Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PENANGGULANGAN ANGKA KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN


DI KABUPATEN BIREUEN

Makalah ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Seleksi Jabatan Pimpinan
Pratama di Lingkungan Pemerintahan Kabupaten Bireuen
pada Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi

Diususun Oleh :

SAIFUDDIN, SKM, M.Kes


Nip. 19720401 199403 1 005

PEMERINTAHAN KABUPATEN BIREUEN


PANITIA SELEKSI TERBUKA
PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA
TAHUN 2022

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat


sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul “Penanggulangan
Angka Kemiskinan dan Pengangguran di Kabupaten Bireuen” sebagai Salah Satu
Syarat Seleksi Jabatan Pimpinan Pratama di Lingkungan Pemerintahan Kabupaten
Bireuen pada Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Bireuen, 09 Maret 2022


Penulis

Saifuddin, SKM, M.Kes

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................
KATA PENGANTAR.........................................................................................
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii

BAB I : PENDAHULUAN.................................................................................
A. Latar Belakang.................................................................................
B. Perumusan Masalah..........................................................................
C. Tujuan Penulisan .............................................................................

BAB II : LANDASAN TEORI...........................................................................


A. Kemiskinan......................................................................................
B. Pengangguran ..................................................................................
C. Memanfaatkan fasilitas atau sumber daya yang ada sebagai
lapangan kerja..................................................................................7 9

BAB III : PEMBAHASAN................................................................................. 10


A. Solusi untuk menanggulangi tingkat kemiskinan............................. 10
B. Solusi untuk mengurangi angka pengangguran…………………… 11
C. Memanfaatkan fasilitas atau sumber daya yang ada sebagai lapang
Kerja………………………………………………………………. 11

BAB IV : PENUTUP.......................................................................................... 13
A. Saran................................................................................................. 13
B. Kesimpulan...................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA

DOKUMENTASI

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Salah satu tujuan pembangunan Nasional adalah menigkatkan kinerja


perekonomian agar mampu menciptakan lapangan kerja dan menata kehidupan
yang layak bagi seluruh rakyat yang pada gilirannya akan mewujudkan
kesejahteraan penduduk Indonesia khususnya kabupaten Bireuen. Salah satu
sasaran pembangunan nasional adalah menurunkan tingkat kemiskinan.
Kemiskinan merupakan salah satu penyakit dalam ekonomi, sehingga harus
disembuhkan atau paling tidak dikurangi (Amar, 2013).
Permasalahan kemiskinan memang merupakan permasalahan yang
kompleks dan bersifat multidemensial. Oleh karena itu, upaya pengentasan
kemiskinan harus dilakukan secara komprehensif, mencakup berbagai aspek
kehidupan masyarakat, dan dilaksanakan secara terpadu. Istilah kemiskinan
muncul ketika seseorang atau sekelompok orang tidak mampu mencukupi tingkat
kemakmuran ekonomi yang dianggap sebaga kebutuhan minimal dan standar
hidup tertentu. Kemiskinan dipahami sebagai keadaan kekurangan uang dan
barang untuk menjamin kelangsungan hidup (Amar, 2013).
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat kemiskinan di Aceh
meningkat 0,20 persen atau 16 ribu orang sejak Maret 2021 hingga September
2021 menjadi 15,53 persen. Secara total, jumlah penduduk miskin di Aceh
mencapai 850 ribu orang. Peningkatan orang miskin menambah panjang rekor
Aceh menjadi provinsi termiskin di Pulau Sumatra. Aceh juga masuk dalam lima
provinsi dengan penduduk miskin tertinggi di Indonesia. Kemiskinan di Aceh
juga disumbang oleh tingginya angka pengangguran. Data Survei Angkatan Kerja
Nasional (Sakernas) per Agustus 2021 mencatat sebanyak 207 ribu penduduk usia
kerja menganggur . (BPS Aceh, 2021).

1
Berikut gambaran tentang jumlah persentase kasus kemiskinan,
penangguran dan tingkat pertumbuhan ekonomi di Indonesia (nasional),Provinsi
Aceh dan Kabupaten Bireuen beserta target pencapaian tahun 2023.

