Anda di halaman 1dari 18

TUGAS MAKALAH

ANALISIS WILAYAH
“FUNGSI KAWASAN DAN KEMAMPUAN LAHAN”

Disusun Oleh :
Kelompok I
Deti Krisdayanti Gulo 19045005
Md. Navri Zulirfan 19045024
Hasanatul Azra 19045072
Shakira Asharnie 19045101

Dosen Pengampu :
Sri Mariya, S.Pd, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
A. Pengertian Fungsi Kawasan
Undang-undang Republik Indonesia Nomer 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang menyebutkan bahwa: “ Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi
utama lindung atau budidaya”. Dalam kaitannya dengan penataan ruang
berdasarkan fungsi utamanya, wilayah yang ada di permukaan bumi terbagi
menjadi tiga yaitu sebagai berikut, :
1. Kawasan Lindung
UU RI No 26 2007 menyebutkan bahwa kawasan lindung adalah
kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian
lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam dan sumberdaya buatan.
Fungsi utama kawasan lindung adalah sebagai perlindungan system
penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir,
mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut dan memelihara kesuburan
tanah. (Nugrahan, dkk 2006 : 62). Fungsi kawasan lindung selain melindungi
kawasan setempat juga memberikan perlindungan kawasan dibawahnya.
(Departemen Kehutanan, 1997 : 233). Berdasarkan fungsinya tersebut maka
penggunaan lahan yang diperbolehkan adalah pengolahan lahan dengan
tanpa pengolahan (zero tillage) dan dilarang melakukan penebangan vegetasi
hutan. (Nugraha, dkk 2006:69)

2. Kawasan Penyangga
Kawasan penyagga adalah kawasan yang ditetapkan untuk menopang
keberadaan kawasan lindung sehingga fungsi lindungnya tetap terjaga.
(Nugraha, dkk 2006:62). Kawasan penyangga ini merupakan batas antara
kawasan lindung dan kawasan budidaya. Penggunaan lahan yang
diperbolehkan hutan tanaman rakyat atau kebun dengan system wanatani
(agroforestry) dengan pengelolaan lahan sangat minim (minimum tillage)
3. Kawasan Budidaya
Menurut UU No 27 tahun 2007 tentang Penataan Ruang dikatakan bahwa
kawasan budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama
untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam,
sumber daya manusia, dan sumber daya buatan. (Nugraha, dkk 2006: 62).
Kawasan budidaya dibedakan menjadi kawasan budidaya tanaman tahunan
dan kawasan budidaya tanaman semusim
FUNGSI KAWASAN DAN KEMAMPUAN LAHAN

Data Yang Diperlukan

Lereng + Curah Hujan

Overlay

Lereng + Curah
Jenis Tanah
Hujan +

Overlay

Arahan Fungsi Kawasan :

1. Fungsi Kawasan Lindung


2. Fungsi Kawasan Penyangga
3. Fungsi Kawasan Budidaya Semusim
4. Fungsi Kawasan Budidaya Tahunan
FUNGSI KAWASAN DAN KEMAMPUAN LAHAN

