Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DALAM MEMACU PERCEPATAN


PEMBANGUNAN EKONOMI PERBATASAN DI KABUPATEN SAMBAS

DOSEN PENGAMPU :
Dr. H. JAMIAT ALKADOL, M.SI, MH

Disusun oleh :
USMADI

PASCASARJANA MAGISTER EKONOMI SYARIAH


INSTITUT AGAMA ISLAM
SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN SAMBAS
TAHUN 2021
A. Latar Belakang

Perhatian terhadap wilayah perbatasan antarnegara dan implikasinya terhadap


pertumbuhan ekonomi cenderung meningkat seiring dengan fungsi wilayah ini sebagai
batas sumber daya. Kesempatan ekonomi tersebut muncul karena adanya pemanfaatan
sumber daya di kedua wilayah yang berbatasan dan kedekatannya secara spasial (Van Well,
2005; Niebuhr dan Stiller, 2001). Selain itu, meningkatnya peluang pertumbuhan ekonomi
dipengaruhi oleh perubahan kondisi kedua negara ke arah kerjasama yang cenderung
meningkatkan potensi pergerakan dengan motif kesempatan ekonomi (perusahaan maupun
individual) karena tingginya potensi pasar dalam mengakomodasikan berbagai sumber
daya yang dimiliki oleh kedua wilayah (Akaha dan Vassilieva, 2005:1).
Peluang pertumbuhan ekonomi di wilayah perbatasan dimiliki oleh Aruk Sajingan.
Kawasan ini merupakan kawasan perbatasan yang paling tinggi kedua aktivitas
ekonominya setelah entikong Sanggau di sepanjang Kalimantan Barat–Sarawak. Aktivitas
ekonomi tersebut sebagian besar adalah sektor perdagangan yang tumbuh akibat
terbukanya pintu lintas batas formal Aruk-Biawak (Sarawak) sejak tahun 2011. Sebagai
pintu lintas batas, kawasan ini menjadi pintu masuk dan pintu keluar bagi arus perdagangan
yang terjadi antar wilayah, serta menjadi lokasi yang strategis bagi kegiatan perekonomian.
Tabel 1
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Sambas Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan
Usaha (Miliar Rupiah), 2016─2020

Katagori Lapangan Usaha 2016 2017 2018 2019 2020


A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4.016,68 4.237,46 4.487,18 4.738,13 4.787,44
B Pertambangan dan Penggalian 121,09 124,54 129,42 136,41 130,44
C Industri Pengolahan 1.500,02 1.561,83 1.614,74 1.693,74 1.642,43
D Pengadaan Listrik dan Gas 5,96 6,17 6,35 6,68 6,16
E Pengadaan Air, Pengelolaan 7,22 7,67 8,07 8,65 9,08
Sampah, Limbah dan Daur Ulang
F Kontruksi 891,95 936,58 973,10 985,15 925,76
G Perdagangan Besar dan Eceran; 2.101,99 2.187,50 2.274,81 2.397,00 2.229,93
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
H Trasportasi dan Pergudangan 298,03 311,35 325,39 344,41 306,74
I Penyediaan Akomodasi dan Makan 242,77 255,32 271,12 286,71 231,71
J Informasi dan Komunikasi 398,75 407,05 422,05 431,81 435,62
K Jasa Keuangan dan Asuransi 338.44 363.77 390.75 375.48 374.35
L Real Estat 398.75 407.05 422.05 431.81 435.62
M,N Jasa Perusahaan 46,91 47,37 49,34 51,82 48,59
O Administrasi Pemerintahan, 471,66 490,25 516,38 547,14 556,00
Pertahanan dan Jaminan Sosial
P Jasa Pendidikan 546,02 555,61 571,96 593,37 561,52
Q Jasa Kesehatan dan Pendidikan 140,12 144,51 153,96 164,44 196,62
Sosial
R,S,T Jasa Lainnya 106,64 110,93 116,84 125,84 105,01
Produk Domestik Regional Bruto 11.813,97 12.411,93 13.023,68 13.645,14 13.367,32
Sumber: BPS Kabupaten Sambas 2021
Dilihat dari Produk Domestik Bruto Kabupaten Sambas 2016-2020, menunjukan
struktur ekonomi Kabupaten Sambas masih didominasi oleh sektor pertanian, kehutanan
dan perkebunan, dan sektor Perdagangan serta sektor industry pengolahan. Ketiga sektor
ini memberikan kontribusi 64 % dari total PDRB Kabuaten Sambas, hal ini menunjukan
begitu pentingnya sektor ini terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Sambas.
Melihat begitu pentingnya ekonomi di kawasan perbatasan negara, peneliti ingin
mengkaji lebih dalam sektor apa saja yang menjadi keunggulan baik keunggulan absolut
maupun keunggulan komperatif sehingga dapat dikembangkan dalan memacu percepatan
pembangunan ekonomi di daerah perbatasan negara Kabupaten sambas.

