Anda di halaman 1dari 19

KEMENTERIAN KEUANGAN

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN


POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
TANGERANG SELATAN

MAKALAH
PROYEK PENUGASAN INDIVIDU MATA KULIAH (PPIMK)

Dosen Pengampu:
Beta Uliansyah

ANALISIS TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA (TKDD) TERHADAP


INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DI KOTA PANGKALPINANG
TAHUN 2022

Disusun oleh:
Arthemisia Jasmine Sekar Pertiwi
KBN 3-02 / 03
NPM 3062220007

Ujian Tengah Semester Ganjil Tahun Akademik 2022/2023


Program Studi Diploma III Kebendaharaan Alih Program
Mata Kuliah Desentralisasi Fiskal
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................ 2

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 3

1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 3

BAB II ISI ............................................................................................................ 6

2.1 Analisis Komposisi TKDD Kota Pangkalpinang Tahun 2022 .................... 6

2.2 Analisis Tren Transfer ke Daerah (TKD) Tahun 2018-2022...................... 7

2.3 Analisis Dana Alokasi Umum .................................................................... 8

2.4 Analisis Dana Bagi Hasil ........................................................................... 9

2.5 Analisis Dana Alokasi Khusus ................................................................ 10

BAB III PENUTUP ............................................................................................ 12

3.1 Simpulan ................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 13

HASIL UJI PLAGIARISME ............................................................................... 15

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pasca reformasi 1998, keuangan Indonesia bergerak menuju ke arah

desentralisasi (Enas, et al., 2021). Munculnya Undang-Undang Nomor 22

Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah merupakan momen Indonesia

secara resmi menganut sistem desentralisasi. Meski begitu, baru pada tahun

2007, dengan penetapan Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007

tentang Pembagian Urusan Pemerintahan, Indonesia dalam semalam

mengubah tatanan pembagian urusan pemerintah pusat dengan pemerintah

daerah dengan menyerahkan seluruh kewenangan pemerintah pusat

(kecuali enam hal; Politik Luar Negeri, Pertahanan, Keamanan, Yustisi,

Moneter dan Fiskal Nasional; serta Agama) kepada daerah termasuk di

dalamnya terdapat kewenangan fiskal. Adanya pemindahan kewenangan

dan sumber keuangan membuat pemerintah daerah harus mampu mengatur

keuangannya sedemikian rupa sehingga sesuai dengan alokasi dan dapat

memberikan kesejahteraan kepada masyarakatnya. Salah satu indeks

keberhasilan pemerintah untuk mengukur kesejahteraan penduduk adalah

Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Indeks pembangunan manusia

digunakan untuk mengukur seberapa besar dampak yang ditimbulkan dari

upaya peningkatan kemampuan modal dasar manusia (Budiarti, 2016).

Semakin tinggi angka IPM-nya, maka pemerintah berhasil dalam

meningkatkan kesejahteraan penduduknya.

3
Menurut data BPS per Mei 2022, IPM Indonesia mencapai angka 72,29

pada tahun 2021 (tumbuh 0,49 persen). Kenaikan tersebut didorong oleh

kenaikan IPM di berbagai daerah di Indonesia, salah satunya di Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung yang menyumbang angka 71,3. Hal ini dapat

diartikan bahwa pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berhasil


80 77,97
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

78
76
74 72,29 72,39 72,46
71,3 70,84
72 70,33
69,05
70
68 66,54
66
64
62
60
Nasional Provinsi Kab. Kab. Kota Kab. Kab. Kab. Kab.
Bangka Bangka Belitung Pangkal Bangka Bangka Bangka Belitung
Belitung Pinang Selatan Tengah Barat Timur

Grafik 1.1 IPM Nasional dan Kab/Kota di Provinsi Bangka Belitung Tahun 2021

menaikkan angka kesejahteraannya. Bahkan ibukotanya sendiri meraih

indeks sebesar 77,97, jauh di atas rata-rata provinsi maupun nasional.

Jika ditarik data ke belakang, tidak semua daerah mandiri dan mempunyai

pendanaan yang mencukupi untuk memberikan layanan publik dan

mensejahterakan penduduknya. Oleh karena itu, pada tahun 2018

desentralisasi fiskal di Indonesia dilaksanakan melalui Transfer ke Daerah

dan Dana Desa (TKDD) (Christia & Ispriyarso, 2019). TKDD termasuk di

dalamnya adalah Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Bagi Hasil (DBH), dan

Dana Alokasi Khusus (DAK) yang diharapkan dapat membantu daerah

mengurangi ketimpangan yang terjadi sehingga dapat meningkatkan

kesejahteraan penduduk di daerah bersangkutan.

