investment had no effect while economic growth and wage rates had an effect on
the unemployment rate in Bogor Regency. Partially, investment does not affect the
unemployment rate in Bogor Regency with a coefficient value of -0.0992 while
economic growth and wage rates affect the unemployment rate in Bogor Regency
with coefficient values of -0.0009 and +0.0007. That is, when investment
increases, the unemployment rate in Bogor Regency decreases by 0.0992 percent.
When economic growth increased, the unemployment rate in Bogor Regency
decreased by 0.0009 percent. Meanwhile, the wage rate affects the unemployment
rate in Bogor Regency with a coefficient value of +0.0007. That is, the increase in
the wage rate in Bogor Regency will increase the unemployment rate by 0.0007
percent.
Keywords: investment, economic growth, wage rate, unemployment rate
Pendahuluan
Tingkat pengangguran menjadi permasalahan krusial bagi sebuah negara,
terutama di Indonesia. Tingginya tingkat pengangguran ini tidak hanya
berdampak buruk bagi perekonomian negara yang bersangkutan saja, tetapi
tingkat pengangguran juga berdampak buruk terhadap perekonomian individu
seperti kehilangan mata pencaharian1. Tingkat pengangguran merupakan
permasalahan yang terjadi diberbagai daerah di Indonesia salah satunya adalah
Jawa Barat yang saat ini menjadi provinsi dengan tingkat pengangguran tertinggi
peringkat tiga di Indonesia berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS).
Gambar 1. Perbandingan Tingkat Pengangguran Provinsi Jawa Barat 2019-2020
10.64
10.46
8.11
8.04
6.54
1
H.M. Muhdar, “Potret Ketenagakerjaan, Pengangguran, Dan Kemiskinan Di Indonesia : Masalah
Dan Solusi,” Jurnal Al- Buhuts 11, no. 1 (2015): 42–66.
3
2
Farid Alghofari, “Analisis Tingkat Pengangguran Di Indonesia Tahun 1980-2007,” Skripsi (2010):
1–77.
4
Jawa Barat yaitu 14,29% pada tahun 2020 mengingat Kabupaten Bogor menjadi
salah satu daerah yang menerima aliran investasi yang cukup tinggi dan terus
meningkat tiap tahunnnya seperti yang ditujukan pada tabel berikut ini.
Tabel 2. Data Perkembangan Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)
di Kabupaten Bogor Tahun 2011-2020
Tahun Investasi (Rupiah)
2011 258.515,7
2012 954.783,1
2013 1.030.416,1
2014 1.754.293,3
2015 6.828.371,2
2016 2.706.514,6
2017 2.137.296,2
2018 3.733.241,0
2019 4.414.689,2
2020 6.300.894,4
Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal 2021
Peningkatan aliran investasi yang ditunjukkan pada Tabel 2 mengartikan
adanya peningkatan pendirian usaha yang dapat memperluas lapangan pekerjaan
yang seharusnya mampu mengurangi tingkat pengangguran. Hubungan antara
investasi dengan pengangguran dapat dilihat berdasarkan teori Harrod Domar, ia
berpendapat bahwa investasi tidak hanya menciptakan permintaan tetapi juga
memperbesar kapasitas produksi. Artinya, semakin besar kapasitas produksi akan
membutuhkan tenaga kerja yang semakin besar pula, dengan asumsi “full
employment” 3.
Tabel 3. Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Bogor Atas
Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011-2020
Tahun PDRB (Rupiah)
2011 19.944.167,90
2012 21.203.569,60
2013 22.484.667,50
2014 23.835.310,80
2015 25.295.564,80
2016 27.002.251,51
2017 28.654.970,95
2018 30.413.574,60
2019 32.253.509,50
3
Wahyu Aditama Putra, “Pengaruh Inflasi Dan Investasi Terhadap Pengangguran Di Provinsi Jawa
Timur Tahun 1992-2011,” Jurnal Ilmu Ekonomi Terapan 3, no. 1 (2018): 1–28.
5
2020 32.083.513,00
Sumber: Badan Pusat Statistik 2021
Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa data PDRB Kabupaten Bogor
terjadi peningkatan pertumbuhan dari tahun 2011-2019 namun, pada tahun 2020
PDRB mengalami penurunan yang disebabkan terjadinya pandemi Covid-19.
