Anda di halaman 1dari 9

PRAKTIKUM II

PENGUKURAN KECEPATAN ANGIN

I. Tujuan
1. Untuk mengetahui cara penggunaan anemometer.
2. Untuk mengetahui cara pengukuran pergerakan pestisida di udara.
3. Untuk mengetahui cara pengukuran pergerakan polutan di udara.
4. Untuk mengetahui cara pengukuran suhu di udara.
5. Untuk mengetahui cara pengukuran kecepatan angin di udara.

II. Manfaat
1. Dapat mengetahui pergerakan polutan di udara.
2. Dapat mengetahui persebaran pestisida di udara.
3. Dapat mengetahui persebaran penyakit.
4. Dapat mengetahui persebaran angin sebagai faktor pencemar
lingkungan.
5. Dapat mengetahui arah angin dan memperkirakan besar kecepatan
angin.

III. Alat/ Objek/ Bahan


3.1 Alat : Anemometer, stopwatch dan kiipas angin.
3.2 Objek : Udara/ angin
3.3 Bahan :-

IV. Lokasi
IV.1 Tempat : Departement Kesehatan Lingkungan Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
(lantai 3).

4.2 Tanggal : 18 Maret 2015

4.3 Jam : 14:00 WIB

V. Prosedur
1. Membawa alat anemometer dari Laboratorium Kesehatan Lingkungan
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara menuju
Departement Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara (lantai 3).
2. Menyalakan kipas angin dan mengatur kecepatan pada speed yang
diinginkan, misalnya speed 1 untuk pertama kalinya.
3. Menyalakan anemometer dengan menekan tombol ON/OFF.
4. Kemudian geser saklar 0F; 0C; Anemometer pada posisi Anemometer,
maka display akan menunjukkan angka 000.
5. Geser saklar ft/min; m/s; Knots; km/hrs pada posisi yang diinginkan,
misalnya m/s.
6. Diatur jarak yang diinginkan yaitu 1 m dan 2 m.
7. Dilakukan tiga kali perlakuan untuk masing-masing speed 1, 2, 3 pada
jarak 2 m dan 3 m.
8. Waktu pembacaan selama 10 detik.
9. Dicatat hasil yang ditunjukkan oleh display.

VI. Hasil dan Pembahasan


VI.1 Hasil

Pengukuran di ruang Departement Kesehatan Lingkungan Fakultas


Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara (lantai 3):

Tabel 1. Pengukuran Kecepatan Angin Pada Jarak 1 m

No Speed Kecepatan Angin Rata-rata


1 2 (m/s)
1 Speed 1 0,03 0,05 0,04
2 Speed 2 0,07 0,13 0,10
3 Speed 3 0,09 0,18 0,13

Tabel 2. Pengukuran Kecepatan angin Pada Jarak 2 m

No Speed Kecepatan Angin Rata-rata


1 2 (m/s)
1 Speed 1 0,00 0,00 0,00
2 Speed 2 0,00 0,06 0,03
3 Speed 3 1,00 0,11 0,55

VI.2 Pembahasan

Dari percobaan pada jarak 1 m didapatkan hasil yaitu pada speed 1 rata-
ratanya 0,04 m/s, pada speed 2 rata-ratanya 0,10 m/s dan pada speed 3 rata-
ratanya 0,13 m/s. Terlihat hasil yang tidak jauh berbeda antara speed 1, 2 dan 3.
Hal ini dikarenakan pada percobaan kecepatan angin yang diukur berasal dari
kipas angin listrik dimana sumber tenaganya berasal dari arus listrik. Jika arus
listrik yang masuk besar maka kecepatan anginnya pun kencang dan stabil
tergantung pada speed mana yang kita pilih.
Pada percobaan ini setiap 10 detik terdapat kecepatan angin yang berbeda,
seperti kita lihat pada speed 1 perlakuan pertama hasilnya 0,03 m/s dan pada
perlakuan kedua hasilnya 0,05 m/s. Hasilnya meningkat karena disebabkan arus
listrik yang masuk ke kipas angin meningkat.

Kemudian pada percobaan jarak 2 m didapatkan hasil untuk speed 1 rata-


ratanya 0,00 m/s, speed 2 rata-ratanya 0,03 m/s dan speed 3 rata-ratanya 0,55 m/s.
Terlihat hasil yang sangat berbeda pada setiap speed karena adanya perbedaan
arus listrik yang masuk. Selain itu hasil pada setiap speed berbeda karena
kecepatan angin pada percobaan juga dipengaruhi oleh jarak.

