Anda di halaman 1dari 10

SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN DI KABUPATENBOGOR

ABSTRACT

This study aims to analyze the leading economic sectors towards economic growth in Bogor
Regency. The method used is Location Quotient (LQ) and Shift Share (SS) analysis. The
results showed that the water supply sector in Bogor Regency was the leading sector with a
LQ value of 1,438, followed by 3 other sectors and there were 13 sectors that were not the
leading sectors with LQ values below the average 1. Based on the results of Shift Share (SS)
shows the manufacturing industry sector in Bogor Regency is in the top position and grows
faster than the average provincial growth of 14,185,859.37, whereas if seen from its
development, the information and communication sector is the most developed compared
to other sectors However, when viewed from the competition in the regional share, the
Wholesale and Retail Trade sector, Car and Motorcycle Repair has very strong
competitiveness in the province of West Java.

Keywords: Leading Sector, Location Quotient, Shift Share,Economic Growth

PENDAHULUAN peternakan, ekonomi industri, ekonomi

Kabupaten Bogor adalah salah real estate dan lain sebagainya, sehingga

satu wilayah di Indonesia yang paling menjadikannya sebagai salah satu kota

terkenal, slogan kota hujan melekat yang paling cepat pertumbuhannya.

kepada wilayah Bogor. Selain itu Pemerintah kabupaten Bogor

Kabupaten Bogor memilikikarakteristik menyadari banyak potensi yang dapat

wilayah yang menarik, di mana tanah dikembangkan, sehingga dapat

yang subur dengan demografi meningkatkan pendapatan asli daerah

pegunungan dan sungai menjadi ciri dan kesejahteraan masyarakat

khas lain. Tidak hanya itu, kabupaten Bogor. Oleh karenanya

keberadaannya yang dekat dengan Ibu pemerintah kabupaten Bogor mulai

Kota Jakarta menjadi lebih istimewa. memetakan sektor – sektor apa saja yang

Bogor menjadi wilayah yang tumbuh menjadi unggulan pada setiap lini.

dengan berbagai karakteristik ekonomi, Misalnya pada sektor pariwisata

di antaranya ekonomi wisata, ekonomi merupakan unggulan dalam

pertanian, ekonomi perhutanan, meningkatkan pendapatan asli daerah,

ekonomi agrikultur, ekonomi pada sektor pabrik merupakan sektor


unggulan dalam menekan angka
pengangguran, pada sektor ritel pemerintah membangun
merupakan sektor unggulan dalam mata infrastruktur jalan yang layak. Maka
pencaharian masyarakat, pada sektor terbukti, hari ini kabupaten Bogor cukup
pertanian merupakan sektor unggulan maju dalam berbagai sektor ekonomi.
pada pangan dan lain sebagainya. Namun pemerintah daerah
Pemerintah kabupaten Bogor terus kabupaten Bogor menyadari, pekerjaan
melakukan perbaikan dalam berbagai rumah masih banyak. Masih perlu
sektor, misalnya dalam rangka konsisten melakukan perbaikan-
mendukung efektivitas mobilisasi usaha perbaikan di bidang birokrasi, di bidang
pemerintah kabupaten membangun infrastruktur, di bidang pendidikan, di
infrastruktur jalan yang layak. Dalam bidang kesehatan sehingga kualitas
rangka mendorong pertumbuhanindustri sumber daya manusia kabupaten Bogor
pariwisata pemerintah membangun dapat bersaing di tengah-tengah
sistem izin mendirikan usaha dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN
sistem online dan cepat. Dalam rangka
mendorong meningkatnya produktivitas
pertanian,

