Anda di halaman 1dari 14

Analisis Sektor Unggulan Kota Surabaya Tahun 2016-2020

Dengan Metode Location Quotien Dan Shift Share


Dosen Mata Kuliah Ekonomi Wilayah dan Shift Share :
Novida Waskitaningsih, S.T.,M.T.

KELOMPOK 3

DISUSUN OLEH :

Sasni Syakila (052118008)


Tasya Dwi Divani (052118004)
Maya Fitriani (052120002)
Paskah Heriansyah (052120004)

FAKULTAS TEKNIK

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

UNIVERSITAS PAKUAN

BOGOR
DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN............................................................................................................................ 1
A. LATAR BELAKANG................................................................................................................. 1
BAB II .......................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 2
A. Profil Wilayah Kota Surabaya................................................................................................ 2
B. Data Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan Kota Surabaya dan Provinsi
Jawa Timur Tahun 2016-2020 ................................................................................................... 3
C. Analisis PDRB Kota Surabaya Tahun 2016-2020 ..................................................................... 6
BAB III ....................................................................................................................................... 12
KESIMPULAN ............................................................................................................................. 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perencanaan pembangunan ekonomi, memerlukan bermacam data statistik sebagai
dasar berpijak dalam menentukan strategi kebijakan, agar sasaran pembangunan dapat dicapai
dengan tepat. Strategi dan kebijakan yang telah diambil pada masa lalu perlu dimonitor dan
dievaluasi hasil-hasilnya. Berbagai data statistik yang bersifat kuantitatif diperlukan untuk
memberikan gambaran tentang keadaan pada masa yang lalu dan masa kini, serta sasaran-
sasaran yang akan dicapai pada masa yang akan datang. Pada hakekatnya, pembangunan
ekonomi adalah serangkaian usaha dan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf
hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja, memeratakan distribusi pendapatan
masyarakat, meningkatkan hubungan ekonomi regional dan melalui pergeseran kegiatan
ekonomi dari sektor primer ke sektor sekunder dan tersier.
Untuk mengetahui tingkat dan pertumbuhan pendapatan masyarakat, perlu disajikan
statistik pendapatan nasional/regional secara berkala, untuk digunakan sebagai bahan
perencanaan pembangunan nasional atau regional khususnya di bidang ekonomi. Angka
pendapatan nasional/regional dapat dipakai juga sebagai bahan evaluasi dari hasil
pembangunan ekonomi yang telah dilaksanakan oleh berbagai pihak, baik pemerintah
pusat/daerah, maupun swasta.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan nilai tambah bruto seluruh
barang dan jasa yang tercipta atau dihasilkan di wilayah domestik suatu negara yang timbul
akibat berbagai aktivitas ekonomi dalam suatu periode tertentu tanpa memperhatikan apakah
faktor produksi yang dimiliki residen atau non-residen. Penyusunan PDRB dapat dilakukan
melalui 3 (tiga) pendekatan yaitu pendekatan produksi, pengeluaran, dan pendapatan yang
disajikan atas dasar harga berlaku dan harga konstan.
PDRB atas dasar harga berlaku atau dikenal dengan PDRB nominal disusun
berdasarkan harga yang berlaku pada periode penghitungan, dan bertujuan untuk melihat
struktur perekonomian. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan disusun berdasarkan harga
pada tahun dasar dan bertujuan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi.
Pada penyusunan laporan ini bertujuan untuk menganalisis dan menginterpretasikan
PDRB Kota Surabaya pada tahun 2016-2020 dengan menggunakan Metode Location Quotien
(LQ) dan Shift Share untuk menentukan sektor unggulannya. Pada laporan ini, perhitungan
diperoleh menggunakan PDRB Kota Surabaya tahun 2016-2020 berdasarkan 17 sektor
unggulan menurut lapangan usaha. Data pada penyusunan laporan ini bersumber dari Badan
Pusat Statistik (BPS) Kota Surabaya sebagai acuan data yang terpercaya.

