DOSEN Pengampu
Sunoto, Drs., M,Si.
DISUSUN OLEH
Maria Aulia Ulfa
C1A020034
UNIVERSITAS BENGKULU
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
EKONOMI PEMBANGUNAN
2020/2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, itulah kiranya kata yang terindah yang patut kita ucapkanatas
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia dan hidayah-Nya kepada kita
semua, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Teknik Perencanaan
Pembangunan tentang “Sektor unggulan di kota Lubuk Linggau” ini tepat pada
waktunya.
Tugas ini saya susun untuk memenuhi proses pembelajaran dalam mata kuliah
Teknik Perencanaan Pembangunan. Dalam penyelesaian tugas ini,saya
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : Sumber-sumber yang
ikut memberikan sumbangan pemikirannya dan berpartisipasi dalam pembuatan
tugas ini. Tidak lupa pula saya mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah
Teknik Perencanaan Pembangunan yaitu Bapak“Sunoto, Drs., M,Si.” yang telah
memberikan pen$elasan kepada saya tentang penyelesaian tugas ini. Saya
menyadari dalam pembuatan tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi
penyusunan maupun dari segi bahasanya. Untuk itu,kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak sangat saya harapkan demi sempurnanya tugas ini.
Akhirnya, semoga tugas yang saya susun ini dapat bermanfaat dan menjadi
sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi saya sendiri
dan umumnya bagi para pembaca sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
Peningkatan produksi baik itu berupa barang ataupun jasa pada suatu wilayah
dalam kurun waktu tertentu dapat dilihat dari pertumbuhan ekonominya.
Apabila pertumbuhan ekonomi semakin meningkat maka semakin baik pula
kesempatan suatu daerah untuk berkembang. Perekonomian suatu daerah
pada 3 periode tertentu dapat dilihat melalui Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) dari daerah tersebut. Pertumbuhan ekonomi dapat menjadi petunjuk
yang penting dalam menganalisis pembangunan ekonomi di suatu daerah.
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi merupakan salah satu tujuan utama dalam
perencanaan pembangunan. Sumatera Selatan adalah daerah yang
menggunakan asas otonomi untuk mengatur dan meningkatkan potensi
ekonomi guna meningkatkan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi untuk
kesejahteraan masyarakat. Kota Palembang, Kota Pagar Alam, Kota Prabumulih
dan Kota Lubuk Linggau merupakan kota-kota yang menggunakan otonomi
untuk meningkatkan perekonomian di Sumatera Selatan. Berikut adalah
distribusi PDRB kota-kota di Sumatra Selatan guna melihat perkembangan
perekonomian setiap tahunnya
Kota Lubuk Linggau adalah suatu kota setingkat Kabupaten paling barat
wilayah Provinsi Sumatera Selatan berbatasan langsung dengan Kabupaten
Rejang Lebong Provinsi Bengkulu. Kota ini merupakan pemekaran dari
Kabupaten Musi Rawas.
Sesuai dengan dengan data yang tertera pada Badan Pusat Statistik (BPS),
perhitungan harga konstan dengan tahun dasar 2010. Untuk datanya ini
mengambil data tahun 2016 dan 2021.
Tabel 1
Mengetahui sektor apas aja yang menjadi sektor unggulan di Kota Lubuk
Linggau.
Sektor apa saja yang menjadi sektor unggulan di Kota Lubuk Linggau?
1.4 Manfaat
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Merupakan proses perubahan yang terus menerus menuju perbaikan termasuk usaha
meningkatkan produk per kapita.Memperhatikan pemerataan pendapatan termasuk
pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya.Memperhatikan pertambahan penduduk.
Meningkatkan taraf hidup masyarakat.Pembangunan ekonomi selalu dibarengi dengan
pertumbuhan ekonomi.Setiap input selain menghasilkan output yang lebih banyak juga
terjadi perubahan – perubahan kelembagaan dan pengetahuan teknik.
Analisis Location Quotient (LQ) umumnya dipakai untuk melihat perbandingan regional
dengan nasional. Regional adalah daerah yang lebih sempit, sementara itu Nasional
adalah daerah yang lebih luas. Seperti: Regional (Kota Lubuk Linggau) dengan Nasional
(Propinsi Sumatra Selatan); Regional (Propinsi Sumatra Selatan) dengan Nasional
(Indonesia).
Aturan main dari Location Quotient (LQ) adalah (Tarigan, 2014: 82-83):
a). LQ > 1, artinya peranan sektor tersebut lebih besar di daerah daripada nasional.
b). LQ < 1, artinya peranan sektor tersebut lebih kecil di daerah daripada nasional.
c). LQ = 1, artinya peranan sektor tersebut sama baik di daerah ataupun secara nasional.
Mirip dengan pernyataan di atas, aturan main dari Location Quotient (LQ) adalah (Putra,
2011: 168):
Analisis shift share umumnya dipakai untuk menganalisis peranan suatu sektor ataupun
pergeseran suatu sektor di daerah terhadap sektor yang sama dalam perekonomian
nasional. Data yang sering dianalisis adalah data yang terkait kegiatan ekonomi ataupun
ketenagakerjaan (Putra, 2011: 165).