4
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Puji Lestari, dkk (2018), DAU, DBH

dan DAK berpengaruh positif terhadap IPM. Oleh karena itu, tingginya IPM

di daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terutama Kota Pangkal

Pinang dapat terjadi karena adanya alokasi DAU, DBH dan DAK yang tinggi

Table 1.1 Daftar Alokasi Dana TKDD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2022

dari pemerintah pusat. Namun pada kenyataannya, jika dilihat dari data TKD

pada Daftar Alokasi Dana TKDD Tahun 2022 yang diterbitkan oleh DJPK

(Tabel 1.1), besaran TKD yang diterima Kota Pangkal Pinang merupakan

yang terendah dibandingkan dengan Kabupaten di provinsi yang sama.

Artinya, DAU, DBH dan DAK bisa jadi tidak berpengaruh terhadap IPM

terutama di Kota Pangkal Pinang. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya

peningkatan IPM Kota Pangkal Pinang sejak tahun 2018 (Badan Pusat

Statistika Provinsi Bangka Belitung, 2021) yang berarti pemerintah kota

Pangkal Pinang berhasil mengelola TKD yang diberikan oleh kantor pusat.

Jika pemerintah daerah berhasil mengelola TKD yang dialokasikan, dapat

diartikan bahwa pemerintah daerah bersangkutan mempunyai tingkat

kemandirian yang cukup sehingga pemerintah pusat akan perlahan

mengurangi alokasi dananya.

5
BAB II
ISI

2.1 Analisis Komposisi TKDD Kota Pangkalpinang Tahun 2022

Komposisi TKDD Kota Pangkalpinang Tahun 2022

12%

10%

13%
65%

DAU DBH DAK FISIK DAK NON FISIK

Grafik 2.1 Komposisi TKDD Kota Pangkal Pinang Tahun 2022

Total TKDD yang diterima Kota Pangkalpinang pada tahun 2022 adalah

Rp654.806.285.000 dengan rincian terbesar dari Dana Alokasi Umum (DAU)

sebesar 65% yang berjumlah Rp424.862.442.000, dilanjutkan Dana Bagi

Hasil (DBH) sebesar 33% yang berjumlah Rp83.251.528.000, kemudian

diikuti dengan Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik 12% dan DAK Fisik

10% masing-masing berjumlah Rp78.527.408.000 dan Rp68.164.907.000.

Dari data di atas dapat diketahui bahwa Kota Pangkal Pinang masih

bergantung kepada pemerintah karena persentase DAU-nya jauh lebih besar

dibandingkan dengan DBH. Kendati demikian, persentase DBH dan DAK

Non Fisik tidak begitu berbeda karena Kota Pangkal Pinang mendapatkan

alokasi Dana BOS yang cukup tinggi.

6
2.2 Analisis Tren Transfer ke Daerah (TKD) Tahun 2018-2022

TREN TKD KOTA PANGKALPINANG TAHUN 2018-2022


Rp780.000.000.000

Rp730.000.000.000

Rp680.000.000.000

Rp630.000.000.000

Rp580.000.000.000

Rp530.000.000.000
2018 2019 2020 2021 2022

Kota Pangkal Pinang Rata-rata Kab/Kota tanpa Provinsi

Grafik 2.2 Tren TKD Kota Pangkal Pinang Tahun 2018-2022

Dalam 5 tahun terakhir, besaran Transfer ke Daerah (TKD) yang terdiri

dari DAU, DBH dan DAK Fisik & Non Fisik milik Kota Pangkal Pinang

mengalami fluktuasi sehingga tidak sejalan dengan rata-rata Kabupaten/Kota

yang ada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Pada data di atas, terdapat

penurunan sejak tahun 2018 hingga 2020 yang disebabkan oleh penurunan

alokasi DAK karena Gagal Salur DAK pada tahun 2019 dan tahun 2020

(Bidang Pembinaan dan Pelaksanaan Anggaran II Kantor Wilayah Ditjen

Perbendaharaan Provinsi Bangka Belitung, 2021).