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Profil Wilayah Kota Surabaya

Gambar. 1 Peta Kota Surabaya

Kota Surabaya adalah ibu kota Provinsi Jawa Timur, Indonesia, sekaligus kota
metropolitan terbesar di provinsi tersebut. Surabaya merupakan kota terbesar kedua di Indonesia
setelah Jakarta. Kota ini terletak 800 km sebelah timur Jakarta, atau 435 km sebelah barat laut
Denpasar, Bali. Surabaya terletak di pantai utara Pulau Jawa bagian timur dan berhadapan dengan
Selat Madura serta Laut Jawa.

Surabaya memiliki luas sekitar ±326,81 km², dan 2.970.843 jiwa penduduk pada tahun 30
Juni 2021. Daerah metropolitan Surabaya yaitu Gerbang kertosusila yang berpenduduk sekitar 10
juta jiwa, adalah kawasan metropolitan terbesar kedua di Indonesia setelah Jabodetabek. Surabaya
dan wilayah Gerbangkertosusila dilayani oleh sebuah bandar udara, yakni Bandar Udara
Internasional Juanda yang berada 20 km di sebelah selatan kota, serta dua pelabuhan, yakni
Pelabuhan Tanjung Perak dan Pelabuhan Ujung.

Surabaya terkenal dengan sebutan Kota Pahlawan karena sejarahnya yang sangat
diperhitungkan dalam perjuangan Arek-Arek Suroboyo (Pemuda-pemuda Surabaya) dalam
mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia dari serangan penjajah. Surabaya juga sempat
menjadi kota terbesar di Hindia Belanda dan menjadi pusat niaga di Nusantara yang sejajar dengan
HongKong dan Shanghai pada masanya. Menurut Bappenas, Surabaya adalah salah satu dari empat
pusat pertumbuhan utama di Indonesia, bersama dengan Medan, Jakarta, dan Makassar.

2
B. Data Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan Kota Surabaya dan
Provinsi Jawa Timur Tahun 2016-2020

Tabel 1.1 Produk Domestik Regional Bruto Kota Surabaya Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan
Usaha (Miliar Rupiah), 2016-2020

3
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa secara keselurahan PDRB ADHK Kota
Surabaya mengalami peningkatan dari tahun 2016 sebesar 343.652,60 miliar rupiah sampai 2019
sebesar 410.879,31 miliar rupiah, kenaikan pertahunnya mencapai kisaran 20-25 miliar rupiah.
Akan tetapi pada tahun 2019 sampai tahun 2020 yaitu sebesar 410.879,31 ke 390.936,43
mengalami penurunan PDRB sebesar 19.942,88 miliar. Faktor penurunan ini diakibatkan karena
adanya pandemic covid-19 yang melanda dunia terutamanya di Indonesia pun terkena dampak
dari pandemic covid-19 ini. Berimbas pada penurunan beberapa sektor yang terdapat di Kota
Surabaya yaitu Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, Pertambangan dan Penggalian, Industri
Pengolahan, Pengadaan Listrik dan Gas/Electricity & Gas, Konstruksi, Perdagangan besar dan
eceran; Reparasi mobil dan Sepeda motor, Transportasi dan Pergudangan, Penyediaan
Akomodasi dan Makan Minum, Jasa Perusahaan, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib, Jasa Pendidikan, dan Jasa lainnya.

Adapun beberapa sektor yang mengalami kenaikan pada tahun 2019-2020 yaitu
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang, Informasi dan Komunikasi, Jasa
Keuangan dan Asuransi, Real Estat, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial. Sektor informasi dan
komunikasi mengalami kenaikan karena disaat pandemic melanda Indonesia khusunya Kota
Surabaya juga terdampak, hampir seluruh masyarakat menggunakan sektor ini untuk sekolah
ataupun bekerja dengan cara daring/jarak jauh.