Persentase kemiskinan dan target pencapaiannya


18
15.53 15.22
16
14 13.3113.04 13.0413.06 13.25 12.87
12
10 9.41 9.28 9.03 8.5
8
6
4
2
0
Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Target tahun 2023

Nasional Aceh Bireuen

Persentase pengangguran terbuka dan target pencapaiannya


8 7.07
7 6.17 6.19 6.49 6.3
6 5.23 5.3 5.5
5 4.12
3.52 3.88 3.8
4
3
2
1
0
Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Target tahun 2023

Nasional Aceh Bireuen

Persentase tingkat pertumbuhan ekonomi dan target pencapa-


iannya

6 5.02 5 5.2
5 4.14 4.33 4.57
4 3.51 3.7
2.82
3
2
1
0
-1 Tahun 2019 Tahun 2020
-0.37 Tahun 2021 Target tahun 2023
-2 -1.02
-3 -2.07

Nasional Aceh Bireuen

2
Dari 23 Kabupaten di Aceh, Bireuen masih merupakan kabupaten
mengalami kemiskinan. Pada tahun 2020 mencapai 13,06 persen dari jumlah
penduduk sekitar 440.580, sedangkan pada data tahun 2021 angka kemiskinan di
Kabupaten Bireuen meningkat yaitu 13,25 persen dari jumlah penduduk mencapai
441.895 jiwa (Serambi, 2021).

13.3
442,500 13.25
13.25
442,000 441,895
13.2
441,500 13.15
441,000 13.1
440,580 13.06
440,500 13.05
440,000 13
439,500 12.95
Tahun 2020 Tahun 2021 2020 2021

Jumlah penduduk Kab. Bireuen Persentase kemiskinan kab.Bireuen


3
Salah satu faktor penyebab kemiskinan adalah tingginya angka
pengangguran. Tingkat Pengangguran Terbuka di Kabupaten Bireuen sekitar
8.765 jiwa atau 3,88 persen dari jumlah angkatan kerja. Sementara itu, sejumlah
Warga masyakarat Kabupaten Bireuen yang dihubungi mengatakan bahwa
pimpinan kabupaten harus dapat menciptakan lapangan kerja untuk angkatan
kerja tersebut, misalnya membuka usaha berbagai kerajinan ibu rumah tangga dan
menghidupkan kembali pabrik keramik. Pabrik Milik Pemerintah Kabupaten
Bireuen, di Gampong Juli Tambo Tanjong, lokasi Dusun Meunasah Baro, yang
sudah puluhan tahun terbengkalai sudah jadi besi tua agar dapat di fungsikan
kembali,  setidaknya dapat menampung tenaga kerja dari ibu ibu rumahtangga dan
para pemuda (Berita sore, 2021).
Selain itu, untuk menurunkan angka kemiskinan di Kabupaten Bireuen
dalam kurun waktu belakangan ini tidak lepas dari usaha pemerintah dalam
menjalankan program- programnya. Salah satu program pemerintah yang bisa
dikatakan berhasil menurunkan angka kemiskinan di Indonesia adalah program
transmigrasi. Menurut UU No 29 Tahun 2009 tentang ketransmigrasian,
transmigrasi adalah perpindahan penduduk secara sukarela untuk meningkatkan
kesejahteraan dan menetap di kawasan transmigrasi yang diselenggarakan oleh
Pemerintah. Dalam mentransmigrasikan penduduknya pemerintah memberikan
tanah untuk digarap oleh para transmigran untuk perkebunan agar kehidupan
transmigran tersebut menjadi membaik.
Berdasarkan Undang-Undang tersebut, Pembangunan Transmigrasi
dilaksanakan berbasi kawasan yang memiliki keterkaitan dengan kawasan
sekitarnya untuk membentuk suatu kesatuan sistem pengembangan ekonomi
wilayah Pembangunan Kawasan Kota Terpadu Mandiri (KTM) dirancang secara
holistik dan komprehensif sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dalam
bentuk wilayah pengembangan yang diarahkan untuk mewujudkan pusat
pertumbuhan baru sebagai kawasan perkotaan baru.
Program Kota Terpadu Mandiri (KTM) adalah suatu program yang di
kembangkan Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam rangka
mempercepat pengembangan suatu wilayah yang dirancang menjadi pusat