Tabel 1. PDRB Kabupaten


Bogor tahun 2016 (Juta
Rupiah
Sektor Ekonomi 2016
No
1 Pertanian, kehutanan dan perikanan 6.703.560,38
2 Pertambangan dan penggalian 3.494.445,21
3 Industri pengolahan 72.474.041,83
4 Pengadaan listrik dan gas 229.838,58
5 Pengadaan air, pengolahan sampah, limbah dan daur ulang 150.653,46
6 Konstruksi 11.865.543,59
7 Perdangaa besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor 16.935.871,37
8 Transportasi dan pergudangan 4.143.391,31
9 Penyediaan akomodasi dan makan minum 3.313.579,47
10 Informasi dan komunikasi 3.222.393,22
11 Jasa keuangan dan asuransi 706.926,10
No Sektor Ekonomi 2016
12 Real estate 1.107.035,44
13 Jasa perusahaan 269.409,67
14 Administrasi pemerintah, pertahanan dan jaminan sosial 2.118.206,31
15 Jasa pendidikan 2.549.786,19
16 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 722.488,65
17 Jasa lainnya 2.385.104,21

LANDASAN TEORI
Pertumbuhan ekonomi daerah meningkatkan kesejahteraan
pada dasarnya adalah peningkatan masyarakat secara ekonomi dengan
kegiatan produksi secara rill (tidak ditunjang oleh faktor-faktor
termasuk kenaikan harga), baik dalam nonekonomi lainnya. Pembangunan
bentuk barang maupun jasa, dalam ekonomi didefinisikan sebagai suatu
periode tertentu. Karena itu, proses yang menyebabkan kenaikan
pengukuran tingkat pertumbuhan pendapatan riil per kapita penduduk
ekonomi daerah dapat dilakukan suatu negara dalam jangka panjang
dengan menghitung peningkatan nilai yang disertai oleh perbaikan sistem
PDRB pada tahun tertentu ke tahun kelembagaan (Arsyad, 2010).
berikutnya. Untuk menghindari Suatu proses pembangunan
kenaikan harga dalam perhitungan, tidak terlepas dari tujuan yang ingin
maka data yang digunakan sebaiknya dicapai. Menurut Todaro (2006) proses
adalah PDRB dengan harga konstan pembangunan paling tidak memiliki
bukan dengan harga berlaku (Sjarifal, tiga tujuan inti yaitu
2016: 156). 1) peningkatan ketersediaan serta
Jhingan (2003), beberapa ahli perluasan distribusi berbagai barang
ekonomi seperti Schumpeter dan kebutuhan hidup yang pokok; 2)
Ursuzla Hick telah membuat perbedaan peningkatan standar hidup; dan 3)
antara pertumbuhan ekonomi dan perluasan pilihan-pilihan ekonomis dan
pembangunan ekonomi. Pertumbuhan sosial. Di samping memiliki tujuan inti,
ekonomi merupakan perubahan secara pembangunan secara garis besar
spontan dan terputus dalam keadaan memiliki indikator-indikator kunci
stasioner yang senantiasa mengubah yang pada dasarnya dapat
dan mengganti situasi yang ada diklasifikasikan menjadi dua yaitu
sebelumnya. Sementara itu indikator ekonomi dan indikator sosial.
pembangunan ekonomi adalah suatu
proses perubahan yang dilakukan
melalui upaya-upaya terencana untuk
Adapun teori-teori pembangunan Data PDRB merupakan informasi
ekonomi daerah sebagai berikut yang sangat penting untuk mengetahui
(Arsyad, 2010) yaitu Teori ekonomi neo output pada sektor ekonomi dan melihat
klasik, Teori basis ekonomi (economic pertumbuhan di suatu wilayah tertentu
