Anda di halaman 1dari 32

TUGAS AKHIR PRAKTIKUM EKONOMI REGIONAL

PROVINSI DKI JAKARTA

Disusun Oleh :

Firli Wahyu Ribut Safira

201910180311026

Ekonomi Regional (A2)

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2022
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... i

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.1.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi dan Kabupaten/Kota ..................... 1

1.1.2 Penduduk Provinsi dan Kabupaten/Kota .......................................... 3

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 5

2.1 Teori Location Quotient ........................................................................... 5

2.2 Analisis Tipologi Klassen ........................................................................ 7

BAB III PEMBAHASAN ..................................................................................... 9

3.1 Location Quatient ..................................................................................... 9

3.1.1 Hasil Olah Excel ............................................................................... 9

3.1.2 Interpretasi....................................................................................... 10

3.2 Analisis Tipologi Klassen ...................................................................... 12

3.2.1 Hasil Olah Excel ............................................................................. 12

3.2.2 Interpretasi....................................................................................... 13

BAB IV LAMPIRAN .......................................................................................... 15

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-
Nya tentunya penulis tidak akan sanggup untuk menyelesaikan laporan ini dengan
baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita
yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di yaumul akhir
nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat


sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikir, sehingga penulis mampu
untuk menyelesaikan pembuatan laporan sebagai salah satu tugas akhir dari
Praktikum Ekonomi Regional.

Penulis tentu menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk laporan ini, supaya
laporan ini nantinya dapat menjadi laporan akhir yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada laporan ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya


kepada Dosen Ekonomi Regional Bapak Setyo Wahyu S, S.E., M.E dan selaku
instruktur di kelas praktikum Bapak Rahmad Hidayat, S.E., M.E.

Demikian, semoga Laporan Akhir Praktikum Ekonomi Regional ini dapat


bermanfaat. Terima kasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Pasuruan , 20 Januari 2022

Penulis

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.1.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi dan Kabupaten/Kota

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator


keberhasilan pembangunan di suatu perekonomian. Kesejahteraan
dan kemajuan suatu perekonomian ditentukan oleh besarnya
pertumbuhan yang ditunjukkan oleh perubahan output nasional.
Adanya perubahan output dalam perekonomian merupakan analisis
ekonomi jangka pendek.
Pertumbuhan ekonomi wilayah merupakan proses dimana
terjadi peningkatan pendapatan yang di dapat oleh masyarakat secara
menyeluruh yang terjadi di daerah tersebut. Nilai dari pendapatan
daerah dapat dilihat dari kenaikan serta penurunan pendapatan
masyarakat melalui laporan yang dipublikasi. menyebutkan adanya
dua bentuk/struktur dari kenaikan atau penurunan pendapatan yang
mana meliputi :
1. Kenaikan atau penurunan nilai riil tidak berpengaruh terhadap
faktor perubahan harga, tetapi daya beli masyarakat dapat
berubah apakah terjadi kenaikan pada nilai riil pendapatan.
2. Kenaikan ataupun penurunan nilai riil yang mana perubahan
harga menjadi penentu/ mempengaruhi dari naik atau turunnya
pendapatan.
Jadi, berdasarkan 2 faktor yang meliputi kenaikan ataupun
penurunan pendapatan masyarakat diakibatkan oleh faktor harga,
dan tidak dipengaruhi oleh faktor harga (Roni & Hidayat, 2016).
Terdapat dua faktor utama yang perlu diperhatikan dalam
mengidentifikasi potensi kegiatan kegiatan ekonomi daerah.
Pertama, sektor ekonomi yang unggul atau mempunyai daya saing
dalam beberapa periode tahun terakhir dan kemungkinan prospek
sektor ekonomi dimasa datang. Kedua, sektor ekonomi yang