Kawasan Kawasan Budidaya


Kawasan Lindung Penyangga

Menurut UU RI No 26 2007 Menurut UU No 27 tahun 2007 tentang Penataan Ruang


Kawasan penyagga adalah kawasan yang
menyebutkan bahwa kawasan lindung ditetapkan untuk menopang keberadaan
dikatakan bahwa kawasan budidaya adalah wilayah yang
adalah kawasan yang ditetapkan dengan kawasan lindung sehingga fungsi ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan
fungsi utama melindungi kelestarian lindungnya tetap terjaga. atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber
lingkungan hidup yang mencakup daya manusia, dan sumber daya buatan.
sumberdaya alam dan sumberdaya
buatan. Satuan lahan dengan jumlah skor
ketiga karakteristik fisiknya antara Kasawan Budidaya Kawasan Budidaya Tanaman
125-174 serta memenuhi kriteria Tanaman Tahunan Semusiman dan Pemukiman
Satuan lahan dengan jumlah skor ketiga umum sebagai berikut:
karakteristik fisiknya sama dengan atau lebih
besar dari 175, atau memenuhi salah satu atau 1. Keadaan fisik satuan
beberapa kriteria sebagari berikut : lahan memungkinkan Satuan lahan dengan jumlah
untuk dilakukan Satuan lahan dengan kriteria
skor ketiga karakteristik
1. Mempunyai kemiringan lereng budidaya saperti dalam penempatan kawasan
fisiknya <124 serta sesuai
lebih > 45% 2. Lokasinya secara budidaya tanaman tahunan serta
untuk dikembangkan usaha
2. Merupakan kawasan yang ekonomis mudah terletak di tanah milik, tanah adat
tani tanaman tahunan. Selain
mempunyai jenis tanah sangat peka dikembangkan sebgai dan tanah negara yang seharusnya
itu areal tersebut harus
terhadap erosi kawasan penyangga dikembangkan usaha tani tanaman
memenuhi kriteria umum
(regosol,litosol,orgosol, dan 3. Tidak merugikan degi- semusim. Selain memenuhi
untuk kawasan penyangga.
renzina) dan mempunyai segi ekologi atau kreteria tersebut diatas,untuk
kemiringan lereng > 15% lingkungan hidup apabila kawasan permukiman harus berada
3. Mempunyai jalur pengaman aliran dikembangkan sebagai pada lahan yang memiliki lereng
sungai sekurang-kurangnya 100 m mikro tidak lebih dari 8%.
di kanan kiri alur sungai
4. Mempunyai pelindung mata air
yaitu 200 m dari pusat mata air
5. Berada pada ketinggian lebih atau
sama dengan 2.000 m diatas
B. Data Yang Dibutuhkan
Metode yang digunakan dalam menentukan fungsi kawasan berdasarkan :
 Surat Keputusan Menteri Pertanian
 Nomor : 837/Kpts/Um/11/1980
 Nomor : 683/Kpts/Um/8/1981
 Keputusan Presiden Nomor: 48/1983
Terdapat tiga faktor yang harus dinilai yaitu :
1. Lereng
Dalam menghitung derajat kemiringan lereng dapat mengunakan rumus :
{ Kemiringan x-y = beda tinggi x-y/jarak di lapangan x 100 }
Sehingga hasil dari perhitungan tersebut dapat kita cocokkan kedalam kelas
lereng.
2. Jenis tanah menurut kepekaannya terhadap erosi
Dapat kita lakukan analisis dengan melihat ciri-ciri dari tanah tersebut selain
itu dapat mendownloadnya di beberapa web terpercaya seperti inageoportal.
3. Curah hujan harian rata-rata
Data yang didapatkan bisa melalui Stasiun BMKG didaerah setempat yang
mengeluarkan data curah hujan selain itu dapat mengolahnya dengan metode
Thiessen, Metode Isoyet dan Metode Aritmatika.

a. Kawasan Lindung
Satuan lahan dengan jumlah skor ketiga karakteristik fisiknya sama dengan atau lebih
besar dari 175, atau memenuhi salah satu atau beberapa kriteria sebagari berikut :
1. Mempunyai kemiringan lereng lebih > 45%
2. Merupakan kawasan yang mempunyai jenis tanah sangat peka terhadap erosi
(regosol,litosol,orgosol, dan renzina) dan mempunyai kemiringan lereng > 15%
3. Mempunyai jalur pengaman aliran sungai sekurang-kurangnya 100 m di kanan kiri
alur sungai
4. Mempunyai pelindung mata air yaitu 200 m dari pusat mata air
5. Berada pada ketinggian lebih atau sama dengan 2.000 m diatas permukaan laut
6. Guna kepentingan khusus dan ditetapkan oleh pemerintah sebagai kawasan lindung

b. Kawasan Penyangga
Satuan lahan dengan jumlah skor ketiga karakteristik fisiknya antara 125-174 serta
memenuhi kriteria umum sebagai berikut:
1. Keadaan fisik satuan lahan memungkinkan untuk dilakukan budidaya
2. Lokasinya secara ekonomis mudah dikembangkan sebgai kawasan penyangga
3. Tidak merugikan degi-segi ekologi atau lingkungan hidup apabila dikembangkan
sebagai kawasan penyangga

