tidak tersusun oleh senyawa organik dan tidak dapat diuraikan oleh
mikroorganisme atau sulit terdekomposisi (non-biodegredable). Contoh
limbah padat jenis ini adalah kaleng plastik, logam kaca, dll.
Informasi terkait komposisi limbah padat penting sebagai dasar untuk strategi
pengelolaan sampah yang berorientasi kepada pemanfaatan, sistem daur ulang dan
pengomposan. Komposisi limbah padat suatu kota dipengaruhi oleh keadaan sosial
dan ekonomi penduduk di kota tersebut, berikut merupakan persentase berat dari
komponen limbah padat pemukiman di berbagai jenis negara (Tchobanoglous, et
al., 1993)

Universitas Indonesia
11

Tabel 2.3 Persentase Berat Komponen Limbah Padat Pemukiman pada Negara
Berdasarkan Penghasilan Negara

Negara Negara Negara


Komponen Berpenghasilan Berpenghasilan Berpenghasilan
Rendah (%) Menengah (%) Tinggi (%)

Sisa makanan 40 – 85 20 – 65 6 – 30
Kertas 1 – 10 8 – 30 20 – 45
Kardus 1 – 10 8 – 30 5 – 15
Plastik 1–5 2–6 2–8
Kain 1–5 2 – 10 2–6
Karet 1–5 1–4 0–2
Organik

Kulit 1–5 1–4 0–2


Sampah kebun 1–5 1 – 10 10 – 20
Kayu 1–5 1 – 10 1–4
Kaca 1 – 10 1 – 10 4 – 12
Anorganik

Kaleng 1 – 10 1 – 10 2–8
Alumunium 1–5 1–5 0–1
Logam 1–5 1–5 1–4
Debu dan abu 1 – 40 1 – 30 0 – 10
Sumber : (Tchobanoglous, et al., 1993)

2.3.2 Karakteristik Limbah Padat


Karakteristik limbah padat merupakan sifat fisik, kimia, dan biologi yang
terdapat pada sampah. Karakteristik ini sangat penting dalam pengembangan dan
perancangan sistem pengelolaan limbah padat. Karakteristik limbah padat pada
suatu daerah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti pendapatan
masyarakat, pertumbuhan penduduk, produksi daerah, pertumbuhan industri, pola
konsumsi serta perubahan musim (Tchobanoglous, et al., 1993)

2.3.2.1 Karakteristik Fisik


1. Berat Jenis
Berat jenis di definisikan sebagai berat material per satuan volume. Satuan
dari berat jenis adalah lb/ft3, lb/yd3 atau kg/m3. Berat jenis diperlukan untuk
menghitung beban massa dan volume total limbah padat yang harus
dikelola, hal ini mempengaruhi pengelolaan limbah padat. Nilai berat jenis
limbah padat dipengaruhi oleh letak geografis, musim, dan lama
penyimpanan.
2. Kelembaban

Universitas Indonesia
12

Kelembaban atau kadar air limbah padat dapat dinyatakan dalm dua
metode, yaitu metode berat basah dan metode berat kering. Metode berat
basah ialah pengukuran kadar air sampel dinyatakan dalam persentase
berat basah. Sedangkan metode berat kering ialah pengukuran kadar air
sampel dinyatakan dalam persentase berat kering. Pada umumnya ukuran
kelembaban limbah padat menggunakan metode persentase berat basah.
Kelembaban limbah padat mempengaruhi perencanaan bahan wadah
pengumpul, lama waktu pengumpulan dan desain system pengolahan.
Kelembaban limbah padat dipengaruhi oleh komposisi limbah padat,
musim, kadar humus dan curah hujan
3. Ukuran dan Distribusi Partikel
Distribusi ukuran dan ukuran partikel dari bahan dalam limbah padat
sangat penting dalam menentukan jenis pengolahan limbah padat, selaint
itu juga dalam kelanjutan recovery bahan. Terutama untuk memisahkan
partikel besar dengan partikel kecil. Dalam upaya pemulihan material,
terutama dengan cara mekanis dan pemisah magnetic. Ukuran dan
distribusi partikel menjadi pertimbangan yang penting
4. Kapasistas Lahan
Kapasitas lahan merupakan total jumlah kelembapan yang dapat
ditambung dalam subjek sampel limbah padat terhadap gaya Tarik
gravitasi. Kapasitas lahan penting dalam menentukan formasi air lindi pada
TPA
5. Faktor Pelimadatan
Konduktivitas hidrolik limbah yang dipadatkan merupakan sifat fisik yang
penting dalam skala besar dapat memnidahkan cairan dan gas dalam TPA

2.3.2.2 Karakteristik Kimia Limbah Padat


Berdasakran evaluasi proses alternative dan pilihan recovery limbah padat,
karakteristik kimia limbah padat menjadi pentung untuk diketahui. Parameter dari
karakteristik kimia limbah padat adalah sebagai berikut (Tchobanoglous, et al.,
1993):

Universitas Indonesia
13

1. Proximate Analysis
Dalam analisis proksimat digunakan untuk komponene limbah padat yang
mudah terbakar meliputi pengujian kelembaban yaitu kelembaban yang akan
hilang saat dipanaskan pada suhu 105o C selama 1 jam, bahan yang mudah
menguap yaitu pembakaran pada suhu 950o C, karbon tetap yaitu sisa
pembakaran yang tersisa setelah bahan mudah menguap hilang dan debu
2. Fusing Point if Ash
Fusing point if ash atau disebut juga titik asap adalah suhu dimana dihasilkan
abu dari proses pembakaran limbah padat yang menjadi padat akibat
penggumpalan
3. Ultimate Analysis
Ultimate analysis dari komponen limbah meliputi penentan persen karbon
(C), hydrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N), belerang (S), dan debu. Hasil
analisis ultimate ini digunakan untuk menentukan karakteristik kimia bahan
organik dalam limbah padat perkotaan atau dapat juga digunakan untuk
menentukan rasio perbanding C/N untuk proses konveris biologis
4. Energy Content
Energy content dalam limbah padat perkotaan ditentukan dengan beberapa
cara yaitu ditentukan dengan menggunakan boiler skala besar sebagai
calorimeter, menggunakan calorimeter laboratorium, dan dengan perhitungan
apabila komposisi elemen diketahui.
5. Nutrisi Esensial dan Elemen Lainnya
Informasi mengenai nutrisi esensial dan elemen di dalam material limbah
padat menjadi penting apabila fraksi organik dari limbah padat akan
digunakan sebagai bahan baku nutuk produksi kompos, metana, dan etanol.
Dari informasi mengenai nutrisi esensial dan elemen di dalam material limbah
padat, maka akan dapat ditentukan produk konversi biologis yang dapat
dihasilkan

2.3.2.3 Karakteristik Biologis Limbah Padat


Untuk mengurangi volume dan berat bahan untuk memproduksi kompos,
humus dan untuk memproduksi metan, penentuan karakteristik biologi dapat

Universitas Indonesia
14

diguanakan. Karakteristik biologi yang digunakan adalah jumlah lalat dalam


sampel limbah padat. Kehadiran atau jumlah lalat dilakukan dengan meletakkan
alat fly grill diatas tumpukan limbah padat sesuai dengan masing-masing
klasifikasinya. Rata-rata kehadiran lalat dalam sampel adalah 7 ekor sehingga
semakin besar timbulan limbah padat dan komposisinya, maka kehadiran jumlah
lalat pun semakin besar (Tchobanoglous, et al., 1993).

Permasalahan Akibat Limbah Padat


Dalam Undang-undang tersebut disebutkan juga bahwa sampah telah
menjadi permasalahan nasional sehingga pengelolaannya perlu dilakukan secara
komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir agar memberikan manfaat secara
ekonomi, sehat bagi masyarakat, dan aman bagi lingkungan, serta dapat mengubah
perilaku masyarakat. Permasalahan yang dimaksud ialah dampak yang ditimbulkan
dari keberadaan sampah pada sumber, antara lain (Tchobanoglous, et al., 1993):
1. Masalah estetika
2. Menyebabkan tempat berkumpulnya berbagai binatang yang dapat
menjadi faktor timbulnya penyakit
3. Menyebabkan polusi udara, air dan tanah
4. Menyebabkan terjadinya penyumbatan saluran-saluran air buangan dan
drainase
Selain itu dampak timbulan limbah padat tidak hanya berdampak pada
sumber penghasil limbah padat, melainkan pada hilir atau dari kegiatan pengelolaan
sampah itu sendiri. Dampak dari kegiatan pemrosesan akhir sampah juga memiliki
menurut Peratura Pemerintah No.81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah
Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga, antara lain:
1. Pencemaran air, udara dan tanah
2. Longsor pada area TPA
3. Kebakaran
4. Ledakan yang diakibatkan oleh gas metan
5. Sumber penyebaran penyakit

Universitas Indonesia
15

Sistem Pengelolaan Limbah Padat


Pengelolaan limbah padat merupakan kegiatan yang sistematis,
menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan
sampah. Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan,
pendaurulangan, atau pembuangan dari material sampah. Pengelolaan sampah
bertujuan untuk mengurangi dampak kesehatan makhluk hidup, lingkungan dan
keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya
alam. Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif
dengan metoda dan keahlian khusus untuk masing-masing jenis zat. Berdasarkan
Peraturan Pemerintah No.81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah
Tangga dan Sampah Sejenihs Sampah Rumah Tangga, pengelolaan limbah padat
bertujuan untuk:
1. Menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan kesehatan masyarakat;
dan
2. Menjadikan sampah sebagai sumber daya
Sistem Pengelolaan limbah padat terdiri dari 5 aspek yang saling
mendukung dan berhubungan satu dengan yang lainnya. Kelima aspek tersebut
ialah aspek Teknik operasional, aspek kelembagaan, aspek hukum dan peraturan,
aspek pembiayaan, dan aspek peran serta masyarakat

2.5.1 Aspek Teknik Operasional


Berdasarkan SNI 19-2454-2002 tentang Tata Cara Teknik Operasional
Pengelolaan Sampah Perkotaan, Teknik operasional pengelolaan limbah padat
perkotaan yang terdiri dari kegiatan pewadahan, pengumpulan, pemindahan,
pemilahan dan pengolahan, pengangkutan dan pembuangan akhir. Semua kegiatan
tersebut harus bersifat terpadu dimana semua aspek saling berhubungan satu sama
lain dan berdampak satu sama lain. Skema teknik operasional pengelolaan limbah
padat seperti berikut:

Universitas Indonesia
16

Gambar 2.1 Skema Teknik Operasional Pengelolaan Limbah Padat


Sumber : SNI 19-2454-2002 tentang Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah
Perkotaan
1. Pemilahan dan pewadahan di sumber
Pemilahan adalah kegiatan mengelompokkan dan memisahkan sampah
sesuai dengan jenis sampah. Menurut Peraturan Pemerintah No. 81 Tahun
2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis
Sampah Rumah Tangga., pemilahan harus dikelompokkan menjadi paling
sedikit 5 (lima) jenis sampah, yaitu:
a. Sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracut serta limbah
bahan berbahaya dan beracun (B3)
b. Sampah yang mudah terurai (organik)
c. Sampah yang dapat digunakan kembali
d. Sampah yang dapat di daur ulang
e. Sampah lainnya
Pewadahan adalah aktivitas menampung limbah padat sementara dalam
suatu wadah individual atau komunal di tempat sumber limbah padat.
Pewadahan dilakukan dengan pemilahan baik untuk pewadahan

Universitas Indonesia
17

individual maupun komunal sesuai pengelompokkan pengelolaan limbah


padat. Pewadahan individual diletakkan pada halaman muka dan belakang
sebuah bangunan. Pewadahan komunal ditempatkan sedekat mungkin
dengan sumber sampah, tidak mengganggu pemakai jalan atau sarana
umum lainnya, di luar jalur lalu lintas, di ujung gang kecil, di sekitar
taman dan pusat keramaian. Sarana atau fasilitas pewadahan harus
memberikan label dan/atau warna wadah yang berbeda pada tiap jenis
sampah. Pemilihan sarana pewadahan sampah mempertimbangkan
volume sampah, jenis sampah, penampatan, jadwal pengumpulan, dan
jenis sarana pengumpulan dan pengangkutan.
2. Pengumpulan
Pengumpulan merupakan kegiatan mengambil dan memindahkan sampah
dari sumber sampah ke tempat penampungan sementara atau tempat
pngolahan sampah dengan prinsip 3R. Pada proses pengumpulan tidak
boleh mencampur kembalit sampah yang telah dipilah proses pewadahan.
Pengumpulan sampah memiliki berbagai macam pola pengumpulan,
antarai lain :
a. Individual langsung
Alat pengumpul yang lebih kecil mengambil sampah dari pengguna
jasa, lalu diangkut ke alat pengumpul yang lebih besar dan menuju TPA
b. Individual tidak langsung
Alat pengumpul mengangkut langsung timbulan sampah dari pengguna
jasa menuju TPA
c. Komunal langsung
Pengguna jasa mengumpulkan sampah secara bersama pada suatu
wadah komunal, lalu diangkut oleh alat pengumpul dan menuju TPA
d. Komunal tidak langsung
Pengguna jasa mengumpulkan sampah secara bersama pada suatu
wadah komunal, lalu diangkut oleh alat pengumpul kecil yang nantinya
dipindahkan atau dikumpulkan pada alat pengumpul lebih besar,
kemudian diangkut menuju TPA
e. Penyapuan jalan

Universitas Indonesia
18

3. Pemindahan dan pengangkutan


Pemindahan merupakan kegiatan memindahkan limbah padat hasil
pengumpulan ke dalam alat pengangkut untuk dibawa ke tempat
pemerosesan lanjutan atau tempat pemerosesan akhir. Pemindahan dan
pengangkutan merupakan kegiatan operasi yang dimulai dari titik
pengumpulan terakhir dari suatu siklu pengumpulan sampai ke TPA atau
TPST. Metode pengangkutan serta peralatan yang akan dipakai
tergantung dari pola pengumpulan yang dipergunakan. Pemindahan dan
pengangkutan didasarkan atas jenis sampah yang dipilah dapat dilakuka
dengan pengaturan jadwal pemindahan dan pengangkutan sesuai dengan
jenis sampah terpilah dan sumber sampah serta penyediaan sarana
pemindahan dan pengangkut sampah terpilah. Sedangkan untuk pola
pemindahan dan pengangkutan dibagi menjadi dua jenis seperti berikut:
a. Sistem Kontainer Angkat (Hauled Cotainer System)
Pola pengangkutan yang digunakan ialah dengan sistem
pengosonngan container. Pada pola ini pengangkut membawa
kontainer kosong pada tiap titik pengumpulan yang terdapat kontainer
isi. Pengangkut menggaanti atau mengambil kontainer isi dan
langsung membawa nya ke tempat pemerosesan berikutnya.
b. Sistem Kontainer Tetap (Stationary Container System)
Pada sistem ini biasanya kontainer yang digunakan lebih kecil serta
alat angkut berupa truk kompaktor secara mekanis atau manual.
Pengangkutan dilakukan dengan pengangkut membawa truk dengan
kontainer kossong menuju titik pengumpulan kontainer isi. Sampah
yang terdapat pada kontainer isi dituangkan ke dalam truk kompaktor
dan meletakkan kembali kontainer. Pengangkut menuju titik
pengambilan berikutnya hingga kontainer pada pengangkut atau truk
kompaktor tersisi untuk kemudian menuju tempat pemerosesan
selanjutnya

Universitas Indonesia
19

4. Pemilahan dan pengolahan


Pemilahan dan pengolahan merupakan tindakan mengubah bentuk
karakteristik, komposisi, dan jumlah sampah. Pengolahan sampah
dilakukan untuk mengurangi dampak yang dihasilkan dari sampah
terhadap lingkungan. Pengolahan juga dilakukan untuk mengurangi
timbulan sampah yang akan diangkut atau ditimbun di TPA. Pengolahan
sampah dilakukan dengan mempertimbangkan karakteristik sampah,
teknologi pengolahan, keselamatan kerja, dan kondisi social masyarakat.
Teknologi pengolahan yang dimaksud berupa:
a. Teknologi pengolahan fisik
Proses pengolahan pada jenis ini berupa pengurangan ukuran sampah,
pemadatan, pemisahan komponen komposisi sampah, dan lain
sebagainya.
b. Teknologi pengolahan kimia
Proses pengolahan berupa pembuhuhan bahan kimia atau bahan lain
guna untuk memudahkan proses pengolahan lanjutan
c. Teknologi pengolahan biologi
Proses pengolahan dengan bantuan makhluk hidup seperti
mikroorganisme pada sampah secara aerobik dan/atau secara
anaerobik seperti proses pengomposan dan biogasifikasi
d. Teknologi pengolahan termal
Proses pengolahan sampah dengan proses pembakaran atau panas
dalam mengurangi volume dan berat sampah serta karakteristik
sampah. Proses ini dapat berupa insinerasi, pirolissi, dan/atau
gasifikasi.
5. Pembuangan Akhir
Pembuangan akhiru merupakan tempat dimana dilakukan kegiatan untuk
mengisolasi limbah padat sehingga aman bagi lingkungan.

Universitas Indonesia
20

2.5.2 Aspek Kelembagaan


Aspek kelembagaa merupakan suatu kegiatan yang multidisiplin yang
bertumpu pada prinsip teknik manajemen yang menyangkut aspek-aspek ekonomi,
social, budaya, dan kondisi fisik wilayah kota, dan memperhatikan pihak yang
dilayani yaitu masyarakat kota. Bentuk Lembaga atau instansi pengelola sampah di
daerah saat ini masih beragam. Bentuk Lembaga pengelolaan persampahan kota
yang dianut di Indonesia selama ini antara lain (Damanhuri & Padmi, 2010):
1. Seksi kebersihan dibawah satu dinas, misal Dinas Pekerjaan Umum
terutama apabila masalah kebersihan kota masih bias ditanggulangi oleh
suatu seksi di bawah dinas tersebut;
2. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) di bawah suatu dinas, misalnya
Dinas Pekerjaan Umum terutama apabila dalam struktur organisasi belum
ada seksi khusus di bawah dinas yang mengelola kebersihan sehingga lebih
memberikan tekanan pada masalah operasional, dan lebih mempunyai
otonomi daripada seksi;
3. Dinas Kebersihan, merupakan SKPD yang akan memberikan percepatan
dan pelayanan pada masyarakat dan bersifat nirlaba. Dinas ini dibentuk
karena aktivitas dan volume pekerjaan yang sudah meningkat;
4. Perusahaan Daerah (PD) Kebersihan, merupakan organisasi pengelola
yang dibentuk bila permasalahan di kota tersebut sudah cukup luas dan
kompleks. Pada prinsipnya PD Kebersihan ini tidak lagi disubsidi oleh
pemerintah daerah sehingga efektivitas penarikan retribusi akan lebih
menentukan. Bentuk ini sesuai untuk kota metropolitan
Kelembagaan pengelolaan limbah padat merupakan salah satu aspek yang
memengaruhi bagaimana pengelolaan sampah dilakukan di suatu wilayah.
Kelembagaan pengelolaan sampah dapat diartikan dalam arti luas dan sempit.
Dalam arti luas, kelembagaan pengelolaan sampah meliputi bagaimana peraturan,
norma, dan etika dari berbagai aktor yang terlibat dalam pengelolaan sampah dapat
berjalan secara terpadu, terintegrasi dalam pengelolaan sampah. Adapun pihak-
pihak yang terlibat dalam pengelolaan sampah meliputi pemerintah pusat,
pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, swasta dan masyarakat.
Sedangkan kelembagaan pengelolaan sampah dalam arti sempit adalah organisasi

Universitas Indonesia
21

yang bertanggung jawab langsung dalam pelaksanaan pengelolaan sampah di suatu


daerah (Qodriyatun, 2015).

2.5.3 Aspek Pembiayaan


Aspek pembiayaan merupakan cara untuk dapat berjalannya sistem
pengelolaan sampah dengan lancer. Idealnya komponen pembiayan sistem
pengelolaan sampah dapat dihitung dari hal-hal berikut
1. Biaya Investasi
2. Biaya operasi dan pemeliharaan
3. Biaya manajemen
4. Biaya untuk pengembangan
5. Biaya penyuluhan dan pembinaan masyarakat
Kontribusi masyarakat dalam aspek pembiayaan ialah dengan membayar
retribusi persampahan dimana pelaksananya adalah badan formal atau Lembaga
yang diberi kewenangan oleh pemerintah. Menurut SNI 3242-2008 tentang
Pengelolaan Sampah di Permukiman, sumber biaya berasal dari :
1. Pembiayaan pengelolaan sampah dari sumber sampah di pemukiman
sampai dengan TPS bersumber dari iuran warga
2. Pembiayaan pengelolaan dari TPS ke TPA bersumber dari retribusi/jawa
pelayanan berdasarkan peraturan daerah atau keputusan kepala daerah

2.5.4 Aspek Hukum dan Peraturan


Aspek peraturan diperlukan untuk menjamin suatu sistem dapat berjalan
dengan baik dan lancar. Aspek ini berfungsi untuk menjaga dan mengatur jalannya
aspek-aspek lain sehingga tetap berjalan dengan semestinya. Peraturan mengenai
penyelenggaraan sistem pengelolaan limbah padat perkotaan biasanya mencakup
hal-hal berikut (Qodriyatun, 2015):
1. Ketertiban umum yang terkait dengan penanganan sampah
2. Rencana induk pengelolaan sampah kota
3. Bentuk Lembaga dan organisasi pengelola
4. Tata cara peneyelanggaraan pengelolaan limbah padat
5. Besaran tarif atau retribusi jasa pelayanan pengelolaan limbah padat

Universitas Indonesia
22

6. Kerjasama dengan berbagai pihak terkait, diantaranya kerjasama antar


daerah, atau kerjama dengan pihak swasta

2.5.5 Aspek Peran Serta Masyarakat


Peran serta masyarakat merupakan keterlibatan masyarakat dalam ikut
serta bertanggung jawab pasif maupun aktifm secara individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat untuk mewujudkan kebersihan bagi diri sendiri dan lingkungan.
Berdasarkan SNI 3242-2008 tentang Pengelolaan Sampah di Pemukiman, aspek
peran serta masyarakat dapat dilakukan dengan:
1. Melakukan pemilahan sampah di sumber
2. Melakukan pengelolaan sampah dengan konsep 3 R (Reduce, Reuse, dan
Recycle)
3. Berkewajiban membayar iuran atau retribusi pelayanan
4. Mematuhi aturan pembuangan limbah padat yang ditetapkan
5. Turut menjaga kebersihan lingkungan sekitarnya
6. Berperan aktif dalam sosialisasi pengelolaan sampah lingkungan
Timbulan limbah padat
Timbulan limbah padat adalah banyaknya limbah padat dalam satuan berat
yaitu kg/orang/hari atau kg/m2/hari, kg/bed/hari, dsb. Untuk satuan volume yaitu
liter/orang/hari, liter/m2/hari, liter/bed.hari, dsb ( (Damanhuri & Padmi, 2010):
1. Sumber limbah padat
Pada suatu sumber limbah padat, komposisi limbah padat sumber tersebut
akan berbeda dengan sumber limbah padat yang lain
2. Geografi
Pada suatu daerah yang satu dengan daerah lain, berdasarkan letaknya akan
membedakan komposisi limbah padat yang dihasilkan
3. Musim atau iklim
Pada daerah yang kandungan airnya tinggi, kelembaban limbah padat juga
akan cukup tinggi
4. Waktu
Jumlah timbulan limbah padat dan komposisinya sangat dipengaruhi oleh
faktor waktu (harian, mingguan, bulanan, tahunan). Jumlah timbulan limbah