Analisis shift share memiliki tiga komponen (Tarigan, 2005: 87-89; Putra, 2011: 165-
166) yaitu: (a). National Share; (b). Proportional Shift; (c). Differential Shift.
(a). National share untuk mengetahui pergeseran struktur perekonomian suatu daerah
yang dipengaruhi oleh pergeseran perekonomian nasional.
(b). Proportional shift adalah pertumbuhan nilai tambah bruto suatu sektor i dibandingkan
total sektor di tingkat nasional.
(c). Differential shift atau competitive position adalah perbedaan pertumbuhan
perekonomian sautu daerah dengan nilai tambah bruto sektor yang sama di tingkat
nasional.
Lokasi penelitian adalah kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Selatan yaitu kota Lubuk
Linggau. Jenis data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Jenis data adalah data
sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan. Teknik
pengumpulan data adalah dokumentasi dan studi pustaka. Teknik analisis data yang
digunakan adalah analisis Location Quotient (LQ) .
LQ adalah suatu metode untuk menghitung perbandingan relatif sumbangan nilai tambah
sebuah sektor di suatu daerah (Kabupaten/Kota) terhadap sumbangan nilai tambah
sektor yang bersangkutan dalam skala provinsi atau nasional. Dengan kata lain, LQ dapat
menghitung perbandingan antara share output sektor i di kota dan share output sektor i
di provinsi:
Untuk hasil penelitian Secara geografis Provinsi Sumatera Selatan terletak antara 1˚
sampai dengan 4˚ Lintang Selatan dan antara 102˚ sampai dengan 106˚ Bujur Timur.
Provinsi Sumatera Selatan sebagian besar merupakan dataran rendah dengan ketinggian
rata-rata ± 79 meter diatas permukaan laut, lembah dan sebagian kecil pegunungan dan
perbukitan. Luas wilayah Provinsi Sumatera Selatan 87.421,24 km2 dengan wilayah
administrasi yang terdiri dari 11 kabupaten dan 4 kota, luas wilayah masing-masing
kabupaten/kota yaitu : Ogan Komering Ulu, Ogan Komering Ilir, Muara Enim, Lahat, Musi
Rawas, Musi Banyuasin, Banyuasin, Ogan Komering Ulu Selatan, Ogan Komering Ulu
Timur, Ogan Ilir, Empat Lawang, Kota Palembang, Kota Prabumulih, Kota Pagar Alam,
dan Kota Lubuk Linggau. Pertumbuhan Provinsi Sumatera Selatan dapat menggambarkan
dinamika suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu. Secara umum kondisi
perekonomian Provinsi Sumatera Selatan dalam kurun lima tahun terakhir ini dapat
dikatakan menurun. Pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Selatan selama periode
2011-2015 memiliki jumlah sebesar 6,36 pesen pada tahun 2011, pada tahun 2012 6,83
persen, pada tahun 2013 5,31 persen, pada tahun 2014 4,70 persen, dan pada tahun
2015 4,50 persen (Badan, n.d.)
Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan beberapa analisis alternatif, dapat
diketahui sektor – sektor ekonomi yang menjadi sektor unggulan dalam pembangunan
perekonomian di Provinsi Sumatera Selatan adalah sebagai berikut :
1. Klasifikasi pola dan struktur pertumbuhan sektor di Provinsi Sumatera Selatan tahun
2011- 2015 berdasarkan Tipologi Klassen menunjukkan bahwa yang termasuk daerah
Cepat Maju dan Cepat Tumbuh ini yaitu Muara Enim dan Palembang. Daerah
Berkembang Cepat yaitu Ogan Komering Ulu, Banyuasin, Ogan Komering Ulu Timur,
Ogan Ilir, Prabumulih, dan Lubuk Linggau. Daerah Maju tapi Tertekan yaitu Lahat dan
Musi Banyuasin dan Daerah Relatif Tertinggal yaitu Ogan Komering Ilir, Musi Rawas,
Ogan Komering Ulu Selatan, Empat Lawang, dan Pagar Alam. 2. Sektor unggulan
dalam perekonomian wilayah di Provinsi Sumatera Selatan tahun 2011- 2015
berdasarkan perhitungan Location Quotient (LQ). Daerah yang memiliki sektor
unggulan terbanyak yang cocok untuk dikembangkan lebih jauh adalah
kabupaten/kota Ogan Komering Ulu dengan jumlah 7 (tujuh) sektor unggulan yaitu
sektor Jasadan Kegiatan Sosial, sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, sektor
Real Estate, sektor Penyediaan Akomodasi dan Makanan Minum, sektor Jasa Lainnya,
sektor Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepedah Motor, dan sektor
Jasa Pendidikan. Kemudian kabupaten/kota Ogan Ilir memiliki 4 sektor unggulan yaitu
sektor Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib, sektor
Penyediaan Akomodasi dan Makanan Minum, sektor Pengadaan Air, Pengolahan
Sampah, Limbah dan Daur Ulang, dan sektor Konstruksi.
