Anda di halaman 1dari 23

1

PENERAPAN METODE REGRESI LINIER DALAM MENGANALISIS


TINGKAT PENGANGGURAN DI KABUPATEN BOGOR TAHUN 2011-
2020
Stella Clarissa Nurjaman1, Mutia Azzahra2, Rizka Nurul Aulia3*
1
Universitas Islam Bandung, Indonesia
2
Universitas Islam Bandung, Indonesia
3
Universitas Islam Bandung, Indonesia
stellacnz7@gmail.com
Abstrak
Kabupaten Bogor merupakan daerah yang memiliki tingkat pengangguran
terbesar di Provinsi Jawa Barat, yakni sebanyak 390.731 jiwa atau sebesar 14,29%
pada tahun 2020. Investasi, pertumbuhan ekonomi, dan tingkat upah merupakan
indikator yang dapat mempengaruhi tingkat pengangguran. Berdasarkan hal
tersebut maka penelitian ini berupaya mengidentifikasi pengaruh ketiga indikator
tersebut terhadap tingkat pengangguran di Kabupaten Bogor. Untuk menjawab
pertanyaan tersebut, maka penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan
pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa investasi tidak
berpengaruh sedangkan pertumbuhan ekonomi dan tingkat upah berpengaruh
terhadap tingkat pengangguran di Kabupaten Bogor. Secara parsial, investasi
tidak mempengaruhi tingkat pengangguran di Kabupaten Bogor dengan nilai
koefisien -0.0992 sedangkan pertumbuhan ekonomi dan tingkat upah
mempengaruhi tingkat pengangguran di Kabupaten Bogor dengan masing-masing
nilai koefisien -0.0009 dan +0.0007. Artinya, ketika investasi mengalami
kenaikan, tingkat pengangguran di Kabupaten Bogor mengalami penurunan
sebesar 0.0992 persen. Ketika pertumbuhan ekonomi mengalami kenaikan,
tingkat pengangguran di Kabupaten Bogor mengalami penurunan sebesar 0.0009
persen. Sementara itu, tingkat upah mempengaruhi tingkat pengangguran di
Kabupaten Bogor dengan nilai koefisien +0.0007. Artinya, kenaikan tingkat upah
di Kabupaten Bogor akan meningkatkan tingkat pengangguran sebesar 0.0007
persen.
Kata kunci: investasi, pertumbuhan ekonomi, tingkat upah, tingkat pengangguran
Abstract
Bogor Regency is the area that has the largest unemployment rate in West
Java Province, which is 390,731 people or 14.29% in 2020. Investment, economic
growth, and wage rates are indicators that can affect the unemployment rate.
Based on this, this study seeks to identify the influence of these three indicators on
the unemployment rate in Bogor Regency. To answer this question, the study used
descriptive methods with quantitative approaches. The results showed that
2

investment had no effect while economic growth and wage rates had an effect on
the unemployment rate in Bogor Regency. Partially, investment does not affect the
unemployment rate in Bogor Regency with a coefficient value of -0.0992 while
economic growth and wage rates affect the unemployment rate in Bogor Regency
with coefficient values of -0.0009 and +0.0007. That is, when investment
increases, the unemployment rate in Bogor Regency decreases by 0.0992 percent.
When economic growth increased, the unemployment rate in Bogor Regency
decreased by 0.0009 percent. Meanwhile, the wage rate affects the unemployment
rate in Bogor Regency with a coefficient value of +0.0007. That is, the increase in
the wage rate in Bogor Regency will increase the unemployment rate by 0.0007
percent.
Keywords: investment, economic growth, wage rate, unemployment rate
Pendahuluan
Tingkat pengangguran menjadi permasalahan krusial bagi sebuah negara,
terutama di Indonesia. Tingginya tingkat pengangguran ini tidak hanya
berdampak buruk bagi perekonomian negara yang bersangkutan saja, tetapi
tingkat pengangguran juga berdampak buruk terhadap perekonomian individu
seperti kehilangan mata pencaharian1. Tingkat pengangguran merupakan
permasalahan yang terjadi diberbagai daerah di Indonesia salah satunya adalah
Jawa Barat yang saat ini menjadi provinsi dengan tingkat pengangguran tertinggi
peringkat tiga di Indonesia berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS).
Gambar 1. Perbandingan Tingkat Pengangguran Provinsi Jawa Barat 2019-2020

Agustus 2019 Agustus 2020


10.95

10.64

10.46
8.11

8.04
6.54

DKI Jakarta Banten Jawa Barat


Agustus 2019 6.54 8.11 8.04
Agustus 2020 10.95 10.64 10.46

Sumber: Badan Pusat Statistik 2021


Berdasarkan Gambar 1 menunjukkan bahwa pada tahun 2019-2020 Jawa
Barat menempati urutan ketiga tingkat pengangguran terbesar di Indonesia.
Penyumbang angka terbesar dari tingginya tingkat pengangguran di Jawa Barat

