Oleh
Decy Mutia Suhartini, S.Pi
NIM 530077976
UNIVERSITAS TERBUKA
JURUSAN MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK
UPBJJ SAMARINDA
TUGAS 2
1. Lakukan identifikasi terhadap sektor unggulan kota Anda tahun terbaru dan lima tahun
kebelakang sbb :
Cari data PDRB sektor-sektor di kota Anda dan kota provinsinya pada tahun terbaru.
Hitung LQ nya.
Tentukan sektor dominan kota Anda.
Lakukanlah pengecekan dengan data-data lima tahun ke belakang, apakah memang
benar sektor tersebut menjadi sektor dominan?
Teori sektor unggulan atau yang disebut dengan LQ, merupakan salah satu teori yang dapat
digunakan untuk melihat potensi pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Teori ini dapat
digunakan untuk memberikan masukan terhadap strategi dalam pertumbuhan ekonomi daerah
yang merupakan salah satu indikator pembangunan kota. Melakukan analisis seperti ini
memberikan manfaat kebijakan yang dilakukan oleh Pemerintah dapat dilakukan serfektif dan
seefisien mungkin sehingga mampu memberikan multiflier effect bagi sektor lain. Berikut
disajikan salah satu analisis untuk melihat potensi sektor-sektor ekonomi daerah khusunya
Kabupaten Paser berdasarkan Produk Domestik Brutonya.
1. a. Berikut adalah data PDRB Kabupaten Paser dan PDRB Provinsi Kalimantan Timur dalam
5 (lima) tahun
Data Produk Domestik Bruto atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Paser Kalimantan Timur menurut
Lapangan Usaha (juta rupiah) Tahun 2018-2022
Data Produk Domestik Bruto atas Dasar Harga Konstan Provinsi Kalimantan Timur menurut
Lapangan Usaha (juta rupiah) Tahun 2018-2022
Ri/Rt
𝐿𝑄 =
Ni/Nt
Keterangan :
Ri : Jumlah PDRB komoditas pertambangan dan galian di Kabupaten Paser
Rt : Jumlah PDRB seluruh sektor di Kabupaten Paser
Ni : Jumlah PDRB komoditas pertambangan dan galian di Provinsi Kalimantan Timur
Nt : Jumlah PDRB seluruh sektor di Provinsi Kalimantan Timur
Dengan ketetuan hasil perhitungan sebagai berikut :
a. LQ < 1 : artinya produksi sektor tersebut masih dianggap belum mampu
memenuhi kebutuhan di daerahnya sendiri, disebabkan karena
kurangnya sumbangan yang diberikan sehingga sektor tersebut
dianggap bukan merupakan basis andalan atau bukan menjadi
keunggulan komparatif daerah Kabupaten Paser.
b. LQ > 1 : artinya prosukdi dari sektor tersebut diangap telah mampu memenuhi
kebutuhan daerahnya dan bahkan lebih sehingga kemungkinan besar
sebagian besar produksi menjadi tambahan nilai ekspor bagi daerah,
sehingga daerah bisa dikatakan telah memiliki sektor yang menjadi
keunggulan komparatif atau sebagai sektor basis di daerah
c. LQ = 1 : artinya komoditas atau sektor tersebut hanya cukup memenuhi
kebutuhan daerahnya atau kota tersebut
Hasil perhitungan LQ (analisis potensi) sektor usaha di Kabupaten Paser dan Provinsi
Kalimantan Timur Tahun 2018-2022
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
PDRB
PDRB
Pertambangan
Pertambangan PDRB seluruh
PDRB seluruh dan Penggalian
Tahun dan Penggalian sektor Prov. Kal- LQ
sektor Kab. Paser Provinsi
Kabupaten Tim
Kalimantan
Paser
Timur
2018 1,60
3.791.289,05 34.362.054,56
32.140.165,00 464.694.427,00
2019 1,60
3.918.190,73 35.734.748,73
33.396.194,00 486.712.237,00
2020 1,60
3.877.432,36 34.712.068,19
33.048.689,00 472.554.817,00
2021 1,50
3.725.678,98 36.581.322,34
32.963.902,00 484.297.346,00
2022 1,56
3.902.009,50 36.980.146,89
25.274.710,00 374.319.405,00
Konstruksi
PDRB PDRB Provinsi PDRB seluruh
PDRB seluruh
Tahun Kabupaten Kalimantan sektor Prov. Kal- LQ
sektor Kab. Paser
Paser Timur Tim
2018 34.362.054,56 464.694.427,-
785.318,15
33.754.000,00 0,31
2019 35.734.748,73 486.712.237,-
902.397,48
35.682.996,00 0,34
2020 34.712.068,19 472.554.817,-
857.073,86
35.388.716,00 0,33
2021 36.581.322,34 484.297.346,-
824.001,99
36.949.557,00 0,30
2022 36.980.146,89 374.319.405,-
882.175,21
28.745.423,00 0,31
Jumlah 4.250.066,69 178.370.340,71 28.745.423,00 2.282.578.232,00 0,32
Jasa Perusahaan
Jasa Lainnya
1.c. Jika melihat rata-rata LQ dalam 5 tahun terakhir dari jumlah PDRB per sektor
usaha, maka dapat dilihat nilai sektor terbesar adalah Pertanian, kehutanan dan
perikanan dengan LQ sebesar 1,57 kemudian kedua adalah Pertambangan dan
penggalian sebesar 1,55 dan ketiga adalah jasa pendidikan sebesar 0,85.
