Disampaikan oleh :
Primer
Sekunder
Tersier
Screen Grit removal Settling tank Aeration tank Settling tank Khlorinasi
Sludge
Aerator
Sludge
digester
Dibutuhkan :
jumlah oksigen, Nutrient N dan P serta unsur
karbon C yang sesuai dengan yang
diinginkanoleh mikroorganisme tersebut
Organik + O2 +N +P
Cell + O2
cell
ORGANIK
C, H, O DAN N
OKSIGEN
(UDARA)
CELL + 1 O2 + 1 C
BIOLOGIS
(AEROBIK)
N DAN P
(NUTRIENT)
Cell baru
O2
Organik terlarut
Absorbsi
Nutrient
N, P
CELL
CO2
Adsorpsi
H2O
Catatan
Pada proses anaerobik yang keluar dari cell
berupa CH4 , CO2
(untuk bakteri2 methan)
berupa CO2, H2, asam2 organik
(untuk bakteri2 acetogenik)
Mekanisme Biodegradasi
Activated Sludge
DASAR-DASAR PENGENDALIAN
LUMPUR AKTIF
Food:Mass Ratio
Salah satu dari parameter kontrol utama pada
lumpur aktif adalah Food:Mass Ratio atau Sludge
loading Rate. Dapat dihitung dengan persamaan
berikut:
Besar F:M ratio yang optimum berkisar antara 0,20,6 kg BOD/kg MLSS (sludge yang terbentuk
mudah mengendap/good settling)
F/M Ratio
F/M Ratio
Apabila F:M ratio terlalu rendah maka
dapat menimbulkan tumbuhnya filamen
bakteri atau kondisi bulking.
Pengendapan di tangki sedimentasi
terganggu/sulit.
Jika F:M Ratio terlalu tinggi maka dapat
menyebabkan kenaikan kebutuhan
oksigen dan menaikan clarifier loading.
Sludge Age
Sludge age atau solids retention time (c)
adalah waktu tinggal rata-rata solid di dalam
sistem reaktor. Dapat dihitung dengan
persamaan berikut:
biasanya
digunakan
untuk
mengetahui
karakteristik
V
SVI
V0 X
Biological
Sludge
atau
MLSS
(Mixed
Liquor
Dari gambar di atas untuk typical sludge. Di bawah poin (a) SVI
relatif tidak tergantung pada konsentrasi solid
Di atas poin (a) dan di bawah poin (b) SVI sangat tergantung pada
konsentrasi solid karena kegagalan sludge untuk menggumpal
menjadi coarse open lattice
Di atas poin (b) SVI turun ke parallel kurva maximum attainable
SVI bisa digunakan sebagai alat operasional untuk in-plant control
dari laju recycle solid. Jika konsentrasi solid meninggalkan settler
diasumsikan 1/SVI, maka solids balance disekitar reaktor
(mengabaikan sintesa solid di dalam reaktor) bisa dipetakan
( X )( SVI )
1 ( X )(SVI )
1. Rotifera
LECANE SP.
Sama
halnya
dengan
protozoa, mikroorganisme ini
juga sangat aerob dan lebih
sensitip terhadap kondisi
toksik dibanding bakteria.
Lecane spp dijumpai hanya pada lingkungan activated
sludge yang sangat stabil. ( Water Environment
Society,1987) .
Lecane spp juga mampu mengkonsumsi (predator)
mikroba serta partikulat.
2. Fungi
Activated sludge tidak selalu bagus untuk
pertumbuhan fungi, walaupun beberapa fungal filament
dijumpai pada flok activated sludge.
Fungi dapat tumbuh pada pH yang rendah , toksik,
limbah dengan kandungan nitrogen sangat rendah.
Spesies yang umum dijumpai dalam activated sludge,
antara lain : Geotrichum, Penicillium, Cephalosporium,
Cladosporium, dan Alternaria.
Terjadinya bulking dari sludge pada bak
sedimentasi skunder dapat disebabkan karena
pertumbuhan Geotrichum candidum, yang terjadi pada
pH rendah dari limbah asam.
Fungi
Dispersed Growth
Mikroorganisme tidak dapat membentuk
flok dan tetap terurai (hanya membentuk
rumpun kecil atau sel tunggal.)
Bakteri yang tidak membentuk flok
umumnya dikonsumsi oleh protozoa.
akibatnya antara lain effluent tetap keruh,
Non-filamentous bulking
Disebut juga zoogleal bulking dan
disebabkan oleh pembentukan
exopolysaccharida yang berlebihan
oleh
Zooglea dalam activated
sludge.
Akibat yang terjadi antara lain
menurunkan
kemampuan
pengendapan dan flok kurang
padat. Bulking tipe ini agak jarang
ditemui
dan
dikoreksi
khlorinasi. (Chudoba, 1989)
oleh
Rising Sludge
Sludge naik ke permukaan sebagai akibat dari
denitrifikasi berlebihan, sebagai hasil dari
kondisi anoxic dalam tangki sedimentasi.
Partikel sludge mengikat gelembung nitrogen
dan membentuk sludge blanket di permukaan
clarifier.
Sludge lolos ke effluent sehingga menjadi
keruh dan meningkatkan kembali kadar BOD5.
Salah satu solusi problem ini adalah
mengurangi waktu tinggal sludge seperti
dengan menaikkan kapasitas sirkulasi sludge.
Filamentous bulking
Bulking
berupa
merupakan
problem
lambatnya
pengendapan
dan
tidak
kompaknya
padatan
di
clarifier.
Filamentous bulking umumnya
disebabkan oleh pertumbuhan
yang
berlebihan
dari
mikroorganisme
filamentous
seperti Thiothrix sp
Thiothrix
sp.
Pinpoint-floc
Adalah suatu keadaan dimana flok yang
dihasilkan sangat tipis
Hal ini disebabkan karena kurangnya
bakteri filamentous yang berfungsi
ibaratnya sebagai tulang belakang dalam
proses pembentukan flok sehingga flok
kehilangan
strukturnya,
serta
mempunyai kemampuan pengendapan
yang rendah, akibatnya effluent tetap
keruh.
Pinpoint Floc
Filament Floc
a) Pinpoint- floc
b) small, weak flocs
c) flocs contining filamentous organisms
d) flocs containing filamentous organism network" or
backbone."
Pengendalian Filamentous
Bakteri
Sphaerotilus natans
Type 1701
H.hydrossis
Pengendalian :
Menggunakan aerobik, anoxic, atau
anaerobik selektor
Meningkatkan waktu tinggal sludge
Meningkatkan konsentrasi DO pada
tangki aerasi
Type 021 N
Thiotrix Sp.
Pengendalian :
Menggunakan aerobik, anoxic, atau
anaerobik selektor
Menambahkan jumlah nutrien
Menghilangkan sulfida dengan
menggunkan asam organik
konsentrasi tinggi
Type 1851
N.Limicola Sp.
Pengendalian :
Menggunakan aerobik, anoxic, atau
anaerobik selektor
Mengurangi waktu tinggal sludge
Type 0041
Type 0092
M.Parvicella
Pengendalian :
Menjaga keseragaman konsentrasi
DO yang cukup pada zona aerobik