Anda di halaman 1dari 11

PENCAPAIAN SDGs S2030 OLEH CANADA, USA, DAN

JAMAICA: SUSTAINABLE CITIES AND COMMUNITIES


REPORT (GOAL 11), RESPONSIBLE CONSUMPTION AND
PRODUCTION (GOAL 12), CLIMATE ACTION (GOAL 13),
DAN LIFE ON LAND (GOAL 15)

Muhammad Reynaldy Putrayuda

Mahasiswa Ilmu Lingkungan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

ABSTRAK

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) Sustainable Development Coals


(SDGs) adalah pembangunan yang menjaga peningkatan Kesejahteraan ekonomi
masyarakat secara berkesinambungan, pembangunan yang menjaga keberlanjutan
kehidupan sosial masyarakat, pembangunan yang menjaga kualitas lingkungan
hidup serta pembangunan yang menjamin keadilan dan terlaksananya tata kelola
yang mampu menjaga peningkatan kualitas hidup dari satu generasi ke generasi
berikutnya. Poin 11, Pada tahun 2030, memastikan akses bagi semua orang ke
perumahan dan layanan dasar yang memadai, aman dan terjangkau, dan
meningkatkan daerah kumuh. Poin 12, Menerapkan Kerangka Program 10 Tahun
tentang konsumsi dan produksi berkelanjutan (10YFP). Poin 13, Memperkuat
ketahanan dan kapasitas adaptif terhadap bahaya terkait iklim dan bencana alam di
semua negara. Poin 15, Pada tahun 2020, memerangi penggurunan, dan
memulihkan lahan dan tanah yang terdegradasi, termasuk lahan yang terkena
penggurunan, kekeringan dan banjir, dan berusaha untuk mencapai dunia yang
netral terhadap degradasi lahan.

Kata Kunci: Pencapaian, SDGs, S2030


PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sustainable Development Goals (SDGs) adalah salah satu agenda yang telah
disusun oleh United Nations Development Programme (UNDP) lewat sidang
umum Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dalam upaya untuk memberantas
kemiskinan, melindungi bumi serta memastikan semua orang menikmati
perdamaian dan kesejahteraan. SDGs pertama kali diperkenalkan tahun 2012 pada
Konferensi PBB dalam pembangunan di Rio de Janerio. Pada 25 September 2015
dalam sidang umum PBB yang diselenggarakan di New York, Amerika Serikat
secara resmi mengesahkan SDGs sebagai kesepakatan pembangunan global yang
disetujui oleh kurang lebih 193 negara anggota PBB termasuk Indonesia. SDGs
tersusun atas dasar seperangkat tujuan bersifat transformatif yang disepakati dan
berlaku bagi seluruh bangsa tanpa terkecuali. SDGs memiliki 17 tujuan umum
yaitu: menghapus kemiskinan, mengakhiri kelaparan, kesehatan yang baik dan
kesejahteraan, pendidikan bermutu, kesetaraan gender, akses air bersih dan sanitasi,
energi bersih dan terjangkau, pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi,
infrastruktur industri dan inovasi, mengurangi ketimpangan, kota dan komunitas
yang berkelanjutan, konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab, penanganan
perubahan iklim, menjaga ekosistem laut, menjaga ekosistem darat, perdamaian
dan institusi peradilan yang kuat, dan kemitraan untuk mencapai tujuan. Leave No
One Behind atau tidak meninggalkan satu orangpun merupakan prinsip utama
dalam mewujudkan tujuan SDGs, melalui prinsip ini membuat SDGs bersifat
universal yang berarti berlaku untuk semua negara-negara yang tergabung dalam
keanggotaan PBB baik bagi negara maju, negara miskin, maupun negara
berkembang. Kepala Negara dan Pemerintah yang menyepakati SDGs membuat
komitmen bersama untuk menghapuskan kemiskinan, menghilangkan kelaparan,
memperbaiki kualitas kesehatan, meningkatkan pendidikan, dan mengurangi
ketimpangan. Agenda pembangunan ini juga menjanjikan semangat bahwa tidak
ada seorang pun yang akan ditinggalkan (no one left behind) pada tahun 2030.
Untuk mewujudkan hal tersebut, ada 17 agenda SDGs yang sudah disepakati. Untuk
mencapai 17 tujuan tersebut, sudah dijabarkan menjadi 169 target dan 241 indikator
yang tertuang dalam Dokumen SDGs 2030. Target dan tujuan SDGs dimaksudkan
untuk mencapai hasil-hasil pembangunan yang menggambarkan adanya kemajuan
dalam hal pemberantasan kemiskinan dan kelaparan, mengurangi ketimpangan
dalam dan antar Negara, memperbaiki manajemen air dan strategi, dan mengambil
langkah penting untuk mengatasi perubahan iklim. Hal ini tergambar dalam 4 pilar
SDGs yaitu pilar ekonomi, pilar sosial, pilar hukum, pilar lingkungan. Secara umum
target, tujuan dan pilar SDGs juga relevan dengan tujuan pembangunan nasional
dan juga tujuan pembangunan di daerah. Masih banyak tantangan-tantangan di
bawah pelaksanaan SDGs yang merupakan lanjutan dari MDGs.