Tingkat pengangguran terjadi karena adanya angkatan kerja yang tinggi, jika hal
tersebut tidak diimbangi dengan laju kesempatan kerja maka tingkat
pengangguran akan semakin bertambah. Hal tersebut berhubungan dengan laju
pertumbuhan ekonomi (PDRB), karena laju pertumbuhan mengindikasikan
keadaan perekonomian pada suatu daerah. Semakin tinggi perekonomian pada
suatu daerah maka akan mendorong kondisi perusahaan yang beroperasi sehingga
aktivitas perusahaan akan meningkat dan kesempatan kerja juga akan meningkat 4.
Tabel 4. Data Gaji Upah Minimum Regional (UMR) Kabupaten Bogor Tahun
2011-2020
Tahun Tingkat Upah (Juta)
2011 1.056.914
2012 1269.320
2013 2.002.000
2014 2.242.240
2015 2.590.000
2016 2.960.325
2017 3.204.551
2018 3.483.667
2019 3.763.405
2020 4.083.670
Sumber : Badan Pusat Statistik (2021)
Upah juga merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap tingkat
pengangguran suatu daerah, karena rendahnya tingkat upah dapat pula menjadi
masalah ketenagakerjaan di Kabupaten Bogor. Penetapan tingkat upah merupakan
kewenangan dari pemerintah yang berpengaruh terhadap besarnya tingkat
pengangguran di suatu daerah. Semakin tinggi tingkat upah yang ditetapkan oleh
pemerintah, maka akan menyebabkan semakin sedikit pula jumlah tenaga kerja
yang bekerja5. Penentuan tingkat upah dipengaruhi oleh kondisi perekonomian
suatu daerah yang memacu terhadap pertumbuhan ekonomi daerah tersebut.
Artinya, semakin baik kondisi perekonomian suatu daerah, maka semakin
meningkat pula pertumbuhan ekonomi daerah tersebut sehingga penentuan tingkat
4
Rizka Febiana Putri, “Analisis Inflasi, Pertumbuhan Ekonomi Dan Upah Terhadap Pengangguran
Terdidik Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2013,” Skripsi (2015): 1–88.
5
Alghofari, “Analisis Tingkat Pengangguran Di Indonesia Tahun 1980-2007.”
6
upah juga semakin meningkat 6. Menurut Kaufman dan Hotckiss serta Hukum
Okun, terdapat dua indikator yang mempengaruhi pengangguran yaitu
pertumbuhan ekonomi dan tingkat upah. Berdasarkan hal ini maka penelitian ini
juga berupaya mengidentifikasi pengaruh kedua indikator tersebut terhadap
tingkat pengangguran di Kabupaten Bogor.
Topik yang dipilih dalam penelitian ini menekankan pada Kabupaten
Bogor, hal ini karena Kabupaten Bogor menjadi daerah penyumbang angka
terbesar dari tingginya tingkat pengangguran di Jawa Barat. Jika melihat literatur
penelitian-penelitian sebelumnya terkait pengaruh tingkat pengangguran, banyak
penelitian membahas inflasi, jumlah penduduk, dan jumlah angkatan kerja.
Penelitian yang seperti ini diantaranya telah dilakukan oleh Fauzhiah (2019) 7
mengenai Pengaruh Inflasi, Angkatan Kerja, dan Jumlah Penyerapan Tenaga
Kerja terhadap Pengangguran Terbuka dan penelitian yang dilakukan oleh
Suaidah dan Cahyono (2013)8 mengenai Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap
Tingkat Pengangguran di Kabupaten Jombang. Dari hasil penelusuran literatur ini,
kajian tingkat pengangguran di hubungkan dengan tingkat investasi, pertumbuhan
ekonomi dan tingkat upah di Kabupaten Bogor periode 2011-2020 belum ada
dalam penelitian sebelumnya. Selain itu, menariknya meskipun Kabupaten Bogor
memiliki tingkat investasi, pertumbuhan ekonomi, dan tingkat upah yang
meningkat dari tahun ke tahun, namun menjadi penyumbang tingkat
pengangguran tertinggi di Jawa Barat. Hal ini yang menyebabkan perlunya
penelitian yang mendalam terhadap penyebab tingginya tingkat pengangguran di
Kabupaten Bogor.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah metode analisis kuantitatif dan data yang
digunakan adalah data sekunder berupa data time series dalam kurun waktu 10
tahun yang akan diolah dan dianalisis melalui metode analisis regresi linier
berganda. Objek di dalam penelitian ini adalah penanaman modal dalam negeri
(investasi), pertumbuhan ekonomi (PDRB), tingkat upah (UMR), terhadap tingkat
pengangguran di Kabupaten Bogor dari tahun 2011-2020. Alasan peneliti
menggunakan metode ini yaitu untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel
bebas (independent) terhadap variabel terikat (dependent), baik secara langsung
maupun tidak langsung. Kemudian alasan rentang waktu yang digunakan yakni
2011-2020 dikarenakan pada tahun tersebut ketiga indikator (investasi,
pertumbuhan ekonomi dan tingkat upah) yang digunakan mengalami kenaikan
6
Murniati, D Kaluge, and Yolan Ardian, “Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Dan Tingkat Upah
Terhadap Tingkat Pengangguran Melalui Jumlah Investasi Di Provinsi Jambi,” Jurnal Maneksi 7,
no. 2 (2018): 86–93.