4
pertumbuhan yang mempunyai fungsi perkotaan melalui pengelolaan sumber daya
alam yang berkelanjutan yang dituangkan dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor KEP.293/MEN/IX/2009, tanggal 29
September 2009 tentang penetapan lokasi Kota Terpadu Mandiri (KTM)
dikawasan Transmigrasi.
Oleh karena itu, berdasarkan Qanun Aceh Nomor 3 Tahun 2014
tentang Kawasan Kota Terpadu Mandiri Kabupaten Bireuen yang berguna untuk
mempercepat pembangunan terutama di kawasan yang masih tertinggal serta
untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Bireuen dan pemberdayaan
masyarakat, maka perlu dikembangkan suatu Kawasan Kota Terpadu Mandiri
tersebut. Dengan Qanun ini dibentuk Kawasan Kota Terpadu Mandiri Harus
Muda Jaya Kabupaten Bireuen yang meliputi 5 (lima) Kecamatan, sebagai berikut
:
a. Kecamatan Peudada meliputi :
1. Gampong Cot Krut.
2. Gampong Alue Gandai.
3. Gampong Jaba.
4. Gampong Alue Keutapang.
5. Gampong Lawang.
6. Gampong Ara Bungong.
7. Gampong Blang Beruru.
b. Kecamatan Peulimbang meliputi :
1. Gampong Garap.
2. Gampong Balee Daka.
c. Kecamatan Jeunieb meliputi :
1. Gampong Paya Bili.
2. Gampong Alue Seutui.
3. Gampong Blang Neubok.
4. Gampong Jeumpa Sikureung.
5. Gampong Blang Poroh.

5
6. Gampong Alue Lamsaba.

d. Kecamatan Pandrah meliputi :


1. Gampong Samagadeng.
2. Gampong Panton Bili.
3. Gampong Cot Leubeng.
e. Kecamatan Simpang Mamplam meliputi:
1. Gampong Paku.
2. Gampong Lhok Tanoh.
3. Gampong Krueng Meuseugop.
4. Gampong Ie Rhob Timu.
5. Gampong Ie Rhob Barat.
Pengembangan Kawasan Kota Terpadu Mandiri (KTM) bertujuan untuk
menggali potensi sumber daya alam, mempercepat tumbuhnya pusat pertumbuhan
ekonomi baru, membuka peluang usaha dan kesempatan kerja, menarik investor,
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat kawasan Kota Terpadu
Mandiri (KTM) dan sekitarnya serta, sebagai pusat riset, agrobisnis dan
agrowisata. Selain itu, pada daerah kabupaten Bireuen, lokasi desa transmigran
terdapat pada 2 daerah yaitu desa Lhok Tanoh merupakan salah satu desa
transmigrasi yang ada di Kecamatan Simpang Mamplam, sedangkan di
Kecamatan Peudada terdapat pada desa Cot Kruet.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan pemikiran yang dikemukakan di latar belakang masalah, penulis
merumuskan permasalahan yang diteliti, yaitu :
1. Bagaimana cara menanggulangi tingkat kemiskinan
2. Bagaimana cara mengurangi angka pengangguran ?
3. Bagaimana cara memanfaatkan fasilitas atau sumber daya yang ada sebagai
lapangan kerja ?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan ini adalah
1. Memberikan solusi untuk menanggulangi tingkat kemiskinan

6
2. Memberikan solusi untuk mengurangi angka pengangguran
3. Memanfaatkan fasilitas atau sumber daya yang ada sebagai lapangan kerja
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Kemiskinan
1. Pengertian
Menurut penjelasan di Jurnal Sosial Humaniora Terapan, secara
etimologis, “kemiskinan” berasal dari kata “miskin” yang bermakna tidak berharta
benda dan serba kekurangan. BPS juga mengartikan bahwa kemiskinan
merupakan sebuah kondisi ketidakmampuan individu dalam memenuhi kebutuhan
dasar minimal untuk hidup layak.