1
H.M. Muhdar, “Potret Ketenagakerjaan, Pengangguran, Dan Kemiskinan Di Indonesia : Masalah
Dan Solusi,” Jurnal Al- Buhuts 11, no. 1 (2015): 42–66.
3

adalah Kabupaten Bogor. Kabupaten Bogor menyumbang angka tingkat


pengangguran sebesar 14,29% pada tahun 2020. Pada tahun 2019 tingkat
pengangguran Kabupaten Bogor sebesar 9,06% dan pada tahun 2020 sebesar
14,29%. Artinya tingkat pengangguran Kabupaten Bogor naik sebesar 5,23% pada
tahun 2020.
Masalah pengangguran telah memberikan efek domino dengan
memunculkan masalah baru terutama terhadap aspek ekonomi dan sosial di
Kabupaten Bogor. Oleh karena itu, pengangguran merupakan masalah yang
sangat serius dan sangat mempengaruhi kondisi suatu daerah karena jumlah
pengangguran merupakan indikator majunya perekonomian suatu daerah yang
dapat menunjukkan tingkat distribusi pendapatan yang merata atau tidak di daerah
tersebut2. Masalah pada aspek sosial yang ditimbulkan akibat tingginya tingkat
pengangguran di Kabupaten Bogor, yaitu naiknya tingkat kriminalitas berupa
kasus pencurian tertinggi se-Jawa-Bali. Diketahui bahwa untuk area Jawa-Bali,
Kabupaten Bogor terindikasi kasus pencurian terbanyak. Jika dirasiokan ada 14
kasus per 1.000 penduduk sepanjang 2019. Pertumbuhan kasus pencurian di
Kabupaten Bogor juga yang tertinggi di kawasan Jawa-Bali. Kasus pencurian di
Kabupaten Bogor naik lebih dari tiga kali lipat selama kurun 2016-2020 (Susenas,
2021). Selain berdampak pada aspek sosial, Pengangangguran di Kabupaten
Bogor juga berdampak pada aspek ekonomi dilihat dari adanya kenaikan
kemiskinan menjadi 6,68% pada 2020 dari 5,77% pada 2019 atau sebanyak
63.970 penduduk miskin pada 2019 menjadi 75.040 penduduk miskin (Badan
Pusat Statistik, 2021).
Tabel 1. Data Tingkat pengangguran di Kabupaten Bogor Tahun 2011-2020
Tahun Jumlah Pengangguran (Orang)
2011 222.638
2012 198.949
2013 182.128
2014 177.222
2015 172.255
2016 224.561
2017 248.368
2018 254.590
2019 253.014
2020 390.731
Sumber: Badan Pusat Statistik 2021
Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa data Badan Pusat Statistik
(BPS) tingkat pengangguran di Kabupaten Bogor memiliki persentase terbesar di

2
Farid Alghofari, “Analisis Tingkat Pengangguran Di Indonesia Tahun 1980-2007,” Skripsi (2010):
1–77.
4

Jawa Barat yaitu 14,29% pada tahun 2020 mengingat Kabupaten Bogor menjadi
salah satu daerah yang menerima aliran investasi yang cukup tinggi dan terus
meningkat tiap tahunnnya seperti yang ditujukan pada tabel berikut ini.
Tabel 2. Data Perkembangan Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)
di Kabupaten Bogor Tahun 2011-2020
Tahun Investasi (Rupiah)
2011 258.515,7
2012 954.783,1
2013 1.030.416,1
2014 1.754.293,3
2015 6.828.371,2
2016 2.706.514,6
2017 2.137.296,2
2018 3.733.241,0
2019 4.414.689,2
2020 6.300.894,4
Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal 2021
Peningkatan aliran investasi yang ditunjukkan pada Tabel 2 mengartikan
adanya peningkatan pendirian usaha yang dapat memperluas lapangan pekerjaan
yang seharusnya mampu mengurangi tingkat pengangguran. Hubungan antara
investasi dengan pengangguran dapat dilihat berdasarkan teori Harrod Domar, ia
berpendapat bahwa investasi tidak hanya menciptakan permintaan tetapi juga
memperbesar kapasitas produksi. Artinya, semakin besar kapasitas produksi akan
membutuhkan tenaga kerja yang semakin besar pula, dengan asumsi “full
employment” 3.
Tabel 3. Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Bogor Atas
Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011-2020
Tahun PDRB (Rupiah)
2011 19.944.167,90
2012 21.203.569,60
2013 22.484.667,50
2014 23.835.310,80
2015 25.295.564,80
2016 27.002.251,51
2017 28.654.970,95
2018 30.413.574,60
2019 32.253.509,50

3
Wahyu Aditama Putra, “Pengaruh Inflasi Dan Investasi Terhadap Pengangguran Di Provinsi Jawa
Timur Tahun 1992-2011,” Jurnal Ilmu Ekonomi Terapan 3, no. 1 (2018): 1–28.
5

2020 32.083.513,00
Sumber: Badan Pusat Statistik 2021
Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa data PDRB Kabupaten Bogor
terjadi peningkatan pertumbuhan dari tahun 2011-2019 namun, pada tahun 2020
PDRB mengalami penurunan yang disebabkan terjadinya pandemi Covid-19.
Tingkat pengangguran terjadi karena adanya angkatan kerja yang tinggi, jika hal
tersebut tidak diimbangi dengan laju kesempatan kerja maka tingkat
pengangguran akan semakin bertambah. Hal tersebut berhubungan dengan laju
pertumbuhan ekonomi (PDRB), karena laju pertumbuhan mengindikasikan
keadaan perekonomian pada suatu daerah. Semakin tinggi perekonomian pada
suatu daerah maka akan mendorong kondisi perusahaan yang beroperasi sehingga
aktivitas perusahaan akan meningkat dan kesempatan kerja juga akan meningkat 4.
Tabel 4. Data Gaji Upah Minimum Regional (UMR) Kabupaten Bogor Tahun
2011-2020
Tahun Tingkat Upah (Juta)
2011 1.056.914
2012 1269.320
2013 2.002.000
2014 2.242.240
2015 2.590.000
2016 2.960.325
2017 3.204.551
2018 3.483.667
2019 3.763.405
2020 4.083.670
Sumber : Badan Pusat Statistik (2021)
Upah juga merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap tingkat
pengangguran suatu daerah, karena rendahnya tingkat upah dapat pula menjadi
masalah ketenagakerjaan di Kabupaten Bogor. Penetapan tingkat upah merupakan
kewenangan dari pemerintah yang berpengaruh terhadap besarnya tingkat
pengangguran di suatu daerah. Semakin tinggi tingkat upah yang ditetapkan oleh
pemerintah, maka akan menyebabkan semakin sedikit pula jumlah tenaga kerja
yang bekerja5. Penentuan tingkat upah dipengaruhi oleh kondisi perekonomian
suatu daerah yang memacu terhadap pertumbuhan ekonomi daerah tersebut.
Artinya, semakin baik kondisi perekonomian suatu daerah, maka semakin
meningkat pula pertumbuhan ekonomi daerah tersebut sehingga penentuan tingkat