Angin merupakan gerakan atau perpindahan massa udara dari satu tempat
ke tempat lain secara horizontal. Massa udara adalah udara dalam ukuran yang
sangat besar yang mempunyai sifat fisik (temperatur dan kelembaban) yang
seragam dalam arah yang horizontal. Gerakan angin berasal dari daerah yang
bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah. Angin juga mempunyai arah
dan kecepatan.

Kecepatan angin dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu letak tempat,


tinggi tempat dan keadaan topografi suatu tempat. Kecepatan angin juga
dipengaruhi oleh percampuran atmosferik secara khas mengikuti putaran harian
yang dikendalikan pemanasan matahari. Puataran harian ini sering kali
menyebabkan variasi kecepatan angin yang bertambah pada siang hari dan
berkurang pada malam hari. Pada kondisi normal, kecepatan angin maksimal
sering kali terjadi di sore hari dan angin terkuat biasanya ditemukan dalam daerah
terbuka.

Kecepatan angin diukur dengan alat yang bernama anemometer.


Anemometer ada dua jenis, yaitu anemometer mangkok atau cup dan anemometer
digital. Anemometer banyak digunakan di bidang meteorolgi dan geofisika atau
stasiun prakiraan cuaca. Anemometer juga dapat mengukur besarnya takanan
angin. Pada dasarnya anemometer digunakan dalam fenomena terjadinya
hembusan angin. Contohnya untuk mengukur aliran udara di dalam saluran atau
juga pengukuran arus terbatasi seperti angin atmosfer. Untuk menentukan
kecepatan angin anemometer mendeteksi perubahan di beberapa sifat fisik.

Anemometer digital merupakan alat yang terdiri dari tombol-tombol dan


layar tampilan (display). Anemometer digital memiliki tiga skala pengkuran yaitu
m/s, km/hrs dan knots. Pada anemometer digital pengukuran dapat dilakukan
berulang-ulang dan data akan otomatis tersimpan di dalam memori.

Kecepatan angin adalah kecepatan udara yang bergerak secara horizontal


pada ketinggian dua meter di atas tanah. Perbedaan tekanan udara antar asal dan
tujuan angin merupakan faktor yang menentukan kecepatan angin. Kecepatan
angin sangat berpengaruh terhadap vegetasi tanaman dan daerah sekitarnya.
Pengaruh angin pada tanaman antara lain dapat meningkatkan laju transpirasi,
karena dengan kecepatan angin yang tinggi disertai dengan suhu yang tinggi dan
kelembababn rendah maka ada pemasukan CO2, sehingga laju transpirasi tinggi.

Ditinjau dari segi manfaatnya angin mempunyai peranan penting dalam


berbagai bidang, diantaranya adalah bidang perhubungan yang mempengaruhi
kelancaran jalur penerbangan, bidang telekomunikasi yaitu mempengaruhi lapisan
ionosfer yang mengandung partikel-partikel ionisasi dan bermuatan listrik dimana
dengan adanya lapisan ionosfer ini kita bisa mendengar siaran radio dan televisi.,
bidang pariwisata terkait dengan cuaca dan iklim di tempat wisata serta bidang
pertanian yaitu dapat membantu terjadinya persarian bunga.

Ditinjau dari segi kerugiannya, angin mempunyai kerugian terutama di


bidang kesehatan yang salah satunya angin mempengaruhi jarak terbang nyamuk
dan nyamuk dapat melakukan perkawnan di udara. Semakin tinggi kecepatan
angin semakin sulit nyamuk untuk terbang karena tubuhnya yang kecil dan ringan
akan mudah terbawa oleh angin.

Menurut WHO kecepatan angin akan mempengaruhi penyebaran nyamuk


Aedes aegypti. Kecepatan angin akan mempengaruhi daya jangkau terbang
nyamuk Aedes aegypti. Semakin luas daya jangkau nyamuk makan semakin
banyak kesempatan untuk kontak bagi manusia sehingga umur dan masa
reproduksi nyamuk akan semakin panjang.