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) Sustainable Development Coals


(SDGs) adalah pembangunan yang menjaga peningkatan Kesejahteraan ekonomi
masyarakat secara berkesinambungan, pembangunan yang menjaga keberlanjutan
kehidupan sosial masyarakat, pembangunan yang menjaga kualitas lingkungan
hidup serta pembangunan yang menjamin keadilan dan terlaksananya tata kelola
yang mampu menjaga peningkatan kualitas hidup dari satu generasi ke generasi
berikutnya. TPB/SDGs merupakan komitmen global dan nasional dalam upaya
untuk menyejahterakan masyarakat mencakup 17 tujuan yaitu: (1) Tanpa
Kemiskinan; (2) Tapa Kelaparan; (3) Kehidupan Sehat dan Sejahtera; (4)
Pendidikan Berkualitas; (5) Kesetaraan Gender; (6) Air Bersih dan Sanitasi Layak;
(7) Energi Bersih dan Terjangkau; (8) Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi;
(9) Industri, Inovasi dan Infrastruktur; (10) Berkurangnya Kesenjangan; (11) Kota
dan Permukiman yang Berkelanjutan; (12) Konsumsi dan Produksi yang
Bertanggung Jawab; (13) Penanganan Perubahan Iklim; (14) Ekosistem Lautan;
(15) Ekosistem Daratan; (16) Perdamaian, Keadilan dan Kelembagaan yang
Tangguh; dan (17) Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.

Dengan tujuan TPB/SDs ke-11 yaitu Kota dan Permukiman yang


Berkelanjutan adalah: (1) Penguatan system pembiayaan, serta sistem pemanfaatan
lahan dan penyediaan perumahan, dan Pengantar Pengetahuan Lingkungan
lingkungan yang mendukung (enabling environment) terkait kolaborasi dengan
pemerintah daerah, masyarakat, dan dunia usaha; (2) Pengelolaan limbah dan
pengurangan sampah; dan (3) Pengembangan infrastruktur tangguh bencana dan
penguatan infrastruktur vital, pengelolaan terpadu kawasan rawan bencana, serta
restorasi dan konservasi daerah aliran sungai

Rumusan Masalah

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) Sustainable Development Coals


(SDGs) adalah pembangunan yang menjaga peningkatan Kesejahteraan ekonomi
masyarakat secara berkesinambungan, pembangunan yang menjaga keberlanjutan
kehidupan sosial masyarakat, pembangunan yang menjaga kualitas lingkungan
hidup serta pembangunan yang menjamin keadilan dan terlaksananya tata kelola
yang mampu menjaga peningkatan kualitas hidup dari satu generasi ke generasi
berikutnya. SDGs merupakan komitmen global dan nasional dalam upaya untuk
menyejahterakan masyarakat. Maka dari itu perlunya analisis Pencapaian SDGs
S2030 Oleh Canada USA, Dan Jamaica: Pada point 11, 12, 13, dan 15.