Universitas Indonesia
23

padat dalam satu hari bervariasi menurut waktu. Ini erat hubungannya dengan
kegiatan manusia sehari-hari
5. Aktivitas Penduduk
Profesi dari masing-masing penduduk akan membedakan jenis limbah padat
yang dihasilkan dari aktivitas sehari-harinya
6. Sosial Ekonomi
Masyarakat dari tingkat ekonomi rendah akan menghasilkan total limbah
padat yang lebih sedikit dan homogen disbanding tingkat ekonomi lebih tinggi
(adat dan budaya, taraf hidup, perilaku serta mental penduduk)
7. Sistem Pengumpulan dan Pembuangan yang dipakai
Semakin sering limbah padat dikumpulkan maka semakin tinggi tumpukan
limbah padat yang terbentuk. Tetapi limbah padat organk akan berkurang
karena proses pembusukan, dan yang akan terus bertambah adalh kertas dan
limbah padat kering lainnya yang sulit terdegradasi. Sistem pengumpulan dan
pembuangan yang berada dari masing-masing temapat akan membedakan
komposisi limbat padat.
8. Teknologi
Kemajuan teknologi menyebabkan jumlah timbulan limbah padat semakin
meningkat. Pada jaman dahulu tidak dikenal dengan adanya limbah padat
jenis plastic namun sekarang dengan teknologi untuk pembuatan plastk
menjadikan permasalahan lingkungan.
Data mengenai timbulan, komposisi, dan karakteristik limbah padat
merupakan hal yang sangat menunjang dalam menyusun sistem pengelolaan
persampahan pada suatu wilayah. Data tersebut harus tersedia agar dapat disusun
suatu alternative sistem pengelolaan limbah padat yang baik. Jumlah timbulan
limbah padat ini biasanya akan berhubungan dengan elemen-elemen pengelolaan
limbah padat antara lain (Damanhuri, et al., 1989):
a. Pemilihan peralatan pewadahan, pengumpulan dan pengangkutan
b. Perencanaan rute pengangkutan
c. Fasilitas untuk daur ulang
d. Luas dan Jenis TPA

Universitas Indonesia
24

Berdasarkan SNI 19-3983-1995 tentang Spesifikasi Timbulan Sampah


untuk Kota Kecil dan Kota Sedang di Indonesia, bila pengamat lapangan belum
tersedia, maka untuk menghitung besaran sistem, dapat digunakan angka timbulan
limbah padat sebagai berikut:
Tabel 2.4 Besaran Timbulan Sampah Berdasarkan Klasifikasi Kota
Satuan
No. Klasifikasi Kota Volume Berat (Kg/orang/
(L/orang/hari) Hari
1 Kota Sedang 2,75 – 3,25 0,7 – 0,80
2 Kota Kecil 2,5 – 2,75 0,625 – 0,70
Sumber : SNI 19-3983-1995

Selain itu menurut SNI 19-3964-1994 tentang Metode Pengambilan dan


Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan, apabila data
lapangan belum tersedia , maka untuk menghitung besaran sistem, dapat digunakan
angka timbulan limbah padat sebagai berikut:
a. Satuan timbulan limbah padat kota besar sebesar 2 – 2.5 liter/orang/hari
atau = 0.4 – 0.5 kg/orang/hari
b. Satuan timbulan kota sedang atau kecil sebesar 1.5 – 2 liter/orang/hari atau
0.3 – 0.4 kg/orang/hari
Penentuan kota besar, sedang, atau kecil juga diatur dalam SNI 19-3964-1994
seperti tabel berikut :

Tabel 2.5 Klasifikasi Kota Berdasarkan Jumlah Penduduk, Contoh Jiwa, dan KK
No Klasifikasi Jumlah Contoh
Jumlah Penduduk Jumlah KK (K)
Kota Jiwa
1 Metropolitan 1,000,000 – 2,500,000 1,000 – 1,500 200 – 300
2 Besar 500,000 – 1,000,000 700 – 1,000 140 – 200
3 Seda, Kecil,
3,000 – 500,000 150 – 350 30 – 70
IKK
Sumber : SNI 19-3964-1994
Karena timbulan limbah padat dari suatu kota sebagian besar berasal dari
rumah tangga, maka untuk perhitungan secara cepat satuan timbulan limbah padat
tersebut dapat dianggap sudah meliputi limbah padat yang ditimbulkan oleh setiap
orang dalam berbagai kegiatan dan berbagai lokasi, baik saat di rumah, jalan, pasar,
hotel, taman, kantor, dsb. Limbah padat dari masing-masing sumber tersebut dapat

Universitas Indonesia
25

dikatakan mempunyai karakteristik yang khas sesuai dengan besaran dan variasi
aktivasinya. Demikian juga timbulan limbah padat dari masing-masing sumber
bervariasi satu dengan yang lain seperti terlihat dalam standar pada tabel berikut:

Tabel 2.6 Besaran Timbulan Sampah Berdasarkan Sumber


Komponen
No. Sumber Satuan Volume (Liter) Berat (Kg)
Sampah
1 Rumah
Per orang/hari 2,25 – 2,5 0,35 – 0,400
Permanen
2 Rumah Semi
Per orang/hari 2,00 – 2,25 0,300 – 0,350
Permanen
3 Rumah Non-
Per orang/hari 1,75 – 2,00 0,250 – 0,300
Permanen
4 Kantor Per pegawai/hari 0,50 – 0,75 0,250 – 0,100
5 Toko/ Ruko Per petugas/hari 2,5 – 3,00 0,150 – 0,350
6 Sekolah Per murid/hari 0,10 – 0,15 0,010 – 0,020
7 Jalan Arteri
Per meter/hari 0, 10 – 0,15 0,020 – 0,010
Sekunder
8 Jalan Kolektor
Per meter/hari 0, 10 – 0,15 0,010 – 0,050
Sekunder
9 Jalan Lokal Per meter/hari 0, 05 – 0,1 0,005 – 0,025
10 Pasar Per meter2/hari 0, 20 – 0,60 0,100 – 0,300
Sumber :SNI 19-3983-1995

Sampah Layak Kompos


Pengomposan merupakan salah satu elemen dari stratetgi pengelolaan
limbah padat terpadu yang dapat di aplikasikan pada limbah padat perkotaan
tercampur atau limbah pekarangan, dan limbah makanan yang terpisah
(Tchobanoglous & Kreith, 2002). Menurut SNI 19-7030-2004 tentang Spesifikasi
Kompos dari Sampah Organik Domestik, pengomposan atau dekomposisi
merupakan perubahan komposisi bahan organik sampah domestic akibat
penguraian oleh mikroorganisme pada suhu tertentu menjadi senyawa organik yang
lebih sederhana, sedangkan kompos sendiri merupakan bentuk akhir dari bahan-

Universitas Indonesia
26

bahan organiks sampah domestic setelah mengalami dekomposisi. Perubahan


senyawa organik yang lebih sederhana bertujuan untuk memudahkan senyawa
tersebut diserap oleh tumbuhan disekitarnya, selain itu kompos juga dapat
memperbaiki struktur tanah, memperbesar kemampuan tanah dalam menyerap air
dan menahan air serta zat-zat hara lainnya (Budihardjo, 2006).
Sampah atau limbah padat organik layak kompos ialah sampah yang
memiliki atau memenuhi kriteria untuk dapat diolah menjadi pupuk kompos
sehingga memiliki nilai guna. Sampah layak kompos dapat diukur dengan analisa
fisik, biologi dan kimiawi pada sampah seperti nilai kadar air, bau, temperature,
ukuran partikel, kemampuan ikat air, pH, bahan asing, unsur makro, unsur mikro
unsur lain dan bakteri yang terdapat pada sampah. Menurut SNI 19-7030-2004
terdapat persyaratan kematangan kompos antara lain:
1. C/N-rasio mempunyai nilai (10 – 20) : 1
2. Suhu sesuai dengan suhu air tanah
3. Bewarna kehitaman dan tekstur seperti tanah
4. Berbau tanah
Sedangkan untuk standar kualitas kompos lainnya terdapat pada tabel berikut.
Tabel 2.7 Standar Kualitas Kompos
No Parameter Satuan Minimum Maksimum
1 Kadar Air % - 50
o
2 Temperatur C Suhu air tanah
3 Warna Kehitaman
4 Bau Berbau Tanah
5 Ukuran Partikel Mm 0.55 25
6 Kemampuan Ikat Air % 58 -
7 pH % 6.80 7.49
8 Bahan Asing % * 1.5
Unsur Makro
9 Bahan Organik % 27 58
10 Nitrogen % 0.40 -
11 Karbon % 9.80 32
12 Phosfor (P2O5) % 0.10 -
13 C/N-Rasio 10 20
14 Kalium (K2O) % 0.20 *
Unsur Mikro
15 Arsen Mg/kg * 13
16 Kadmium (Cd) Mg/kg * 3
17 Kobal (Co) Mg/kg * 34
18 Kromium (Cr) Mg/kg * 210
19 Tembaga (Cu) Mg/kg * 100

Universitas Indonesia
27

No Parameter Satuan Minimum Maksimum


20 Merkuri (Hg) Mg/kg * 0.8
21 Nikel (Ni) Mg/kg * 62
22 Timbal (Pb) Mg/kg * 150
23 Selenium (Se) Mg/kg * 2
24 Seng (ZN) Mg/kg * 500
Unsur Lain
25 Kalsium % * 25.50
26 Magnesium (Mg) % * 0.6
27 Besi (Fe) % * 2.00
28 Aluminium (Al) % * 2.20
29 Mangan (Mn) % * 0.10
Bakteri
30 Fecal Coli MPN/gr 1000
31 Salmonella sp. MPN/4 gr 3
Keterangan : * Nilainya lebih besar dari minimum atau lebih kecil dari maksimum

Sumber : SNI 19-7030-2004


Nilai rasio C/N yang tinggi mempengaruhi laju proses pengomposan,
semakin tinggi nilai nilai C/N maka semakin lama waktu proses pengomposan.
Salah satu cara untuk menurunkan nilai C/N rasio ialah dengan memberikan larutan
EM4 (Effective Microorganisme 4) atau MOL (Mikro Organisme Lokal).
Pemberian larutan em4 kepada kompos sampah dapat menghasilkan rasio C/N yang
lebih rendah dibandingkan dengan pemberian MOL, selain itu pemberian EM4 juga
menyebabkan penyusutan massa sampah kompos mencapai 39.3% dibandingkan
MOL yang hanya berkisar 31.6% (Widiyanigrum & Lisdiana, 2015). Sehingga
selain menghasilkan rasio C/N kompos yang diinginkan, sampah mengalami
penyusutan volume dan massa. Hal ini dikarenakan proses perubahan bahan
organik menjadi gas karbon dioksida (CO2 ), H2O, nutrient, humus, dan energi.
Faktor utama yang perlu diperhatikan ialah nilai rasio C/N, semakin tinggi
nilai C/N maka proses pengomposan akan semakin lama. Nilai rasio C/N didapat
berdasarkan perbandingan nilai karbon pada tiap nitrogen yang terdapat pada
sampah. Karbon dan nitrogen merupaakn nutrient primer yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme yang terdapat pada sampah untuk mengurai atau dekomposisi
sampah. Sehingga terjadi proses perubahan bahan organik menjadi gas karbon
dioksida (CO2 ), H2O, nutrient, humus, dan energi. Berikut merupakan nilai
kandungan rasio C/N dalam beberapa material organik.

Universitas Indonesia
28

Tabel 2.8 Nilai Kadar Nitrogen, Rasio C/N dan Kadar Air
% Nitrogen % Kadar Air (Berat
Material Rasio C/N
(Berat kering) Basah
Batang Jagung 0.4 – 0.8 56 – 123 9 – 18
Pelepah Jagung 0.6 – 0.8 60 – 73 12
Sampah Buah 0.9 – 2.6 20 – 49 62 – 88
Sekam Padi 0.0 – 0.4 113 – 1120 7 – 12
Sampah Sayuran 2.5 – 4.0 11 – 13 *
Kotoran Unggas 1.6 – 3.9 12 – 15 22 – 46
Kotroan Ternak 1.5 – 4.2 11 – 30 67 – 87
Kotoran Kuda 1.4 – 2.3 22 – 50 59 – 79
Sampah sisa Makanan 1.9 – 2.9 14 – 16 69
Kertas 0.2 – 0.25 127 – 178 18 – 20
Sampah buangan 0.6 – 1.3 34 – 80
Lumpur Limbah 2.0 – 6.9 5 – 16 72 – 84
Potongan Rumput 2.0 – 6.0 9 – 25
Dedaunan 0.5 – 1.3 40 – 80
Akar Belukar 1.0 53 15
Ranting Pohon 3.1 16 70
Serbuk Gergaji 0.06 – 0.8 200 – 750 19 – 65
Sumber : (Tchobanoglous & Kreith, 2002)
Sampah Layak Jual
Potensi sampah layak jual merupakan kemampuan sampah atau persentase
sampah yang dapat daur ulang untuk dijual kembali. Persentase potensi sampah
layak jual didapat dengan mengetahui berapa persen sampah anorganik dengan
mengalikan persentase sampah anorganik dengan faktor pemulihan (recovery
factor). Sampah anorganik yang memiliki nilai atau potensi untuk didaur ulang
pada akhirnya akan disalurkan ke industri daur ulang guna menjadikannya kembali
ke barang olahan. Berikut merupakan sampah anorganik yang dapat didaur ulang
(Tchobanoglous & Kreith, 2002):
Tabel 2.9 Rincian sampah yang dapat didaur ulang

Material Produk hasil daur ulang


Wadah baru, sebagai bahan campuran dalam proses
Kaca
pembuatan produk lain
Plastik
Wadah yang keras, lembaran plastik, palet plastik, dan
HDPE
perpipaan
PET Carpet, tekstil, botol minuman, dan pakaian
Plastik lain Bahan campuran untuk produk lain, dan tas
Aluminium Wadah minuman kemasan
Bahan campuran untuk produk lain seperti pembuatan
Ban karet
aspal

Universitas Indonesia
29

Material Produk hasil daur ulang


Besi logam Produk besi
Sampah halaman Kompos
Papan serat kayu, serbuk kayu untuk bahan produk
Kayu
lain
Kertas Kertas baru, bahan baku produk lain, kemasan olahan.
Limbah minyak Minyak olahan
Tekstil Benang, kertas, dan potongan bahan tekstil
Baterai Komponen seng, merkuri, dan perak
Sumber : (Tchobanoglous & Kreith, 2002)
Selain itu tidak semua sampah yang terkumpul dapat didaur ulang kembali,
hal ini dikarenakan tidak semua sampah dalam kondisi yang dapat dipulihkan atau
terdapat cacat yang membuat sampah tersebut tidak dapat dijual atau didaur ulang.
Terdapat angka pemulihan atau recovery factor untuk tiap jenis sampah, dan angka
ini dipengaruhi oleh peran serta masyarakat dan instansi terkait dalam melakukan
proses pemilahan dan penanganan sampah. Berikut merupakan angka faktor
pemulihan.
Tabel 2.10 Angka faktor pemulihan
Angka faktor pemulihan
Material manual
Kisaran Tipikal
Kertas Campur 40 – 60 50
Kardus 25 – 40 30
HDPE 70 – 90 80
PET 70 – 90 80
Plastik Campur 30 – 70 50
Kaca 50 – 80 65
Kaleng Tembaga 70 – 85 80
Kaleng Aluminium 85 – 95 90
Sumber : (Tchobanoglous & Kreith, 2002)

Universitas Indonesia
30

Penelitian Terdahulu
2.9.1 Meta Analisis

Tabel 2.11 Penelitian Terdahulu


No. Judul Penulis Ringakasan Kesimpulan
1 Skripsi: Studi Amirul Objek Studi : - Volume timbulan rata-rata sampah yang dihasilkan Mal
Timbulan dan AkbarRosadi, Timbulan dan komposisi limbah padat pada area Margo City berdasarkan sumbernya : anchors
Komposisi 2016 Mal Margo City Depok (3,22m3/hari), Food & Beverage (1,84 m3/hari), Fashion
Sampah sebagai Metode : & Accecories (9,57m3/hari) dan Speciality Store (0,38
Dasar Alternatif SNI 19-3964-1994 tentang Metode Pengambilan m3/hari)
Sistem Teknis dan Pengukuran Timbulan dan Komposisi - Karakteristik timbulan limbah padat Mal Margo City
Operasional Mal Sampah Perkotaan terdiri dari 35,40% sampah organic, 28,31% kerta, 20,33%
Margo City Variabel : plastik, 1,61% logam, 1,24% kaca, 1,2% kayu, dan 11,62%
Depok Jumlah timbulan limbah padat dan presentase sampah lainnya
jenis komposisi limbah padat - Sistem Teknis operasional yang diterapkan pada Mal
Margo City adalah pewadahan, pengumpulan dan
pengangkutan, dan pembuangan akhir. Luas TPS sebesar
4 x 4 x 2 m dan satu ruangan sementara untuk limbah B3
- Usulan Aspek Teknik operasional yang disarankan yaitu
pemilahan dan pewadahan pada sumber, pengumpulan
sampah dan pengangkutan sampah
2 Skripsi : Teknis Iqbal Zaglul Objek Studi : - Volume rata-rata timbulan limbah padat gedung adalah
Operasional Pasya, 2016 Timbulan dan komposisi limbah padat pada 1239,13 liter/hari dengan total timbulan 149,70 kg/hari.
Limbah Padat Apartemen Maronda Residence 3 Volume rata-rata dari lahan parkir sebesar 165.09 l/hari
Apartemen Metode : dengan berat rata-rata 5.34 kg/ hari
Margonda SNI 19-3964-1994 tentang Metode Pengambilan - Timbulan rata-rata per orang per hari adalah 0,213
Residence 3 dan Pengukuran Timbulan dan Komposisi kg/orang/hari dan 1,7 liter/ orang/hari
Sampah Perkotaan - Berat jenis rata-rata sebesar 0,121 kg/l
Variabel : - Persentase komposisi sampah pada gedung sebesar
Jumlah timbulan limbah padat, Voulme Timbulan 52.88% sampah organik, 17,82% sampah plastic, 15,36 %
limbah padat, Kadar air limbah padat organik dan sampah kertas, 5,09% sampah pampers, 3,44% sampah

Universitas Indonesia
31

Tabel 2.11 Penelitian Terdahulu


No. Judul Penulis Ringakasan Kesimpulan
nilai rasio C/N dan presentase jenis komposisi kaca, 1,57% sampah logam, 1,01% sampah tekti, 0,16%
limbah padat sampah B3, dan 2,77% sampah lainnya
- Usulan teknis operasional sampah apartemen mengacu
pada SNi 19-2454-2002 mengenai teknis operasioanl
pengelolaan limbah padat perkotaan, yaitu untuk
pewadahan disumber, pengumpulan, pemindahan,
pengangkutan, pemilahan dan pengelolaan sampah, dan
pembuangan akhir
3 Skripsi: Studi Ayu Nitami, Objek Studi : - Timbulan limbah padat yang dihasilkan pada Apartemen
Timbulan dan 2013 Timbulan dan komposisi limbah padat pada Gading Nias Residence yaitu sebesar 0,273kg/orang/hari
Komposisi Apartemen Gading Nias Residence dan atau 0,0016 m3/orang/hari dengan komposisi limbah padat
Limbah Padat Kondominium Menara Kelapa Gading terdiri dari 55,586% organik, 10,766% kertas, 15,431%
Sebagai Dasar Metode : plastik, 0,433% sterofoam, 1,095% logam, 0,156% karet,
Alternatif Sistem SNI 19-3964-1994 tentang Metode Pengambilan 2,299% kaca, 12,398% pampers dan pembalut, 0,633%
Teknis dan Pengukuran Timbulan dan Komposisi tekstil, 0,559% B3, 0,393% kayu, dan 0,25% lainnya.
Operasional pada Sampah Perkotaan dan ASTM D 5231-92 - Timbulan limbah padat yang dihasilkan Kondominium
Apartemen Variabel : Menara Kelapa Gading yaitu sebesar 0,571kg/orang/hari
Gading Nias Jumlah timbulan sampah, Volume timbulan atau 0,0035 m3/orang/hari dengan komposisi limbah padat
Residence dan sampah, Persentase komposisi sampah, Kadar air terdiri dari 63,729% organik, 11,941% kertas, 13,161%
Kondominium sampah, Rasio C/N, Opini penghuni plastik, 0,632% sterofoam, 1,255% logam, 0,113% karet,
Menara Kelapa 1,407% kaca, 2,825% pampers dan pembalut, 1,901%
Gading tekstil, 2,506% B3, 0,302% kayu, dan 0,229% lainnya.
- Perencanaan pengolahan dan pemanfaatan limbah padat
yang dapat dilakukan dengan menerapkan pengomposan
dan bank sampah pada masing-masing Gedung dengan
potensi pengurangan timbulan limbah padat sebesar
22,54% untuk Apartemen Gading Nias Residence dan
26,44% Kondominium Menara Kelapa Gading

4 Skripsi: Fajri Mulya Objek Studi : - Jumlah timbulan sampah di Apartemen Essence
Perancangan Iresha, 2013 Darmawangsa sebesar 2350kg/ hari dengan timbulan rata-

Universitas Indonesia
32

Tabel 2.11 Penelitian Terdahulu


No. Judul Penulis Ringakasan Kesimpulan
Pengelolaan Timbulan dan komposisi limbah padat pada ratanya sebesar 0,58kg/orang/hari dan volume rata-ratanya
Limbah Padat Apartemen Essence Darmawangsa 5,07 L/orang/hari
Domestik Metode : - Komposisi sampah di Apartemen Essence Darmawangsa
Terpadu di SNI 19-3964-1994 tentang Metode Pengambilan terdiri dari 39,4% sampah organic, 21,4% kerta, 17,0%
Apartemen dan Pengukuran Timbulan dan Komposisi pampers dan pembalut, 14,9% plastik, 4,00% kaca, 1,40%
mewahdengan Sampah Perkotaan, dan SNI 03-3243-2008 logam, 0,50% tekstil, 0,10% kayu dan 2,20% lain-lain.
Model Divided tentang Pengelolaan Sampah di Pemukiman - Potensi sampah layak jual di Apartemen Essence
Transit Material Variabel : Darmawangsa sebesar 18,1% sedangkan untuk sampah
Jumlah timbulan sampah, Volume timbulan layak kompos adalah sebesar 31,5%
sampah, Persentase komposisi sampah, Kadar air - Perancangan pengelolaan sampah dengan model Divided
sampah, Rasio C/N Transit Material Processing dituangkan dalam bentuk
teknis operasional di apartemen Essence Darmawangsa,
antara lain pemilahan dan pewadahan, pengumpulan,
pengolahan dan pemindahan dan pengangkutan
- Luas bangunan untuk rancangan TPS 3R yang dibutuhkan
adalah 136m2 untuk didalam bangunan dan 20m3 untuk
tempat penyimpanan residu di luar bangunan. Rencana
TPS 3R terdiri dari daerah penerimaan, pemilahan,
pemrosesan, dan penyimpanana, serta dilengkapi kantor,
ruang ganti pakaian, sanitasi, serta ruang gerak dan
dialatasi
- Potensi pengurangan yang terjadi sebesar 39,4%
5 Skripsi: Analisis Nurhayati Objek Studi : - Jumlah rata-rata timbulan limbah padat yang dihasilkan
Potensi Caesaria, 2009 Timbulan dan komposisi limbah padat pada adalah sebesar 0,226 kg/orang/hari (Apartemen Gardenia
Pengelolaan Apartemen Gardania Boulevard dan Kalibata Boulevard) dan 0,342 kg/orang/hari (Apartemen Kalibata
Sampah Kemasan Residence Residence) dengan rata-rata volume bsebesar 2,746
dalam Metode : L/orang/hari (Apartemen Gardenia Boulvaed) dan 2,687
Pengelolaan SNI 19-3964-1994 tentang Metode Pengambilan L/orang/hari (Apartemen Kalibata Residence)
Limbah Padat di dan Pengukuran Timbulan dan Komposisi - Persentase komposisi limbah padat yang dihasilkan di
Apartemen (Studi Sampah Perkotaan Apartemen Gardenia Boulevard dan Apartemen Kalibata
Kasus: Variabel : Residence terdiri dari: Organik (51,7% ; 68,0%), Plastik