base theory), Teori lokasi, Teori tempat (Provinsi/Kabupaten/Kota). Dengan
sentral, Teori kumulatif, Model daya bantuan data PDRB, maka dapat
tarik (attraction), dan Paradigma baru ditentukannya sektor unggulan (leading
teori pembangunan ekonomi daerah. sector) di suatu daerah/wilayah.
Dalam pembangunan ekonomi daerah Sektor unggulan perekonomian
diperlukan campur tangan pemerintah. adalah sektor yang memiliki
Apabila pembangunan daerah ketangguhan dan kemampuan tinggi
diserahkan sepenuhnya kepada sehingga dapat dijadikan sebagai
mekanisme pasar maka pembangunan tumpuan harapan pembangunan
dan hasilnya tidak dapat dirasakan oleh ekonomi. Sektor unggulan merupakan
seluruh daerah secara merata (Arsyad, tulang punggung dan penggerak
2010). perekonomian, sehingga dapat juga
Pemberian otonomi daerah disebut sebagai sektor kunci atau sektor
diharapkan dapat meningkatkan pemimpin perekonomian suatu wilayah.
efisiensi, efektivitas dan akuntabilitas Dengan demikian, sektor unggulan
sektor publik di Indonesia. Dengan merupakan refleksi dari suatu struktur
otonomi, daerah dituntut untuk mencari perekonomian, sehingga dapat pula
alternatif sumber pembiayaan dipandang sebagai salah satu aspek
pembangunan tanpa mengurangi penciri atau karakteristik dari suatu
harapan masih adanya bantuan dan perekonomian (Deptan, 2005).
bagian (sharing) dari pemerintah pusat Sektor unggulan adalah sektor/sub
dan menggunakan dan publik sesuai sektor yang mampu mendorong kegiatan
dengan prioritas dan aspirasi ekonomi dan menciptakan kesejahteraan
masyarakat. Dengan kondisi seperti di suatu daerah terutama melalui
ini, peranan investasi swasta dan produksi, ekspor dan penciptaan
perusahaan milik daerah sangat lapangan pekerjaan sehingga identifikasi
diharapkan sebagai pemacu utama sektor unggulan sangat penting terutama
pertumbuhan dan pembangunan dalam rangka menentukan prioritas dan
ekonomi daerah (enginee of growth). perencanaan pembangunan ekonomi di
daerah. Semakin tinggi nilai PDRB
per kapita dianggap merefleksikan daerah itu sendiri, sektor seperti ini
tingkat kekayaan daerah (Tadjoedin, dikenal sebagai sektor non unggulan.
suharyo, & S, 2001)
LQ = (Si/S) / (Ri/R)
METODE PENELITIAN
Keterangan:
Data yang digunakan dalam
LQ = nilai Location Quontient
penelitian ini merupakan data sekunder.
Si = produksi sektor di daerah
Data sekunder penelitian ini berasal dari
analisis (Kabupaten Bogor)
Badan Pusat Statistik (BPS). Adapun
data yang diperlukan dalam penelitian S = total PDRB di daerah analisis
ini yaitu: PDRB kabupaten Bogor dan Ri = produksi sektor di daerah
propinsi Jawa Barat tahun 2012-2016. referensi ( provinsi jawa barat)
Berikut metode analisisi yang digunakan R = total PDRB di daerah referensi
dalam penelitian ini: Apabila nilai LQ>1 menunjukkan
1. Analisis Location Quotient (LQ) bahwa sektor i termasuk sektor basis,
untuk menentukan sektor artinya sektor tersebut mempunyai
unggulan dan non unggulan peranan ekspor di wilayah