Tujuan

Setelah uraian latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka dalam
penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pencapaian SDGs S2030 Oleh Canada
USA, Dan Jamaica: Pada point 11, 12, 13, dan 15.

Metodologi

Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode


kualitatif adalah penelitian untuk mendiskripsikan dan menganalsis tentang
fenomena, peristiwa, kepercayaan, sikap, dan aktivitas sosial secara individual
maupun kelompok. Metode kualitatif merupakan kumpulan metode untuk
menganalisis dan memahami lebih dalam mengenai makna beberapa individu
maupun kelompok dianggap sebagai masalah kemanusiaan atau masalah sosial

Penelitian kualitatif ini menggunakan metode penelitian eksplorasi,


eksplorasi merupakan jenis penelitian awal dari suatu penelitian yang sifatnya
sangat luas. Dalam penelitian eksplorasi menjadi sangat penting dikarenakan akan
menghasilkan landasan yang kuat bagi penelitian selanjutnya. Penelitian eksplorasi
merupakan tujuan untuk mendapatkan ide-ide mengenai permasalahan pokok
secara lebih terperinci maupun untuk mengembangkan hipotesis yang ada.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan peneltian kualitatif untuk dapat


memahami fenomena dalam konteks sosial secara alamiah yang menggambarkan
permasalahan sosial pada seseorang mengenai sudut pandang perilaku. Dalam
penelitian kualitatif peneliti menganalisis dan setelah itu melaporkan fenomena
dalam suatu hasil analisa dalam penelitian.