Sumber : https://www.bps.go.id/
PDRB PROV SUMSEL
SEKTOR PDRB
2016 2017 2018 2019 2020 2021
A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 48942642,85 49518878,36 50674278,25 52366834,80 53281525,02 54834530,27
B. Pertambangan dan Penggalian 68330867,25 60398350,31 65887882,26 71234499,21 68330867,25 71984325,10
C. Industri Pengolahan 59276640,84 53270826,33 56146099,99 58852893,28 59276640,84 60640501,20
D. Pengadaan Listrik dan Gas 395092,67 286980,25 312381,48 344537,66 395092,67 417836,10
E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
381081,66 313343,80 338297,93 363538,47 381081,66
Limbah dan Daur Ulang 363215,10
F. Konstruksi 36678561,31 33616272,08 35496014,09 36680679,73 36678561,31 36671660,00
G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi
33117582,94 28699601,03 31020239,63 33569007,23 33117582,94
Mobil dan Sepeda Motor 35035235,90
H. Transportasi dan Pergudangan 6106404,98 5581775,84 5992538,46 6489739,66 6106404,98 5993071,50
I. Penyediaan Akomodasi dan Makan
4363549,21 3603378,33 4077197,50 4702700,45 4363549,21
Minum 4556736,70
J. Informasi dan Komunikasi 12214332,34 9294877,68 10013076,61 10829106,00 12214332,34 12951753,10
K. Jasa Keuangan dan Asuransi 7477614,02 7333382,73 7464184,29 7356776,52 7477614,02 7790888,60
L. Real Estate 10214868,04 8567363,88 9248358,87 9990876,93 10214868,04 10807856,70
M,N. Jasa Perusahaan 358137,30 304817,63 333793,64 365731,09 358137,30 360296,70
O. Administrasi Pemerintahan,
9877174,56 9133732,62 9380103,27 9482149,34 9877174,56
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 10260456,20
P. Jasa Pendidikan 8082903,80 7628058,42 7835390,39 8206203,84 8082903,80 8613701,90
Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2272237,17 1835973,68 1882929,34 2063117,36 2272237,17 2400137,30
R,S,T. Jasa lainnya 2700643,56 2183400,08 2381302,38 2566360,79 2700643,56 2725726,50
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 315129216,66 281571013,06 298484068,40 315464752,38 315129216,66 326407928,80
Sumber : https://www.bps.go.id/
analisis DLQ dan Shift share di Kota Lubuk Linggau. Analisi DLQ(Dinamic
Location Quantient) dan Shift Share menggunakan data PDRB atas harga
konstan pada tahun 2016-2021.
1. LQ > 1, ada tiga sektor yaitu: b). Pertambangan dan Penggalian; i). Penyediaan
Akomodasi dan Makan Minum dan M,N). Jasa Perusahaan. Sektor-sektor ini disebut
sektor basis (base sector) atau sektor komoditas.
2. LQ<1 ada empat belas sektor yaitu: sektor D. Pengadaan Listrik dan Gas; F.
Kontruksi; H.Transportasi dan Pergudagan: 0. Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan, Jaminan Sosial; Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial; A.Pertanian,
Kehutanan, Perikanan; C. Industri Pengolahan; E. Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah; G. Perdg. Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor;
J. Informasi dan Komunikasi; K. Jasa Keuangan dan Asuransi; L. Real Estate; P.
Jasa Pendidikan; dan R,S,T,U. Jasa Lainnya. Sektor-sektor ini disebut sektor non-
basis (non-base sector) atau sektor non-komoditas.
Dari hasil perhitungan di atas, berdasarkan nilai Mij pada masingmasing lapangan
usaha diketahui bahwa terdapat 11 (sebelas) dari 17 (tujuh belas) lapangan usaha
yaitu : Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, Pertambangan dan Penggalian,
Pengadaan Listrik dan Gas, Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum, Informasi dan
Komunikasi, Jasa Keuangan dan Asuransi,Real Estate, Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib, Jasa Pendidikan dan Jasa Kesehatan dan
Kegiatan Sosial. a bertanda positif, artinya lapangan usaha tersebut mempunyai
pertumbuhan pesat, dan pengaruhnya pada pendapatan kota positif. Dapat diduga
bahwa pendapatan Kota Lubuk Linggau akan tumbuh di atas pertumbuhan Provinsi
Sumatra Selatan .
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Analisis shift-share dapat digunakan untuk menggambarkan kondisi ekonomi
pada suatu wilayah, perbandingan pertumbuhan terhadap wilayah yang lebih
luas, mengetahui sektor-sektor yang mengalami kemajuan, identifikasi
sektorsektor yang unggul, agak unggul, mundur, agak mundur.
Dari hasil analisis shift-share di Kota Lubuk Linggau menunjukkan sektor
Pertambangan dan Penggalian. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum dan
Jasa Perusahaan konstruksi, real estat mengalami perkembangan pesat, hal
ini sesuai dengan kondisi Kota Lubuk Linggau pada masa kini yang
merupakan wilayah sebagai limpahan perkembangan dari kota besar di
sekitarnya, di pihak lain pertanian, kehutanan dan perikanan mengalami
kemunduran.
DAFTAR PUSTAKA