4
Rizka Febiana Putri, “Analisis Inflasi, Pertumbuhan Ekonomi Dan Upah Terhadap Pengangguran
Terdidik Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2013,” Skripsi (2015): 1–88.
5
Alghofari, “Analisis Tingkat Pengangguran Di Indonesia Tahun 1980-2007.”
6

upah juga semakin meningkat 6. Menurut Kaufman dan Hotckiss serta Hukum
Okun, terdapat dua indikator yang mempengaruhi pengangguran yaitu
pertumbuhan ekonomi dan tingkat upah. Berdasarkan hal ini maka penelitian ini
juga berupaya mengidentifikasi pengaruh kedua indikator tersebut terhadap
tingkat pengangguran di Kabupaten Bogor.
Topik yang dipilih dalam penelitian ini menekankan pada Kabupaten
Bogor, hal ini karena Kabupaten Bogor menjadi daerah penyumbang angka
terbesar dari tingginya tingkat pengangguran di Jawa Barat. Jika melihat literatur
penelitian-penelitian sebelumnya terkait pengaruh tingkat pengangguran, banyak
penelitian membahas inflasi, jumlah penduduk, dan jumlah angkatan kerja.
Penelitian yang seperti ini diantaranya telah dilakukan oleh Fauzhiah (2019) 7
mengenai Pengaruh Inflasi, Angkatan Kerja, dan Jumlah Penyerapan Tenaga
Kerja terhadap Pengangguran Terbuka dan penelitian yang dilakukan oleh
Suaidah dan Cahyono (2013)8 mengenai Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap
Tingkat Pengangguran di Kabupaten Jombang. Dari hasil penelusuran literatur ini,
kajian tingkat pengangguran di hubungkan dengan tingkat investasi, pertumbuhan
ekonomi dan tingkat upah di Kabupaten Bogor periode 2011-2020 belum ada
dalam penelitian sebelumnya. Selain itu, menariknya meskipun Kabupaten Bogor
memiliki tingkat investasi, pertumbuhan ekonomi, dan tingkat upah yang
meningkat dari tahun ke tahun, namun menjadi penyumbang tingkat
pengangguran tertinggi di Jawa Barat. Hal ini yang menyebabkan perlunya
penelitian yang mendalam terhadap penyebab tingginya tingkat pengangguran di
Kabupaten Bogor.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah metode analisis kuantitatif dan data yang
digunakan adalah data sekunder berupa data time series dalam kurun waktu 10
tahun yang akan diolah dan dianalisis melalui metode analisis regresi linier
berganda. Objek di dalam penelitian ini adalah penanaman modal dalam negeri
(investasi), pertumbuhan ekonomi (PDRB), tingkat upah (UMR), terhadap tingkat
pengangguran di Kabupaten Bogor dari tahun 2011-2020. Alasan peneliti
menggunakan metode ini yaitu untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel
bebas (independent) terhadap variabel terikat (dependent), baik secara langsung
maupun tidak langsung. Kemudian alasan rentang waktu yang digunakan yakni
2011-2020 dikarenakan pada tahun tersebut ketiga indikator (investasi,
pertumbuhan ekonomi dan tingkat upah) yang digunakan mengalami kenaikan

6
Murniati, D Kaluge, and Yolan Ardian, “Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Dan Tingkat Upah
Terhadap Tingkat Pengangguran Melalui Jumlah Investasi Di Provinsi Jambi,” Jurnal Maneksi 7,
no. 2 (2018): 86–93.
7
Siti Fauzhiah, “Pengaruh Inflasi, Angkatan Kerja, Dan Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja Terhadap
Pengangguran Terbuka Di Indonesia Periode Tahun 2014-2018,” Skripsi (2019): 87–108.
8
Imarotus Suaidah and Hendry Cahyono, “Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Tingkat
Pengangguran Di Kabupaten Jombang” (2013): 1–17.
7

yang dapat mempengaruhi peningkatan pengangguran di Kabupaten Bogor.


Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah investasi (X1), PDRB
(X2), dan tingkat upah (X3). Sedangkan, variabel terikat yang digunakan adalah
tingkat pengangguran (Y) di Kabupaten Bogor.
Metode yang digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh investasi,
pertumbuhan ekonomi, dan tingkat upah terhadap tingkat pengangguran di
Kabupaten Bogor pada tahun 2011-2020 adalah menggunakan regresi linier
berganda dengan metode Ordinary Least Square (OLS). Melalui metode OLS ini
maka akan memberikan hasil regresi yang baik tentang pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat (Nachrowi dan Usman, 2006:11). Dalam melakukan
analisis regresi linier berganda yang pertama, dilakukan pengujian asumsi klasik
untuk memastikan model regresi yang diperoleh memiliki ketepatan estimasi.
Kedua, dilakukan uji statistik yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat dan kelayakan model yang digunakan dengan
melakukan uji F, uji t dan uji determinasi (R2).
Bentuk umum persamaan dari analisis regresi linier berganda adalah
sebagai berikut:
Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e
Keterangan :
Y : Tingkat Pengangguran Kabupaten Bogor
X1 : Investasi
X2 : Pertumbuhan Ekonomi (PDRB)
X3 : Tingkat Upah
β0 : Konstanta
β1,2,3 : Koefisien regresi
e : Error Term
Hasil dan Pembahasan
A. Hasil Penelitian
Berikut ini pada Tabel 5 adalah hasil dari analisis regresi linier berganda
pada variabel Investasi (INV), Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), dan
Tingkat Upah (UPAH) terhadap variabel Pengangguran.
Tabel 5. Hasil Olah Data dengan Metode OLS