Selain mempengaruhi arah terbang nyamuk, ternyata angin juga dapat


menyebarkan penyakit seperti jamur yang akan membenyuk spora di udara yang
tidak terhitung jumlahnya. Semakin tinggi kecepatan angin maka spora yang akan
tersebar akan semakin jauh keberadaannya.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


374/MENKES/PER/III/2010 tentang Pengendalian Vektor yang terdapat tabel
perhitungan perkiraan kecepatan angin menurut skala Beufort.

Tabel 3. Pengukuran Kecepatan Angin Berdasarkan Skala Beufort

Nomor Skala Kecepatan Pengaruh Angin


Angin (m/d)
0 Angin tenang Asap bergerak lurus ke atas tidak tampak
(0 0,2) adanya gerakan pada daun- daun
1 Angin sepoi Asap bergerak ke arah sesuai dengan agin
( 0,3 1,5) bertiup, ada gerakan daun- daun
2 Angin ringan Angin terasa pada kulit muka, daun-daun
( 1,6 3,3) gemersik
3 Angin sedang Daun-daun dan ranting-ranting kecil
(3,4 5,4) condong tetap ke arah angin bertiup
4 Angin kencang Daun-daun kering beterbangan, dahan-
(5,5 32,7) dahan mulai patah, angin kencang dan akan
menghambat penerbangan nyamuk

Berdasarkan tabel di atas, bahwa pengukuran sumber angin pada kipas


agin di ruangan Departemen Kesehatan Lingkungan FKM USU pada jarak satu
meter mulai dari speed 1 3 masih tergolong angin tenang dan pada jarak dua
meter pada speed 1 dan 2 juga masih tergolong angin tenang. Sedangkan pada
speed 3 sudah termasuk angin sepoi.

VII. Kesimpulan dan Saran


7.1 Kesimpulan
a. Adanya perbedaan nilai kecepatan angin pada jarak 1m dan 2m serta pada
setiap speed. Perbedaan tersebut tergantung pada besarnya arus listrik
yang masuk ke kipas angin dan jarak.
b. Kecepatan angin dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu letak tempat,
tinggi tempat dan keadaan topografi suatu tempat.
c. Hasil pengukuran kecepatan angin pada jarak 1 m untuk speed 1 rata
ratanya adalah 0,04 m/s, speed 2 rata-ratanya adalah 0,10 m/s dan untuk
speed 3 rata-ratanya 0,13 m/s.
d. Hasil pengukuran kecepatan angin pada jarak 2 m untuk speed 1 rata
ratanya adalah 0,00 m/s, speed 2 rata-ratanya adalah 0,03 m/s dan untuk
speed 3 rata-ratanya 0,55 m/s.
e. Dalam ruangan Departement Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara belum memenuhi syarat Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1077/Per/N/2011 jika
menggunakan kipas angin.

7.2 Saran
a. Sebaiknya dalam menentukan rata-rata kecepatan angin digunakan alat
yang masih bagus untuk mendapatkan hasil yang akurat dan tepat.
b. Sebaiknya pengukuran dilakukan di ruang terbuka dan jarak praktikan
dengan pengukuran diukur menggunakan meteran.
c. Sebaiknya materi di modul lebih diulas lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, dkk. 2013. Jurnal Anemometer Digital Berbasis Mikrokontroler


Atmega16. Universitas Negeri Surabaya: Surabaya.

Kartasapoetra, Ance Gunasih. 2008. Klimatologi Pengaruh Iklim Terhadap Tanah


dan Tanaman. Bumi Aksara: Jakarta.

Nurhadi, dkk. 2012. Jurnal Perancanagan Alat Ukur Kecepatan Angin Real Time.
Universitas Hasanuddin: Makassar.

Permenkes. 2011. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1077


(Menkes/ Per/ V/ 2011) Tentang Penyehatan Udara Dalam Ruang Rumah.

Ramadani. Dewi Yulia. 2012. Anemometer.http://13Candies Blogspot.com/ 2012/


12/ Anemometer (Diakses tanggal 27 Maret 2015)

Tyolinkso. 2014. Fungsi anemometer.http;//Komponen eletronika/fungsi


anemometer.html (Di akses tanggal 27 Maret 2015.

LAMPIRAN
Dokumentasi saat melakukan kegiatan pengukuran kecepatan angin di
Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara

Medan, 1 April 2015

Laboran Praktikum
Dian Afriyanti Prima Indah Kurnia

Dosen Pembimbing

Dr. Taufik Ashar MKM

Anda mungkin juga menyukai