Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ANALISIS WILAYAH

“ANALISIS EKONOMI WILAYAH”

Disusun Oleh :

Kelompok 6

Elza Yulian Saputri


Muhammad Ranto. H
Maria Respiana
Putri Hamidah ( 19045036 )
Resti Ariyani

Dosen Pengampu :
Sri Mariya, S.Pd, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
A. KONSEP DAN PENGERTIAN
Berdasarkan definisinya Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.20/PRT/M/2007
menyatakan bahwa analisis aspek ekonomi wilayah adalah analisa untuk mengenali potensi
lokasi, potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan agar
dengan usaha yang minimum dapat memperoleh hasil optimum yang bertujuan untuk
mencapai pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran dan kesejahteraan bagi seluruh
masyarakat, serta terjadinya investasi dan mobilisasi dana. Penilaian ekonomi bagi
pengembangan wilayah atau kawasan adalah upaya untuk menemukan serta mengenali
potensi dan sektor-sektor yang dapat dipacu serta permasalahan perekonomian, khususnya
untuk penilaian kemungkinan aktivitas ekonomi yang dapat dikembangkan pada wilayah
dan/atau kawasan tersebut. Hal yang mendasar dalam analisis ekonomi pengembangan
wilayah dan/atau kawasan yaitu perlunya mengenali potensi lokasi, potensi sumber daya
alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan, sehingga akan terjadi efisiensi
tindakan.
Dari keterangan tersebut dapat kita ambil kesimpulan bahwa analisis ekonomi wilayah
adalah analisis yang dilakukan terhadap potensi-potensi ekonomi suatu wilayah untuk
mengetahui keunggulan ekonomi wilayah yang dikaji. Analisis ini digunakan sebagai
patokan di wilayah tersebut dalam hal pembangunan dan pengembangan wilayah tersebut.
Dalam analisis ekonomi dilakukan dengan beberapa cara yaitu :
a. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Melalui data PDRB kita dapat mengetahui aktivitas ekonomi suatu wilayah dalam setiap
tahunnya. PDRB digunakan untuk melihat nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh
perekonomian dan perkembangan pendapatan perkapita pada satu tahun atau periode
pada suatu daerah hasil perhitungan (PDRB) yang disajikan atas dasar harga berlaku dan
atas dasar harga konstan. Adapun indicator dalam PDRB ada beberapa aspek, sebagai
berikut :
a) Pertanian, kehutanan, dan perikanan
b) Pertambangan dan penggalian
c) Industri Pengolahan
d) Pengadaan listruk dan gas
e) pengadaan air, pengelolan sampah, limbah dan daur ulang
f) Konstruksi
g) Perdagangan besar dan eceran, repasi mobil dan sepeda motor
h) Transportasi dan pergudangan
i) Penyediaaan akomodasi dan makan minuman
j) Informasi dan komunikasi
k) Jasa keuangan dan asuransi
l) Real Estate
m) Jasa perusahaan
n) Administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib
o) Jasa pendidikan
p) Jasa kesahatan dan kegiatan Sosial
q) Jasa Lainnya

Adapun untuk menghitung PDRB digunakan rumus perhitungan sebagai berikut :

Rumus Laju Pertumbuhan PDRB :

PDRBt −PDRBt −1
X 100 %
PDRBt −1

Ket : PDRBt : PDRB tahun tertentu


PDRBt-1 : PDRB tahun sebelumnya

Kategori Pertumbuhan PDRB :

Jumlah Keterangan
<5% Pertumbuhan Lambat
5–7% Pertumbuhan Sedang
>7% Pertumbuhan Cepat

Contoh perhitungan Laju Pertumbuhan PDRB :

PDRB Kota Batam Atas Dasar Harga


Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Rp
Kategori Lapangan Usaha Juta)
2013 2014 2015
Pertanian, Kehutanan dan 1036826.4 1124313.5 1210296.8
Perikanan

Pertambangan dan 77888.1 84175.5 88561.4


Penggalian
Industri Pengolahan 54811994.2 60332802.5 67730979.9
Pengadaan Listrik dan Gas 1763376.4 1873480.0 2044267.9

Pengadaan Air, Pengelolaan 178296.6 198570.2 219516.2


Sampah. Limbah dan Daur
Ulang

Konstruksi 18089604.1 20394558.4 23429797.3


Perdagangan Besar dan 5535948.0 6372571.2 7332143.5
Eceran, Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor

Transportasi dan 3154374.9 3508500.6 4164321.5


Pergudangan
Penyediaan Akomodasi dan 2039847.5 2340479.3 2683980.2
Makan Minum

Informasi dan Komunikasi 2031712.8 2215312.3 2394333.6

Jasa Keuangan dan Asuransi 3529430.8 3883827.1 4212216.4

Real Estate 1381070.6 1550449.2 1718921.6


Jasa Perusahaan 4511.7 4940.2 5383.1
Administrasi Pemerintahan, 1037839.0 1166098.6 1318248.1
Pertahanan dan Jaminan
Sosial