2. Penyebab Terjadinya Kemiskinan


Faktor penyebab kemiskinan di Indonesia secara terbagi menjadi dua faktor yaitu
faktor internal dan eksternal. berikut penjelasan :
a. Faktor internal Penyebab kemiskinan dapat disebabkan oleh faktor dari dalam
atau internal. Adapun faktor internal yang bisa menyebabkan kemiskinan
antara lain; sikap, pengalaman dan pengamatan, kepribadian, konsep diri,
motif, dan persepsi. Berikut penjelasan lengkapnya.
1) Sikap.
2) Pengalaman dan pengamatan
3) Kepribadian adalah
4) Konsep diri,
5) Motif Perilaku
6) Persepsi
b. Faktor Eksternal Selain faktor internal, penyebab kemiskinan lainnya yaitu
faktor eksternal atau faktor dari luar, seperti kelompok referensi, keluarga,
kelas sosial, dan kebudayaan. Berikut penjelasan lengkapnya.
1) Kelompak referensi
2) Keluarga
3) Kelas sosial

7
4) Kebudayaan

3. Dampak Kemiskinan
Kondisi kemiskinan ternyata bisa menimbulkan beberapa dampak atau
akibat. Dari Jurnal Keislaman, Kemasyarakatan, dan Kebudayaan,
disebutkan beberapa dampak kemiskinan di Indonesia seperti berikut:
 Meningkatnya angka pengangguran.
 Banyaknya kasus putus sekolah.
 Muncul berbagai masalah kesehatan di masyarakat.
 Menurunnya kualitas generasi penerus.
 Muncul tindakan kriminalitas (Aeni, 2022).

B. Pengangguran
1. Definisi Pengangguran
Pengangguran adalah sebutan untuk angkatan kerja (penduduk berumur 15-65
tahun) yang tidak bekerja sama sekali atau sedang mencari pekerjaan.
2. Penyebab Pengangguran
 Banyaknya jumlah tenaga kerja tidak sebanding dengan kesempatan atau
lapangan kerja.
 Rendahnya tingkat pendidikan
 Kurangnya keterampilan yang dimiliki pelamar kerja sehingga tidak
memenuhi kriteria lowongan pekerjaan.
 Kemajuan teknologi, yang pada akhirnya dapat menggantikan tenaga kerja
manusia.
 Resesi ekonomi.
 Tenaga kerja antar daerah dimanfaatkan secara tidak seimbang.
 Pemerintah yang membuat kebijakan untuk menghentikan pengiriman TKI
ke luar negeri
 Persaingan pasar global

8
C. Memanfaatkan fasilitas atau sumber daya yang ada sebagai lapang kerja
Indonesia telah mengambil berbagai langkah besar untuk menjadi negara
kelas menengah dan terus berupaya menjadi negara berpenghasilan tinggi yang
berkembang pada 2045. Menyadari pentingnya penciptaan lapangan kerja dalam
perjalanan ini, Indonesia terus berkomitmen untuk menciptakan kondisi
penciptaan lapangan kerja yang kokoh.
Kebijakan UKM dan dukungan yang ditargetkan khusus untuk usaha
rumahan dapat berfokus pada peningkatan produktivitas dan efisiensi, bukan
hanya kesejahteraan dengan sekadar memberikan bantuan tunai. Kedua,
pergeseran aktivitas ekonomi dan pekerja yang lebih jelas ke sektor, perusahaan
dan pekerjaan yang lebih produktif dan berpenghasilan lebih tinggi dapat
memajukan agenda penciptaan lapangan kerja kelas menengah. Bahkan jika
reformasi untuk meningkatkan produktivitas secara menyeluruh bersifat buta
sektor, Indonesia dapat memprioritaskan reformasi kebijakan tertentu di sektor-
sektor yang dapat menciptakan lapangan kerja kelas menengah. Misalnya,
menargetkan strategi promosi investasi di sektor dan proyek, termasuk proyek
infrastruktur yang memiliki kemungkinan lebih besar untuk menjadi sumber
penciptaan pekerjaan kelas menengah.
Sistem informasi pasar tenaga kerja dan mekanisme pencocokan antara
pekerja dan pemberi kerja yang kuat, undang-undang yang tidak
mendisinsentifkan perubahan pekerjaan, dan dukungan untuk perpindahan
pekerjaan, termasuk melalui Jaminan Kehilangan Pekerjaan, dapat membantu
upaya persiapan menuju dan naik ke pekerjaan yang lebih baik. Terakhir,
membangun tenaga kerja yang memiliki keterampilan, seperti keterampilan
kognitif, interpersonal, dan digital, yang diperlukan untuk mendapatkan pekerjaan
baru dengan nilai tambah yang lebih tinggi dan kompetitif di tingkat global.
Strategi ini akan membutuhkan perubahan sistem pendidikan agar lebih
menyiapkan kaum muda untuk pekerjaan modern. Strategi ini juga akan

