Anda di halaman 1dari 16

Teknik Perencanaan Pembangunan

                           

DOSEN Pengampu
Sunoto, Drs., M,Si.

DISUSUN OLEH
Maria Aulia Ulfa
C1A020034

UNIVERSITAS BENGKULU
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
EKONOMI PEMBANGUNAN
2020/2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, itulah kiranya kata yang terindah yang patut kita ucapkanatas
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia dan hidayah-Nya kepada kita
semua, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Teknik Perencanaan
Pembangunan tentang “Sektor unggulan di kota Lubuk Linggau” ini tepat pada
waktunya.

Tugas ini saya susun untuk memenuhi proses pembelajaran dalam mata kuliah
Teknik Perencanaan Pembangunan. Dalam penyelesaian tugas ini,saya
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : Sumber-sumber yang
ikut memberikan sumbangan pemikirannya dan berpartisipasi dalam pembuatan
tugas ini. Tidak lupa pula saya mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah
Teknik Perencanaan Pembangunan yaitu Bapak“Sunoto, Drs., M,Si.” yang telah
memberikan pen$elasan kepada saya tentang penyelesaian tugas ini. Saya
menyadari dalam pembuatan tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi
penyusunan maupun dari segi bahasanya. Untuk itu,kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak sangat saya harapkan demi sempurnanya tugas ini.

Akhirnya, semoga tugas yang saya susun ini dapat bermanfaat dan menjadi
sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi saya sendiri
dan umumnya bagi para pembaca sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

Bengkulu, 14 September 2022

Penyusun
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah

Indonesia merupakan negara kesatuan terdiri dari 34 provinsi dengan berbagai


macam kemajemukan di dalamnya. Sebagai negara kepulauan Indonesia
memiliki potensi ekonomi yang sangat besar hal ini tidak lepas dari sumber
daya alam yang sangat melimpah dengan kekayaan yang melimpah
seharusnya Indonesia mampu mengelola sumber daya demi mensejahterakan
masyarakat. Negara Indonesia membutuhkan lembaga yang menangani
perencanaan pembangunan nasional tugasnya antara lain merancang strategi
pembangunan nasional dalam jangka pendek, jangka menengah dan jangka
panjang untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara (Ernawati, 2010).

Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator keberhasilan kinerja Pemerintah


dalam meningkatkan pembangunan ekonomi disetiap negara. Setiap negara di
dunia sangat memperhatikan laju pertumbuhan ekonominya termasuk
Indonesia yang saat ini menjalankan kebijakan otonomi daerahnya. Otonomi
daerah diharapkan bagi seluruh daerah untuk dapat berdiri sendiri dalam
menjalankan kebijakan yang telah diambil. Dengan kata lain, otonomi daerah 2
bertujuan untuk membentuk kemandirian atau mengurangi ketergantungan
Pemerintah Daerah terhadap Pemerintah pusat. Namun, dalam menjalankan
otonomi daerah hal utama yang menjadi tantangan terbesar bagi Pemerintah
Daerah adalah mengidentifikasi dan pemahaman atas potensi yang dimiliki oleh
daerah tersebut. Daerah yang telah mengetahui dengan benar potensi
daerahnya, maka dapa tmemanfaatkan potensi tersebut demi keberlangsungan
perekonomian. Berbeda halnya dengan daerah yang tidak mengetahui dengan
benar potensi yang dimiliki maka Pemerintah Daerah tidak dapat secara
optimal dalam memanfaatkan yang menjadi potensi di daerah tersebut.
Salah satu indikator penting untuk mengukur keberhasilan pembangunan
ekonomi suatu daerah adalah pertumbuhan ekonomi. Caranya dengan melihat
tambahan output produksi yang telah dihasilkan sektor-sektor ekonomi pada
kawasan tertentu setiap tahunnya. Pada dasarnya aktivitas ekonomi adalah
suatu proses penggabugan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan barang
dan jasa. Proses ini menghasilkan suatu nilai balas jasa terhadap faktor
produksi yang dimiliki oleh masyarakat. Dengan demikian pertumbuhan
ekonomi diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.

