mikroorganisme
seperti
bakteri
dan
protozoa.
Mikroba
tersebut
air limbah secara biologis, yang di akhir proses akan dipisahkan dengan sistem
pengendapan. Proses lumpur aktif mulai dikembangkan di Inggris pada tahun
1914 oleh Ardern dan Lockett (Metcalf dan Eddy, 1991), dan dinamakan lumpur
aktif karena prosesnya melibatkan massa mikroorganisme yang aktif, dan mampu
menstabilkan limbah secara aerobik.
Prinsip dasar sistem lumpur aktif yaitu terdiri atas dua unit proses utama,
yaitu tangki aerasi dan tangki sedimentasi. Dalam sistem lumpur aktif, limbah
cair dan biomassa dicampur secara sempurna dalam suatu reaktor dan diaerasi.
Pada umumnya, aerasi ini juga berfungsi sebagai sarana pengadukan suspensi
tersebut. Suspensi biomassa dalam limbah cair kemudian dialirkan ke tangki
sedimentasi (tangki dimana biomassa dipisahkan dari air yang telah diolah).
Sebagian biomassa yang terendapkan dikembalikan ke tangki aerasi, dan air hasil
proses dibuang ke lingkungan
dengan penyebaran udara tekan, aerasi permukaan secara mekanik, atau injeksi
oksigen murni. Aerasi dengan difusi udara tekan atau aerasi mekanik mempunyai
dua fungsi, yaitu pemberi udara dan pencampur agar terjadi kontak yang
sempurna antara lumpur aktif dan senyawa organik di dalam limbah.
Pada tangki pengendapan (clarifier ), padatan lumpur aktif mengendap
dan terpisah dengan cairan sebagai effluent. Sebagian lumpur aktif dari dasar
tangki pengendap dipompakan kembali ke reaktor dan dicampur dengan umpan
(subtrat) yang masuk, sebagian lagi dibuang.
2. Parit Oksidasi (Oxidation ditch)
Oxidation ditch adalah bak berbentuk parit yang digunakan untuk
mengolah air limbahdengan memanfaatkan oksigen (kondisi aerob). Kolam
oksidasi ini biasanya digunakan untuk proses pemurnian air limbah setelah
mengalami proses pendahuluan. Prinsip kerja dari reaktor ini sama dengan proses
lumpur aktif hanya aliran limbahnya dibuat seperti aliran pada parit yang
bergelombang. Bedanya reaktor ini biasanya untuk mengolah limbah yang relatif
lebih encer.
Prinsip kerja dari reaktor ini adalah melewatkan air limbah yang
dialirkan melalui tumpukan masa yang berpori pori atau bahan yang berongga
yang berlaku sebagai penyangga mikroorganisme. Bahan tersebut dapat berupa
potongan potongan batu, silika, atau arang. Permukaan batuan ini mengandung
lapisan (film) mikroorganisme biasanya, bakteri Zoogloea ramigera dan spesies
protozoa bersilia (seperti Carchesium, Chilodonella, Opercularia dan Vorticella).
Oksigen yang diperlukan untuk menjaga suasana aerobik pada seluruh biomasa
yang diperoleh secara ventilasi ilmiah.
Gambar 3. Filter menetes (Tricling Filter)
Kekurangan : tidak bisa diisi dengan beban volume yang tinggi mengingat masa
biologi pada filter akan bertambah banyak sehingga bisa
menimbulkan penyumbatan filter. Disamping itu karena suplay
oksigen secara alamiah maka akan ada bagian yang tidak terkena
oksigen secara langsung yang akan berakibat timbulnya kondisi
yang anaerobik. Hal ini bisa berakibat timbulnya bau yang tidak
sedap.
4. Rotating Biological Contactors (RBC)
bersih adalah yang BOD nya kurang dari 1 mg/l atau 1 ppm, jika BOD nya di atas
4ppm, air dikatakan tercemar.
Tabel 1. Tingkat pencemaran perairan berdasarkan nilai BOD
Tingkat Pencemaran
Rendah
Sedang
Tinggi
2. COD
COD, singkatan dari Chemical Oxygen Demand adalah kadar oksigen
yang terlarut dalam air limbah yang diperlukanuntuk menguraikan zat organic
tertentu secara kimia karenasukar dihancurkan secara oksidasi. Oleh karenanya
dibutuhkanbantuan reaksi oksidator yang kuat menjadi suasana asam. Nilai COD
selalu lebih besar daripada nilai BOD. Nilai COD pada perairan yang tidak
tercemar biasanya kurangdari 20 mg/L, sedangkan pada perairan tercemar dapat
lebih dari200 mg/L dan pada limbah industri dapat mencapai 60.000mg/L .
3. TSS
Total Suspended Solid (TSS), adalah salah satu parameter yang
digunakan untuk pengukuran kualitas air berdasarkan total solid yang tersuspensi
dalam air tersebut. Keberadaan padatan tersuspensi masih bisa berdampak positif
apabila tidak melebihi toleransi sebaran suspensi baku mutu kualitas perairan
yang ditetapkan oleh Kementrian Lingkungan Hidup, yaitu 70 mg/L.
4. % Transmitan
Sama seperti TSS, %T adalah salah satu parameter yang digunakan
untuk pengukuran kualitas air berdasarkan total solid yang tersuspensi dalam air
dengan mengukur % transmitan pada alat spektrofotometer, dimana semakin
besar % transmitan maka srmakin kecil nilai solid yang tersuspensi.
MAKALAH
OPERASI TEKNIK KIMIA
Disusun Oleh :
Noranda Jelfano
(1114025)
Thufail
(1114032)
Samsul Arif
(1114035)
Kurniawan TTW
(1114036)
JUNI 2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat KaruniaNya kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini kami buat dan kami susun dengan maksud untuk memenuhi tugas yang
diberikan serta untuk menambah pengetahuan pembaca tentang Biooksidator pada mata kuliah
OTK I.
Kami haturkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah OTK I, yang
telah membimbing kami dalam mempelajari mata kuliah OTK I, kemudian kepada teman-teman
yang telah membantu kami dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Tetapi kami berharap
makalah ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.
Oleh karena itu, kami mohon maaf atas segala kekurangan dalam penyajian makalah ini,
maka dari itu kritik dan saran sangat kami harapkan.
Penulis