Jasa Pendidikan 917694.4 992958.1 1098654.9


Jasa Kesehatan dan Kegiatan 683767.0 758532.6 824679.0
Sosial
Jasa Lainnya 386862.4 417956.6 469439.8
PDRB KOTA BATAM 96661045.0 107219525.7 120945741.0

1. Laju Pertumbuhan PDRB 2013

96661045 , 0−83 751 112, 9


X 100 % = 15,4 %
83751 112 , 9
2. Laju Pertumbuhan PDRB 2014

107219525.7−96661045
X 100 %=10 , 9 %
96661045

3. Laju Pertumbuhan PDRB 2015

120945741.0−107219525.7
X 100 %=12 ,8 %
107219525.7

Dari hasil perhitungan laju pertumbuhan PDRB Kota Batam, diketahui bahwa dari tahun
2013- 2015 laju pertumbuhan PDRB nya dikategorikan pertumbuhan cepat.

b. Komoditas unggulan (LQ)


Metode Location Quotient (LQ) bertujuan untuk mengidentifikasi suatu komoditas
unggulan dan metode analisis komoditas yang ada pada suatu wilayah apakah termasuk
ke dalam suatu basis atau non basis. Ini merupakan metode yang membandingkan porsi
lapangan kerja/jumlah produksi/nilai tambah untuk sektor tertentu di suatu wilayah
dibandingkan dengan porsi lapangan kerja/jumlah produksi/nilai tambah untuk sektor
yang sama secara nasional.
Adapun untuk menghitung komoditas unggulan (LQ) digunakan rumus perhitungan
sebagai berikut :

Rumus Perhitungan
Si /¿
LQ=
S/N

Keterangan :
Si = Jumlah komoditas wilayah perekonomian (kecamatan)
Ni = Jumlah komoditas di wilayah yang lebih luas (kabupaten)
S = Jumlah komoditas di wilayah (kecamatan)
N = Jumlah komoditas di wilayah yang lebih luas (kabupaten)

Kategori Komoditas Unggulan (LQ)


• Jika LQ > 1, maka dapat dikategorikan wilayah perencanaan mempunyai spesialisasi
dalam factor tertentu dibandingkan wilayah yang lebih luas. Hasil produksi komoditi
sangat mencukupi kebutuhan dalam daerah dan cenderung diekspor.
• Jika LQ = 1, maka tingkat spesialisasi wilayah perencanaan dalam factor tertentu
sama dengan wilayah yang lebih luas. Hasil produksi komoditi mencukupi kebutuhan
dalam daerah.
• Jika LQ < 1, maka dalam factor tertentu, tingkat spesialisasi wilayah berada di bawah
wilayah yang lebih luas. Wilayah cenderung mengimpor komoditi dari luar daerah
untuk mencukupi kebutuhan di dalam daerah.

Contoh Perhitungan Komoditi Unggulan ( LQ )


Karet
304 560 /1 321 936
LQ= =0.45
30 888/60 843
Kelapa sawit
1 014 386/1 321 936
LQ= =1.55
29 955/60 843

Berdasarkan hasil analisis diperoleh hasil nilai LQ Perkebunan di Kecamatan


Gunung Raya selama 5 tahun yang mempunyai 2 kategori :
1) nilai lebih dari 1 (LQ>1) yaitu Kelapa sawit. Dengan demikian komoditas ini bisa di
ekspor ke wilyah lain.
2) nilai kurang dari 1 (LQ<1) yaitu Karet. Dengan demikian komoditas ini harus
mendapatkan impor dari daerah lain.

c. Analisis Shift Share


Analisis Shift Share adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui proses
pertumbuhan ekonomi suatu daerah dalam kaitannya dengan perekonomian daerah acuan
yaitu daerah yang lebih besar (regional atau nasional). Teknik analisis shift share ini
membagi pertumbuhan sebagai perubahan (G) suatu variabel wilayah, seperti tenaga
kerja, nilai tambah, pendapatan atau output, selama kurun waktu tertentu menjadi
pengaruh : pertumbuhan nasional (N), Proportional Shift (P), dan Differential Shift ( D ).
Analisis Shift Share adalah analisis yang bertujuan untuk menentukan kinerja atau
produktivitas kerja perekonomian daerah dengan membandingkannya dengan daerah
yang lebih besar (regional atau nasional).
Dalam analisis ini diasumsikan bahwa, perubahan tenaga kerja/produksi pada suatu
wilayah antara tahun dasar dengan tahun akhir analisis dibagi menjadi tiga komponen
pertumbuhan, yaitu
Komponen Pertumbuhan
Nasional (PN )

Pertumbuhan
Sektor
Ekonomi

Komponen Komponen
Pertumbuhan Pertumbuhan Pangsa
Proporsional ( PP) Wilayah ( PPW )