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 156.4369 22.80391 6.860091 0.0005


INV -9.09E-06 4.67E-06 -1.949075 0.0992
PDRB -4.23E-06 6.99E-07 -6.055649 0.0009
8

UPAH 7.24E-05 1.15E-05 6.308669 0.0007

R-squared 0.924070 Mean dependent var 232.4456


Adjusted R-squared 0.886105 S.D. dependent var 63.86272
S.E. of regression 21.55261 Akaike info criterion 9.268045
Sum squared resid 2787.089 Schwarz criterion 9.389079
Log likelihood -42.34022 Hannan-Quinn criter. 9.135271
F-statistic 24.34004 Durbin-Watson stat 2.322257
Prob(F-statistic) 0.000930

Sumber: Hasil Olahan Eviews 10


Berdasarkan hasil analisis regresi di atas, maka dapat direpresentasikan
dalam bentuk persamaan berikut ini.
PENGANGGURAN = 156,43 – 9,09*INV – 4,23*PDRB + 7,24*UPAH
Nilai konstanta sebesar 156,43 menunjukkan bahwa jika tidak ada
investasi, PDRB dan tingkat upah maka nilai tingkat penggangguran sebesar
156.436 persen. Nilai koefisien –9,09 pada penanaman modal dalam negeri
(investasi), menunjukkan bahwa setiap ada tambahan investasi akan menurunkan
tingkat pengangguran sebesar 9,09 persen. Nilai koefisien –4,23 pada
pertumbuhan ekonomi (PDRB), menunjukkan bahwa setiap ada tambahan PDRB
akan menurunkan tingkat pengangguran sebesar 4,23 persen. Nilai koefisien 7,24
pada tingkat upah (UMR), menunjukkan bahwa setiap ada tambahan tingkat upah
akan meningkatkan jumlah pengangguran sebesar 7,24 persen.
1) Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolonieritas
Hasil uji multikolonieritas menunjukkan bahwa Nilai VIF untuk
variabel Investasi sebesar 2.447508, PDRB sebesar 1.149321, dan upah
sebesar 2.672868. Karena nilai VIF dari kedua variabel tidak ada yang
lebih besar dari 10 atau 5 maka tidak terjadi masalah multikolinieritas.
b. Uji Autokorelasi
Nilai Prob. F(2,4) sebesar 0,7046 dapat juga disebut sebagai nilai
probabilitas F hitung. Nilai Prob. F hitung lebih besar dari tingkat alpha
0,05 (5%) sehingga, berdasarkan uji hipotesis, H0 diterima yang artinya
tidak terjadi autokorelasi.
c. Uji Heteroskedastis
Nilai Prob. F hitung sebesar 0.4192 lebih besar dari tingkat alpha
0,05 (5%) sehingga, berdasarkan uji hipotesis, H0 diterima yang artinya
tidak terjadi heteroskedastisitas.
d. Uji Normalitas
9

Nilai Prob. JB hitung sebesar 2,124144 > 0,05 sehingga dapat


disimpulkan bahwa residual terdistribusi normal yang artinya asumsi
klasik tentang kenormalan telah dipenuhi.
e. Uji Linieritas
Nilai Prob. F hitung dapat dilihat pada baris F-statistic kolom
Probability. Pada model ini nilainya 0,1410 lebih besar dari 0,05 sehingga
dapat disimpulkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi linieritas.
2) Uji Statistik
a. Uji F
Berdasarkan hasil analisis regresi linier nilai prob. F (Statistic)
sebesar 0.000930 lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa model regresi yang diestimasi layak digunakan untuk
menjelaskan pengaruh investasi, PDRB, dan tingkat upah terhadap
variabel terikat yaitu tingkat pengangguran
b. Uji t
Berdasarkan hasil analisis regresi linier nilai prob. t hitung dari
variabel investasi, PDRB, dan tingkat upah masing-masing adalah sebesar
0.0992, 0.0009, dan 0.0007. Kedua nilai prob. t hitung pada variabel
PDRB dan tingkat upah memiliki nilai yang lebih kecil dari tingkat
signifikansi α 0,05 sehingga variabel tersebut dapat dikatakan berpengaruh
signifikan terhadap variabel tingkat pengangguran pada alpha 5%.
Sedangkan nilai prob. t hitung pada variabel investasi memiliki nilai yang
lebih besar dari tingkat signifikansi α 0,05 sehingga variabel tersebut dapat
dikatakan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel tingkat
pengangguran pada alpha 5%.
c. Uji koefisien determinasi (R2)
Berdasarkan hasil analisis regresi linier nilai R-Square sebesar
0.924070 menunjukkan bahwa proporsi pengaruh variabel investasi,
PDRB, dan tingkat upah terhadap variabel tingkat pengangguran sebesar
92,40%. Artinya, variabel investasi, PDRB, dan tingkat upah memiliki
proporsi pengaruh terhadap variabel tingkat pengangguran sebesar 92.40%
sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak ada didalam
model regresi.
B. Pembahasan
1) Pengaruh Investasi Terhadap Tingkat pengangguran
Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan nilai
penanaman modal dalam negeri (investasi) mempengaruhi tingkat pengangguran.
10