Peningkatan produksi baik itu berupa barang ataupun jasa pada suatu wilayah
dalam kurun waktu tertentu dapat dilihat dari pertumbuhan ekonominya.
Apabila pertumbuhan ekonomi semakin meningkat maka semakin baik pula
kesempatan suatu daerah untuk berkembang. Perekonomian suatu daerah
pada 3 periode tertentu dapat dilihat melalui Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) dari daerah tersebut. Pertumbuhan ekonomi dapat menjadi petunjuk
yang penting dalam menganalisis pembangunan ekonomi di suatu daerah.

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi merupakan salah satu tujuan utama dalam
perencanaan pembangunan. Sumatera Selatan adalah daerah yang
menggunakan asas otonomi untuk mengatur dan meningkatkan potensi
ekonomi guna meningkatkan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi untuk
kesejahteraan masyarakat. Kota Palembang, Kota Pagar Alam, Kota Prabumulih
dan Kota Lubuk Linggau merupakan kota-kota yang menggunakan otonomi
untuk meningkatkan perekonomian di Sumatera Selatan. Berikut adalah
distribusi PDRB kota-kota di Sumatra Selatan guna melihat perkembangan
perekonomian setiap tahunnya

Kota Lubuk Linggau adalah suatu kota setingkat Kabupaten paling barat
wilayah Provinsi Sumatera Selatan berbatasan langsung dengan Kabupaten
Rejang Lebong Provinsi Bengkulu. Kota ini merupakan pemekaran dari
Kabupaten Musi Rawas.
Sesuai dengan dengan data yang tertera pada Badan Pusat Statistik (BPS),
perhitungan harga konstan dengan tahun dasar 2010. Untuk datanya ini
mengambil data tahun 2016 dan 2021.

Tabel 1

PDRB menurut harga konstan 2010 tahun 2016 sampai 2021

PDRB Kota Lubuk Linggau


SEKTOR PDRB
2016 2017 2018 2019 2020 2021
A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 791191,5 823557,33 861568,24 888986,74 902247,7 918725,78
B. Pertambangan dan Penggalian 1737622,8 1817228,22 1931715,66 2068120,78 2035251,5 2063763,9
C. Industri Pengolahan 79624,5 89441,32 100457,46 110435,27 111900,29 114009,81
D. Pengadaan Listrik dan Gas 737,1 798,41 863 933,99 1019,44 1062,04
E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur Ulang 2377,9 2591,89 2834,23 3043,86 3170,96 3193,49
F. Konstruksi 510313,4 563079,81 601250,43 633898,33 651768,46 667835,93
G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor 406003,7 442278,79 478873,32 517005,92 518316,56 539318,36
H. Transportasi dan Pergudangan 4428 4800,4 5249,61 5700,09 5432,77 5336,36
I. Penyediaan Akomodasi dan Makan
Minum 49212,3 53842,53 61047,52 69413,35 69161,73 71883,75
J. Informasi dan Komunikasi 34255,9 36496,22 39186,76 41843,62 46560,66 50394,54
K. Jasa Keuangan dan Asuransi 41279,4 42772,98 43549,09 43493,29 44396,02 46343,18
L. Real Estate 102150,8 110641,61 120079,34 130598,29 135846,14 139198,24
M,N. Jasa Perusahaan 964,1 1037,23 1132,87 1243,78 1301,66 1347,74
O. Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 75470 78024,66 80724,31 82451,81 84260,01 85802,79
P. Jasa Pendidikan 86404,4 89653,25 93095,94 96931,49 96103,66 100963,27
Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 5550,2 5874,29 6071,58 6480,4 7059,82 7484,84
R,S,T. Jasa lainnya 2555,4 2684,65 2854,86 3022,44 3157,85 3221,26
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 3930141,2 4164803,59 4430554,21 4703603,44 4716955,24 4819885,3

1.2 Tujuan penulisan

Mengetahui sektor apas aja yang menjadi sektor unggulan di Kota Lubuk
Linggau.