9
membutuhkan inovasi peningkatan keterampilan tenaga kerja dewasa yang sudah
bekerja saat ini.

10
BAB III
PEMBAHASAN

A. Solusi untuk menanggulangi tingkat kemiskinan


Permasalahan kemiskinan tidak hanya menjadi beban bagi masyarakat.
Tetapi, juga menjadi beban negara atau pemerintah. Dalam upaya menekan dan
mengurangi angka kemiskinan yang terjadi di kabupaten Bireuen, maka penulis
berasumsi melakukan beberapa program terus digencarkan oleh pemerintah
sebagai upaya untuk terus mengurangi angka kemiskinan yang terjadi hampir
setiap tahunnya. Berikut ini daftar cara dan solusi mengatasi kemiskinan, yaitu :
1. Menciptakan lapangan pekerjaan yang luas dan banyak untuk warga
2. Adanya upaya memberikan bantuan/subsidi kepada warga kurang mampu
terhadap kebutuhan pokoknya
3. Upaya meningkatkan berbagai fasilitas warga/masyarakat, seperti jalan,
listrik, dan lainnya.
4. Penghapusan larangan impor beras
5. Adanya pembatasan pajak dan retribusi daerah yang dapat merugikan usaha
lokal maupun orang miskin.
6. Upaya dalam merancang perlindungan sosial yang lebih tepat sasaran
7. Terus melakukan dan menyediakan pinjaman modal atau dana kepada warga
di daerah
8. Mendirikan lembaga yang bergerak dalam bidang mikro, sehingga dapat
memberikan manfaat kepada warga setempat.
9. Memberikan warga atas hak penggunaan tanahnya demi kesejahteraan warga
miskin
10. Terus melakukan perbaiki pendidikan ke semua daerah yang ada, tanpa pilih
kasih

11
B. Solusi untuk mengurangi angka pengangguran
Angka kemiskinan di kabupaten bireuen sangat berbanding lurus dengan angka
pengangguran, oleh karena itu, penulis berasumsi untuk mengurangi angka
pengangguran sebagai berikut:
1. Menggalakkan kegiatan ekonomi informal
Salah satu caranya dengan mengembangkan industri rumah tangga di banyak
tempat sehingga menyerap tenaga kerja. Dalam upaya pengembangan sektor
informal tersebut diperlukan keberpihakan dari Pemda setempat.
2. Meningkatkan keterampilan tenaga kerja
Salah satu langkah terbaik sebagai cara menurunkan angka pengangguran dan
dapat bersaing dengan negara lain adalah dengan peningkatan keterampilan
melalui pelatihan bersertifikasi internasional.
3. Meningkatkan mutu pendidikan
Pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan akan mendorong
meningkatnya kualitas sumber daya manusia dan memungkinkannya untuk
memperoleh kesempatan kerja yang lebih luas.
4. Mendirikan pusat-pusat latihan kerja
Pusat-pusat latihan kerja mesti didirikan demi melaksanakan pelatihan tenaga
kerja untuk mengisi formasi yang tersedia. Dengan begitu, SDM yang akan
bekerja memiliki pengalaman dan sertifikat bahwa dia bisa bekerja di bidang
tertentu.
C. Memanfaatkan fasilitas atau sumber daya yang ada sebagai lapang kerja
Dalam memanfaatkan fasilitas atau sumber daya yang ada sebagai lapang kerja.
Maka penulis berasumsi untuk meningkatkan perekonomian rakyat dengan
memanfaatkan potensi daerah seperti :
1. Mengoptimalkan balai pelatihan (yang ada di kecamatan Juli) sebagai wadah
untuk meningkatkan keterampilan masyarakat dalam bekerja
2. Menggembangkan kawasan industri kecil berupa keripik dan kue tradisional
di Kecamatan Pesangan dan Kota Juang, saat ini pemasaran keripik dan kue
tradisional merupakan oleh-oleh khas Kabupaten Bireuen;