4
Berikut merupakan data yang digunakan untuk menganalisis LQ, Shift Share, dan
sektor unggulan di Provinsi Jawa Timur tahun 2016-2020.

Tabel 1.2 Produk Domestik Regional Bruto Jawa Timur Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha (Miliar
Rupiah), 2016-2020

5
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa secara keselurahan PDRB ADHK
Provinsi Jawa Timur mengalami peningkatan dari tahun 2016-2019 sebesar 244.579,64 miliar
rupiah. Pada tahun 2019-2020 mengalami penurunan PDRB sebesar 39.723,55 miliar rupiah.
Penyebab penurunan beberapa sektor yaitu karena adanya pandemic covid-19 yang
mengakibatkan menurunnya beberapa sektor yaitu pertambangan dan penggalian, industri
pengolahan, pengadaan listrik dan gas, konstruksi, perdagangan besar dan eceran; reparasi
mobil dan sepeda motor, transportasi dan pergudangan, jasa perusahaan, administrasi
pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib, serta jasa lainnya.

Terdapat beberapa sektor yang mengalami kenaikan yaitu Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan, Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang, Informasi dan
Komunikasi, Jasa Keuangan dan Asuransi, Real Estate, Jasa Pendidikan, Jasa Kesehatan dan
Kegiatan Sosial. Beberapa sektor yang mengalami kenaikan pada tahun 2019-2020 di Jawa
Timur berkaitan dengan kenaikan beberapa sektor yang terdapat di Kota Surabaya disaat
pandemi COVID-19.

C. PDRB Kota Analisis Surabaya Tahun 2016-2020

1. Analisis Location Quotien (LQ)


Analisis location quotient (LQ) merupakan suatu analisis yang digunakan untuk
mengetahui sejauh mana tingkat spesialisasi sektor-sektor ekonomi di suatu wilayah yang
memanfaatkan sektor basis atau leading sektor. Sektor unggulan disini berarti sektor bisnis
yang tidak akan habis apabila dieksploitasi oleh pemerintah wilayah. Menurut Hood (1998
dalam Hendayana 2003), menyatakan bahwa location quotient adalah suatu alat
pengembangan ekonomi yang lebih sederhana dengan segala kelebihan dan
keterbatasannya. Perhitungan LQ dapat dihitung dengan rumus berikut:

pi/pt
LQ= Pi/Pt

Keterangan:

pi = PDRB sektor i / luas area panen/ produksi komoditas i di tingkat lebih rendah.
pt = PDRB total semua sektor/ total luas area panen/ produksi semua komoditas ditingkat
lebih rendah.
Pi = PDRB sektor i/ luas area panen/produksi komoditas di tingkat lebih di atas.
Pt = PDRB total semua sektor/ total luas area panen/ produksi semua komodi di tingkat
lebih atas.

Hasil Perhitungan :
 LQ ≥ 1 ◦ Sektor basis, memiliki keunggulan komparatif; ◦ Pendapatan sektor/ komoditasi
di tingkat lebih rendah > tingkat lebih di atasnya; ◦ Sektor/ komoditas tsb mampu memenuhi
permintaan di tingkat lokal dan outputnya berorientasi ekspor.
 LQ = 1◦ Sektor non basis, tidak memiliki keunggulan komparatif; ◦ Sektor/ produksi
komoditas yang dihasilkan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sendiri dalam wilayah
itu.
 LQ < 1 ◦ Sektor non-basis, tidak memiliki keunggulan komparatif;

6
◦ Sektor/ produksi komoditas i di wilayah itu tidak dapat memenuhi kebutuhan sendiri dan
harus mendapat pasokan dari luar wilayah. “Semakin besar nilai LQ derajat keunggulan
komparatif semakin tinggi potensi keunggulan sektor/ komoditas tersebut semakin tinggi”.