Nilai prob. t hitung dari investasi sebesar 0.0992 artinya nilai tersebut lebih besar
dari tingkat signifikansi α 0,05 sehingga variabel tersebut dapat dikatakan tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel tingkat pengangguran pada alpha
5%.
Nilai investasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat
pengangguran di Kabupaten Bogor Tahun 2011-2020 dengan besarnya koefisien -
9,093832. Koefesien regresi investasi bernilai negatif artinya pada saat investasi
naik maka tingkat pengangguran akan mengalami penurunan. Begitu pula pada
saat persentase investasi turun maka persentase tingkat pengangguran mengalami
kenaikan. Kenaikan nilai investasi sebesar 1%, akan menurunkan tingkat
pengangguran sebesar 9,093832%. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Fathi, K.A. (2021)9 bahwa investasi berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap tingkat pengangguran di Jawa Barat. hal ini karena realisasi
investasi sebagian besar berkembang di wilayah yang dekat dengan kawasan ibu
kota dan juga di kawasan ibu kota provinsi, sehingga kawasan lain tidak terlibat
secara langsung dalam penurunan tingkat pengangguran.
Hal ini terbukti bahwa industri-industri di Jawa Barat lebih menggunakan
mesin atau padat modal daripada mempekerjakan manusia (tenaga kerja) salah
satunya yaitu industri yang ada di Kabupaten Bogor. Sedangkan industri padat
karya beralih ke Jawa Tengah dan Jawa Timur karena memiliki tingkat upah
buruh yang rendah (Media Indonesia, 2020). Besar kecilnya investasi yang terjadi
di masyarakat akan sangat mempengaruhi besar kecilnya kesempatan kerja yang
tercipta dalam masyarakat tersebut. Adanya investasi akan meningkatkan kegiatan
produksi sehingga akan membuka kesempatan kerja baru. Adanya kesempatan
kerja baru akan menyebabkan berkurangnya jumlah pengangguran. Jadi, antara
investasi dan pengangguran terdapat hubungan negatif. Ini berarti jika tingkat
investasi naik maka tingkat pengangguran akan turun. Tapi apabila investasi
turun, maka tingkat pengangguran akan meningkat. Namun apabila investasi yang
ditanamkan bersifat padat modal, maka kenaikan investasi tidak berpengaruh
terhadap pasar tenaga kerja10.
2) Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Tingkat pengangguran
Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan nilai
pertumbuhan ekonomi (PDRB) mempengaruhi tingkat pengangguran. Nilai prob.
t hitung dari PDRB sebesar 0.0009 artinya nilai tersebut lebih kecil dari tingkat
signifikansi α 0,05 sehingga variabel tersebut dapat dikatakan berpengaruh negatif
secara signifikan terhadap variabel tingkat pengangguran pada alpha 5%.

9
Kalasha Anajma Fathi, “Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi, Investasi PMDN, Upah
Minimum, Dan Kualitas SDM Terhadap Pengangguran Terbuka Pada Enam Provinsi Di Pulau Jawa
Tahun 2005-2019,” Jurnal Ilmiah (2021): 1–25.
10
Ni Putu Sucitrawati and Sudarsana Arka, “Pengaruh Inflasi, Investasi, Dan Tingkat Upah
Terhadap Tingkat Pengangguran Di Bali” (2011): 51–62.
11

Nilai PDRB berpengaruh negatif secara signifikan terhadap tingkat


pengangguran di Kabupaten Bogor Tahun 2011-2020 dengan besarnya koefisien -
4.231448. Koefesien regresi PDRB bernilai negatif, artinya pada saat PDRB naik
maka tingkat pengangguran akan mengalami penurunan. Begitu pula pada saat
persentase PDRB turun maka persentase tingkat pengangguran mengalami
kenaikan. Kenaikan nilai PDRB sebesar 1%, akan menurunkan tingkat
pengangguran sebesar 4,231448%. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Suhendra dan Wicaksano (2016)11, bahwa pertumbuhan ekonomi
berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengangguran. Pertumbuhan ekonomi
merupakan akibat dari adanya peningkatan kapasitas produksi yang merupakan
turunan dari peningkatan investasi. Faktor yang mempengaruh pertumbuhan
ekonomi terhadap pengangguran adalah faktor investasi yang ada dalam industri
atau sektor ekonomi lainnya. Dengan meningkatnya investasi, pasti permintaan
tenaga kerja akan bertambah, sehingga dengan adanya peningkatan pertumbuhan
ekonomi yang diakibatkan oleh adanya peningkatan investasi berpengaruh
terhadap penurunan tingkat pengangguran dengan asumsi investasi tidak bersifat
padat modal.
Hal ini sesuai dengan teori dari hukum okun yang menyatakan bahwa
terdapat hubungan negatif antara pertumbuhan ekonomi dengan jumlah tingkat
pengangguran dan pertumbuhan ekonomi secara langsung dan tidak langsung
dapat menciptakan lapangan pekerjaan12.
3) Pengaruh Tingkat Upah Terhadap Tingkat pengangguran
Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan nilai
tingkat upah (UMR) mempengaruhi tingkat pengangguran. Nilai prob. t hitung
dari tingkat upah sebesar 0.0007 artinya nilai tersebut lebih kecil dari tingkat
signifikansi α 0,05 sehingga variabel tersebut dapat dikatakan berpengaruh positif
secara signifikan terhadap variabel tingkat pengangguran pada alpha 5%.
Nilai tingkat upah berpengaruh positif secara signifikan terhadap tingkat
pengangguran di Kabupaten Bogor Tahun 2011-2020 dengan besarnya koefisien
7.240613. Koefisien regresi tingkat upah bernilai positif artinya pada saat tingkat
upah naik maka persentase tingkat pengangguran juga mengalami kenaikan.
Begitu pula pada saat persentase tingkat upah turun maka persentase tingkat
penganggurannya juga turun. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Zuliadi, A. (2016)13 bahwa tingkat upah berpengaruh positif dan signifikan

