Disusun oleh :
NDH : B.36
i
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh :
Dalam Rangka
Penyusunan Proyek Perubahan
Sebagai Peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN)
Tingkat Ii ANGKATAN XXV Tahun 2019
Menyetujui :
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkatnya dan penyertaan-Nya sehingga, Rancangan Proyek Perubahan
Pelatihan Kepemimpinan Tingkat II Angkatan XXV Tahun 2019 dengan Judul
“PENGENDALIAN PENYERAPAN ANGGARAN MELALUI DIRECT
CONTROL BUDGET” telah berhasil disusun.
iii
6. Keluarga tercinta yang memberikan dukungan baik moril maupun
materil kepada penulis selama mengikuti PKN II
7. Semua pihak yang tidak mungkin kami sebutkan satu persatu yang
telah ikut memberi saran dan masukan terhadap penyelesaian
Rancangan Proyek Perubahan Instansional ini.
Terakhir, kami menyadari bahwa Rancangan Proyek Perubahan
Instansional ini masih jauh dari kesempurnaan di mana masih terdapat
banyak kekurangan-kekurangan. Untuk itu, kritik dan saran yang bersifat
konstruktif sangatlah kami harapkan demi keberhasilan kelanjutan
implementasi Proyek Perubahan ini.
Project Leader
iv
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Area dan Fokus Proyek Perubahan .................................................... 3
C. Tujuan dan Manfaat Proyek Perubahan ............................................. 4
D. Adopsi dan Adapsi Hasil Visitasi Kepemimpinan Nasional ................. 5
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fenomena rendahnya penyerapan anggaran menjadi isu yang menarik di
kalangan pemerintah dan masyarakat. Rendahnya penyerapan anggaran diawal
tahun, dan kemudian digenjot diakhir tahun hampir terjadi di semua pemerintahan
baik di pusat maupun di daerah. Secara sederhana, penyerapan anggaran adalah
membandingkan anggaran dengan realisasinya. Pertanyaannya apakah rendahnya
penyerapan anggaran disebabkan karena pemerintah tidak mampu melakukan
kegiatan yang telah direncanakan, ataukah justru karena terjadi efisiensi.
Penyerapan anggaran yang tinggi tanpa adanya output serta outcome yang optimal
justru menunjukkan kinerja yang kurang baik.
Penyerapan anggaran yang rendah, menyebabkan dana tidak cepat tersalurkan
kepada masyarakat dan tidak tersalur ke sistem perekonomian daerah, sehingga
penerima manfaat tidak bisa menikmati hasil pembangunan yang dibiayai dari dana
tersebut secara tepat waktu.
Sebagai gambaran realisasi belanja triwulan I sampai triwulan IV tahun 2018
dan Triwulan I dan II 2019 sesuai dengan Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten
Sumba Timur adalah sebagai berikut :
Tabel 1
Target dan Realisasi Anggaran
1
Triwulan I
236,325,410,611.85 9,043,263,917,946.72
Triwulan II
6,358,993,516,905.39 312,142,673,762.32
Berdasarkan data realisasi belanja tersebut di atas persoalan yang
menyebabkan minimnya serapan anggaran, diantaranya:
1. Rendahnya kesadaran Perangkat Daerah untuk menepati jadwal pencairan
dana yang telah ditetapkan
2. Terlambatnya perangkat Daerah menyampaikan Rencana Umum Pengadaan
Barang secara on line untuk diumumkan melalui aplikasi SIRUP (Sistem
Informasi Rencana Umum Pengadaan)
3. Belum optimalnya Koordinasi dan Kinerja Perangkat Daerah untuk
menyelesaikan penyerapan Anggaran dan Laporan Pertanggungjawaban tepat
waktu
4. Belum tersedianya sistem informasi yang bisa di akses secara cepat dan akurat
oleh pejabat terkait sebagai dasar monitoring dan evaluasi terhadap
pelaksanaan kegiatan pembangunan fisik sarana prasarana.