7
Siti Fauzhiah, “Pengaruh Inflasi, Angkatan Kerja, Dan Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja Terhadap
Pengangguran Terbuka Di Indonesia Periode Tahun 2014-2018,” Skripsi (2019): 87–108.
8
Imarotus Suaidah and Hendry Cahyono, “Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Tingkat
Pengangguran Di Kabupaten Jombang” (2013): 1–17.
7
Nilai prob. t hitung dari investasi sebesar 0.0992 artinya nilai tersebut lebih besar
dari tingkat signifikansi α 0,05 sehingga variabel tersebut dapat dikatakan tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel tingkat pengangguran pada alpha
5%.
Nilai investasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat
pengangguran di Kabupaten Bogor Tahun 2011-2020 dengan besarnya koefisien -
9,093832. Koefesien regresi investasi bernilai negatif artinya pada saat investasi
naik maka tingkat pengangguran akan mengalami penurunan. Begitu pula pada
saat persentase investasi turun maka persentase tingkat pengangguran mengalami
kenaikan. Kenaikan nilai investasi sebesar 1%, akan menurunkan tingkat
pengangguran sebesar 9,093832%. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Fathi, K.A. (2021)9 bahwa investasi berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap tingkat pengangguran di Jawa Barat. hal ini karena realisasi
investasi sebagian besar berkembang di wilayah yang dekat dengan kawasan ibu
kota dan juga di kawasan ibu kota provinsi, sehingga kawasan lain tidak terlibat
secara langsung dalam penurunan tingkat pengangguran.
Hal ini terbukti bahwa industri-industri di Jawa Barat lebih menggunakan
mesin atau padat modal daripada mempekerjakan manusia (tenaga kerja) salah
satunya yaitu industri yang ada di Kabupaten Bogor. Sedangkan industri padat
karya beralih ke Jawa Tengah dan Jawa Timur karena memiliki tingkat upah
buruh yang rendah (Media Indonesia, 2020). Besar kecilnya investasi yang terjadi
di masyarakat akan sangat mempengaruhi besar kecilnya kesempatan kerja yang
tercipta dalam masyarakat tersebut. Adanya investasi akan meningkatkan kegiatan
produksi sehingga akan membuka kesempatan kerja baru. Adanya kesempatan
kerja baru akan menyebabkan berkurangnya jumlah pengangguran. Jadi, antara
investasi dan pengangguran terdapat hubungan negatif. Ini berarti jika tingkat
investasi naik maka tingkat pengangguran akan turun. Tapi apabila investasi
turun, maka tingkat pengangguran akan meningkat. Namun apabila investasi yang
ditanamkan bersifat padat modal, maka kenaikan investasi tidak berpengaruh
terhadap pasar tenaga kerja10.
2) Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Tingkat pengangguran
Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan nilai
pertumbuhan ekonomi (PDRB) mempengaruhi tingkat pengangguran. Nilai prob.
t hitung dari PDRB sebesar 0.0009 artinya nilai tersebut lebih kecil dari tingkat
signifikansi α 0,05 sehingga variabel tersebut dapat dikatakan berpengaruh negatif
secara signifikan terhadap variabel tingkat pengangguran pada alpha 5%.
9
Kalasha Anajma Fathi, “Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi, Investasi PMDN, Upah
Minimum, Dan Kualitas SDM Terhadap Pengangguran Terbuka Pada Enam Provinsi Di Pulau Jawa
Tahun 2005-2019,” Jurnal Ilmiah (2021): 1–25.