1
potensial untuk dikembangkan di masa mendatang, walaupun pada
saat ini belum mempunyai tingkat daya saing yang baik.
Pembangunan ekonomi akan optimal bila didasarkan pada
keunggulan komparatif (comparative advantage) dan keunggulan
kompetitif (competitive advantage) (Kurniawan & Sudarti., 2017).
DKI Jakarta merupakan ibu kota Republik Indonesia yang
sekaligus menjadi pusat perekonomian nasional. Politik, dan
kebudayaan. Provinsi DKI Jakarta memiliki 6 Kabupaten/ Kota
yaitu Kepulauan Seribu, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta
Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Utara. Dari 6 Kabupaten/Kota yang
berada di Jakarta, pertumbuhan ekonomi yang dilihat dari Produk
Domestik Regional Bruto dalam 3 tahun terakhir yaitu tahun 2018 –
2020.
Produk Domestik Regional Bruto Atas Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha (Miliyar Rupiah)
Kabupaten / Kota
2018 2019 2020
Kepulauan Seribu 3.936,01 3.900,49 3.710,93
Jakarta Selatan 394.429,96 421.291,05 419.329,62
Jakarta Timur 298.530,65 313.550,67 299.704,53
Jakarta Pusat 424.204,37 452.518,85 449.615,34
Jakarta Barat 299.452,40 318.891,51 316.204,31
Jakarta Utara 320.658,35 332.843,55 312.331,56
DKI Jakarta 1.735.208,29 1.836.198,49 1.792.794,59

Sumber : Badan Pusat Statistik Jakarta


Dari data pertumbuhan ekonomi yang ada di DKI Jakarta
mengalami fluktuatif yang dimana data Produk Domestik Regional
Bruto yang ada di DKI Jakarta pada 3 tahun terakhir yaitu tahun
2018 -2020 mengalami kenaikan atau penurunnan yang tidak teratur
disetiap tahunnya. Di tahun 2018 pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta
yaitu berada diangka 1.735.208,29 miliyar rupiah, kemudian pada
tahun 2019 mengalami kenaikan pertumbuhan ekonomi sebesar
1.836.198,49 miliyar rupiah, dan kemudian pada tahun 2020
pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan sebesar 1.792.794,59
miliyar rupiah.

2
1.1.2 Penduduk Provinsi dan Kabupaten/Kota

DKI Jakarta merupakan Provinsi ke lima dengan tingkat


jumlah penduduk terbesar di Indonesia setelah Jawa Barat, Jawa
Timur, Jawa Tengah dan Sumatera Utara. DKI Jakarta yang
mempunyai 6 Kabupaten/ Kota dengan jumlah penduduk yang
berbeda.

Jumlah Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi DKI Jakarta


Kabupaten / Kota
2018 2019 2020
Kepulauan Seribu 24,13 24,30 27,75
Jakarta Selatan 2.246,14 2.264,70 2.226,81
Jakarta Timur 2.916,02 2.937,86 3.037,14
Jakarta Pusat 924,69 928,11 1.056,90
Jakarta Barat 2.559,36 2.589,93 2.434,51
Jakarta Utara 1.747,31 1.812,91 1.778,98
DKI Jakarta 10.467,63 10.557,81 10.562,09

Sumber : Badan Pusat Statistik Jakarta


Dapat dilihat dari data Badan Pusat Statistik diatas pada
kurun waktu 3 tahun terakhir yaitu tahun 2018 – 2020. Pada data
jumlah penduduk Kepulauan Seribu tahun 2018 sebesar 24,13 juta
jiwa, sedangkan pada tahun 2019 mengalami kenaikan jumlah
penduduk sebesar 24,30 juta jiwa dan pada tahun 2020 juga
mengalami kenaikan jumlah penduduk sebesar 27,75 juta jiwa. Kota
Jakarta Selatan pada tahun 2018 jumlah penduduk sebesar 2.246,14
juta jiwa, sedangkan pada tahun 2019 jumlah penduduk mengalami
kenaikan sebesar 2.264,70 juta jiwa, dan pada tahun 2020 Kota
Jakarta Seltan menglami penurunan jumlah penduduk sebesar
2.226,81 juta jiwa. Kota Jakarta Timur pada tahun 2018 jumlah
penduduk sebesar 2.916,02 juta jiwa, sedangkan pada tahun 2019
jumlah penduduk mengalami kenaikan sebesar 2.937,86 juta jiwa,
dan pada tahun 2020 Kota Jakarta Timur jumlah penduduk sebesar
3.037,14 juta jiwa. Kota Jakarta Pusat pada tahun 2018 jumlah
penduduk sebesar 924,69 juta jiwa, sedangkan pada tahun 2019
jumlah penduduk mengalami kenaikan sebesar 928,11 juta jiwa, dan
pada tahun 2020 Kota Jakarta Pusat jumlah penduduk sebesar
1.056,90 juta jiwa. Kota Jakarta Barat pada tahun 2018 jumlah
penduduk sebesar 2.559,36 juta jiwa, sedangkan pada tahun 2019