Universitas Indonesia
33

Tabel 2.11 Penelitian Terdahulu


No. Judul Penulis Ringakasan Kesimpulan
APartemen Jumlah timbulan limbah padat yang dihasilkan (13,8% ; 7,3%), Kertas (7,9% ; 5,0%), Kaca (8,4% ; 1,5%),
Gardenia kedua apartemen dalam satu hari; Persentase jenis Logam (1,2% ; 1,2%), Kayu (0,1% ; 0,2%) dan Lain-lain
Boulevard dan komposisi limbah padat yang dihasilkan kedua (16,4% ; 16,4%)
Apartemen apartemen dalam satu hari; Persentase Jenis - Potensi perluasan tanggung jawab produsen (EPR) limbah
Kalibata kemasan limbah padat yang dihasilkan kedua padat kemasan primen yg dihasilkan dalam mengurangi
Residence, apartemen; dan Usulan pengelolaan limbah padat timbulan limbah padat anorganik yang dibawa ke TPST
Jakarta) kemasan dari konsep EPR yang meliputi proses Bantar Gebang Secara berurutan yaitu sebesar 55,2% dan
pewadahan, pengumpulan dan pengolahan 50,2%
- Skeneario pengelolaan limbah padat yang cocok di
Apartemen Gardenia Boulevard ialah reuse dan recycle
oleh produsen. Sedangkan skenarioyang cocok untuk
Kalibata Residence ialah menyalurkan sampah anorganik
ke lapak yang berada disekitar apartemen
6 Jurnal (Elsevier): Maklawe E Objek Studi : - Komposisi sampah hasil rumah tangga di kota Aabenraa
Municipal Solid Edjabou, Komposisi dan metode pengambilan sampel menunjukan komposisi terbesar ialah sisa makanan
Waste Morten B limbah padat rumah tangga pada jenis perumahan sebesar 41-45%, yang terdiri dari 31-37% sisa makanan
Composition: Jensen, pribadi dengan perumahan bersama di 3 berupa sayur, 8-10% sampah dari hewan. Selain itu
Sampling Ramona kotamadya Denmark : Aabenraa, Haderslev, dan terdapat lembar plastic sebesar 7-10%, sampah hasil
Methodology, Gotze, Senderborg mandi cuci kakus (MCK) 7-11%, kertas 7-9%, papan 7%,
Statistical Kostyantyn Metode : plastik 9%, besi 3%, kaca 3%, sampah material 4%, dan
Analyses, and Pivnenko, Metode pengumpulan sampah dilakukan dengan sampah special 1%.
Case Study Claus membagi area menjadi 10 sub-area menggunakan - Komposisi sampah rumah tangga pada tiap sub area
Evaluation Petersen, jadwal pengumpulan sampah yang sudah ada, ditampilkan pada table 2. Komponen terbesar pada
Charlotte untuk mencegah perubahan pola sampah. Metode sampah rumah tangga pada ketia area ialah sisa makanan
Scheutz, and penyortiran dilakukan dengan membuat 10 dan sampah yang mudah terbakar
Thomas F subarea sebagai sampel individu tiap sub area dan - Korelasi dilakukan untuk mengeevaluasi apakah ruang
Astrup tanpa melakukan proses kompaksi pada tiap kosong yang tersedia di tempat RHW dapat
(Edjabou, et al., timbulan. Metode penelitian dilakukan dengan mempengaruhi perilaku sumber segregasi pada
2014) tahap pengumpulan, pemilahan 1 untuk pewadahan rumah tangga. Laju timbulan sampah tampak
menentukan level-1 (10 jenis), pemilahan, berkolerasi negative dengan sampah kebun, plastic, logam,
pemilahan 2 untuk level-2 (36 jenis), dan dan sampah bangunan. Namun berkorelasi positif dengan

Universitas Indonesia
34

Tabel 2.11 Penelitian Terdahulu


No. Judul Penulis Ringakasan Kesimpulan
pemilahan 3 untuk level-3 (56 jenis) dengan sampah mudah terbakar, papan, kaca, dan jenis sampah
penimbangan pada tiap awal dan akhir pemilahan. khusus. Walaupun tidak satupun dari korelasi ini
Variabel : signifikan secara statistic
Jumlah timbulan sampah, Volume timbulan - Pengaruh jenis atau tipe perumahan terhadap komposisi
sampah, Persentase komposisi sampah, dan jenis sampah antara lain ialah: sampah rumah tangga jenis
perumahan sampah sisa makanan pada perumahan pribadi cenderung
lebih besar dibandingkan pada perumahan bersama. Dilain
sisi sampah jenis kertas dan kaca cenderung lebih banyak
di daerah perumahan pribadi
- Kemasan makanan terdiri dari sekitar 20% dari makanan
kemasan, 7% dari total sampah makanan dan hampir 3%
dari total sampah rumah tangga. Total sisa makanan terdiri
dari 66% dari sampah makanan yang tidak dikemas (30%
dari total sampah rumah tangga) 27% dari makanan
kemasan (12% dari total sampah rumah tangga) dan 7%
dari kemasan makanan
- Hasil analisis pengurutan menunjukkan bahwa kemasan
makanan tidak berpengaruh signifikan terhadap komposisi
keseluruhan limbah serta proporsi limbah makanan,
plastik, papan, kaca dan logam. Pemisahan khusus
kemasan makanan dari sisa makanan selama pemilahan
tidak penting untuk penentuan komposisi sampah.
- Kemasan makanan terbesar ialah plastik (50%), kertas dan
kardus (25%), besi (10%), dan kaca (13%)
- Laju timbulan sampah tidak berbeda secara signifikan
antara tiga kotamadya. Komposisi limbah dari tipe
perumahan pribadi dengan perumahan
7 Jurnal (Elsevier): Efrat Objek Studi : - Dari total 1257 kantung sampah seberat 2543,56 kg
What gets Elimelech, Metode baru dalam penentuan sampah makanan dengam laju timbulan sampah sekitar 0,573 kg per kapita.
measured gets Ofira Ayalon, rumah tangga (Daily Family - Laju timbulan sisa makanan rata-rata sebesar 0,26 kg
managed: A new Eyal Ert, perkapita, dengan 45% sampah anorganik, 3% non-food

Universitas Indonesia
35

Tabel 2.11 Penelitian Terdahulu


No. Judul Penulis Ringakasan Kesimpulan
Method of (Elimelech, et Waste Collection) pada 3 pemukiman di Timur organik, 45% sisa makanan (1139,57kg) , dan 7% sampah
measuring al., 2018) Haifa, Israel : Neve Sha”anan, Ramat Remez, dan yang tidak termasuk kategori sisa makanan
household food Yizraelia. - Sisa makanan yang dapat dihindari terbagi menjadi 0,89%
waste Metode : sisa makanan yang tidak identifikasi (5,37 kg); 34,5% sisa
Metode yang digunakan ialah metode baru yang makanan yang belum dikonsumsi (207,59kg); 32,85% sisa
dinamakan “Daily Family Waste Colletion”. makanan yang sebagian terkonsumsi(197,68kg); dan
Metode pengukuruan sampah yang dilakukan 31,76% sisa makanan yang sudah terolah (191,09kg).
ialah dengan proses (1) Mengambil sampel - Sisa makanan yang belum dikonsumsi dan sisa makanan
sampah yang masuk ke dalam alur persampahan yang sebagian terkonsumsi terdiri dari 14% roti,sereal, dan
(2) Mengumpulkan sampel tiap rumah (3) kue-kue; 8% susu dan telur; 5% produk makanan; 3%
Menggunakan rumah tangga perorangan sebagai daging; 2% produk gula; 1% produk minuman; dan 67%
satuan unit sampel (4) Mengumpulkan dan sayuran dan buah. Laju timbulan sisa makanan yang dapat
memilah sampah tiap hari. Setiap rumah tangga dihindari rata-rata sebesar 0,136kg
diberikan nomor identitas sehingga dapat - Sisa makanan yang terbesar berasal dari sisa sayur dan
mengetahui komposisi sampah dan perilaku tiap buah sebesar 67% dan produk roti ,sereal dan kue sebesar
individu rumah tangga. Pengumpulan sampah 14%
dilakukan menggunakan mobil angkut tiap hari - Tingkat akurasi dari sampel sampah rumah tangga pada
pada 1 minggu tanpa adanya proses kompaksi. penelitian ini sebesar 7% dan untuk sampel sampah sisa
Penyortiran dilakukan dalam beberapa tahap, makanan sebesar 9%. Hal ini disebabkan oleh penyortiran
sampah disortir di area TPS lalu dipisah menjadi dilakukan ketika sampah makanan masih baru sehingga
sampah yang dapat dan tidak dapat didaurulang, tingkat pembusukan rendah.
lalu sampah yang tidak dapat disortir kembali - Metode ini membutuhkan 34,4 jam pekerja untuk tiap
menjadi sampah inorganic, non-food organic, dan penyortiran 100kg sampah dengan jumlah klasifikasi
food waste. Fokus metode ini ialah sampah sebanyak 240 jenis
makanan (food waste) sehingga sisa makanan di - Metode ini dapat bekerja pada rumah perseorangan atau
klasifikasi menjadi sisa makanan yang tidak dapat pun rumah bangunan bersama seperti apartemen
dihindarkan (seperti kulit pisang, kulit
kentang,dsb.) dan sisa makanan yang dapat
dihindarkan. Sisa makanan yang dapat
dihindarkan diklasifikasi kembali menjadi sisa
makanan yang belum dikonsumsi, sisa makanan

Universitas Indonesia
36

Tabel 2.11 Penelitian Terdahulu


No. Judul Penulis Ringakasan Kesimpulan
yang sudah diolah, sisa makanan yang sebagian
sudah dimakan, sisa makanan yang tidak dikenali
karena ukurannya kecil (remahan roti,dsb.)
Variabel :
Jumlah timbulan sampah, Volume timbulan
sampah, Persentase komposisi sampah, Opini
penghuni, dan jenis perumahan

Jurnal (Elsevier): Isabel Objek Studi : - Sampah campuran yang didapat pada tahun 2013 sebesar
Waste sorting in Ordonez, Mengetahui kinerja infrastruktur penyortiran 0,89 kg/orang/hari pada bangunan A dan 0,750
apartments: Robin Harder, sampah pada dua Gedung apartemen di kg/orang/hari pada bangunan B. Sedangkan sampah
integrating the Alexandros Gothenburg, Swedia biodegradable pada bangunan sebesar 0,09 kg/orang/hari
perspective of the Nikitas, Ulrike Metode : dan 0,05 kg/orang/hari
user Rahe Jumlah timbulan sampah yang dihasilkan didapat - Sampel sampah rata-rata yang dimasukkan kedalam
(Ordonez, et dari kantor daur ulang kota. Metode klasifikasi sampah campuran sebesar 19% dengan rentang 16-24%
al., 2015) komposisi sampah yang digunakan menggunakan pada bangunan A dan 18% dengan rentang 11-31%
penelitian terdahulu (Lisa & Anders, 2008). Data - Sampel sampah yang bersifat biodegradable yang
tingkah laku dalam penanganan sampah yang ditemukan pada kategori sampah campuran sebesar 42%
dilakukan penghuni didapat dari kuisioner yang pada bangunanA dan 41% pada bangunan B, Sampel
dibagikan ketiap penghuni dan survei lapangan. sampah kemasan pada bangunan A sebesar 26% dan
Variabel : bangunan B sebesar 22%, dan hanya sekitar sepertiga dari
Jumlah timbulan sampah, Volume timbulan sampah campuran yang merupakan kategori sampah
sampah, Persentase komposisi sampah, Opini campuran (32% pada bangunan A dan 37% pada bangunan
penghuni, Sistem pemilahan sampah pada B)
apartemen - Kesalahan pemilahan terbesar berada pada kemasan
plastik (37% pada bangunan A dan 36% pada bangunan B)
dan kertas (29% pada bangunan A dan 33% pada
bangunanB)
- Ketepatan pemilahan pada sampah kategori biodegradable
mencapai 97% pada bangunan A dan 100% pada bangunan
B

Universitas Indonesia
37

Tabel 2.11 Penelitian Terdahulu


No. Judul Penulis Ringakasan Kesimpulan
- Komposisi sampah campuran dari bangnunan A ialah 37%
sampah lain mudah terbakar, 16% kertas, 14% tekstil, 11%
limbah berbahaya, 10% plastik, 7% sampah lain yang tidak
mudah terbakar, 3% kaca, 2% logam, 1% kayu.
Sedangkan bangunan B 48% sampah lain mudah terbakar,
13% kertas, 14% tekstil, 6% limbah berbahaya, 7% plastik,
3% sampah lain yang tidak mudah terbakar, 3% kaca, 5%
logam, 2% kayu
- Diperlukan ruangan khusus dalam penyimpanan sampah
untuk benda dengan ukuran besar (seperti lemari, rak,
boneka, dsb.) sehingga apabila sampah nya masih dalam
kondisi baik bias digunakan kembali
- Sebanyak 90% penghuni setuju bahwa pemilahan sampah
itu penting dan 84% penghuni selalu melakukan
pemilahan di rumahnya.

Universitas Indonesia
38

2.9.2 Kesimpulan Meta Analisis


Pada penelitian ini, metodologi pengambilan data timbulan dan komposisi
sama seperti para peneliti terdahulu menggunakan SNI 19-3964-1994 tentang
Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah
Perkotaan. Variabel penelitian berupa jumlah timbulan limbah padat, persentase
komposisi limbah padat, kadar air dan rasio C/N limbah padat organik, nilai sampah
layak jual dan teknik operasional apartemen. Kesamaan lainnya dengan penelitian
terdahulu berupa objek studi berupa rumah hunian dengan jenis apartemen.
Pembeda penelitian ini dengan penelitian terdahulu berupa objek studi apartemen
yang memiliki konsep Student Centre dimana mahasiswa merupakan target utama
dari pemasaran apartemen. Selain itu pengambilan data primer yang dilakukan
selama 8 hari berturut-turut dan dua kali periode pengambilan yaitu selama masa
perkuliahan dan masa libur perkuliahan. Sehingga didapatkan data timbulan dan
komposisi limbah padat antara masa perkuliahan dengan masa libur perkuliahan
untuk dibandingkan.

Universitas Indonesia
39

BAB 3
GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI

Kondisi Umum
Apartemen Taman Melati Margonda merupakan tempat hunian dengan
konsep Student centre. Student centre yang dimaksud ialah apartemen yang
menjadikan mahasiswa sebagai target market utama. Sehingga jumlah penghuni
pada Apartemen Melati Margonda didominasi oleh mahasiswa. Tidak banyak
apartemen yang ada di Depok khususnya yang berani mengusung konsep
apartemen khusus mahasiswa. Kebanyakan dari mereka hanya menjadikan
mahasiswa sebagai salah satu target market dari tiap unitnya.
Apartemen Taman Melati Margonda memilih konsep ini berlandaskan
oleh beberapa alasan, antara lain ialah Depok identik dengan kota pelajar di Jawa
Barat. Dengan kondisi seperti itu, sudah pasti Depok bisa dikatakan kampus-
kampusnya di huni oleh pelajar dan mahasiswa dari berbagai kota dan propinsi di
Indonesia. Para mahasiswa ini membutuhkan hunian yang aman, nyaman dan layak
agar mereka bisa menyelesaikan perkuliahan dengan baik. Dan kondisi itu di
dukung dengan adanya kedekatan lokasi apartemen Melati Margonda dengan 3
kampus besar yang ada di Depok yaitu Universitas Indonesia, Universitas Pancasila
dan Universitas Gunadharma. Adapun Fasilitas yang terdapat pada Apartemen
Taman Melati antara lain: Kolam Renang, Lobby Drop Off, Free Wifi, Access
Card, CCTV 24 Jam, Aiphone Intercom, Fitness Center, Bank & ATM, Mini
Market, Laundry, dan Café.

Universitas Indonesia
40

Gambar 3.1 Ilustrasi Kawasan Apartemen Taman Melati Margonda


Sumber : http://tamanmelati2.com/apartemen-taman-melati-margonda/

Apartemen Taman Melati Margonda dikembangkan oleh PT. Adhi


Persada Properti. Saat ini telah berdiri dua bangunan apartemen, yaitu Apartemen
Taman Melati Margonda dan Grand Taman Melati Margonda. Apartemen Taman
Melati Margonda memiliki luas tanah sebesar 4.910 m2. Berikut merupakan profil
umum dari 2 tower tersebut:

Tabel 3.1 Data Luas Bangunan, Jumlah lantai, Jumlah unit, Jumlah penghuni dan
Persentase mahasiswa di Apartemen Taman Melati Margonda
Apartemen Taman Melati
No. Detail Keterangan Apartemen Taman Apartemen Grand Taman
Melati ( Tower A) Melati (Tower B)
1 Luas Bangunan 26.402 m2 14.993 m2
2 Jumlah Lantai 25 27
3 Jumlah Unit tiap Lantai 41 23
4 Total Unit 800 507
5 Jumlah Penghuni 537 342
6 Persentase Penghuni
73 % 68 %
berstatus Mahasiswa
Sumber : Hasil Wawancara, 2018

Universitas Indonesia
41

Lokasi
Apartemen taman melati berlokasi di Jl. Margonda Raya No.525A,
Pondok Cina, Beji, Kota Depok, Jawa Barat 16424. Batas-batas wilayah
Administatif Apartemen Melati Margonda adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara :Pemukiman (Jalan Pepaya)
Sebelah Barat :Stasiun Kereta Rel Listrik (KRL) Universitas Indonesia
Sebelah Timur :Jalan Margonda Raya
Sebelah Selatan :Pemukiman (Jalan Sawo Blok Stasiun Universitas
Indonesia)

Gambar 3.2 Lokasi Apartemen Taman Melati Margonda


Sumber : Google Earth, 2018

Sistem Pengelolaan Limbah Padat Eksisting


Apartemen Taman Melati sebagai apartemen yang berbasis student centre
atau apartemen yang memprioritaskan mahsiswa sebagai penghuninya
menghasilkan timbulan sampah tiap harinya. Timbulan sampah yang didominasi
oleh sampah rumah tangga yang berasal dari kegiatan para penghuni sehari-harinya.
Sistem pengelolaan sampah yang sudah diterapkan oleh Apartemen Taman Melati

Universitas Indonesia
42

ialah sistem pewadahan, pengumpulan, pemindahan dan pengangkutan. Sistem


pengelolaan sampah yang ada di Apartemen ini dikelola oleh PT.Adhi Persada
Properti. Pada sistem pengelolaan sampah pihak PT. Adhi Persada Properti bekerja
sama dengan pihak ketiga dan dibawahi oleh kepala Hubungan Penghuni (tenant
relation).

Developer
Adhi Persada
Properti

Collier Int.
Support
Building
Manager

Secretary

Chief Chef Tenant Chief Fin


Engineering Relation & Acc

Spv. Tenant Co. Spv.


Receptionist
Engineering Relation Outsourcing Accounting

Technican Leader & Outsourcing Outsourcing Billing & Tax


Leader Parking Security Outsourcing Collection &Collection
(ME/Civil) Adm
Housekeeping
General
Purchasing
Cashier

Office
girl's

Gambar 3.3 Struktur Organisasi Pengelola Gedung Apartemen Taman


Melati
Sumber: Dokumen Pengelola PT.Adhi Persada Properti, 2018

Adapun pihak ketiga yang bekerjasama dalam pengelolaan limbah padat


ialah PT. Bringin Karya Sejahtera dan Dinas Kebersihan Kecamatan Beji Kota
Depok. Jumlah petugas lapangan dalam pengelolaan sampah yang bekerja tiap hari
dengan rincian sebagai berikut :
1. Tower A : 6 orang (3 orang shift pagi dan 3 orang shift sore)
2. Tower B : 4 orang (2 orang shift pagi dan 2 orang shift sore)
3. Area umum : 2 orang (1 orang shift pagi dan 1 orang shift sore)
4. Pertamanan : 2 orang (1 orang shift pagi dan 1 orang shift sore)

Universitas Indonesia
43

3.3.1 Sistem Pewadahan


Jenis pewadahan yang disediakan oleh pihak apartemen Taman Melati
Margonda adalah pewadahan komunal dan pewadahan pada area publik.
Sedangkan pewadahan pada tiap unit apartemen ditanggung oleh para penghuni
atau bersifat pribadi. Pewadahan pada area publik menggunakan berbagai macam
bentuk (Gambar 3.4). Para penghuni di Apartemen Taman Melati Margonda belum
melakukan pemilahan atas limbah padat yang mereka hasilkan. Namun ada
peraturan apartemen untuk memilah limbah padat dengan ukuran besar atau puing-
puing sisa konstruksi unit dengan limbah padat domestik. Pada pewadahan di
apartemen Taman Melati Margonda belum tersedianya fasilitas pemilahan sampah
seperti klasifikasi jenis sampah berdasarkan warna wadah sampah sesuai dengan
UU RI no. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.

3.3.2 Sistem Pengumpulan


Sistem pengumpulan pada apartemen Taman Melati Margonda
dikumpulkan pada wadah komunal. Wadah komunal yang digunakan untuk
menampung sampah di Apartemen Taman Melati menggunakan wadah sampah
beroda (sulo) dengan kapasitas sebesar 240 L dan 120 L. Sulo ini berada di ruang
tempat sampah (garbage room) dengan jumlah ruang garbage room dengan
masing-masing satu sulo pada tiap ruangnya untuk setiap lantai yang ada di
Apartemen Taman Melati. Sistem pengumpulan sampah yang dilakukan di
Apartemen Taman Melati dilakukan oleh petugas kebersihan. Petugas kebersihan
ini terdiri dari 3 orang petugas untuk tiap shiftnya setiap hari pada menara
Apartemen Taman Melati (Tower A) dan 2 orang petugas untuk tiap shiftnya setiap
hari pada menara Apartemen Grand Taman Melati (Tower B). Timbulan sampah
dibawa oleh petugas menggunakan sulo itu sendiri, dan dikumpulkan pada tempat
pengumpulan sampah. Dari hasil wawancara dengan pihak apartemen, sistem
pengumpulan pada masa perkuliahan dan libur perkuliahan tidak berbeda.

Universitas Indonesia
44

a b

Gambar 3.4 Pewadahan pada Apartemen Taman Melati (a) Wadah


komunal penghuni (sulo) dan (b) Wadah area umum
Sumber: Dokumentasi Penelitian, 2018
Adapun peraturan terkait pembuangan sampah yang diterapkan oleh pihak
pengelola antara lain :
1. Penghuni tidak dibenarkan untuk membuang sampah, kotoran, debu atau
benda-benda lain di area bersama/ common area, yang dapat mengganggu
kenyamanan penghuni lainnya
2. Penghuni tidak dibenarkan membuang sampah, kain-kain bekas, sampah
lain atau mengizinkan benda-benda tersebut untuk dibuang ke lubang bak
pencucu piring, kamar mandi atau floor drain yang dapat mengakibatkan
tersumbatnya saluran air kotor
3. Penghuni diminta untuk memasukkan sampah ke dalam kantong plastik
yang kemudian diikat sehingga rapi dan dimasukkan ke dalam tempat
sampah (garbage room) yang terdapat pada setiap lantai (disamping lift)
4. Sampah rumah tangga diambil 2 (dua) kali dalam satu hari yaitu pada
Pukul 06.00 – 08.00 WIB dan Pukul 18.00 – 20.00 WIB
5. Bagi penghuni yang ingin membuang sampah atau barang-barang yang
cukup besar, diminta agar memberi tahu Badan Pengelola terlebih dahulu
untuk pengaturan waktu pembuangannya dan biayanya (bila ada) menjadi
beban penghuni.
6. Tidak dibenarkan sama sekali membuang sampah atau barang apapun dari
jendela atau balkon unit satuan rumah sussunnya atau dari bagian bersama
ke bawah.

Universitas Indonesia
45

7. Segala biaya yang dikeluarkan oleh Badan Pengelola untuk


menyingkirkan dan membersihkan gangguan akibat pembuangan
sampah/barang yang tidak sesuai dengan ketentuan tersebut diatas menjadi
beban penghuni yang bersangkutan

3.3.3 Sistem Pemindahan dan Pengangkutan


Setiap hari dilakukan 2 kali pembuangan sampah dari Garbage Room ke
TPS oleh team Housekeeping. Pemindahan sampah dilakukan dengan
menggunakan sulo sampah. Pemindahan dilakukan pada pagi hari pukul 06.00 -
08.00 WIB dan malam hari pada pukul 18.00 - 20.00 WIB. Pemindahan sampah
dipindahkan ke TPS yang berada di lantai dasar bangunan apartemen. Sampah yang
dikumpulkan nantinya akan diangkut setiap hari Selasa, Kamis, dan Sabtu pada tiap
minggunya oleh pihak Dinas Kebersihan Kec. Beji Kota Depok menggunakan
dump truck.

Gambar 3.5 Tempat Penampungan Sementara Sampah


Sumber : Dokumentasi Penelitian, 2018

Universitas Indonesia
46

BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN

Variabel Penelitian
Variabel Penelitian yang digunakan terdiri dari variabel yang berdasarkan
sesuai tujuan penelitian, antara lain:
1. Jumlah timbulan limbah padat yang dihasilkan pada masa perkuliahan dan
masa libur perkuliahan pada Tower A Apartemen Taman Melati Margonda
per harinya .
2. Persentase Komposisi limbah padat yang dihasilkan pada masa perkuliahan
dan masa libur perkuliahan pada Tower A Apartemen Taman Melati
Margonda per harinya.
3. Nilai kadar air dan rasio C/N limbah padat organik yang dihasilkan pada
Tower A Apartemen Taman Melati Margonda.
4. Nilai sampah layak jual yang dihasilkan dari timbulan limbah padat pada
tower A Apartemen Taman Melati Margonda.
5. Teknik operasional pengelolaan limbah padat pada Tower A Apartemen
Taman Melati Margonda(pewadahan, pengumpulan dan pengolahan limbah
padat).

Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian dapat dibagi ke dalam dua bagian besar yaitu
pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif (VanderStoep & Johson, 2009).
Pada pendekatan penelitian, peneliti menggunakan pendekatan secara kuantitatif
dengan mengumpulkan data primer (hasil penelitian) dan sekunder (studi literatur).
Pendekatan kuantitiatif ialah penelitian dengan cara menentukan angka numerik
untuk mengetahui fenomena yang diteliti. Keuntungan dari pendekatan kuantitatif
ialah dapat mengetahui data yang lebih akurat terhadap suatu populasi dari data
sampel atau sebagian populasi. Proses pendekatan penelitian ini ialah menggunakan
aspek pengukuran, perhitungan, rumus, dan kepastian numerik (Musianto, 2002).

Universitas Indonesia
47

Tahapan Penelitian
Berikut ini adalah tahapaan yang dilakukan dalam penelitian:

Gambar 4.1 Tahapan Penelitian


Sumber : Olahan Penulis, 2019

Studi Literatur
Studi literatur merupakan langkah awal dalam penelitian ini untuk
mengetahui latar belakang serta teori yang berkaitan dengan timbulan, komposisi
dan timbulan sistem pengelolaan limbah padat. Studi literatur dalam penelitian ini
meliputi buku teks, diktat kuliah limbah padat, jurnal nasional dan internasional,
peraturan yang berlaku, standar pengelolaan limbah padat, laporan tugas akhir yang

Universitas Indonesia
48

telah dilakukan yang berkaitan, dan berita media massa yang berkaitan dengan
penelitian ini.

Persiapan Penelitian
Persiapan penelitian merupakan dasar dalam melakukan suatu penelitian.
Pada penelitian, data yang diambil dan didapat harus dapat mempresentasikan
(representatif) objek penelitian. Oleh karena itu diperlukan persiapan penelitian.
Persiapan pada penelitian ini meliputi penyediaan peralatan dan perlengkapan
untuk pengumpulan data primer. Peralatan dan perlengkapan berasal dari
Laboratorium Teknik Penyehatan Lingkungan, Fakultas Teknik Universitas
Indonesia. Peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan sesuai dengan lampiran 1
yang mengacu pada Standar Nasional Indonesisa (SNI 19-3964-1994) dan
kemudian komposisi limbah padat diklasifikasikan sebagai berikut:
Tabel 4.1 Rincian Data Komposisi
No Komposisi
I Organik
1 Sisa Makanan
II Plastik
Emberan (plastic rumah
1 tangga. sendok plastic. cup
kopi kemasa margarin) (PP)
Botol plastik bening (PET
2
bening)
Botol plastic warna (PET
3
warna)
Plastik PP warna (minuman
4
gelas kemasan)
Plastik PP bening (gelas
5
aqua)
6 Plastik kemasan
Plastik PS (tempat minum
7
makanan cepat saji)
Tutup botol air mineral dan
8 tempat sampo. tempat
minak. dll (HDPE)
9 Campur kresek
III Kertas
1 Putihan (HVS)
2 Boncos
3 Kardus
4 Koran
5 Majalah
6 Dupleks

Universitas Indonesia
49

Tabel 4.1 Rincian Data Komposisi (lanjutan)


No Komposisi
7 Buku
8 Tissue
9 Tetrapack
IV Kaca
1 Botol Kaca
2 Botol Bir
V Logam
1 Kaleng
2 Kaleng minum
3 Aluminium foil
4 Stainless steel
VI Lain – lain

Sumber: Olahan Penulis, 2019


Populasi dan Sampel
Populasi merupakan seluruh jumlah orang atau penduduk di suatu daerah,
pada penelitian ini populasi yang dimaksud ialah seluruh penghuni yang mendiami
Apartemen Taman Melati Margonda . Sedangkan sampel merupakan bagian kecil
yang mewakili kelompok atau keseluruhan yang lebih besar, pada penelitian ini
sampel atau contoh yang dimaksud ialah sebagian dari penghuni yang mendiami
Apartemen Taman Melati Margonda. Sampel dari populasi pada penelitian ini
didapatkan dari perhitungan sesuai standar SNI 19-3964-1994.
Pelaksanaan pengambilan sampel timbulan sampah dilakukan secara acak
strata (simple random sampling) dengan rumus sebagai berikut:
Persamaan jumlah sampel/contoh (jiwa)
S = Cd √Ps ( 4.1 )
Dimana :
S : Jumlah sampel/contoh (jiwa)
Cd : Koefisien perumahan (kota besar, metropolitan, sedang/kecil/IKK
Ps : Populasi (jiwa)

Persamaan jumlah contoh kepala keluarga


S
K= ( 4.2 )
N
Dimana :
K : Jumlah sampel (KK)

Universitas Indonesia
50

N : Jumlah jiwa perkeluarga

Pada penilitian ini jumlah sampel yang digunakan ialah jumlah unit yang
terisi yang terdapat pada Tower A Apartemen Taman Melati Margonda sebanyak
537 penghuni. Dengan menggunakan persamaan (4.1) dan (4.2), maka didapat
sampel sebagai berikut:
S = 1 √537
( 4.3 )
S = 28,28 → 28 sampel unit

Berdasarkan SNI 19-3964-1994, nilai koefisien Cd untuk kota besar dan


metropolitan ialah 1, dikarenakan Kota Depok termasuk Kota Metropolitan dengan
penduduk sebanya 2,254,513 orang (Badan Pusat Statistik Kota Depok, 2018).
28
K= → 28 sampel ( 4.4 )
1

Nilai N atau jumlah jiwa perkeluarga yang digunakan ialah 1, hal ini dikarenakan
rata-rata penghuni apartemen ialah mahasiswa dengan 1 unit dihuni oleh 1
penghuni. Namun dikarenakan data sampel hanya sebesar 23, maka sampel harus
dibuat paling sedikit 30. Hal ini karena analisis data statistik, ukuran sampel paling
minimum ialah 30 (Sugiyono, 2007). Selain itu untuk mempermudah pengambilan
sampel tersebut, maka pengambilan sampel dilakukan tiga lantai yaitu pada lantai
16,17 dan 18, pemilihan lantai tersebut merupakan lantai dengan jumlah penghuni
terbanyak menurut informasi dari pihak apartemen. Pemilihan pengambilan sampel
pada tiga lantai tersebut juga dikarenakan tidak didapatnya izin untuk membagikan
polybag kepada para penghuni dan ketidaktentuannya para penghuni yang menetap
pada tiap hari nya.
Dengan demikian kemungkinan sampel yang didapat ialah lebih besar dari
30 sampel. Jumlah sampel berdasarkan jumlah unit pada tiga lantai yaitu berjumlah
123 unit. Maka dapat diketahui taraf signifikasi atau tingkat kepercayaan data
statistik yang diperoleh menggunakan rumus slovin sebagai berikut:
𝑁
𝑛= ( 4.5 )
1 + 𝑁𝑎2

Universitas Indonesia
51

Keterangan n : Jumlah Sampel


N :Jumlah Populasi
𝑎 :Taraf Signifikasi
537
123 =
1 + 537𝑎2
𝑎 = 0.079 → tingkat kepercayaang = 93 %

Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini sesuai tahapan penelitian terdiri
dari pengumpulan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang
diperoleh dari pengukuran langsung di lapangan terhadap obyek yang diteliti, antara
lain jumlah timbulan limbah padat dan komposisi limbah padat pada tower A.
Sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh tanpa harus melakukan
pengukuran langsung terhadap obyek yang diteliti, antara lain data umum dan
teknis operasional pengelolaan limbah padat obyek studi. Berikut rincian data
primer dan sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini:

4.7.1 Data Primer


1. Jumlah Timbulan Limbah Padat pada Tower A Apartemen Taman Melati
Margonda pada saat masa perkuliahan berlangsung selama 8 hari
berturut-turut dan masa libur perkuliahan selama 8 hari berturut-turut.
Pengumpulan data yang dilakukan sesuai dengan SNI 19-3964-1994
tentang Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan
Komposisi Sampah Perkotaan dengan daftar pengerjaan sesuai lampiran
1. Jumlah timbulan sampah didapat dari pengambilan contoh timbulan
sampah . Pengambilan contoh dilakukan dalam 8 hari berturut-turut pada
lokasi yang sama. Namun dikarenakan tidak mendapatkan akses dalam
membagikan kantung plastik, maka dilakukan modifikasi pada metode
pengukuran yaitu sebagai berikut:

Universitas Indonesia
52

Gambar 4.2 Proses Pengukuran Sampel Sampah


Sumber : Olahan Penulis, 2019
2. Komposisi limbah padat yang diteliti diklasifikasikan sesuai Permen PU
No.3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana
Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah
Sejenis Sampah Rumah Tangga. Komposisis limbah padat yang diteliti
diklasifikasikan menjadi organik, plastik, kertas, logam, kaca, dan lain-lain

4.7.2 Data Sekunder


1. Data umum obyek studi didapat dari hasil wawancara dan data dari pihak
pengelola apartemen. Data ini meliputi jumlah satuan unit apartemen dan
penghuninya, karakteristik tiap satuan unit, fasilitas tiap satuan unit,
jumlah pegawai, karakteristik aktivitas dalam gedung, denah area
apartemen, luas apartemen, luas area peruntukkan, dan lain-lain
2. Data teknis operasional pengelolaan limbah padat. Data ini meliputi sistem
pewadahan (jumlah dan jenis), pengumpulan (alur), pengangkutan (alir),
denah eksisting TPS, luas wilayah cakupan pelayanan TPS, masalah dan
kendala pelaksanaan operasional, waktu kerja operasional, dan lain-lain

Universitas Indonesia
53

Pengolahaan Data
Setelah memperoleh data yang dibutuhkan, maka dilakukan pengolahan
dan analisis data terkait dengan data timbulan dan komposisi limbah padat yang
terbentuk. Tahapan pengolahan data yang dilakukan terhadap penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Menghitung berat (kg) limbah padat dari Tower A apartemen Taman Melati
Margonda dengan menggunakan timbangan dengan frekuwensi selama 8
hari berturut-turut
2. Menghitung volume (liter) limbah padat dari Tower A apartemen Taman
Melati Margonda dengan menggunakan box pengukur berukuran 40 × 40 ×
40 cm dengan frekuwensi selama 8 hari berturut-turut
3. Menghitung berat jenis limbah padat dengan persamaan sebagai berikut:
kg⁄ Berat limbah padat (kg)
Berat Jenis limbah padat m3 = ( 4.6 )
Volume limbah padat (m3 )
Dimana :
Berat limbah padat =berat yang diperoleh dengan cara
menimbang limbah padat dalam kotak
dengan menggunakan timbangan
Volume limbah padat = luas kotak pengukur x tinggi limbah padat,
tinggi limbah padat dapat diukur dengan
menggunakan meteran dengan cara
mengukur ketinggian limbah padat dalam
kotak

4. Menghitung timbulan limbah padat rata-rata


a. Rata-rata timbulan limbah padat setiap orang (kg/orang)
Berat1 + Berat 2 + ⋯ + Berat n
= ( 4.7 )
n Sampel

b. Rata-rata timbulan limbah padat setiap orang per harinya


(kg/orang/hari)

Universitas Indonesia
54

Kg
∑Rata − rata timbulan tiap orang(orang)
( 4.8 )
=
n hari

c. Rata-rata volume timbulan limbah padat setiap orang (L/orang)


Volume1 + Volume2 + ⋯ + Volumen
= ( 4.9 )
n Sampel
d. Rata-rata volume timbulan limbah padat setiap orang per harinya
(L/orang/hari)
L
∑Rata − rata timbulan tiap orang(orang)
( 4.10 )
=
n hari

5. Menghitung Persentase Komposisi limbah padat


Perhitungan komposisi dilakukan dengan maksud untuk memperoleh berat
komposisi limbah padat dari masing-masing klasifikasi. Perhitungan
persentase komposisi limbah padat mengacu SNI 19-3964-1994 tentang
Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi
Sampah Perkotaan. Persamaan untuk menghitungnya adalah sebagai
berikut:
Berat Komponen
Komposisi(%) = × 100% ( 4.11 )
Berat total sampah
Dimana berat komposis ialah berat dari komponen yang diambil (organik,
kertas, kayu, plastik, logam, kaca, karet, tekstil, elektronik dll.). Sedangkan
berat total sampah merupakan berat total dari semua komponen secara
keseluruhan
6. Menghitung nilai jual sampah
Perhitungan potensi nilai jual sampah dilakukan dengan maksud untuk
mengetahui keuntungan atau nilai jual sampah dari sampah anorganik yang
dapat dtentukan dari harga jual pada pengepul sampah per kg. Nilai jual
sampah didapat dengan mengalikan harga satuan kg dengan berat satuan
komposisi sampah keseluruhan.

Universitas Indonesia
55

Lokasi dan Waktu Penelitian


Lokasi penelitian dilakukan pada area Apartemen Taman Margonda
Melati Margonda. Berikut merupakan jadwal penelitian yang dilakukan oleh
penulis

Universitas Indonesia
56

Tabel 4.2 Jadwal Penelitian


2018 2019
Rencana
No September Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni
Kegiatan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4
Penentuan
1 Topik
Skripsi
Peninjauan
2
Lokasi
Penyusunan
3
Seminar
Sidang
4
Seminar
Pengambila
5
n data
Pengolahan
6 Data dan
Analisis
Penyusunan
7
Skripsi
Sidang
8
Skripsi

Universitas Indonesia
57

BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Pengukuran Timbulan Limbah Padat


Data primer pada penelitian ini didapatkan dengan melakukan
pengambilan data lapangan berupa timbulan sampah pada Tower A Apartemen
Taman Melati Margonda. Metode dan periode pengambilan data pada penelitian ini
mengacu pada SNI 19-3964-1994 tentang Pada penelitian ini terdapat 123 unit
apartemen yang diukur timbulannya dari total 537 unit yang terisi pada periode
pengambilan data. Jumlah 123 unit ini merupakan jumlah unit yang terdapat pada
3 lantai dengan jumlah penghuni terbanyak sesuai informasi dari pihak apartemen,
yaitu lantai 16,17, dan 18. Sampah yang dihasilkan pada ketiga lantai tersebut
dimasukkan ke dalam polybag oleh pihak tim housekeeping tanpa memisahkan
pada tiap lantainya demi kemudahan pada proses pengumpulan sampah.
5.1.1 Pengukuran Timbulan Limbah Padat Masa Perkuliahan
Pengambilan data pada penelitian dilakukan selama 8 hari berturut-turut
dimulai pada hari Senin, tanggal 13 Mei 2019 hingga hari Senin, tanggal 20 Mei
2019. Pemilihan tanggal tersebut dikarenakan pada tanggal tersebut masih
berlangsungnya kegiatan perkuliahan pada beberapa perguruan tinggi terdekat
seperti Universitas Indonesia dan Universitas Gunadarma Depok. Pengambilan
data dilakukan atas kerja sama dengan petugas house keeping apartemen Taman
Melati Margonda dengan mengumpulkan sampah pada 3 lantai terpilih pada satu
Sulo atau polybag. Perhitungan estimasi berat sampah keselurhan (kg/hari) didapat
dengan cara mengalikan berat timbulan limbah padat per orang dengan jumlah
seluruh penghuni Tower A Apartemene Taman Melati Margonda yaitu sebesar 537
penghuni

5.1.1.1 Berat Timbulan Limbah Padat


Berikut ini merupakan data sampel timbulan limbah padat yang diukur
selama 8 hari. Sulo atau polybag yang sudah terisi oleh sampel sampah ditimbang
menggunakan timbangan digital dan mekanik.

Universitas Indonesia
58

Tabel 5.1 Berat Timbulan Sampel Limbah Padat Tower A Apartemen


Taman Melati Margonda.
Estimasi Berat
Berat Sampel Berat sampah
sampah
No. Hari Sampah Perorangan
Keseluruhan
(kg/hari) (kg/orang/hari)
(kg/hari)
1 Senin 29.78 0.242 128.88
2 Selasa 28.33 0.230 123.51
3 Rabu 29.41 0.239 128.34
4 Kamis 26.27 0.214 114.38
5 Jumat 37.88 0.308 165.40
6 Sabtu 25.38 0.206 110.62
7 Minggu 26.23 0.213 114.49
8 Senin 29.62 0.241 129.31
Total 232.90 1.89 1014.93
Rata-rata 29.11 0.236 126.86
Sumber : Olahan Penulis, 2019
Dari Tabel 5.1 didapat berat timbulan sampel yang dihasilkan oleh Tower
A apartemen Taman Melati Margonda memiliki rata-rata sebesar 29.11 kg/hari
dengan timbulan tiap orang sebesar 0.236 kg/orang perhari atau 0.236 kg/unit/hari
hal ini dikarenakan satu unit di asumsi dihuni oleh satu penghuni berdasarkan hasil
wawancara dengan pihak apartemen. Sedangkan untuk estimasi berat sampah rata-
rata keseluruhan yang dihasilkan oleh Tower A Taman Melati Margonda sebesar
126.86 kg/hari. Timbulan terbesar dihasilkan pada hari Jumat dengan berat sebesar
37.88 kg, sedangkan timbulan terkecil ialah 25.38 kg pada hari sabtu. Berikut
merupakan grafik hubungan berat sampel timbulan sampah per hari dengan berat
sampel timbulan rata-rata per hari

Universitas Indonesia
59

40
35

Berat Timbulan (Kg/Hari)


30
25
20
15
10
5
0
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin
Waktu Sampel (Hari)

Berat sampah/hari Berat sampah rata-rata

Gambar 5.1 Grafik Hubungan Berat Sampel Timbulan Sampah Perhari


Dengan Berat Sampel Timbulan Rata-rata Perhari

Dari Gambar 5.1 dapat dilihat timbulan sampah mengalami kenaikan yang
siginifikan pada hari Jumat. Hal ini diasumsikan banyak nya kegiatan yang
dilakukan pada hari Jumat dibandingkan pada hari lainnya. Timbulan sampah
kembali menurun pada hari sabtu dan minggu, hal ini menandakan sedikitnya
kegiatan pada unit apartemen tersebut.

5.1.1.2 Volume Timbulan Limbah Padat


Pengukuran volume timbulan limbah padat yang dihasilkan dilakukan
sesuai dengan SNI 19-3964-1994 dimana sampel sampah dimasukkan ke dalam
kotak pengukur volume dengan kapasitas 64 liter (40 cm × 40 cm × 40 cm), lalu
sampel sampah dia hentakkan sebanyak 3 kali dengan ketinggian 20 cm.
Pengukuran dilakukan pada setiap sampel sampah yang dikumpulkan pada kantung
plastik yang telah dibagikan kepada petugas.Volume timbulan sampah yang
didapatkan ialah sebagai berikut.

Universitas Indonesia
60

Tabel 5.2 Volume Timbulan Sampel Limbah Padat Tower A Apartemen Taman
Melati Margonda.
Estimasi Volume
Volume Sampel Volume Sampah
Sampah
No. Hari Sampah Perorangan
Keseluruhan
(Liter/hari) (Liter/orang/hari)
(Liter/hari)
1 Senin 283.61 2.31 1238.20
2 Selasa 310.15 2.52 1354.07
3 Rabu 311.87 2.54 1361.58
4 Kamis 277.31 2.25 1210.68
5 Jumat 398.90 3.24 1741.95
6 Sabtu 256.41 2.08 1119.44
7 Minggu 293.32 2.38 1280.58
8 Senin 287.81 2.34 1256.52
Total 2419.47 19.91 10563.01
Rata-rata 302.43 2.49 1320.38
Sumber : Olahan Penulis, 2019
Dari Tabel 5.2 didapat volume timbulan sampel yang dihasilkan oleh
Tower A apartemen Taman Melati Margonda memiliki rata-rata sebesar
302.43liter/hari dengan timbulan tiap orang sebesar 2.49 liter/orang/hari atau dapat
diasumsikan 2.49 liter/unit/harihal ini dikarenakan satu unit di asumsi dihuni oleh
satu penghuni berdasarkan hasil wawancara dengan pihak apartemen. Sedangkan
untuk estimasi volume sampah rata-rata keseluruhan yang dihasilkan oleh Tower A
Taman Melati Margonda sebesar 1,320.38 liter/hari. Timbulan terbesar dihasilkan
pada hari Jumat dengan volume sebesar 398.90 liter, sedangkan timbulan terkecil
ialah 256.41 liter pada hari sabtu. Berikut merupakan grafik hubungan volume
sampel timbulan sampah per hari dengan volume sampel timbulan rata-rata per hari.

Universitas Indonesia
61

450

Volume Timbulan (Liter/Hari)


400
350
300
250
200
150
100
50
0
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin
Waktu Sampel (Hari)

Volume sampah/hari Volume sampah rata-rata

Gambar 5.2 Grafik Hubungan Volume Sampel Timbulan Sampah Perhari Dengan
Volume Sampel Timbulan Rata-rata Perhari
Dari Gambar 5.2 dapat dilihat bahwa volume timbulan sampah mengalami
kenaikan yang siginifikan pada hari Jumat. Hal ini diasumsikan banyak nya
kegiatan yang dilakukan pada hari Jumat dibandingkan pada hari lainnya. Volume
timbulan sampah yang terendah terdapat pada hari Sabtu, hal ini menandakan
sedikitnya kegiatan pada unit apartemen tersebut dibandingkan dengan hari lainnya.

5.1.1.3 Berat Jenis Timbulan Limbah Padat


Pengukuran berat jenis limbah padat dilakukan dengan membagi berat
timbulan sampah dengan jumlah volume sampah yang terkumpul pada tiap hari nya
sesuai dengan persamaan (4.5). Berikut merupakan data berat jenis sampel timbulan
sampah pada pada Tower A Apartemen Taman Melati Margonda pada masa
perkuliahan.

Universitas Indonesia
62

Tabel 5.3 Berat Jenis Sampel Limbah Padat Tower A Apartemen Taman Melati
Margonda
Berat Sampah Volume Sampah Berat Jenis Sampah
No. Hari
(Kg/hari) (liter/hari) (kg/literhari)
1 Senin 29.78 283.61 0.1050
2 Selasa 28.33 310.15 0.0913
3 Rabu 29.41 311.87 0.0943
4 Kamis 26.27 277.31 0.0948
5 Jumat 37.88 398.90 0.0950
6 Sabtu 25.38 256.41 0.0991
7 Minggu 26.23 293.32 0.0893
8 Senin 29.62 287.81 0.1029
Total 0.7717
Rata-rata 0.0964
Sumber: Olahan Penulis, 2019
Dari Tabel 5.3 dapat dilihat berat jenis yang terdapat pada sampel limbah
padat Tower A Apartemen Taman Melati Margonda memiliki berat jenis sebesar
0.0964 kg/L. Berat jenis terbesar terdapat pada hari senin yaitu sebesar 0.1050 kg/L,
sedangkan terkecil ialah pada hari Minggu yaitu sebesar 0.0893kg/L. Berikut
merupakan grafik hubungan berat jenis sampel timbulan sampah per hari dengan
berat jenis sampel timbulan rata-rata.
0.11
TBerat Jenis Timbulan (Kg/Liter/Hari)

0.105

0.1

0.095

0.09

0.085

0.08
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin
Waktu Sampel (Hari)

Berat jenis sampah/hari Berat Jenis rata-rata

Gambar 5.3 Grafik Hubungan Berat Jenis Sampel Timbulan Sampah Per Hari
Dengan Berat Jenis Sampel Timbulan Rata-Rata
Sumber: Olahan Penulis, 2019
Dari Gambar 5.3 dapat dilihat bahwa berat jenis sampel sampah
mengalami kenaikan yang siginifikan pada hari Senin. Sedangkan titik terendah ada
pada hari Minggu. Dari ketiga grafik diatas menunjukkan bahwa nilai berat jenis

Universitas Indonesia
63

tidak berbanding lurus dengan berat timbulan maupun volume timbulan limbah
padat. Perbedaan berat jenis pada tiap hari nya disebabkan oleh perbedaan volume
sampah dan berat sampah, hal ini dipengaruhi oleh perbedaan komposisi sampah
yang ataupun perbedaan kadar air sampah pada hari tersebut.