Keadaan yang menjadi adalah :
2
Sumba Timur memunculkan suatu gagasan dalam rangka meningkatkan
penyerapan anggaran melalui DIRECT CONTROL BUDGET
1. Area Perubahan
Area Perubahan dalam proyek perubahan ini adalah Pengendalian
Penyerapan Anggaran, hal ini sesuai dengan Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi birokrasi
2010-2025 dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 11 Tahun 2015 tentang Roadmap Reformasi
Birokrasi 2015-2019 termasuk dalam area Manajemen Perubahan yaitu Area
Penataan Tatalaksana, dilaksanakan melalui serangkaian proses analisis dan
perbaikan tata laksana bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
sistem, proses, dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien dan terukur,
sehingga akan tercapai adanya penurunan biaya, peningkatan kualitas
pelayanan dan Penguatan Akuntabilitas, dengan hasil yang diharapkan adalah
meningkatkan kapasitas dan kapabilitas kinerja birokrasi dalam hal ini adalah
sekumpulan aktifitas kerja terstruktur dan saling terkait yang menghasilkan
keluaran yang sesuai dengan kebutuhan pengguna dan kecepatan sehingga
melahirkan kepuasan penerima layanan dalam hal ini adalah seluruh masyarakat
Sumba Timur.
2. Fokus Perubahan
Fokus dari proyek perubahan adalah Direct Control Budget, yang
merupakan Pengendalian Anggaran secara langsung yang berdampak pada
pelaksanaan pembangunan sehingga masyarakat segera memperoleh pelayanan
dari pembangunan.
C. Tujuan dan Manfaat Perubahan
1. Tujuan
3
Tujuan proyek perubahan yang akan dicapai baik secara jangka pendek,
menengah dan jangka panjang adalah sebagai berikut :
2. Manfaat
Sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan maka manfaat proyek perubahan
ini antara lain sebagai berikut :
a. Manfaat Internal
4
3. Meningkatkan Efisiensi, Efektifitas dan Transparansi dalam pelaksanaan
pembangunan fisik sehingga akan tercapai sesuai dengan target rencana
yang tertuang dalam DPA
b. Manfaat Eksternal
5
4. Mendorong pertumbuhan inovasi
Perubahan dalam suatu organisasi harus selalu dilakukan agar tidak
ketinggalan dengan perkembangan teknologi dan peradaban, diperlukan
dorongan dan dukungan Pimpinan agar perubahan ke arah yang lebih baik
terus berjalan.
5. Partisipasi Masyarakat
Visi dan misi Kabupaten Sumba Timur tidak akan bisa berjalan dengan baik
tanpa adanya partisipasi dan dukungan penuh dari masyarakat, baik berperan
aktif ataupun melalui masukan-masukan atau kritikan-kritikan yang
membangun. Partisipasi masyarakat yang ditunjukkan oleh berperannya
secara mandiri dan dinamis.
6. Profesionalisme aparatur
Profesionalisme adalah sebuah komitmen untuk merealisasikan tujuan yang
hendak dicapai dengan berpegang pada mekanisme kontrol berupa kode etik.
Aparatur yang memiliki rasa tanggung jawab, bersikap proaktif, mempunyai
rasa cinta pada pekerjaannya, setia, jujur dan tunduk pada nilai-nilai etis akan
menciptakan etos kerja yang baik guna mendukung tujuan yang sudah
ditetapkan.
6
BAB II
RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN
Output menjadi kunci dari proyek perubahan yang akan dijalankan ini. Hal
tersebut menjadi penting, agar nantinya keberhasilan proyek perubahan dapat
terukur. Output merupakan hasil yang akan dicapai dari solusi yang telah
dikembangkan. Dari Penjelasan output tersebut, maka proyek perubahan dengan
judul “Pengendalian Penyerapan Anggaran melalui Direct Control Budget”
memiliki output adalah Peraturan Bupati Sumba Timur tentang Strategi
Percepatan Penyerapan Anggaran. Sedangkan yang dimaksud outcome yaitu
target yang akan dicapai dalam jangka pendek atau setelah berakhirnya PKN
Tingkat II yang akan disampaikan dalam seminar Laboratorium Kepemimpinan.
Tabel 2.1
Output dan outcome Proyek Perubahan
Nama Output Deksripsi
OUTPUT
1. Adanya dukungan 1. Mentor berperan membimbing dan proyek
mentor perubahan ini. Karena itu, komitmen dan
dukungan Mentor sangat penting sehingga
dapat memberikan jaminan keberhasilan
atas proyek ini dan berikutnya untuk
keberlanjutan proyek.
7
Draft Peraturan Bupati Sumba Timur
tentang Strategi Percepatan Penyerapan
Anggaran ditentukan oleh Tim Efektif yang
mampu bekerja dengan yg baik.
3. Adanya koordinasi Tim 3. Keberhasilan penyusunan Peraturan Bupati
Efektif Sumba Timur tentang Strategi Percepatan
Penyerapan Anggaran ditentukan olehTim
Efektif yang mampu bekerja dan
berkoordinasi dengan baik.