PEMBAHASAN DAN HASIL


Pembahasan
SUSTAINABLE CITIES AND COMMUNITIES REPORT (GOAL 11)
CANADA, US, JAMAICA;
Pada bulan September 2015, 193 negara anggota Majelis Umum
Perserikatan Bangsa-Bangsa, termasuk Canada, dengan suara bulat mengadopsi
resolusi “Mengubah dunia kita: Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan.”
Agenda 2030 berisi 17 tujuan aspirasional untuk mencapai pembangunan
berkelanjutan sosial, ekonomi, dan lingkungan di seluruh dunia. Tujuan
pembangunan berkelanjutan tersebut misalnya bertujuan untuk memberantas
kemiskinan global, mencapai kesetaraan gender, mendorong pertumbuhan
ekonomi, melindungi lingkungan, dan membangun institusi yang efektif, akuntabel,
dan transparan. Bisnis, bersama dengan Pemerintah di berbagai tingkatan, dan
organisasi masyarakat sipil serta warga secara kolektif terlibat dalam mengejar
tujuan ambisius untuk membuat kota lebih kompetitif, aman, hemat sumber daya,
tangguh, dan inklusif. Bidang-bidang utama yang dibutuhkan dalam mencapai
kemajuan Tujuan 11 adalah; 1) mengidentifikasi dan menyepakati cara yang paling
berkelanjutan untuk mencapai target - kegiatan apa yang harus dihentikan dan mana
yang dipercepat; 2) membangun kapasitas dan keterampilan yang sesuai di seluruh
kelompok pemangku kepentingan ini untuk menyampaikan; 3)
menarik/mengamankan keuangan, desain inovatif dan model pengiriman dan
proyek untuk infrastruktur kota terpadu – termasuk bangunan, energi, mobilitas,
telekomunikasi, air, sanitasi dan layanan pengelolaan limbah, dan; 4) memastikan
proses praktis untuk keterlibatan multi-stakeholder di semua tahap pembangunan
perkotaan yang membangun konsensus, inklusi, ketahanan dan keberlanjutan.
Bisnis dapat membantu kota menavigasi tantangan ini dan mengubah visi tingkat
tinggi menjadi rencana aksi yang praktis dan dapat diterapkan. Bisnis dapat
memainkan peran penting tidak hanya dalam menyediakan infrastruktur, teknologi,
layanan, dan solusi pembiayaan yang spesifik, tetapi juga dalam berkontribusi pada
strategi yang akan mendukung optimalisasi keseluruhan sistem perkotaan untuk
menciptakan kota yang inklusif, aman, berkelanjutan, dan tahan bencana. Kota-kota
yang berusaha mewujudkan tujuan keberlanjutan mereka dapat memperoleh
manfaat dari keterlibatan bisnis di awal proses perencanaan dan pengembangan
strategi, memanfaatkan kemampuan bisnis untuk mengidentifikasi solusi inovatif
dan hemat biaya untuk tantangan keberlanjutan perkotaan yang kompleks dan lintas
sektoral.
RESPONSIBLE CONSUMPTION AND PRODUCTION (GOAL 12)
CANADA, US, JAMAICA;
Perubahan sosial ekonomi dan demografi ini baik untuk kemakmuran individu
tetapi akan meningkatkan permintaan akan sumber daya alam yang sudah terbatas.
Masyarakat perlu menemukan cara yang adil dan merata untuk memenuhi
kebutuhan dan aspirasi individu dalam batas-batas ekologis planet ini. Praktik
berkelanjutan dalam fase produksi produk dan layanan tidak akan memberikan
respons yang memadai untuk memenuhi target pengurangan emisi berbasis sains,
kendala sumber daya alam, atau meningkatnya permintaan akan kebutuhan dasar
seperti makanan, air dan sanitasi, serta akses ke energi. Selain itu, permintaan bahan
kemungkinan akan melampaui peningkatan efisiensi dalam rantai pasokan serta
membanjiri layanan ekosistem yang sudah meluas. Pola konsumsi perlu dibuat
berkelanjutan, terutama gaya hidup di masyarakat industri, dan mengurangi jejak
ekologisnya untuk memungkinkan regenerasi sumber daya alam yang menjadi
sandaran kehidupan manusia dan keanekaragaman hayati.
Menerapkan Kerangka Program 10 Tahun tentang konsumsi dan produksi
berkelanjutan (10YFP), semua negara mengambil tindakan, dengan negara maju
memimpin, dengan mempertimbangkan perkembangan dan kemampuan negara
berkembang. Pada tahun 2030, mencapai pengelolaan berkelanjutan dan
penggunaan sumber daya alam secara efisien Pada tahun 2030, mengurangi separuh
limbah makanan global per kapita di tingkat ritel dan konsumen, dan mengurangi