5.1.2 Pengukuran Timbulan Limbah Padat Masa Libur Perkuliahan


Pengambilan data pada penelitian dilakukan selama 8 hari berturut-turut
dimulai pada hari Senin, tanggal 10 Juni 2019 sampai dengan hari Senin, tanggal
17 Juni 2019. Pemilihan tanggal tersebut karena bertepatan dengan libur kuliah
pada Universitas Indonesia dan Universitas Gunadarma, dimana kedua universitas
tersebut merupakan universitas terdekat dari Apartemen Taman Melati Margonda.
Metode dan periode pengambilan data pada penelitian ini mengacu pada SNI 19-
3964-1994. Pada pengambilan data ini sampel yang digunakan sama seperti pada
data masa perkuliahan, dimana sampel berasal dari 123 unit yang sama seperti pada
pada masa perkuliahan.

5.1.2.1 Berat Timbulan Limbah Padat


Berat timbulan limbah padat rata-rata pada Tower A Apartemen Taman
Melati Margonda adalah sebagai berikut:
Tabel 5.4 Berat Timbulan Sampel Limbah Padat Tower A Apartemen Taman
Melati Margonda Masa Libur Perkuliahan
Berat Sampah Estimasi Berat
Berat Sampah
No. Hari Perorangan Sampah Keseluruhan
(Kg/hari)
(Kg/orang/hari) (kg/hari)
1 Senin 9.02 0.073 39.42
2 Selasa 12.06 0.098 52.63
3 Rabu 9.76 0.079 42.58
4 Kamis 11.15 0.091 48.71
5 Jumat 13.26 0.108 57.89
6 Sabtu 13.79 0.112 60.20
7 Minggu 15.44 0.126 67.39
8 Senin 21.85 0.178 95.42
Total 106.33 0.864 464.24
Rata-rata 13.29 0.108 58.03
Sumber : Olahan Penulis, 2019
Dari Tabel 5.4 didapat berat timbulan sampel yang dihasilkan oleh Tower
A apartemen Taman Melati Margonda pada masa libur perkuliahan memiliki rata-

Universitas Indonesia
64

rata sebesar 13.29 kg/hari dengan timbulan rata-rata tiap orang sebesar 0.108
kg/orang/hari atau setara 0.108 kg/unit/hari, hal ini dikarenakan satu unit di asumsi
dihuni oleh satu penghuni berdasarkan hasil wawancara dengan pihak apartemen.
Sedangkan untuk estimasi berat sampah rata-rata keseluruhan yang dihasilkan oleh
Tower A Taman Melati Margonda pada masa libur sebesar 58.03 kg/hari. Timbulan
terbesar dihasilkan pada hari Senin minggu kedua dengan berat sebesar 21.85 kg,
sedangkan timbulan terkecil pada hari Senin minggu pertama dengan berat sebesar
9.02 kg. Berikut merupakan grafik hubungan berat sampel timbulan sampah per
hari dengan berat sampel timbulan rata-rata per hari
25
Berat Timbulan (Kg/Hari)

20

15

10

0
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin
Waktu Sampel (Hari)

Berat sampah/hari Berat sampah rata-rata

Gambar 5.4 Grafik Hubungan Berat Sampel Timbulan Sampah Perhari Dengan
Berat Sampel Timbulan Rata-rata Perhari Pada Masa Libur Perkuliahan
Sumber : Olahan Penulis, 2019
Dari Gambar 5.4 dapat dilihat timbulan sampah mengalami kenaikan dari
pada tiap hari nya, walaupun pada hari rabu mengalami penurunan. Kenaikan yang
signifikan terjadi pada hari senin pada minggu kedua, hal ini dikarenakan terdapat
data pencilan berupa banyaknya sampah jenis buku yang dihasilkan pada hari
tersebut dengan besaran 10.5 kg.

Universitas Indonesia
65

5.1.2.2 Volume Timbulan Limbah Padat


Volume timbulan limbah padat rata-rata pada Tower A Apartemen Taman
Melati Margonda adalah sebagai berikut:
Tabel 5.5 Volume Timbulan Sampel Limbah Padat Tower A Apartemen
Taman Melati Margonda Masa Libur Perkuliahan
Volume sampel Volume Sampah Estimasi Volume
No. Hari sampah Perorangan Sampah Keseluruhan
(Liter/hari) (Liter/orang/hari) (Liter/hari)
1 Senin 129.10 1.05 563.62
2 Selasa 146.74 1.19 640.64
3 Rabu 149.91 1.22 654.50
4 Kamis 149.76 1.22 653.85
5 Jumat 159.50 1.30 696.34
6 Sabtu 154.72 1.26 675.47
7 Minggu 173.45 1.41 757.24
8 Senin 223.49 1.82 975.73
Total 1286.66 10.46 5617.37
Rata-rata 160.83 1.31 702.17
Sumber : Olahan Penulis, 2019
Dari Tabel 5.5 didapat volume timbulan sampel yang dihasilkan oleh
Tower A apartemen Taman Melati Margonda pada masa libur perkuliahan memiliki
rata-rata sebesar 160.83 liter/hari dengan timbulan tiap orang sebesar 1.31
liter/orang/hari atau setara 1.31 liter/unit/hari, hal ini dikarenakan satu unit di
asumsi dihuni oleh satu penghuni berdasarkan hasil wawancara dengan pihak
apartemen. Sedangkan untuk estimasi volume sampah rata-rata keseluruhan yang
dihasilkan oleh Tower A Taman Melati Margonda sebesar 702.17 liter/hari.
Timbulan terbesar dihasilkan pada hari Senin minggu kedua dengan volume sebesar
223.49 liter, sedangkan volume timbulan terkecil dihasilkan pada hari Senin
minggu pertama dengan volume sebesar 129.10 liter pada hari sabtu. Berikut
merupakan grafik hubungan volume sampel timbulan sampah per hari dengan
volume sampel timbulan rata-rata per hari

Universitas Indonesia
66

250

Volume Timbulan (Liter/Hari)


200

150

100

50

0
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin
Waktu Sampel (Hari)

Volume sampah/hari Volume sampah rata-rata

Gambar 5.5 Grafik Hubungan Volume Sampel Timbulan Sampah Perhari Dengan
Volume Sampel Timbulan Rata-rata Perhari Pada Masa Libur Perkuliahan
Sumber: Olahan Penulis, 2019
Dari Gambar 5.5 Gambar 5.2 dapat dilihat bahwa volume timbulan
sampah mengalami kenaikan yang dari hari ke hari, dengan puncak berada pada
hari Senin minggu kedua. Hal ini diasumsikan banyak nya kegiatan yang dilakukan
pada hari Senin minggu kedua dibandingkan pada hari lainnya. Volume timbulan
sampah yang terendah terdapat pada hari Senin minggu pertama.

5.1.2.3 Berat Jenis Timbulan Limbah Padat


Pengukuran berat jenis limbah padat dilakukan dengan membagi berat
timbulan sampah dengan jumlah volume sampah yang terkumpul pada tiap hari nya
sesuai dengan persamaan (4.5). Berikut merupakan data berat jenis sampel timbulan
sampah pada pada Tower A Apartemen Taman Melati Margonda pada masa libur
perkuliahan.

Universitas Indonesia
67

Tabel 5.6 Berat Jenis Sampel Limbah Padat Tower A Apartemen Taman Melati
Margonda Masa Libur Perkuliahan
Berat Sampah Volume Sampah Berat Jenis Sampah
No. Hari
(Kg/hari) (liter/hari) (kg/literhari)
1 Senin 9.02 129.10 0.070
2 Selasa 12.06 146.74 0.082
3 Rabu 9.76 149.91 0.065
4 Kamis 11.15 149.76 0.074
5 Jumat 13.26 159.50 0.083
6 Sabtu 13.79 154.72 0.090
7 Minggu 15.44 173.45 0.089
8 Senin 21.85 223.49 0.083
Total 0.651
Rata-rata 0.083
Sumber: Olahan Penulis, 2019
Dari Tabel 5.6 dapat dilihat berat jenis yang terdapat pada sampel limbah
padat Tower A Apartemen Taman Melati Margonda masa libur perkuliahan
memiliki berat jenis rata-rata sebesar 0.083 kg/L. Berat jenis terbesar terdapat pada
hari Sabtu yaitu sebesar 0.09 kg/L, sedangkan terkecil ialah pada hari Rabu yaitu
sebesar 0.065 kg/L. Berikut merupakan grafik hubungan berat jenis sampel
timbulan sampah per hari dengan berat jenis sampel timbulan rata-rata.
0.1
Berat Jenis Timbulan (Kg/Liter/Hari)

0.09
0.08
0.07
0.06
0.05
0.04
0.03
0.02
0.01
0
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin
Waktu Sampel (Hari)

Berat jenis sampah/hari Berat Jenis rata-rata

Gambar 5.6 Grafik Hubungan Berat Jenis Sampel Timbulan Sampah Per Hari
Dengan Berat Jenis Sampel Timbulan Rata-Rata
Sumber: Olahan Penulis, 2019
Dari Gambar 5.6 dapat dilihat bahwa berat jenis sampel sampah
mengalami kenaikan dan penurunan fluktuatif dari pada tiap hari nya. Dari ketiga

Universitas Indonesia
68

grafik diatas menunjukkan bahwa nilai berat jenis tidak berbanding lurus dengan
berat timbulan maupun volume timbulan limbah padat. Perbedaan berat jenis pada
tiap hari nya disebabkan oleh perbedaan volume sampah dan berat sampah, hal ini
dipengaruhi oleh perbedaan komposisi sampah yang ataupun perbedaan kadar air
sampah pada hari tersebut.

5.1.3 Perbandingan Timbulan Limbah Padat Pada Masa Perkuliahan dan Libur
Perkuliahan
Pada pengambilan data timbulan limbah padat pada masa perkuliahan dan
masa libur perkuliahan mengalami perbedaan yang signifikan. Berikut merupakan
tabel perbandingan timbulan limbah padat Tower A Apartemen Taman Melati
Margonda pada masa perkuliahan dan masa libur perkuliahan.
Tabel 5.7 Perbandingan Nilai Timbulan Sampah pada Tower A Apartemen
Taman Melati Margonda pada Masa Perkuliahan dan Libur Perkuliahan dengan
penelitian terdahulu
Periode
Persentase Penelitian
No. Keterangan Libur
Perkuliahan Penurunan Terdahulu*
Perkuliahan
Berat Timbulan
1 126.86 58.03 149.70
(kg/hari)
45.65 %
Berat Timbulan Per
2 0.236 0.108 0.213
Orang (kg/orang/hari)
Volume Timbulan
3 1320.38 702.17 1,239.13
(liter/hari)
Volume Timbulan Per 52.89 %
4 Orang 2.49 1.31 1.7
(liter/orang/hari)
*Penelitian oleh Iqbal Zaglul, 2016 (Teknis Operasional Limbah Padat Apartemen Margonda
Residence 3)
Sumber : Olahan Penulis, 2019
Pada Tabel 5.7 terlihat perbedaan yang signifikan antara timbulan limbah
padat yang dihasilkan pada masa perkuliahan dan libur perkuliahan. Terjadi
penurunan berat dan volume timbulan limbah padat yang dihasilkan Tower A
Apartemen Taman Melati Margonda ketika masa libur perkuliahan. Penurunan nilai
berat timbulan limbah padat mencapai 45.65% sedangkan penurunan nilai volume
timbulan limbah padat mencapai 52.89%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
terjadi penurunan timbulan limbah padat pada masa libur perkuliahan, hal ini dapat
dikarenakan berkurangnya aktivitas para penghuni pada masa libur perkuliahan di

Universitas Indonesia
69

Tower A Apartemen Taman Melati Margonda. Berkurangnya aktivitas ini dapat


disebabkan oleh perubahan pola perilaku atau banyaknya penghuni yang tidak
menempati unit apartemen.
Selain itu berat dan volume timbulan limbah padat yang dihasilkan Tower
A Apartemen Taman Melati Margonda dibandingkan dengan berat dan volume
timbulan pada Apartemen Margonda Residence 3. Perbandingan ini dilakukan
untuk mengetahui perbedaan berat dan volume timbulan pada apartemen lain.
Pemilihan ini juga dikarenakan margonda residence 3 berada pada sepanjang jalan
margonda raya dan banyaknya penghuni yang berstatus mahasiswa walaupun tidak
mengusung konsep student centre. Pada Tabel 5.7 terlihat perbedaan yang cukup
besar pada berat dan volume timbulan sampah, namun memiliki berat timbulan per
orang yang tidak berbeda jauh. Perbedaan berat dan volume timbulan sampah ini
diakibatkan oleh perbedaan jumlah penghuni pada kedua apartemen. Sedangkan
perbedaan pada berat dan volume sampah per orang dapat diakibatkan oleh
perbedaan karakteristik komposisi sampah, kadar air, dan pola perilaku para
penghuni pada kedua apartemen tersebut.
Perbandingan timbulan limbah padat yang dihasilkan oleh tower A
Apartemen Taman Melati Margonda pada masa perkuliahan dan libur perkuliahan
kemudian dibandingkan dengan standar SNI (19-3983-1995) adalah sebagai
berikut:
Tabel 5.8 Perbandingan Timbulan Limbah Padat Tower A pada Masa Perkuliahan
dan Libur Perkuliahan Dibandingkan dengan Standar
SNI (19-3964-1995)
Periode
Standar SNI
No Keterangan Libur
Perkuliahan (19-3983-1995)
Perkuliahan
Berat Timbulan
1 0.236 0.108 0.35 – 0.40
(kg/orang/hari)
Volume Timbulan
2 2.49 1.31 2.25 – 2.50
(liter/orang/hari)
Sumber : Olahan Penulis, 2019
Dari perbandingan pada Tabel 5.8 dapat terlihat bahwa timbulan dari
Tower A Apartemen Taman Melati berbeda dengan standar SNI 19-3983-1995.
Besaran berat pada kedua periode berbeda dengan standar, hal dapat dikarenakan
kegiatan penghuni pada apartemen yang berstatus mahasiswa yang tidak

Universitas Indonesia
70

menghasilkan sampah dalam jumlah yang banyak dibandingkan rumah huni lain,
hal ini dikarenakan perbedaan pola perilaku. Perbedaan pola perilaku ialah pada
pola perilaku dalam mengonsumsi makanan, penghuni yang berstatus mahasiswa
cenderung memilih memesan makanan siap saji atau makan diluar area apartemen
dan tidak melakukan kegiatan memasak yang cenderung menghasilkan sampah
organik dalam jumlah banyak.

Karakteristik Komposisi Limbah Padat


Data komposisi limbah padat didapatkan dengan melakukan pengukuraan
berat setiap komponen yang terdapat pada limbah padat. Pengukuran dan metode
pada pengambilan data mengacu pada SNI 19-3964-1994 tentang Metode
Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan.
Komposisi limbah padat yang diteliti terbagi menjadi 6 klasifikasi sampah, yaitu
organik, plastik, kertas, kaca, logam, dan lain-lain. Karakteristik komposisi limbah
padat diperlukan guna untuk menentukan upaya pengelolaan sampah, serta
mengetahui sampah persentase sampah layak jual.

5.2.1 Komposisi Limbah Padat Masa Perkuliahan


Komposisi dari limbah padat Tower A Taman Melati Margonda pada masa
perkuliahan sebagai berikut:
Tabel 5.9 Komposisi Limbah Padat Tower A Apartemen Taman Melati Margonda
pada Masa Perkuliahan
Berat Persentase
Persentase
No Komposisi Rata-rata Satuan
(%)
(kg) (%)
I Organik
1 Sisa Makanan 13.63 53.39 53.39
II Plastik
Emberan (plastic rumah 1.51
1 tangga. sendok plastic. cup 0.38
kopi kemasa margarin) (PP)
Botol plastik bening (PET 5.49
2 1.39
bening) 20.39
Botol plastic warna (PET 2.25
3
warna)
0.57
Plastik PP warna (minuman 1.19
4
gelas kemasan)
0.30

Universitas Indonesia
71

Tabel 5. Komposisi Limbah Padat Tower A Apartemen Taman


Melati Margonda pada Masa Perkuliahan (lanjutan)
Persentase
Berat Rata- Persentase
No Komposisi Satuan
rata (kg) (%)
(%)
Plastik PP bening (gelas 0.92
5 0.23
aqua)
6 Plastik kemasan 0.46 1.84
Plastik PS (tempat 0.90
7 minum makanan cepat 0.22
saji)
Tutup botol air mineral 1.15
dan tempat sampo.
8 0.29
tempat minak. dll
(HDPE)
9 Campur kresek 1.30 5.14
III Kertas
1 Putihan (HVS) 0.43 1.67
2 Boncos 0.19 0.74
3 Kardus 0.98 3.90
4 Koran 0.08 0.35
5 Majalah 0.06 0.22 12.80
6 Dupleks 0.77 2.97
7 Buku 0.18 0.73
8 Tissue 0.23 0.93
9 Tetrapack 0.32 1.30
IV Kaca
1 Botol Kaca 0.84 3.29
4.64
2 Botol Bir 0.35 1.35
V Logam
1 Kaleng 0.27 1.06
2 Kaleng minum 0.20 0.77
2.48
3 Aluminium foil 0.06 0.26
4 Stainless steel 0.11 0.39
VI Lain – lain
1 Tekstil 0.36 1.44
2 Kayu 0.24 0.84
3 pembalut 0.45 1.80
4 kabel 0.12 0.47
5 styrofoam 0.21 0.81 6.31
6 B3 0.09 0.35
7 CD 0.00 0.01
8 Selang (karet) 0.10 0.041
9 Puntung Rokok 0.05 0.19
TOTAL 25.35 100
Sumber: Olahan Penulis, 2019
Dari Tabel 5.9 didapat komposisi sampah di Tower A Apartemen Taman
Melati Margonda pada masa perkuliahan didominasi oleh sampah organik dengan

Universitas Indonesia
72

rata-rata 53.39% sedangkan sampah anorganik sebesar 46.61% antara lain plastik
20.39%, kertas 12.80%, kaca 4.64%, logam 2.48%, dan lain-lain 6.31%. Besaran
sampah organik ini berasal dari sisa makanan dari para penghuni apartemen. Dari
tabel diatas juga dapat dilihat bahwa persentase terbesar kedua ialah plastik dengan
persentase sebesar 20.39%. Jenis sampah plastik terbesar ialah berasal dari sampah
plastik jenis PET yang mencapai 5.49%. Hal ini dapat dikarenakan para penghuni
menggunakan botol minum air mineral kemasan sebagai wadah minum sehari-hari
mereka sehingga timbulan terbesar berasal dari jenis PET. Sedangkan jenis sampah
terbesar selanjutnya ialah kertas dengan persentase sebesar 12.80%. Jenis sampah
kertas dengan persentase terbesar berasal dari jenis kardus dengan persentase
sebesar 3.90%, hal ini dapat terjadi karena banyaknya kardus pada hari-hari
tertentu, kardus-kardus ini berupa kardus makanan cepat saji atau kardus peralatan
elektronik seperti tv, kipas angin, setrika, dll.
5.2.2 Komposisi Limbah Padat Masa Libur Perkuliahan
Komposisi dari limbah padat Tower A Taman Melati Margonda pada masa
libur perkuliahan sebagai berikut:
Tabel 5.10 Komposisi Limbah Padat Tower A Apartemen Taman Melati
Margonda pada Masa Libur Perkuliahan
Berat Persentase
Persentase
No Komposisi Rata-rata Satuan
(%)
(kg) (%)
I Organik
1 Sisa Makanan 3.50 30.68 30.68
II Plastik
Emberan (plastik rumah
1 tangga. sendok plastic. cup 0.42 3.79%
kopi kemasan margarin) (PP)
Botol plastik bening (PET
2
bening)
0.71 7.03
Botol plastic warna (PET
3
warna)
0.27 2.60
26.55
Plastik PP warna (minuman
4
gelas kemasan)
0.13 1.28
Plastik PP bening (gelas
5
aqua)
0.17 1.61
6 Plastik kemasan 0.26 2.40
Plastik PS (tempat minum
7
makanan cepat saji)
0.24 2.39

Universitas Indonesia
73

Tabel 5.10 Komposisi Limbah Padat Tower A Apartemen Taman Melati


Margonda pada Masa Libur Perkuliahan (lanjutan)
Berat Persentase
Persentase
No Komposisi Rata-rata Satuan
(%)
(kg) (%)
Tutup botol air mineral dan
8 tempat sampo. tempat minak. 0.15 1.51
dll (HDPE)
9 Campur kresek 0.44 3.94
III Kertas
1 Putihan (HVS) 0.22 1.63
2 Boncos 0.13 1.24
3 Kardus 1.09 9.08
4 Koran 0.04 0.33
5 Majalah 0.13 1.31 29.11
6 Dupleks 0.59 5.72
7 Buku 1.30 6.93
8 Tissue 0.20 1.75
9 Tetrapack 0.12 1.12
IV Kaca
1 Botol Kaca 0.36 3.29
4.28
2 Botol Bir 0.15 1.12
V Logam
1 Kaleng 0.13 1.06
2 Kaleng minum 0.12 0.77
2.50
3 Aluminium foil 0.02 0.26
4 Stainless steel 0.00 0.39
VI Lain – lain
1 Tekstil 0.25 2.31
2 Kayu 0.08 0.87
3 pembalut 0.24 2.20
4 kabel 0.00 0.00
5 styrofoam 0.08 0.75 7.08
6 B3 0.06 0.73
7 CD 0.00 0.01
8 Selang (karet) 0.00 0.00
9 Puntung Rokok 0.02 0.22
TOTAL 25.35 100 100
Sumber: Olahan Penulis,2019

Dari Tabel 5.10 didapat komposisi sampah di Tower A Apartemen Taman


Melati Margonda pada libur perkuliahan terbesar berasal dari sampah organik yaitu
sebesar 30.68%. Sedangkan sampah anorganik sebesar 69.32% yang terdiri dari
sampah plastik 26.55%, kertas 29.11%, kaca 4.28%, logam 2.50%, dan lain-lain

Universitas Indonesia
74

7.08%. Komposisi sampah terbesar pada masa libur perkuliahan berasal dari
sampah organik 30.68% yang berasal dari sisa makanan para penghuni. Persentase
komposisi sampah terbesar selanjutnya ialah berasal dari sampah kertas sebesar
29.11% ,hal ini dikarenakan banyak nya penggunaan kertas seperti kemasan
makanan,kemasan minuman, kemasan barang, belajar dan membaca. Persentase
sampah kertas terbesar berasal sampah jenis buku dengan persentase sebesar
6.93%, hal ini dikarenakan penghuni yang mayoritas berstatus mahasiswa.
Persentase terbesar kedua adalah sampah plastik, yaitu sebesar 26.55%, hal ini
dapat terjadi karena para penghuni menggunakan plastik sebagai pembungkus
makanan dan minuman, produk alat kosmetik, produk alat mandi serta sebagai
wadah sementara ketika membawa barang belanjaan. Persentase jenis sampah
plastik terbesar berasal dari sampah jenis plastik botol plastik PET, hal ini
disebabkan oleh banyak para penghuni penggunaan botol minum air mineral
kemasan sebagai wadah minum sehari-hari.
5.2.3 Perbandingan Komposisi Limbah Padat Pada Masa Perkuliahan dan Libur
Perkuliahan
Berikut merupakan tabel perbandingan komposisi limbah padat Tower A
Apartemen Taman Melati Margonda pada masa perkuliahan dan masa libur
perkuliahan.
Tabel 5.11 Perbandingan Komposisi Limbah Padat Tower A pada Masa
Perkuliahan dan Libur Perkuliahan dengan penelitian terdahulu
Persentase (%)
No Komposisi Libur Penelitian
Perkuliahan
Perkuliahan terdahulu*
I Organik 53.39 30.68 52.88
II Plastik 20.39 26.55 17.82
III Kertas 12.80 29.11 15.36
IV Kaca 4.64 4.28 3.44
V Logam 2.48 2.50 1.57
VI Lain – lain 6.31 7.68 9.05
TOTAL 100 100 100
*Penelitian oleh Iqbal Zaglul, 2016 (Teknis Operasional Limbah Padat Apartemen Margonda
Residence 3)
Sumber: Olahan Penulis, 2019
Pada Tabel 5.11 terlihat perbedaan yang signifikan pada komposisi
timbulan limbah padat yang dihasilkan pada masa perkuliahan dan libur
perkuliahan. Perubahan yang signifikan terdapat pada persentase sampah organik