perekonomian di Kabupaten (kabupaten/kota) tersebut. Jika LQ<1
Bogor menunjukkan bahwa sektor i termasuk
2. Analisis Shift Share (SS) untuk sektor non basis, artinya wilayah
mengetahui perubahan dan (kabupaten/kota) tersebut akan
pergeseran sektorperekonomian di mengimpor dari daerah lain. LQ=1
Kabupaten Bogor berarti suatu wilayah (kabupaten/kota)
Analisis Location Quotient atau dengan wilayah pembanding yang lebih
disingkat LQ. Arsyad (2010), luas (provinsi) mempunyai derajat
menjelaskan bahwadalam teknik LQ ini spesialisasi yang sama.
kegiatan ekonomi suatu daerah dibagi Analisis Shift Share atau disingkat
ke dalam dua golongan, yaitu: Pertama, (SS) mengkaji kinerja berbagai sektor
Sektor basis adalah sektor ekonomi ekonomi yang berkembang di suatu
yang mampu untuk memenuhi daerah dan membandingkannya dengan
kebutuhan baik pasar domestik maupun perekonomian regional maupun
pasar luar daerah. Kedua, Sektor non nasional. Dengan teknik ini, selain dapat
basis merupakan sektor ekonomi yang mengamati penyimpangan dari berbagai
hanya mampu memenuhi kebutuhan perbandingan kinerja perekonomian
antar wilayah, maka keunggulan
kompetitif (competitive advantage) wilayah sektor i untuk wilayah j.
suatu wilayah juga dapat diketahui Apabila: PPWij > 0, berarti sektor i
melalui analisis Shift Share, analisis pada wilayah j mempunyai daya saing
tersebut dapat digunakan untuk yang baik dibandingkan dengan wilayah
mengkaji pergeseran struktur lainnya.PPWij < 0, berarti sektor i pada
perekonomian daerah dalam kaitannya wilayah j tidak dapat bersaing dengan
dengan peningkatan perekonomian baik apabila dibandingkan dengan
daerah yang bertingkat lebih tinggi. wilayah lainnya
Perekonomian daerah yang didominasi 4. Persentase ketiga pertumbuhan
wilayah dapat dirumuskan :
oleh sektor yang lamban
%PNij = (PNij) / Yij * 100%
pertumbuhannya akan tumbuh di bawah
%PPij = (PPij) / Yij * 100%
tingkat pertumbuhan perekonomian
%PPWij = (PPWij) / Yij * 100%
daerah atasnya. Komponen
Pertumbuhan Wilayah.
HASIL PENELITIAN
1. komponen pertumbuhan regional (PR)
PRij = (Ra)Yij Berdasarkan nilai perhitungan
keterangan: analisis LQ yang dilakukan terhadap
PRij = komponen pertumbuhan regional tujuh belas sektor perekonomian yang
sektor i untuk wilayah j ada di Kabupaten Bogor pada tahun
Yij = pendapatan dari sektor i pada 2012 -2016 dengan mengacu PDRB atas
wilayah j pada tahun dasar analisis
harga konstan menurut lapangan usaha,
2. Komponen Pertumbuhan Proporsional
(PP) maka didapatkan hasil yang dapat dilihat
PPij = (Ri-Ra)Yij: pada tabel di bawah ini.
PPij adalah komponen pertumbuhan
proporsional sektor i untuk wilayah j.
Apabila: PPij < 0, menunjukkan bahwa
sektor i pada wilayah j pertumbuhannya
lambat. PPij > 0, menunjukkan bahwa
sektor i pada wilayah j pertumbuhannya
Cepat
3. Komponen Pertumbuhan Pangsa
Wilayah (PPW)
PPWij = (ri-Ri)Yij ; di mana PPWij
adalah komponen pertumbuhan pangsa
Tabel 2. Hasil analisis nilai Rata-
rata LQ kabupaten Bogor tahun
2012-2016