c. Kawasan Budidaya Tanaman Tahunan


1) Satuan lahan dengan jumlah skor ketiga karakteristik fisiknya <124 serta sesuai
untuk dikembangkan usaha tani tanaman tahunan.(kayu-kayuan, tanaman
perkebunan dan tanaman industri)
2) Selain itu areal tersebut harus memenuhi kriteria umum untuk kawasan penyangga.

d. Kawasan Budidaya Tanaman Semusim/Setahun


Areal dengan kriteria seperti dalam penempatan kawasan budidaya tanaman tahunan
akan tetapi areal tersebut cocok atau seharusnya dikembangkan usaha tani tanaman
musim/setahun.

e. Kawasan Budidaya Pemukiman (Rural)


Areal yang memenuhi kriteria kawasan budidaya, cocok untuk areal pemukiman serta
secara mikro mempunyai kelerengan 0% - 8%
SKORING

Lindung : >174

Penyangga : 125 – 174

Budidaya semusim : <125 - <8

Budidaya tahunan : <125 – >8%


A. Kemampuan Lahan
Kemampuan lahan adalah penilaian atas kemampuan lahan untuk
penggunaan tertentu yang dinilai dari masing-masing faktor penghambat.
Penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuannya dan tidak dikuti
dengan usaha konservasi tanah yang baik akan mempercepat terjadi erosi.
Apabila tanah sudah tererosi maka produktivitas lahan akan menurun (Arsyad,
2010).
Klasifikasi kemampuan lahan adalah klasifikasi lahan yang dilakukan
dengan metode faktor penghambat. Dengan metode ini setiap kualitas lahan atau
sifat-sifat lahan diurutkan dari yang terbaik sampai yang terburuk atau dari yang
paling kecil hambatan atau ancamanya sampai yang terbesar. Kemudian
disusun tabel kriteria untuk setiap kelas; penghambat yang terkecil untuk kelas
yang terbaik dan berurutan semakin besar hambatan semakin rendah kelasnya
(Endrini, 2015).
Klasifikasi Kelas Kemampuan Lahan

Kelas Klasifikasi
I 1. Topografi hampir datar ≤ 3%
2. Kepekaan erosi sangat rendah sampai rendah
3. Tidak mengalami erosi
4. Mempunyai kedalaman efektif yang dalam
5. Berdrainase baik
6. Mudah diolah
7. Kapasitas menahan air baik
8. Subur atau responsif terhadap pemupukan
9. Tidak terancam banjir
10. Iklim setempat yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman
II 1. Lereng yang landai atau berombak (> 3% - 8%)
2. Kepekaan erosi atau tingkat erosi sedang
3. Kedalaman efektif tanah sedang
4. Struktur tanah dan daya olah agak kurang baik
5. Salinitas sedikit sampai sedang
6. Kadang-kadang terkena banjir yang merusak
7. Kelebihan air dapat diperbaiki dengan drainase
8. Keadaan iklim agak kurang sesuai bagi tanam dan pengolaan
III 1. Lereng yang agak miring atau bergelombang (>8% - 15%)
2. Ancaman erosi agak berat
3. Sering mengalami banjir yang merusak tanaman
4. Lapisan tanah yang berpermeabilitas lambat
5. Kedalamannya dangkal terhadap batuan lapisan padas keras
6. Terlalu basah atau masih terus jenuh air setelah drainase
7. Kapasitas menahan air rendah
8. salinitas sedang
9. hambatan iklim yang agak besar
IV 1. Lereng yang miring atau berbukit
2. Kepekaan erosi yang besar
3. Pengaruh bekas erosi agak berat yang telah terjadi
4. Tanahnya dangkal
5. Kapasitas menahan air yang rendah
6. Sering tergenang yang menimbulkan kerusakan berat pada
tanaman
7. Kelebihan air bebas
8. Salinitas tinggi
9. keadaan iklim yang kurng menguntungkan
V 1.Tidak terancam erosi
2.Topografi datar tetapi tergenang air
3.Berbatu-batu (>90%)
VI 1. Terletak pada lereng agak curam
2. Ancaman erosi berat
3. Telah tererosi berat
4. Mengandung garam laut atau natrium
5. Berbatu-batu
6. Daerah perakaran sangat dangkal
7. Iklim yang tidak sesuai
VII 1. Terletak paa lereng yang sangat curam
2. Telah tererosi sangat berat berupa erosi parit
3. Daerah perakaran sangat dangkal
VIII 1. Terletak pada lereng yang sangat curam
2. Berbatu
3. Kapasitas menahan air sangat rendah
Kriteria klasifikasi kemampuan lahan (Sistem Klasifikasi USDA)