Universitas Indonesia
75

dan sampah kertas.Persentase komposisi sampah organik mengalami penurunan


yang sangat signifikan, yaitu pada masa perkuliahan sebesar 53.39% dan masa libur
perkuliahan sebesar 30.68%. Sedangkan sampah kertas mengalami kenaikan, yaitu
pada masa perkuliahan sebesar 12.80% dan masa libur perkuliahan sebesar 29.11%.
Perubahan ini dapat terjadi dimungkinkan karena terjadinya perubahan pola
perilaku kegiatan sehari-hari para penghuni pada kedua masa tersebut. Penurunan
sampah organik dapat disebabkan karena sedikitnya penghuni yang melakukan
kegiatan masak, makan, atau minum pada unit apartemen. Sedangkan kenaikan
sampah jenis kertas pada masa libur perkuliahan dapat diakibatkan dari banyaknya
penghuni yang melakukan kegiatan membuang atau merapihkan hasil kegiatan
belajar pada masa perkuliahan, hal ini terlihat bahwa banyaknya buku ajar ataupun
buku lainnya yang dibuang pada masa libur perkuliahan.
Persentase komposisi lalu dibandingkan dengan penelitian terdahulu, pada
perbandingan ini peniliti menggunakan data apartemen Margonda Residence 3
dikarenakan lokasi apartemen yang berdekatan dengan apartemen Taman Melati
Margonda, dan banyaknya penghuni yang berstatus mahasiswa. Dari tabel Tabel
5.11, terlihat bahwa persentase terbesar hingga terkecil pada Apartemen Margonda
Residence 3 ialah 53.154 % sampah organik , 17.819% sampah plastik, 15.356%
sampah kertas, 3.44% kaca, 1.57% logam, dan 9.05% dan lain-lain. Perbandingan
dengan komposisi sampah Tower A Apartemen Taman Melati Margonda pada
masa perkuliahan memiliki kemiripan dengan Apartemen Margonda Residence 3,
dapat terlihat dari persentase komposisi sampah terbesar berasal dari sampah
organik, sampah plastik, dan sampah kertas. Hal ini dapat dikarenakan oleh
kesamaan tingkah laku atau perilaku penghuni yang pada kedua apartemen
didominasi oleh penghuni yang berstatus mahasiswa.
Potensi Reduksi Limbah Padat Pada Tower A Apartemen Taman Melati
Margonda
Limbah padat atau sampah pada apartemen yang terkumpul di TPS,
nantinya akan diangkut menuju TPA. Besaran timbulan limbah padat yang
dihasilkan perlu dikurangi dengan melakukan pengelolaan seperti pengomposan,
penggunaan kembali, dan bank sampah. Pengomposan dilakukan dengan
memanfaatkan sampah organik yang berasal dari sampah sisa makanan para

Universitas Indonesia
76

penghuni apartemen. Sedangkan penggunaan kembali dan bank sampah dapat


dilakukan dengan memanfaatkan sampah anorganik yang berasal dari barang dan
peralatan sisa dari aktivitas para penghuni. Namun tidak semua sampah dapat
diolah, dijual atau digunakan kembali. Terdapat faktor pemulihan (recovery factor)
pada tiap jenis sampah. Faktor pemulihan merupakan besaran yang dapat
mempresentasikan jumlah sampah yang dapat dimafaanfaatkan kembali.
Dari data timbulan dan komposisi sampah Tower A Apartemen Taman
Melati Margonda yang telah diperoleh maka dapat diperkirakan besarnya potensi
reduksi sampah apabila dilakukan pengelolaan sampah pada apartemen. Rentang
dan tipikal persentase dari angka faktor pemulihan (recovery factor) yang
digunakan berdasarkan buku Hand Book of Solid Waste Management
(Tchobanoglous & Kreith, 2002). Penggunaan angka faktor pemulihan ini harus
disertai dengan peran serta masyarakat dalam pemilahan sampah pada tiap unit
hunian apartemen. Hal ini untuk mengurangi dampak kerusakan pada tiap jenis
sampah ketika proses pewadahan sampah. Pada perhitungan potensi reduksi
sampah, berat rata-rata yang dimasukkan ialah estimasi berat sampah keseluruhan
pada masing-masing komposisi. Perhitungan potensi reduksi sampah menggunakan
data dari timbulan dan komposisi sampah Tower A Apartemen Taman Melati
Margonda pada masa perkuliahan. Berikut merupakan hasil perhitungan potensi
reduksi sampah di Apartemen Taman Melati Margonda.
Tabel 5.12 Potensi Reduksi Sampah Tower A Apartemen Taman Melati Mar
Berat Berat
Rata- Faktor Sampah Residu
No Komposisi
rata Pemulihan* Tereduksi Sampah (kg)
(kg) (kg/hari)
I Organik
1 Sisa Makanan 59.51 80% 47.61 11.90
II Plastik
Emberan (plastik
rumah tangga.
1 sendok plastic. cup 1.68 80% 1.34 0.34
kopi kemasan
margarin) (PP)
Botol plastik bening
2 6.06 80% 4.85 1.21
(PET bening)
Botol plastic warna
3 2.50 80% 2.00 0.50
(PET warna)

Universitas Indonesia
77

Tabel 5.13 Potensi Reduksi Sampah Tower A Apartemen Taman Melati


Margonda (lanjutan)
Berat Berat
Rata- Faktor Sampah Residu
No Komposisi
rata Pemulihan* Tereduksi Sampah (kg)
(kg) (kg/hari)
Plastik PP warna
4 1.33 80% 1.06 0.27
(gelas kemasan)
Plastik PP bening
5 0.98 80% 0.79 0.20
(gelas aqua)
6 Plastik kemasan 1.99 50% 1.00 1.00
Plastik PS (tempat
7 minum makanan 0.98 50% 0.49 0.49
cepat saji)
Tutup botol air
mineral dan tempat
8 1.29 80% 1.03 0.26
sampo. tempat
minak. dll (HDPE)
9 Campur kresek 5.66 50% 2.83 2.83
III Kertas
1 Putihan (HVS) 1.86 50% 0.93 0.93
2 Boncos 0.82 50% 0.41 0.41
3 Kardus 4.27 30% 1.28 2.99
4 Koran 0.35 50% 0.18 0.18
5 Majalah 0.27 50% 0.13 0.13
6 Dupleks 3.36 60% 2.01 1.34
7 Buku 0.78 50% 0.39 0.39
8 Tissue 1.02 50% 0.51 0.51
9 Tetrapack 1.41 50% 0.71 0.71
IV Kaca
1 Botol Kaca 3.68 65% 2.40 1.29
2 Botol Bir 1.55 65% 1.01 0.54
V Logam
1 Kaleng 1.19 80% 0.95 0.24
2 Kaleng minum 0.87 80% 0.69 0.17
3 Aluminium foil 0.28 80% 0.23 0.06
4 Stainless steel 0.49 80% 0.39 0.10
VI Lain – lain
1 Tekstil 1.55 0% 0 1.55
2 Kayu 1.03 0% 0 1.03
3 pembalut 1.96 0% 0 1.96
4 kabel 0.51 0% 0 0.51
5 styrofoam 0.90 0% 0 0.90
6 B3 0.38 0% 0 0.38
7 CD 0.01 0% 0 0.01
8 Selang (karet) 0.46 0% 0 0.46
9 Puntung Rokok 0.21 0% 0 0.21
Total 123.16 - 75.22 47.94
Persentase (%) 61.08 38.92

Universitas Indonesia
78

*Thcobanoglous & Kreith, Handbook of Solid Waste Management, 2002


Sumber : Hasil Olahan, 2019
Dari tabel Tabel 5.12 maka dapat diketahui bahwa sampah yang dapat
dimanfaatkan kembali sebesar 75.22 kg/hari dan terdapat sampah residu sebanyak
47.94 kg/hari. Sampah yang dapat dimanfaatkan kembali, nantinya dapat dilakukan
penggunaan kembali, daur ulang, dan pengomposan. Sedangkan sampah residu
nantinya akan dibuang ke TPS apartemen untuk diangkut menuju TPA. Dari
perhitungan juga diketahui bahwa terdapat persentase pengurangan sampah yang
dapat dilakukan sebanyak 61.08% dengan total residu sebanyak 38.92%. Namun
angka persentase ini dapat mencapai angka tersebut apabila pihak apartemen
melakukan tindakan pengelolaan sampah yang baik dan peran serta penghuni yang
aktif. Selain itu dari Tabel 5.12 dapat dilakukan perhitungan untuk mengetahui nilai
potensi sampah layak jual dan kompos. Sampah kompos didapat dengan membagi
jumlah berat sampah tereduksi sampah organik dengan berat total sampah
keseluruhan, sehingga didapat nilai sebesar 38.66%. Sedangkan sampah layak jual
didapat dengan membagi total sampah tereduksi sampah anorganik dengan berat
total keseluruhan atau dengan mengurangi total persentase sampah tereduksi
dengan persentase sampah layak kompos, maka didapat nilai potensi sampah layak
jual sebesar 22.42%.

Potensi Waste To Energy Limbah Padat pada Tower A Apartemen Taman


Melati Margonda
Limbah padat atau sampah yang dihasilkan pada sampah perkotaan
memiliki kemampuan untuk dimanfaatkan kembali menjadi energi listrik.
Teknologi ini dapat menghasilkan panas dan daya listrik sekitar 4,000 – 7,000
Btu/lbm atau setara 9,304 – 16,282 kJ/kg dan dapat menurunkan volume sampah
mencapai sepuluh kali lipat lebih besar dibandingkan teknologi pengolahan sampah
lainnya (Tchobanoglous & Kreith, 2002). Selain itu teknologi ini sangat disarankan
pada area metropolitan dengan jumlah penduduk besar dan akses menuju TPA yang
sangat jauh. Berikut merupakan perhitungan energi yang dapat dihasilkan dengan
menggunakan nilai kadar energi panas tipikal sesuai buku Hand Book of Solid
Waste Management (Tchobanoglous & Kreith, 2002). Pada perhitungan berikut,
data persentase komposisi sampah menggunakan data perkuliahan dan diasumsikan

Universitas Indonesia
79

bahwa semua sampah yang terdapat pada komponen dapat dibakar secara
keseluruhan. Berikut potensi nilai energi yang dapat dihasilkan sampah Tower A
Apartemen Taman Melati Margonda.
Tabel 5.14 Total estimasi energi yang dapat dihasilkan oleh sampah Tower A
Apartemen Taman Melati Margonda
Energi Hasil Total Energi
Persentase Komposisi
No Komponen Pemanasan* dihasilkan
Sampah (%)
(Btu/lb) (Btu/lb)
1 Sisa Makanan 53.39 2000 1067.8
2 Kertas 8.90 7200 640.8
3 Kardus 3.90 7000 273
4 Plastik 20.39 14000 2854.6
5 Kayu 0.84 8000 67.2
6 Kaca 4.64 60 2.784
7 Kaleng 2.48 300 7.44
8 Tekstil 1.44 7500 108
Total 95.98 - 5021.62
*Thcobanoglous & Kreith, Handbook of Solid Waste Management, 2002
Sumber: Olahan Penulis, 2019
Dari tabel Tabel 5.14 terlihat total persentase yang dimasukkan tidak
mencapai 100% atau hanya sekitar 95.98% hal in dikarenakan 4.02% merupakan
jenis sampah dan lain-lain seperti pembalut, CD, kabel, Styrofoam, punting rokok,
dan B3. Sehingga sampah 4.02% dianggap menjadi residu yang dikumpulkan untuk
diangkut menuju TPA. Total estimasi energi yang dapat dihasilkan pada sampah
Tower A Apartemen Taman Melati Margonda sebesar 5,021.62 Btu/lb atau sekitar
11,680.28 kJ/kg. Total estimasi energi ini dapat dikonversikan menjadi menjadi
daya listrik dengan menggunakan proses konversi namun mengalami mengalami
penurunan nilai dikarenakana efisiensi konversi yang terjadi

Potensi Sampah Layak Jual Limbah Padat pada Tower A Apartemen


Taman Melati Margonda
Potensi sampah layak jual didapat dari nilai kemungkinan sampah
anorganik yang dapat dijual kembali pada pihak lain atau pengepul sampah. Pada
timbulan sampah anorganik yang terdapat pada Tower A Apartemen Taman Melati
Margonda terdapat beberapa jenis sampah yang dapat dijual ke pihak pengepul.
Pada Apartemen Taman Melati Margonda belum melakukan pemilahan jenis

Universitas Indonesia
80

sampah dan tidak melakukan penjualan sampah-sampah mereka. Sehingga daftar


harga pada Tabel 5.15 didapat dari hasil wawancara pada beberapa pengepul yang
berada pada sepanjang jalan Jl.Pertamina Kemiri Muka, Kecamatan Beji, Kota
Depok. Namun dikarenakan sulitnya mendapatkan daftar harga serta perbedaan
harga pada tiap pengepul, maka beberapa daftar didapatkan dari penelitian
terdahulu.
Tabel 5.15 Harga Jual Sampah Anorganik
Jenis Harga Jual
No. Klasifikasi Sampah
Sampah (Rp/Kg)
1 Plastik Naso LDPE 3000
Tutup Botol dan bodong
3500
(HDPE)
Emberan (PP) 2000
Plastik PET Bening 500
Plastik PET Warna 500
Gelas Plastik PP Bening 6000
Gelas Plastik PP Warna 2000
Plastik Campur 1800
Kantong Kresek 300
2 Kertas Box 800
Duplex 300
Kardus 1200
Koran 1500
Putihan (HVS) 1800
Majalah 800
Tissue 200
Boncos 700
3 Logam Besi 2000
Kaleng 1000
Kaleng alumunium 8000
4 Kaca Botol Kaca 300
Botol Bir 700
5 Lain-lain Compact Disk 3000
Sumber : Olahan Penulis, 2019
Pada Tabel 5.15 dapat diketahui sampah anorganik yang dapat dijual
kepada pihak pengepul. Daftar harga diatas nantinya akan dikalikan dengan jumlah
atau berat dari masing-masing jenis sampah yang tereduksi sesuai pada Tabel 5.12
pada sampah Tower A Apartemen Taman Melati Margonda. Pada perhitungan
potensi sampah layak jual menggunakan komposisi karakteristik pada masa

Universitas Indonesia
81

perkuliahan, berikut potensi sampah layak jual pada Tower A Apartemen Taman
Melati Margonda.
Tabel 5.16 Potensi Sampah Layak Jual Pada Tower A Apartemen Taman Melati
Margonda
Timbulan Harga
Nilai Jual Nilai Jual Nilai Jual
Komposisi Sampah Jual
(Rp/Hari) (Rp/Bulan) (Rp/Tahun)
(Kg) (Rp/Kg)
Emberan 1.34 2000 2,688.33 80,649.77 967,797.25
Botol Plastik
4.85 500 2,425.90 72,777.15 873,325.79
Bening (PET)
Botol Plastik
warna (PET 2.00 500 1,000.60 30,017.90 360,214.78
warna)
Plastik PP
1.06 6000 6,381.76 191,452.91 2,297,434.92
Bening
Plastik PP
0.79 2000 1,574.24 47,227.13 566,725.58
Warna
Plastik
1.00 1800 1,793.66 53,809.73 645,716.80
Kemasan
HDPE 1.03 3500 3,601.77 108,053.06 1,296,636.77
Plastik
2.83 300 848.88 25,466.31 305,595.75
Kresek
Putihan 0.93 1800 1,673.67 50,209.98 602,519.80
Boncos 0.41 700 286.94 8,608.12 103,297.47
Kardus 1.28 1200 1,537.26 46,117.94 553,415.24
Koran 0.18 1500 266.21 7,986.34 95,836.04
Majalah 0.13 800 107.90 3,236.85 38,842.26
Dupleks 2.01 300 604.01 18,120.24 217,442.87
Buku 0.39 700 273.99 8,219.79 98,637.45
Tissue 0.51 200 102.41 3,072.31 36,867.75
Botol Kaca 2.40 300 718.55 21,556.64 258,679.73
Botol Bir 1.01 700 705.00 21,149.94 253,799.28
Kaleng
0.95 1000 948.69 28,460.83 341,529.98
tembaga
Kaleng
0.69 8000 5,552.80 166,583.92 1,999,007.09
Aluminium
Total 27.61 - 33,092.56 992,776.88 11,913,322.60
Sumber : Olahan Penulis, 2019
Dari Tabel 5.16 adalah jenis sampah yang dapat dijual oleh pihak
apartemen. Penjualan ini dapat dilakukan dengan kerja sama antar pihak apartemen
dengan pihak Dinas Kebersihan Kecamatan Beji Kota Depok selaku pengangkut
sampah apartemen. Sampah yang dapat diperjual belikan hanya sampah anorganik
pada sampah apartemen. Nilai jual dari sampah anorganik pada Tower A

Universitas Indonesia
82

Apartemen Taman Melati Margonda dapat menghasilkan nilai jual kurang lebih
sekitar Rp. 33,092.56/hari, dan pada tiap bulannya sekitar Rp. 992,776.88/bulan, dan
untuk waktu satu tahun dapat mencapai sekitar Rp. 11,913,322.60/tahun. Sampah
yang memiliki nilai jual tertinggi ialah pada sampah gelas plastik bening PP dengan
Rp. 6,000- /kg, dan dapat menghasilkan nilai jual sebesar kurang lebih sekitar Rp.
191,452.91/bulan dan mencapai Rp. 2,297,434.92 /tahun.

Potensi Sampah Organik Layak Kompos Limbah Padat pada Tower A


Apartemen Taman Melati Margonda
Potensi sampah organik layak kompos didapat dari besaran rasio karbon
dan nitrogen. C/N rasio adalah rasio massa karbon terhadap massa nitrogen pada
suatu sampah organik. Potensi sampah layak kompos pada Tower A Apartemen
Taman Melati yang diuji pada laboratorium ialah sampah organik yang berasal dari
Tower A. pengambilan sampah organik dibantu oleh petugas Dinas Kebersihan
Kecamatan dengan memisahkan sampah organik dari Sulo pada hari pengambilan
sampel. Sampel sampah organik dicacah hingga berukuran kecil lalu
dihomogenkan. Sampel sampah dibawa ke Laboratorium Teknik Penyehatan dan
Lingkungan Universitas Indonesia. Potensi sampah layak kompos didapat dengan
men
5.6.1 Kadar Air
Kadar air merupakan salah satu parameter yang diukur sebelum
melakukan pengecekan nilai karbon dan nitrogen. Nilai kadar air dinyatakan dalam
satuan persen (%). Nilai kadar air didapatkan dengan cara proses pemanasan sampel
sampah organik selama waktu tertentu dan membandingkan massa akhir sampel
dengan massa awal sampel. Berikut ini merupakan hasil pengukuran nilai kadar air
dan C/N rasio.
Tabel 5.17 Kelembaban Sampel Sampah Tower A Apartemen Taman Melati
Margonda
Berat Berat Cawan + Berat Cawan + Kadar
Sampel
Cawan (gr) Sampel Basah (gr) Sampel Kering (gr) Air (%)
Sampel Organik 1 84.45 94.69 89.31 52.58%
Sampel Organik 2 96.14 106.17 99.90 62.44%
Sampel Organik 3 57.2 67.24 61.83 53.85%
Rata-rata 89.36 79.263 83.68 56.29
Sumber: Hasil pengukuran, 2019

Universitas Indonesia
83

Dari hasil pengujian laboratorium(Tabel 5.17) yang telah dilakukan,


didapat nilai kadar air rata-rata sampah organik Tower A Apartemen Taman Melati
Margonda sebesar 56.29%. Salah satu cara untuk mengurangi kadar air, dapat
dilakukan pengadukan secara berkala, sehingga air atau uap air yang terperangkap
dapat terlepas ke udara.
5.6.2 Rasio C/N
Nilai rasio C/N didapat dengan melakukan pembagian antara nilai karbon
dan total nitrogen. Sampel yang sama dari hasil pengujian nilai kadar air digunakan
kembali guna untuk mengetahui nilai rasio C/N pada sampah organik. Nilai rasio
C/N pada sampel sampah organik Tower A Apartemen Taman Melati Margonda
ialah sebagai berikut:
Tabel 5.18 Rasio C/N Sampel Sampah Organik Tower A Apartemen Taman
Melati Margonda
Kadar Kadar N Kadar N Kadar N C/N
Sampel
Karbon (%) Anorganik (%) Organik (%) (%) Rasio
Sampel 0.91
70.5 0.32 1.70 41.35
Organik 1
Sampel 6.79
91.5 0.55 8.15 11.22
Organik 2
Sampel 1.21
88.5 0.39 2.17 40.70
Organik 3
Rata-rata 83.5 2.97 0.42 4.01 31.09
Sumber : Hasil pengukuran, 2019
Dari hasil pemeriksaan laboratorium yang dilakukan (Tabel 5.18), didapat
nilai rata-rata rasio C/N sebesar 31.09:1. Tinggi atau rendah nya rasio C/N dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu nya jenis sampah.
Nilai rasio C/N yang tinggi mempengaruhi laju proses pengomposan,
semakin tinggi nilai nilai C/N maka semakin lama waktu proses pengomposan.
Salah satu cara untuk menurunkan nilai C/N rasio ialah dengan memberikan larutan
EM4 (Effective Microorganisme 4) atau MOL (Mikro Organisme Lokal).
Pemberian larutan EM4kepada kompos sampah dapat menghasilkan rasio C/N yang
lebih rendah dibandingkan dengan pemberian MOL, selain itu pemberian EM4 juga
menyebabkan penyusutan massa sampah kompos mencapai 39.3% dibandingkan
MOL yang hanya berkisar 31.6% (Widiyanigrum & Lisdiana, 2015). Sehingga
selain menghasilkan rasio C/N kompos yang diinginkan, sampah mengalami

Universitas Indonesia
84

penyusutan volume dan massa. Hal ini dikarenakan proses perubahan bahan
organik menjadi gas karbon dioksida (CO2 ), H2O, nutrient, humus, dan energi.

Perancangan Sistem Teknis Operasional


5.7.1 Pemilahan dan Pewadahan
Pewadahan yang tersedia pada Tower A Apartemen Taman Melati
Margonda berupa pewadahan komunal pada tiap lantai berupa tiga sulo berukuran
120 liter sehingga tiap lantai mampu menampung 360 liter sampah. Sedangkan
pewadahan individual disediakan oleh sendiri oleh para penghuni. Setiap limbah
padat yang dibuang oleh para penghuni akan dibuang ke dalam sulo yang berada
pada garbage room, terdapat tiga garbage room pada tiap lantai. Pewadahan
komunal dan individual yang terdapat pada apartemen saat ini belum dilakukan
pemilahan pada sumber, sehingga semua jenis sampah menumpuk dan bercampur
satu sama lain. Untuk mengatur pewadahan yang baik maka diperlukan modifikasi
pada pewadahan komunal yang sesuai dengan PP Republik Indonesia No.81 Tahun
2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah
Rumah Tangga dan Peraturan Daerah Kota Depok No.5 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Sampah, dimana pewadahan komunal harus dipisahkan dan diberi
label warna yang berbeda. Serta sampah harus dipisahkan menjadi paling sedikit
lima jenis sampah, berikut merupakan klasifikasi dan pemberian label menurut PP
No.81 Tahun 2012:

Universitas Indonesia
85

Tabel 5.19 Label atau Tanda dan warna Wadah Sampah


No Jenis Sampah Label Warna
Sampah yang mengandung bahan
bebahaya dan beracun serta limbah
bahan berbahaya dan beracun Sampah B3
1 Merah

Sampah yang mudah terurai


Sampah Organik
2 Hijau

Sampah yang dapat digunakan


kembali Sampah Guna Ulang
3 Kuning

Sampah yang dapat didaur ulang


Sampah Daur Ulang
4 Biru

Sampah lainnya
Residu
5 Abu-abu

Sumber : Permen PU No.3 2013


Sesuai dengan Tabel 5.19, maka pihak apartemen atau pengelola harus
menyiapkan lima jenis sulo pada tiap lantainya dengan volume berkisar 40 – 100
liter sehingga tiap lantai tetap dapat menampung 360 liter. Berdasarkan hasil
pengukuran volume rata-rata timbulan limbah padat per orang per hari adalah
sebesar 2.54 liter pada perkuliahan dan 1.31 liter pada masa libur perkuliahan. Jika
pada satu lantai terdapat 41 unit kamar maka tiap lantai mampu menghasilkan
kurang lebih sebesar 104.14 liter tiap harinya. Sehingga terdapat volume atau ruang
lebih yang dapat ditampung oleh tiap lantai apabila terjadi lonjakan timbulan
limbah padat. Penentuan ukuran volume ini juga didasari oleh jenis sampah yang
dihasilkan oleh pihak apartemen Taman Melati Margonda. Seperti sampah kertas
dan plastik yang cenderung memiliki volume yang besar harus memiliki wadah
yang berukuran besar, sedangkan sampah dengan volume kecil seperti sampah

Universitas Indonesia
86

organik, sampah B3 dan sampah lainnya diletakkan pada wadah yang berukuran
cenderung lebih kecil.
Pihak apartemen juga harus menerapkan peraturan serta penyuluhan untuk
melakukan kegiatan pemilahan sampah. Pemilahan sampah yang dimaksud
melibatkan setiap orang pada sumber yaitu penghuni apartemen, pengelola gedung
Apartemen Taman Melati dan pihak pemerintah kabupaten kota Depok. Pihak
pengelola gedung Tower A Apartemen Taman Melati Margonda diharapkan dapat
menetapkan peraturan dimana para penghuni harus melakukan pemilahan di unit
apartemennya dan/atau pemilahan pada ruang garbage room dengan memilahnya
menjadi 5 jenis sampah sesuai Tabel 5.19. Apabila penghuni tidak menyediakan
pewadahan individu untuk lima jenis sampah, penghuni dapat melakukan
pemilahan sampah pada area garbage room
Pada penelitian ini peneliti tidak mendapatkan izin untuk melakukan
survey terhadap para penghuni apartemen guna untuk mengetahui keinginan peran
serta penghuni dalam melakukan kegiatan pemilahan sampah di sumber.
5.7.2 Pengumpulan
Pengumpulan limbah padat pada unit Tower A Apartemen Taman Melati
Margonda dikumpulkan pada padah wadah komunal yang terdapat pada ruang
sampah (garbage room) yang terdapat pada tiap lantai. Pada usulan teknis
operasioanal, para penghuni yang telah memiilah sampah harus memasukkannya
ke dalam wadah komunal yang terdiri dari lima jenis, yaitu sampah organik, guna
ulang, daur ulang, B3, dan residu.