Dari rumus di atas, dengan menggunakan data pada table 1.1 dan table 1.2 yang
dilengkapi dengan data PDRB ADHK Kota Surabaya dan Provinsi Jawa Timur dengan periode
yang sama, maka diperoleh analisis nilai LQ pada table 1.3. Contoh perhitungan pada sektor
pertanian, kehutanan, dan perikanan pada tahun 2016 adalah sebagai berikut:
pi/pt 570,79/343.652,60
𝐋𝐐 = = = 0,0141
Pi/Pt 164,762.90/1,405,569.40

Berarti sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan merupakan sektor non basis karena
nilai LQ < 1, di mana sektor ini tidak memiliki keunggulan komparatif, serta sektor ini tidak
dapat memenuhi kebutuhan sendiri dan harus mendapat pasokan dari luar wilayah.

Nilai LQ berdasarkan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Kota Surabaya dan Provinsi Jawa Timur
Menurut Lapangan Usaha (Miliar Rupiah) Tahun 2016-2020
2016 2017 2018 2019 2020 rata-rata
No Sektor Interpretasi
Kota Surabaya Jawa Tmur LQ Kota Surabaya Jawa Tmur LQ Kota Surabaya Jawa Tmur LQ Kota Surabaya Jawa Tmur LQ Kota Surabaya Jawa Tmur LQ LQ
1 Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 570.79 164,762.90 0.014 589.91 167,360.6 0.014 581.43 163,799.9 0.014 576.22 165,738.2 0.014 547.99 167,303.7 0.013 0.014 non-basis
2 Pertambangan dan Penggalian 20.03 75,024.90 0.001 20.54 80,636.4 0.001 20.76 82,573.6 0.001 20.78 83,787.6 0.001 19.46 80,286.7 0.001 0.001 non-basis
3 Industri Pengolahan 66,582.83 410,741.30 0.663 69,881.29 434,114.2 0.654 73,322.29 466,908.0 0.634 77,271.87 498,875.2 0.622 76,384.52 488,594.4 0.644 0.643 non-basis
4 Pengadaan Listrik dan Gas 1,514.66 4,489.90 1.380 1,541.13 4,599.5 1.362 1,546.27 4,499.0 1.387 1,546.27 4,561.0 1.361 1,449.67 4,451.9 1.341 1.366 basis
5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 528.32 1,366.70 1.581 564.41 1,454.6 1.577 583.12 1,515.4 1.553 605.98 1,886.7 1.290 630.34 1,666.5 1.558 1.512 basis
6 Konstruksi 33,864.74 127,334.60 1.088 36,208.18 136,136.4 1.081 38,480.42 145,140.2 1.070 40,576.45 153,689.6 1.060 38,387.74 148,652.4 1.064 1.073 basis
7 Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 97,443.60 257,126.70 1.550 103,301.11 273,213.4 1.537 109,848.22 290,163.3 1.528 116,305.50 307,440.9 1.519 106,340.87 289,800.4 1.512 1.529 basis
8 Transportasi dan Pergudangan 16,569.18 41,115.30 1.648 17,707.95 43,835.3 1.642 19,046.86 46,712.4 1.646 20,497.98 48,471.4 1.698 19,477.42 43,060.3 1.863 1.700 basis
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 49,881.30 73,397.90 2.780 54,192.88 79,202.2 2.781 58,411.74 85,237.5 2.766 62,886.69 91,669.4 2.755 56,053.24 83,538.6 2.764 2.769 basis
10 Informasi dan Komunikasi 22,421.13 79,217.00 1.158 23,974.91 84,699.2 1.150 25,613.46 90,416.2 1.144 27,531.90 97,070.6 1.139 29,511.28 106,612.6 1.140 1.886 basis
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 17,184.79 37,158.60 1.892 17,685.81 38,064.5 1.888 18,541.12 39,859.9 1.878 19,187.83 41,374.5 1.862 19,231 41,449.3 1.911 1.534 basis
12 Real Estate 9,145.63 24,298.50 1.539 9,610.23 25,247.6 1.547 10,165.86 26,823.0 1.530 10,784.96 28,441.5 1.523 11,000.30 29,565.7 1.533 0.153 non-basis
13 Jasa Perusahaan 7,761.41 10,884.70 2.916 8,278.20 11,486.9 2.929 8,867.97 12,308.5 2.908 9,474.54 13,128.0 2.898 8,801.22 12,180.0 2.977 2.926 basis
14 Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 4,384.61 31,668.10 0.566 4,597.27 32,369.7 0.577 4,697.03 33,730.2 0.562 4,867.86 34,984.3 0.559 4,754.53 34,848.5 0.562 0.565 non-basis
15 Jasa Pendidikan 8,052.65 37,438.70 0.880 8,531.78 38,931.6 0.891 9,064.16 41,036.2 0.892 9,668.10 44,019.0 0.882 9,934.44 45,760.0 0.894 0.888 non-basis
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2,649.12 9,245.40 1.172 2,804.63 9,743.8 1.170 3,023.59 10,485.7 1.164 3,254.59 11,277.8 1.159 3,539.30 12,259.5 1.189 1.171 basis
17 Jasa Lainnya 5,077.82 20,298.20 1.023 5,224.60 21,203.6 1.001 5,495.45 22,259.6 0.997 5,821.77 23,652.2 0.988 4,872.89 20,389.2 0.985 0.999 non-basis
Total PDRB 343,652.61 1,405,569.40 364,714.83 1,482,299.50 387,309.75 1,563,468.6 410,879.29 1,650,067.90 390,936.21 1,610,419.7