B. Permasalahan
Yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah
1. Apa yang menjadi sektor unggulan di Kabupaten Sambas berdasarkan analisis Location
Questiont (LQ) tahun 2019-2020?
2. Apa yang menjadi sektor unggulan di Kabupaten Sambas berdasarkan analisis Shift-
Share tahun 2020?

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
1. Mengetahui sektor unggulan di Kabupaten Sambas yang dapat memacu pertumbuhan
ekonomi kawasan perbatasan
2. Melakukan identifikasi dan analisis perekonomian wilayah perbatasan Aruk-Biawak

D. Mamfaat Penelitian
1. Dalam penelitian ini, diharapkan kajian atas pertumbuhan ekonomi di kawasan
perbatasan dapat memberikan kontribusi terhadap ilmu perencanaan wilayah dan kota
mengenai kawasan perbatasan dengan berbagai limitasinya sebagai wilayah yang
mendesak untuk dikembangkan
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi semua pihak, khususnya
pemerintah pusat dan daerah untuk mengetahui pengaruh terbukanya akses formal
perbatasan (antarnegara) terhadap wilayah internalnya.

E. Landasan Teori
Wilayah perbatasan merupakan paradigma baru dalam pengembangan wilayah.
Munculnya wilayah baru tersebut sebagai hasil dari globalisasi ataupun desentralisasi
dalam kebijakan (Edgington dan Fernandez, 2001). Perkembangan wilayah perbatasan
seringkali ditandai dengan peran perdagangan dan investasi sebagai sebuah kemungkinan
dalam pengembangan kawasan perbatasan yang menuju pada dunia tanpa batas (Ohmae,
1995).
Sebagian besar wilayah perbatasan memegang peranan penting dalam rantai global
perekonomian. Peran tersebut sangat menarik terutama pada wilayah perbatasan yang
terpencil dan berperan sebagai fungsi keamanan sekaligus kesempatannya sebagai motor
pertumbuhan perekonomian nasional, regional, dan internasional (Wu, 2001). Peran
tersebut menuju pada sebuah pendekatan yang berbeda dengan tipe pengembangan wilayah
yang lain.
Pertumbuhan ekonomi di wilayah perbatasan berimbas pada efek integrase
ekonomi yang diikuti oleh adanya perubahan guna lahan dengan syarat adanya iklim
ekonomi yang sesuai (Niebuhr dan Stiller, 2001). Berkembangnya potensi pasar sekaligus
eterbatasannya, serta imbas terhadap perkembangan wilayah sangat berperan dalam
pengembangan wilayah perbatasan.Untuk itu perlu adanya kajian yang komprehensif
terhadap aspek spasial dan perekonomian dalam memahami konteks wilayah perbatasan,
khususnya bagi wilayah perbatasan antarnegara dengan ekonomi sebagai perhatian utama
(Berg dan Ehin, 2006; Niebuhr dan Stiller, 2001; Gottmann, 1980).