3
jumlah penduduk mengalami kenaikan sebesar 2.589,93 juta jiwa,
dan pada tahun 2020 Kota Jakarta Barat jumlah penduduk sebesar
2.434,51 juta jiwa. Kota Jakarta Utara pada tahun 2018 jumlah
penduduk sebesar 1.747,31 juta jiwa, sedangkan pada tahun 2019
jumlah penduduk mengalami kenaikan sebesar 1.812,91 juta jiwa,
dan pada tahun 2020 Kota Jakarta Utara jumlah penduduk sebesar
1.778,98 juta jiwa.

4
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Location Quotient

Teknik analisis LQ digunakan untuk menentukan kategori suatu


sektor termasuk dalam sektor yang berpotensi atau sektor unggulan atau
sektor bukan unggulan. Analisis ini merupakan usaha untuk mengukur
konsentrasi dari satu kegiatan ekonomi dalam satu daerah dengan cara
membandingkan perannya dalam perekonomian daerah itu dengan peranan
kegiatan ekonomi sejenis dalam perekonomian regional atau nasional.
Alat analisis ini digunakan dalam menentukan sektor unggulan atau
ekonomi basis suatu perekonomian wilayah. Sektor unggulan yang
berkembang dengan baik tentunya mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi daerah, yang pada akhirnya dapat
meningkatkan pendapatan daerah secara optimal.
Dengan alat analisis Location Question (LQ) ini dapat diketahui
sektor maupun sub sektor ekonomi unggulan daerah studi yang ada di
daerah referensi dari sisi kontribusi.
Untuk mendapatkan gambaran tentang sektor ekonomi basis di
daerah maka perlu dilakukan analisis dengan metode Location Quetient
(LQ) atau Static Location Quetient (SLQ) . Secara matematik, Static
Location Quotient atau lebih populer disebut dengan LQ/SLQ
diformulasikan sebagai perbandingan relatif antara kemampuan suatu
sektor di daerah yang diamati dengan kemampuan sector yang sama pada
daerah yang lebih luas. Analisis SLQ salah satunya dilakukan untuk
menentukan sektor basis atau sektor yang menjadi unggulan suatu daerah.
Walaupun pada perkembangannya analisis SLQ juga digunakan dengan
berbasis pada data tenaga kerja dan pendapatan.
Formulasi perbandingan antara pangsa sektor i daerah studi k
dengan pangsa sektor tersebut dengan daerah referensi p, disebut dengan
hasil bagi lokasi atau Static Location Quotient (LQ), atau dapat ditulis :
SLQ = Sik / PDRBk

5
Sip / PDRBp

Keterangan :

Sik = Sumbangan sektor i daerah studi k (kabupaten/kota misalnya) dalam


pembentukkan Produk Domestik Regional Bruto Riil (PDRB) daerah studi
k.

PDRBk = PDRB total di semua sektor di daerah studi k

Sip = Sumbangan sektor i daerah referensi p (propinsi misalnya) dalam


pembentukkan PDRR daerah referensi p.