No Sektor Ekonomi Rata-rata LQ


1 Pertanian, kehutanan dan perikanan 0,650
2 Pertambangan dan penggalian 1,264
3 Industri pengolahan 1,275
4 Pengadaan listrik dan gas 0,348
5 Pengadaan air, pengolahan sampah, limbah dan daur ulang 1,438
6 Konstruksi 1,066
7 Perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda 0,800
motor
8 Transportasi dan pergudangan 0,651
9 Penyediaan akomodasi dan makan minum 0,990
10 Informasi dan komunikasi 0,650
11 Jasa keuangan dan asuransi 0,211
12 Real estate 0,722
13 Jasa perusahaan 0,493
14 Administrasi pemerintah, pertahanan dan jaminan sosial 0,800
15 Jasa pendidikan 0,702
16 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 0,699
17 Jasa lainnya 0,881
Sumber : BPS Kabupaten Bogor, 2016

Hasil perhitungan dengan


meningkatkan pertumbuhan
menggunakan analisis LQ menunjukkan
ekonomi di kabupaten Bogor,
bahwa dari tahun 2012-2016 terdapat 4
sedangkan untuk 4 sektor yang sudah
sektor yang menjadi sektor unggulan
menjadi basis makin ditingkatkan dan
ekonomi atau sektor basis yakni
dipertahankan dengan baik.
Pertambangan dan penggalian, Industri
Analisis ini mengasumsikan
pengolahan, Pengadaan air, Konstruksi
bahwa perubahan pendapatan, produksi
terbukti dengan nilai rata-rata LQ di atas
atau tenaga kerja suatu wilayah dapat
1 sedangkan 13 sektor yang lain masih
dibagi menjadi tiga komponen
belum menjadi sektor unggulan atau
pertumbuhan yaitu komponen
tidak menjadi sektor basis di kabupaten
pertumbuhan regional (PRI), komponen
Bogor dengan nilai LQ<1.
pertumbuhan proporsional (PPI) dan
Berdasarkan hasil analisis di atas
komponen
maka dapat dikatakan bahwa kabupaten
pertumbuhan pangsa wilayah
Bogor harus memperhatikan kembali 13
(PWI). Analisa shfit-share dilakukan
sektor yang belum menjadi basis untuk
dengan menggunakan data dua titik
tahun, yaitu tahun 2012 dan tahun 2016. masing untuk Kabupaten Bogor dan
PDRB atas dasar harga konstan untuk Provinsi Jawa Barat dengan hasil
tahun 2011 dan 2015 yang digunakan perhitungan analisa shift-share secara
dalam perhitungan shift- share, masing- rinci dapat dilihat dalam tabel di bawah
ini
Tabel 3. Hasil analisis Shift-share
kabupaten Bogor terhadap provinsi
jawa barat tahun 2012-2016 (Juta
Rupiah)
No Sektor* Pri Ppi Pwi
1 A 1.353.986,19 -731.203 446.437
2 B 817.931,67 -827.299 100.155
3 C 14.185.859,37 -437.621 -305.819
4 D 47.560,75 -27.372 11.736
5 E 28.647,85 3.573 -780
6 F 1.998.177,02 286.403 1.265.952
7 G 3.150.011,81 -826.306 1.504.026
8 H 659.204,25 280.089 275.145
9 I 584.633,20 174.715 121.398
10 J 443.243,85 854.253 80.426
11 K 123.5151,75 86.865 -17.441
12 L 206.689,16 -3.067 43.318
13 M,N 47.961,46 21.510 356
14 O 472.021,60 -321.624 3.586
15 P 395.386,51 390.582 118.496
16 Q 104.598,30 131.502 51.124
17 R,S,T,U 405.734,30 253.454 37.535
Sumber : BPS Kabupaten Bogor, 2016 Berdasarkan tabel (Pri), sektor industri
Keterangan sektor; A(Pertanian,
kehutanan dan perikanan), pengolahan yang memiliki pertumbuhan
B(Pertambangan dan penggalian), paling cepat di Kabupaten Bogor bila
C(Industri pengolahan) D(Pengadaan
listrik dan gas), E(Pengadaan air, dibandingkan dengan pertumbuhan rata-
pengolahan sampah, limbah dan daur rata provinsi dengan nilai 14.185.859,37
ulang), F(Konstruksi), G(Perdagangan
besar dan eceran, reparasi mobil dan diikuti oleh 16 sektor yang lain,
sepeda motor), H(Transportasi dan sedangkan sektor pengadaan listrik dan
pergudangan), I(Penyediaan akomodasi
dan makan minum), J(Informasi dan gas merupakan sektor yang memiliki
komunikasi), K(Jasa keuangan dan ppertumbuhan paling lambat dengan
asuransi), L(Real estate), MN(Jasa
perusahaan), O(Administrasi nilai Pri sebesar 47.560,75.Pri yang