Ruang Sampah
Garbage Room

Penghuni Organik Daur Ulang Sampah B3 Guna Ulang Residu

Gambar 5.7 Ilustrasi Pengumpulan oleh Penghuni


Sumber: Olahan Penulis, 2019

Universitas Indonesia
87

Selanjutnya pengumpulan akan dilakukan oleh pihak petugas kebersihan


(tim housekeeping). Pengumpulan dilakukan tiap hari pada siang hari pukul 06.00
– 08.00 WIB dan malam hari Pukul 18.00 – 20.00 WIB. Pengumpulan dilakukan
oleh tiga petugas housekeeping pada masing-masing waktu. Pengumpulan dimulai
dari lantai teratas dan berakhir pada lantai terbawah pada gedung apartemen. Pada
saat pengumpulan, sampah yang sudah terpilah tidak diperkenakan untuk dicampur
kembali. Oleh karena itu diperlukan perubahan pola dalam pengumpulan sampah.
Diperlukan pembagian tugas pada tiap tim yang mengambil sampah, dimana tiga
petugas yang mengambil sampah dibagi menjadi satu petugas membawa sulo untuk
sampah organik, satu petugas membawa sulo sampah guna ulang dan residu, dan
satu petugas membawa sampah B3 dan sampah daur ulang.
Pola pengumpulan limbah padat pada tiap lantai yang akan dilakukan oleh
tim housekeeping menggunakan metode pola komunal langsung (Gambar 5.8).
Dimana sampah penghuni yang terkumpul pada satu titik pada tiap lantai lalu
diambil oleh tim housekeeping dan dimasukkan kedalam satu sulo besar berukuran
240 liter, lalu diangkut dan mengambil sampah pada lantai berikut hingga terisi
penuh lalu dikumpulkan pada lantai dasar untuk dibuang menuju TPS, TPS 3R, atau
ke rumah pengomposan.

Universitas Indonesia
88

Bank
Sampah TPS

Rumah Kompos

= Alat pengumpul (sulo 240 liter)


= Gerakan alat pengumpul
= Wadah komunal (sulo 120 liter)
= Gerakan penghuni ke wadah komunal

Gambar 5.8 Pola Operasional Pengumpulan Sampah Apartemen Taman Melati


Margonda
Sumber: Olahan Penulis, 2019
Sedangkan pengumpulan yang dilakukan pada masa libur perkuliahan
akan dilakukan pengambilan satu kali sehari. Hal ini dikarenakan timbulan limbah
padat yang dihasilkan cukup sedikit dibandingkan pada masa perkuliahan. Selain
itu persentase sampah organik pada masa libur perkuliahan hanya sekitar 30.68%
dengan laju timbulan limbah padat perorang per hari nya hanya sebesar 0.108
kg/orang/hari. Menurut Permen PU No. 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan
Prasaran dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan
Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga, sampah yang mudah terurai (sampah
organik) minimal dilakukan dua hari sekali pengangukan ke TPS atau TPS 3R,
sedangkan sampah B3, guna ulang, daur ulang, dan lainnya dapat dilakukan lebih
dari 3 hari sekali. Sehingga dapat dilakukan pemgambilan satu kali pada tiap hari
pukul 14.00 – 16.00 WIB, pemilihan waktu ini berdasarkan waktu setelah makan
siang agar diharapkan sampah sisa makan siang sudah terkumpul dan siap
dikumpul. Hal ini juga meningkatkan efektivitas petugas dan dapat melakukan
penekanan pembiayaan berupa pengurangan staff housekeeping yang bertugas pada
masa libur perkuliahan.

Universitas Indonesia
89

5.7.3 Pemilahan dan Pengolahan Limbah Padat


Apartemen Taman Melati Margonda belum memiliki sistem pengolahan
limbah padat, sehingga timbulan limbah padat yang dihasilkan selama ini langsung
dibuang ke TPS yang berada di lantai dasar pada bagian barat dari Apartemen
Taman Melati. Sampah yang terkumpul pada TPS akan langsung diangkut menuju
TPA Cipayung oleh Dinas Kebersihan Kecamatan Beji Kota Depok.Pengolahan
limbah padat Tower A Apartemen Taman Melati Margonda, perlu dilakukan
pemanfaatan potensi sampah layak jual dan sampah layak kompos. Terdapat
berbagai macam metode yang dapat digunakan dalam proses pengolahan sampah
dengan tujuan utama berupa menimalisasi sampah yang terangkut menuju TPA
Berikut merupakan usulan pengolahan limbah padat yang dapat diterapkan oleh
pihak Apartemen Taman Melati Margonda

5.7.3.1 Bank Sampah


Bank Sampah memiliki konsep seperti kegiatan menabung pada bank,
dimana nasabah akan dating ke bank sampah dengan membawa limbah padat
organik yang sudah dicatat dibuku rekening nasaba yang terdapat atau diletakkan
pada area wadah komunal yaitu ruang sampah (garbage room), sehingga para
penghuni sebelum melakukan pembuangan diharuskan mengisi daftar sampah yang
dia buang pada hari itu. Daftar tersebut nantinya akan diambil setiap hari oleh pihak
petugas kebersihan guna untuk mencatat pada pusat data (database) sampah
buangan penghuni. Setiap penghuni yang melanggar atau tidak memenuhi aturan
maka diperlukan pengadaan saksi berupa tambahan iuran sampah, sedangkan
penghuni yang menaati maka akan mendapatkan potongan harga untuk iuran
sampah tiap bulannya.

Universitas Indonesia
90

Gambar 5.9 Alur Penjualan Bank Sampah


Sumber ; Olahan Penulis ,2019

Sampah yang telah dikumpulkan sesuai dengan kategori akan dipilah dan
disimpan pada bank sampah. Sampah yang masuk ke dalam bank sampah
merupakan sampah yang berasal dari sampah jenis guna ulang, B3 dan daur ulang.
Pada sampah daur ulang akan dilakukan alur seperti Gambar 5.9. Sedangkan untuk
sampah guna ulang akan dipilah mana yang dapat digunakan kembali lalu disimpan
sementara pada bank sampah sedankgan sampah B3 akan disimpan pada ruang
khusus. Sampah guna ulang yang terkumpul akan dipindahkan pada ruang khusus
pada lantai dasar sehingga para penghuni atau staff dapat masuk dan melihat-lihat
barang mana yang dapat digunakan kembali.

Gambar 5.10 Ilustrasi penggambaran ruang khusus sampah guna ulang


Sumber : (Ordonez, et al., 2015)

Universitas Indonesia
91

5.7.3.2 Pengomposan
Pengomposan merupakan salah satu pengolahan limbah padat khusus
untuk limbah padat organik. Pada apartemen ini sampah yang akan digunakan
adalah sampah hasil sisa makanan para penghuni dari kegiatan sehari-hari. Terdapat
tiga sistem pengomposan, antara lain sistem windrow, aerated static pile dan in
vessel. Sistem pengomposan yang akan disarankan ialah In-Vessel (high rate
composting dengan komposter Rotary Kiln. Pemilihan metode ini dikarenakan pada
sistem windrow dan aerated static pile memerlukan luas lahan yang relatif besar
serta memerlukan area terbuka, serta proses pengoperasian yang lebih sulit.
Sistem In vessel dipilih dikarenakan kecepatan dekomposisi yang cepat.
Proses dekomposisi dengan metode ini mampu mendekomposisi sampah organik
kurang dari satu minggu. Proses pengolahan yang dilakukan dengan cara
menempatkan limbah organik pada wada (vessel) lalu diaduk secara mekanis, selain
itu dilakukan proses aerasi, serta kontrol terhadap kandungan air, sehingga dapat
mengurangi nilai kadar air pada sampah organik.
Kelebihan dari sistem in vessel antara lain :
1. Pengomposan dapat lebih mudah dikontrol untuk mempercepat dan
mengatur kualitas produk yang lebih konsisten
2. Tidak terlalu berpengaruh efek cuaca
3. Hanya perlu sedikit tenaga kerja untuk pengoperasian
4. Tidak memerlukan lahan yang luas
5. Emisi udara dan lindi dapat mudah dikumpulkan
6. Dapat memproduksi kompos dalam waktu cepat ( 7-14 hari)
Dikarenakan volume limbah organik yang cenderung kecil maka
disarankan menggunakan roller kompos dengan dengan dimensi 200 liter (panjang
= 90 cm, lebar dan diameter = 60 cm, tinggi = 90 cm) dan mampu menapung 75 kg
sampah dengan bahan terbuat dari bahan HDPE. Pemilihan ini dasari atas berat
sampah organik yang dihasilkan pada tiap harinya oleh Tower A ialah 59.508
kg/hari dengan asumsi bahwa tidak semua dapat diolah dengan recovery factor
80% (Ramandhani, 2011) sehingga per minggu menghasilkan 333.25 kg sampah
organik. Maka diperlukan 5 alat penampung berupa rotary kiln dengan kapasitas
200 liter. Selain itu diperlukan pula activator tambahan untuk mempercepat proses

Universitas Indonesia
92

pengomposan, peneliti menyarankan menggunakan EM4 karena mampu


menurunkan kadar rasio C/N lebih baik dibandingkan dengan aktivator lain hingga
dibawah 20(Widiyanigrum & Lisdiana, 2015). Selain itu diperlukan mesin
pencacah guna untuk mencacah sampah organik berukuran lebih kecil agar
homogen. Penghomogenan dilakukan agar nilai rasio C/N dan kadar air merata
pada semua sampah organik sehingga pada proses pematangan kompos merata.

Gambar 5.11 Ilustrasi Rumah Kompos beserta mesin pencacah


Sumber : www.kencanaonline.com

5.7.4 Pengangkutan
Pengangkutan pada Apartemen Taman Melati dilakukan oleh pihak Dinas
Lingkungan dan Kebersihan Kota Depok dengan menggunakan mobil dump truck.
Pengangkutan dilakukan pada hari Selasa, Kamis, dan Sabtu pada pukul 07.00 WIB
– 09.00 WIB. Pada truk sampah, sampah organik dan anorganik dicampur menjadi
satu. Sehingga apabila telah dilakukan pemilahan oleh apartemen Taman Melati
Margonda akan menjadi sia-sia jika dicampur kembali pada proses pengangkutan.
Selain itu pada truk pengangkut sampah tidak dilengkapi dengan penutup sampah,
sehingga apabila terjadi hujan sampah yang terangkut akan terkena hujan yang
berakibat kadar air meningkat dan akan meneteskan air lindi selama proses
pengangkutan. Peningkatan kadar air ini dapat meningkatkan proses pembusukan
pada sampah organik serta menyebabkan sampah menjadi lebih berat Sesuai
dengan Permen PU No. 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana dan
Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah
Sejenis Rumah Tangga, bahwa seluruh truk pengangkut sampah harus memiliki

Universitas Indonesia
93

penutup sampah. Sehingga diperlukan modifikasi pada alat pengangkut sampah


sebagai berikut:

Gambar 5.12 Rekomendasi Truk Pengangkut Sampah, Dumptruck (A) dan Arm
roll truck (B).
Sumber : Olahan Penulis, 2019
Truk pengangkut harus memisahkan sampah organik dan sampah
anorganik yang terangkut dengan memberikan ruang khusus untuk masing-masing
jenis. Sampah organik nantinya akan dimasukkan ke dalam wadah berwarna hijau
sedangkan sampah anorganik pada wadah berwarna kuning. Apabila truk sampah
berupa Dumptruck maka harus ditutupi dengan terpal berlapis sehingga sampah
tidak tercecer dan tidak terkena air hujan.

Hasil Penelitian
Pada penelitian yang dilakukan selama masa perkuliahan dan masa libur
perkulihan, maka didapatkan hasil sebagai berikut
1. Berat keseluruhan timbulan limbah padat rata-rata pada Tower A
Apartemen Taman Melati Margonda pada masa perkuliahan sebesar 126.86
kg/hari dengan total volume timbulan sebesar 1,320.38 liter/hari. Untuk
timbulan per orang per hari pada masa perkuliahan sebesar 0.236
kg/orang/hari dan 2.49 liter/orang/hari. Sedangkan berat keseluruhan
timbulan limbah padat rata-rata pada masa libur perkuliahan adalah 58.03
kg/hari dengan total volume 702.17 liter/hari. Untuk timbulan per orang per
hari pada masa libur perkuliahan sebesar 0.108 kg/orang/hari dan 1.31
liter/orang/hari
2. Komposisi sampah di Tower A Apartemen Taman Melati Margonda pada
masa perkuliahan terdiri dari 53.39% sampah organik, 20.39% sampah
plastik, 12.80% kertas, 4.64% kaca, 2.48% logam, 6.31%dan lain-lain.

Universitas Indonesia
94

Sedangkan pada masa libur perkuliahan terdiri dari 30.68% sampah organik,
26.55% sampah plastik, 29.11% kertas, 4.28% kaca, 2.50% logam,
7.08%dan lain-lain
3. Nilai Kadar air rata-rata sampah organik pada Tower A Apartemen Taman
Melati Margonda berkisar 56.29%. Sedangkan nilai rasio C/N rata-rata
sampah organik ialah 31.09 : 1
4. Potensi reduksi sampah Tower A Apartemen Taman Melati Margonda
adalah sebesar 61.08% dengan 38.66% sampah layak kompos dan 22.42%
sampah layak jual.
5. Potensi estimasi energi dari proses pembakaran guna untuk energi alternatif
sebesar 5,021.62 Btu/lb atau sekitar 11,680.28 kJ/kg
6. Total nilai jual sampah anorganik pada Tower Apartemen Taman Melati
Margonda per hari berkisar sebesar Rp 33,092.56, untuk per bulan sebesar
Rp. 992,776.88 dan untuk satu tahun sebesar Rp. 11,913,322.60
7. Sistem teknis operasional yang diterapkan pada Apartemen Taman Melati
Margonda adalah pewadahan, pengumpulan, dan pengangkutan. Tidak
adanya pemilahan jenis sampah pada sumber dan pengolahan sampah
8. Usulan aspek teknik operasional yang dapat diterapkan pada Apartemen
Taman Melati Margonda yaitu pemilahan pada sumber, pewadahan,
pengumpulan, pemindahan, dan pengolahan

Universitas Indonesia
95

BAB 6
PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari penilitian dan pembahasan peneilitian yang telah
dilakukan oleh peneliti, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Berat keseluruhan timbulan limbah padat rata-rata pada Tower A
Apartemen Taman Melati Margonda pada masa perkuliahan sebesar 126.86
kg/hari dengan total volume timbulan sebesar 1,320.38 liter/hari. Untuk
timbulan per orang per hari pada masa perkuliahan sebesar 0.236
kg/orang/hari dan 2.49 liter/orang/hari. Sedangkan berat keseluruhan
timbulan limbah padat rata-rata pada masa libur perkuliahan adalah 58.03
kg/hari dengan total volume 702.17 liter/hari. Untuk timbulan per orang per
hari pada masa libur perkuliahan sebesar 0.108 kg/orang/hari dan 1.31
liter/orang/hari
2. Komposisi sampah di Tower A Apartemen Taman Melati Margonda pada
masa perkuliahan terdiri dari 53.39% sampah organik, 20.39% sampah
plastik, 12.80% kertas, 4.64% kaca, 2.48% logam, 6.31%dan lain-lain.
Sedangkan pada masa libur perkuliahan terdiri dari 30.68% sampah organik,
26.55% sampah plastik, 29.11% kertas, 4.28% kaca, 2.50% logam,
7.08%dan lain-lain
3. Potensi sampah layak kompos sebesar 38.66% dan sampah layak jual
sebesar 22.32%, sedangkan total nilai jual sampah anorganik layak jual pada
Tower Apartemen Taman Melati Margonda per hari berkisar sebesar Rp
33,092.56, untuk per bulan sebesar Rp. 992,776.88 dan untuk satu tahun
sebesar Rp. 11,913,322.60.
4. Tidak adanya perbedaan pada sistem teknis operasional yang diterapkan
pada Apartemen Taman Melati Margonda saat masa perkuliahan dan masa
libur perkuliahan. Sistem teknis operasional pengelolaan sampah yang ada
berupa pewadahan, pengumpulan, dan pengangkutan. Tidak adanya
pemilahan jenis sampah pada sumber dan pengolahan sampah.

Universitas Indonesia
96

5. Usulan aspek teknik operasional yang dapat diterapkan pada Apartemen


Taman Melati Margonda yaitu pemilahan pada sumber, pewadahan,
pengumpulan, pemindahan, dan pengolahan.

Saran
Berdasarkan hasil penelitian, analisa, dan pembahasan penelitian yang
telah dilakukan oleh peneliti, maka saran dan masukan dari penulis yang dapat
berikan adalah sebagai berikut:
1. Perlu dilakukan pengukuran jumlah timbulan dan komposisi limbah padat
pada area taman, parkir, kolam renang, dan kantor yang berada di
Apartemen Taman Melati Margonda
2. Perlu dilakukan pendataan berupa pemberian kuesioner kepada para
penghuni terkait tanggapan dan keinginikutsertaannya dalam teknis
operasional yang ada dan yang akan diterapkan.
3. Melakukan Penerapan dan uji coba dari usulan sistem teknis operasional
yang telah diusukan dengan bantuan peran serta penghuni, petugas
kebersihan, pengelola dan pihak dinas kebersihan kota.
4. Melakukan kegiatan penyuluhan kepada penghuni dan petugas kebersihan
mengenai sistem teknis operasional yang telah diusulkan antara lain
pewadahan, pengumpulan, pemindahan, pengolahan dan pemanfaatan
sampah, dan pengangkutan.
5. Melakukan penerapan peraturan yang tegas dan jelas terkait mekanisme
pembuangan dan pengolahan sampah yang telah ditetapkan, serta
melakukan hukuman untuk pelanggaran yang dilakukan oleh pihak
penghuni, petugas kebersihan, pengelola, dan pihak dinas kebersihan kota.
6. Menerapkan kegiatan pengomposan dengan bahan baku dari sampah
organik yang dihasilkan apartemen dengan penambahan EM4 untuk hasil
yang maksimal
7. Perlu adanya penelitian lanjutan untuk mengetahui potensi pupuk kompos
yang dihasilkan dari Apartemen Taman Melati Margonda

Universitas Indonesia
97

DAFTAR PUSTAKA

I. BUKU
Damanhuri, E. & Padmi, T., 2004. Diktat Kuliah TL-3150 Pengelolaan Sampah.
Bandung: Departemen Teknik Lingkungan ITB.
Damanhuri, E. & Padmi, T., 2010. Diktat Kuliah Pengelolaan Sampah. Bandung:
Institut Teknologi Bandung.
Damanhuri, E., Padmi, T., Azhar, N. & Meilany, L., 1989. Pengkajain Laju
Timbulan Sampah di Indonesia. Bandung: Pus.Lit.Bang. Pemukiman Dept PU.

Sugiyono, 2007. Statistika Untuk Penelitian. In: E. Mulyatiningsih, ed. Bandung:


CV ALFABETA, p. 74.

VanderStoep, S. W. & Johson, D. D., 2009. Research Methods for Everyday Life:
Blending Qualitative and Quantitative Approaches. 1st ed. San Fransisco: John
Wiley & Sons.

Tchobanoglous, G., Theisen, H. & Vigil, S., 1993. Integrated Solid Waste
Management: Engineering Principles and Management Issues. Singapore:
McGraw-Hill.

Tchobanoglous, G., Keith, F., 2002. Handbook of Solid Waste Management. USA:
McGraw-Hill

II. SERIAL
Budihardjo, M. A., 2006. Studi Potensi Pengomposan Sampah Kota Sebagai
Salah Satu ALternatif Pengelolaan Sampah Di TPA Dengan Menggunakan
Aktivator EM4 (Effective Microorganism). PRESIPITASI, 1(1), pp. 25-30.

Edjabou, M. E. et al., 2014. Municipal Solid Waste Composition: Sampling


Methodology, Statistical Analyses, and Case Study Evaluation. Elsevier :
Waste Management, Volume 36, pp. 12-23.

Universitas Indonesia
98

Elimelech, E., Ayalon, O. & ert, E., 2018. What gets measured gets managed: A
new method of measuring household food waste. Elsevier : Waste Mangement,
Volume 76, pp. 68-81.

Lisa, D. & Anders, L., 2008. Methods for household waste composition studies.
Waste Management, 28(7), pp. 1100-1112.

Musianto, L. S., 2002. Perbedaan Pendekatan Kuantitatif dengan Pendekatan


Kualitatif dalam Metode Penelitian. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan,
4(No. 2), pp. 123-136.

Ordonez, I., Harder, R., Nikitas, A. & Rahe, U., 2015. Waste sorting in
apartments: integrating the perspective of the user. Cleaner Production,
Volume 106, pp. 669-679.

Paramita, D., Murtilaksono, K. & Manuwoto, 2018. Kajian Pengelolaan Sampah


Berdasarkan Daya Dukung dan Kapasitas Tampung Prasarana Persampahan
Kota Depok. Journal of Regional and Rural Development Planning, 2(2), pp.
104-117.

Qodriyatun, S. N., 2015. Bentuk Lembaga yang Ideal dalam Pengelolaan Sampah
di Daerah (Studi di Kota Malang dan Kabupaten Gianyar). Jurnal DPR RI :
Aspirasi, Volume 6, pp. 13-26.

Widiyanigrum, P. & Lisdiana, 2015. Efektivitas Proses Pengomposan Sampah


Daun Dengan Tiga Sumber Aktivator Berbeda. Rekayasa, 13(2), pp. 107-113.

III. PUBLIKASI ELEKTRONIK

ASTM, I (2003). Standard Test Method for Determination of the Composition of


Unprocessed Municipal Solid Waste. In : ASTM D 5231-92. American Society
for Testing and Materials. US

Universitas Indonesia
99

Badan Pusat Statistik Kota Depok, 2018. Kependudukan dan Ketenagakerjaan. In:
B. P. S. K. Depok, ed. Kota Depok Dalam Angka : Depok Municipality in
Figures. Depok: Badan Pusat Statistik Kota Depok, p. 40.

Badan Pusat Statistik, 2018. Penduduk dan Ketenagakerjaan. In: S. P. d. K.


Statistik, ed. Statistik Indonesia : Statistical Yearbook of Indonesia 2018.
Jakarta: BPS, pp. 85-86.

Badan Pusat Statistik, 2018. Statistik Lingkungan Hidup Indonesia : Environment


Statistics of Indonesia 2018. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

Enviromental Protection Agency (EPA), n.d. Criteria for the Definition of Solid
Waste and Solid and Hazardous Waste Exclusions. [Online]
Available at: https://www.epa.gov/hw/criteria-definition-solid-waste-and-solid-
and-hazardous-waste-exclusions#solidwaste
[Accessed 25 10 2018].

KencanaOnline (n.d) Kencana Online Indonetwork. Retrieved June 26, 2019:


https://kencanaonline.com/image/cache/catalog/Komposter_/Instalasi%20Roler
%20Kompos%20(2)-500x500.jpg

Pasya, I. Z., 2016. Teknis Operasional Limbah Padat Apartemen Margonda


Residence 3, Depok: Universitas Indonesia.