PDRBp = PDRR total di semua sektor daerah referensi p

Berdasarkan formulasi yang ditunjukkan dalam persamaan diatas, maka ada


tiga kemungkinan nilai SLQ yang dapat ditemukan, yaitu :
1. Nilai SLQ di sektor i = 1. Ini berarti bahwa laju pertumbuhan sektor i
di daerah studi k adalah sama dengan laju pertumbuhan sektor yang
sama dengan dalam perekonomian daerah referensi p. Sektor tersebut
menjadi basis atau atau memiliki keunggulan komparatif. Komoditas di
sektor tersebut tidak saja dapat memenuhi kebutuhan di wilayahnya
sendiri tapi juga dapat diekspor ke luas wilayah
2. Nilai SLQ di sektor i > 1. Ini berarti bahwa laju pertumbuhan sektor i di
daerah studi k adalah lebih besar dibandingkan dengan laju
pertumbuhan sektor yang sama dengan dalam perekonomian daerah
referensi p. Dengan demikian, sektor i merupakan sektor unggulan
daerah studi k sekaligus merupakan basis ekonomi untuk dikembangkan
lebih lanjut oleh daerah studi k. Sektor tersebut tergolong non basis,
tidak memiliki keungulan komparatif. Komoditas sektor tersebut hanya
cukup untuk memenuhi kebutuhan di wilayahnya sendiri
3. Nilai SLQ di sektor i < 1. Ini berarti bahwa laju pertumbuhan sektor i di
daerah studi k adalah lebih kecil dibandingkan dengan laju pertumbuhan
sektor yang sama dengan dalam perekonomian daerah referensi p.
Dengan demikian, sektor i bukan merupakan sektor unggulan daerah
studi k dan bukan merupakan basis ekonomi serta tidak prospektif untuk

6
dikembangkan lebih lanjut oleh daerah studi k. Sektor tersebut tergolong
non basis. Komoditas di sektor tersebut tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan sendiri sehingga perlu pasokan atau impor dari luar wilayah

2.2 Analisis Tipologi Klassen

Alat analisis Tipologi Klassen digunakan untuk mengetahui


gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan ekonomi masing-masing
daerah. Tipologi Klassen pada dasarnya membagi daerah berdasarkan dua
indikator utama, yaitu pertumbuhan ekonomi daerah dan pendapatan
perkapita daerah. Dengan menentukan rata-rata pertumbuhan ekonomi
sebagai sumbu vertikal dan rata-rata pendapatan per kapita sebagai sumbu
horizontal, daerah yang diamati dapat dibagi menjadi empat klasifikasi,
yaitu: daerah cepat maju dan cepat tumbuh (high growth and high income),
daerah maju tapi tertekan (high income but low growth), daerah
berkembang cepat (high growth but low income), dan daerah relatif
tertinggal (low growth and low income).
Kriteria yang digunakan untuk membagi daerah kabupaten/kota
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Daerah cepat maju dan cepat tumbuh, daerah yang memiliki tingkat
pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita yang lebih tinggi
disbanding rata-rata kabupaten/kota;
2. Daerah maju tapi tertekan, daerah yang memiliki pendapatan per
kapita lebih tinggi, tetapi tingkat pertumbuhan ekonominya lebih rendah
dibaanding rata- rata kabupaten/kota;
3. Daerah berkembang cepat, adalah daerah yang memiliki tingkat
pertumbuhan tinggi, tetapi tingkat pendapatan per kapita lebih rendah
dibanding rata-rata kabupaten/kota;
4. Daerah relatif tertinggal adalah daerah yang memiliki tingkat
pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita yang lebih rendah
dibanding rata-rata kabupaten/kota. Disebut “Tinggi” apabila indikator
di suatu kabupaten/kota lebih tinggi dibandingkan rata-rata seluruh
kabupaten/kota; digolongkan “Rendah” apabila indikator di suatu

7
kabupaten/kota lebih rendah dibandingkan rata-rata seluruh
kabupaten/kota.