Faktor Kelas Kemampuan lahan


Penghambat / I II III IV V VI VII VIII
Pembatas
Lereng A B C D A E F G
permukaan
Kepekaan erosi KE₁, KE₃ KE₄, KE₆ * * * *
KE₂ KE₅
Tingkat erosi e₀ e₁ e₂ e₃ ** e₄ e₅ *
Kedalaman tanah k₀ k₁ k₂ k₃ * * * *
Tekstur lapisan t₁,t₂,t t₁,t₂,t₃ t₁,t₂,t t₁,t₂,t * t₁,t₂,t t₁,t₂,t t₅
atas ₃ ₃, t₄ ₃, t₄ ₃, t₄ ₃, t₄
Tekstur lapisan sda sda sda sda * sda sda sda
bawah
Permeabilitas P₂,P₃ P₂,P₃ P₂,P₃ P₂,P₃ P₁ * * P₅
Drainase d₁ d₂ d₃ d₄ d₅ ** ** d₀
Kerikil / batuan b₀ b₀ b₁ b₂ b₃ * * b₄
Ancaman banjir O₀ O₁ O₂ O₃ O₄ ** ** *
Garam / salinitas g₀ g₁ g₂ g₃ ** g₃ * *

Keterangan :
(*) = dapat mempunyai sembarang sifat
(**) = tidak berlaku
(***) = umumnya terdapat di daerah beriklim kering
Kriteria faktor penghambat/pembatas klasifikasi kemampuan lahan :
a. Kecuraman lereng
A (l0) = 0 sampai 3% (datar)
B (l1) = 3 sampai 8% (landai atau berombak)
C (l2) = 8 sampai 15% (agak miring atau bergelombang)
D (l3) = 15 sampai 30% ( miring atau berbukit)
E (l4) = 30 sampai 45% (agak curam)
F (l5) = 45 sampai 65% (curam)
G (l6) = lebih dari 65% (sangat curam)

b. Kepekaan erosi tanah (nilai K) (perhitungan pada Lampiran 2)


KE1 = 0,00 sampai 0,10 (sangat rendah)
KE2 = 0,11 sampai 0,20 (rendah)
KE3 = 0,21 sampai 0,32 (sedang)
KE4 = 0,33 sampai 0,43 (agak tinggi)
KE5 = 0,44 sampai 0,55 (tinggi)
KE6 = 0,56 sampai 0,64 (sangat tinggi)

c. Kerusakan erosi yang telah terjadi


e0 = tidak ada erosi
e1 = ringan : kurang dari 25% lapisan atas hilang
e2 = sedang : 25 sampai 75% lapisan atas hilang
e3 = agak berat : lebih dari 75% lapisan atas sampai kurang dari 25% lapisan
bawah hilang
e4 = berat : lebih dari 25% lapisan bawah hilang
e5 = sangat berat : erosi parit

d. Kedalaman Tanah
k0 = lebih dari 90 cm (dalam)
k1 = 90 sampai 50 cm (sedang)
k2 = 50 sampai 25 cm (dangkal)
k3 = kurang dari 25 cm (sangat dangkal)