Jika melihat berdasarkan hasil perhitungan LQ, maka sektor unggulan Kabupaten Paser
adalah sektpr Pertanian, Kehutaan dan Perikanan. Hal tersebut jika dilihat kondisi atau
gambaran secara umum sektor pertanian, kehutanan dan perikanan memang cukup besar
potensi, produk unggulan yang mnkgin menjadi sumbangan terbesar pada sektor tersebut
adalah berasal dari hasil perkebunana kelapa sawit, karet serta hasil perikanan karena
memang Kabupaten Paser merupakan daerah yang berdekatan dengan pesisir laut.
Meskipun demikian angka ca[aian LQ pada sektor Pertanian, kehutanan dan perikanan
berbeda tipis dengan sektor pertambangan yakni hanya terpaut 0,01 point. Seperti diketahui
sektor pertambangan merupakan salah satu sektor yang besar menyumbang PDRB daerah,
untuk itu perlu diketahui lebih detil apakah sektor pertanian atau sektor pertambangan yang
menjadi sektpr unggulan Kabupaten Paser. Sedangkan sektor jasa pendidikan masih
diragukan, namun memang kehadiran beberapa perguruan tinggi atau sekolah menengah
cukup diminati oleh daerah luar seperti STIE Widyapraja, STIPER Muhammadiyah,
Politeknik, STIT dan MAN IC Kabupaten Paser, namun sepertinya sektor tersebut akan
jauh lebih kecil dalam hal sumbangannya terhadap PDRB jika dibandingkan sektor
pertanian dan pertambangan.
3. Faktor ketiga adalah keberadaan pabrik-pabrik besar yang telah lama dan mendominasi
sektor ekonomi daerah. Untuk Kabupaten Paser sendiri terdapat beberapa pabrik
pengolahan bahan mentah terkait kegiatan pertanian, perkebunan, perikanan dan
pertambangan. Beberapa perusahaan yang bergerak di sektor kepala sawit yakni PT. Gawi
Makmur Kalimantan, PT. Samindo Utama Kaltim, PT. Trasindo Murni Perkasa, PT. Multi
Makmur Mitra, PT. Cahaya Bintang Mitra Sejati dan PT. Harapan Sawit Sejahtera. Sebagian
besar perusahaan tersebut merupakan perusahaan kepala sawit dan pertambangan dengan
focus kegiatan peada pengolahan bahan mentah dan perusahaan angkutan kendaraan
batubara dan jasa pertambangan.
2b. World Economic Forum (WEF) menyebutkan bahwa daya saing sebagai seperangkat
kebijakan dan faktor yang menentukan produktivitas suatu negara yang dikelompokkan ke
dalam 4 (empat) komponen yakni lingkungan pendukung, sumber daya manusia, pasar dan
ekonomi inovasi yang kemudian di pecah lagi menyadi 12 pilar yakni pilar institusi, pilar
infrastruktur, pilar adopsi TIK, pilar stabilitas ekonomi makro, pilar kesehatan, pilar
keterampilan, pilar pasar produk, pilar pasar tenaga kerja, pilar system keuangan, pilar ukuran
pasar, pilar dinamisme bisnis dan pilar kapabilitas inovasi. Sedangkan Jolita Skinkiene
mengelompokkannya ke dalam 2 golongan yakni faktor internal dan faktor eksternal. Pada
tahun 2021, Indeks Daya Saing Daerah Kabupaten Paser masih berada pada skor 1,414 masuk
ke dalam kategori sedang. Sedangkan secara Internasional IDSD Indonesia berada pada
peringkat ke 32 dari 64 negara. Dalam diagram pengaruh faktor eksternal dan internal daya
saing kota, maka dalam faktor internal dipengaruhi oleh keberadaan variable input dan output
sedangkan faktor eksternal, merupakan faktor yang berada di luar kendali suatu daerah namun
memberikan dampak terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.