Pada tahun 2021, TKDD Kota Pangkal Pinang mengalami kenaikan yang

cukup signifikan. Kenaikan ini terjadi di seluruh Indonesia sesuai dengan

data pada APBN KiTa edisi Kaleidoskop 2021 dimana TKDD meningkat

sebesar 3,04 persen (sebesar Rp785,71 triliun) dari realisasi pada periode

yang sama pada tahun 2020 (Biro Kehumasan dan Layanan Informasi,

7
2022) yang mendorong adanya peningkatan alokasi TKDD sebagai usaha

untuk recovery setelah pandemi COVID-19.

2.3 Analisis Dana Alokasi Umum

0,7
Indeks Kapasitas Fiskal Daerah (IKFD)

0,65 Kota Pangkal Pinang

0,6 Kab. Bangka Tengah Kab. Bangka


Kab. Bangka Barat
0,55
Kab. Belitung Timur
0,5
Kab. Belitung
Kab. Bangka Selatan
0,45
Rp400 Rp420 Rp440 Rp460 Rp480 Rp500
Billions
Dana Alokasi Umum (DAU)

Grafik 2.3 Hubungan DAU dengan IKFD pada Kab/Kota di Provinsi Bangka Belitung

Jika suatu daerah mempunyai IKFD tinggi, seharusnya alokasi DAU

yang dialokasikan untuk daerah tersebut adalah kecil. Hal tersebut

mengindikasikan adanya hubungan negatif antara indeks kapasitas fiskal

daerah dengan DAU, karena itulah garis tren bergerak dari kuadran II menuju

kuadran IV. Jika pemerintah pusat menganggap daerah tersebut telah

mandiri dan sudah tidak bergantung lagi maka alokasi DAU yang diberikan

akan perlahan berkurang.

Pada kasus di Kota Pangkal Pinang, meski persentase alokasinya lebih

dari 60% (Grafik 2.1) jika dibandingkan dengan kabupaten di provinsi yang

sama, kota Pangkal Pinang menerima alokasi DAU paling kecil. Hal ini

disebabkan oleh kurangnya PNSD di pemerintah kota Pangkal Pinang

karena moratorium dari pemerintah pusat (Marlianto, 2022). Meski begitu,

Kota Pangkal Pinang telah memenuhi kondisi dimana IKFD-nya tinggi

8
sedangkan alokasi DAU-nya rendah yang membuat Kota Pangkal Pinang

menempati posisi terbaik di dalam hubungan IKFD dengan DAU (berada di

kuadran II) dibandingkan dengan Kabupaten lain di Provinsi Kepulauan

Bangka Belitung.

2.4 Analisis Dana Bagi Hasil


0,7
Indeks Kapasitas Fiskal Daerah (IKFD)

0,65 Kota Pangkal Pinang

0,6 Kab. Bangka Tengah Kab. Bangka


Kab. Bangka Barat
0,55
Kab. Belitung Timur

0,5
Kab. Belitung
Kab. Bangka Selatan
0,45
Rp80 Rp100 Rp120 Rp140 Rp160 Rp180
Billions

Dana Bagi Hasil (DBH)

Grafik 2.4 Hubungan DBH dengan IKFD pada Kab/Kota di Provinsi Bangka Belitung

Garis tren pada kuadran menunjukkan adanya hubungan positif antara

IKFD dengan DBH. Semakin tinggi IKFD, seharusnya semakin besar pula

DBH yang diterima oleh daerah bersangkutan. Pada kasus Kota Pangkal

Pinang, IKFD-nya berada di puncak klasemen namun alokasi DBH-nya

paling rendah dibandingkan dengan Kabupaten di provinsi yang sama, hal

tersebut disebabkan karena Kota Pangkal Pinang bukanlah daerah

penghasil. Sesuai dengan Grafik 2.4, Kota Pangkal Pinang berada di

kuadran II padahal seharusnya posisi ideal adalah berada di kuadran I.

Alasan mengapa Kota Pangkal Pinang mempunyai kondisi yang tidak sesuai

dapat disebabkan oleh kebutuhan fiskal Kota Pangkal Pinang yang kecil,

9
artinya belanja pemerintah daerahnya juga kecil. Hal ini dibuktikan dengan

belanja pada tahun 2022 lebih kecil dibandingkan dengan tahun sebelumnya

dan IKFD yang ikut turun. Kebutuhan fiskal yang kecil, meningkatkan

kapasitas fiskal sehingga IKFD menjadi tinggi. Perubahan yang terjadi pada

Kebutuhan Fiskal akan diikuti secara positif oleh Belanja Pegawai

(Rosmawati, R., & Zamzami, 2015).