kehilangan makanan di sepanjang rantai produksi dan pasokan termasuk kehilangan
pasca panen. Pada tahun 2020, mencapai pengelolaan bahan kimia dan semua
limbah yang ramah lingkungan sepanjang siklus hidupnya sesuai dengan kerangka
kerja internasional yang disepakati dan secara signifikan mengurangi pelepasannya
ke udara, air, dan tanah untuk meminimalkan dampak buruknya terhadap kesehatan
manusia dan lingkungan.
CLIMATE ACTION (GOAL 13) CANADA, US, JAMAICA;
Perubahan iklim disebabkan oleh emisi antropogenik CO2 dan gas rumah kaca
lainnya. Perubahan iklim berdampak pada sistem alam dan manusia secara global
melalui peningkatan suhu permukaan rata-rata global, peristiwa cuaca ekstrem,
perubahan pola curah hujan, kenaikan permukaan laut, dan pengasaman laut.
Risiko-risiko ini pada akhirnya akan berdampak pada mata pencaharian
masyarakat, terutama kelompok yang terpinggirkan seperti perempuan, anak-anak,
dan orang tua, karena sumber daya, makanan, dan air semakin langka. Efek tersebut
berdampak pada SDGs lainnya dan seringkali membuatnya lebih sulit untuk
dicapai. Untuk mencapai tujuan UNFCCC untuk membatasi kenaikan suhu global
jauh di bawah 2°C di atas tingkat pra-industri dan untuk mengejar upaya membatasi
kenaikan suhu hingga 1,5°C di atas tingkat pra-industri, dunia harus mengubah
energi, industri, transportasi , sistem pangan, pertanian, dan kehutanan untuk
memastikan bahwa emisi bersih kumulatif tidak melebihi satu triliun ton karbon
kumulatif, yang menyiratkan emisi nol bersih global pada paruh kedua abad ini.
Secara bersamaan dunia perlu mengantisipasi, beradaptasi dan menjadi tangguh
terhadap dampak perubahan iklim saat ini dan yang diharapkan di masa depan.
Perusahaan dapat berkontribusi pada SDG ini dengan mendekarbonisasi operasi
dan rantai pasokan mereka melalui peningkatan efisiensi energi secara terus-
menerus, mengurangi jejak karbon dari produk, layanan, dan proses mereka, dan
menetapkan target pengurangan emisi yang ambisius sesuai dengan ilmu iklim,
serta meningkatkan investasi dalam pengembangan produk dan layanan rendah
karbon yang inovatif. Selain itu, perusahaan harus membangun ketahanan dalam
operasi, rantai pasokan, dan komunitas tempat mereka beroperasi.
Memperkuat ketahanan dan kapasitas adaptif terhadap bahaya terkait iklim dan
bencana alam di semua negara. Mengintegrasikan langkah-langkah perubahan
iklim ke dalam kebijakan, strategi, dan perencanaan nasional. Meningkatkan
pendidikan, peningkatan kesadaran dan kapasitas manusia dan kelembagaan
tentang mitigasi, adaptasi, pengurangan dampak, dan perubahan iklim peringatan
dini. Melaksanakan komitmen yang dilakukan oleh negara maju Pihak UNFCCC
untuk tujuan memobilisasi bersama USD100 miliar per tahun pada tahun 2020 dari
semua sumber untuk mengatasi kebutuhan negara berkembang dalam konteks
tindakan mitigasi yang berarti dan transparansi implementasi dan sepenuhnya
mengoperasionalkan Dana Iklim Hijau melalui kapitalisasinya sesegera mungkin.
Mempromosikan mekanisme untuk meningkatkan kapasitas untuk perencanaan dan
pengelolaan terkait perubahan iklim yang efektif, di LDC, termasuk berfokus pada
perempuan, pemuda, masyarakat lokal dan terpinggirkan.
LIFE ON LAND (GOAL 15) CANADA, US, JAMAICA;
Perusahaan mempengaruhi ekosistem karena mereka bergantung pada layanan
pasokan (misalnya air tawar, serat, makanan) dan jasa pengaturan (misalnya
pengaturan iklim, pengendalian banjir, pemurnian air) yang disediakan oleh
ekosistem 60% dari jasa ekosistem dunia telah terdegradasi selama 50 tahun
terakhir dan kita terus mendevaluasi sumber daya alam kita pada tingkat yang
mengkhawatirkan. Perkiraan menunjukkan bahwa 2-5 triliun USD jasa ekosistem
hilang setiap tahun dari deforestasi saja. Sementara banyak dari dampaknya
dirasakan secara lokal terlebih dahulu, konsekuensi jangka panjangnya bersifat
global dan skalanya sangat relevan dengan bisnis, menghadirkan risiko dan