Jika dilihat berdasarkan Polese (2013) faktor pendorong ekonomi kota, maka dapat
diindentifikasikan faktor eksternal dan internal daerah yang dapat mendorong atau mengarah
pada pembentukan potensi daya saing Kabupaten, salah satu cara yang dilakukan untuk
melakukan analisis tersbeut dilakukan dengan melaukukan analisis IFAS dan EFAS SWOT.
Berikut dikelompokkan faktor internal dan eksternal penentu daya saing Kabupaten :
Faktor Internal :
a. Faktor Manusia
Faktor manusia atau sebagai sumber daya manusia meliputi ketersediaan jumlah penduduk dan
jumlah angkatan kerja yang tersedia pada usia produktif. Memberikan dorongan terhadap
aktivitas ekonomi yang mendorong naiknya pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan data tahun
2019 hingga ke tahun 2021 terjadi pertambahan jumlah angkatan kerja sebanyak 1,23%.
Sedangkan pertumbuhan PDB daerah dari tahun 2019 ke 2021 naik sebesar 2,37%. Meskipun
pertumbuhan PDB cukup baik dibandingkan pertumbuhan angkatan kerja namun perlu
dilakukan pengelolaan perekonomian baik untuk menjaga kestabilan perekonomian daerah.
b. Faktor Kelembagaan
Faktor kelembagan sebagai faktor internal disini meliputi investasi, modal serta kebijakan
pemerintah daerah. Kelembagaan desa dan pertanian seperti penyuluh pertanian, lembaga
ekonomi perdesaan cukup mendukung proses sektor pertanian di Kabupaten Paser, seperti
program Poktan (kelompok Tani) seperti Koperasi Sawit Swadaya, Koperasi Produsesn
Berkah Taka Mandiri, Koperasi Induk Perkebunan Jaya dan lain-lain. Kebijakan pemerintah
juga memberikan dukungan yang cukup baik dalam melakukan pengawalan dan pembinaan
terhadap koperasi-koperasi tersebut untuk membantu dan melindungi petani-petani local
terhadap perubahan harga untuk menjaga daya saing komoditas di tingkat daerah.
c. Faktor Fisik
Beberapa infrastruktur yang dibangun atau dikelola guna memenuhi kebutuhan ekonomi
Kabupaten seperti sebagaimana tertuang dalam RPJMD Kabupaten Paser tahun 2021-2026,
beberapa proyek infrastruktur tertuang dalam perencanaan infrastruktur sektor perhubungan
seperti pembangunan dan rehabilitasi jalan provinsi dan desa untuk akses produksi ekonomi,
infrastruktur ketahanan pangan. Termasuk di dalamnya adalah faktor sumber daya alam
daerah di Kabupaten Paser berdasarkan potensi terbesar yakni :
aktivitas pelabuhan pendorong aktivitas perdagangan sekitar 8,325 dari seluruh
aktivitas pelabuhan di Kalimantan Timur
SEcara nasional potensi produksi perkebunan Kabupaten Paser selama tahun 2019
mencapai 2.404.754 ton atau
d. Faktor ekonomi
Beberapa faktor ekonomi yang berpengaruh terhadap sektor pertambangan dan pertanian,
kehutanan dan perikanan yaitu :
- Kontribusi produk,
Berdasarkan hasil anslisis sebaran PDRB sektor pertambangan dan penggalian serta
pertanian, kehutanan dan perikanan. Maka kontribusi kedua sektor tersebut merupakan
sektor terbesar penyumbang PDRB, yakni pertambangan sebesar 72,40 % sedangkan
pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 11,07%.
- Kontribusi pasar, disebut pada analisis di atas bahwa serapan sektor ini terhadap sektor
tenaga kerja cukup besar, khususnya sektor pertanian, pada tahu 2022 mampu menyerap
38,94% dan stabil dari tahun 2021 yang juga mampu menyerap sekitar 38% sedangkan
sektor pertambangan dan penggalian pada tahun 2021 mampu menyerap 9% sedangkan
tahun 2022 mampu menyerap 8,23%. JIka dilihat berdasarkan distribusinya, sektor
pertanian merupakan sektor utama dalam angkatan kerja di Kabupaten Paser sedangkan yang
kedua adalah perdagangan sedangkan dari sektor pertambangan berada di peringkat ke 4
setelah sektor jasa kemasyarakatan dan sosial.