2.5 Analisis Dana Alokasi Khusus


0,7
Indeks Kapasitas Fiskal Daerah (IKFD)

0,65 Kota Pangkal Pinang

0,6 Kab. Bangka Tengah Kab. Bangka


Kab. Bangka Barat
0,55
Kab. Belitung Timur

0,5
Kab. Belitung
Kab. Bangka Selatan
0,45
Rp120 Rp170 Rp220
Billions

Dana Alokasi Khusus (DAK)

Grafik 2.5 Hubungan DAK dengan IKFD pada Kab/Kota di Provinsi Bangka Belitung

DAK adalah transfer ke daerah yang digunakan untuk menangani

kesenjangan pelayanan publik yang menjadi prioritas nasional. Dari

tujuannya, DAK tidak mempunyai hubungan langsung dengan IKFD

meskipun DAK termasuk ke dalam komponen pendapatan. Di sisi lain, jika

dihubungkan dengan IPM, DAK mampu menjadi salah satu faktor yang

meningkatkan IPM karena tujuan DAK adalah menangani kesenjangan

pelayanan publik. Pelayanan publik yang baik dapat berpengaruh ke ranah

pendidikan, kesehatan hingga infrastruktur jalan. Sejauh ini dapat

disimpulkan bahwa kenaikan pada DAK juga dapat meningkatkan IPM.

10
Pada realitanya, kondisi Kota Pangkal Pinang sendiri tidak sesuai

dengan teori di atas; meskipun alokasi DAK-nya di bawah rata-rata, IPM-nya

sudah tinggi. Kemungkinan hal ini disebabkan oleh kemampuan pemerintah

Kota Pangkal Pinang dalam mengelola keuangan daerahnya. Kemampuan

mengelola keuangan yang baik tersebut dibuktikan dengan Laporan

Keuangan mereka yang telah berpredikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)

sejak tahun 2017 (Lisia Ayu, 2022).

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Kota Pangkal Pinang mendapatkan indeks kapasitas fiskal daerah dengan

kategori rendah namun termasuk tinggi dibandingkan dengan kabupaten di

provinsinya. Meski begitu, dengan IKFD yang termasuk tinggi di liganya, alokasi

DAU yang diterimanya paling rendah dikarenakan kurangnya jumlah PNSD di

pemerintah Kota Pangkal Pinang. Sementara itu, dari sisi DBH, Kota Pangkal

Pinang mendapatkan alokasi nominal yang juga paling kecil. Hal ini dikarenakan

kota tersebut bukanlah daerah penghasil. Sedangkan dari sisi alokasi DAK yang

kembali mendapatkan nominal kecil, kemungkinan dikarenakan kota Pangkal

Pinang telah mempunyai kemampuan yang baik dalam mengelola keuangan

daerahnya dibuktikan dengan perolehan predikat WTP sejak tahun 2017.

Dilihat dari persentase DAU, DBH dan DAK serta tinggi rendahnya indeks

kapasitas fiskal daerah dan indeks pembangunan manusia, Kota Pangkal Pinang

termasuk kota yang terus berkembang ke arah yang lebih baik. Meski bukan

daerah penghasil ataupun tidak menerima DAK dalam jumlah besar dan memiliki

IKFD rendah, Kota Pangkal Pinang berhasil meningkatkan IPM nya secara

konsisten sejak tahun 2018. Dari sini dapat disimpulkan bahwa Kota Pangkal

Pinang berhasil meningkatkan kesejahteraan penduduknya dari tahun ke tahun.

12
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistika Provinsi Bangka Belitung. (2021, Desember 2). Indeks

Pembangunan Manusia 2010-2021. Diambil kembali dari Badan Pusat

Statistika Provinsi Bangka Belitung:

https://babel.bps.go.id/indicator/26/53/1/indeks-pembangunan-

manusia.html

Bidang Pembinaan dan Pelaksanaan Anggaran II Kantor Wilayah Ditjen

Perbendaharaan Provinsi Bangka Belitung. (2021). Kajian Fiskal Regional

Tahun 2020. Pangkal Pinang: Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan

Provinsi Bangka Belitung.

Biro Kehumasan dan Layanan Informasi. (2022). APBN KiTa : Kaleidoskop 2021.