1.3 Tabel Sektor Unggulan Kota Surabaya

Keterangan
LQ > 1 𝑳𝑸 ≥ 𝟏 adalah sektor basis, pendapatan sektor s ditingkat local > tingkat regional ;
sektor s mampu memenuhi permintaan di tingkat lokal dan output-nya berorientasi ekspor.
LQ < 1 𝑳𝑸 < 𝟏 adalah sektor non-basis, sektor s hanya mampu memenuhi permintaan di
tingkat lokal.

2. Analisis Shift Share


Analisa shift share adalah teknik analisa yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi beberapa faktor yang mempengaruhi perbedaan pertumbuhan dan kinerja
perekonomian yang ada di beberapa wilayah yang berbeda.
Dari analisa ini juga kita dapat mengetahui bagaimana perkembangan suatu sektor
disuatu wilayah jika dibandingkan secara relatif dengan berbagai sektor lain yang ada di

7
wilayah tersebut. Lalu kita juga bisa mengetahui apakah perekonomian yang ada di wilayah
tersebut berkembang secara cepat atau lambat.

Dari hasil analisa ini juga dapat menunjukkan bagaimana perkembangan suatu
wilayah dibandingkan dengan perekonomian wilayah lainnya. Secara garis besar Shift-
Share membicarakan tentang pengaruh terhadap perbedaan pertumbuhan ekonomi di
daerah tersebut.

Analisis shift share dapat dihitung dengan rumus berikut.:

• KPN = ((PDRBtotal (Provinsi) Tahun akhir/PDRB total (Provinsi) Tahun awal)-1))


x100
• KPP = ((PDRBi (Provinsi) Tahun akhir/PDRBi (Provinsi) Tahun awal) - (PDRBtotal
(Provinsi) Tahun akhir/ PDRB total (Provinsi) Tahun awal))x100
• KPPW = ((PDRBi (Kota) Tahun akhir/ PDRBi (Kota) Tahun awal) - (PDRBi (Provinsi)
Tahun akhir/ PDRBi (Provinsi) Tahun awal)) x100
• PB = KPP+KPPW

PB = KPP+KPPW
Keterangan :

• KPN = Komponen Pertumbuhan Nasional/Regional Share.


• KPP = Komponen Pertumbuhan Proporsional/ Proporsional Shift.
• KPPW = Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah/ Differential Shift.
• PB = Pergeseran Bersih
• PE = Pertumbuhan Ekonomi

Shift Share Berdasarkan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Kota Bogor dan Provinsi Jawa Barat
Menurut Lapangan Usaha (Miliar Rupiah) Tahun 2016-2020
Kota Surabaya Jawa Timur KPN KPP KPPW PB PE
No Sektor
2016 2020 2016 2020 Yt/Yo - 1 Yit/Yio - Yt/Yo yit/yio - Yit/Yio KPP+KPPW KPN+KPP+KPPW
1 Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 570.79 547.99 164,762.9 167,303.7 0.146 -0.130 -0.055 -0.186 -0.040
2 Pertambangan dan Penggalian 20.03 19.46 75,024.9 80,286.7 0.146 -0.076 -0.099 -0.174 -0.028
3 Industri Pengolahan 66,582.83 76,384.52 410,741.3 488,594.4 0.146 0.044 -0.042 0.001 0.147
4 Pengadaan Listrik dan Gas 1,514.66 1,449.67 4,489.9 4,451.9 0.146 -0.154 -0.034 -0.189 -0.043
5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 528.32 630.34 1,366.7 1,666.5 0.146 0.074 -0.026 0.047 0.193
6 Konstruksi 33,864.74 38,387.74 127,334.6 148,652.4 0.146 0.022 -0.034 -0.012 0.134
7 Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 97,443.60 106,340.87 257,126.7 289,800.4 0.146 -0.019 -0.036 -0.054 0.091
8 Transportasi dan Pergudangan 16,569.18 19,477.42 41,115.3 43,060.3 0.146 -0.098 0.128 0.030 0.176
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 49,881.30 56,053.24 73,397.9 83,538.6 0.146 -0.008 -0.014 -0.022 0.124
10 Informasi dan Komunikasi 22,421.13 29,511.28 79,217.0 106,612.6 0.146 0.200 -0.030 0.170 0.316
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 17,184.79 19,231 37,158.6 41,449.3 0.146 -0.030 0.004 -0.027 0.119
12 Real Estate 9,145.63 11,000.30 24,298.5 29,565.7 0.146 0.071 -0.014 0.057 0.203
13 Jasa Perusahaan 7,761.41 8,801.22 10,884.7 12,180.0 0.146 -0.027 0.015 -0.012 0.134
14 Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 4,384.61 4,754.53 31,668.1 34,848.5 0.146 -0.045 -0.016 -0.061 0.084
15 Jasa Pendidikan 8,052.65 9,934.44 37,438.7 45,760.0 0.146 0.077 0.011 0.088 0.234
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2,649.12 3,539.30 9,245.4 12,259.5 0.146 0.180 0.010 0.190 0.336
17 Jasa Lainnya 5,077.82 4,872.89 20,298.2 20,389.2 0.146 -0.141 -0.045 -0.186 -0.040
PDRB Total 343652.61 390,936.21 1,405,569.40 1,610,419.7

Tabel 1.4 Analisis Shift Share PDRB ADHK 2010 Kota Surabaya dan Provinsi Jawa Timur Menurut
Lapangan Usaha (Milyar Rupiah) Tahun 2016-2020.

8
Dari tabel diatas dapat diolah menjadi sebagai berikut;

0.250

0.200

0.150

0.100

0.050

0.000
-0.200 -0.150 -0.100 -0.050 0.000 0.050 0.100 0.150 0.200 0.250
-0.050

-0.100

-0.150

Dapat diperoleh kuadran analisis shift share sebagai berikut;

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, dapat diketahui bahwa sektor yang terdapat pada
kuadran I yaitu sektor jasa pendidikan; dan jasa kesehatan dan kegatan sosial. Dapat dikatakan
Kuadran I, apabila nilai KPP dan KPPW bernilai positif sehingga sektor pada Kuadran I di
wilayah Kota Surabaya mengalami pertumbuhan cepat tetapi memiliki daya saing yang sangat
baik dibandingkan dengan sektor di wilayah lain.