10
Ni Putu Sucitrawati and Sudarsana Arka, “Pengaruh Inflasi, Investasi, Dan Tingkat Upah
Terhadap Tingkat Pengangguran Di Bali” (2011): 51–62.
11
11
Indra Suhendra and Bayu Hadi Wicaksono, “Tingkat Pendidikan, Upah, Inflasi, Dan
Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Pengangguran Di Indonesia,” Jurnal Ekonomi-Qu 6, no. 1
(2016): 1–17.
12
Indra Oloan Nainggolan, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada
Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara,” Tesis (2009): 1–100.
13
Ari Zuliadi, “Analisis Pengaruh Upah Minimum Terhadap Tingkat Pengangguran Di Kabupaten
Aceh Barat,” Skripsi (2016): 1–50.
12
14
Isnayanti and Arnah Ritonga, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat
Pengangguran Di Provinsi Sumatera Utara Tahun 1978-2014 Dengan Metode Ordinary Least
Square,” Karismatika 3, no. 2 (2017): 180–197.
13
(2009): 1–100.
Putra, Wahyu Aditama. “Pengaruh Inflasi Dan Investasi Terhadap Pengangguran
Di Provinsi Jawa Timur Tahun 1992-2011.” Jurnal Ilmu Ekonomi Terapan 3,
no. 1 (2018): 1–28.
Putri, Rizka Febiana. “Analisis Inflasi, Pertumbuhan Ekonomi Dan Upah
Terhadap Pengangguran Terdidik Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-
2013.” Skripsi (2015): 1–88.
Suaidah, Imarotus, and Hendry Cahyono. “Pengaruh Tingkat Pendidikan
Terhadap Tingkat Pengangguran Di Kabupaten Jombang” (2013): 1–17.
Sucitrawati, Ni Putu, and Sudarsana Arka. “Pengaruh Inflasi, Investasi, Dan
Tingkat Upah Terhadap Tingkat Pengangguran Di Bali” (2011): 51–62.
Suhendra, Indra, and Bayu Hadi Wicaksono. “Tingkat Pendidikan, Upah, Inflasi,
Dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Pengangguran Di Indonesia.” Jurnal
Ekonomi-Qu 6, no. 1 (2016): 1–17.
Zuliadi, Ari. “Analisis Pengaruh Upah Minimum Terhadap Tingkat Pengangguran
Di Kabupaten Aceh Barat.” Skripsi (2016): 1–50.
Badan Pusat Statistik (BPS). PDRB Kabupaten Bogor Atas Dasar Harga Konstan
2010 Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah), 2010-2020, website,
https://bogorkab.bps.go.id/statictable/2017/07/05/16/pdrb-kabupaten-bogor-
atas-dasar-harga-konstan-2010-menurut-lapangan-usaha-juta-rupiah-2010-
2020.html
Media Indonesia. 2020. Investasi di Jawa Barat tidak Signifikan Serap Tenaga
Kerja, website, https://mediaindonesia.com/nusantara/294487/investasi-di-
jawa-barat-tak-ssignifikan-serap-tenaga-kerja.html
Susenas. 2021. Susenas: Kasus pencurian di Kabupaten Bogor tertinggi di
Indonesia. Lokadata, website, https://lokadata.id/artikel/susenas-pencurian-
di-kabupaten-bogor-tertinggi-di-indonesia
Sumber buku :
Nachrowi, D. & Usman, H. 2006. Pendekatan Populer dan Praktis: Ekonometrika
untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Jakarta: Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
16
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-AI.
Tempat, Tanggal-Bulan-Tahun
Ketua/Anggota Tim
Kota, Tanggal-Bulan-Tahun
Dosen Pendamping
Kota, Tanggal-Bulan-Tahun
Yang Menyatakan,
(Nama Lengkap)
NIM
21
Kota, Tanggal-Bulan-Tahun
Yang Membuat Pernyataan,
(Nama Lengkap)
NIM
22
pustaka
Total 100
Keterangan:
Nilai = Bobot x Skor; Skor (1=Buruk; 2=Sangat kurang; 3=Kurang; 5=Cukup;
6=Baik; 7=Sangat baik);
Komentar: ..........................................................................
Kota, Tanggal-Bulan-Tahun
Penilai,
Tanda tangan
(Nama Lengkap)