(a) National Share / Komponen Pertumbuhan Nasional


Untuk mengetahui pergeseran struktur perekonomian suatu daerah yang dipengaruhi
oleh pergeseran perekonomian nasional. Disingkat N. Adalah perubahan produksi
atau kesempatan kerja suatu wilayah yg disebabkan oleh perubahan produksi ,
kebijakan ekonomi nasional dan kebijakan lain yg mampu mempengaruhi sektor
perekonomian dalam suatu wilayah. Contoh kebijakan dimaksud : kebijakan kurs,
pengendalian inflasi dan masalah pengangguran serta kebijakan dalam perpajakan.
(b) Proportional Shift /Komponen Pertumbuhan Proporsional
Adalah pertumbuhan nilai tambah bruto suatu sektor i dibandingkan total sektor di
tingkat nasional. Disingkat PP. Klasifikasi yang ada dalam komponen ini yaitu :
 PP bernilai positif (KPP > 0) pada wilayah/daerah yang berspesialisasi dalam
sektor yang secara nasional tumbuh cepat.
 PP bernilai negatif (KPP < 0) pada wilayah/daerah yang berspesialisasi dalam
sektor yg secara nasional tumbuh lambat .
(c) Komponen pertumbuhan pangsa wilayah (regional snare growth component).
Merupakan komponen differential shift, sering disebut komponen lokasional atau
regional atau sisa lebihan. Disingkat PPW. PPW adalah perubahan produksi atau
kesempatan kerja suatu wilayah yg disebabkan oleh keunggulan komparatif wilayah
tersebut, dukungan kelembagaan, prasarana sosial ekonomi serta kebijakan lokal di
wilayah tersebut. Klasifikasi yang ada dalam komponen ini yaitu :
 PPW bernilai positif (KPPW > 0) pada sektor yang mempunyai keunggulan
komparatif (comparative advantage) di wilayah /daerah tersebut (disebut juga
sebagai keuntungan lokasional) .
 PPW bernilai negatif (KPPW < 0) pada sektor yang tidak mempunyai keunggulan
komparatif / tidak dapat bersaing.

Rumus Perhitungan :

PE = KPN + KPP + KPPW


= (Yt/Yo – 1) + (Yit / Yio - Yt/Yo) + (yit / yio - Yit/Yio)
= [Ra – 1] + [ Ri - Ra ] + [ri - Ri]
Dimana,
PE = pertumbuhan ekonomi wilayah lokal
Yt = PDRB Nasional/regional, akhir tahun analisis.
Yo = PDRB Nasional/regional, awal tahun analisis.
Yit = PDRB Nasional/regional sektor i, akhir tahun analisis.
Yio = PDRB Nasional/regional sektor i ,awal tahun analisis.
yit = PDRB Lokal sektor i , akhir tahun analisis.
yio = PDRB Lokal sektor i , awal tahun analisis.

Contoh Perhitungan :
Rumus Perhitungan Pergeseran Bersih (PB) :

PB = KPP + KPPW

Dengan Klasifikasi :

 Jika PB ≥ 0 sektor tersebut progresif


 Jika PB < 0  sektor tersebut mundur

Contoh Perhitungan :

d. Pohon Industri
Merupakan informasi berbasis pengetahuan hasil penelusuran informasi yang disusun
untuk memberikan gambaran jenis-jenis produk yang dapat di buat dari suatu komoditas.
Dapat juga diartikan sebagai hasil produk dari suatu komoditas yang disajikan dalam
bentuk bagan, gambar, atau diagram.
Contoh bentuk pohon industry :
B. TATA CARA ANALISIS

PDRB Kabupaten
Laju Pertumbuhan Data yang diperlukan
yang dikaji ( 5
PDRB
tahun )

Data yang diperlukan


Data PDRB Menurut
Analisis Shift Share Lap.Usaha ADHK
Kabupaten dan Kecamatan
yang dikaji ( 5 tahun)

Analisis Ekonomi
Wilayah
Data yang diperlukan

Pohon Industri Komoditas daerah


yang dikaji

Data yang diperlukan Data PDRB


Komoditas Kabupaten dan
Unggulan Wilayah Kecamatan yang
(LQ) dikaji ( 5 tahun)

 Klasifikasi Laju
Pertumbuhan PDRB
 Klasifikasi Hasil Analisis Shift
Share
 Klasifikasi Hasil Perhitungan
LQ
C. DATA YANG DIBUTUHKAN
Dalam melakukan analisis ekonomi wilayah ada beberapa data yang diperlukan, yaitu
sebagai berikut :
a. PDRB Provinsi Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan yang dikaji dalam
rentang waktu 5 tahun.
Contoh :

b. PDRB Kabupaten/ Daerah Yang Lebih Kecil ( Kabupaten) Pada Daerah Yang Dikaji
Contoh :
c. Data Komoditi Yang Ada di Wilayah Tingkat Kabupaten .
Contoh :

d. Potensi wilayah lainnya yang bisa diperoleh dari hasil pengamatan atau sumber lainnya,
seperti potensi kawasan wisata dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA

BPS Kabupaten Bengkulu Tengah Dalam Angka 2021

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum no. 20/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknik Analisis Fisik
Dan Lingkungan, Ekonomi, Serta Sosial Budaya Dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang.

Anda mungkin juga menyukai