POKJA Kota Depok, 2011. Buku Putih Sanitasi Kota Depok 2011. In: Depok:
Pemerintah Kota Depok.

Ramandhani, T. A., 2011. Analisis timbulan dan Komposisi Sampah Rumah


Tangga di Kelurahan Mekar Jaya (Depok) dihubungkan dengan Tingkat
pendapatan- Pendidikan-Pengetahuan-Sikap Perilaku Masyarakat, Depok:
Universitas Indonesia.

Republika, 2017. Kota Depok Produksi Sampah 1.200 Ton per Hari. [Online]
Available at: https://www.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-
nasional/17/02/22/olrp9w384-kota-depok-produksi-sampah-1200-ton-per-hari
[Accessed 11 9 2018].

Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah

Universitas Indonesia
100

Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah


Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga

SNI 19-3964-1994 tentang Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh


timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan

SNI 19-2454-2002 tentang Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah


Perkotaan

SNI 3242-2008 tentang Pengelolaan Sampah di Permukiman

SNI 19-3983-1995 tentang Spesifikasi Timbulan Sampah untuk Kota Kecil dan
Kota Sedang di Indonesia

Universitas Indonesia
101

LAMPIRAN I
Komposisi Berat Timbulan Sampah Per Hari Masa Perkuliahan

Berat Timbulan (kg/hari) Berat


Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin Rata-
No Komposisi Persentase
13 Mei 14 Mei 15 Mei 16 Mei 17 Mei 18 Mei 19 Mei 20 Mei rata
2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 (kg/hari)
I Organik 53.39 %
1 Sisa Makanan 15.30 11.64 13.70 13.56 18.58 12.85 9.79 13.62 13.63 53.39 %
II Plastik 20.39 %
Emberan (plastic rumah
1 tangga. sendok plastic. cup 0.47 0.60 0.39 0.13 0.49 0.42 0.38 0.20 0.38 1.51 %
kopi kemasa margarin) (PP)
Botol plastik bening (PET
2 1.95 1.42 1.45 1.59 1.45 1.29 0.77 1.20 1.39 5.49 %
bening)
Botol plastik warna (PET
3 0.50 0.64 0.58 0.52 0.77 0.55 0.51 0.50 0.57 2.25 %
warna)
Plastik PP warna (minuman
4 0.31 0.40 0.19 0.33 0.43 0.16 0.30 0.30 0.30 1.19 %
gelas kemasan)
Plastik PP bening (gelas
5 0.16 0.20 0.24 0.17 0.15 0.26 0.42 0.20 0.23 0.92 %
aqua)
6 Plastik kemasan 0.47 0.60 0.42 0.48 0.43 0.50 0.70 0.05 0.46 1.84 %
Plastik PS (tempat minum
7 0.19 0.24 0.23 0.20 0.23 0.24 0.29 0.16 0.22 0.90 %
makanan cepat saji)
Tutup botol air mineral dan
8 tempat sampo. tempat 0.23 0.30 0.23 0.21 0.58 0.42 0.29 0.10 0.29 1.15 %
minak. dll (HDPE)

Universitas Indonesia
102

Berat Timbulan (kg/hari) Berat


Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin Rata-
No Komposisi Persentase
13 Mei 14 Mei 15 Mei 16 Mei 17 Mei 18 Mei 19 Mei 20 Mei rata
2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 (kg/hari)
9 Campur kresek 1.33 1.71 1.69 1.25 1.27 0.97 1.29 0.86 1.30 5.14 %
III Kertas 12.80 %
1 Putihan 0.47 0.60 0.00 0.19 0.24 0.26 0.05 1.60 0.43 1.67 %
2 Boncos 0.08 0.10 0.10 0.26 0.24 0.11 0.21 0.40 0.19 0.74 %
3 Kardus 0.23 0.30 1.29 0.54 0.93 0.13 2.80 1.60 0.98 3.90 %
4 Koran 0.00 0.00 0.17 0.00 0.00 0.20 0.28 0.00 0.08 0.35 %
5 Majalah 0.00 0.00 0.00 0.00 0.33 0.16 0.00 0.00 0.06 0.22 %
Dupleks (bekas tempat
6 0.47 0.60 0.73 0.69 1.29 0.42 0.75 1.20 0.77 2.97 %
cereal)
7 Buku 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.43 0.00 1.00 0.18 0.73 %
8 Tissue 0.16 0.20 0.19 0.28 0.31 0.24 0.28 0.20 0.23 0.93 %

Tetrapack (tempat susu


9 0.23 0.30 0.30 0.62 0.33 0.23 0.28 0.30 0.32 1.30 %
kemasan)

IV Kaca 4.64 %
1 Botol kaca 0.72 0.93 0.97 0.00 1.24 1.05 0.93 0.92 0.84 3.29 %
2 Botol bir 0.00 1.55 0.00 0.00 0.83 0.00 0.47 0.00 0.35 1.35 %
V Logam 2.48 %
1 Kaleng 0.39 0.50 0.52 0.42 0.21 0.00 0.00 0.14 0.27 1.06 %
2 Kaleng minum 0.14 0.18 0.14 0.08 0.29 0.16 0.20 0.40 0.20 0.77 %
3 Aluminium foil 0.09 0.12 0.02 0.10 0.08 0.05 0.05 0.00 0.06 0.26 %

Universitas Indonesia
103

Berat Timbulan (kg/hari) Berat


Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin Rata-
No Komposisi Persentase
13 Mei 14 Mei 15 Mei 16 Mei 17 Mei 18 Mei 19 Mei 20 Mei rata
2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 (kg/hari)
4 Stainless 0.00 0.00 0.48 0.00 0.41 0.00 0.00 0.00 0.11 0.39 %
VI Lain-lain 6.31 %
1 Tekstil 0.16 0.20 0.04 1.04 0.43 0.00 0.77 0.20 0.36 1.44 %
2 Kayu 0.15 0.19 0.14 0.10 0.93 0.10 0.12 0.15 0.24 0.84 %
3 pembalut 1.25 1.08 0.56 0.00 0.00 0.00 0.70 0.00 0.45 1.80 %
4 kabel 0.39 0.00 0.00 0.00 0.00 0.29 0.00 0.25 0.12 0.47 %
5 styrofoam 0.19 0.15 0.08 0.21 0.34 0.16 0.28 0.24 0.21 0.81 %
6 B3 0.00 0.00 0.00 0.00 0.24 0.46 0.00 0.00 0.09 0.35 %
7 CD 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.01 0.00 0.00 0.01 %
8 Selang (karet) 0.00 0.00 0.84 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.10 0.041 %
9 Puntung Rokok 0.03 0.00 0.05 0.00 0.08 0.08 0.05 0.10 0.05 0.19 %
Total 26.06 24.79 25.73 22.98 33.14 22.21 22.18 25.71 25.35 100 %

Universitas Indonesia
104

LAMPIRAN II
Komposisi Berat Timbulan Sampah Per Hari Masa Libur Perkuliahan
Berat (kg/hari) Berat
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin Rata-
No Komposisi Persentase
13 Mei 14 Mei 15 Mei 16 Mei 17 Mei 18 Mei 19 Mei 20 Mei rata
2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 (kg/hari)
I Organik 30.47%
1 Sisa Makanan 2.23 3.00 1.50 3.35 3.58 5.51 5.76 3.04 3.50 30.47%
II Plastik 26.55%
Emberan (plastic rumah
1 tangga. sendok plastic. cup 0.37 0.82 0.35 0.17 0.26 0.72 0.23 0.41 0.42 3.79%
kopi kemasa margarin) (PP)
Botol plastik bening (PET
2 1.34 0.61 0.75 0.56 0.87 0.73 0.45 0.40 0.71 7.03%
bening)
Botol plastik warna (PET
3 0.25 0.48 0.28 0.35 0.39 0.06 0.30 0.03 0.27 2.60%
warna)
Plastik PP warna (minuman
4 0.00 0.00 0.18 0.45 0.00 0.27 0.18 0.00 0.13 1.28%
gelas kemasan)
Plastik PP bening (gelas
5 0.00 0.12 0.27 0.22 0.31 0.22 0.25 0.00 0.17 1.61%
aqua)
6 Plastik kemasan 0.25 0.33 0.20 0.14 0.44 0.20 0.41 0.11 0.26 2.40%
Plastik PS (tempat minum
7 0.40 0.19 0.27 0.27 0.54 0.04 0.17 0.02 0.24 2.39%
makanan cepat saji)
Tutup botol air mineral dan
8 tempat sampo. tempat 0.22 0.19 0.08 0.35 0.10 0.07 0.17 0.04 0.15 1.51%
minak. dll (HDPE)
9 Campur kresek 0.12 0.60 0.28 0.64 0.51 0.39 0.76 0.21 0.44 3.94%

Universitas Indonesia
105

Berat (kg/hari) Berat


Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin Rata-
No Komposisi Persentase
13 Mei 14 Mei 15 Mei 16 Mei 17 Mei 18 Mei 19 Mei 20 Mei rata
2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 (kg/hari)
III Kertas 29.11%
1 Putihan 0.25 0.05 0.00 0.25 0.18 0.00 0.03 0.97 0.22 1.63%
2 Boncos 0.12 0.19 0.08 0.10 0.26 0.13 0.12 0.07 0.13 1.24%
3 Kardus 0.99 0.26 1.00 0.39 1.53 0.45 1.65 2.44 1.09 9.08%
4 Koran 0.00 0.00 0.00 0.14 0.00 0.00 0.16 0.00 0.04 0.33%
5 Majalah 0.00 0.00 0.40 0.00 0.41 0.27 0.00 0.00 0.13 1.31%
Dupleks (bekas tempat 5.72%
6 0.84 1.23 0.57 0.31 0.61 0.46 0.44 0.25 0.59
cereal)
7 Buku 0.00 0.00 0.00 0.00 0.31 0.00 0.00 10.10 1.30 6.93%
8 Tissue 0.06 0.21 0.08 0.14 0.48 0.31 0.17 0.17 0.20 1.75%
Tetrapack (tempat susu 1.12%
9 0.12 0.21 0.08 0.07 0.23 0.06 0.16 0.03 0.12
kemasan)
IV Kaca 4.28%
1 Botol kaca 3.10% 0.61 0.67 0.00 0.10 0.45 0.55 0.49 0.36 3.29 %
2 Botol bir 1.19% 0.00 0.00 0.00 0.00 0.90 0.27 0.00 0.15 1.35 %
V Logam 2.50%
1 Kaleng 0.00 0.08 0.07 0.56 0.10 0.22 0.00 0.00 0.13 1.06 %
2 Kaleng minum 0.10 0.00 0.00 0.04 0.20 0.49 0.12 0.03 0.12 0.77 %
3 Aluminium foil 0.02 0.02 0.02 0.01 0.03 0.02 0.03 0.00 0.02 0.26 %
4 Stainless 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.39 %
VI Lain-lain 7.08 %

Universitas Indonesia
106

Berat (kg/hari) Berat


Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin Rata-
No Komposisi Persentase
13 Mei 14 Mei 15 Mei 16 Mei 17 Mei 18 Mei 19 Mei 20 Mei rata
2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 (kg/hari)
1 Tekstil 0.00 0.69 0.00 0.84 0.00 0.00 0.45 0.00 0.25 2.31%
2 Kayu 0.10 0.02 0.23 0.14 0.05 0.04 0.07 0.00 0.08 0.87%
3 pembalut 0.00 0.54 0.67 0.00 0.00 0.00 0.41 0.30 0.24 2.20%
4 kabel 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00%
5 styrofoam 0.00 0.10 0.00 0.28 0.10 0.00 0.16 0.00 0.08 0.75%
6 B3 0.00 0.00 0.50 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.06 0.73%
7 CD 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.01 0.00 0.00 0.01%
8 Selang (karet) 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00%
9 Puntung Rokok 0.10 0.00 0.00 0.00 0.01 0.02 0.03 0.00 0.02 0.22%
Total 7.90 10.55 8.54 9.76 11.60 12.06 13.05 19.12 11.57 100 %

Universitas Indonesia
107

LAMPIRAN III
Metode Pelaksanaan Penelitian

a. Peralatan
Peralatan dan perlengkapan yang diperlukan berdasarkan SNI 19-3964-
1994 tentang Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan
Komposisi Sampah Perkotaan, antara lain :
1. Alat pengambil contoh berupa kantong plastic dengan volume 40 liter;
2. Alat pengukur volume contoh berupa kotak berukuran 20 cm × 20 cm ×
100 cm, yang dilengkapi dengan skala tinggi;
3. Timbangan (0 – 5) kg dan (0 – 100) kg;
4. Alat pengukur, volume contoh berupa bak berukuran (0,5 m × 0,5 m × 0,5
m) yang dilengkapi dengan skala tinggi
5. Perlengkapan berupa alat pemindah (seperti sekop) dan sarung tangan

b. Metode Pengerjaan
Cara pengambilan dan pengukuran dari lokasi perumahan adalah sebagai
berikut:
1. Menentukan Lokasi pengambilan contoh;
2. Menentukan jumlah tenaga pelaksana;
3. Menyiapkan peralatan;
4. Melakukan pengambilan dan pengukuran contoh timbulan dan komposisi
sampah sebagai berikut:
Membagikan kantong plastic yang sudah diberi tanda kepada sumber sampah 1 hari
sebelum dikumpulkan;
Mencatat jumlah unit masing-masing penghasil sampah;
Mengumpulkan kantong plastic yang sudah terisi sampah;
Mengangkut seluruh kantong plastic ke tempat pengukuran;
Menimbang kotak pengukur;
Menuang secara bergiliran contoh tersebut ke kotak pengukur 40 L;
Menghentak 3 kali kotak contoh dengan mengangkat kotak setinggi 20 cm, lalu
jatuhkan ke tanah;

Universitas Indonesia
108

Mengkur dan catat volume sampah (Vs) ;


Menimbang dan catat berat sampah (Bs);
Menimbang bak pengukur 125 L;
Mencampur seluruh contoh dari setiap lokasi pengambilan dalam bak pengukur 125
L;
Mengukur dan catat berat sampah;
Menimbang dan catat berat sampah;
Memilah contoh berdasarkan komponen komposisi sampah
Menimbang dan catat berat sampah;
Menghitung masing-masing komponen komposisi sampah

Universitas Indonesia
109

LAMPIRAN IV
Prosedur Pengukuran Rasio C/N

Kadar Air Sampah


Total Solid Sampah
a. Alat dan Bahan
1. Alat
• Cawan porselen
• Penjepit cawan
• Desikator
• Gelas ukur
• Spatula
• Oven suhu 105oC dan 550oC
• Timbangan analitik

2. Bahan
• Sampel sampah

b. Cara Kerja
1. Menyiapkan cawan bersih dan memasukkannya ke dalam oven 105oC
menggunakan penjepit selama 3 jam
2. Mengeluarkan cawan menggunakan penjepit dari oven dan
mendinginkannya dalam desikator 30-45 menit
3. Menimbang cawan pada timbangan analitik dan membaca berat pada nilai
yang bertanda bintang
4. Menambahkan sampel sebanyak 10 gram
5. Cawan yang telah berisi sampel dimasukkan ke dalam oven dengan suhu
105oC selama 3 jam
6. Setelah 3 jam, cawan tersebut dimasukkan ke dalam desikator selama 30 –
45 menit
7. Cawan ditimbang dan dicatat beratnya

Universitas Indonesia
110

c. Perhitungan
𝑊1 − 𝑊2
Kadar air sampel = × 100%
𝑊1
Keterangan :
W1 = berat sampel awal
W2 = Berat sampel akhir
Laporan kadar air dalam persen dua angka dibelakng koma

Volatile Solid Sampah


a. Alat dan Bahan
1. Alat
• Cawan porselen
• Penjepit cawan
• Gelas ukur
• Oven suhu 105oC dan 550oC
• Timbangan analitik
• Desikator

2. Bahan
• Sampel hasil TS

b. Cara Kerja
1. Memasukkan cawan hasil TS ke oven bersuhu 550oC selama 1 jam
2. Setelah memanaskan cawan selama 1 jam, kemudian memasukkannya ke
dalam desikator selama 30 – 45 menit
3. Meinimabng kemali cawan yang bersisi sampel dan mencatat beratnya

c. Perhitungan
mg VS = A − B
Keterangan :
A = Berat sampel awal + cawan sebelum pembakaran
B = Berat sampel akhir + cawan setelah pembakaran

Universitas Indonesia
111

Karbon (C)
a. Alat dan Bahan
1. Alat
• Cawan porselen
• Penjepit cawan
• Desikator
• Gelas ukur
• Pipet ukur 10 mL
• Spatula
• Oven suhu 105oC dan 550oC
• Timbangan analitik
• Labu ukur 100 mL
• Erlenmeyer 125 mL
• Kertas saring
• Corong
• Kuvet, 2 buah
• Spektrofotometer DR-5000

2. Bahan
• Sampel 0,1 gram hasil pengeringan 105oC selama 3 jam hasil TS
• K2Cr2O7 2N
• H2SO4 pekat

b. Cara Kerja
1. Mengambil sampel sebanyak 0,1 gram, lalu menuangkannya ke dalam labu
ukur 100 mL (sampel yang digunakan telah dikering terlebih dahulu. Proses
pengeringan dilakukan dengan memanaskan sampel dalam oven dengan
suhu 105oC selama 3 jam)
2. Menambahkan K2Cr2O7 2N sebanyak 5 mL
3. Menambahkan H2SO4 pekat sebanyak 5 mL

Universitas Indonesia
112

4. Menghomogenkan sampel dengan serta mendinginkan sampel dibawah air


mengalir
5. Menambahkan air suling ke dalam labu takar hingga tepat tera 100 mL
6. Memindahkan sampel yang terdapat dalam labu takar ke labu Erlenmeyer
125 mL sambal melakukan penyaringan dengan menggunakan kertas saring
dan corong
7. Melakukan pengenceran sampel sebanyak 10-20 kali
8. Memindahkan hasil penyaringan sampel kedalam kuvel 25 mL yang telah
dibilas
9. Kalibrasi spektrofotometer DR-5000 menggunakan air suling terlebih
dahulu
10. Sisi kuvet dilap menggunakan tisu dan pembacaan kadar karbon pada
spektrofotometer DR-5000 dengan panjang gelombang 610 nm dan metode-
420

c. Perhitungan
C yang terbaca pada DR 5000 ×FP
% C=
massa sampel (gr)
Keterangan :
FP = Faktor Pengenceran
Massa sampel = berat sampel yang dimasukkan 0,1 gram

Universitas Indonesia
113

Nitrogen (N)

a. Alat dan Bahan


Alat
• Cawan Porselen, 1 buah
• Erlenmeyer Nitrogen 100 mL, 2 buah
• Hotplate
• Erlenmeyer asah 300 mL
• Pipet ukur 10 mL, 1 buah
• Pipet ukur 5 mL, 2 buah
• Pipet ukur 1 mL, 1 buah
• Corong
• Kertas saring
• Shaker
• Kuvet, 4 buah
• Timbangan analitik
• Spatul
• Pipet tetes, 4 buah
• Spetrofotometer DR – 5000

Bahan
• Sampel hasil TS
• Bubuk Selenium
• Bubuk K2SO4
• Bubuk Devadra alloy
• Larutan Parafin
• Larutan H2SO4 pekat
• Larutan H2SO4 2N
• Larutan indicator PP
• Larutan Mineral stabilizer
• Larutan Polyvinyl alcohol
• Larutan Nessler reagent

Universitas Indonesia
114

• Larutan NaOH

b. Cara Kerja
Pengujian Nitrogen Anorganik :
1. Mengambil sampel sebanyak 0,5 gram, lalu menaruhnya kedalam
Erlenmeyer yang dipersiapkan khsusu untuk percobaan Nitrogen. (Sampel
yang digunakan telah dikeringkan terlebih dahulu. Proses pengeringan
dilakukan dengan memanaskan sampel dalam oven dengan suhu 105 oC
selama 3 jam)
2. Menambahkan 1 gram selenium kedalam Erlenmeyer
3. Menambahkan 1 gram K2SO4 kedalam Erlenmeyer
4. Menambahkan 1 gram Devarda Alloy kedalam Erlenmeyer
5. Menambhakn 5 mL paraffin kedalam Erlenmeyer
6. Menambahkan 2-5 mL H2SO4 ke dalam Erlenmeyer (disesuaikan dengan
jenis sampel, pada umumnya dilakukan penambahan sebanyak 3 mL)
7. Memanaskan sampel menggunakan hotplate dengan suhu 250oC selama
±30 menit hingga uap nitrogen habis
8. Kemudian sampel didinginkan dibawah air mengalir dan ditambahkan 100
mL air suling sambil mengeruk bagian bawah Erlenmeyer dengan spatula
9. Sampel di shaker selama 10-15 menit
10. Kemudian sampel dipindahkan dari Erlenmeyer nitrogen ke Erlenmeyer asa
300 mL sambil melakukan penyaringan dengan menggunakan kertas saring
dan corong(selama proses pemindahan, dilakukan pula proses
penyaringan).
11. Sebelum melakukan pengecekan dengan menggunakan spektrofotometer,
ada beberapa hal yang harus ditambahkan pada sampel dalam kuvet, antara
lain adalah:
• Menambahkan 3 tetes mineral stabilizer
• Menambahkan 3 tetes polyvinyl alcohol
• Menambahkan 1 mL Nessler reagent
• Ketiga perlakuan diatas diberikan pada kuvet yang berisi sampel dan
kuvet yang berisi air suling sebagai blanko

Universitas Indonesia
115

12. Sampel yang telah disaring kemudian dipindahkan diukur kadar nitrogen
anorganiknya dengan menggunakan spektrofotometer panjang gelombang
425 nm dan metode-380

Nitrogen Organik :
1. Mengambil sisa sampel hasil penyaringan sebanyak 10 mL dan
memasukkanya kedalam labu ukur khusus untuk pengecekan nitrogen
2. Menambahkan 1 gram Devarda Alloy kedalam sampel
3. Menambahkan 5 mL paraffin kedalam sampel
4. Menambahkan 3 tetes indikator PP
5. Memanaskan labu ukur khusus nitrogen dengan suhu sebesar 150oC.
Sebelum dilakukan proses pemanasan, harus dilakukan perangkaian alat
pemanas nitrogen terlebih dahulu. Pada Erlenmeyer yang lain yang
terhubung ditambahkan H2SO4 2N sebanyak 10 mL
6. Sampel yang telah dipanaskan kemudian didinginkan dibawah air mengalir
7. Sampel dipindahkan kedalam kuvet untuk selanjutnya diukur konsentrasi N
organiknya
8. Sebelum melakukan pengecekan dengan menggunakan spektrofotometer,
ada beberapa hal yang harus ditambahkan pada sampel dalam kuvet, antara
lain adalah :
• Menambahkan 3 tetes mineral stabilizer
• Menambahkan 3 tetes polyvinyl alcohol
• Menambahkan 1 mL Nessler reagent
• Ketiga perlakuan diatas diberikan pada kuvet yang berisi sampel dan
kuvet yang berisi air suling sebagai blanko
9. Melakukan pembacaan pada spektrofotometer dengan Panjang 425nm dan
metode-380
c. Perhitungan
14 %N yang terbaca pada DR 5000 × FP × 100%
%N=
17 massa sampel (mg)

C Nilai % C
Rasio =
N Nilai % N

Universitas Indonesia
116

LAMPIRAN V
Dokumentasi Penelitian

Timbangan 100 Kg Timbangan Digital 100 Kg

Pengukuran Volume dan Berat Sampel


Box dan Peralatan Pemilahan
Sampah

Universitas Indonesia
117

Penimbangan Komposisi Sampah 1 Penimbangan Komposis Sampah 2

Persiapan Pemilahan Sampah Pemilahan Sampah

Sampah Sytorofoam Sampah Tetrapack

Universitas Indonesia
118

Sampah Plastik Kemasan Sampah Kertas Dupleks

Sampah Botol Plastik PET Sampah Tutup Botol HDPE

Universitas Indonesia
119

Sampah Plastik Campur Sampah Kertas Tisu

Sampah Kertas Boncos Sampah Sisa Makanan (Organik)

Universitas Indonesia
120

Sampah Kardus Sampah Buku

Sampah Plastik Kresek Pengukuran Nilai Kadar Air Sampel

Universitas Indonesia
121

Proses Pengukuran Berat Sampel


Pengukuran Nilai C/N Sampel
Sampah

Proses Pengangkutan Sampah Apartemen

Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai