ABSTRACT
This study aims to analyze the leading economic sectors towards economic growth in Bogor
Regency. The method used is Location Quotient (LQ) and Shift Share (SS) analysis. The
results showed that the water supply sector in Bogor Regency was the leading sector with a
LQ value of 1,438, followed by 3 other sectors and there were 13 sectors that were not the
leading sectors with LQ values below the average 1. Based on the results of Shift Share (SS)
shows the manufacturing industry sector in Bogor Regency is in the top position and grows
faster than the average provincial growth of 14,185,859.37, whereas if seen from its
development, the information and communication sector is the most developed compared
to other sectors However, when viewed from the competition in the regional share, the
Wholesale and Retail Trade sector, Car and Motorcycle Repair has very strong
competitiveness in the province of West Java.
Kabupaten Bogor adalah salah real estate dan lain sebagainya, sehingga
satu wilayah di Indonesia yang paling menjadikannya sebagai salah satu kota
Kota Jakarta menjadi lebih istimewa. memetakan sektor – sektor apa saja yang
Bogor menjadi wilayah yang tumbuh menjadi unggulan pada setiap lini.
LANDASAN TEORI
Pertumbuhan ekonomi daerah meningkatkan kesejahteraan
pada dasarnya adalah peningkatan masyarakat secara ekonomi dengan
kegiatan produksi secara rill (tidak ditunjang oleh faktor-faktor
termasuk kenaikan harga), baik dalam nonekonomi lainnya. Pembangunan
bentuk barang maupun jasa, dalam ekonomi didefinisikan sebagai suatu
periode tertentu. Karena itu, proses yang menyebabkan kenaikan
pengukuran tingkat pertumbuhan pendapatan riil per kapita penduduk
ekonomi daerah dapat dilakukan suatu negara dalam jangka panjang
dengan menghitung peningkatan nilai yang disertai oleh perbaikan sistem
PDRB pada tahun tertentu ke tahun kelembagaan (Arsyad, 2010).
berikutnya. Untuk menghindari Suatu proses pembangunan
kenaikan harga dalam perhitungan, tidak terlepas dari tujuan yang ingin
maka data yang digunakan sebaiknya dicapai. Menurut Todaro (2006) proses
adalah PDRB dengan harga konstan pembangunan paling tidak memiliki
bukan dengan harga berlaku (Sjarifal, tiga tujuan inti yaitu
2016: 156). 1) peningkatan ketersediaan serta
Jhingan (2003), beberapa ahli perluasan distribusi berbagai barang
ekonomi seperti Schumpeter dan kebutuhan hidup yang pokok; 2)
Ursuzla Hick telah membuat perbedaan peningkatan standar hidup; dan 3)
antara pertumbuhan ekonomi dan perluasan pilihan-pilihan ekonomis dan
pembangunan ekonomi. Pertumbuhan sosial. Di samping memiliki tujuan inti,
ekonomi merupakan perubahan secara pembangunan secara garis besar
spontan dan terputus dalam keadaan memiliki indikator-indikator kunci
stasioner yang senantiasa mengubah yang pada dasarnya dapat
dan mengganti situasi yang ada diklasifikasikan menjadi dua yaitu
sebelumnya. Sementara itu indikator ekonomi dan indikator sosial.
pembangunan ekonomi adalah suatu
proses perubahan yang dilakukan
melalui upaya-upaya terencana untuk
Adapun teori-teori pembangunan Data PDRB merupakan informasi
ekonomi daerah sebagai berikut yang sangat penting untuk mengetahui
(Arsyad, 2010) yaitu Teori ekonomi neo output pada sektor ekonomi dan melihat
klasik, Teori basis ekonomi (economic pertumbuhan di suatu wilayah tertentu
base theory), Teori lokasi, Teori tempat (Provinsi/Kabupaten/Kota). Dengan
sentral, Teori kumulatif, Model daya bantuan data PDRB, maka dapat
tarik (attraction), dan Paradigma baru ditentukannya sektor unggulan (leading
teori pembangunan ekonomi daerah. sector) di suatu daerah/wilayah.
Dalam pembangunan ekonomi daerah Sektor unggulan perekonomian
diperlukan campur tangan pemerintah. adalah sektor yang memiliki
Apabila pembangunan daerah ketangguhan dan kemampuan tinggi
diserahkan sepenuhnya kepada sehingga dapat dijadikan sebagai
mekanisme pasar maka pembangunan tumpuan harapan pembangunan
dan hasilnya tidak dapat dirasakan oleh ekonomi. Sektor unggulan merupakan
seluruh daerah secara merata (Arsyad, tulang punggung dan penggerak
2010). perekonomian, sehingga dapat juga
Pemberian otonomi daerah disebut sebagai sektor kunci atau sektor
diharapkan dapat meningkatkan pemimpin perekonomian suatu wilayah.
efisiensi, efektivitas dan akuntabilitas Dengan demikian, sektor unggulan
sektor publik di Indonesia. Dengan merupakan refleksi dari suatu struktur
otonomi, daerah dituntut untuk mencari perekonomian, sehingga dapat pula
alternatif sumber pembiayaan dipandang sebagai salah satu aspek
pembangunan tanpa mengurangi penciri atau karakteristik dari suatu
harapan masih adanya bantuan dan perekonomian (Deptan, 2005).
bagian (sharing) dari pemerintah pusat Sektor unggulan adalah sektor/sub
dan menggunakan dan publik sesuai sektor yang mampu mendorong kegiatan
dengan prioritas dan aspirasi ekonomi dan menciptakan kesejahteraan
masyarakat. Dengan kondisi seperti di suatu daerah terutama melalui
ini, peranan investasi swasta dan produksi, ekspor dan penciptaan
perusahaan milik daerah sangat lapangan pekerjaan sehingga identifikasi
diharapkan sebagai pemacu utama sektor unggulan sangat penting terutama
pertumbuhan dan pembangunan dalam rangka menentukan prioritas dan
ekonomi daerah (enginee of growth). perencanaan pembangunan ekonomi di
daerah. Semakin tinggi nilai PDRB
per kapita dianggap merefleksikan daerah itu sendiri, sektor seperti ini
tingkat kekayaan daerah (Tadjoedin, dikenal sebagai sektor non unggulan.
suharyo, & S, 2001)
LQ = (Si/S) / (Ri/R)
METODE PENELITIAN
Keterangan:
Data yang digunakan dalam
LQ = nilai Location Quontient
penelitian ini merupakan data sekunder.
Si = produksi sektor di daerah
Data sekunder penelitian ini berasal dari
analisis (Kabupaten Bogor)
Badan Pusat Statistik (BPS). Adapun
data yang diperlukan dalam penelitian S = total PDRB di daerah analisis
ini yaitu: PDRB kabupaten Bogor dan Ri = produksi sektor di daerah
propinsi Jawa Barat tahun 2012-2016. referensi ( provinsi jawa barat)
Berikut metode analisisi yang digunakan R = total PDRB di daerah referensi
dalam penelitian ini: Apabila nilai LQ>1 menunjukkan
1. Analisis Location Quotient (LQ) bahwa sektor i termasuk sektor basis,
untuk menentukan sektor artinya sektor tersebut mempunyai
unggulan dan non unggulan peranan ekspor di wilayah
perekonomian di Kabupaten (kabupaten/kota) tersebut. Jika LQ<1
Bogor menunjukkan bahwa sektor i termasuk
2. Analisis Shift Share (SS) untuk sektor non basis, artinya wilayah
mengetahui perubahan dan (kabupaten/kota) tersebut akan
pergeseran sektorperekonomian di mengimpor dari daerah lain. LQ=1
Kabupaten Bogor berarti suatu wilayah (kabupaten/kota)
Analisis Location Quotient atau dengan wilayah pembanding yang lebih
disingkat LQ. Arsyad (2010), luas (provinsi) mempunyai derajat
menjelaskan bahwadalam teknik LQ ini spesialisasi yang sama.
kegiatan ekonomi suatu daerah dibagi Analisis Shift Share atau disingkat
ke dalam dua golongan, yaitu: Pertama, (SS) mengkaji kinerja berbagai sektor
Sektor basis adalah sektor ekonomi ekonomi yang berkembang di suatu
yang mampu untuk memenuhi daerah dan membandingkannya dengan
kebutuhan baik pasar domestik maupun perekonomian regional maupun
pasar luar daerah. Kedua, Sektor non nasional. Dengan teknik ini, selain dapat
basis merupakan sektor ekonomi yang mengamati penyimpangan dari berbagai
hanya mampu memenuhi kebutuhan perbandingan kinerja perekonomian
antar wilayah, maka keunggulan
kompetitif (competitive advantage) wilayah sektor i untuk wilayah j.
suatu wilayah juga dapat diketahui Apabila: PPWij > 0, berarti sektor i
melalui analisis Shift Share, analisis pada wilayah j mempunyai daya saing
tersebut dapat digunakan untuk yang baik dibandingkan dengan wilayah
mengkaji pergeseran struktur lainnya.PPWij < 0, berarti sektor i pada
perekonomian daerah dalam kaitannya wilayah j tidak dapat bersaing dengan
dengan peningkatan perekonomian baik apabila dibandingkan dengan
daerah yang bertingkat lebih tinggi. wilayah lainnya
Perekonomian daerah yang didominasi 4. Persentase ketiga pertumbuhan
wilayah dapat dirumuskan :
oleh sektor yang lamban
%PNij = (PNij) / Yij * 100%
pertumbuhannya akan tumbuh di bawah
%PPij = (PPij) / Yij * 100%
tingkat pertumbuhan perekonomian
%PPWij = (PPWij) / Yij * 100%
daerah atasnya. Komponen
Pertumbuhan Wilayah.
HASIL PENELITIAN
1. komponen pertumbuhan regional (PR)
PRij = (Ra)Yij Berdasarkan nilai perhitungan
keterangan: analisis LQ yang dilakukan terhadap
PRij = komponen pertumbuhan regional tujuh belas sektor perekonomian yang
sektor i untuk wilayah j ada di Kabupaten Bogor pada tahun
Yij = pendapatan dari sektor i pada 2012 -2016 dengan mengacu PDRB atas
wilayah j pada tahun dasar analisis
harga konstan menurut lapangan usaha,
2. Komponen Pertumbuhan Proporsional
(PP) maka didapatkan hasil yang dapat dilihat
PPij = (Ri-Ra)Yij: pada tabel di bawah ini.
PPij adalah komponen pertumbuhan
proporsional sektor i untuk wilayah j.
Apabila: PPij < 0, menunjukkan bahwa
sektor i pada wilayah j pertumbuhannya
lambat. PPij > 0, menunjukkan bahwa
sektor i pada wilayah j pertumbuhannya
Cepat
3. Komponen Pertumbuhan Pangsa
Wilayah (PPW)
PPWij = (ri-Ri)Yij ; di mana PPWij
adalah komponen pertumbuhan pangsa
Tabel 2. Hasil analisis nilai Rata-
rata LQ kabupaten Bogor tahun
2012-2016