1.3 Rumusan Masalah

Sektor apa saja yang menjadi sektor unggulan di Kota Lubuk Linggau?
1.4 Manfaat

Untuk menambah pengetahuan penulis terkait dengan struktur pertumbuhan ekonomi,


mengetahui pergeseran sektor-sektor yang terjadi di kota Lubuk Linggau dan sektor-
sektor potensial di Kota Lubuk Linggau serta untuk menambah wawasan bagi yang
membaca tugas ini. Bisa menerapkan pemahamantentang analisis shift share sektor
potensial.

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1 Pengertian Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai: perkembangan kegiatan dalam


perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat
bertambah. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah
makroekonomi dalam jangka panjang. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan
sesuatu negara untuk menghasilkan barang dan jasabarang faktor produksi akan selalu
mengalami pertambahan dalam jumlah dan kualitasnya. Investasi akan menambah
jumlah barang modal. Teknologi yang digunakan berkembang. Disamping itu tenaga kerja
bertambah sebagai akibat perkembangan penduduk, dan pengalaman kerja dan
pendidikan menambah ketrampilan mereka.
Perkembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai akibat pertambahan
faktor-faktor produksi pada umumnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan produksi
barang dan jasa yang sama besarnya. Pertambahan potensi memproduksi kerap kali lebih
besar dari pertambahan produksi yang sebenarnya. Dengan demikian perkembangan
ekonomi adalah adalah lebih lambat dari potensinya.Sukirno, Sadono.
2004. Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

2.2 Pengertian Pembangunan Ekonomi

Merupakan proses perubahan yang terus menerus menuju perbaikan termasuk usaha
meningkatkan produk per kapita.Memperhatikan pemerataan pendapatan termasuk
pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya.Memperhatikan pertambahan penduduk.
Meningkatkan taraf hidup masyarakat.Pembangunan ekonomi selalu dibarengi dengan
pertumbuhan ekonomi.Setiap input selain menghasilkan output yang lebih banyak juga
terjadi perubahan – perubahan kelembagaan dan pengetahuan teknik.

2.3 Analisis Location Quotient (LQ)

Location Quotient (LQ) adalah perbandingan peran sektor/industri di suatu daerah


terhadap besarnya peran sektor/industri tersebut secara nasional (Tarigan, 2014: 82).
Sektor/industri yang diperbandingkan di daerah harus sama dengan sektor/industri secara
nasional dan waktu perbandingan juga harus sama. Misalnya: sektor Konstruksi tahun
2016 di kota Lubuk Linggau harus diperbandingkan dengan sektor Konstruksi Provinsi
Sumatra Selatan tahun 2016 juga.

Analisis Location Quotient (LQ) umumnya dipakai untuk melihat perbandingan regional
dengan nasional. Regional adalah daerah yang lebih sempit, sementara itu Nasional
adalah daerah yang lebih luas. Seperti: Regional (Kota Lubuk Linggau) dengan Nasional
(Propinsi Sumatra Selatan); Regional (Propinsi Sumatra Selatan) dengan Nasional
(Indonesia).

Aturan main dari Location Quotient (LQ) adalah (Tarigan, 2014: 82-83):

a). LQ > 1, artinya peranan sektor tersebut lebih besar di daerah daripada nasional.

b). LQ < 1, artinya peranan sektor tersebut lebih kecil di daerah daripada nasional.

c). LQ = 1, artinya peranan sektor tersebut sama baik di daerah ataupun secara nasional.