Sektor yang Terdapat pada kuadran II yaitu sektor Industri Pengolahan, Pengadaan Air,
Pengelolaan Sampah; Limbah dan Daur
Ulang; Konstruksi; Informasi dan Komunikasi; Real Estate; Jasa Keuangan dan Asuransi. Pada
Kuadran II terdapat nilai KPP positif dan nilai KPPW negatif. Menyebabkan sektor pada
Kuadran II di wilayah Kota Surabaya mengalami pertumbuhan cepat tetapi memiliki daya saing
yang kurang baik dibandingkan dengan sektor di wilayah lain.

Sektor yang terdapat pada kuadran III yaitu sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan;
Pertambangan dan Penggalian; Pengadaan Listrik dan Gas; Perdagangan Besar dan Eceran;

9
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor; Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum; Administrasi
Pemerintah; Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib; dan Jasa Lainnya. Pada kuadran III terdapat
nilai KPP dan KPPW pada sektor bernilai negatif menyebabkan sektor pada Kuadran III di
wilayah Kota Surabaya mengalami pertumbuhan yang lambat dan memiliki daya saing yang
kurang baik dibandingkan dengan sektor di wilayah lain.

Sektor yang terdapat pada kuadran IV yaitu Transportasi dan Pergudangan; dan Jasa
Perusahaan. Pada Kuadran IV terdapat nilai KPP negatif dan nilai KPPW positif sehingga pada
sektor Kuadran IV di wilayah Kota Surabaya mengalami pertumbuhan yang lambat dan
memiliki daya saing yang baik dibandingkan dengan sektor di wilayah lain.

3. Analisis Sektor Unggulan


Sektor unggulan perekonomian adalah sektor yang memiliki ketangguhan dan
kemampuan tinggi sehingga dapat dijadikan sebagai tumpuan harapan pembangunan ekonomi.
Sektor unggulan merupakan tulang punggung dan penggerak perekonomian, sehingga dapat
juga disebut sebagai sektor kunci atau sektor pemimpin perekonomian suatu wilayah. Dengan
demikian, sektor unggulan merupakan refleksi dari suatu struktur perekonomian, sehingga
dapat pula dipandang sebagai salah satu aspek penciri atau karakteristik dari suatu
perekonomian.

Tabel 1.5 Analisis Sektor Unggulan Kota Surabaya Berdasarkan LQ dan Shift Share Tahun 2016-2020.

Keterangan :

KPP : komponen pertumbuhan proporsional/ pertumbuhan sektor

KPPW : komponen pertumbuhan pangsa wilayah/ daya saing sektor

PB : pergeseran bersih

10
Berdasarkan data pada table diatas dapat digunakan untuk memisahkan sektor
unggulan, potensial, berkembang, dan terbelakang. Sektor unggulan adalah sektor yang relatif
maju dan tumbuh cepat. Sektor potensial adalah sektor yang memiliki potensi untuk dapat
berkembang. Sektor berkembang adalah sektor yang relatif maju tetapi tertekan. Sektor
terbelakang adalah tidak menjadi prioritas pengembangan.

Dapat diperoleh kuadran analisis sektor ungggulan sebagai berikut;

Pada kuadran di atas, dapat dilihat Sektor Unggulan di Kota Surabaya yaitu sektor
Pengadaaan air, pengelolaan sampah, limbah, dan daur ulang; Transportasi dan Pergudangan;
Informasi dan Komunikasi; Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial. Sektor unggulan di Kota
Surabaya sangat erat hubungannya dengan masyarakat maka dari itu sektor ini harus dijaga
bahkan sebaiknya lebih ditingkatkan lagi agar selalu menjadi sektor unggulan.