peluang.
Untuk menjaga integritas dan vitalitas sumber daya alam saat ini dan untuk
generasi mendatang dan untuk memastikan pertumbuhan dan kemakmuran sosial-
ekonomi jangka panjang, pengelolaan lahan yang berkelanjutan adalah kuncinya.
Bisnis dapat secara langsung berkontribusi pada SDG ini dengan mengukur,
mengelola, dan mengurangi dampak dan ketergantungannya pada lahan dan
ekosistem. Perusahaan dapat menerapkan strategi untuk mempromosikan
penggunaan lahan yang berkelanjutan, pengelolaan hutan yang bertanggung jawab,
dan pemeliharaan lingkungan. Untuk mengamankan pasokan sumber daya alam
dan bahan baku di masa depan, perusahaan juga harus meningkatkan upaya
pemulihan lahan terdegradasi. Dengan meningkatkan penelitian dan pengembangan
dalam inovasi, berinvestasi dalam infrastruktur alam dan menerapkan kebijakan
pengadaan yang bertanggung jawab, perusahaan memainkan peran integral dalam
melestarikan dan memulihkan ekosistem vital, mempromosikan penggunaan lahan
dan hutan yang berkelanjutan, sambil mempertahankan kepercayaan konsumen
dalam penawaran produk mereka. 1 Pada tahun 2020, memastikan konservasi,
restorasi, dan pemanfaatan berkelanjutan ekosistem daratan dan air tawar serta
jasanya, khususnya hutan, lahan basah, pegunungan dan lahan kering, sejalan
dengan kewajiban berdasarkan perjanjian internasional Pada tahun 2020,
mempromosikan penerapan pengelolaan berkelanjutan untuk semua jenis hutan,
menghentikan deforestasi, memulihkan hutan yang terdegradasi, dan meningkatkan
aforestasi dan reboisasi sebesar x% secara global. Pada tahun 2020, memerangi
penggurunan, dan memulihkan lahan dan tanah yang terdegradasi, termasuk lahan
yang terkena penggurunan, kekeringan dan banjir, dan berusaha untuk mencapai
dunia yang netral terhadap degradasi lahan.
PENUTUP
Sustainable Development Goals (SDGs) adalah salah satu agenda yang telah
disusun oleh United Nations Development Programme (UNDP) lewat sidang
umum Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dalam upaya untuk memberantas
kemiskinan, melindungi bumi serta memastikan semua orang menikmati
perdamaian dan kesejahteraan. SDGs pertama kali diperkenalkan tahun 2012 pada
Konferensi PBB dalam pembangunan di Rio de Janerio. Poin 11, Pada tahun 2030,
memastikan akses bagi semua orang ke perumahan dan layanan dasar yang
memadai, aman dan terjangkau, dan meningkatkan daerah kumuh. Poin 12,
Menerapkan Kerangka Program 10 Tahun tentang konsumsi dan produksi
berkelanjutan (10YFP). Poin 13, Memperkuat ketahanan dan kapasitas adaptif
terhadap bahaya terkait iklim dan bencana alam di semua negara. Poin 15, Pada
tahun 2020, memerangi penggurunan, dan memulihkan lahan dan tanah yang
terdegradasi, termasuk lahan yang terkena penggurunan, kekeringan dan banjir, dan
berusaha untuk mencapai dunia yang netral terhadap degradasi lahan.
Daftar Pustaka
Aryanta, I. W.R. (2014) 'Pengaruh pencemaran lingkungan terhadap kesehatan
masyarakat', in Seminar Nasional Prodi Biologi F.MIPA UNHI, pp. 224-
231.
Awomeso, J., Taiwo, A., Gbadebo, A. & Arimoro , A., (2010). Waste Disposal and
Pollution Management in Urban Areas: A Workable Remedy for the
Environment in Developing Countries. American Journal of Environmental
Sciences, 6(1), pp. 26-32.

Azheri, B. (2016) Prinsip pengelolaan mineral dan batu bara: kajian filosofis
terhadap undang-undang nomor 4 tahun 2009. Jakarta: Rajawali Pers.
Bapelkes Cikarang (2019) Modul Pelatihan : Pengelolaan Air Bersih di Daerah
Tanggap Darurat.
Barrow, CJ. (2002). Environmental Management: Principles and practice.
Barrow, CJ., (2006). Environmental management for sustainable development,2nd
ed. ed, Routledge introductions to environment. Routledge, London ; New
York.
Bell, M. L. and Samet, J. (2016) *Air Pollution', in Environmental Health from
Global to Local
Berg, P. R., Horrigan, L. and Neff, R. (2016) 'Food -', in Environmental Health from
Global to Local.

Anda mungkin juga menyukai