Mirip dengan pernyataan di atas, aturan main dari Location Quotient (LQ) adalah (Putra,
2011: 168):

a). LQ > 1, berarti mengindikasikan dimungkinkannya dilakukan ekspor pada sektor


tersebut (Relative Spezialization in Sector). Ekspor dilakukan karena adanya surplus.
b). LQ < 1, berarti mengindikasikan bahwa sektor tersebut perlu melakukan impor
(Production Deficit in Sector). Impor dilakukan karena sektor tersebut belum mampu
memenuhi kebutuhan daerah tersebut.

c). LQ = 1, berarti produktivitas sektor tersebut berimbang. Artinya hanya cukup


digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di daerah itu saja sehingga masih
belum layak untuk diekspor (Average Production in Sector).

2.4. Analisis Shift-share

Analisis shift share umumnya dipakai untuk menganalisis peranan suatu sektor ataupun
pergeseran suatu sektor di daerah terhadap sektor yang sama dalam perekonomian
nasional. Data yang sering dianalisis adalah data yang terkait kegiatan ekonomi ataupun
ketenagakerjaan (Putra, 2011: 165).

Mirip dengan penjelasan tersebut, analisis shift-share untuk membandingkan perbedaan


laju pertumbuhan sektor (industri) di wilayah yang sempit disebut daerah dengan wilayah
yang lebih luas disebut nasional (Tarigan, 2005: 85). Suatu daerah yang memiliki banyak
sektor yang tingkat pertumbuhannya lamban maka sektor tersebut pertumbuhannya
secara nasional juga akan lamban. Hal ini terjadi karena daerah-daerah lain tumbuh lebih
cepat (Putra, 2011: 165).

Analisis shift share memiliki tiga komponen (Tarigan, 2005: 87-89; Putra, 2011: 165-
166) yaitu: (a). National Share; (b). Proportional Shift; (c). Differential Shift.

(a). National share untuk mengetahui pergeseran struktur perekonomian suatu daerah
yang dipengaruhi oleh pergeseran perekonomian nasional.

(b). Proportional shift adalah pertumbuhan nilai tambah bruto suatu sektor i dibandingkan
total sektor di tingkat nasional.
(c). Differential shift atau competitive position adalah perbedaan pertumbuhan
perekonomian sautu daerah dengan nilai tambah bruto sektor yang sama di tingkat
nasional.

2.5 Metode Penelitian

Lokasi penelitian adalah kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Selatan yaitu kota Lubuk
Linggau. Jenis data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Jenis data adalah data
sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan. Teknik
pengumpulan data adalah dokumentasi dan studi pustaka. Teknik analisis data yang
digunakan adalah analisis Location Quotient (LQ) .

LQ adalah suatu metode untuk menghitung perbandingan relatif sumbangan nilai tambah
sebuah sektor di suatu daerah (Kabupaten/Kota) terhadap sumbangan nilai tambah
sektor yang bersangkutan dalam skala provinsi atau nasional. Dengan kata lain, LQ dapat
menghitung perbandingan antara share output sektor i di kota dan share output sektor i
di provinsi:

2.6 Penelitian Terdahulu

Penelitian I- Intan Saputri & Arfida Boedi

Judul Penelitian adalah ‘’ Analisi sektor ekonomi unggulan pada Kabupaten/Kota di