Pada Sektor Potensial yaitu Pengadaan Listrik dan Gas; Konstruksi; Perdagangan Besar
dan Eceran, Reperasi Mobil dan Sepeda Motor; Jasa Keuangan dan Asuransi; Jasa Perusahaan.
Sektor ini tentunya harus lebih dikembangkan lagi agar dapat maju dan tumbuh cepat serta
masuk kedalam sektor unggulan. Sektor ini dapat menjadi fokus dalam perekonomian di Kota
Surabaya .

Sektor Berkembang yaitu Industri Pengolahan; Real Estate; dan Jasa Pendidikan.
Sektor ini dapat ditingkatkan agar dapat masuk kedalam sektor unggulan ataupun potensial,
hanya saja kendala dalam sektor ini yaitu masih tertekan.

Sektor Terbelakang meliputi Pertanian, Kehutanan dan Perikanan; Pertambangan dan


Penggalian; Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum; Administrasi Pemerintah; Pertahanan
dan Jaminan Sosial; dan Jasa Lainnya. Dapat dilihat pada perhitungan diatas ke enam sektor ini
mengalami penurunan, sektor ini dapat menjadi tugas untuk memperbaiki perekonomian di
Kota Surabaya.

11
BAB III

KESIMPULAN
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan nilai tambah bruto seluruh barang dan
jasa yang tercipta atau dihasilkan di wilayah domestik suatu negara yang timbul akibat berbagai
aktivitas ekonomi dalam suatu periode tertentu tanpa memperhatikan apakah faktor produksi yang
dimiliki residen atau non-residen. Penyusunan PDRB dapat dilakukan melalui 3 (tiga) pendekatan yaitu
pendekatan produksi, pengeluaran, dan pendapatan yang disajikan atas dasar harga berlaku dan harga
konstan. Pada Kota Surabaya mengalami peningkatan dari tahun 2016 sampai tahun 2018, dan
mengalami penurunan PDRB dari tahun 2019 sampai 2020. Faktor penurunan ini diakibatkan karena
adanya pandemic covid-19 yang melanda dunia terutamanya di Indonesia pun terkena dampak dari
pandemic covid-19 ini.

Adapun beberapa sektor yang mengalami kenaikan pada tahun 2019-2020 yaitu Pengadaan Air,
Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang, Informasi dan Komunikasi, Jasa Keuangan dan
Asuransi, Real Estat, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial. Sektor informasi dan komunikasi mengalami
kenaikan karena disaat pandemic melanda Indonesia khusunya Kota Surabaya juga terdampak, hampir
seluruh masyarakat menggunakan sektor ini untuk sekolah ataupun bekerja dengan cara daring/jarak
jauh.

Berdasarkan hasil Analisis LQ sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan merupakan sektor
non basis karena nilai LQ < 1, di mana sektor ini tidak memiliki keunggulan komparatif, serta sektor
ini tidak dapat memenuhi kebutuhan sendiri dan harus mendapat pasokan dari luar wilayah.
Berdasarkan hasil perhitungan Shift shere, dapat diketahui di wilayah Kota Surabaya mengalami
pertumbuhan cepat tetapi memiliki daya saing yang sangat baik dibandingkan dengan sektor di wilayah
lain.

Berdasarkan dari beberapa hasil analisis bahwa kota surabaya memiliki banyak perkembangan
dalam beberapa sektor sperti pada sektor potensial, sektor perkembangan yang harus lebih di
manfaatkan lebih baik lagi untuk berkembangan perekonomian di kota surabaya. Adapun masih ada
beberpa yang masih terbelakang meliputi sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan; Pertambangan
dan Penggalian; Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum; Administrasi Pemerintah; Pertahanan dan
Jaminan Sosial; dan Jasa Lainnya.

12

Anda mungkin juga menyukai