F. Metode Penelitian
a. Pendekatan Penelitian
Pendekatan dalam penelitian ini merupakan pendekatan penelitian kuantitatif.
Pendekatan tersebut dilakukan dengan dasar ingin menjelaskan variabel penelitian
yang sudah tersintesis dari kajian literatur (Cresswell, 2003) yang dilakukan pada bab
sebelumnya. Variabel tersebut merupakan sintesa dari kajian mengenai pertumbuhan
ekonomi di wilayah perbatasan Aruk Sajingan.
b. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
data sekunder yaitu dilakukan untuk mengumpulkan data-data tertentu dari instansi-
instansi terkait serta pengkajian terhadap hasil penelitian dari peneliti lain yang
temanya elevan dengan penelitian yang diangkat.
c. Alat analisis
1. Analisis Sektor Ekonomi Basis (Location Quotient)
Analisis sektor basis digunakan untuk menentukan subsektor unggulan/ basis
dalam perekonomian daerah, yang mengacu pada formulasi:
𝑝𝑖⁄
𝑝 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝐿𝑄 = 𝑃𝑖
⁄𝑃 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
Keterangan:
LQ : Nilai LQ pada tahun tertentu
pi : Besarnya PDRB sektor (pendapatan) daerah analisis
p total : Jumlah PDRB total di daerah analisis pada tahun tertentu
Pi : Besarnya PDRB sektor i (pendapatan) di skala regional
P total : Jumlah PDRB total di skala regional
2. Analisis Kinerja Sektor Ekonomi (Shift-Share)
Analisis ini adalah untuk mengetahui bagaimana perkembangan suatu sektor
di suatu daerah dibandingkan secara relatif dengan sektor lainnya, apakah tumbuh
cepat atau lambat, dan keunggulan komparatif wilayah tersebut dibandingkan
dengan wilayah lain.
Rumus yang digunakan adalah:

PE = KPN + KPP + KPPW


= (Yt/Yo – 1) + (Yit / Yio - Yt/Yo) + (yit / yio - Yit/Yio)
= [Ra – 1] + [ Ri - Ra ] + [ri - Ri]
Keterangan :
􀂃 PE = pertumbuhan ekonomi wilayah lokal
􀂃 Yt = indikator ekonomi wil. Nasional, akhir tahun analisis.
􀂃 Yo = indikator ekonomi wil. Nasional, awal tahun analisis.
􀂃 Yit = indikator ekonomi wil. Nasional sektor i, akhir tahun analisis.
􀂃 Yio = indikator ekonomi wil. Nasional sektor i ,awal tahun analisis.
􀂃 yit = indikator ekonomi wil. Lokal sektor i , akhir tahun analisis.
􀂃 yio = indikator ekonomi wil. Lokal sektor i , awal tahun analisi
G. Pembahasan
a. Sektor unggulan di Kabupaten Sambas
Tabel 2
Location Quotient (LQ) Kabupaten Sambas Tahun 2016─2020
PDRB KAB. SAMBAS PDRB KALBAR LQ
Katagori Lapangan Usaha
2019 2020 2019 2020 2019 2020
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4,738.13 4,787.44 31,960.18 32,340.50 1.49 1.49
B Pertambangan dan Penggalian 136.41 130.44 6,671.83 8,088.30 0.21 0.16
C Industri Pengolahan 1,693.74 1,642.43 22,153.14 21,619.10 0.77 0.77
D Pengadaan Listrik dan Gas 6.68 6.16 140.07 157.83 0.48 0.39
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, 8.65 9.08 196.20 207.44 0.44 0.44
Limbah dan Daur Ulang
F Kontruksi 985.15 925.76 14,409.36 13,717.19 0.69 0.68
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi 2,397.00 2,229.93 20,404.54 18,487.07 1.18 1.22
Mobil dan Sepeda Motor
H Trasportasi dan Pergudangan 344.41 306.74 5,854.82 4,737.97 0.59 0.65
I Penyediaan Akomodasi dan Makan 286.71 231.71 3,242.57 2,617.94 0.89 0.89
J Informasi dan Komunikasi 758.36 819.92 7,123.50 7,719.68 1.07 1.07
K Jasa Keuangan dan Asuransi 375.48 374.35 5,018.33 5,000.02 0.75 0.75
L Real Estat 431.81 435.62 3,780.61 3,824.10 1.15 1.15
M,N Jasa Perusahaan 51.82 48.59 630.18 602.11 0.83 0.81
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan 547.14 556.00 6,828.14 6,925.09 0.81 0.81
dan Jaminan Sosial
P Jasa Pendidikan 593.37 561.52 5,331.40 4,880.37 1.12 1.16
Q Jasa Kesehatan dan Pendidikan Sosial 164.44 196.62 1,985.61 2,517.99 0.83 0.79
R,S,T Jasa Lainnya 125.84 105.01 1,512.60 1,300.67 0.84 0.81
PDRB 3,645.14 13,367.32 137,243.08 34,743.37
Dari tabel 2 diatas, LQ > 1, ada lima sektor yaitu: Pertanian, Kehutanan dan
Perikanan; Perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor; Informasi dan
komunikasi; Real estat; dan Jasa Pendidikan. Sektor-sektor ini disebut sektor basis (base
sector) atau sektor komoditas dan sektor lainnya adalah sektor non basis. Sehingga lima
sektor ini merupakan sektor unggulan di kabupaten sambas dilihat dari Location Quotient
(LQ).
Sedangkan melihat sektor unggulan dengan metode shift-share dapat dilakukan
dengan menentukan National Share, Proportional Shift dan Diferential Shift seperti
pada tabel di bawah ini:
Tabel 3
Perhitungan Shift-Share Kabupaten Sambas Tahun 2020

Katagori Lapangan Usaha KPN KPP KPPW PE


A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 562.83 120.98 (92.60) 591.20
B Pertambangan dan Penggalian 16.97 7.47 (43.93) (19.50)
C Industri Pengolahan 210.19 23.00 (21.72) 211.47
D Pengadaan Listrik dan Gas 0.84 0.24 (1.52) (0.45)
E Pengadaan Air, Pengelolaan
1.01 0.24 0.13 1.39
Sampah, Limbah dan Daur Ulang
F Kontruksi 124.98 5.35 (4.37) 125.96
G Perdagangan Besar dan Eceran;
294.54 11.04 49.17 354.74
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
H Trasportasi dan Pergudangan 41.76 (2.22) 24.58 64.11
I Penyediaan Akomodasi dan Makan 34.02 (1.10) (3.20) 29.71
J Informasi dan Komunikasi 81.23 34.72 (7.59) 108.36
K Jasa Keuangan dan Asuransi 47.42 5.90 (6.19) 47.13
L Real Estat 55.87 6.43 (9.00) 53.30
M,N Jasa Perusahaan 6.57 0.37 (0.97) 5.97
O Administrasi Pemerintahan,
66.09 12.51 (4.94) 73.66
Pertahanan dan Jaminan Sosial
P Jasa Pendidikan 76.51 (0.16) 16.64 92.99
Q Jasa Kesehatan dan Pendidikan
19.63 9.93 (14.38) 15.18
Sosial
R,S,T Jasa Lainnya 14.94 0.64 (6.20) 9.39
Dari tabel 3 diatas, dapat dilihat kinerja perekonomian kabupaten nasional
dalam 3 (tiga) bidang yang berhubungan satu dengan yang lain yaitu pertumbuhan
ekonomi (National Share), pergeseran proporsional (proporsional shift) dan
pergeseran diferensial (differensial shift). Pada komponen pertumbuhan porporsional
(Proporsional shift) terdapat tiga sektor mempunyai nilai negative (KPP<0) yaitu
Sektor trasportasi dan pegudangan, sektor penyedian akomodasi dan makanan, dan
sektor jasa pendidikan, artinya ketiga sektor ini mempunyai pertumbuhan lambat
Secara wilayah sedangkan sektor lainya merupakan sektor dengan pertumbuhan cepat
secara wilayah.
Pada komponen pertumbuhan porporsional wilayah (Proporsional Shift)
terdapat empat sektor yang mempunyai nilai positip (KPPW>0) yaitu sektor
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang; Perdagangan Besar
dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor; Trasportasi dan Pergudangan; dan
Jasa Pendidikan. Keempat sektor ini, merupakan sektor yang mempunyai keunggulan
komparatif/dapat bersaing disbanding wilayah lain di Kalimantan Barat.