Provinsi Sumatra Selatan’’ Tujuan untuk mengetahui sektor-sektor unggulan di Provinsi
Sumatera Selatan. Analisis yang dilakukan dengan membandingkan Produk Domestik
Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010 Provinsi Sumatera Selatan dan Produk
Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010 Kabupaten yang ada di Provinsi
Sumatera Selatan. Model Analisis yang digunakan adalah Analisis Tipologi Klassen,
Analisis Location Quotient (LQ), Analisis Sistem Informasi Geografis (SIG) atau
Geographic Informasi System (GIS). Hasil penelitian analisis Tipologi Klassen
kabupaten/kota yang termasuk daerah cepat maju dan cepat tumbuh adalah Muara Enim
dan Palembang. Hasil penelitian analisis Location Quotient (LQ) kabupaten Ogan
Komering Ulu yang memiliki potensi sektor unggulan tertinggi diantara kabupaten/kota di
Provinsi Sumatera Selatan adalah sektor Pertanian, Kehutanan, dan perikanan, sektor
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepedah Motor, sektor Penyediaan
Akomodasi dan Makanan Minuman, sektor Real Estate, sektor Jasa Pendidikan, sektor
Kesehatan dan Kegiatan Sosial, dan sektor Jasa Lainnya. Hasil analisis Sistem Informasi
Geografis (SIG) atau Geographic Informasi System (GIS) sektor Pertanian, Kehutanan,
dan Perikanan tergolong sektor basis tertinggi di kabuapten/kota Ogan Komering Ulu,
Ogan Komering Ilir, Lahat, Musi Rawas, Banyuasin, Ogan Komering Ulu Selatan, Ogan
Komering Ulu Timur, Ogan Ilir, Empat Lawang, dan Pagar Alam.

Untuk hasil penelitian Secara geografis Provinsi Sumatera Selatan terletak antara 1˚
sampai dengan 4˚ Lintang Selatan dan antara 102˚ sampai dengan 106˚ Bujur Timur.
Provinsi Sumatera Selatan sebagian besar merupakan dataran rendah dengan ketinggian
rata-rata ± 79 meter diatas permukaan laut, lembah dan sebagian kecil pegunungan dan
perbukitan. Luas wilayah Provinsi Sumatera Selatan 87.421,24 km2 dengan wilayah
administrasi yang terdiri dari 11 kabupaten dan 4 kota, luas wilayah masing-masing
kabupaten/kota yaitu : Ogan Komering Ulu, Ogan Komering Ilir, Muara Enim, Lahat, Musi
Rawas, Musi Banyuasin, Banyuasin, Ogan Komering Ulu Selatan, Ogan Komering Ulu
Timur, Ogan Ilir, Empat Lawang, Kota Palembang, Kota Prabumulih, Kota Pagar Alam,
dan Kota Lubuk Linggau. Pertumbuhan Provinsi Sumatera Selatan dapat menggambarkan
dinamika suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu. Secara umum kondisi
perekonomian Provinsi Sumatera Selatan dalam kurun lima tahun terakhir ini dapat
dikatakan menurun. Pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Selatan selama periode
2011-2015 memiliki jumlah sebesar 6,36 pesen pada tahun 2011, pada tahun 2012 6,83
persen, pada tahun 2013 5,31 persen, pada tahun 2014 4,70 persen, dan pada tahun
2015 4,50 persen (Badan, n.d.)
Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan beberapa analisis alternatif, dapat
diketahui sektor – sektor ekonomi yang menjadi sektor unggulan dalam pembangunan
perekonomian di Provinsi Sumatera Selatan adalah sebagai berikut :

1. Klasifikasi pola dan struktur pertumbuhan sektor di Provinsi Sumatera Selatan tahun
2011- 2015 berdasarkan Tipologi Klassen menunjukkan bahwa yang termasuk daerah
Cepat Maju dan Cepat Tumbuh ini yaitu Muara Enim dan Palembang. Daerah
Berkembang Cepat yaitu Ogan Komering Ulu, Banyuasin, Ogan Komering Ulu Timur,
Ogan Ilir, Prabumulih, dan Lubuk Linggau. Daerah Maju tapi Tertekan yaitu Lahat dan
Musi Banyuasin dan Daerah Relatif Tertinggal yaitu Ogan Komering Ilir, Musi Rawas,
Ogan Komering Ulu Selatan, Empat Lawang, dan Pagar Alam. 2. Sektor unggulan
dalam perekonomian wilayah di Provinsi Sumatera Selatan tahun 2011- 2015
berdasarkan perhitungan Location Quotient (LQ). Daerah yang memiliki sektor
unggulan terbanyak yang cocok untuk dikembangkan lebih jauh adalah
kabupaten/kota Ogan Komering Ulu dengan jumlah 7 (tujuh) sektor unggulan yaitu
sektor Jasadan Kegiatan Sosial, sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, sektor
Real Estate, sektor Penyediaan Akomodasi dan Makanan Minum, sektor Jasa Lainnya,
sektor Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepedah Motor, dan sektor
Jasa Pendidikan. Kemudian kabupaten/kota Ogan Ilir memiliki 4 sektor unggulan yaitu
sektor Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib, sektor
Penyediaan Akomodasi dan Makanan Minum, sektor Pengadaan Air, Pengolahan
Sampah, Limbah dan Daur Ulang, dan sektor Konstruksi.