Table 1. Matrik Klasifikasi Pertumbuhan Ekonomi Menurut Tipologi


Klassen

Laju PDRB yi < y yi > y


Pertumbuhan perkapita
(r) (y)
ri > r Daerah berkembang Daerah cepat maju dan
cepat cepat tumbuh
ri < r Daerah relative Daerah maju tapi
tertinggal tertekan
Sumber : modul praktikum ekonomi regional

Keterangan :

ri = Laju pertumbuhan PDRB kabupaten i

r = Laju pertumbuhan total PDRB DKI Jakarta

yi = Pendapatan perkapita kabupaten i

y = Pendapatan perkapita DKI Jakarta

Pertumbuhan ekonomi biasanya dihitung dari pertumbuhan PDRB


atas dasar harga konstan. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten dihitung dari
pertumbuhan PDRB Kabupaten yang didasarkan atas dasar harga konstan.
Penghitungan pertumbuhan ekonomi masing-masing tahun dirumuskan
sebagai berikut :

𝑃𝐷𝑅𝐵𝑡−𝑃𝐷𝑅𝐵𝑡−1
𝑃𝐸 = { }× 100%
𝑃𝐷𝑅𝐵𝑡−1

Dimana:

PE = Pertumbuhan Ekonomi

PDRBt = PDRB tahun ke t

PDRBt-1 = PDRB tahun ke t-1

8
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Location Quatient

3.1.1 Hasil Olah Excel

Table 1. PDRB ADHK menurut Lapangan Usaha Kota Jakarta


Timur (Miliyar Rupiah)
No Lapangan Usaha 2016 2017 2018 2019 2020
1 Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 257,60 257,89 257,61 257,48 254,79
2 Pertambangan dan Penggalian 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
3 Industri Pengolahan 76.506,63 81.728,03 85.368,12 85.741,15 78.885,41
4 Pengadaan Listrik dan Gas 1.179,98 1.347,53 1.679,55 1.924,77 1.707,85
5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 172,13 177,28 190,77 198,79 194,59
6 Konstruksi 31.584,14 33.179,84 34.288,66 35.150,68 33.353,89
7 Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 41.961,98 44.310,34 47.209,73 50.338,77 47.567,81
8 Transportasi dan Pergudangan 14.992,17 16.824,44 18.496,23 19.527,45 15.351,79
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 12.493,17 13.183,03 13.906,04 15.074,29 13.120,94
10 Informasi dan Komunikasi 15.787,74 17.461,77 19.103,36 21.476,90 24.109,88
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 4.476,44 4.744,22 4.878,19 5.290,21 5.541,21
12 Real Estate 14.169,81 14.755,62 15.491,29 16.296,35 16.679,22
13 Jasa Perusahaan 13.267,14 14.585,28 15.875,08 17.831,08 17.538,56
14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 8.836,66 8.413,03 9.259,03 9.645,12 9.160,52
15 Jasa Pendidikan 17.520,40 17.879,95 19.019,69 20.108,89 20.757,72
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 4.401,34 4.711,26 5.048,75 5.396,75 6.493,85
17 Jasa Lainnya 7.202,71 7.803,61 8.458,56 9.300,99 8.986,52
Produk Domestik Regional Bruto 264.810,04 281.363,14 298.530,65 313.550,67 299.704,53