11
Indra Suhendra and Bayu Hadi Wicaksono, “Tingkat Pendidikan, Upah, Inflasi, Dan
Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Pengangguran Di Indonesia,” Jurnal Ekonomi-Qu 6, no. 1
(2016): 1–17.
12
Indra Oloan Nainggolan, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada
Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara,” Tesis (2009): 1–100.
13
Ari Zuliadi, “Analisis Pengaruh Upah Minimum Terhadap Tingkat Pengangguran Di Kabupaten
Aceh Barat,” Skripsi (2016): 1–50.
12

terhadap tingkat pengangguran di Kabupaten Aceh Barat dimana apabila upah


minimum semakin tinggi maka akan menyebabkan tingkat pengangguran semakin
meningkat. Jika dilihat dari sisi penawaran tenaga kerja hal ini akan berdampak
baik dikarenakan angkatan kerja akan lebih bersemangat untuk mendaftarkan diri
untuk bekerja, tetapi jika dilihat dari sisi permintaan tenga kerja hal ini merupakan
salah satu faktor yang dapat mengurangi permintaan tenaga kerja, dikarenakan
perusahaan justru akan mengurangi jumlah permintaan tenaga kerja hal tersebut
dilakukan mengingat gaji/upah karyawan yang tinggi akan menambah beban
pengeluaran perusahaan.
Hal ini sesuai dengan teori kekakuan upah, dimana upah tidak selalu bisa
fleksibel atau tidak bisa melakukan penyesuaian sampai penawaran tenaga kerja
sama dengan permintaannya. Hal ini berarti nilai dari upah minimum ini selalu
berada diatas keseimbangan pasar tenaga kerja. Pada dasarnya tuntutan kenaikan
upah mimimum pada tiap kota/kabupaten setiap tahunnya yang dilihat dari PDRB
nya yang dimaksudkan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan kaum
buruh, tetapi hal itu berdampak pada berpengaruh negatif terhadap penyerapan
tenaga kerja. Itu disebabkan karena apabila upah minimum meningkat, maka
biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan akan semakin meningkat,
sehingga perusahaan merespon hal tersebut dengan melakukan inefisiensi pada
perusahaan. Kebijakan yang diambil adalah pengurangan tenaga kerja guna
mengurangi biaya biaya produksi, sehingga ini berarti terjadi PHK dan tingkat
pengangguran menjadi bertambah14.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah diuraikan di atas, maka
penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut.
1. Variabel investasi memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
tingkat penganggguran. Ketika investasi mengalami kenaikkan maka
tingkat pengangguran akan mengalami penurunan.
2. Variabel pertumbuhan ekonomi memiliki pengaruh negatif dan signifkan
terhadap tingkat penganggguran. Ketika pertumbuhan ekonomi dalam hal
ini PDRB mengalami kenaikan, maka tingkat pengangguran akan
mengalami penurunan.
3. Variabel tingkat upah memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap tingkat pengangguran di Kabupaten Bogor. Hal ini berarti ketika
ada kenaikan upah, maka pengangguran akan mengalami kenaikan.

14
Isnayanti and Arnah Ritonga, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat
Pengangguran Di Provinsi Sumatera Utara Tahun 1978-2014 Dengan Metode Ordinary Least
Square,” Karismatika 3, no. 2 (2017): 180–197.
13

Ucapan terima kasih


Alhamdulillah, puji syukur atas segala karunia, rahmat, serta nikmat yang
telah diberikan Allah SWT sehingga dapat terselesaikannya penelitian ini dengan
tepat waktu. Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen, keluarga, serta
teman-teman yang telah memberikan semangat dan motivasi dalam pengerjaan
penulisan ini.
Kontribusi penulis
Penulis Satu mencari data dan literatur, menyusun pendahuluan,
melakukan uji regresi, menganalisis hasil uji regresi, menyusun hasil dan
pembahasan dan menyusun kesimpulan; Penulis Dua mencari data dan literatur,
menyusun abstrak, menyusun pendahuluan, menyusun metode penelitian,
melakukan uji regresi, dan menyusun hasil dan pembahasan; Penulis Tiga mencari
data dan literatur, menyusun pendahuluan, menyusun hasil dan pembahasan,
menyusun ucapan terimakasih, menyusun kontribusi penulis, dan menyusun daftar
pustaka.
Daftar pustaka
Sumber artikel jurnal :
Alghofari, Farid. “Analisis Tingkat Pengangguran Di Indonesia Tahun 1980-
2007.” Skripsi (2010): 1–77.
Fathi, Kalasha Anajma. “Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi,
Investasi PMDN, Upah Minimum, Dan Kualitas SDM Terhadap
Pengangguran Terbuka Pada Enam Provinsi Di Pulau Jawa Tahun 2005-
2019.” Jurnal Ilmiah (2021): 1–25.
Fauzhiah, Siti. “Pengaruh Inflasi, Angkatan Kerja, Dan Jumlah Penyerapan
Tenaga Kerja Terhadap Pengangguran Terbuka Di Indonesia Periode Tahun
2014-2018.” Skripsi (2019): 87–108.
Isnayanti, and Arnah Ritonga. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Tingkat Pengangguran Di Provinsi Sumatera Utara Tahun 1978-2014
Dengan Metode Ordinary Least Square.” Karismatika 3, no. 2 (2017): 180–
197.
Muhdar, H.M. “Potret Ketenagakerjaan, Pengangguran, Dan Kemiskinan Di
Indonesia : Masalah Dan Solusi.” Jurnal Al- Buhuts 11, no. 1 (2015): 42–66.
Murniati, D Kaluge, and Yolan Ardian. “Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Dan
Tingkat Upah Terhadap Tingkat Pengangguran Melalui Jumlah Investasi Di
Provinsi Jambi.” Jurnal Maneksi 7, no. 2 (2018): 86–93.
Nainggolan, Indra Oloan. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara.” Tesis
14