e. Tekstur Tanah (Hasil analisis laboratorium didasarkan Segitiga tektur tanah


USDA)
t1 = tanah bertekstur halus, meliputi tekstur liat berpasir, liat berdebudan liat.
t2 = tanah bertekstur agak halus, meliputi tekstur lempung liat berpasir, lempung
berliat dan lempung berliat berdebu.
t3 = tanah bertekstur sedang, meliputi tekstur lempung, lempung berdebu dan
debu.
t4 = tanah bertekstur agak kasar, meliputi lempung berpasir, lempung berpasir
halus dan lempung berpasir sangat halus.
t5 = tanah bertekstur kasar, meliputi tekstur pasir berlempung dan pasir.
t3 = tanah bertekstur sedang, meliputi tekstur lempung, lempung berdebu dan
debu.
t4 = tanah bertekstur agak kasar, meliputi lempung berpasir, lempung berpasir
halus dan lempung berpasir sangat halus.
t5 = tanah bertekstur kasar, meliputi tekstur pasir berlempung dan pasir.

f. Permeabilitas
P1 = lambat : kurang 0,5 cm/jam
P2 = agak lambat : 0,5 – 2,0 cm/jam
P3 = sedang : 2,0 – 6,25 cm/jam
P4 = agak cepat : 6,25 – 12,5 cm/jam
P5 = cepat : lebih dari 12,5 cm/jam

g. Drainase
d0 = berlebihan (excessively drained), air lebih segera keluar dari tanah dan
sangat sedikit air yang tahan oleh tanah sehingga tanaman akan segera
mengalami kekuranganair.
d1 = baik : tanah mempunyai peredaran udara yang baik.
Seluruh profil tanah dari atas sampai ke bawah (150cm) berwarna terang yang
seragam dan tidak terdapat bercak-bercak berwarna terang yang seragam dan
tidak terdapat bercak-bercak kuning, coklat atau kelabu.
d2 = agak baik : tanah mepunyai peredaran udara baik di daerah perakaran.
Tidak terdapat bercak-bercak berwarna kuning, coklat atau kelabu pada lapisan
atas
bagian atas lapisan bawah sampai sekitar 60 cm dari permukaan tanah).
d3 = agak buruk : lapisan atas tanah mempunyai peredaran udara baik; tidak
terdapat bercak-bercak berwarna kuning, kelabu atau coklat. Bercak-bercak
terdapat pada seluruh lapisan bagian bawah (sekitar 40 cm dari permukaan
tanah).
d4 = buruk : bagian bawah lapisan atas (dekat permukaan) terdapat warna atau
bercak-bercak berwarna kelabu, coklat dan kekuning.
d5 = sangat buruk : seluruh lapisan sampai permukaan tanah berwarna kelabu
dan tanah lapisan bawah berwarna kelabu atau terdapat bercak-bercak berwarna
kebiruan, atau terdapat air yang menggenang dipermukaan tanah dalam waktu
yang lama sehingga menghambat pertumbuhan tanaman.
Faktor-faktor Khusus :

h. Kerikil
b0 = tidak ada atau sedikit : 0 sampai 15% volume tanah.
b1 = sedang : 15 sampai 50% volume tanah; pengolahan tanah mulai agak sulit
pertumbuhan tanaman agak terganggu.
b2 = banyak : 50% sampai 90% volume tanah.
b3 = sangat banyak : lebih dari 90% volume tanah.

i. Batuan Kecil
b0 = tidak ada atau sedikit : 0 sampai 15% volume tanah.
b1 = sedang : 15% sampai 50% volume tanah; pengolahan tanah mulai agak
sulit dan pertumbuhan tanaman agak terganggu.
b2 = banyak : 50 sampai 90% volume tanah; pengolahan tanah sangat sulit dan
pertumbuhan tanaman terganggu.
b3 = sangat banyak : lebih dari 90% volume tanah; pengolahan tanah tidak
mungkin dilakukan dan pertumbuhan tanaman terganggu.