Sumber : Badan Pusat Satatistik Jakarta Timur


Table 2. PDRB ADHK menurut Lapangan Usaha Provinsi DKI
Jakarta (Miliar Rupiah)
No Lapangan Usaha 2016 2017 2018 2019 2020
1 Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 1.387,53 1.391,53 1.394,06 1.398,22 1.401,07
2 Pertambangan dan Penggalian 2.911,79 2.916,31 2.945,33 2.827,32 2.645,40
3 Industri Pengolahan 193.625,44 207.917,78 219.717,89 217.046,50 194.600,02
4 Pengadaan Listrik dan Gas 3.904,57 4.344,53 5.228,25 5.856,47 5.224,12
5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 666,20 685,69 737,57 763,67 743,23
6 Konstruksi 198.680,18 208.861,70 215.896,01 219.737,37 207.532,81
7 Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 245.877,30 259.765,28 275.953,80 291.238,59 270.733,85
8 Transportasi dan Pergudangan 51.657,92 56.260,55 61.328,93 66.488,05 61.483,63
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 76.873,47 81.389,91 85.359,50 91.315,64 76.510,58
10 Informasi dan Komunikasi 156.515,66 172.427,81 188.922,98 210.969,97 234.439,18
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 168.797,70 178.831,06 183.680,63 199.004,23 207.672,66
12 Real Estate 102.395,78 106.781,89 111.360,64 116.583,97 118.828,09
13 Jasa Perusahaan 116.289,74 128.237,35 139.487,44 155.071,41 151.796,19
14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 64.388,95 61.594,19 67.893,78 70.325,19 66.228,07
15 Jasa Pendidikan 74.590,91 75.905,20 80.495,76 84.908,46 87.153,29
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 25.255,98 26.920,03 28.666,63 30.627,69 36.708,69
17 Jasa Lainnya 56.097,78 61.128,34 66.139,08 72.035,75 69.093,73
Produk Domestik Regional Bruto 1.539.916,88 1.635.359,15 1.735.208,29 1.836.198,49 1.792.794,59

Sumber : Badan Pusat Satatistik DKI Jakarta


Table 3. Nilai SLQ

2016 2017 2018 2019 2020 Rerata


1,08 1,08 1,07 1,08 1,09 1,08
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
2,30 2,28 2,26 2,31 2,42 2,32
1,76 1,80 1,87 1,92 1,96 1,86

9
1,50 1,50 1,50 1,52 1,57 1,52
0,92 0,92 0,92 0,94 0,96 0,93
0,99 0,99 0,99 1,01 1,05 1,01
1,69 1,74 1,75 1,72 1,49 1,68
0,95 0,94 0,95 0,97 1,03 0,97
0,59 0,59 0,59 0,60 0,62 0,59
0,15 0,15 0,15 0,16 0,16 0,16
0,80 0,80 0,81 0,82 0,84 0,81
0,66 0,66 0,66 0,67 0,69 0,67
0,80 0,79 0,79 0,80 0,83 0,80
1,37 1,37 1,37 1,39 1,42 1,38
1,01 1,02 1,02 1,03 1,06 1,03
0,75 0,74 0,74 0,76 0,78 0,75
Sumber : olah data Excel
Table 4. Kode Nilai SLQ
2016 2017 2018 2019 2020 Rerata
BASIS BASIS BASIS BASIS BASIS BASIS
NONBASIS NONBASIS NONBASIS NONBASIS NONBASIS NONBASIS
BASIS BASIS BASIS BASIS BASIS BASIS
BASIS BASIS BASIS BASIS BASIS BASIS
BASIS BASIS BASIS BASIS BASIS BASIS
NONBASIS NONBASIS NONBASIS NONBASIS NONBASIS NONBASIS
NONBASIS NONBASIS NONBASIS BASIS BASIS BASIS
BASIS BASIS BASIS BASIS BASIS BASIS
NONBASIS NONBASIS NONBASIS NONBASIS BASIS NONBASIS
NONBASIS NONBASIS NONBASIS NONBASIS NONBASIS NONBASIS
NONBASIS NONBASIS NONBASIS NONBASIS NONBASIS NONBASIS
NONBASIS NONBASIS NONBASIS NONBASIS NONBASIS NONBASIS
NONBASIS NONBASIS NONBASIS NONBASIS NONBASIS NONBASIS
NONBASIS NONBASIS NONBASIS NONBASIS NONBASIS NONBASIS
BASIS BASIS BASIS BASIS BASIS BASIS
BASIS BASIS BASIS BASIS BASIS BASIS
NONBASIS NONBASIS NONBASIS NONBASIS NONBASIS NONBASIS
Sumber : olah data Excel

3.1.2 Interpretasi

Dari hasil analisis pada Kota Jakarta Timur Provinsi DKI


Jakarta tahun 2016 – 2020 menunjukkan bahwa sektor yang
merupakan Sektor Basis adalah Pertanian, Kehutanan dan
Perikanan, Industri Pengolahan, Pengadaan Listrik dan Gas,
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang,