(2009): 1–100.
Putra, Wahyu Aditama. “Pengaruh Inflasi Dan Investasi Terhadap Pengangguran
Di Provinsi Jawa Timur Tahun 1992-2011.” Jurnal Ilmu Ekonomi Terapan 3,
no. 1 (2018): 1–28.
Putri, Rizka Febiana. “Analisis Inflasi, Pertumbuhan Ekonomi Dan Upah
Terhadap Pengangguran Terdidik Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-
2013.” Skripsi (2015): 1–88.
Suaidah, Imarotus, and Hendry Cahyono. “Pengaruh Tingkat Pendidikan
Terhadap Tingkat Pengangguran Di Kabupaten Jombang” (2013): 1–17.
Sucitrawati, Ni Putu, and Sudarsana Arka. “Pengaruh Inflasi, Investasi, Dan
Tingkat Upah Terhadap Tingkat Pengangguran Di Bali” (2011): 51–62.
Suhendra, Indra, and Bayu Hadi Wicaksono. “Tingkat Pendidikan, Upah, Inflasi,
Dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Pengangguran Di Indonesia.” Jurnal
Ekonomi-Qu 6, no. 1 (2016): 1–17.
Zuliadi, Ari. “Analisis Pengaruh Upah Minimum Terhadap Tingkat Pengangguran
Di Kabupaten Aceh Barat.” Skripsi (2016): 1–50.

Sumber website/ halaman online :


Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Data Perkembangan Realisasi
Penanaman Modal Tahun 2011-2020, website,
https://nswi.bkpm.go.id/integrator/dataumum/index.php?lang=ID.
Badan Pusat Statistik (BPS). Data Tingkat Pengangguran Provinsi Jawa Barat
2019-2020, website,
https://www.bing.com/search?q=Data+Tingkat+Pengangguran+Provinsi+Ja
wa+Barat+2019-2020&qs=n&form=QBRE&sp=-
1&pq=data+tingkat+pengangguran+provinsi+jawa+barat+2019-
2020&sc=0-55&sk=&cvid=01E44C2F9FBD41D8B8851CDCBF3C3E9C
Badan Pusat Statistik (BPS). Data Upah Minimum Regional (UMR) Kabupaten
Bogor Tahun 2011-2020, website,
https://www.bing.com/search?q=Data+UMR+Kabupaten+Bogor+2011-
2020&cvid=bac29bb7c60c4d44ac88673369cf5408&aqs=edge.0.69i59j0j69i
59j0l2j69i57j0j69i60l2.2210j0j1&pglt=163&PC=ASTS&first=8&FORM=P
ERE
Badan Pusat Statistik (BPS). Indikator Sosial EKonomi Kabupaten Bogor
(Berbagai Satuan), 2011-2020, website,
https://bogorkab.bps.go.id/indicator/160/44/1/indikator-sosial-ekonomi-
kabupaten-bogor.html
15

Badan Pusat Statistik (BPS). PDRB Kabupaten Bogor Atas Dasar Harga Konstan
2010 Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah), 2010-2020, website,
https://bogorkab.bps.go.id/statictable/2017/07/05/16/pdrb-kabupaten-bogor-
atas-dasar-harga-konstan-2010-menurut-lapangan-usaha-juta-rupiah-2010-
2020.html
Media Indonesia. 2020. Investasi di Jawa Barat tidak Signifikan Serap Tenaga
Kerja, website, https://mediaindonesia.com/nusantara/294487/investasi-di-
jawa-barat-tak-ssignifikan-serap-tenaga-kerja.html
Susenas. 2021. Susenas: Kasus pencurian di Kabupaten Bogor tertinggi di
Indonesia. Lokadata, website, https://lokadata.id/artikel/susenas-pencurian-
di-kabupaten-bogor-tertinggi-di-indonesia

Sumber buku :
Nachrowi, D. & Usman, H. 2006. Pendekatan Populer dan Praktis: Ekonometrika
untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Jakarta: Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
16

Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota


A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Stella Clarissa Nurjaman
2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Program Studi Ekonomi Pembangunan
4. NIM 10090219038
5. Tempat dan Tanggal Lahir Subang, 07 Februari 2001
6. Alamat E-mail stellacnz7@gmail.com
7. Nomor Telepon/Hp 089520271964

1. Nama Lengkap Mutia Azzahra


2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Program Studi Ekonomi Pembangunan
4. NIM 10090219037
5. Tempat dan Tanggal Lahir Bandung, 30 September 2000
6. Alamat E-mail mutiaazzahra2000@gmail.com
7. Nomor Telepon/Hp 085860096162

1. Nama Lengkap Rizka Nurul Aulia


2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Program Studi Ekonomi Pembangunan
4. NIM 10090219025
5. Tempat dan Tanggal Lahir Bekasi, 05 April 2001
6. Alamat E-mail rizkanurulll01@gmail.com
7. Nomor Telepon/Hp 0895395576874

B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti

No. Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat


1.
2.
3.

C. Penghargaan Yang Pernah Diterima

No. Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun


1.
2.
3.
17

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-AI.

Tempat, Tanggal-Bulan-Tahun
Ketua/Anggota Tim

Tanda tangan (asli TT basah*)


(Nama Lengkap)
18

Lampiran 2. Biodata Dosen Pendamping


A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar)
2 Jenis Kelamin
3 Program Studi
4 NIP/NIDN
5 Tempat dan Tanggal Lahir
6 Alamat E-mail
7 Nomor Telepon/Hp
B. Riwayat Pendidikan
C. Rekam Jejak Tri Dharma
PT Pendidikan/Pengajaran
No. Nama Mata Kuliah Wajib/Pilihan SKS
1
2
Penelitian
No. Judul Penelitian Penyandang Dana Tahun
1
2
Pengabdian Kepada Masyarakat
Judul Pengabdian
No Penyandang Dana Tahun
kepada Masyarakat
1
2
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-AI.