2.7 Hasil dan Pembahasan

Berikut ini adalah data yang dibuthkan

PDRB Kota Lubuk Linggau


SEKTOR PDRB
2016 2017 2018 2019 2020 2021
A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 791191,5 823557,33 861568,24 888986,74 902247,7 918725,78
B. Pertambangan dan Penggalian 1737622,8 1817228,22 1931715,66 2068120,78 2035251,5 2063763,9
C. Industri Pengolahan 79624,5 89441,32 100457,46 110435,27 111900,29 114009,81
D. Pengadaan Listrik dan Gas 737,1 798,41 863 933,99 1019,44 1062,04
E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur Ulang 2377,9 2591,89 2834,23 3043,86 3170,96 3193,49
F. Konstruksi 510313,4 563079,81 601250,43 633898,33 651768,46 667835,93
G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor 406003,7 442278,79 478873,32 517005,92 518316,56 539318,36
H. Transportasi dan Pergudangan 4428 4800,4 5249,61 5700,09 5432,77 5336,36
I. Penyediaan Akomodasi dan Makan
Minum 49212,3 53842,53 61047,52 69413,35 69161,73 71883,75
J. Informasi dan Komunikasi 34255,9 36496,22 39186,76 41843,62 46560,66 50394,54
K. Jasa Keuangan dan Asuransi 41279,4 42772,98 43549,09 43493,29 44396,02 46343,18
L. Real Estate 102150,8 110641,61 120079,34 130598,29 135846,14 139198,24
M,N. Jasa Perusahaan 964,1 1037,23 1132,87 1243,78 1301,66 1347,74
O. Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 75470 78024,66 80724,31 82451,81 84260,01 85802,79
P. Jasa Pendidikan 86404,4 89653,25 93095,94 96931,49 96103,66 100963,27
Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 5550,2 5874,29 6071,58 6480,4 7059,82 7484,84
R,S,T. Jasa lainnya 2555,4 2684,65 2854,86 3022,44 3157,85 3221,26
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 3930141,2 4164803,59 4430554,21 4703603,44 4716955,24 4819885,3

Sumber : https://www.bps.go.id/
PDRB PROV SUMSEL
SEKTOR PDRB
2016 2017 2018 2019 2020 2021
A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 48942642,85 49518878,36 50674278,25 52366834,80 53281525,02 54834530,27
B. Pertambangan dan Penggalian 68330867,25 60398350,31 65887882,26 71234499,21 68330867,25 71984325,10
C. Industri Pengolahan 59276640,84 53270826,33 56146099,99 58852893,28 59276640,84 60640501,20
D. Pengadaan Listrik dan Gas 395092,67 286980,25 312381,48 344537,66 395092,67 417836,10
E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
381081,66 313343,80 338297,93 363538,47 381081,66
Limbah dan Daur Ulang 363215,10
F. Konstruksi 36678561,31 33616272,08 35496014,09 36680679,73 36678561,31 36671660,00
G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi
33117582,94 28699601,03 31020239,63 33569007,23 33117582,94
Mobil dan Sepeda Motor 35035235,90
H. Transportasi dan Pergudangan 6106404,98 5581775,84 5992538,46 6489739,66 6106404,98 5993071,50
I. Penyediaan Akomodasi dan Makan
4363549,21 3603378,33 4077197,50 4702700,45 4363549,21
Minum 4556736,70
J. Informasi dan Komunikasi 12214332,34 9294877,68 10013076,61 10829106,00 12214332,34 12951753,10
K. Jasa Keuangan dan Asuransi 7477614,02 7333382,73 7464184,29 7356776,52 7477614,02 7790888,60
L. Real Estate 10214868,04 8567363,88 9248358,87 9990876,93 10214868,04 10807856,70
M,N. Jasa Perusahaan 358137,30 304817,63 333793,64 365731,09 358137,30 360296,70
O. Administrasi Pemerintahan,
9877174,56 9133732,62 9380103,27 9482149,34 9877174,56
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 10260456,20
P. Jasa Pendidikan 8082903,80 7628058,42 7835390,39 8206203,84 8082903,80 8613701,90
Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2272237,17 1835973,68 1882929,34 2063117,36 2272237,17 2400137,30
R,S,T. Jasa lainnya 2700643,56 2183400,08 2381302,38 2566360,79 2700643,56 2725726,50
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 315129216,66 281571013,06 298484068,40 315464752,38 315129216,66 326407928,80