j. Batuan lepas
b0 = tidak ada : kurang dari 0,01% luas areal.
b1 = sedikit : 0,01% sampai 3% permukaan tanah tertutup; pengolahan tanah
dengan agak terganggu tetapi tidak mengganggu pertumbuhan tanaman.
b2 = sedang : 3% sampai 15% permukaan tanah tertutup; pengolahan tanah
mulai agak sulit dan luas areal produktif berkurang.
b3 = banyak : 15% sampai 90% permukaan tanah tertutup;
pengolahan tanah dan penanaman menjadi sangat sulit.
b4 = sangat banyak : lebih dari 90% permukaan tanah tertutup; tanahsama sekali
tidak dapat digunakan untuk produksi pertanian.

k. Batuan Tersingkap (rock)


b0 = tidak ada : kurang dari 2% permukaan tanah tertutup.
b1 = sedikit : 15% sampai 90% permukaan tanah tertutup;
pengolahantanah dan penanaman agak terganggu.
b2 = sedang : 10% sampai 50% permukaan tanah tertutup;
pengolahan tanah dan penanaman terganggu.
b3 = banyak : 50% sampai 90% permukaan tanah tertutup;
pengolahan tanah dan penanaman sangat terganggu.
b4 = sangat banyak : lebih dari 90% permukaan tanah
tertutup; tanah sama sekali tidak dapat digarap.

l. Ancaman Banjir/Genangan
O0 = tidak pernah : dalam periode satu tahun tanah tidak pernah tertutup banjir
untuk waktu lebih dari 24 jam.
O1 = kadang-kadang : banjir yang menutupi tanah lebih dari 24 jam terjadinya
tidak teratur dalam periode kurang dari satu bulan.
O2 = selama waktu satu bulan dalam setahun tanah secara teratur tertutup banjir
untuk jangka waktu lebih dari 24 jam.
O3 = selama waktu 2 sampai 5 bulan dalam setahun, secara teratur selaludi
landa banjir yang lamanya lebih dari 24 jam.
O4 = selama waktu 6 bulan atau lebih tanah selalu dilanda banjir secara teratur
yang lamanya lebih dari 24 jam.
m. Salinitas
go = bebas = 0 sampai 0,15% garam larut ; 0 sampai 4 (EC x 103) mmhosper cm
pada suhu 250C)
go1 = terpengaruh sedikit = 0,15 sampai 0,3% garam laut; 4 sampai 8 (EC x
103) mmhos/cm pada suhu 25%C.
go2 = terpengaruh sedang = 0,35 sedang 0,65% garam larut; 8 sampai 15 (EC x
103)
go3 = terpengaruh hebat = lebih dari 0,65% garam larut; lebih dari 15 (ECx
103)mmhos/cm pada suhu 250C

DAFTAR PUSTAKA

Misa, D. P., Moniaga, I. L., & Lahamendu, V. (2018). Penggunaan Lahan Kawasan
Perkotaan berdasarkan Fungsi Kawasan. Spasial, 5(2), 171-178.
Nugraha, S. (2008). Kesesuaian Fungsi Kawasan Dengan Pemanfaatan Lahan di Daerah
Aliran Sungai Samin Tahun 2007. MIIPS, 8(2).
Ritung, Sofyan.,Wahyunto.,Agus, Fahmuddin.,Hidayat, Hapid.,(2007), Panduan
Evaluasi Kesesuian Lahan dengan Contoh Arahan Penggunaan Lahan,
Kabupaten Aceh Barat, Badan Penelitian Tanah dan Agroferestry Center
Simanungkalit, N. M. (2011). Evaluasi Kemampuan Lahan dan Penggunaan Lahan
Pertanian Di Sub DAS Gotigoti Daerah Aliran Sungai Batangtoru Kabupaten
Tapanuli Utara. Jurnal Geografi, 3(1), 1-16.
SK Menteri Kehutanan No. 20/Kpts-II/2001 (Dokumen Standar dan Kriteria RHL)
SK Menteri Pertanian No. 837/Kpts/Um/11/1980 dan 683/Kpts/Um/8/1981 tentang
kriteria dan tatacara penetapan hutan lindung dan hutan produksi.

Anda mungkin juga menyukai