12
3. Menggembangkan kawasan Home Industri di Kecamatan Jangka berupa
minyak kelapa dan patarana ekspor keluar daerah
4. Menggembangkan daya industri berupa jeruk giri Matang di Kecamatan
Peusangan sebagai sentral produksi tersebar di Aceh
5. Menggembangkan Kawasan Wisata Alam dan Wisata Bahari yang berada di
Pante Peusangan dan Kecamatan Juli, Pantai Laut Jangka dan Pantai Laut
Pangah di Kecamatan Gandapura sebagai tempat kunjungan turis yang
melastarikan budaya dan kearifan local.

D. Isu strategi Pembangunan Kabupaten Bireuen tahun 2023


1. Reformasi biokrasi
2. Perluasan kesempatan kerja
3. Percepatan penanggulangan kemiskinan dan kemiskinan ekstrim
4. Peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan masyarakat
5. Peningkatan kualitas infrastruktur dasar, jalan, jembatan, bangunan dan
transportasi
6. Penguatan nilai-nilai syariat islam dan adat serta budaya islam
7. Peningkatan kualitas pemuda dan pembinaan prestasi bidang olahraga
8. Pemulihan ekonomi

13
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian ada bab sebelumnya, maka penulis menyimpulkan
bahwa pembangunan dan pengembangan di kawasan Kabupaten Bireuen dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat agar dapat merubah kehidupan
perekonomian mereka yang jauh dari kata kemiskinan. Perubaha kehidupan
perekonomian dilakuka dengan memberdayakan dan mengikutsertaka masyarakat
dalam proses pembangunan. Demikia juga amatlah penting peran aktif dari
pemerintah daerah dan investor untuk secara bersama membuk kesempatan bagi
masyarakat lokal agar dapat berpartisipasi aktif dalam mendorong semangat
perubahan. Pemerintah Daerah dan investor secar bersama juga perlu
berkomitmen untuk mendorong peningkatan kemampuan masyarakat melalui
peningkatan sumber daya manusia yang sesua dengan kebutuhan pembangunan di
Kabupaten bireuen. Hal lainnya yang tidak kalah penting adala menciptakan
kondisi atau iklim usaha yang seha dan kondusif dan menyiapkan sumber daya
manusi yang berkualitas (baik dari segi pendidikan maupu kesehatan) untuk
mendukung keberhasilan dan keberlanjutan investasi di Kabupaten Bireuen.

B. Saran
Dengan adanya karya tulis ini, diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca
dan terbukanya inspirasi untuk mengubah perekonomian Kabupaten Bireuen
menuju arah yang lebih baik.

14
DAFTAR PUSTAKA

Amar, f. 2013. Faktor-faktor yang Mempengaruh Kemiskinan di Kabupaten


Aceh Barat. Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonom
Universitas Teuku Umar Meulaboh, Aceh Barat

Bps, 2021. Data bps: aceh masih jadi provinsi termiskin di sumatra.
Serambi, 2021. Angka kemiskinan di Bireuen. Tersedia di
https://aceh.tribunnews.com/2021/02/26/angka-kemiskinan-di-bireuen-
tersisa-1302-persen-lagi-ini-program-bupati-muzakkar-a-gani.
Berita sore . 2021. Tingkat pengangguran bireuen 8. 765 jiwa. Tersedia di
https://beritasore.co.id/
Aeni, n. 2022. Penyebab kemiskinan dan dampak yang ditimbulkan. Tersedia di
https://katadata.co.id/.
Wikipedia. 2020. Definisi pengangguran. Tersedia di
https://kamus.tokopedia.com/p/pengangguran/

15
DOKUMENTASI

Gambar 1 : Gedung BLK dan penginapan

16
Gambar 2 : Gedung kantor dinas tenaga kerja dan transmigran

17

Anda mungkin juga menyukai