Jakarta: Kementerian Keuangan.

Budiarti, N. (2016). Pengaruh Kesejahteraan Masyarakat Melalui Analisa Indeks

Pembangunan Manusia Kab/Kota Provinsi Jawa Timur. Perbanas.ac.id,

1.

Christia, A. M., & Ispriyarso, B. (2019). Desentralisasi Fiskal dan Otonomi Daerah

di Indonesia. Law Reform Vol. 15 No.1, 157.

Enas, U., Moeljono, Zunaidi, A., Pribadi, Y., Syairozi, M. I., & etc. (2021).

Keuangan Negara. Jakarta: CV Widina Media Utama.

Lestari, P., Sarfiah, S. N., & Prasetyanto, P. K. (2019). Analisis Pengaruh DAU,

DAK, dan DBH Terhadap IPM di Kabupaten/Kota Eks Karesidenan Kedu

13
Tahun 2012-2016. DINAMIC : Directory Journal of Economic Vol.1 No.1,

106-108.

Lisia Ayu. (2022, 10 21). Sekda Naziarto Serahkan Penghargaan WTP di

Lingkungan Prov. Kep. Babel. Diambil kembali dari babelprov.go.id:

https://babelprov.go.id/berita_detil/sekda-naziarto-serahkan-

penghargaan-wtp-di-lingkungan-prov-kep-babel

Marlianto, C. (2022, Oktober 21). Pemkot Pangkalpinang Masih Kekurangan

PNS, Ini Sebabnya. Diambil kembali dari Bangka Tribun News:

https://bangka.tribunnews.com/2022/10/21/pemkot-pangkalpinang-

masih-kekurangan-pns-ini-

sebabnya#:~:text=Dimana%20jumlah%20aparatur%20sipil%20negara,s

aat%20ini%20berjumlah%203.305%20orang.

Rosmawati, S., R., M. R., & Zamzami. (2015). Analisis Kebutuhan dan Kapasitas

Fiskal serta Hubungannya dengan Belanja Pegawai di Kabupaten Tebo.

Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah Vol. 3 No.1, 46.

14
HASIL UJI PLAGIARISME

15
REV 3062220007_ARTHEMISIA JASMINE SEKAR
PERTIWI_DESENTRALISASI FISKAL
ORIGINALITY REPORT

16 %
SIMILARITY INDEX
15%
INTERNET SOURCES
5%
PUBLICATIONS
6%
STUDENT PAPERS

PRIMARY SOURCES

1
www.readbag.com
Internet Source 2%
2
jurnal.usi.ac.id
Internet Source 1%
3
id.scribd.com
Internet Source 1%
4
www.mikirbae.com
Internet Source 1%
5
www.coursehero.com
Internet Source 1%
6
docplayer.info
Internet Source 1%
7
repository.uinsu.ac.id
Internet Source 1%
8
Submitted to POLITEKNIK KEUANGAN
NEGARA STAN
1%
Student Paper

nanopdf.com
1%
Internet Source
9

10
media.neliti.com
Internet Source 1%
11
moam.info
Internet Source 1%
12
nurulyuliana77.wordpress.com
Internet Source 1%
13
akangbageur21.wordpress.com
Internet Source 1%
14
adoc.pub
Internet Source 1%
15
eprints.walisongo.ac.id
Internet Source 1%
16
www.suara.com
Internet Source 1%
17
economy.okezone.com
Internet Source <1 %
18
eprints.stikosa-aws.ac.id
Internet Source <1 %
19
ejurnal.its.ac.id
Internet Source <1 %
20
ekonomi.metrotvnews.com
Internet Source <1 %
21
pascafeb.unud.ac.id
Internet Source <1 %
22
Deni Herdiyana. "ANALISIS DATA PETA
KAPASITAS FISKAL DAERAH", Jurnal Pajak dan
<1 %
Keuangan Negara (PKN), 2019
Publication

Exclude quotes Off Exclude matches Off


Exclude bibliography On
REV 3062220007_ARTHEMISIA JASMINE SEKAR
PERTIWI_DESENTRALISASI FISKAL
PAGE 1

PAGE 2

PAGE 3

PAGE 4

PAGE 5

PAGE 6

PAGE 7

PAGE 8

PAGE 9

PAGE 10

PAGE 11

PAGE 12

PAGE 13

PAGE 14

PAGE 15

Anda mungkin juga menyukai