- Kontribusi devisa/investasi. Berdasarkan indeks investasi Kabupaten Paser menurut data
National Single Window for Investment, beberapa investasi yang masuk di Kabupaten Paser
ada yang Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam Negri. Nilai investasi pada
sektor pertambangan mencapai 0,948 triliun dan kedua nilai investasi di sektor 0,631 triliun.
Sedangkan pada Penanaman Modal Dalam Negeri nilai investasi sektor pertambangan
sebesar 9,054 triliun sedangkan sektor tanaman pangan dan perkebunan sebesar 1,288
triliun. Sedangkan sisanya memberikan nilai investasi yang masih kecil.
Faktor Eksternal :
Faktor eksternal yang berpengaruh cukup besar pada sektor pertambangan dan pertanian,
kehutanan dan perikanan ini yaitu faktor tekhnologi, faktor ekonomi seperti kebijakan
fiscal, kebijakan perundang-undangan, pengembangan riset, serta faktor ekologi –
lingkungan. Sedangkan faktor eksternal yang tidak terlalu berpengaruh adalah seperti
faktor sosial budaya serta faktor politik dan hukum.
Faktor Tekhnologi
Cukup banyak akses penting yang harus diketahui para petani sawit dan sektor perkebunan
lain, karena saat ini upaya-upaya untuk mengefektifkan kegiatan inudustri telah dilakukan
dengan pengelolaan pada industry hulu dengan melibatkan peran tekhnologi informasi
untuk mempermudah jangkauan, mengurangi indikasi kecurangan dan praktek monopoli
harga dan produk. Seperti ketersediaan aplikasi SP2BKS. Selain itu hingga dalam kurun
waktu 10 (sepuluh) tahun ini, banyak para petani sawit dan perkebunan lain mengeluhkan
permainan harga ditingkat pengumpul, ongkos transportasi ke CPO yang cukup jauh ke
Kabupaten tetangga seperti Provinsi Kalimantan Selatan menyebabkan keuntungan yang
diperoleh petani kina menipis. Oleh karena itu pada grand desain sasaran strategis pada
RPJMD Kabupaten Paser tahun 2021-2026 upaya Pemerintah Daerah dalam meningkatkan
produktivitas dan ekonomi disektor perkebunan kelapa sawit, hal ini terlihat dari komitmen
Pimpinan Daerah dalam upaya intensifikasi dan diversifikasi seperti pembangunan lahan
pertanian seluas 95.000 Ha, pembangunan pablik kelapa sawit (PKS) yang mengolah
Tandan Buah Segar (TBS) dan Crude Palm Oil (CPO) dan lain-lain. Sementara itu peran
tekhnologi pada sektor pertambangan juga tentu tak bisa dihindarkan dengan tingginya
aktivitas pertambangan, hampir seluruh kegiatan mulai dari yang bersifat administratif
hingga teknis di lapangan.
Faktor ekonomi
Faktor ekonomi yang snagat berpengaruh terhadap kondisi harga dan ketersediaan produksi
sumber daya sebagai contoh adalah kebijakan fiskal. Kebijakan fiscal seringkali diambil
oleh Pemerintah dalam rangka memperbaiki harga komoditas pertanian di tingkat petani,
mendorong dan menggalakkan operasi pasar untuk menghindari kelangkaan minyak,
penerapan fasilitas fiscal perdagangan untuk kegiatan ekspor dan impor, keringanan
terhadap bea masuk dan fasilitas PPN dan DTP dan lain-lain. Sementara itu kebijakan fiskal
terhadap sektor pertambangan dilakukan justru untuk meningkatkan kontribusi sektor
pertambangan terhadap pendapatan negara hal ini disebabkan adanya indikasi kurang
optimalnya penerimaan PNBP batubara , salah satu cara yang dilakukan yakni dengan
menyinkronkan kebijakan devisa hasil ekspor guna peningkatan devisa.
Faktor lingkungan
Selain itu Pemerintah juga membuat kebijakan untuk melindung I kebutuhan dalam negeri
dengan mewajibkan pengendalian produksi batubara terhadap aspek lingkungan,
konservasi sumber daya dan pengendalian harga batubara. Bahkan UU Perusahaan
Pertambangan nomor 47 tahun 2012 menyebutkan bahwa adanya ketentuan bagi
perusahaan perseroan yang tidak melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan akan
mendapatkan sanksi.