4. Adanya Penetapan 4. Proyek Perubahan ini akan dinyatakan
Peraturan Bupati berhasil bilamana Peraturan Bupati Sumba
Timur tentang Strategi Percepatan
Penyerapan Anggaran
5. Terbitnya Peraturan 5. Peraturan Bupati sebagai dasar dalam
Bupati pelaksanaan Percepatan Penyerapan
Angggaran
6. Adanya Sosialisasi 6. Mengenalkan produk berupa Peraturan
Peraturan Bupati Bupati Sumba Timur tentang Strategi
Percepatan Penyerapan Anggaran
OUTCOME
1. Monitoring dan 1. Dapat mendorong sikap professional dalam
evaluasi Penerapan pelaksanaan anggaran
Peraturan Bupati
8
B. Tahapan Perubahan Rencana Strategis
9
10. Focus Group Discussion (FGD) Minggu IV Oktober Persamaan isi
tentang Rancangan Peraturan 2019 dan penulisan
Bupati Sumba Timur tentang
Strategi Percepatan Penyerapan
Anggaran.
11. Penetapan Peraturan Bupati Minggu I November Peraturan
Sumba Timur tentang Strategi 2019 Bupati Sumba
Percepatan Penyerapan Anggaran Timur tentang
Strategi
Percepatan
Penyerapan
Anggaran
12. Sosialisasi Peraturan Bupati Minggu II November Pemberitahuan
Sumba Timur tentang Strategi 2019 ke seluruh
Percepatan Penyerapan Anggaran stakeholder
internal dan
eksternal
13. Implementasi hasil Penetapan Minggu III Pemberitahuan
Peraturan Bupati Sumba Timur November 2019 ke seluruh
tentang Strategi Percepatan stakeholder
internal dan
Penyerapan Anggaran
eksternal
JANGKA MENENGAH
16. Monitoring Penerapan Penetapan Desember 2019 sd.
Peraturan Bupati Sumba Timur November 2020
tentang Strategi Percepatan
Penyerapan Anggaran
JANGKA PANJANG
20. Pengembangan Percepatan Desember 2020 sd. Peningkatan
Penyerapan Anggaran dengan November 2022 mutu
sistem digitalisasi program IT
10
C. Tata Laksana Proyek Perubahan
Gambar 2.1
Pokja I
Tim Sekretariat
Project Leader
Umbu M. Memang,S.Pt
11
b. Memberikan dukungan secara berkelanjutan selama pelaksanaan
kegiatan;
c. Membantu menyelesaikan kendala atau hambatan;
d. Memberikan saran dan masukan selama pelaksanaan kegiatan
12
3) Meminta dan Mengelola masukan terkait penyempurnaan draft dari
stakeholder maupun OPD terkait.
4) Mengelola dokumen terkait bahan materi tentang Strategi Percepatan
Penyerapan Anggaran baik secara formil maupun materil.
b. Team Milestone II, mempunyai tugas dan tanggungjawab :
1) Menyusun rencana kegiatan Focus Goup Discussion (FGD) terkait
perumusan Peraturan Bupati Sumba Timur tentang Strategi Percepatan
Penyerapan Anggaran.
2) Mempersiapkan kegiatan FGD pada unit terkait
3) Menyusun bahan FGD.
4) Menyusun strategi sosialisasi dan pelaksanaanya.
c. Team Milestones III, mempunyai tugas dan tanggung jawab :
1) Memastikan pelaksanaan harmonisasi Peraturan Bupati Sumba Timur
tentang Strategi Percepatan Penyerapan Anggaran
2) Memastikan pengesahan Peraturan Bupati Sumba Timur tentang
Strategi Percepatan Penyerapan Anggaran
d. Tim Milestone IV (Sekretariat), mempunyai tugas dan tanggungjawab :
1) Menyiapkan undangan rapat-rapat dan publikasi.
2) Menyiapkan tempat, konsumsi, notulensi serta dokumentasi dalam
setiap agenda rapat, pembahasan.
3) Memperbanyak dokumen yang diperlukan.
4) Mengelola dokumentasi kegiatan baik berupa foto, video dan lainnya.