10
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor,
Transportasi dan Pergudangan, Jasa Pendidikan dan Jasa Kesehatan
dan Kegiatan Sosial.
Sektor tersebut dapat dinyatakan Sektor Basis karena sektor-
sektor tersebut mempunyai nilai SLQ lebih besar dari 1 (SLQ > 1).
Hal ini pula yang menyatakan bahwa sektor tersebut merupakan
suatu potensi yang ada di Kota Jakarta Timur yang terus
dikembangkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Provinsi
DKI Jakarta. Sektor tersebut dikatakan basis karena pertumbuhan
sector, sektor-sektor basis tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan
pertumbuhan sektor yang sama di Provinsi DKI Jakarta sebagai
daerah referensi. Komoditas di sektor Basis tidak hanya dapat
memenuhi kebutuhan di Provinsi DKI Jakarta melainkan juga dapat
diekspor keluar wilayah.
Sedangkan sektor yang menunjukkan Sektor Non Basis pada
analisis SLQ di Kota Jakarta Timur ada 9 sektor yaitu Pertambangan
dan Penggalian, Konstruksi, Penyediaan Akomodasi dan Makan
Minum, Informasi dan Komunikasi, Jasa Keuangan dan Asuransi,
Real Estate, Jasa Perusahaan, administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial, dan Jasa Linnya. Sektor tersebut
dapat dikatakan Non Basis karena sektor-sektor tersebut mempunyai
nilai SLQ kurang dari 1 (SLQ < 1). Hal ini berarti bahwa laju
pertumbuhan sektor-sektor di Kota Jakarta Timur adalah lebih kecil
dibandingkan dengan laju pertumbuhan sektor yang sama didalam
perekonomian Provinsi DKI Jakarta sebagai daerah referensi.
Dengan demikian, sektor-sektor tersebut bukan merupakan sektor-
sektor unggulan Kota Jakarta Timur dan bukan merupakan basis
ekonomi serta tidak prospektif untuk dikembangkan lebih lanjut oleh
Kota Jakarta Timur. Komoditas di sektor non basis tidak cukup
untuk memenuhi kebutuhan sendiri, sehingga akan melakukan
Impor dari luar daerah.

11
3.2 Analisis Tipologi Klassen

3.2.1 Hasil Olah Excel

Table 1. PDRB ADHK menurut Lapangan Usaha


Kabupaten/Kota Provinsi DKI Jakarta tahun 2016 - 2020
(Miliyar Rupiah)
Kabupaten / Kota 2016 2017 2018 2019 2020
Kepualauan Seribu 3.815.300,00 3.863.751,50 3.936.011,50 3.900.486,10 3.710.931,80
Jakarta Selatan 349.251.707,95 371.253.513,45 394.429.957,63 421.291.049,02 41.932.961,13
Jakarta Timur 264.810,04 281.363,14 298.530,65 313.550,67 299.704,53
Jakarta Pusat 377.781,74 400.474,90 424.324,60 452.820,39 449.615,34
Jakarta Barat 264.434,93 281.570,45 299.452,40 318.891,51 316.204,35
Jakarta Utara 283.654,30 301.779,30 320.658,30 332.843,50 312.331,60

Sumber : Badan Pusat Statistik DKI Jakarta


Table 2. Jumlah Penduduk Kabupaten/ Kota Provinsi DKI
Jakarta tahun 2016 – 2020
Kabupaten / Kota 2016 2017 2018 2019 2020
Kepualauan Seribu 23,64 23,90 24,13 24,30 27,75
Jakarta Selatan 2.206.732,00 2.226.830,00 2.246,14 2.264,70 2.226,81
Jakarta Timur 2.939.587,00 2.946.926,00 2.916,02 2.937,86 3.037,14
Jakarta Pusat 921.344,00 1.139.285,00 924,69 928,11 1.056,90
Jakarta Barat 2.317.181,00 2.326.721,00 2.559,36 2.589,93 2.434,51
Jakarta Utara 1.706.276,00 1.716.591,00 1.747,31 1.812,91 1.778,98