Sumber : https://www.bps.go.id/
analisis DLQ dan Shift share di Kota Lubuk Linggau. Analisi DLQ(Dinamic
Location Quantient) dan Shift Share menggunakan data PDRB atas harga
konstan pada tahun 2016-2021.

Pertumbuhan (%) Klasik Esteban Marquiles


DLQ E'ij
kabupaten provinsi Nij Mij Cij C'ij Aij
3,03% 2,30% 0,289756181 2577727,265 5584,087 12609,05 5812,175 18936,25 -13124,1
3,50% 1,05% 1,154622615 2578140,583 12263,83 5932,223 42623,04 63240,53 -20617,5
7,44% 0,46% 0,297857334 51443,65567 561,9753 -198,895 5563,563 3594,497 1969,066
7,58% 1,13% 0,170609371 1175,616326 5,202319 3,094969 47,5591 75,85302 -28,2939

6,08% -0,96% -0,538802705 -3220,16015 16,78279 -39,5101 167,1926 -226,413 393,6054


5,53% 0,00% -277,6051032 -2721,12537 3601,7 -3620,91 28227,91 -150,519 28378,43

5,84% 1,13% 0,859517128 651279,2149 2865,501 1731,11 19127,08 30682,15 -11555,1


3,80% -0,37% -0,100154497 -2346,32442 31,25202 -47,812 184,9313 -97,9921 282,9234

7,87% 0,87% 1,386064527 60675,5904 347,3315 80,90583 3446,083 4248,798 -802,715


8,03% 1,18% 0,259291911 57239,68534 241,772 162,2154 2345,504 3919,206 -1573,7
2,34% 0,82% 0,213016718 48205,44585 291,3426 48,88278 626,2066 731,2744 -105,068
6,38% 1,13% 0,764169454 164269,4525 720,9619 438,4222 5362,443 8623,384 -3260,94
6,93% 0,12% 2,106361109 164,3314232 6,804444 -5,64462 65,64576 11,18936 54,4564

2,60% 0,76% 0,353020766 81729,78146 532,6536 44,18041 1385,038 1499,919 -114,881


3,16% 1,28% 0,358826175 156724,9043 609,8267 496,3094 1627,153 2951,416 -1324,26
6,16% 1,10% 0,1857082 8660,049027 39,17231 21,94875 280,9594 438,3846 -157,425
4,74% 0,19% 0,329225003 670,0729497 18,03555 -13,3063 116,4017 30,52267 85,87902
4,17% 0,71% 1 3930141,2 27738,23 0 135988,8 135988,8 0

Dari Tabel diatas kita ketahui bahwa tahun 2016-2021:

1. LQ > 1, ada tiga sektor yaitu: b). Pertambangan dan Penggalian; i). Penyediaan
Akomodasi dan Makan Minum dan M,N). Jasa Perusahaan. Sektor-sektor ini disebut
sektor basis (base sector) atau sektor komoditas.
2. LQ<1 ada empat belas sektor yaitu: sektor D. Pengadaan Listrik dan Gas; F.
Kontruksi; H.Transportasi dan Pergudagan: 0. Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan, Jaminan Sosial; Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial; A.Pertanian,
Kehutanan, Perikanan; C. Industri Pengolahan; E. Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah; G. Perdg. Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor;
J. Informasi dan Komunikasi; K. Jasa Keuangan dan Asuransi; L. Real Estate; P.
Jasa Pendidikan; dan R,S,T,U. Jasa Lainnya. Sektor-sektor ini disebut sektor non-
basis (non-base sector) atau sektor non-komoditas.

Analisis Shift Share

Dari hasil perhitungan di atas, berdasarkan nilai Mij pada masingmasing lapangan
usaha diketahui bahwa terdapat 11 (sebelas) dari 17 (tujuh belas) lapangan usaha
yaitu : Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, Pertambangan dan Penggalian,
Pengadaan Listrik dan Gas, Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum, Informasi dan
Komunikasi, Jasa Keuangan dan Asuransi,Real Estate, Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib, Jasa Pendidikan dan Jasa Kesehatan dan
Kegiatan Sosial. a bertanda positif, artinya lapangan usaha tersebut mempunyai
pertumbuhan pesat, dan pengaruhnya pada pendapatan kota positif. Dapat diduga
bahwa pendapatan Kota Lubuk Linggau akan tumbuh di atas pertumbuhan Provinsi
Sumatra Selatan .

Selanjutnya menemukenali lapangan usaha pada perhitungan Cij, hasilnya


menunjukkan seluruh lapangan usaha bertanda positif. Langkah selanjutnya
melakukan perhitungan pergeseran bersih (pergeseran netto atau net shift) untuk
menemukenali sektorsektor maju dan kurang maju (lihat tabel di atas), yang dimbil
dari nilai Mij + Cij. Hasilnya menunjukkan seluruh lapangan usaha bertanda positif,
artinya seluruh lapangan usaha mengalami kemajuan.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Analisis shift-share dapat digunakan untuk menggambarkan kondisi ekonomi
pada suatu wilayah, perbandingan pertumbuhan terhadap wilayah yang lebih
luas, mengetahui sektor-sektor yang mengalami kemajuan, identifikasi
sektorsektor yang unggul, agak unggul, mundur, agak mundur.
Dari hasil analisis shift-share di Kota Lubuk Linggau menunjukkan sektor
Pertambangan dan Penggalian. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum dan
Jasa Perusahaan konstruksi, real estat mengalami perkembangan pesat, hal
ini sesuai dengan kondisi Kota Lubuk Linggau pada masa kini yang
merupakan wilayah sebagai limpahan perkembangan dari kota besar di
sekitarnya, di pihak lain pertanian, kehutanan dan perikanan mengalami
kemunduran.

3.2 Kritik dan saran


Akhirnya terselesaikannya makalah ini kami selaku pemakalah menyadari
dalam penyusunan makalah ini yang membahas tentang kewarganegaraan
masih jauh dari kesempurnaan baik dari tata cara penulisan dan bahasa yang
dipergunakan maupun dari segi penyajian materinya. Untuk itu kritik dan
saran dari pembimbing atau dosen yang terlibat dalam penyusunan makalah
ini yang bersifat kousteuktif dan bersifat komulatif sangat kami harapkan
supaya dalam penugasan makalah yang akan datang lebih baik dan lebih
sempurna.

DAFTAR PUSTAKA

Boedirochminarni, I. S. (2018 ). ANALISIS SEKTOR EKONOMI UNGGULAN


PADA KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI SUMATERA SELATAN.
https://ejournal.umm.ac.id/index.php/jie/article/view/6981 , 13.

Anda mungkin juga menyukai