2c. Faktor-faktor daya saing komparatif kota sesuai dengan teori Van Dijk yakni :
Berikut tahapan analisis daya saing komparatif kota menurut Van Dijk dengan memprhatikan
faktor-faktor internal dan eksternal penentu daya saing sebagai berikut :
- Identifikasi keunggulan komparatif
Potensi keunggulan komparatif sektor pertambangan dan pertanian, kehutanan dan
perikanan dapat dilihat dari kontribusi sektor tersebut ke PDRB. Berdasarkan identifikasi
yang dilakukan berikut keunggulan komparatif kedua sektor tersbeut :
a. Kedua sektor potensi daerah tersebut diperkuat dengan persediaan sumber daya alam yang
mencukupi, termasuk perkebunan sebagai sektor andalan
b. Sektor tersebut dianggap mampu menyerap tenaga kerja sehingga Pemerintah pun
berupaya meningkatkan daya dukung peningkatan produksi mulai dari peningkatan sarana
prasarana, meningkatkan upaya kemitraan dengan lembaga masyarakat, lembaga
keuangan, peningkatan tekhnologi untuk pengembangan sektor.
2.d. Strategi yang dilakukan dan dapat dilakukan oleh Pemerintah DErah dalam
rangka mendorong pertumbuhan ekonomi yakni :
- Pengembangan sektor-sektor pengolahan untuk meningkatkan potensi perekonomian
lain
- Meningkatkan pengembangan tekhnologi, riset dan keterampilan tenaga kerja untuk
industry olahan
- Melakuan pemetaan terhadap potensi daerah serta pemerataan potensi berdasarkan
sentra produksi, olahan, pemasaran
- Peningkatan upaya-upaya investasi daerah khususnya pada industry hilir
- Melakukan evaluasi kebijakan upaya peningkatan produksi pada sektor-sektor tersebut
yang memberikan effek lebih besar pada peningkatan pendapatan daerah
Saat ini kebijakan pengembangan perekonomian pada sektor-sektor tersbeut lebih banyak
berfokus pada industri hulu dan intensifikasi pertanian dna perkebunan. Namun skema strategi
Pemerintah dalam meningkatkan daya saing daerah belum tergambar dalam perencanaan
daerah hal ini terbukti dnegan ketidaaan peta potensi daerah, perumusan kebijakan
penganggaran berdasarkan analisis potensi daerah serta program-program strategis masih
banyak teralokasi pada peningkatan infrastruktur dan industri hulu.
DAFTAR PUSTAKA
Paser dalam angka. 2021. Publikasi Data Pembangunan Daerah Kabupaten Paser.
Diskominfostaper Kab. Paser.
https://nswi.bkpm.go.id/tableau/show_eis?app_name=Investasi%20Per%20Kabupaten%20/%
20Kota&content_url=2018_12_DB-Desktop-Apps/DB-per-KABKOT
Haryadi, Harta. 2021. Pengelolaan Sumberdaya Batubara Indonesia dan Prospeknya dalam
Pasar Global dengan Analisis SWOT. Jurnal Tekhnologi Mineral dan Batubara. Volume 17
Nomor 2.
Nur Ferdian dkk. 2021. Analisis Perencanaan Pembangunan Ekonomi Kabupaten Kutai
Kartanegara. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan. Vo. 4 Nomor 5.
Purwaningrum, Hesti. Faktor Eksternal dan Internal dalam Pengembangan Daya Tarik
Wisata Taman Buah Kusuma Agrowisata Kabupaten Batu Malang. Jurnal Pariwisata dan
Budaya.
Rahmawati, Elok dkk. 2022. Analisis Sektor-Sektor Ekonomi Unggulan dan Strategi
Pengembangannya : Study Kasus di Kabupaten Lumajang. Jurnal Ilmiah AKuntansi dan
Keuangan.
Surya, Andi. Faktor-Fator yang Mempengaruhi Pembangunan Sektor Pertanian dan
Implikasinya terhadap Kesejahteraan Petani di Provinsi Lampung.
Sulfian, ST. 2019. Analisis Produk Dometsik Regonal Bruto Kabupaten Paser menurut
Lapangan Usaha Tahun 2019. Dinas Komunikasi, Informasi, Statistik dan Persandian
Kabupaten Paser.