Sumber : Badan Pusat Statistik DKI Jakarta


Table 3. Rata - rata PDRB Per Kapita Kabupaten / Kota
Provinsi DKI Jakarta tahun 2016 - 2020 (Miliyar Rupiah)
Kabupaten / Kota 2016 2017 2018 2019 2020 Rerata
Kepualauan Seribu 161.398.536,32 161.656.478,81 163.116.929,13 160.513.831,28 133.727.272,07 156.082.609,52
Jakarta Selatan 158.266,48 166.718,39 175.603.460,88 186.025.102,23 18.830.956,00 76.156.900,80
Jakarta Timur 90,08 95,48 102.376,06 106.727,57 98.679,85 61.593,81
Jakarta Pusat 410,03 351,51 458.883,09 487.895,17 425.409,54 274.589,87
Jakarta Barat 114,12 121,02 117.002,84 123.127,46 129.884,19 74.049,93
Jakarta Utara 166,24 175,80 183.515,40 183.596,26 175.567,80 108.604,30
Rata -rata 38.793.058,04

Sumber : olah data Excel


Table 4. Rata - rata Pertumbuhan Kabupaten / Kota Provinsi
DKI Jakarta tahun 2016 – 2020
Kabupaten / Kota 2017 2018 2019 2020 Rerata
Kepualauan Seribu 1,27 1,87 -0,90 -4,86 -0,66
Jakarta Selatan 6,30 6,24 6,81 -90,05 -17,67
Jakarta Timur 6,25 6,10 5,03 -4,42 3,24
Jakarta Pusat 6,01 5,96 6,72 -0,71 4,49
Jakarta Barat 6,48 6,35 6,49 -0,84 4,62
Jakarta Utara 6,39 6,26 3,80 -6,16 2,57
Rata - rata -0,57

Sumber : olah data Excel

12
Table 5. Analisis Tipologi Klassen
Kabupaten / Kota PDRB Growth Klassen
Kepualauan Seribu TINGGI RENDAH MAJU TAPI TERTEKAN
Jakarta Selatan TINGGI RENDAH MAJU TAPI TERTEKAN
Jakarta Timur RENDAH TINGGI BERKEMBANG CEPAT
Jakarta Pusat RENDAH TINGGI BERKEMBANG CEPAT
Jakarta Barat RENDAH TINGGI BERKEMBANG CEPAT
Jakarta Utara RENDAH TINGGI BERKEMBANG CEPAT
Sumber : olah data Excel
Output pola Pertumbuhan Ekonomi Provinsi DKI Jakarta
tahun 2016 – 2020

Sumber : olah data SPSS

3.2.2 Interpretasi

Berdasarkan Analisis Tipologi Klassen, dapat dijelaskan


bahwa pola perekonomian Provinsi DKI Jakarta tahun 2016 – 2020
terbagi atas 2 klasifikasi. Pertama, Kota yang termasuk ke dalam
klasifikasi daerah Berkembang Cepat adalah Kota Jakarta Barat,
Kota Jakarta Pusat, Kota Jakarta Timur, dan Kota Jakarta Utara. Dan

13
yang ketiga, Kota yang termasuk ke dalam klasifikasi daerah Maju
Tapi Tertekan adalah Kepulauan Seribu dan Jakarta Selatan.

14
BAB IV

LAMPIRAN

- PDRB ADHK Kabupaten/Kota DKI Jakarta 2018 – 2020

- Jumlah penduduk Kabupaten/Kota DKI Jakarta 2018 -2020

15
- Location Quatient
 PDRB ADHK Kota Jakarta Timur

16
 PDRB ADHK DKI Jakarta

17
18
- Tipologi Klassen
 PDRB

19
20
21
22
23
24
 Jumlah Penduduk

25
26
27
28
29

Anda mungkin juga menyukai