13
Pada setiap tahapan proyek perubahan, Tim Efektif mengkoordinasikan
pelaksanaan proyek perubahan dengan keterlibatan stakeholder sebagai berikut :
Gambar 2.2
Keterlibatan Stakeholder Pada Setiap Tahapan
Mentor : Sekda
Stakeholder Milestone 1
Stakeholder
Milestone 13 Milestone 2
Stakeholder
Stakeholder Milestone 3
Milestone 12
Stakeholder
Project Leader Milestone 4
Stakeholder Umbu M.Memang,S.Pt
Milestone 11
Stakeholder
Milestone 5
Stakeholder
Milestone 10
Stakeholder
Milestone 6
Stakeholder
Milestone 9
Stakeholder
Stakeholder Milestone 7
Milestone 8
14
Stakeholder menjadi bagian dalam pelaksanaan proyek perubahan ini,
sesuai masing-masing tahapan stakeholder yang terlibat adalah :
Tabel 2.3
Tahapan (Milestones) dan Stakeholder terkait
15
Strategi Percepatan
Penyerapan Anggaran.
11 Penetapan Peraturan Bupati Sumba Timur
Bupati Sumba Timur
tentang Strategi
Percepatan
Penyerapan Anggaran
12 Sosialisasi Peraturan Mentor, Kabag AP
Bupati Sumba Timur
tentang Strategi
Percepatan
Penyerapan Anggaran
13 Implementasi hasil Kabag AP, Mentor.
Penetapan Peraturan
Bupati Sumba Timur
tentang Strategi
Percepatan
Penyerapan Anggaran
16
1. Identifikasi Stakeholder
Dalam rencana strategis marketing proyek perubahan sangat di
pengaruhi oleh peran aktif dari para stakeholder yang akan mempengaruhi
proyek perubahan ini. Langkah awal adalah identifikasi stakeholder seperti
tersebut di bawah ini:
Tabel 2.4
Identifikasi Stakeholder
Identifikasi Stakeholder
17
2. Peranan Stakeholder
Tabel 2.5
Peran Stakeholder
18
3. Identifikasi Matriks Kekuatan Pengaruh, Keterlibatan, Kepentingan
Stakeholder
Dari stakeholder tersebut, selanjutnya dapat diketahui pengaruh dari masing-
masing stakeholder sebagai berikut :
a) Identitifikasi Pengaruh dari Masing-Masing Stakeholder
Stakeholder yang berpengaruh terhadap proyek perubahan dibedakan
menjadi stakeholder internal dan eksternal sebagai berikut :
1) Posisi Pengaruh Stakeholder Internal
Tabel 2.6
Posisi Pengaruh Stakeholder Internal
PosisiPengaruh
No Stakeholder Internal Positif Negatif Netral
(Mendukung) (Menentang) (Ambivalen)
1 Bupati √
Sekda
2 √
3 Asisten Administrasi √
Umum
4 Kabag Administrasi √
Pembangunan
5 Kabag Pengadaan √
Barang dan Jasa
19
b) Kedudukan Stakeholder
Gambar 2.3
Mapping pengaruh dan kepentingan Stakeholder
Latents Promoters
• Bupati
a)• Inspektur
• Kabag Hukum • Sekda
• Asisten Administrasi Umum.
Apathetic Defender
• Rekanan/Penyedia Barang • Kabag Administrasi
dan Jasa Pembangunan
• Kabag PBJ
Keterangan gambar
Hasil analisis Stakeholder diperoleh kelompok Stakeholder:
Promoters : Kepentingan Besar, Kekuatan Besar
Defenders : Kepentingan Besar, Kekuatan Kecil
Latens : Kepentingan Kecil, Kekuatan Besar
Apathetics : Kepentingan dan Kekuatan Kecil
20
4. Strategi Marketing Stakeholder
Strategi yang digunakan dalam upaya meningkatkan koordinasi antar
stakeholder, dapat dijelaskan sebagaimana dalam tabel berikut:
Tabel 2.8
Strategi Pendekatan Stakeholder
Stakeholder Strategi
- Melaksanakan koordinasi
Defenders (- +)
- Sebagai unsur kolaborasi untuk proyek perubahan
21
E. Kriteria Keberhasilan Proyek Perubahan
Kriteria keberhasilan dari Proyek perubahan yang dilaksanakan oleh project leader
yang akan dicapai dalam jangka pendek sebagai ukuran keberhasilan dalam
pelaksanaan proyek perubahan terlihat pada tabel dibawah :
Tabel 2.9
Indikator keberhasilan
F.
22
F. Target Capaian Kinerja
Target capaian kinerja dari proyek perubahan ini sebagaimana tertera pada
tabel berikut :
Tabel 2.10
Target Capaian Kinerja
BOBOT TARGET
NO OUTPUT TARGET CAPAIAN KINERJA
TARGET KINERJA
Jumlah 100%
23
24