H. Kesimpulan
Dalam menentukan sektor unggulan Kabupaten Sambas tahun 2020 dapat diketahui
dengan manggabungkan Analisis Location Questiont (LQ) dengan Perhitungan Shift Share
dalam pembahasan diatas, sehingga dapat disimpulkan bahwa:
1. Sektor unggulan di Kabupaten Sambas adalah sektor Pertanian, Kehutanan dan
Perikanan; Perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor; Informasi dan
komunikasi; Real estat; dan Jasa Pendidikan. Keempat sektor ini mempunyai LQ dan
Shift-share > 1.
2. Sektor Berkembang di Kabuapten Sambas adalah sektor yang memiliki LQ <1 tetapi
mempunyai Shift-share > 0, yaitu sektor Industri Pengolahan, sektor Kontruksi, sektor
Trasportasi dan Pergudangan, sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan, sektor Jasa
Keuangan dan Asuransi, sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan
Sosial dan sektor Jasa Kesehatan dan Pendidikan Sosial.
3. Sektor terbelakang di Kabupaten Sambas adalah sektor yang memiliki LQ<1 dan juga
mempunyai Shift-Share < 0 yaitu sektor sektor pertambangan dan penggalian, dan
sektor pengadaan listrik dan gas.
Daftar Pustaka

Akaha, T. and Anna, V. (eds). 2005. Crossing National Borders: Human Migration Issues in
Northeast Asia. Japan: United Nations University Press.
Berg, E. and Ehin, P. 2006. “What Kind of Border Regime is in the Making?: Towards a
Differentiated and Uneven Border Strategy”. Cooperation and Conflict, 2006
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sambas 2021
Badan Pusat Statistik Kalimantan Barat 2021
Creswell, J. W and Clark V. L. P. 2007. Designing and Conducting Mixed Methods Research.
Sage Publications.
Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2021 Tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi Kawasan
Perbatasan Negara Di Aruk, Motaain Dan Skouw.
Niebuhr, A and Stiller, S. 2001. Integration Effect in Border Regions – A Survey of Economic
Theory and Empirical Studies. HWWA Discussion Paper. Hamburg.
Ohmae, K. 1995. The end of nations state: the rise of regional economics. New York: Free Press.
Peraturan Presiden Nomor 31 Tahun 2015 Tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perbatasan Di
Kalimantan
pp. 41- 53.[Online]. Available: http://cac.sagepub.com. [April 29, 2008]
Rencana Pembangunan Jangka Menangah Nasional 2020-2024
Van Well, L. 2006. Cross-Border Typologies in the Enlargement Area. Results from the ESPON
1.1.3 Report. Enlargement of the European Union and its Polycentric Spatial Structure.
Royal Institute of Technology.
Wu, C. T. 2001. Cross-Border Development in a Changing World: Redefining Regional
Development Policies. In Edgington, D.W., Fernandez, A. L. and Hoshino, C. (eds). New
Regional Development Paradigm. Vol. 2. London: Greenwood Press.

Anda mungkin juga menyukai