pemerintah, pertahanan dan jaminan bernilai positif mengandung makna
sosial), P(Jasa pendidikan) Q(Jasa
kesehatan dan kegiatan sosial), R S T U bahwa sektor di wilayah tersebut
(Jasa lainnya). tumbuh lebih cepat dibandingkan
pertumbuhan provinsi rata-rata. mempunyai nilai negatif sebesar -
Sebaliknya, PR yang bernilai negatif 305.819 artinya sektor tersebut kurang
mengandung makna bahwa sektor di baik karena dianggap kalah bersaing
wilayah tersebut tumbuh lebih lambat dengan produk-produk yang dihasilkan
dibandingkan pertumbuhan provinsi dari luar yang masuk ke kabupaten
rata-rata. Bogor. PWi menunjukkan kemampuan
Pertumbuhan Proporsional dalam atau daya saing suatu sektor di regional
tabel (Ppi) Kabupaten Bogor sebagian terhadap sektor yang sama pada skala
besar bernilai positif. Hal ini provinsi. Jika nilainya positif, maka
menunjukkan bahwa sebagian besar berdaya saing tetapi jika nilainya negatif
sektor di kabupaten Bogor relatif maka tidak berdaya saing.
berkembang, namun terdapat 7 sektor KESIMPULAN
yang memiliki nilai negatif. Berdasarkan Hasil analisis di atas, maka dapat
dikemukakan kesimpulan penelitian
hasil analisis tabel 4.1 diketahui bahwa
sebagai berikut.
nilai Ppi tertinggi adalah sektor
1. Hasil penelitian ini menunjukkan
informasi dan komunikasi sebesar
terdapat 4 sektor unggulan ekonomi
854.253 hal ini menunjukkan sektor
di Kabupaten Bogor yakni sektor
tersebut memiliki tingkat perkembangan
pengadaan air, industri pengolahan,
yang sangat cepat dibandingkan dengan
pertambangan dan penggalian, dan
sektor-sektor lainnya.
sektor konstruksi, sedangkan 13
Komponen Pertumbuhan Pangsa
sektor lainnya belum menjadi sektor
Wilayah dalam tabel (PWi)
unggulan.
menunjukkan bahwa Kabupaten Bogor
2. Terdapat sektor di Kabupaten Bogor
memiliki daya saing yang sangat baik,
tumbuh lebih cepat dibandingkan
hal Ini nampak dari nilai komponen PWi
pertumbuhan provinsi rata-rata yakni
yang hampir seluruhnya bernilai positif
Sektor industri pengolahan memiliki
dan 3 sektor memiliki daya saing yang
nilai (Pri) tertinggi pertama adalah yakni
rendah karena nilai Pwi negatif. Sektor
14.185.859,37. Sebagian besar sektor-
perdagangan eceran dan besar
sektor di Kabupaten Bogor relatif
mempunyai nilai Pwi tertinggi sebesar
berkembang dilihat dari nilai (Ppi)
1.504.026 artinya sektor tersebut
dengan nilai tertinggi 854.253 pada
memiliki pangsa wilayah paling tinggi
sektor informasi dan komunikasi,
dan daya saing yang sangat baik,
namun terdapat 7 sektor yang memiliki
sedangkan sektor industri pengolahan
nilai negatif. Sektor perdagangan eceran
dan besar mempunyai nilai Pwi tertinggi
sebesar 1.504.026 artinya sektor
tersebut memiliki pangsa wilayah
paling tinggi dan daya saing yang sangat
baik, sedangkan 3 sektor lainnya
memiliki nilai negatif artinya belum
dapat bersaing dengan produk dari luar
kabupaten Bogor.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Lincollin. 2010. Ekonomi
Pembangunan. Yogyakarta: Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi YKP.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor,
2016.
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa
Barat, 2016.
Departemen Pertanian, Landasan Teori
dan Fakta Empiris. 2005
Jhingan, ML. 2003. Ekonomi
pembangunan dan perencanaan.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sjarifal. Perencanaan Pembanguan
Daerah Dalam Era Ekonomi. Jakarta:
Rajawali Pers.
Tadjoedin, M.Z., Suharyo, I., & S.M.
2001. Aspirasi terhadap
ketidakmerataan: Disparitas Regional
dan Konflik Vertikal di Indonesia.
Jakarta : UNSFIR Working Paper.
Todaro, Michael P. 2006. Pembangunan
Ekonomi Di Dunia Ketiga. Alih Bahasa:
Aminuddin dan Mursid. Jakarta: Ghalia
Indonesia

Anda mungkin juga menyukai