Kota, Tanggal-Bulan-Tahun
Dosen Pendamping

Tanda tangan (asli TT basah*)


(Nama Lengkap)
19

Lampiran 3. Kontribusi anggota penulis termasuk Dosen pendamping


No Nama Posisi Penulis Bidang Ilmu Kontribusi
 Mencari Data dan
Literatur
 Menyusun
Pendahuluan
 Melakukan Uji
Regresi
Stella Clarissa Penulis Ekonomi
1  Menganalisis
Nurjaman Pertama Pembangunan
Hasil Uji Regresi
 Menyusun Hasil
dan
 Pembahasan
Menyusun
Kesimpulan
 Mencari Data dan
Literatur
 Menyusun Abstrak
 Menyusun
Pendahuluan
Ekonomi
2 Mutia Azzahra Penulis Kedua  Menyusun Metode
Pembangunan
Penelitian
 Melakukan Uji
Regresi
 Menyusun Hasil dan
Pembahasan
 Mencari Data dan
Literatur
 Menyusun
Pendahuluan
 Menyusun Hasil dan
Rizka Nurul Ekonomi Pembahasan
3 Penulis Ketiga
Aulia Pembangunan  Menyusun Ucapan
Terimakasih
 Menyusun
Kontribusi Penulis
Menyusun Daftar
Pustaka
20

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana


SURAT PERNYATAAN KETUA TIM PELAKSANA
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : ………………………………………..
NIM : ………………………………………..
Program Studi : ………………………………………..
Fakultas : ………………………………………..
Dengan ini menyatakan bahwa artikel PKM-AI saya dengan judul .......................
yang diusulkan untuk tahun anggaran ........ adalah asli karya kami dan belum
pernah dipublikasikan dan diikutkan dalam kompetisi (termasuk PIMNAS).
Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini,
maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dan mengembalikan seluruh biaya yang sudah diterima ke kas negara.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-
benarnya.

Kota, Tanggal-Bulan-Tahun
Yang Menyatakan,

Meterai senilai Rp. 10.000


Tanda tangan (asli TT basah*)

(Nama Lengkap)
NIM
21

Lampiran 5. Pernyataan Sumber Tulisan


SURAT PERNYATAAN SUMBER TULISAN PKM-AI
Saya yang menandatangani Surat Pernyataan ini:
Nama : ………………………………………..
NIM : ………………………………………..
1. Menyatakan bahwa PKM-AI yang saya tuliskan bersama anggota tim lainnya
benar bersumber dari kegiatan yang telah dilakukan:
a. Nyatakan Program Kegiatan (KKN, Praktik Lapangan, Tugas kelompok,
Magang, Kegiatan Ilmiah yang sudah dilaksanakan) yang telah dilakukan
sendiri oleh tim penulis.
b. Topik Kegiatan.
c. Tahun dan Tempat Pelaksanaan.
2. Naskah ini belum pernah diterbitkan/dipublikasikan dalam bentuk prosiding
maupun jurnal sebelumnya.
Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran tanpa paksaan
pihak manapun juga untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Kota, Tanggal-Bulan-Tahun
Yang Membuat Pernyataan,

Tanda tangan (asli TT basah*)

(Nama Lengkap)
NIM
22

Lampiran 6. Formulir Penilaian Artikel


Judul Kegiatan : ..............................................................................
Bidang kegiatan : PKM-AI
Bidang Ilmu : ..............................................................................
Kelompok : 3-5 Mahasiswa
NIM / Nama Ketua : ..............................................................................
NIM / Nama Anggota1 : ..............................................................................
NIM / Nama Anggota2 : ..............................................................................
Dosen pendamping : ..............................................................................
Perguruan Tinggi : ..............................................................................
Fakultas/Program Studi : ..............................................................................
No Kriteria Bobot Skor Nilai
1 JUDUL: Kesesuaian isi dan judul artikel 5
2 ABSTRAK: Latar belakang, Tujuan, 10
Metode, Hasil, Kesimpulan, Kata kunci
3 PENDAHULUAN: Persoalan yang 10
mendasari pelaksanaan Uraian dasar2
keilmuan yang mendukung
Kemutakhiran substansi pekerjaan
4 TUJUAN: Menemukan 5
teknik/konsep/metode sebagai jawaban
atas persoalan
5 METODE: Kesesuaian dengan persoalan 25
yang akan diselesaikan, Pengembangan
metode baru, Penggunaan metode yang
sudah ada
6 HASIL DAN PEMBAHASAN: 30
Kumpulan dan kejelasan penampilan data
Proses/teknik pengolahan data,
Ketajaman analisis dan sintesis data,
Perbandingan hasil dengan hipotesis atau
hasil sejenis sebelumnya
7 KESIMPULAN: Tingkat ketercapaian 10
hasil dengan tujuan
8 DAFTAR PUSTAKA: Ditulis dengan 5
sistem Harvard (nama, tahun), Sesuai
dengan uraian sitasi, Kemutakhiran
23

pustaka
Total 100
Keterangan:
Nilai = Bobot x Skor; Skor (1=Buruk; 2=Sangat kurang; 3=Kurang; 5=Cukup;
6=Baik; 7=Sangat baik);
Komentar: ..........................................................................

Kota, Tanggal-Bulan-Tahun
Penilai,

Tanda tangan
(Nama Lengkap)

Anda mungkin juga menyukai